Professional Documents
Culture Documents
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/281003317
CITATIONS READS
0 1,346
3 authors, including:
Arum Siwiendrayanti
Universitas Negeri Semarang
20 PUBLICATIONS 4 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Arum Siwiendrayanti on 16 August 2015.
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of study was to describe the handler hygiene, depot physical conditions, depot equipment
conditions, the bacteriological quality of refill drinking water, and the role of the health centers. This study used
descriptive quantitative methods. The population was depot around Semarang State University. The sample
was 12 depots. The instrument used questionnaire, interview, and check list. The data were gathered using
interview technique observation, documentation. The results showed physical condition qualifies 8 depots
(66.7%), were not eligible 4 depots (33.3%), equipment condition qualifies 11 depots (91.7%), were not eligible
1 depot (8.3 %), good hygiene handlers 1 respondent (8.3%), poor hygiene handlers 11 respondents (91.7%),
eligible bacteriological quality was 10 depot (83.3%), were not eligible 2 depots (16.7%), health centers has
never been on training hygiene handlers, but doing inspection every year with a sample system. Suggestions for
depot owners is periodically check the water quality. The owner is expected to provide work clothes and checked
employee health periodically. For health centers expected to improve supervision of depot producer.
8
Suci Wulandari / Unnes Journal of Public Health 4 (3) (2015)
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya mutlak yang mengelola air minum untuk keperluan
harus ada bagi kehidupan. Hal ini dibuktikan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak
dengan keberadaan air dalam tubuh organisme. dikemas.
Tubuh manusia kurang lebih 70% terdiri atas Berdasarkan hasil penelitian Athena dkk
air, karena air merupakan pelarut universal (2004) menyatakan bahwa dari 38 DAM di
(Soemirat J, 2011:96). Tubuh manusia sebagian daerah Jakarta, Tangerang dan Bekasi yang
terdiri dari air, menurut penelitian kira-kira 60- diteliti ternyata terdapat 28,9% sampel air
70% dari berat badannya. Untuk kelangsungan minum isi ulang yang tercemar oleh bakteri
hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air Coliform dan 18,4% tercemar oleh E. coli. Selain
yang jumlahnya antara lain tergantung berat itu, pada penelitian Rido dkk (2012)
badan. Untuk orang dewasa kira-kira menyatakan lima dari sembilan sampel
memerlukan air 2.200 gram setiap hari (Asmadi mengandung bakteri Coliform dan tiga dari lima
dkk, 2011:7). Air merupakan sumber daya yang sampel tersebut juga mengandung E. coli. Hal ini
terbatas, konsumsi air telah meningkat dua kali menunjukkan bahwa 55,6% depot air minum di
lipat dalam 50 tahun terakhir dan kita gagal Kecamatan Bungus menghasilkan air minum
mencegah terjadinya penurunan mutu air. yang kualitasnya tidak memenuhi persyaratan
Dewasa ini 1,8 milyar penduduk dunia tidak mikrobiologi yang telah ditetapkan pemerintah.
mempunyai akses ke air bersih (Asmadi dkk, Kualitas air produksi Depot Air Minum akhir-
2011:4). akhir ini ditengarai semakin menurun, dengan
Pada skala nasional ketersediaan air permasalahan secara umum antara lain pada
bersih, hingga kini baru mencapai sekitar 60%. peralatan DAM yang tidak dilengkapi alat
Artinya masih ada 40% atau sekitar 90 jutaan sterilisasi, atau mempunyai daya bunuh rendah
rakyat Indonesia terpaksa mempergunakan air terhadap bakteri, atau pengusaha belum
yang tak layak secara kesehatan untuk mengetahui peralatan DAM yang baik dan cara
kehidupan sehari-hari (Asmadi dkk, 2011:4). pemeliharaannnya.
Perusahaan penyedia air bersih PAM Diare adalah salah satu penyakit yang
(Perusahaan Air Minum) atau PDAM disebabkan oleh bakteri golongan coliform, hal
(Perusahaan Daerah Air Minum) hanya mampu ini disebabkan oleh sanitasi lingkungan dan
memasok kebutuhan di kota-kota saja dengan higiene perorangan yang kotor (Badan POM RI,
kuantitas yang juga masih kecil. Akibatnya, 2003:6). WHO (2005: 2) melaporkan bahwa
sebagian besar masyarakat yang tidak sekitar 70% kasus diare yang terjadi di negara
terjangkau oleh pelayanan air bersih umumnya berkembang disebabkan oleh kontaminasi.
menggunakan air tanah atau air permukaan Kontaminasi silang dapat disebabkan
untuk keperluan hidupnya sehari-hari. penggunaan air, sarana, wadah, alat pengolahan
Data persentase keluarga berdasarkan yang tercemar, serta penjamah yang tidak
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menjaga kebersihan diri (Hariyadi P dan Ratih
yang memiliki akses air bersih di Jawa Tengah DH, 2009:25).
tahun 2008 menunjukkan bahwa masyarakat Dari data yang diperoleh Dinas
paling banyak memanfaatkan sumur gali Kesehatan Kota Semarang dapat dilihat bahwa
sebagai sumber air bersih (52,33%), disamping kejadian diare pada tahun 2007 terdapat 27.368
memanfaatkan ledeng, SPT, PAH, air kemasan, penderita diare, tahun 2008 terdapat 7.730
dan sumber. Untuk memenuhi kebutuhan air penderita diare, tahun 2009 terdapat 17.791
minum saat ini masyarakat banyak penderita diare, tahun 2010 terdapat 22.966
mengkonsumsi air minum isi ulang yang penderita diare dan tahun 2011 terdapat 48.051
tersedia di depot-depot air minum isi ulang. penderita diare.
Depot air minum adalah badan usaha yang
9
Suci Wulandari / Unnes Journal of Public Health 4 (3) (2015)
Universitas Negeri Semarang berada pada keberadaan bakteri E. coli dan Coliform yang
wilayah kerja Puskesmas Sekaran. Berdasarkan diketahui dengan menggunakan pemeriksaan uji
data yang didapatkan dari Puskesmas Sekaran laboratorium. Data sekunder adalah data yang
dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 diperoleh dari pihak lain , tidak langsung
terdapat 283 kasus diare. Dari data kunjungan diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitian
pasien di Pusat Layanan Kesehatan UNNES (Azwar S, 2012:91). Pada penelitian ini data
dari bulan Agustus 2012 sampai Juli 2013 sekunder diperoleh dari puskesmas, pusat
diketahui bahwa terdapat 214 pasien yang layanan kesehatan Universitas negeri Semarang,
terkena penyakit diare. dan jurnal-jurnal penelitian yang mendukung.
Mahasiswa dan masyarakat di sekitar Teknik pengambilan data menggunakan
Universitas Negeri Semarang saat ini sebagian wawancara dan observasi, sedangkan instrumen
besar menggunakan air minum isi ulang untuk yang digunakan yaitu panduan wawancara,
dikonsumsi, ini dikarenakan air tidak perlu kuesioner, check list. Langkah pengolahan data
dimasak, harganya murah, tidak perlu membeli pada penelitian adalah editing, coding, dan entry.
langsung ke depot karena ada layanan antar. Setelah semua data terkumpul, maka langkah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis
higiene dan sanitasi serta kualitas Bakteriologis data dalam penelitian ini adalah analisis
pada depot air minum isi ulang di sekitar univariat. Analisis univariat dilakukan terhadap
Universitas Negeri Semarang. tiap variabel dari hasil penelitian dengan
menggunakan distribusi frekuensi untuk
METODE mengetahui gambaran terhadap variabel yang
diteliti, yang disajikan dalam bentuk tabel dan
Penelitian menggunakan metode narasi.
penelitian deskriptif kuantitatif mengenai
fenomena yang ditemukan baik yang berupa HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor maupun efek atau hasil. Dengan
demikian akan terlihat gambaran higiene dan Penelitian ini dilakukan di sekitar
sanitasi depot dan juga kualitas bakteriologis Universitas Negeri Semarang yang berada di
secara keseluruhan pada 12 depot yang ada di kelurahan Sekaran kecamatan Gunungpati.
sekitar Universitas Negeri Semarang. Populasi Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 7
pada penelitian adalah seluruh depot air minum hari dimulai pada hari Selasa 26 November
isi ulang mineral di sekitar Universitas Negeri 2013 sampai dengan 3 Desember 2013.
Semarang sebanyak 12 depot. Sampel yang Penelitian lebih banyak dilakukan pada pagi
digunakan dalam penelitian adalah total hari, hal ini dikarenakan pada pagi hari
populasi yaitu 12 depot air minum isi ulang. Di karyawan depot belum terlalu banyak
dalam penelitian ini responden terbagi 3 yaitu pekerjaan.
pemilik depot, karyawan depot dan juga petugas Responden dalam penelitian ini adalah
puskesmas. pemilik dan juga karyawan di 12 depot yang ada
Sumber data dalam penelitian ini berupa disekitar Universitas Negeri Semarang. Namun
data primer dan data sekunder. Data primer ada beberapa depot yang tidak memiliki
adalah data yang yang diperoleh langsung dari karyawan sehingga yang menjalankan usaha
subyek penelitian dengan menggunakan alat adalah pemilik sendiri. Data primer
pengukuran atau alat pengumpulan data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
langsung pada subyek sebagai sumber informasi dan check list. Hal ini bertujuan untuk
yang di cari (Azwar S, 2012:91). Data mengenai mengetahui kondisi fisik depot, kondisi
higiene penjamah dan sanitasi depot diperoleh peralatan, kondisi personal higiene penjamah
dari observasi dan wawancara langsung kepada dan juga bagaimana kondisi higiene dan sanitasi
responden. Sedangkan data mengenai depot.
10
Suci Wulandari / Unnes Journal of Public Health 4 (3) (2015)
11
Suci Wulandari / Unnes Journal of Public Health 4 (3) (2015)
ventilasi, tidak ada langit-langit, tidak ada ruang Kondisi Peralatan Depot
khusus untuk pengolahan,penyimpanan dan
penyediaan tidak terdapat sekat, tidak terdapat Kondisi peralatan depot menggambarkan
tempat sampah yang ada tutupnya. Kondisi fisik bagaimana keadaan fisik dan perawatan pada
depot pada dasarnya telah diatur dalam peralatan yang digunakan. Dimulai dari tandon,
Keputusan Menteri dan Perdagangan RI nomor filter yang digunakan dan juga desinfektan yang
651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan dipakai di depot.
Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya. Dari hasil penelitian dapat dilihat
Dari hasil observasi pada depot-depot bahwa kondisi peralatan depot sudah baik.
dapat diketahui bahwa lantai depot becek yang Namun dalam penggunaannya belum
bisa menjadikan lantai menjadi licin. Harusnya dimaksimalkan. Masih ada depot yang
lantai selalu dibersihkan, karena dalam keadaan menyalakan lampu ultraviolet hanya saat
becek dan licin dapat beresiko menimbulkan pengisian galon. Berdasarkan hasil penelitian
kecelakaan kerja. Pada beberapa depot terdapat dapat dilihat bahwa terdapat 11 depot (91,7%)
dinding yang kotor karena tidak terbuat dari memenuhi syarat dan 1 depot (8,3%) tidak
bahan yang mudah dibersihkan. Bahan yang memenuhi syarat kondisi peralatan depot yang
mudah dibersihkan yaitu bahan yang licin baik. Hal ini menggambarkan bahwa depot air
sehingga mudah dibersihkan seperti keramik minum yang ada disekitar Universitas Negeri
sehingga tidak menyerap air. Apabila jenis Semarang sudah memiliki peralatan yang sesuai
dinding susah dibersihkan dapat mengakibatkan dengan yang ditentukan. Peralatan yang
timbulnya lumut. Pada beberapa depot juga digunakan sudah berasal dari bahan yang food
tidak memiliki langit-langit. Bagian atas depot grade, yaitu bahan yang tara pangan seperti
langsung ditutupi atap, sehingga bagian atas stainless steel dan polyvinyl carbonat
akan sulit dibersihkan dan akan menyebabkan (Kepmenperindag RI No:
timbulnya debu (Kepmenperindag RI No: 651/MPP/Kep/10/2004).
651/MPP/Kep/10/2004). Perawatan pada peralatan depot masih
Untuk meminimalkan bau, gas atau uap kurang, seperti mengganti filter, mengganti ozon
berbahaya dalam ruang proses produksi dan UV. Dari wawancara diketahui bahwa filter
diperlukan adanya ventiliasi. Pengecekan yang digunakan oleh pengusaha depot tidak ada
terhadap ventiliasi harus rutin dilakukan agar waktu tertentu untuk menggantinya. Filter harus
tidak terdapat debu dan selalu bersih. Namun diganti minimal 3 bulan sekali. Namun apabila
hampir semua depot tidak mempunyai ventilasi sebelum 3 bulan kualitas air yang dihasilkan
dan hanya mengandalkan pintu untuk keluar sudah tidak bagus harus segera diganti. Dalam
masuknya udara (Kepmenperindag RI No: penggunaan alat desinfeksi seperti lampu
651/MPP/Kep/10/2004). ultraviolet, masih ada depot yang hanya
Pada semua depot yang diobservasi, tidak menghidupkan lampu pada saat pengisian.
ada yang memiliki ruang khusus pengolahan air Seharusnya lampu ultraviolet tersebut
minum ini dikarenakan pengusaha depot hanya dinyalakan saat depot mulai beroperasi sampai
menyediakan ruangan yang cukup kecil sebagai tutup, baru setelah itu dimatikan
tempat pengolahan air. Semua proses dilakukan (Kepmenperindag RI No:
didalam satu tempat, pengisian air baku, 651/MPP/Kep/10/2004).
pembilasan botol, pengisian galon, hingga Semua depot yang diobservasi memiliki
penyimpanan air minum. Dan tidak hanya itu, tempat untuk pencucian galon. Namun dalam
selain menyimpan air minum ada juga depot prakteknya, mereka sering tidak mencuci galon.
yang menyimpan tabung gas elpiji ditempat Apabila mereka tidak melihat adanya lumut
yang sama. Hal ini dapat menyebabkan didalam galon, maka mereka hanya membilas
kontaminasi terhadap air minum. dan tidak mencuci galon tersebut secara benar.
12
Suci Wulandari / Unnes Journal of Public Health 4 (3) (2015)
13
Suci Wulandari / Unnes Journal of Public Health 4 (3) (2015)
14
Suci Wulandari / Unnes Journal of Public Health 4 (3) (2015)
Ucapan terima kasih kami tunjukkan Purnawijayanti, H, 2001, Sanitasi, Higiene dan
kepada Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan,
Bapak Dr. H. Harry Pramono, M.Si, Ketua Kanisius, Yogyakarta.
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Ibu Dr. dr.
Oktio Woro KH, M.Kes, Dosen Pembimbing I Hariyadi, P dan Ratih DH, 2009, Petunjuk Sederhana
Ibu Arum Siwiendrayanti S.KM,M.kes, Dosen Memproduksi Pangan yang Aman, Dian Rakyat,
Pembimbing II Ibu dr. Anik Setyo Jakarta.
Wahyuningsih, Dosen Penguji Skripsi Bapak
Soemirat, J, 2011, Kesehatan Lingkungan, Gajahmada
Eram Tunggul P S.KM,M.Kes , Keluarga, serta
University, Yogyakarta.
Teman-teman yang telah memberi bantuan dan
motivasi dalam penyelesaian penelitian ini.
15