You are on page 1of 11

1

EFEKTIFITAS MOBILISASI DINI TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA


PASIEN STROKE DI RUANG TERATAI RSUD Dr. H. KOESNADI
BONDOWOSO

Diah Puspitasari1, Mohammad Ali Hamid2, Sofia Rhosma Dewi3


S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
dilova.dp@gmail.com

Abstract
Introduction: Stroke is brain disfunction that happened fast and more than 24 hours.
There is a disturbance on blood supplying into the brain. The common problem of
stroke patient is the muscle weaknesses (Hemiparese). Early mobilization with Range
of motion training is a training to increase muscle strength on the stroke patient who
has Hemiparese. This research aimed to analyze the effectiveness of early
mobilization to muscle strength on the stroke patient.
Method: This research used Pre-experimental research design with one group
pretest-posttest design. The research was conducted on May - June with 13
respondents. It use consecutive sampling. The research used manual muscle testing
(MMT) as an instrument.
Result: The results showed that the average of muscle strength was 13.62 before got
early mobilization. The average of muscle strength was 20.92 after got early
mobilization. The increasing average of muscle strengths was 7.308.
Discuss: According to statistic test result used paired t-test showed early
mobilization has effectiveness to muscle strength on the patient of stroke in Teratai
ward RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso to p value= 0.000; = 0.05. So, early
mobilization with range of motion training should be done by giving a treatment to
the patient of stroke.

Key words : Early Mobilization; Muscle Strength; Stroke.


Bibliographi : 23 (2000-2013)
2

Abstrak
Introduksi: Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat dan
berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah ke otak. Masalah umum
yang dialami oleh pasien stroke adalah kelemahan otot (hemiparese). Mobilisasi dini
dengan latihan Range Of Motion adalah suatu latihan yang dilakukan untuk
meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke yang mengalami hemiparese.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas mobilisasi dini terhadap
kekuatan otot pada pasien stroke.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-eksperimental dengan
rancangan one group pretest-postest design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Mei sampai dengan Juni dengan jumlah sampel sebanyak 13 responden. Teknik
sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Pada penelitian ini
menggunakan Manual Muscle testing (MMT) sebagai alat ukur.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan otot sebelum
dilakukan mobilisasi dini yaitu sebesar 13,62. Rata-rata kekuatan otot setelah
dilakukan mobilisasi dini yaitu sebesar 20,92. Rata-rata peningkatkan kekuatan otot
sebesar 7,308.
Diskusi: Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Paired t-test menunjukkan
mobilisasi dini efektif terhadap kekuatan otot pada pasien stroke di ruang Teratai
RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso dengan p value = 0,000; = 0,05. Oleh karena itu
mobilisasi dini dengan latihan Range Of Motion hendaknya dilakukan dalam
memberikan perawatan pada pasien stroke.

Kata Kunci : Mobilisasi Dini; Kekuatan Otot; Stroke


Daftar Pustaka : 23 (2000-2013)

LATAR BELAKANG dengan kecacatan karena stroke. Di

Stroke adalah penyebab kematian Asia khususnya di Indonesia, setiap

kedua di dunia dengan kematian lebih tahun diperkirakan 500.000 orang

dari 5,1 juta orang. Angka kematian mengalami stroke. Bahkan, menurut

pada laki-laki dan perempuan relatif survei tahun 2004 stroke merupakan

sama, tetapi angka kematian di negara- pembunuh nomor satu di RS

negara miskin dan berkembang jauh pemerintah di seluruh penjuru

lebih besar daripada angka kematian Indonesia. Diperkirakan ada 500.000

akibat stroke di negara-negara maju. penduduk yang terkena stroke. Dari

Pada 2020 mendatang, diperkirakan jumlah tersebut, sepertiga lainnya

7,6 juta orang akan meninggal dunia mengalami gangguan fungsional

karena stroke (Saraswati, 2009). ringan sampai sedang dan sepertiga


sisanya mengalami gangguan
Data menunjukkan setiap tahunnya fungsional berat yang mengharuskan
stroke menyerang sekitar 15 juta orang penderita terus-menerus dikasur
di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, (Auryn, 2008). Berdasarkan studi
lebih kurang 5 juta orang pernah pendahuluan yang telah dilakukan
mengalami stroke. Sementara di diruang teratai RSUD dr. H. Koesnadi
Inggris terdapat 250.000 orang hidup Bondowoso diperoleh data pasien
3

stroke periode bulan januari sampai mereka dalam masa penyembuhan.


maret 2014 yaitu sebanyak 94 orang Rehabilitasi ini berupa latihan
dengan jumlah laki-laki 39 orang dan melemaskan anggota tubuh yang sudah
perempuan 55 orang. Penderita stroke terbiasa kaku akibat terkena panyakit
iskemik sebanyak 37 orang dan stroke yang mengakibatkan
penderita stroke hemoragik sebanyak kelumpuhan pada sebagian anggota
57 orang. tubuh si penderita yang membuat
anggota tubuh menjadi mati sebagian.
Sebagian besar penderita stroke
Tujuan rehabilitasi bagi penderita
mengalami kelemahan otot atau
stroke adalah untuk membantu para
kelumpuhan, menurut Ginsberg
penderita agar dapat mempelajari
(2008), hal tersebut terjadi karena
kembali keterampilan dan keleluasan
terdapat banyak jaras motorik yang
yang hilang akibat dari stroke yang
turun dari konteks serebri dan batang
selama ini dialami yang menyerang
otak. Akan tetapi, untuk
sebagian otak.
mengklasifikasi gangguan gerakan
volunter maka UMN (Upper Motor Mobilisasi persendian dengan latihan
Neuron) dapat dianggap sama dengan Range Of Motion (ROM) merupakan
neuron yang badan selnya terletak di salah satu bentuk rehabilitasi awal
korteks motorik dan akson-aksonnya pada penderita stroke. Range Of
berjalan dalam traktus kotrtikospinal Motion (ROM) adalah latihan yang
(piramidalis) untuk bersinaps dengan dilakukan untuk mempertahankan atau
sel-sel kornu anterior. Neuron-neuron memperbaiki tingkat kesempurnaan
ini dianggap sebagai substrat anatomis kemampuan menggerakkan persendian
untuk inisiasi gerakan yang terencana, secara normal dan lengkap untuk
terutama gerakan yang halus atau meningkatkan massa otot dan tonus
kompleks. LMN (Lower Motor otot (Potter & Perry, 2005).
Neuron) adalah jaras akhir bersama Melakukan mobilisasi persendian
untuk sistem motorik, yaitu akson- dengan latihan ROM dapat mencegah
akson yang keluar dari sel-sel kornu berbagai komplikasi seperti infeksi
anterior medula spinalis menuju otot saluran perkemihan, pneumonia
volunter. Satu sel kornu anterior dapat aspirasi, nyeri karena tekanan,
mensuplai banyak serabut otot kontraktur, tromboplebitis, dekubitas
membentuk suatu unit motorik. sehingga mobilisasi dini penting
dilakukan secara rutin dan kontinyu.
Wiwit (2010) mengatakan bahwa
Memberikan latihan ROM secara dini
rehabilitasi bagi penderita stroke
dapat meningkatkan kekuatan otot
memang akan sangat dibutuhkan untuk
4

karena dapat menstimulasi motor unit stroke di ruang Teratai RSUD dr. H.
sehingga semakin banyak motor unit Koesnadi Bondowoso.
yang terlibat maka akan terjadi
METODE PENELITIAN
peningkatan kekuatan otot (FKUI,
2000). Tujuan penelitian ini untuk
menganalisa Efektifitas Mobilisasi
Rehabilitasi (fisioterapi) mobilisasi Dini Terhadap Kekuatan Otot Pada
dini dengan memberikan latihan Range Pasien Stroke Di Ruang Teratai RSUD
Of Motion (ROM) kecacatan akibat dr. H. Koesnadi Bondowoso. Desain
stroke diharapkan hanya menimbulkan penelitian yang digunakan dalam
kerugian yang relatif kecil pada penelitian ini adalah pre-experimental
penderitanya. Oleh karena itu peneliti dengan rancangan yang digunakan
tertarik dengan penelitian efektifitas one-group pretest-posttest design.
mobilisasi dini pada pasien stroke di Variable yang diukur adalah kekuatan
ruang teratai RSUD dr.H Koesnadi otot pada pasien stroke.
Bondowoso.
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.
Stroke merupakan keadaan dimana H. Koesnadi Bondowoso pada bulan
seseorang mengalami gangguan Mei-Juni 2014 dengan jumlah sampel
fungsional ringan sampai berat, yang sebanyak 13 orang. Pemilihan sampel
mengharuskan penderita terus-menerus menggunakan teknik consecutive
berada di tempat tidur. Gejala yang sampling. Pengambilan sampel
umum terjadi dimasyarakat yaitu rasa sesuai dengan kriteria yang
lemas mendadak pada lengan, tungkai diinginkan peneliti. Etika penelitian
kaki, terutama pada sisi tubuh, dengan memberikan informed concent
sehingga mobilisasi dini dengan pada partisipan dengan menerapkan
latihan Range Of Motion (ROM) pada prinsip confidentially, anonymity serta
pasien stroke sangat dibutuhkan dalam informenconsent.
masa penyembuhan untuk
meningkatkan kekuatan otot pada Responden yang mengalami

penderita stroke yang mengalami hemiparese diberikan latihan Range Of

kelemahan satu sisi anggota gerak Motion (ROM) pasif oleh peneliti.

tubuh (hemiparese). ROM dilakukan satu kali sehari


selama 5 hari sebanyak 10 kali untuk
Tujuan penelitian ini adalah untuk setiap gerakan. Observasi dilakukan
mengetahui efektifitas mobilisasi dini sebanyak dua kali yaitu sebelum
terhadap kekuatan otot pada pasien perlakuan (pretest) dan sesudah
5

perlakuan (posttest) selama waktu Analisa data yang digunakan dalam


yang telah ditentukan. penelitian ini adalah uji paired t-test
dengan tingkat signifikan a = 0,05.
Data dikumpulkan dengan observasi
menggunakan skala kekuatan otot.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1.1 Efektifitas Mobilisasi Dini Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Di
Ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso (Mei-Juni 2014)

No Nama Kekuatan Otot Total Std. P


(inisial) Pre Rerata Post Rerata Selisih Deviasi Value
1 Tn. S 21 32
2 Ny. M 13 24
3 Tn. S 13 24
4 Tn. M 18 23
5 Tn. D 7 14
6 Ny. M 7 14
7 Tn. H 10 13,62 15 20,92 7,308 2,428 0,000
8 Ny. S 14 21
9 Ny. F 19 26
10 Ny. S 21 28
11 Tn. A 7 10
12 Tn. S 7 14
13 Tn. S 20 27

Setelah melakukan uji statistik dengan stroke di ruang Teratai RSUD dr. H.
menggunakan uji paired t-test, Koesnadi Bondowoso.
menghasilkan P value = 0,000 < 0,05
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang menunjukkan bahwa ada
rata-rata kekuatan otot sebelum
perbedaan yang signifikan antara
dilakuan mobilisasi dini dengan latihan
kekuatan otot sebelum dilakukan
ROM (Range Of Motion) pada pasien
moblisasi dini dengan latihan ROM
stroke adalah sebesar 13,62 dan rata-
(Range Of Motion) pasif dan sesudah
rata kekuatan otot sesudah dilakuan
dilakukan mobilisasi dini dengan
mobilisasi dini dengan latihan ROM
latihan ROM (Range Of Motion) pasif.
(Range Of Motion) pada pasien stroke
Maka dapat disimpulkan bahwa H1
adalah sebesar 20,92. Sehingga
diterima yaitu Ada peningkatan
diketahui selisih rata-rata antara
kekuatan otot setelah dilakukan
sesudah dan sebelum dilakukan
mobilisasi dini dengan latihan ROM
mobilisasi dini dengan latihan ROM
(Range Of Motion) pasif pada pasien
(Range Of Motion) adalah sebesar
7,308.
6

Kekuatan otot sebelum perlakuan maka semakin besar pula kekuatan


mobilisasi dini dengan latihan ROM yang dihasilkan oleh otot tersebut.
(Range Of Motion).
Faktor resiko penyakit stroke salah
Masalah-masalah yang ditimbulkan satunya adalah usia, semakin tua usia
oleh stroke menurut Irfan (2010) bagi maka resiko terkena stroke pun
kehidupan manusia sangat kompleks. semakin tinggi, Hal ini berkaitan
Adanya gangguan-gangguan fungsi dengan proses degenerasi (penuaan)
vital otak seperti gangguan koordinasi, yang terjadi secara alamiah. Dari
gangguan keseimbangan, gangguan penelitian yang telah dilakukan
kontrol postur, gangguan sensasi, dan mayoritas penderita stroke berada pada
gangguan refleks gerak akan tingkat usia 50 tahun ke atas dengan
menurunkan kemampuan aktivitas jumlah total sebanyak 10 orang (77%).
fungsional individu sehari-hari. Namun tidak menutup kemungkinan
usia produktif juga dapat terserang
Stroke merupakan penyakit motor penyakit stroke, karena pola hidup
neuron atas yang dapat mengakibatkan yang kurang sehat dan tidak seimbang,
kehilangan kontrol volunter terhadap misalnya makan makanan yang banyak
gerakan motorik. Salah satu masalah mengandung lemak yang berlebihan,
umum yang sering dihadapi pasien karena mayoritas warga Bondowoso
stroke berkaitan dengan gerakan gemar mengkonsumsi daging sapi.
motorik adalah hemiparese. Smletzer Stroke bisa juga terjadi karena
& Bare (2008 dalam Cahyanti 2011) kebiasaan merokok pada kebanyakan
mengatakan bahwa hemiparese atau kaum pria.
kelemahan salah satu sisi tubuh adalah
tanda lain yang sering ditemukan pada Kekuatan otot setelah perlakuan
pasien stroke selain hemiplegi. mobilisasi dini dengan latihan ROM
Manifestase dari hemiparese yang (Range Of Motion).
paling umum adalah menurunnya
kekuatan otot. Kekuatan otot sangat Mobilisasi dini dengan latihan ROM
berhubungan dengan sistem (Range Of Motion) merupakan salah
neuromuscular yaitu seberapa besar satu bentuk rehabilitasi awal pada
kemampuan sistem syaraf penderita stroke. ROM (Range Of
mengaktifasi otot untuk melakukan Motion) adalah latihan yang dilakukan
kontraksi. Dengan demikian, semakin untuk mempertahankan atau
banyak serabut otot yang teraktivasi, memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakkan persendian
7

secara normal dan lengkap untuk pasien stroke penanganan yang


meningkatkan massa otot dan tonus terlambat akan mengantarkan pada
otot (Potter & Perry, 2005). kondisi yang parah, seperti
kelumpuhan total, atau bahkan
Menurut Guyton (2007), mekanisme kematian.
kontraksi dapat meningkatkan otot
polos pada ekstremitas. Latihan ROM Efektifitas mobilisasi dini terhadap
(Range Of Motion) pasif dapat kekuatan otot.
menimbulkan rangsangan sehingga
meningkatkan aktivasi dari kimiawi, Kekuatan otot umumnya diperlukan
neuromuskular dan muskular. Otot dalam melakukan aktivitas. Semua
polos pada ekstremitas mengandung gerakan yang dihasilkan oleh
filamen aktin dan myosin yang seseorang merupakan hasil dari
mempunyai sifat kimiawi dan peningkatan tegangan otot sebagai
berintraksi antara satu dan lainnya. respon motorik. Kekuatan otot dapat
Proses interaksi diaktifkan oleh ion digambarkan sebagai kemampuan otot
kalsium, dan adeno triphospat (ATP), menahan beban baik berupa beban
selanjutnya dipecah menjadi adeno eksternal maupun beban internal
difosfat (ADP) untuk memberikan (Irfan, 2010).
energi bagi kontaraksi otot
ekstremitas. Sesuai dengan konsep yang ada, yang
menyatakan bahwa pasien stroke dapat
Peningkatan kekuatan otot dapat pula mengalami hemiparese, yang salah
dipengaruhi oleh frekuensi serangan satunya ditandai oleh menurunya
dan waktu pasien stroke di bawa ke kemampuan motorik pasien stroke
rumah sakit setelah serangan, karena yang dapat diidentifikasi dari
waktu 3-6 jam (golden period) menurunya kekuatan otot pasien.
merupakan waktu yang penting untuk Hemiparese terjadi karena rangsangan
penanganan stroke, karena dalam motorik dari korteks serebri ke cornu
waktu ini terbukti efektif dalam anterior terganggu sehingga
pemulihan fungsi otak dan menyebabkan kerusakan pada fungsi
memperkecil kerusakan neuron setelah UMN (Upper Motor Neuron) dan
stroke akibat penyumbatan pembuluh LMN (Lower Motor Neuron)
darah. Dalam penelitian ini mayoritas sehingga terjadi hambatan impuls
pasien stroke datang ke rumah sakit motorik dari sistem saraf pusat ke otot.
kurang dari 6 jam pasca serangan yaitu
sebanyak 9 orang (69,2%). Pada
8

Rehabilitasi dan latihan ROM (Range otot. Kerja harmonis otot-otot ini
Of Motion) merupakan salah satu disebut koordinasi otot. Setiap kerja
terapi lanjutan pada pasien stroke baru yang melibatkan koordinasi
setelah fase akut telah lewat dan memerlukan waktu dan latihan sampai
memasuki fase penyembuhan. Latihan kombinasi baru gerakan otot tersebut
ini diharapkan bisa menstabilkan dikuasai dan setelah itu, gerakan
neurologis hemodinamik yang dapat tersebut bisa dilakukan.
mempengaruhi neuroplastik sehingga Pada prinsipnya latihan gerakan sendi
memungkinkan perbaikan fungsi merangsang otot saraf untuk
sensorimotorik untuk melakukan menghasilkan kontraksi otot, maka
pemetaan ulang di area otak yang jika dilakukan terus-menerus maka
mengalami kerusakan. Dengan stimuli otot saraf akan terangsang dengan baik
dari latihan ROM (Range Of Motion) walaupun pemulihan kekuatan otot
ini bekuan darah yang menyumbat tidak bisa pulih sempurna seperti
pembuluh darah ke otak bisa terpecah semula sebelum pasien stroke
dan area otak yang mengalami peri- mengalami hemiparese, karena pasien
infark bisa pulih kembali serta stroke tersebut telah mengalami
pemetaan ulang di area otak ini bisa kecacatan otak.
mengembalikan fungsi otak walaupun
tidak kembali secara normal. Dengan Hasil penelitian yang telah dilakukan
serangkaian latihan yang ditingkatkan rata-rata kekuatan otot meningkat satu
diharapkan dapat menghasilkan hasil tingkatan pada setiap artikulasi setelah
yang lebih baik. (Carpenito, 2000). dilakukan mobilisasi dini dengan
latihan gerakan sendi ROM (Range Of
Peningkatan rentang gerak sendi dapat Motion) pasif, namun ada juga dari
mengaktifkan gerak volunter yaitu beberapa pasien pada artikulasi
gerak volunter terjadi adanya transfer tertentu tidak mengalami peningkatan
impuls elektrik dan girus presentralis kekuatan otot, hal ini terjadi bisa saja
ke korda spinalis melalui karena frekuensi serangan yang lebih
nurotransmiter yang mencapai otot dari satu kali, sehingga untuk
dan menstimulasi otot sehingga merehabilitasi pasien stroke dengan
menyebabkan pergerakan (Perry & frekuensi serangan yang berulang lebih
Potter, 2005). sulit, karena kerusakan pada otak lebih
parah dari pada kerusakan otak pada
Otot tidak pernah bekerja sendiri. pasien yang baru pertama kali
Bahkan gerakan paling sederhana mengalami serangan stroke. Namun
sekalipun memerlukan kerja banyak dilihat dari keseluruhan hasil
9

penelitian rata-rata terdapat pasien stroke di ruang teratai RSUD


peningkatan otot. Oleh sebab itu dr. H. Koesnadi Bondowoso.
mobilisasi dini dengan latihan ROM
(Range Of Motion) pasif perlu KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan guna merehabilitasi pasien
stroke yang mengalami hemiparese. Ada peningkatan kekuatan otot yang
signifikan setelah dilakukan mobilisasi
Berdasarkan penelitan yang telah dini dengan latihan ROM (Range Of
dilakukan, menunjukkan bahwa Motion) pasif pada pasien stroke di
setelah dilakukan intervensi berupa ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi
latihan ROM (Range Of Motion) Bondowoso dengan nilai P value =
pasif, terdapat peningkatan kekuatan 0,000. Rata-rata kekuatan otot pada
otot yang signifikan pada pasien pasien stroke sebelum dilakukan
stroke. mobilisasi dini dengan latihan ROM
(Range Of Motion) adalah sebesar
Pada pasien stroke mobilisasi dengan 13,62 dan rata-rata kekuatan otot pada
latihan ROM (Range Of Motion) dapat stroke setelah dilakukan mobilisasi
meningkatkan kekuatan otot, kekuatan dini dengan latihan ROM (Range Of
otot yang baik dapat meningkatkan Motion) adalah sebesar 20,92.
status fungsional pasien stroke.
Peneliti berpendapat peningkatan Tetapi dalam penelitian ini terdapat
kekuatan otot bisa terjadi karena keterbatasan. Pada penelitian ini
kemauan pasien untuk melakukan sampel yang digunakan sebanyak 13
mobilisasi dini dengan latihan gerak orang penderita stroke, dimana sampel
sendi menggunakan ROM (Range Of tersebut belum memenuhi kriteria
Motion) hal ini merangsang otak untuk sampel minimum sebanyak 30 orang.
melakukan gerakan motorik. Pada penelitian ini pengontrolan bias
restriksinya masih kurang terhadap
Berdasarkan uji statistik yang variabel counfoundingnya. Selain itu
dilakukan untuk menentukan Rancangan yang digunakan adalah
efektifitas mobilisasi dini terhadap one-group pretest-posttest design,
kekuatan otot pada pasien stroke dimana desain ini tidak ada kelompok
didapatkan p value 0,000<0,05 yang kontrol sehingga confounding factor
artinya ada pengaruh mobilisasi dini tidak dapat dikendalikan.
dengan latihan ROM (Range Of
Motion) terhadap kekuatan pada Mobilisasi dini dengan latihan ROM
(Range Of Motion) perlu dilakukan
10

secara terprogram baik oleh ahli Diah Puspitasari1Mahasiswa


Program S1
fisioterapi maupun bekerja sama
Fakultas Ilmu
dengan keluarga setelah terlebih Kesehatan
Universitas
dahulu keluarga diajarkan tentang
Muhammadiyah
latihan ROM (Range Of Motion). Jember.
Mohammad Ali Pembimbing I
Selain itu perlu dibuat prosedur tetap
Hamid S.Kep.Ns., Skripsi Program
dan jadwal latihan ROM (Range Of M.Kes2 S1 Fakultas Ilmu
Kesehatan
Motion) secara jelas misalnya dengan
Universitas
frekuensi 2 kali/hari setiap pagi dan Muhammadiyah
Jember.
sore.
Sofia Rhosma Pembimbing II
3
Dewi S.Kep.Ners Skripsi Program
Mobilisasi dini dengan latihan ROM S1 Fakultas Ilmu
Kesehatan
(Range Of Motion) dapat diterapkan Universitas
dengan aman sebagai salah satu terapi Muhammadiyah
Jember.
yang memberikan dampak positif baik
secara fisik maupun psikologis.
DAFTAR PUSTAKA
Latihan ringan seperti latihan ROM
Auryn, Virzara. (2008). Mengenal dan
(Range Of Motion) memiliki beberapa
Memahami Stroke. Jogjakarta:
keuntungan antara lain lebih mudah Katahati.
dipelajari dan diingat oleh pasien dan
mudah diterapkan dengan biaya yang Cahyanti, Yanti. (2011). Perbandingan
Latihan ROM Unilateral dan
murah yang dapat diterapkan oleh Latihan ROM Bilateral Terhadap
keluarga atau penderita stroke di Kekuatan Otot Pasien
rumah. Hemiparese Akibat Stroke
Iskemik Di RSUD Kota
Tasikmalaya dan RSUD Kab.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Ciamis. http://lontar.ui.ac.id,
sebagai data awal sekaligus motivasi diperoleh tanggal 13 Maret 2014.
untuk melakukan penelitian lebih
Carpenito, Lynda Jual. (2000).
lanjut di lingkup keperawatan medikal Nursing Care Plans Dan
bedah, baik di institusi pelayanan Dokumentation. New York:
ISBN
maupun pendidikan, dengan waktu
penelitian yang lebih lama an Ginsberg, Lionel. (2008). Lecture
menghomogenkan variabel Notes: Neurologi. Jakarta:
confoundingnya agar hasil yang Erlangga.

diperoleh benar-benar valid. Irfan, M. (2010). Fisoterapi bagi insan


stroke. Yogyakarta : Graha Ilmu
11

Potter, Patricia A., Perry, Anne


Griffin. (2005). Buku ajar
fundamental keperawatan:
konsep, proses, dan praktik.
Jakarta: EGC

Saraswati, Sylvia. (2009). Diet sehat


untuk penyakit asam urat,
diabetes, hipertensi, dan
stroke. Cetakan I. Jogjakarta:
A+Plus Books.

Wiwit S. (2010). Stroke &


penanganannya: memahami,
mencegah, & mengobati stroke.
Cetakan I. Jogjakarta: Katahati.

You might also like