Professional Documents
Culture Documents
Pendukung 2
Pendukung 2
Abstract
Introduction: Stroke is brain disfunction that happened fast and more than 24 hours.
There is a disturbance on blood supplying into the brain. The common problem of
stroke patient is the muscle weaknesses (Hemiparese). Early mobilization with Range
of motion training is a training to increase muscle strength on the stroke patient who
has Hemiparese. This research aimed to analyze the effectiveness of early
mobilization to muscle strength on the stroke patient.
Method: This research used Pre-experimental research design with one group
pretest-posttest design. The research was conducted on May - June with 13
respondents. It use consecutive sampling. The research used manual muscle testing
(MMT) as an instrument.
Result: The results showed that the average of muscle strength was 13.62 before got
early mobilization. The average of muscle strength was 20.92 after got early
mobilization. The increasing average of muscle strengths was 7.308.
Discuss: According to statistic test result used paired t-test showed early
mobilization has effectiveness to muscle strength on the patient of stroke in Teratai
ward RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso to p value= 0.000; = 0.05. So, early
mobilization with range of motion training should be done by giving a treatment to
the patient of stroke.
Abstrak
Introduksi: Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat dan
berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah ke otak. Masalah umum
yang dialami oleh pasien stroke adalah kelemahan otot (hemiparese). Mobilisasi dini
dengan latihan Range Of Motion adalah suatu latihan yang dilakukan untuk
meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke yang mengalami hemiparese.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas mobilisasi dini terhadap
kekuatan otot pada pasien stroke.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-eksperimental dengan
rancangan one group pretest-postest design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Mei sampai dengan Juni dengan jumlah sampel sebanyak 13 responden. Teknik
sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Pada penelitian ini
menggunakan Manual Muscle testing (MMT) sebagai alat ukur.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kekuatan otot sebelum
dilakukan mobilisasi dini yaitu sebesar 13,62. Rata-rata kekuatan otot setelah
dilakukan mobilisasi dini yaitu sebesar 20,92. Rata-rata peningkatkan kekuatan otot
sebesar 7,308.
Diskusi: Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Paired t-test menunjukkan
mobilisasi dini efektif terhadap kekuatan otot pada pasien stroke di ruang Teratai
RSUD dr. H Koesnadi Bondowoso dengan p value = 0,000; = 0,05. Oleh karena itu
mobilisasi dini dengan latihan Range Of Motion hendaknya dilakukan dalam
memberikan perawatan pada pasien stroke.
dari 5,1 juta orang. Angka kematian mengalami stroke. Bahkan, menurut
pada laki-laki dan perempuan relatif survei tahun 2004 stroke merupakan
karena dapat menstimulasi motor unit stroke di ruang Teratai RSUD dr. H.
sehingga semakin banyak motor unit Koesnadi Bondowoso.
yang terlibat maka akan terjadi
METODE PENELITIAN
peningkatan kekuatan otot (FKUI,
2000). Tujuan penelitian ini untuk
menganalisa Efektifitas Mobilisasi
Rehabilitasi (fisioterapi) mobilisasi Dini Terhadap Kekuatan Otot Pada
dini dengan memberikan latihan Range Pasien Stroke Di Ruang Teratai RSUD
Of Motion (ROM) kecacatan akibat dr. H. Koesnadi Bondowoso. Desain
stroke diharapkan hanya menimbulkan penelitian yang digunakan dalam
kerugian yang relatif kecil pada penelitian ini adalah pre-experimental
penderitanya. Oleh karena itu peneliti dengan rancangan yang digunakan
tertarik dengan penelitian efektifitas one-group pretest-posttest design.
mobilisasi dini pada pasien stroke di Variable yang diukur adalah kekuatan
ruang teratai RSUD dr.H Koesnadi otot pada pasien stroke.
Bondowoso.
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.
Stroke merupakan keadaan dimana H. Koesnadi Bondowoso pada bulan
seseorang mengalami gangguan Mei-Juni 2014 dengan jumlah sampel
fungsional ringan sampai berat, yang sebanyak 13 orang. Pemilihan sampel
mengharuskan penderita terus-menerus menggunakan teknik consecutive
berada di tempat tidur. Gejala yang sampling. Pengambilan sampel
umum terjadi dimasyarakat yaitu rasa sesuai dengan kriteria yang
lemas mendadak pada lengan, tungkai diinginkan peneliti. Etika penelitian
kaki, terutama pada sisi tubuh, dengan memberikan informed concent
sehingga mobilisasi dini dengan pada partisipan dengan menerapkan
latihan Range Of Motion (ROM) pada prinsip confidentially, anonymity serta
pasien stroke sangat dibutuhkan dalam informenconsent.
masa penyembuhan untuk
meningkatkan kekuatan otot pada Responden yang mengalami
kelemahan satu sisi anggota gerak Motion (ROM) pasif oleh peneliti.
Tabel 1.1 Efektifitas Mobilisasi Dini Terhadap Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke Di
Ruang Teratai RSUD dr. H. Koesnadi Bondowoso (Mei-Juni 2014)
Setelah melakukan uji statistik dengan stroke di ruang Teratai RSUD dr. H.
menggunakan uji paired t-test, Koesnadi Bondowoso.
menghasilkan P value = 0,000 < 0,05
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang menunjukkan bahwa ada
rata-rata kekuatan otot sebelum
perbedaan yang signifikan antara
dilakuan mobilisasi dini dengan latihan
kekuatan otot sebelum dilakukan
ROM (Range Of Motion) pada pasien
moblisasi dini dengan latihan ROM
stroke adalah sebesar 13,62 dan rata-
(Range Of Motion) pasif dan sesudah
rata kekuatan otot sesudah dilakuan
dilakukan mobilisasi dini dengan
mobilisasi dini dengan latihan ROM
latihan ROM (Range Of Motion) pasif.
(Range Of Motion) pada pasien stroke
Maka dapat disimpulkan bahwa H1
adalah sebesar 20,92. Sehingga
diterima yaitu Ada peningkatan
diketahui selisih rata-rata antara
kekuatan otot setelah dilakukan
sesudah dan sebelum dilakukan
mobilisasi dini dengan latihan ROM
mobilisasi dini dengan latihan ROM
(Range Of Motion) pasif pada pasien
(Range Of Motion) adalah sebesar
7,308.
6
Rehabilitasi dan latihan ROM (Range otot. Kerja harmonis otot-otot ini
Of Motion) merupakan salah satu disebut koordinasi otot. Setiap kerja
terapi lanjutan pada pasien stroke baru yang melibatkan koordinasi
setelah fase akut telah lewat dan memerlukan waktu dan latihan sampai
memasuki fase penyembuhan. Latihan kombinasi baru gerakan otot tersebut
ini diharapkan bisa menstabilkan dikuasai dan setelah itu, gerakan
neurologis hemodinamik yang dapat tersebut bisa dilakukan.
mempengaruhi neuroplastik sehingga Pada prinsipnya latihan gerakan sendi
memungkinkan perbaikan fungsi merangsang otot saraf untuk
sensorimotorik untuk melakukan menghasilkan kontraksi otot, maka
pemetaan ulang di area otak yang jika dilakukan terus-menerus maka
mengalami kerusakan. Dengan stimuli otot saraf akan terangsang dengan baik
dari latihan ROM (Range Of Motion) walaupun pemulihan kekuatan otot
ini bekuan darah yang menyumbat tidak bisa pulih sempurna seperti
pembuluh darah ke otak bisa terpecah semula sebelum pasien stroke
dan area otak yang mengalami peri- mengalami hemiparese, karena pasien
infark bisa pulih kembali serta stroke tersebut telah mengalami
pemetaan ulang di area otak ini bisa kecacatan otak.
mengembalikan fungsi otak walaupun
tidak kembali secara normal. Dengan Hasil penelitian yang telah dilakukan
serangkaian latihan yang ditingkatkan rata-rata kekuatan otot meningkat satu
diharapkan dapat menghasilkan hasil tingkatan pada setiap artikulasi setelah
yang lebih baik. (Carpenito, 2000). dilakukan mobilisasi dini dengan
latihan gerakan sendi ROM (Range Of
Peningkatan rentang gerak sendi dapat Motion) pasif, namun ada juga dari
mengaktifkan gerak volunter yaitu beberapa pasien pada artikulasi
gerak volunter terjadi adanya transfer tertentu tidak mengalami peningkatan
impuls elektrik dan girus presentralis kekuatan otot, hal ini terjadi bisa saja
ke korda spinalis melalui karena frekuensi serangan yang lebih
nurotransmiter yang mencapai otot dari satu kali, sehingga untuk
dan menstimulasi otot sehingga merehabilitasi pasien stroke dengan
menyebabkan pergerakan (Perry & frekuensi serangan yang berulang lebih
Potter, 2005). sulit, karena kerusakan pada otak lebih
parah dari pada kerusakan otak pada
Otot tidak pernah bekerja sendiri. pasien yang baru pertama kali
Bahkan gerakan paling sederhana mengalami serangan stroke. Namun
sekalipun memerlukan kerja banyak dilihat dari keseluruhan hasil
9