Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
1
KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICEOF MOTHERS TOWARDS
BASIC IMMUNIZATION FULFILLMENTS TO THEIR INFANTS IN
PUSKESMAS BEBANDEMWORK AREA IN 2014
ABSTRACT
Background :Based on survey that has been done in Puskesmas Bebandems area of
work in 2013, with the result of the basic immunization fulfillment in infant did not
reach the initial target. In 2008, a measle outbreak in some toddlers occured in two
villages among Puskesmas Bebandem area of work that involved WHO to help in
controlling the outbreak. The aim of this study is to describe characteristics,
knowledge, attitude, and practice of mothers towards basic immunization fulfillments
to their infants.
Method: The research is using descriptive quantitative cross-sectional. The subjects
of this research are mothers with infant from 0 1 years old who came to 3
Posyandus in Bebandem Village as many as 45 respondents. Data was collected using
a structured questionnaires. Data was analyzed using descriptive method in SPSS.
Result and Discussion : The result from this research is 88,9% mothers showed low
level of basic immunization knowledge, 51,1% mothers showed negatif attitude. And
48,9% mothers showed bad behavior. The result may be related to the lack of
promotional activity about immunization and its benefit from Puskesmas, Posyandu,
or even Pustu. Negatif attitude of the mothers might be related to the low knowledge
about the importance of basic immunization to their infants. The bad practice of the
mothers might be related to the low level of their knowledge and also their negative
attitude.
Conclusion :Based on the results, we can conclude that mothers with infant receiving
basic immunization have low level of knowledge, negatif attitude, and bad practice
towards basic immunization fulfillment.
2
PENDAHULUAN dunia.2Imunisasi di Indonesia
Imunisasi merupakan salah merupakan kebijakan nasional melalui
satu cara yang dilakukan untuk program imunisasi. Program Imunisasi
meningkatkan kekebalan tubuh. dimulai pada tahun 1956 dan pada
Pemberian imunisasi padabalita selain tahun 1990 Indonesia telah mencapai
memberikan pencegahan penyakit, status Universal Child Immunization
jugamemberikan dampak lebih luas (UCI), yang merupakan suatu tahap
seperti mencegah terjadinyapenularan dimana cakupan imunisasi di suatu
yang luas dengan adanya peningkatan tingkat administrasi telah mencapai
imunitas (daya tahan tubuhterhadap 80% atau lebih.3
penyakit tertentu) secara umum di Saat ini Indonesia masih
masyarakat.Wabah penyakit menular memiliki tantangan mewujudkan
dapat meningkatkan angka kematian 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun
bayidan balita. Imunisasi sangat 2014. Program imunisasi diatur oleh
diperlukan untuk mengendalikan Kementerian Kesehatan Republik
penyakit yang dapat dicegah dengan Indonesia, dimana Kementerian
imunisasi (PD3I), seperti Tuberkulosis Kesehatan Republik Indonesia
(TB), difteri, pertusis (penyakit bertanggungjawab untuk menetapkan
pernapasan), campak, tetanus, polio sasaran jumlah penerima imunisasi,
dan hepatitis B.1 kelompok umur serta tatacara
Pada tahun 1974, WHO memberikan vaksin pada sasaran.
mencanangkan Expamded Programme Pelayanan imunisasi dasar/ imunisasi
of Immunization (EPI) atau Program rutin dapat diperoleh pada pusat
Pengembangan Imunisasi pelayanan yang dimiliki oleh
(PPI).Pengembangan pada program ini pemerintah, seperti Puskesmas.3
adalah penambahan penyakit Berdasarkan fakta-fakta di atas,
target.Sebelum program ini berjalan, imunisasi sangat penting
imunisasi yang dijalankan hanya dilakukan.Kenyataannya di lapangan,
berfokus pada penyakit smallpox, masih banyak bayi yang belum
tuberkulosis, difteri, tetanus, dan mendapatkan vaksin atau imunisasi
pertusis. Pada program ini terdapat 6 dasar secara lengkap. Beberapa
penyakit target yaitu difteri, tetanus, penelitian menyebutkan kendala-
pertusis, polio, campak, dan kendala yang terjadi dapat berupa
tuberculosis. Sementara imunisasi rendahnya tingkat pendidikan ibu,
hepatitis B dimasukkan belakangan padatnya kesibukan ibu sehari-hari,
karena baru tersedia pada tahun 1980- kesalahan asumsi yang terjadi di
an. Hasil dari program PPI masyarakat tentang imunisasi, faktor
meningkatkan angka cakupan sosial ekonomi yang rendah, jarak
imunisasi dari 5% menjadi 80% pada yang jauh antara rumah dengan
tahun 1990 dan telah menyelamatkan puskesmas terdekat.4
lebih dari 20 juta jiwa anak dari Berdasarkan survei yang telah
penyakit infeksi.2 dilakukan Puskesmas pada tahun 2013
Imunisasi diperkirakan dapat didapatkan prevalensi imunisasi BCG
mencegah 2,5 juta kasus kematian sebesar 83,52% dari target 100%,
anak per tahun di seluruh imunusasi DPT dengan Hepatitis B
3
(DPT combo 1) sebesar 96,11% dari Puskesmas Bebandem karena desa
target 90%, imunisasi DPT combo 2 Bebandem memiliki jumlah posyandu
sebesar 90,62% dari target 90%, aktif dan kader posyandu aktif
imunisasi DPT combo 3 sebesar terbanyak. Desa bebandem memiliki
90,16% dari target 90%, polio 1 12 posyandu yang aktif, dan dipilih
sebesar 91,08% dari target 100%, secara purposive samplingsebanyak 3
polio 2 sebesar 100% dari target 90%, posyandu yang sesuai dengan jadwal
polio 3 sebesar 94,9% dari target 90%, puskesmas saat itu.Ibu yang dipilih
polio 4 sebesar 96,8% dari target 90%, sebagai sampel adalah ibu yang datang
dan campak sebesar 94,9% dari target ke posyandu pada saat dilakukan
90%. penelitian sampai jumlah kuota
Pada tahun 2008 silam, terpenuhi secara consecutive sampling.
terdapat wabah penyakit Campak di Jumlah sampel yang dibutuhkan
dua desa yang menjadi wilayah kerja adalah 45 orang.
Puskesmas Bebandem sehingga WHO Kriteria inklusi dalam
pun ikut turun tangan dalam mengatasi penelitian ini adalah semua ibu yang
hal tersebut.Dari data di atas dapat memiliki anak berusia 0-1 tahun di
disimpulkan bahwa masih banyak bayi wilayah kerja Puskesmas Bebandem
yang belum mendapatkan imunisasi bulan Oktober 2014 dan semua ibu
dasar.Tujuan penulis adalah untuk yang masuk usia produktif (15-40
mengetahui gambaran karakteristik, tahun).Kriteria eksklusi pada
tingkat pengetahuan, sikap, perilaku penelitian ini adalah Subjek yang
ibu mengenai imunisasi dasar pada menolak berpartisipasi dalam
bayi di wilayah kerja Puskesmas penelitian dan subjek yang mengalami
Bebandem Tahun 2014. gangguan jiwa.
Pekerjaan ibu dibagi menjadi
METODE PENELITIAN dua kelompok, yaitu kelompok pekerja
Penelitian ini merupakan studi dan kelompok yang tidak
deskriptifpotong-lintang untuk bekerja.Tingkat pendidikan adalah
mengetahui gambaran karakteristik, jenjang pendidikan formal yang dibagi
tingkat pengetahuan, sikap, perilaku menjadi tingkat pendidikan rendah
ibu mengenai imunisasi dasar pada (tidak sekolah - SD), tingkat
bayi di wilayah kerja Puskesmas pendidikan menengah (SMPSMA),
Bebandem Tahun 2014. Penelitian tingkat pendidikan tinggi (perguruan
diadakan di Wilayah Kerja Puskesmas tinggi)
Bebandem Kabupaten Karangasem, Faktor sosio-ekonomi ibu
Bali pada tahun 2014. dilihat pendapatan perkapita keluarga
Populasi dalam penelitian ini tiap bulan.Pendapatan perkapita
adalah seluruh ibu yang mempunyai keluarga dibagi menjadi 2 kelompok,
bayi yang berusia 0-1 tahun di Desa yaitu pendapatan di bawah UMR dan
Bebandem Kabupaten Karangasem, pendapatan diatas UMR. Upah
Bali. Pengambilan sampel dilakukan Minimum Kabupaten Karangasem
dengan cari purposive sampling yaitu tahun 2014 adalah Rp. 1.542.600,00
memilih desa Bebandem sebagai per bulan.
tempat penelitian pada wilayah kerja
4
Umur ibu adalah usia yang Perilaku diukur menggunakan
sesuai dengan KTP. Dibagi dalam 5 kuesioner wawancara terstruktur yang
golongan umur 15-19 tahun, 20-24 terdiri dari 4 pertanyaan dengan
tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun, 35-40 alternatif jawaban: Ya (2), Ragu
tahun.Jumlah anak adalah jumlah anak Ragu (1), Tidak (0). Cara
yang dimiliki, baik hidup maupun pengukurannya menggunakan
meninggal. Umur anak terkecil adalah kuesioner milik Lidya, 2009, yang
umur anak terakhir yang dimiliki telah dimodifikasi dan telah diuji
responden reliabilitas dan validitasnya.Perilaku
Tingkat pengetahuan ibu ibu dikatakan baik apabila jumlah skor
tentang imunisasi dinilai melalui responden > median. Perilaku ibu
jawaban dari 19 pertanyaan tentang dikatakan buruk apabila jumlah skor
imunisasi yang diberikan kepada responden <= median.
ibu.Cara pengukurannya menggunakan
kuesioner milik Lidya, 2009, yang Teknik Pengumpulan dan Analisis
telah dimodifikasi dan telah diuji Data
reliabilitas dan validitasnya.Tingkat Pengumpulan data dilakukan
pengetahuan ibu tentang Imunisasi, melalui wawancara dengan
yang dibagi menjadi tingkat menggunakan kuesioner. Dilakukan
pengetahuan baik, sedang, dan analisis univariate terhadap umur,
kurang.Jika bisa menjawab 75% tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat
jawaban yang telah ditentukan peneliti sosio-ekonomi, jumlah anak dan usia
maka kategori tingkat pengetahuan ibu anak terkecil, tabulasi silang antara
tentang imunisasi baik.Jika bisa variabel jumlah anak dengan variabel
menjawab 65 74% jawaban yang tingkat pengetahuan, sikap dan
telah ditentukan peneliti maka kategori perilaku, tabulasi silang antara variabel
tingkat pengetahuan ibu tentang pekerjaan dengan variabel perilaku,
imunisasi sedang.Jika hanya bisa tabulasi silang antara variabel usia
menjawab < 65%, tingkat pengetahuan anak terkecil dengan variabel tingkat
ibu tentang imunisasi tergolong pengetahuan, tabulasi silang antara
rendah. variabel usia dengan variabel tingkat
Cara mengukur sikap adalah pengetahuan, sikap dan perilaku, dan
dengan melakukan wawancara tabulasi silang antara variabel tingkat
terstruktur yang terdiri dari 12 buah pendidikan dengan variabel tingkat
pertanyaan dengan alternatif jawaban; pengetahuan, sikap dan perilaku.
Sangat Setuju (4), Setuju (3), Tidak
setuju (2), Sangat Tidak Setuju (1) HASIL
(Skala Likert). Cara pengukurannya Karakteristik Responden
menggunakan kuesioner milik Lidya, Karakteristikresponden yang
2009, yang telah dimodifikasi dan diteliti terdiri dari usia ibu, tingkat
telah diuji reliabilitas dan pendidikan, jumlah anak , penghasilan
validitasnya.Sikap positif apabila per bulan, pekerjaan, dan karakteristik
jumlah skor responden melebihi anak yaitu usia anak terkecil. Data ini
median, dan sikap negatif apabila disajikan dalam bentuk distribusi
jumlah skor responden <= median. frekuensi dan presentase.
5
Tabel 1. Karakteristik Responden
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Usia Ibu (Tahun)
15 - 19 6 13,3
20 24 14 31,1
25 - 29 16 35,6
30 - 34 6 13,3
35 40 3 6,7
Penghasilan Per-Bulan
(Rupiah)
< 1.368.275 19 42,2
> 1.368.275 26 57,8
Pekerjaan Ibu
Bekerja 12 26,7
Tidak Bekerja 33 73,3
6
Hampir sebagian besar responden wilayah kerja Puskesmas Bebandem
memiliki tingkat pengetahuan yang tahun 2014. Dari tabel tersebut 51,1%
rendah (88,9%). Hanya 4 orang ibu ibu memiliki perilaku buruk terhadap
yang memiliki tingkat pengetahuan imunisasi dasar, dan 48,9% ibu
yang tergolong tinggi (8,9%). memiliki perilaku baik terhadap
imunisasi dasar.
Tabel 2. Tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi dasar Tabel 4. Perilaku ibu terhadap
Variabel Jumlah (n) Persentase imunisasi dasar
(%) Variabel Jumlah Persentase
Tingkat
Perilaku (n) (%)
Pengetahuan
Rendah 40 88,9 Perilaku Baik 22 48,9
Sedang 1 2,2 Perilaku Buruk 23 51,1
Tinggi 4 8,9
Total 45 100 Total 45 100
7
memiliki sikap positif tentang pendidikan menengah maupun tinggi
imunisasi dasar, dan 28,6% memiliki cenderung memiliki perilaku yang
sikap negatif tentang imunisasi dasar. buruk.
Pada ibu dengan pendidikan menengah
65% memiliki sikap negatif tentang Tabel 7. Kecenderungan distribusi
imunisasi dasar dan 35% memiliki tingkat pendidikan dengan perilaku Ibu
sikap positif tentang imunisasi dasar.
Pada ibu dengan pendidikan tinggi TingkatPen Perilaku Responden
Total
didikan Buruk Baik
54,5% memiliki sikap negatif tentang 4 10 14
imunisasi dasar, dan 45,5% memiliki Rendah
(28,6 %) (71,4 %) (100 %)
sikap positif tentang imunisasi dasar. Menengah
11 9 20
Pada ibu dengan pendidikan rendah (55,0 %) (45,0 %) (100 %)
7 4 11
cenderung memiliki sikap positif yang Tinggi
(63,6 %) (36,4 %) (100 %)
tinggi, sedangkan ibu dengan Total
22 23 45
pendidikan menengah dan pendidikan (48,9 %) (51,1 %) (100 %)
tinggicenderung memiliki lebih Tabel 8 menunjukkan bahwa pada
banyak sikap negatif. Ibu dengan tingkat pendidikan rendah
55% memiliki sikap negatif, pada ibu
Tabel 6. Kecenderungan distribusi dengan tingkat pendidikan sedang
tingkat pendidikan dengan sikap Ibu 100% memiliki sikap negatif, namun
bila dilihat dari jumlah, hanya 1 orang
Tingkat Sikap Responden Total yang memiliki tingkat pengetahuan
Pendidikan Negatif Positif sedang. Sama halnya dengan tingkat
4 10 14
Rendah
(28,6 %) (71,4 %) (100 %)
pengetahuan tinggi, 100% ibu
13 7 20 memiliiki sikap positif, namun hanya 4
Menengah
(65,0 %) (35,0 %) (100 %) orang yang memiliki tingkat
6 5 11
Tinggi
(54,5 %) (45,5 %) (100 %)
pengetahuan tinggi.
23 22 45 Dari seluruh tingkat pengetahuan,
Total
(51,1 %) (48,9 %) (100 %) terdapat kecenderungan untuk
memiliki sikap negatif pada tingkat
Tabel 7 menunjukkan bahwa pada pengetahuan rendah, dan sedang, dan
ibu dalam kelompok tingkat kecenderungan memiliki sikap positif
pendidikan rendah, 71,4 % berperilaku pada tingkat pengetahuan tinggi.
baik terhadap imunisasi dasar. Pada
ibu dalam kelompok tingkat Tabel 8. Kecenderungan distribusi
pendidikan menengah, 55 % tingkat pengetahuan dengan sikap Ibu
berperilaku buruk, sedangkan 45 %
sisanya berperilaku baik terhadap Tingkat Sikap Responden Total
imunisasi dasar. Pada ibu dengan Pengetahuan Negatif Positif
Rendah 22 18 40
kelompok pendidikan tinggi, 63,6 % (55%) (45%) (100%)
berperilaku buruk, sedangkan 36,4 % Sedang 1 0 1
berperilaku baik terhadap imunisasi (100%) (0%) (100%)
Tinggi 0 4 4
dasar. Pada ibu dengan pendidikan (0%) (100%) (100%)
rendah cenderung memiliki perilaku Total 23 22 45
baik, sedangkan pada ibu dengan (51,1%) (48,9%) (100%)
8
Tabel 9. Kecenderungan distribusi Tabel 10. Kecenderungan distribusi
tingkat pengetahuan dengan perilaku sikap dengan perilaku Ibu tentang
Ibu imunisasi dasar
9
tingkat pendidikan menengah sebesar kehidupannya memandang hal
44,4% (20 responden). tersebut.
Tingkat pendidikan seseorang Hasil penelitian yang telah
akanberpengaruh dalam memberi didapat, dilakukan di wilayah kerja
respon sesuatu yang datang dari luar, Puskesmas Bebandem
menyerap dan memahami pengetahuan Kab.Karangasem. Dari 45 responden,
yang diperoleh.Ibu dengan jumlah sebanyak 22 orang (48,9 %) memiliki
anak yang lebih dari satu seharusnya sikap yang baik, sedangkan 23 lainnya
memiliki tingkat pengetahuan yang (51,1 %) memiliki sikap yang buruk.
lebih tinggi dibandingkan dengan ibu Sikap ibu yang baik disebabkan karena
yang memiliki hanya 1 orang anak dapat memahami dan memiliki
diakibatkan oleh Sebagian besar anak motivasi dari petugas kesehatan
yang dibawa ke puskesmas berumur tentang imunisasi dasar. Sedangkan
kurang dari 6 bulan (55,6%). sikap ibu yang kurang disebabkan
Menurut Tarwoto dalam Karina, karena kurangnya memahami tentang
tingkat pengetahuan juga dipengaruhi pentingnya imunisasi dasar pada bayi.
oleh faktor pengalaman yang berkaitan Sikap ibu dapat dipahami karena
dengan usia individu.5 Semakin biladitinjau dari beberapa faktoryang
matang usia seseorang akan semakin mempengaruhi sikap yaitu pengalaman
banyak pengalaman hidup yang dia pribadi, pengaruh orang lain dianggap
miliki dan mudah untuk menerima penting, pengaruh kebudayaan, media
perubahan perilaku. Semakin cukup massa, lembaga pendidikan dan
umur sesorang, tingkat kematangan lembaga agama serta faktor emosional.
dalam berpikir akan semakin baik Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo
6
dalam pembentukan kegiatan terdiri dari berbagai tindakan yakni:
kesehatan. Namun dalam penelitian menerima, merespon, menghargai, dan
ini, semua kelompok umur cenderung bertanggungjawab.Ibu yang memililki
memiliki tingkat pengetahuan yang sikap yang baik lebihcenderung
rendah. mengimunisasi bayinya karenalebih
memperhatikan kegiatan kegiatan
Gambaran sikap ibu tentang imunisasi dasar dibandingkan dengan
imunisasi dasar di wilayah kerja ibu yang memiliki sikap yang kurang.
Puskesmas Bebandem Tahun 2014
Sikap merupakan reaksi atau Gambaran perilaku ibu tentang
respon yang masih tertutup dari imunisasi dasar di wilayah kerja
seseorang terhadap suatu stimulus Puskesmas Bebandem Tahun 2014
atau objek.6Komponen yang dapat Perilaku pada dasarnya
mempengaruhi sikap seseorang adalah berorientasi pada tujuan. Dengan
keyakinan subyektif, ide dan konsep, perkataan lain,perilaku kita pada
dan evaluasi terhadap hal tersebut, umumnya dimotivasi oleh suatu
artinya walaupun seseorang keinginan untuk mencapai
mempunyai pengetahuan baik atau tujuantertentu. Tujuan spesifik tersebut
cukup terhadap sesuatu hal, orang itu tidak selalu diketahui secara sadar oleh
juga ingin mengetahui bagaimana individu yang bersangkutan.
orang lain yang berpengaruh dalam Berdasarkan konstruksi teori-teori dan
10
riset, perilaku didefinisikan sebagai ini meliputi undangundang,peraturan-
sesuatu yang disebabkan karena peraturan, pengawasan dan
sesuatu hal.6 sebagainya.8
Berdasarkan hasil penelitian yang
didapat di wilayah kerja Puskesmas SIMPULAN
Bebandem kabupaten Karangasem, Berdasarkan hasil penelitian dan
dari 45 orang responden, 22 orang pembahasan, maka dapat ditarik
(48,9 %) berperilaku baik, dan 23 kesimpulan sebagai berikut :
orang sisanya berperilaku buruk (51,1 Kebanyakan responden memiliki
%). Perilaku yang baik pada responden tingkat pendidikan rendah yaitu
disebabkan karena faktor yang sebanyak 40 responden (88,9 %),
mempengaruhi perilaku seperti tingkat pendidikan menengah
pengetahuan maupun sikap responden sebanyak 1 responden (2,2%), dan
baik, sedangkan perilaku yang buruk tingkat pendidikan tinggi sebanyak 4
disebabkan karena rendahnya tingkat responden (8,9%)
pengetahuan maupun sikap yang buruk Pada umumnya responden berusia
dari responden. 25-29 tahun sebanyak 16 responden
Faktor lain yang dapat (35,6%), berusia 20-24 tahun sebanyak
mempengaruhi perilaku ibu adalah 14 responden (31,1%) , berusia 15-19
pekerjaan ibu dimana ibu yang tidak tahun sebanyak 6 responden (13,3%),
memiliki pekerjaan tetap menunjukkan berusia 30-34 sebanyak 6 responden
kondisi yang positif dimana sebagian (13,3%) dan berusia 35-40 sebanyak 3
besar ibu seharusnya bisa dengan rutin responden (6,7%)
membawa anaknya ke posyandu untuk Sebagian besar responden
imunisasi, karena tidak terikat dengan memiliki anak terkecil dengan usia < 6
pekerjaan. bulan yaitu sebanyak 25 responden (
Menurut teori Lawrence Green 55,6%) sedangkan responden yang
dan kawan-kawan (1980) menyatakan memiliki anak terkecil dengan usia > 6
bahwaperilaku manusia dipengaruhi bulan sebanyak 20 responden (44,4%)
oleh dua faktor pokok, yaitu faktor Sebagian responden memiliki
perilaku (behaviourcauses) dan faktor penghasilan > UMR yaitu sebanyak 26
diluar perilaku (non behaviour responden (57,8%) sedangkan
causes). Selanjutnya perilaku responden yang memiliki penghasilan
itusendiri ditentukan atau terbentuk < UMR sebanyak 19 responden
dari 3 faktor yaitu faktor predisposisi (42,2%)Dilihat dari tingkat
(predisposing factors), yang mencakup pengetahuan akan imunisasi , pada
pengetahuan,sikap dan sebagainya, umumnya responden memiliki tingkat
faktor pemungkin (enabling factor), pengetahuan rendah yaitu sebanyak 40
yang mencakup lingkungan responden (88,9%), tingkat
fisik,tersedia atau tidak tersedianya pengetahuan sedang sebanyak 1
fasilitas-fasilitas atau sarana- responden (2,2%), dan tingkat
saranakeselamatan kerja, misalnya pengetahuan tinggi sebanyak 4
ketersedianya APD, pelatihan dan responden (8,9%)
sebagainya, dan faktor penguat Sebagian besar responden
(reinforcement factor), faktor-faktor memiliki sikap negative sebanyak 23
11
responden (51,1%), sedangkan yang DAFTAR PUSTAKA
mempunyai sikap positif sebanyak 22
responden (48,9%). Dilihat perilaku 1. Ranuh IGN. 2001. Imunisasi di
akan imunisasi, sebagaian besar Indonesia, edisi 1. Satgas
memiliki perilaku baik sebanyak 23 imunisasi Ikatan Dokter
responden (51,1%), sedangkan yang AnakIndonesia. Jakarta.
memiliki perilaku buruk sebanyak 22 2. WHO, UNICEF, World Bank.
responden (48,9%) 2009.State of the worlds vaccines
Dari seluruh tingkat pendidikan and immunization. 3rd edition.
ibu, terdapat kecenderungan memiliki Geneva: World Health
pengetahuan rendah. Pada ibu dengan Organization.
pendidikan rendah cenderung memiliki 3. Probandari, A.N., Selfi H., dan
sikap positif yang tinggi, sedangkan Nugroho J.D. 2013. Keterampilan
ibu dengan pendidikan menengah dan Imunisasi. Surakarta: Fakultas
pendidikan tinggicenderung memiliki Kedokteran Universitas Sebelas
lebih banyak sikap negatif.Pada ibu Maret Surakarta.
dengan pendidikan rendah cenderung 4. Azizah, N., Suyati, dan Vivin
memiliki perilaku baik, sedangkan E.R.2012.Hubungan Tingkat
pada ibu dengan pendidikan menengah Pengetahuan Ibu Tentang
maupun tinggi cenderung memiliki Pentingnya Imunisasi Dasar
perilaku yang buruk. dengan Kepatuhan Melaksanakan
Imunisasi Di Bps Hj. Umi
SARAN Salamah Di Desa Kauman,
Dengan adanya penelitian ini, bagi Peterongan, Jombang. Journal
puskesmas diharapkan mempersering Unipdu. Vol 1, No 2.
pemberian penyuluhan mengenai 5. Karina AN, Bambang EW.2012.
imunisasi DPT, Hepatitis B, dan BCG. Pengetahuan Ibu tentang
Bagi peneliti lain perlu dilakukan Imunisasi Dasar Balita.Jurnal
penelitian lanjutan dengan Nursing Studies.; 1(1)30-5
mengkombinasikan penelitian 6. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi
deskriptif dengan mencari hubungan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
antar variabel untuk mendapatkan Jakarta: Rineka Cipta.
informasi yang lebih banyak tentang 7. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu
pengetahuan, sikap, dan perilaku Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
tentang imunisasi. Rineka Cipta.
12