You are on page 1of 12

2.1.

4 Fungsi tulang tingkatan usia, namun lebih sering terjadi pada orang yang telah
Menurut (Rizzo, 2016), berikut lima fungsi pokok tulang secara menderita trauma dan pada usia lanjut (Priscilla, 2014).
umum adalah Fraktur merupakan kerusakan dalam kontinuitas jaringan tulang
1. Membantu mendukung dan menstabilkan jaringan seperti otot, yang sering mempengaruhi mobilitas dan sensasi (Ignatavicius &
darah, pembuluh limfe, saraf, lemak, dan kulit. Workman, 2013)
2. Menjaga organ organ vital dari tubuh seperti otak, spinal cord, 2.3 Klasifikasi Fraktur
jantung, paru paru, dan melindungi jaringan lunak lainnya. Menurut (Smletzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010), berikut
3. Hal ini membantu dalam gerakan tubuh dengan memberikan tepat beberapa klasifikasi dari fraktur:
untuk otot yang menarik pada tulang yang bertindak sebagai tuas. 2.3.1 Menurut Luas Garis Fraktur
4. Memproduksi sel darah merah yang disebut sebagai 1. Complete fracture
hematopoiesis dan terjadi di sumsum tulang. Fraktur complete atau lengkap melibatkan kerusakan di seluruh
5. Tempat penyimpanan garam mineral, terumata phosphate, potongan melintang dari tulang dan sering mengalami dislokasi.
calcium, dan lemak. 2. Incomplete fracture
2.2 Definisi Fraktur Fraktur incomplete atau tidak lengkap (seperti greenstick
Fraktur adalah gangguan yang terjadi secara lengkap (complete) fracture) yang melibatkan kerusakan hanya dibagian penampang
atau tidak lengkap (incomplete) di dalam kontinuitas struktur dari atau permukaan tulang.
tulang yang di definisikan berdasarkan jenis dan luasnya (Smletzer, 2.3.2 Menurut Jumlah Fragmen
Bare, Hinkle, & Cheever, 2010). 1. Simple fracture
Fraktur adalah kerusakan dari kontinuitas dari jaringan atau Fraktur yang menyebabkan satu garis patahan saja.
struktur tulang. Fraktur bervariasi dalam tingkat keparahan sesuai 2. Multiple fracture
dengan lokasi dan jenis fraktur. Walaupun fraktur dapat terjadi disemua Fraktur yang menyebabkan lebih dari 1 garis patahan, baik pada
satu anggota tubuh maupun pada anggota tubuh yang lain.

2
3. Comminuted fracture
Fraktur comminuted atau pecahan merupakan faktur yang
menyebabkan beberapa fragmen tulang dari faktur.
2.3.3 Menurut Hubungan Fragmen dengan Dunia Luar
1. Closed fracture
Fraktur tertutup atau sering disebut dengan simplw fracture salah Gambar 2.5 Jenis Jenis Fraktur
satu fraktur yang tidak menyebabkan kerusakan kulit. 2.4 Etiologi Fraktur
2. Open fracture Etiologi menurut (Priscilla, 2014)
Fraktur terbuka (compound fracture) merupakan salah frakktur 2.4.1 Faktor ekstrinsik
yang 1. Direct trauma
dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, dan patahan tulang Merupakan fraktur yang terjadi akibat adanya trauma langsung
menembus kulit dan terbuka. pada tulang, contohnya benturan langsug pada tuang.
Graded open fracture: 2. Indirect trauma
Grade 1, luka bersih dan panjangnya kurang dari 1 cm Kekerasan tidak langsung menyebabkan tulang patah di tempat
Grade 2, luka lebih besar tanpa kerusakan jaringan yang yang jauh dari tempat terjadinya kecelakaan atau kekerasan, dan
parah biasanya yang patah adalah bagian yang lemah dalam jalur hantaman
Grade 3, luka terkontaminasi, memiliki kerusakan jaringan vektor kekerasan, contoh apabila seseorang jatuh dari tempat
yang luas dan parah ketinggian dengan posisi tumit kaki terlebih dahulu, maka yang patah
selain tumit itu sendiri terjadi patah tulang tibia, fibula, femur dan
kemungkinan juga patah tulang vertebra.
3. Bending force

3
Jenis fraktur ini terjadi akibat adanya pembebatan yang terlalu Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup
kencang. bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
4. Torsional force Terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
Jenis fraktur ini terjadi akibat adanya gaya putar yang berlebihan. oleh karena perlukaan di kulit.
5. Compression force Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat
Fraktur yag terjadi akibat adanya gaya tekanan yang berlebihan. patah dan ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak
Contohnya fraktur tulang belakang akibat jatuh dari ketinggian. juga biasanya mengalami kerusakan. Reaksi peradangan biasanya timbul
2.4.2 Faktor Instrinsik hebat setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi
1. Fractures due to muscular action menyebabkan peningkatan aliran darahketempat tersebut. Fagositosis dan
2. Pathologic fracture pembersihan sisa-sisa sel mati dimulai. Di tempat patah terbentuk fibrin
3. Ages (hematoma fraktur) dan berfungsi sebagai jala-jala untuk melekatkan sel-

2.5 Patofisiologi sel baru. Aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru imatur

Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekeuatan dan gaya yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru

pegas untuk menahan tekanan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati.

lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut saraf yang

tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas berkaitan dengan pembengkakanyg tidak ditangani dapat menurunkan

tulang.Patah tulang biasanya terjadi karena benturan tubuh, jatuh atau asupan darah ke ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan saraf perifer.

trauma. Baik itu karena trauma langsung misalnya: tulang kaki terbentur Bila tidak terkontrol pembengkakan dapat mengakibatkan peningkatan

bemper mobil, atau tidak langsung misalnya: seseorang yang jatuh dengan tekanan jaringan, oklusi darah total dapat berakibat anoksia jaringanyg

telapak tangan menyangga. Juga bisa karena trauma akibat tarikan otot mengakibatkan rusaknya serabut saraf maupun jaringan otot. Komplikasi

misalnya: patah tulang patela dan olekranon, karena otot trisep dan bisep ini dinamakan sindrom kompartemen (Smletzer, Bare, Hinkle, & Cheever,

mendadak berkontraksi. 2010).

4
2.6 Manifestasi Klinis menyebabkan bagian distal dan prosimal dari fraktur mengalami
Manifestasi klinis fraktur menurut (Smletzer, Bare, Hinkle, & Cheever, overlap yang menyebabkan pemendekan.
2010). 5. Krepitus (crepitus)
1. Nyeri (pain) Saat bagian fraktur di palpasi dengan lembut, akan terdapat sensasi
Nyeri yang terus menerus dan meningkat sampai fragmen tulang tidak remukan atau bagian yang patah yang disebut dengan krepitus yang
dapat digerakkan. Spasme otot yang menyertai fraktur dimulai pada 20 dapat dirasakan.
menit setelah injuri dan menyebabkan nyeri lebih intens dari yang Menurut (Priscilla, 2014), manifestasi klinis dari fraktur adalah sebagai
dilaporkan oleh pasien. Spasme otot dapat diminimalisir dengan berikut:
memberikan mobilisasi bertahap. Manifestasi Penyebab
Deformitas Posisi abnormal dari tulang yang mengalami fraktur
2. Kehilangan fungsi (loss of function)
dan otot otot yang menarik tulang fraktur
Setelah terjadi fraktur, ekstremitas tidak dapat melakukan fungsinya Bengkak Odema dapat disebabkan dari perdarahan atau
secara normal, karena fungsi normal dari otot tergantung dari integritas penumbukan cairan serosa
Kehilangan sensasi Kerusakan saraf yang disebabkan oleh fraktur
tulang. Nyeri juga dapat menyebabkan hilangnya fungsi. Selain itu (numbness)
gerakan abnormal (gerakan palsu) juga sering munncul. Nyeri Spasme otot, trauma jaringan secara langsung,
penekanan saraf, pergerakan dari tulang yang
3. Deformitas (deformity) fraktur
Perubahan lokasi, angulasi atau rotasi dari patahan tulang dapat Krepitus Adanya sensasi remukan saat di palpasi atau adanya
udara pada fraktur terbuka
menyebabkan deformitas yang dapat dideteksi dengan cara Syok hipovolemik Kehilangan darah yang disebabkan oleh injuria tau
membandingkan dengan bagian tubuh yang tidak mengalami fraktur. fraktur terbuka
Ekimosis Ekstravasasi dari darah ke jaringan subkutan
4. Pemendekan tulang (shortening) Spasme otot Kontraksi dari otot disekitar tulang yang mengalami
Fraktur pada tulang panjang, dapat mengalami pemendekan dikarekan fraktur
kompresi dari fraktur tulang. Terkadang spasme otot juga dapat

5
2.7 Proses penyembuhan Usia (lansia sembuh lebih lambat)
Menurut (Priscilla, 2014) Kortikosteroid (menghambat laju
perbaikan)
Menurut (Smletzer, Bare, Hinkle, & Cheever, 2010), factor factor 2.8 Pemeriksaan Diagnostik
yang mempengaruhi dalam mempercepat dan memperlambat proses Menurut Doenges ( 2000) ada beberapa pemeriksaan penunjang pada
penyembuhan adalah sebagai berikut: pasien fraktur secara umum antara lain:
Factors That Affect or Inhibit Fracture Healing 1. Scan tulang, tomogram, CT- scan/ MRI : memperlihatkan fraktur dan
Faktor yang mempercepat Imobilisasi dari fraktur fragmen
penyembuhan fraktur Memaksimalkan kontak fragmen mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
tulang 2. Pemeriksaan darah lengkap : Ht mungkkin meningkat
Suplai darah yang cukup
(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi
Nutrisi yang tepat
Latihan: pemberian bantalan yang fraktur atau organ jauh pada trauma multiple). Peningkatan sel darah
berat pada tulang panjang
putih adalah respon stress normal setelah trauma.
Hormon: hormone pertumbuhan,
tiroid, kalsitonin 3. Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens
Vitamin D, steroid anabolic ginjal.
Terapi elektrical
Factor yang memperlambat Trauma local luas 4. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,
penyembuhan fraktur Kepadatan tulang menurun transfuse multiple, atau cedera hati.
Posisi fraktur yang tidak beraturan
5. Pemeriksaan roentgen : untuk menentukan lokasi, luas dan jenis
Imobilisasi yang tidak adekuat
Adanya ruang atau jaringan antara fraktur. Pemeriksaan diagnostik foto polos untuk fraktur cruris :akan
fragmen tulang didapatkan adanya garis patah pada tulang tibia dan fibula.
Keganasan local
Penyakit tulang metabolic 2.9 Penatalaksanaan Fraktur Secara Umum
Nekrosis avascular
2.9.1 Traction
Fraktur Intra-artikular (cairan
sinovial mengandung fibrolysins, Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain
yang melisiskan bekuan awal dan
untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan
menghambat pembentukan bekuan)
6
traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam 2. Fiksasi interna: stabilisasi tulang patah yang telah direduksi dengan
usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan. skrup, plat, dan pin logam.
Traksi menggunakan beban untuk menahan anggota gerak pada 3. Graft tulang: penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun
tempatnya. Tapi sekarang sudah jarang digunakan. Traksi longitudinal heterolog) untuk memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisasi
yang memadai diperlukan selama 24 jam untuk mengatasi spasme otot dan atau mengganti tulang yang berpenyakit.
mencegah pemendekan, dan fragmen harus ditopang di posterior untuk 4. Amputasi: penghilangan bagian tubuh
mencegah pelengkungan. 5. Menisektomi: eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak
2.9.2 Cast 6. Penggantian sendi: penggantian permukaan sendi dengan bahan
Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk logam atau sintetis.
membungkus secara keras daerah yang mengalami patah tulang. 7. Penggantian sendi total: penggantian kedua permukaan artikuler
Pemasangan gips bertujuan untuk menyatukan kedua bagian tulang yang dalam sendi dengan logam atau sintetis.
patah agar tak bergerak sehingga dapat menyatu dan fungsinya pulih 8. Fasiotomi: pemotongan fasia otot untuk menghilangkan konstriksi
kembali dengan cara mengimobilisasi tulang yang patah tersebut. otot atau mengurangi kontraktur fasia.
2.9.3 Surgery 2.9.4 Electrical Bone Stimulation
Prosedur pembedahan yang sering dilakukan meliputi Reduksi Terapi ini merupakan terapi dengan mengaplikasikan listrik di
Terbuka dengan Fiksasi Interna atau ORIF (Open Reduction and area fraktur. Terapi ini tidak menimbulkan rasa sakit dan menyembuhkan
Fixation). Berikut dibawah ini jenis-jenis pembedahan ortopedi dan dengan cepat. Terapi ini meningkatkan migrasi dari osteoblast dan
indikasinya yang lazim dilakukan: osteoclast di area fraktur. Deposisi mineral meningkat yang memicu
1. Reduksi terbuka: melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang proses penyembuhan.
yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan Penatalaksanaan Fraktur
Fraktur Terbuka Fraktur Tertutup
tulang yang patah.
Pembedahan Pembedahan
Internal fiksasi Traksi
Eksternal fiksasi Gips
7
Electrical Bone Stimulation 2.10.2 Fat embolism syndrome
Static Bone Field Fat emboli terjadi ketika emboli masuk ke pembuluh darah di
2.10 Komplikasi
paru paru atau di sirkulasi peripheral. Fat Embolism Syndrome (FES)
Menurut (Priscilla, 2014)
ditandai dengan disfungsi neurologis, insufisiensi paru, dan ruam petekie
2.10.1 Compartment syndrome
di dada, ketiak, dan lengan atas. patah tulang panjang dan trauma utama
Secara anatomi kompartemen adalah bagian dari tubuh yang
lainnya adalah faktor risiko utama untuk emboli lemak; operasi
diselubungi oleh tulang atau fascia (misalnya, membrane fibrosa yang
penggantian pinggul juga menimbulkan risiko untuk FES.
menutupi dan memisahkan otot) yang berisi otot, saraf, dan pembuluh
Ketika tulang fraktur, tekanan di dalam sumsum tulang naik dan
darah. Tubuh manusia memiliki 46 kompartemen dan 36 diantaranya
melebihi tekanan kapiler; sebagai hasilnya, tetesan lemak meninggalkan
terletak di bagian ektremitas. Sindrom kompartemen di ekstremitas adalah
sumsum tulang dan masuk ke aliran darah. Faktor lain yaitu adanya
kondisi anggota tubuh-mengancam yang terjadi ketika tekanan perfusi
katekolamin, yang menyebabkan mobilisasi yang cepat dari asam lemak.
turun di bawah tekanan jaringan dan menutup daerah kompartemen
Setelah gelembung-gelembung lemak dilepaskan, mereka bergabung
kompartemen.
dengan trombosit dan menuju ke otak, paru-paru, ginjal, dan organ
Syndrome kompartemen akut melibatkan penurunan aliran darah
lainnya, pembuluh darah kecil dan menyebabkan iskemia jaringan.
secara mendadak ke daerah jaringan distal yang dapat mengakibatkan
Manifestasi biasanya berkembang dalam beberapa jam seminggu
nekrosis iskemik.
setelah cedera. Manifestasi hasil dari oklusi dari suplai darah dan adanya
asam lemak. aliran darah otak berubah menyebabkan kebingungan dan
perubahan tingkat kesadaran. sirkulasi paru dapat terganggu, dan asam
lemak bebas merusak membran alveolar-kapiler. edema paru, gangguan
produksi surfaktan, dan atelektasis dapat mengakibatkan insufisiensi
pernapasan yang signifikan dan manifestasi dari sindrom gangguan
pernapasan akut. Tetesan lemak mengaktifkan kaskade pembekuan,
Gambar 2.7 Sindrom Kompartemen
8
menyebabkan trombositopenia. Petechiae muncul pada kulit, langit-langit 3. Menurunnya aktifitas fibrinolitik, terutama 24 jam pertama sesudah
lunak, dan konjungtiva yang diduga hasil dari baik pembekuan operasi.
mikrovaskuler atau trombositopenia yang menyertainya. 4. Operasi di daerah tungkai menimbulkan kerusakan vena secara
Stabilisasi awal patah tulang panjang adalah pencegahan untuk langsung di daerah tersebut.
FES. identifikasi dan pengobatan sindrom prompt yang diperlukan untuk 2.10.4 Infection
mempertahankan fungsi paru yang memadai. Dalam kasus yang parah, Infeksi lebih mungkin terjadi pada fraktur terbuka daripada
pasien mungkin memerlukan intubasi dan ventilasi mekanik untuk fraktur tertutup, tetapi setiap komplikasi yang menurunkan suplai darah
mencegah hipoksemia. Keseimbangan cairan dipantau. Kortikosteroid meningkatkan risiko infeksi. Infeksi bisa terjadi akibat kontaminasi pada
dapat diberikan untuk mengurangi respon inflamasi dari jaringan paru- saat cedera atau selama operasi. Pseudomonas, Staphylococcus, atau
paru, menstabilkan membran lipid, dan mengurangi bronkospasme. Clostridium organisme dapat menginvasi luka atau tulang. Infeksi
2.10.3 DVT (Deep Venous Thrombosis) Clostridium sangat serius karena dapat menyebabkan gangrene dan
Faktor resiko yang potensial terhadap timbulnya trombosis selulitis, tetapi setiap infeksi dapat menunda penyembuhan dan
vena adalah operasi dalam bidang ortopedi dan trauma pada bagian menghasilkan osteomyelitis, infeksi di dalam tulang yang dapat
panggul dan tungkai bawah. Pada operasi di daerah panggul, 54% menyebabkan kematian jaringan dan nekrosis.
penderita mengalami trombosis vena, sedangkan pada operasi di daerah 2.10.5 Malunion
abdomen terjadinya trombosis vena sekitar 10%-14%.Beberapa faktor Malunion adalah keadaan dimana fraktur menyembuh pada
yang mempermudah timbulnya trombosis vena pada tindakan operatif, saatnya, tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus,
adalah sebagai berikut (Majalah Kedokteran Andalas, 2001): rotasi, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur
1. Terlepasnya plasminogen jaringan ke dalam sirkulasi darah karena radius dan ulna. Ditandai dengan deformitas dengan bentuk yang
trauma pada waktu di operasi. bervariasi, gangguan fungsi anggota gerak, nyeri dan keterbatasan
2. Statis aliran darah karena immobilisasi selama periode preperatif, pergerakan sendi, ditemukan komplikasi seperti paralysis tardi nervus
operatif dan post operatif.

9
ulnaris, Osteoartritis apabila terjadi pada daerah sendi, bursitis atau fragmen-fragmen fraktur, waktu imobilasi yang tidak memadai, implant,
nekrosis kulit pada tulang yang mengalami deformitas. gips yang tidak memadai, distraksi interposisi, infeksi infeksi dan penyakit
2.10.6 Delayed union tulang (fraktur patologis.
Delayed union adalah suatu kondisi dimana terjadi 2.10.8 Reflex sympathetic dystrophy
penyambungan tulang tetapi terhambat yang disebabkan oleh adanya Hal ini disebabkan oleh hiperaktif sistem saraf simpatik abnormal
infeksi dan tidak tercukupinya peredaran darah ke fragmen.Fraktur yang syndroma ini belum banyak dimengerti. Mungkin karena nyeri, perubahan
tidak sembuh setelah selang waktu 3-5 bulan (3 bulan untuk anggota gerak tropik dan vasomotor instability
atas dan 5 bulan untuk anggota gerak bawah) ditandai nyeri anggota gerak 2.10.9 Tromboembolic complicastion
dan pergerakan pada waktu berjalan, terdapat pembengkakan, nyeri tekan, Trombo vena dalam sering terjadi pada individu yang imobiil
terdapat gerakan yang abnormal pada daerah fraktur, pertambahan dalam waktu yang lama karena trauma atau ketidak mampuan lazimnya
deformitas. komplikasi pada perbedaan ekstremitas bawah atau trauma komplikasi
2.10.7 Nonunion paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedil
Dimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi 2.9.10 Shock
penyambungan. Tipe I (hypertropic non union) tidak akan terjadi proses Terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya
penyembuhan fraktur dan diantara fragmen fraktur tumbuh jaringan fibros permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini
yang masih mempunyai potensi untuk union dengan melakukan koreksi biasanya terjadi pada fraktur.
fiksasi dan bone grafting. 2.10.11 Vascular nekrosis
Tipe II (atrophic non union) disebut juga sendi palsu Avaskuler nekrosis adalah kerusakan tulang yang diakibatkan
(pseudoartrosis) terdapat jaringan sinovial sebagai kapsul sendi beserta adanya defisiensi suplay darah. Pada umumnya berkaitan dengan aseptika
rongga sinovial yang berisi cairan, proses union tidak akan dicapai atau necrosis iskemia.sebanyak 10% dari seluruh dislokasi panggul
walaupun dilakukan imobilisasi lama. Beberapa faktor yang menimbulkan mengalami kerusakan pembuluh darah. Apabila reposisi ditunda sampai
non union seperti disrupsi periosteum yang luas hilangnya vaskularisasi beberapa jam, maka insidensnya akan meningkat menjadi 40%. Kelainan

10
ini biasanya dideteksi setelah enam bulan sampai 2 tahun dan dengan Klien dengan fraktur biasanya datang dengan keluhan nyeri
pemeriksaan radiologist ditemukan fragmentasi, sklerosis dan atau anggota tubuhnya tidak dapat digerakkan.
pembentukan kista. Riwayat Kesehatan Dahulu
3.1 Pengkajian Klien dengan fraktur terutama pada usia lanjut perlu dikaji
a. Identitas adanya penyakit yang mungkin mengakibatkan penurunan
Fraktur/ patah tulang dapat mengenai berbagai usia dan semua kepadatan tulang seperti osteoporosis dan usia manopause.
jenis kelamin, namun lebih sering terjadi pada orang yang telah Riwayat Kesehatan Keluarga
menderita trauma dan pada usia lanjut (Priscilla, 2014) Perlu dikaji adanya anggota keluarga yang memiliki penyakit
b. Keluhan Utama menurun yang mungkin daoat memperparah atau
Keluhan utama yang dieasakan klien dengan fraktur biasanya menghambat penyembuhan penyakit seperti Diabetes
adalah nyeri akut. Hal ini terjadi akibat terputusnya kontinuitas Mielitus.
jaringan tulang dan jaringan sekitar tulang. d. Pemeriksaan Fisik
c. Riwayat Kesehatan B1 (Breathing)
Riwayat Kesehatan Sekarang Close Fraktur Open Fraktur
Pada klien dengan fraktur Pada klien dengan frktur
Fraktur biasanya disertai dengan terjadinya trauma pada mungkin dapat terjadi padatulang panjang atau
lokasi fraktur maupun pada lokasi lain. Meskipun demikian peningkatan frekwensi fraktur multiple dapat terjadi
pernafasan dikarenakan perdarahan hebat yang akan
fraktur juga dapat terjadi akibat adanya penyakit pada tulang, nyeri yang dirasakan. Pada bermanifestasi pada
seperti TB tulang, osteoporosis dan penyakit lain yang dapat klien dengan fraktur pada peningkatan frekwensi
tulang costa dapat terjadi pernafasan yang melebihi
mengakibatkan penurunan kekuatan tulang. Akibat gangguan irama nafas dan normal. Mungkin didapakan
penurunan kekuatan tulang tersebut maka tulang akan dada tidak dapat bergerak pernafasan cuping hidung
secara simetris. pada klien dengan syok
menjadi mudah fraktur apabila terjadi gaya yg berlebihan. hipovolemia.

11
B2 (Blood) B5 (Bowel)
Close Fraktur Open Fraktur Close Fraktur Open Fraktur
Terdapat oedema atau Dapat terjadi perdarahan Umumnya tida kerjadi Umumnya tida kerjadi
kemerahan pada daerah pada daerah fraktur. Dapat gangguan pada bowel. gangguan pada bowel.
fraktur. Tekanan darah dalam terjadi shock hipovolemia Dapat terjadi konstipasi Dapat terjadi konstipasi
batas normal atau terjadi jika terjadi perdarahan hebat: apabila klien mengalami tirah apabila klien mengalami
peningkatan. Nadi dapat nadi lemah, akral teraba baring lama. tirah baring lama.
mengalami peningkatan dingin, basah dingin. CRT B6 (Bone and Skin)
dikarenakan rasa nyeri. CRT memanjang > 3 dtk.
dapat normal atau Pengkajian Close Fraktur Open Fraktur
memanjang. Look Terdapat deformitas Terdapat deformitas,
pada lokasi fraktur. luka terbuka,
B3 (Brain)
Deformitas dapat perdarahan dan bone
Close Fraktur Open Fraktur berupa perubahan eksposure pada area
Dapat terjadi gangguan Dapat terjadi gangguan bentuk atau ukuran fraktur.
kesadaran dan kognitif kesadaran dan kognitif panjang yang tidak
apabila klien mengalami apabila klien mengalami sama. Terdapat
syok akibat perdarahan atau syok akibat perdarahan atau bengkak dan
disertai dengan trauma disertai dengan trauma kemerahan.
kepala. kepala. Feel Terdapat krepitasi Dapat terjadi
saat dipalpasi. penurunan denyut
B4 (Bladder) nadi perifer.
Move Anggota tubuh Terdapat penurunan
Close Fraktur Open Fraktur
tidak dapat sensasi pada bagian
Bladder dapat mengalami Bladder dapat mengalami
digerakkan. Nyeri distal daerah fraktur.
gangguan apabila terjadi gangguan apabila terjadi
bertambah saat Anggota tubuh tidak
fraktur pada pelvis atau fraktur pada pelvis atau
digerakkan dapat
daerah sekitar urinary track. daerah sekitar urinary track.
digerakkan.Nyeri
Dapat terjadi penirunan out
bertambah saat
put urine jika terjadi shock
digerakkan
hipovolemia

12
e. Pemeriksaan Penunjang
Scan tulang, tomogram, CT- scan/ MRI : memperlihatkan
fraktur dan mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
Pemeriksaan darah lengkap : Ht mungkkin meningkat
(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna
pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple).
Peningkatan sel darah putih adalah respon stress normal
setelah trauma.
Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin
untuk klirens ginjal.
Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan
darah, transfuse multiple, atau cedera hati.
Pemeriksaan roentgen : untuk menentukan lokasi, luas dan
jenis fraktur. Pemeriksaan diagnostik foto polos untuk
fraktur cruris :akan didapatkan adanya garis patah pada
tulang tibia dan fibula.
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen cidera fisik (fraktur)
b. Defisit perawatan diri b/d penurunan kemampuan beraktivitas
c. Resiko infeksi b/d adanya luka terbuka

13

You might also like