You are on page 1of 3

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS PELATIHAN

PENINGKATAN KAPASITAS SDM PENGELOLA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


MELALUI PELATIHAN TOT/FASILITATOR

I. Dasar : Surat Direktorat Pemanfaatan Jasa


Lingkungan dan Wisata Alam Nomor :
S.214/PJLWA.6/2009 tanggal 24 Juli 2009
tentang Peningkatan Kapasitas SDM
Pengelola Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Pelatihan TOT/Fasilitator
Surat Perintah Tugas Kepala Balai Besar
KSDA Riau No. PT.1056/IV-17/T2/2009,
tanggal 3 Agustus 2009

II. Maksud dan Tujuan : Mengikuti kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM


Pengelola Pemberdayaan Masyarakat melalui
Pelatihan TOT/Fasilitator

III. Waktu/Tempat : Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 5 s.d 10


Pelatihan Agustus 2009 di Cipayung Asri Hotel, Jl. Raya
Puncak Cipayung Magamendung, Bogor

IV. Peserta Pelatihan : Pelatihan ini diikuti sebanyak 30 (Tiga Puluh)


paserta yang terdiri dari instansi :
Balai TN. Aketajawe Lolobata
Balai Besar KSDA Riau
Balai TN. Taka Bonerate
Balai TN. Kutai
Balai Besar KSDA Papua Barat
Balai TN. Batang Gadis
Balai Besar TN. Lore Lindu
Balai TN. Danau Sentarum
Balai KSDA Yogyakarta
Balai TN. Sembilang
Balai KSDA Sumsel
Balai TN. Sebangau
Balai TN. Komodo
Balai TN. Lorentz
Balai KSDA Lampung
Balai TN. Lahwangi Wanggomedi
Balai TN. Berbak
Balai KSDA Kalbar
Balai TN. Bukit Tigapuluh
Balai KSDA Bengkulu
Balai Besar TN. Betung Kerihung
Balai TNBBBR
Balai TN. Tesso Nilo
Balai TN. Siberut
Balai TNTP
Balai TN. Kayan Mentarang
Balai Besar TN. Gunung Leuser
Balai TN. Bunaken
Balai TN. Ujung Kulon
Balai TN. Gunung Rinjani

V. Pelaksana Pelatihan : Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata


Alam
VI. Hasil Pelaksanaan : Pelatihan ini terdiri dari teori dan praktek. Teori
Pelatihan diberikan selama 3 hari yaitu tanggal 5 s.d 7
Agustus 2009 di Cipayung Asri Hotel dimana materi
yang diberikan antara lain :
Bina Suasana Pelatihan/Dinamika Kelompok,
yang dipelajari mengenai bagaimana cara
menciptakan suasana kelasa yang kondusif
selama pelatihan berlangsung dimulai dengan
pengenalan diri dan lingkungan yang ada di
kelas.
Pembinaan Mental (S.Q), mengenai bagaimana
caranya mengembangkan/menggunakan IQ,
EQ, dan SQ dalam melaksanakan tugas sebagai
Pegawai Negeri Sipil Departemen Kehutanan.
Pengembangan Profesionalisme PNS, dipelajari
untuk menciptakan/mengembangkan sistem
dan manajemen PNS karena merupakan aktor
utama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan
organisasi serta aktor utama dalam
mewujudkan good governance dan
pemabangunan.
Pembangunan Model Desa Konservasi dalam
Rangka Pemberdayaan Masyarakat, yang
dipelajari bagaimana membangun suatu desa
menjadi model desa konservasi, tujuan dalam
pembangunan model desa konservasi, kegiatan-
kegiatan yang terdapat dalam model desa
konservasi, dan kriteria keberhasilan model
desa konservasi.
Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar, yang
dipelajari berpedoman pada Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor : P.19/Menhut-II/2009
tentang Penangkaran Tumbuhan dan Satwa
Liar.
Pembentukan Masyarakat Peduli Api dalam
Rangka Pemberdayaan Masyarakat. Tujuannya
membentuk kelompok-kelompok Masyarakat
Peduli Api dari semua lapisan masyarakat
terurama yang berada di desa terdiri dari tokoh
masyarakat, alim ulama, anggota masyarakat
biasa, pelajar dan lain-lain. Dimulai dari
kegiatan sosialisasi, pembentukan kelompok,
pelatihan kelompok masyarakat, penyamaan
persepsi dan pendampingan.
Pengembangan Ekonomi Produktif dalam
Rangka Pemberdayaan Masyarakat, yang
dipelajari bagaimana menemukan potensi-
potensi yang ada di masyarakat sehingga dapat
dikembangkan menjadi mata pencaharian yang
produktif.
Teknik Pengembangan Pemberdayaan
Masyarakat pada Model Desa Konservasi, lebih
di optimalkan dalam kegiatan penyuluhan yang
berpedoman pada UU Nomor 16 Tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan.
Teknik Pembentukan dan Pengembangan
Kelembagaan Tingkat Desa pada prinsipnya
berarti menyadarkan anggota dan pihak lain
yang berkepentingan tentang kehadiran dan
hakekat lembaga dengan segala bentuk
kegiatannya dalam mencapai tujuannya.
Teknik Pendampingan/Fasilitator pada
prinsipnya bagaimana masyarakat dengan sadar
dan suka rela mau melakukan sesuatu kegiatan
untuk memperbaiki kehidupan diri dan
lingkungannya.
Teknik PRA (Participatory Rural Appraisal)
merupakan metode dan pedekatan belajar
mengenai kondisi suatu pedesaan, dari, dengan,
oleh masyarakat pedesaan sendiri.
Penyusunan Rencana kegiatan (PK, RUK, RKK,
RKD).
Praktek lapangan dilaksanakan di Desa Pancawati
Kec. Caringin selama 2 (dua) hari tanggal 8 dan 9
Agustus 2009. Disini di praktekkan teknik PRA sampai
Penyusunan Rencana Kegiatan (PK, RUK, RKK, RKD).
Sedangkan pada tanggal 10 Agustus 2009 presentasi
hasil laporan kelompok dan penutupan.

VII. Penutup : Kesan :


Waktu pelaksanaan pelatihan ini sangat singkat dan
padat sedangkan materi yang harus diberikan
banyak sehingga materi yang diserap kurang
optimal.
Saran :
Waktu pelatihan disesuaikan dengan materi
yang diberikan dan sasarannya sehingga
tujuan dari pelatihan ini dapat tercapai.
Manfaat :
Materi yang diperoleh dalam pelatihan
tersebut dapat dipelajari oleh Pegawai
Lainnya sehingga pelaksanaannya dapat
diterapkan di daerah penyangga kawasan
konservasi yang termasuk wilayah kerja Balai
Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau.

Demikianlah laporan saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dumai, 13 Agustus 2009


Yang membuat laporan,

Silvia Adiwinata, S.Hut


NIP 710038233

You might also like