You are on page 1of 7

1.

1 Konsep Dasar oleh Paton dan Littleton


Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka
Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22 dan 23 menyatakan bahwa
asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha(going concern).
MenurutInternational Financial Reporting Standards (IFRS) pada The Conceptual
Framework for Financial Reporting paragraf 4.1, sebagai asumsi dasar akuntansi adalah
hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurut Paton dan Littleton yang dikutip Suwardjono
(2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan usaha (Entity Theory),
kontinuitas usaha(going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat(cost attach), upaya
dan hasil(effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi.
Adapun penjelasan dari Konsep Dasar Akuntansi yang dikemukakan oleh Paton dan
Littleton yaitu :
1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan
berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik dari bisnis tersebut. Hal ini
termasuk bahwa transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara
keseluruhannya agar terpisah dari urusan pribadi dari seorang pemiliknya. Namun,
diperbolehkan bagi seorang pemilik untuk dapat memperoleh informasi yang benar
mengenai kondisi perusahaannya. Meskipun antara perusahaan dengan pemiliknya
terpisah, namun pemilik tetap berhak atas keuntungan yang harus diberikan oleh
perusahaan dalam bentuk dividen.
2. Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Konsep ini menyatakan bahwa jka tidak ada tanda-tanda atau rencana pasti di
masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka
akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan terus menerus sampai
waktu yang tidak terbatas.
3. Penghargaan Sepakatan
Konsep ini meyatakan bahwa jumlah rupiah/ agregat-harga atau penghargaan
sepakatan yang tidak terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran
merupakan bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif terutama dalam
menukur sumber ekonomikyang keluar.
4. Kos Melekat
Bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah
bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti
objek yang didekati. Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang
satu dan yang lainnya ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai
komponen digabungkan menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos yang
baru semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap
komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang
baru.
5. Upaya Dan Hasil
Konsep ini meyatakn bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh
hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain tidak ada hasil (pendapatan) tanpa
upaya biaya.
6. Bukti Terverifikasi dan Objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akun mempunyai tingkat
kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggai apabila terjadinya
data keungan didukung oleh bukti bukti yang objektif dan dapat diuji
kebenarannya. Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang
kuat dan sah.
7. Asumsi
Contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih konsep yang
relevan.
Kontinuitas usaha. Penerapan konsep ini harus tetap mempertimbangkan
dalam proses pelaporan
Perioda satu tahun. Pelaporan periodik dengan waktu sebgai wadah
pengukuran adalah salah satu kebiasaaan penting dalam akuntansi
Kos sebagai bahan olah. Penghargaan sepakatan yang menjadi bahan oleh
akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa kos factor produksi yang diperolah
perusahan menunjukkan nilai wajar pada saat terjadinya.
Daya beli uang usaha. Konsep bahwa kumlah rupiah yang terlcatat adakn
tetap menunjukkan nilai dilandasi asumsi bahwa daya beli uang adalah
stabil sepanjang waktu.
Tujuan mencari laba. Konsep pendapatan dan biaya sebagai aliran jumlah
rupiah yang ditandingkan sebenarnya mengandung asumsi bahwah
pendapatan adalh objek yang dituju oleh upaya yang diukur dengan kos.
1.2 Gambaran Umum Konsep dasar oleh FASB

Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No 1 dan SFAC No 4)

Kriteria Kualitas Informasi (SFAC No 2)

Pengukuran dan Pengakuan (SFAC No 5 dan SFAC No 7)

Memenuhi kriteria
pengakuan

Elemen statemen Keuangan (SFAC No 6)

Informasi lain-lain
Media pelaporan Statemen keuangan Informasi
keuangan pelengkap
lainnya Catatan statemen keuangan

Berdasarkan gambar diatas, tujuan pelaporan keuangan merupakan proses yang paling
menentukan dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan keuangan menentukan
konsep dan prinsip yang relevan dalam penyusunan statemen laporan keuangan. Selaian
itu tujuan pelaporan keuangan diharapkan mampu memberikan informasi kepada para
pemakai dengan berbagai kepentingan, serta mencapai tujuan ekonomik sosial negara.
Sehingga, dengan adanya informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan oleh pihak yang berkepentingan.
Informasi tentunya akan dipakai bila terdapat kebermanfaatan keputusan bagi si
pemakai. FASB telah merumuskan kualitas mengenai kriteria informasi yang terdiri dari
dua unsur utama yaitu keberpautan (relevance) keterandalan (reliability). Kualitas
informasi akan jauh lebih bernialai lagi apabila terdapat unsur-unsur (1) keterpahaman,
(2)keberpautan, (3) nilai prediktif, (4) nilai balikan, (5) ketepatwaktuan, (6) keterandalan,
(7) ketepatan penyimbolan, (8) keterujian, (9) kenetralan, (10) keterbandingan, dan (11)
materialitas.
Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi yang
dikandung dalam statemen keuangan. Penyajian elemen statemen keuangan tidak cukup
hanya memenuhi definisi tetapi harus memenuhi kriteria pengakuan dan pengukuran.
Terdapat sepuluh elemen pelaporan keuangan yang didefinisikan dalam rerangka
konseptual yaitu aset, kewajiban, ekuitas, investasi, distribusi ke pemilik, laba
komprehensif, pendapatan, biaya, untung dan rugi.
Pelaporan keuangan dan statemen keuangan meruapakan dua definisi yang
memiliki tujuan yang sama, namun memiliki komponen yang berbeda. Pelaporan
keuangan (financial reporting) adalah penyampaian informasi yang wajib dan suka rela.
Wajib disini mempunyai implikasi bahwa pelaporan harus mengandung statemen
keuangan (financial statement) yaitu media utama pelaporan keuangan serta suka rela
mencakup segala informasi yang yang diberikan oleh manajer agar bermanfaat bagi
pemakai pelaporan keuangan.
Elemen dalam statemen keuangan tersebut kemudian akan menjadi lingkup
pengukuran dan pengakuan. Atribut pengukuran yang harus dilekatkan pada suatu
elemen untuk merepresenatsikan secara tepat yang ingin diungkapakan dalam pelaporan
keuangan misalnya penggunaan kos historis, kos sekarang, nilai pasar sekarang, nilai
terealisasi, nilai diskunan. Sedangkan pengakuan berarti bahwa pencatatan resmi
(penjurnala) suatu entitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran dalam sautu sistem akuntansi,
sehingga jumlah rupiah tersebut dapat mempengaruhi statemen keuangan. FASB
menetapkan empat criteria pengakuan meliputi definis, keterukuran, keberpautan dan
keterandalan.
1.3 Joint Project FASB IASB
FASB dan IASB memulai proyek agenda baru bersama, untuk meninjau kembalikerangka ko
nseptual mereka untuk akuntansi keuangan dan pelaporan, dimana setiap dasar keputusan
standar akuntansi sebagian besar didasarkan atas tujuan, karakteristik, definisi, dankriteria
yang ditetapkan pada kerangka konseptula yang ada.Tujuan dari proyek baru ini adalah
untuk membangun kerangka kerja dengan cara mempersempit, memperbaharui,
menyelesaikan dan mengkonvergenkan ke dalam kerangka kerja umum. Tujuan lain dari
FASB dan IASB adalah untuk menyatukan standar mereka diantaranya:
1. Alasan standar berbasis prinsip memerlukan kerangka kerja konseptua karena untuk
menjadi standar berbasis prinsip tidak hanya dapat mengumpulkan konversi melainkan
harus berakar pada dasar.
2. Pentingnya IASB dan FASB berbagi kerangka konseptual umum adalah dengan
terciptanya konvergensi berarti bahwa FASB dan IASB akan terus bekerja sama untuk
mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar akuntansi dari waktu ke waktu.
Konvergensi juga bermanfaat dalam cara sebagai berikut :
Meningkatkan efisiensi pasar modal global dengan cara meningkatkan
perbandingan dan transparansi dari satu Negara ke Negara lain.
Mengurangi beban administrasi pada MNE yang saat ini diperlukan untuk
menyiapkan laporan keuangan dalam beberapa metode akunting.
Memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar modal di luar amerika serikat
tanpa memerlukan pertimbangan pelaporan keuangan standar internasional US
GAAP.
3. Karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan kenyataan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas
antar laporan keuangan.
4. Cross-cutting issue adalah isu-isu yang berdampak lebih dari suatu bidang, karena
kekayaan suatu Negara umumnya dipengaruhi oleh serangkaian faktor yang saling
berhubungan. Cross-cutting issue yang ditetapkan dalam sejumlah konvensi internasional
deklarasi, dan perjanjian pembangunan yang mengikat Negara-negara terkait.
DAFTAR PUSTAKA

http://bujang4lawang.blogspot.co.id/2013/05/konsep-dasar.html

https://www.academia.edu/4523723/TEORI_AKUNTANSI

http://www.fasb.org/intl/convergence_iasb.shtml

Astika, Dr. I.B Putra S.E.,MSi., Ak.,.2010. Teori Akuntansi: Konsep-Konsep Dasar Akuntasi
Keuangan.
Ringkasan Materi Kuliah Teori Akuntansi
Konsep Dasar oleh Paton dan Littleton, Gambaran Umum Konsep Dasar oleh FASB, dan
Joint Project FASB.

Oleh:

Putu Yulia Pransiska Dewi ( 1306305039/9)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Reguler

2015

You might also like