You are on page 1of 27
tan percepatan. Waktu membahas soal kesetimbangan, kita telah menyinggung fukum pertama Newton, yang mengatakan bahwa apabila gaya resultan terhadap juatu benda sama dengan nol, maka percepatan benda itu juga nol. Sekarang ‘Kita bertanya, bagaimana gerak suatu benda bila gaya resultan terhadapnya bukan Nol, Jawabnya termaktub dalam hukum kedua Newton, yang menyatakan bahwa bila gaya resultan tersebut tidak nol, maka gérak benda tersebut akan berupa orak dengan percepatan, dan bahwa percepatan ini — karena suatu gaya yang jortentu — tergantung pada suatu sifat benda tadi, yang disebut massa-nya. Bidang ilmu mekanika yang mempelajari baik gerak maupun gaya yang me- hyebabkan terjadinya gerak demikian, dinamakan imu dinamika, Dalam arti luas- fiya, ilmu ini mencakup hampir seluruh bidang ilmu mekanika. IImu statika khusus Moembahas kejadian di mana percepatan sama dengan nol, dan ilmu kinematika hanya mempelajari soal gerak saja. | __ Anggaplah semua kecepatan yang disebut dalam bab ini hanya kecil dibanding- kan dengan kecepatan cahaya, sehingga perihal relativitas dapat diabaikan. Juga Horus dianggap bahwa kecepatan dan percepatan itu relatif terhadap suatu item sumbu lembam (Bagian 2-3), kecuali kalau diberi keterangn lain. Dalam bub ini gerak pun harus dianggap gerak lurus saja. Gerak melingkar akan dibicara- kan dalam bab berikut, BAB 5 HUKUM KEDUA NEWTON. GRAVITASI +1 Pengantar Dalam bab-bab yang lalu secara terpisah kita telah membicarakan konsep gaya y x a a v >) ee oe ae m () Gmb, 5—1, Percepatan a = dv/dt sebanding dengan besar gaya F dan arahnya sama dengan arah gaya, 56-2 Hukum kedua Newton, Massa ~ Gambar 5-1 (a) merupakan pandangan atas sebuah benda kecil (partikel) di atas permukaan datar tanpa gesekan, yang sedang bergerak ke kanan sepanjang sumbu +x 94 Hukum kedua Newton. Gravitesi | $—2 suatu sistem sumbu lembam. Pada benda tersebut bekerja gaya horisontal F, yi besarnya diukur dengan timbengan pegas yang telah ditera seperti yang diterangkar pada Bagian 1—4. Kita dapatkan bahwa kecepatan benda itu bertambah selama gaya masih bekerja.Dengan lain perkataan, benda itu mempunyai percepatan a=dv/dt, menuju ke kanan. Jika besar gaya F itu konstan, kecepatan akan bertambah secara konstan. Kalau besar gaya itu diubah, perubahan kecepatan per detik akan berubah sebanding dengan perubshan gaya itu. Kalau gaya diduakalikan, perubahan kecepat- an per detik akan menjadi dua kali pula. Kalau seperduanya, perubahan kecepatan per detik akan menjadi setengah pula, dan seterusnya. Jika gaya dikurangi menjadi nol, perubahan kecepatan per detik nol dan benda itu akan terus bergerak dengan kecepatan konstan. Sebelum zaman Galileo dan Newton, umumnya orang berpendapat bahwa supaya suatu benda tetap dalam keadaan bergerak, terhadap benda itu perlu dikerjakan gaya, sekalipun geraknya terjadi di atas permukaan datar dan icin’ tanpa gesekan atau di “angkasa luar”. Sumbangan besar Newton dalam bidang) mekanika ini ialah pembuktiannya bahwa sekali suatu benda sudah dibuat bergerak, tidak perlu dikerjakan gaya terhadapnya agar benda tersebut tetap bergerak, dan bahwa efek suatu gaya bukanlah membuat gerak suatu benda bertahan pada suatu’ kecepatan, melainkan merubah kecepatannya. Perubahan Kecepatan per sekon (atau per satuan waktu), untuk suatu benda yang diketahui, berbanding lurus dengan gaya yang dikerjakan tethadap benda itu. Dalam Gambar 5—1(b), kecepatan benda juga menuju ke kanan, tetapi arah gaya ke kiri, Dalam kondisi ini benda itu akan bergerak lebih lambat (jika gaya itu terus bekerja, arah gerak benda akhirnya membalik). Percepatan sekarang mengarah ke kiri, sama dengan arah gaya F. Dapat kita simpulkan bahwa besar percepatan ber: banding lurus dengan gaya, dan juga arah percepatan sama seperti arah gaya, tak perduli ke mana arah kecepatan. | Mengatakan bahwa perubahan kecepatan per sekon suatu benda berbanding lurus dengan gaya yang dilakukan pada benda itu, berarti mengatakan pula bahwa per- bandingan gaya dan perubahan kecepatan per sekon adalah suatu konstanta, tak perduli berapa besar gaya itu. Konstanta perbandingan antara gaya dag perubahan kecepatan per sekon ini dinamakan massa m dari benda itu. Jadi, atau (5-1) Dengan menuliskan ungkapani ini sebagai persamaan vektor, secara otomatis kita telah memasukkan fakta eksperimental, bahwa arah percepatan a sama dengan arah gaya F. Massa suatu benda dapat dipandang sebagai gaya per satuan percepatan. Sebagai contoh, jika percepatan suatu benda 5fts apabila gaya yang bekerja padanya 20 Ib, maka massa benda itu ialah , 5-2 | Hukum kedua Newton, Massa 95 20 Ib m= ots guya 4 Ib harus bekerja pada benda itu untuk setiap ft s® percepatan. im gerak /urus, gaya F yang bekerja pada sebuah benda, dan kecepatannya v, solalu mempunyai garis kerja yang sama seperti pada Gambar 5—1. Jika arah I tidak sama dengan arah kecepatan, benda itu akan menyimpang ke samping ‘akan bergerak dalam suatu lintasan yang berbentuk garis lengkung. Tetapi akan lihat dalam bab berikutnya bahwa persamaan (5—1) juga berlaku di dalam fiwa ini, kecuali bahwa dalam perubahan kecepatan dv, atau percepatan a, ter- k baik perubahan arah maupun perubahan besar kecepatan. Jadi, dalam tiap ian, gaya vek tor sama dengan hasil kali massa dan percepatan vektor. ‘Apabila dua vektor sama, maka komponen-komponen tegaknya pun juga sama. persamaan vektor (5-1) setara {untuk gaya dan percepatan di dalam bidang ‘dengan pasangan persamaan skalar dv, dy, Fos Bm may FSM Ge = Mn (6-2) =A4lbft-! s?, Inj berarti bahwa tiap Komponen gaya dapat dianagap menghasilkan Komponen patannya sendiri. Akibatnya jika sejumiah gaya sekeli bekerja pada suatu | seperti biasanya terjadi dalam praktek, gaya-gaya itu dapat diuraikan men Komponen dan Komponen, jumlah aljabar SF. dan EF, dapat dihitung, Komnponen-komponen percepatan ditentukan berdasarkan dv, dt Pasangan persamean ini setara dengan satu persamaan vektor vs Chk=m—=may, Lh =m at = ma,. (5-3) mana kita pada ruas kiri dengan jelas menulis =F untuk menekankan bahwa patan ditentukan oleh resu/tan semua gaya luar yang bekerja pada benda itu. Persamaan (5-3) merupakan ungkapan matematis thukum kedua Newton ten- wy gerak. Jika persamaan ini kita pakai untuk menentukan 2 atau dv/dt, maka kum kedua Newton dapat dinyatakan: Perubahan kecepatan per sekon sebuah kel, atau percepatannya, sama dengan resultan semua gaya luar yang bekerja la partikel itu dibagi oleh massanya, dan arahnya sama dengan gaya resultan wt. Percepatan ini diukur relatif terhadap suatu sistem lembam. Kiranya perlu ditekankan bahwa hukum itu di sini digunakan untuk suatu jkel, karena apabila suatu gaya resultan bekerja terhadap suatu benda yang | bendanya mungkin berputar, dan tidak semua partikelnya mempunyai per jpatan yang sama. Hal inj kita bahas nanti. Tetapi dalam soa ini dapat dikatakan 1wa percepatan pusat berat suatu benda sama seperti percepatan sebuah partikel Jang massanya sama dengan massa benda itu, 96 Hukum kedua Newton. Gravitasi [| 5-3 5-3 Sistem satuan Dalam pembicaraan kita sebelum ini kita belum menyinggung dengan satuan-satuan apakah gaya, massa, dan percepatan harus dinyatakan. Tetapi, berdasarkan persama- an F =a, jelas kiranya bahwa satuan-satuan tersebut harus sedemikian rupa sehingga satuan gaya memberikan satuan percepatan kepada satuan massa. Menurut sistem meter-ilogram sekon (sistem mks), massa dari kilogram stan- dar merupakan satuan massa dan satuan percepatan ialah 1m s?. Maka satuan untuk gaya dalam sistem ini ialah besar gaya yang menyebabkan sebuah benda yang massanya satu kilogram memperoleh percepatan 1 ms". Gaya sebesar ini disebut satu newton (1N). Satu newton hampir sama dengan seperempat pound-gaya (lebih tepatnya, 1 N = 0,22481 Ib). Demikianlah maka dalam sistem mks F (N) = m (kg) X a (m s~?). Dalam sistem centimeter-gram-sekon (sistem cgs) satuan massa ialah satu gram (© 1/1000 kg) dan satuan percepatan ialah 1 cms. Maka satuan untuk gaya dalam sistem ini ialah \besar gaya yang menyebabkan sebuah benda yang massanya satu gram memperoleh percepatan | cm 8~?.Gaya sebesar ini disebut satu dyne (1 dyn). Karena 1 kg = 10° g dan 1ms~? = 10? cms~?, teranglah bahwa 1 N= 10° dyn. Dalam sistem cgs F (dyn) = m (g) X a (em s~). Dalam menggunakan sistem mks dan sistem gs, mula-mula kita pilih satuan apa yang hendak kita pakai untuk massa dan percepatan, lalu satuan gaya kita tentukan berdasarkan kedua satuan ini. Dalam sistem keteknikan /nggeris (British engineering system), mula-mula kita pilih satuan untuk gaya (1 |b) dan satuan untuk percepat- an (1 fts™), lalu satuan massa ditentukan sebagai massa suatu benda yang percepat: annya 1 fts~? apabila gaya resultan terhadap benda itu 1 Ib. Satuan massa ini disebut satu slug, (Asal kata slug ini kurang jelas, mungkin dari sluggishness, yang berarti lembam. Jadi, dalam sistem Inggris itu F (Ib) = m (slug) x a (ft s~). Lihat Tabel 5—1 untuk satuan-satuan gaya, massa, dan percepatan dalam ketiga sistem tersebut di atas. Tabel 5—1 Sistem satuan Gaya Massa Percepatan mks newton (N) kilogram (kg) msek~? gs dyne (dyn) gram (g) om sek~? Inggris pound (Ib) slug ft sek™? Contoh 1. —Percepatan suatu benda ternyata 6 ft gaya resultan pada 5-4 | Hukum Newton tentang gravitasi sejagat 97 Contoh 2. Gaya horisontal dan konstan sebesar 2 N dikerjakan terhadap sebuah benda bermassa 4 kg yang terletak di atas sebuah permukaan yang datar dan tanpa gesekan. Percepatan benda tersebut ialah F_2N ata =X Lo5ms?. m 4kg Karena gaya konstan, percepatan juga konstan. Jadi, bila letak awal dan kece- patan benda itu diketahui, maka kecepatan dan letak pada tiap saat sesudahnya Wapat ditentukan berdasarkan persamaan gerak dengan percepatan konstan. Gontoh 3. Sebuah benda yang massanya 200 g memperoleh kecepatan awal sebesar 40 cms* arah ke kanan di atas sebuah meja laboratorium yang datar. Benda itu ferlinat meluncur sejauh 100 cm sebelum terhenti geraknya, Tentukanlah besar ddan arah gaya gesekan f yang bekerja terhadapnya! Karena tidak ada keterangan lebih lanjut, kita anggap saja gaya gesekan itu konstan. Oleh sebab itu percepatan benda pun konstan dan berdasarkan persamaan gorak dengan percepatan konstan, kita dapatkan v2=vo42ax, 0= (40ems-!)? + (2a x 100 cm), a=—8ems Tanda negatif menandakan bahwa percepatan adalah arah ke kiri (walaupun kecepatan mengarah ke kanan). Gaya gesekan terhadap benda ialah f= ma = 200g x (—8 em s~ ian juga mengarah ke kiri. (Suatu gaya yang besarnya sama, tetapi arahnya ke kanan, dilakukan oleh benda yang meluncur itu terhadap meja). 6-4 Hukum Newton tentang gravitasi sejagat Dalam mempelajari ilmu mekanika kita senantiasa berhadapan dengan gaya tarik avitasi yang terjadi antara suatu benda dan bumi. Sekarang marilah kita dalami Jenomena gravitasi tersebut lebih jauh. Hukum gravitas! ‘sejagat (universal) adalah hasil pemikiran Newton, dan dipubli- Kusikannya pada tahun 1686. Ada cerita yang mengatakan bahwa hukum itu disim= pulkannya berdasarkan pengamatannya terhadap buah apel yang jatuh dari pohon: nya ke tangh, tetapi perhitungan-perhitungan yang mula-mula diumumkannya {untuk membuktikan kebenaran hukum tersebut bukan menyangkut buah apel itu, inolainkan mengenai gerak bulan mengelilingi matahari. Hukum Newton tentang gravitasi itu dapat diungkapkan seperti berikut: setiap partikel materi di jagat raya melakukan tarikan terhadap setiap partikel lainnya dengan suatu gaya yang berbanding langsung dengan hasilkali massa partikel-partikel | jw dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang memisahkannya, Jad, ei a a 98 Hukum kedua Newton. Gravitasi { 5-4 di sini Fg adalah gaya gravitasi pada masing-masing partikel itu, m dan m’ ial massa-massanya, r ialah jarak antara partikel-partikel itu, dan G ialah konstanté umum yang dinamakan konstanta gravitas, yang angkanya bergantung kepad satuan-satuan yang digunakan untuk gaya, massa, dan panjang. Gaya-gaya gravitasi yang bekerja pada partikel-partikel itu membentuk sepasant aksi-reaksi. Walaupun massa partikel-partikel itu berbeda, gaya yang sama besarny: bekerja pada masing-masing partikel itu, dan garis kerja kedua gaya itu terletak di sepanjang garis yang menghubungkan partikel-partikel itu, Hukum gravitasi Newton ialah hukum untuk gaya antara dua partikel. Bagal mana caranya supaya dapat dipakai untuk gaya antara sebuah benda kecil d: bumi, atau antara bumi dan bulan, karena_ partikel-partikel yang membentul kedua benda ini berbeda jaraknya satu sama lain dan gaya-gaya tariknya berlai arahnya? Newton menunda publikasi hukumnya sampai 11 tahun sesudah ia yakit akan kebenarannya, sebab ia belum bisa membuktikan secara matematis bahwe gaya tarik yang dilakukan pada atau oleh sebuah bola homogen sama seperti ji massa bola itu terkonsentrasi di titik pusatnya. (Untuk membuktikan ini, ia hare membuat metode hitung analisa). Membuktikannya tidak susah, akan tetapi terlalu Panjang kalau dituliskan di sini. Sebab itu untuk mudahnya kita anggap saja sebagai suatu fakta bahwa gaya gravitasi yang dilakukan pada atau oleh suatu bola homogen sama seperti seandainya seluruh massa bola itu terkonsentrasi pada satu titik di pusatnya, Jadi, kalau bumi merupakan sebuah bola homogen, gaya yang dilakukan olehnya terhadap suatu benda kecil bermassa m, dan jaraknya r dari bumi, ialah Fe=anm, di mana rig merupakan massa bumi. Gaya yang sama besarnya juga akan dilakukan oleh benda itu terhadap bumi. Besar konstanta gravitasi G dapat diperoleh secara eksperimen dengan jalan merigukur gaya tarik gravitasi antara dua benda yang massanya diketahui m dan m’, dan jarak yang memisahkannya diketahui pula, Pada bende-benda yang berukuran sedang, gaya tarik tersebut kecil Sekali, tetapi dapat juga diukur dengan sebuah alat yang diciptakan oleh Rev. John Michell, meskipun Sir Henry Cavendish yang per- ‘tama kali menggunakannya untuk maksud tersebut dalam tahun 1798. Coulomb: pun mempergunakan alat semacam ini untuk menyelidiki gaya tarik dan gaya tolak listrik dan magnet. Prinsip neraca Cavendish dapat dilihat pada Gambar 5~2. Bagiannya yang tegar dan berbentuk T tergantung pada sehelai fiber vertikal yang halus, misainya benang yang terbuat dari kuartz atau pita logam yang tipis. Dua bola kecil yang massanya 'm terpasang pada.ujung-ujung horisontal bentukan T tersebut, dan sebuah cermin kecil M,yang dipasangkan pada bagian yang vertikal memantulkan seberkas cahai pada sebuah skala. Cara memakai neraca seperti berikut: dua bola besar bermass mn’ diposisikan seperti terlihat dalam gambar, Gaya tarik gravitasi antara bola-bola kecil dan besar menghasilkan suatu Kopel, yang memuntir sistem motalui sobu 5-S | Massa dan verat_ 2. Asas neraca Cavendish. Dengan menggunakan fiber yang sangat halus, penyimpangan cermin dapat dibuat cukup besar sehingga gaya gravitasi dapat diukur dengan teliti. Konstanta gravitasi, yang diukur dengan cara ini, ialah G = 6,670 X 10-" Nm? kg? 6,670 x 10-8 dyn cm? g~?. Contoh 1. Massa m salah satu bola kecil neraca Cavendish ialah 1g, massa 7m” alah satu bola besar ialah 500 g, dan jarak antara pusat kedua bola ialah 5 cm. Gaya gravitasi pada tiap bola ialah F, = 6,67 X 10-8 dyn cm? g-? 1gx 500g om? = 1,33 x 10-8 dyn, tau kita-kira seperjuta dynel Gontoh 2. Umpamakan bola-bola dalam Contoh 1 diletakkan terpisah 5 om satu soma latn di suatu titik di angkasa, jauh dari semua bends lain. Berapa percepatan mosing-masing, relatif terhadap suatu sistem lembam? Percepatan a bola kecil ialah Percepatan a bola kecil ialah Fg _ 1,33 X 10~* dyn m Te a = 1,33 x 10-6ems?. Percepatan a’ bola besar ialah Fy _ 1,33 x 10-6 dyn 500g = 2,67 x 10-9 cm s-?. mi Dalam hal ini, kedua percepatan tidak konstan, sebab gaya gravitasi bertambah j/ka kedua bola saling mendekati. 6-5 Massa dan berat erat suotu benda sekarang dapat didefinisikan dalam arti yang lebih umum lagi ddaripada. yang diberikan dalam bab-bab yang lewat, yaitu sebagai gaya gravitasi rosultan yang dilakukan oleh semua bende lainnya di jagat raya ini terhadap benda Lc itus-f)-atau_-dokat-pacmukoan.bumi,gaya tarik bumi sangat besar daripada gaya tarik 100 Hukum kedua Newton. Gravitasi | 5—5 diabaikan dan berat dapat dianggap disebabkan semata-mata oleh tarikan gravitasi bumi. Dengan cara yang sama, di permukaan bulan, atau planit lain, berat benda hampir seluruhnya disebabkan oleh tarikan gravitasi bulan atau planit. Jadi jika bumi berbentuk sebagai bola homogen berjari-jari A maka berat w dari sebuah benda kecil pada atau dekat permukaannya ialah (5-5) Tak ada Kesepakatan umum antara para ahli fisika mengenai definisi yang tepat mengenai “berat”. Beberapa orang lebih suka menggunakan istilah ini untuk besaran yang akan kita definisikan nanti dan namakan “berat nyata” atau “‘berat relat Karena tidak ada definisi yang umum diakui, untuk seterusnya kita ambil saja arti berat seperti didefinisikan di atas. Disebabkan oleh ketidakhomogenan dalam komposisi bumi, dan karena bumi bu: an bola sempurna, melainkan berbentuk bola yang pipih di kutub-kutubnya, berat benda akan berbeda sedikit dari titik ke titik di permukaan bumi. Selain itu, berat Suatu Benda yang diketahui akan berkurang menurut perbandingan terbalik dengan Kuadrat jaraknya dari pusat bumi, dan sebagai contoh, pada jarak radial dua kali radius bumi, beratnya sudah berkurang sebesar seperempat beratnya di permukaan bumi. Berat nyate (apparent) suatu benda di muka bumi, besar dan arahnya berbeda se- dikit dengan gaya tarik gravitasi bumi disebabkan oleh rotasi bumi terhadap sumbu- nya. Dalam pelajaran kita sekarang ini, perbedaan kecil antara berat nyata suatu ben- da dengan gaya tarik gravitasi bumi, kita abaikan saja, dan kita andaikan bahwa bumi merupakan suatu sistem sumbu lembam. Jadi apabila suatu benda dibiarkan Jatuh bebas, gaya yang mempercepatnya ialah beratnya w,dan percepatan yang di- Sebabkan oleh gaya ini merupakan percepatan akibat gravitasi g. Hubungan umum F=ma karena itu, khusus dalam hal benda jatuh bebas, menjadi w=mg. (5-6) Karena mime*) w=mg=G at maka “Gre Ceara (6-7) Yang membuktikan bahwa percepatan yang disebabkan oleh gaya berat adalah sama untuk semua benda (karena m diilangkan) dan hampir konstan (karena G dan me adalah Konstan dan A hanya sedikit berbeda dari titik ke titik di atas muka bumi * *) B= earth » bumi EO allt ili catia a . S-5 | Massa dan berat 101 Berat benda merupakan suatu gaya, dan harus dinyatakan dalam satuan gaya ‘nonurut sistem satuan yang digunakan. Jadi, dalam sistern mks, satuan berat ialah JN; dalam sistem cgs, ialah 1 dyne; dan dalam sistem Inggris, 1 Ib. Persamaan | (6-6) memperlihatkan hubungan antara massa dan berat benda, sistem satuan mana | pun yang dipakai. Sebagai contoh, berat satu kilogram standar di suatu tempat di mana g = 9,80 ms~ ialah w=mg=1 kg X 9,80 ms~? = 9,80 N. Di tempat lain di mana g= 9,78 ms? w=9,78N, Jadi, tidak seperti massanya, yang merupakan suatu konstanta, berat suatu onda berbeda dari tempat ke tempat. i Berat benda yang massanya 1 g di suatu tempat di mana g = 980 cms ? jalah , beratnya ialah w= mg = 1 g X 980 cm s~? = 980 dyn. Berat suatu benda yang massanya 1 slug, di suatu tempat di manag = 32,0 ft s"?, (alah w= mg = 1 slug x 32,0 ft s~? = 32,0 Ib, dan massa seseorang yang beratnya 160 Ib di tempat ini jalah | w_ 160 Ib 9 32,0fts Colau bukan berat w yang kita masukkan ke dalam persamaan w = mg tetal | gaya gravitasi Fe, seperti menurut hukum gravitasi Newton, maka kita peroleh, | wesudah menghilangkan massa m, 5 slug | me= Wi mana A ialah radius bumi, Semua besaran di ruas kanan diketahui, sehingga | inussa bumni, me, dapat dihitung. Ainbil R= 6370 km = 6,37 x 10° m, dan g = 9,80 ms"?! Maka kita peroleh ime = 5,98 X 10™ kg = 5,98 x 10” g. Volum: bumi ialah V = $x? = 1,09 x 10” m? = 1,09 x 107” cm’. Massa sebuah benda dibagi volumnya disebut rapat massa (density) rata-ratanya. (Mapat massa air ialah 1 g cm? = 1000 kg m”°). Karena itu rapat massa rata-rata bumi jalan 5,5 gem~3 = 5500 kg m~*. Ini jauh lebih besar daripada rapat massa ratarata bahan yang berada dekat ira 3 gom"?" 3000 kgm"), Jadi 102 Hukum kedua Newton. Gravitasi. | 56 Seperti ‘Kebanyakan lbesaran fisika lainnya, massa suatu bende dapat diukue engan beberapa macam cara. Salah satunya ialah dengan menggunakan hubungan yang mendefinisikan besaran bersangkutan, yang dalam hal ini ialah perbandingan antara gaya yang bekerja terhadap bend itu dengan percepatannya, Jadi, bila suatu Seva yang diketahui besarnya dikerjakan terhadap benda tersebut lalu diukur pave pataninya, maka massanya yang belum diketahui dapat dicari dengan membagh Seva tersebut dengan percepatan bende. Cara ini khusus dipakai untuk mengukur massa partikel atom. Satu cara agi ialah dengan menguji beratnya dengan benda lain yang (a) massenya sama dengan massa benda yang dimaksud, dan (b) yang massanya sudah diketahui Marilah kita bicarakan dulu bagaimana cara menentukan samanya massa dua bush bends. Seperti telah diterangkan, di tempat yang sama di muka bumi semua bends | akan jatuh bebas dengan percepatan yang sama, @ Karena berat w suatu benda adalah sama dengan hasilkali massanya dengan percepatan g, maka bila berat dua | buah benda sama besar di tempat yang sama, berarti massa keduanya pun same, Nerac sama-lengen merupakan suatu alat, dengan mana kita dapat mengetahui dengan teliti kesampaan berat dua benda, dan karena itu juga kesamaan massanya. Dari pembahasan di atas jolas kiranya bahwa sifat materi yang kita sebut masse: nya itu ada dua aspeknya yang berbeda. Gaya tarik gravitasi antara dua partikel cikatakan berbandingan (proportional) dengan hasilkali massanya, dan dalam pe- Ngertian ini massa dapat dianggap sebagai sifat materi yang menyebabkan setiap partikel melakukan suatu gaya tarik torhadap setiap partikel lainnya, Sifat ini dapat kita namakan massa gravitasional. Sebaliknya, hukum kedua Newton menyangkut Suatu sifat materi yang lain sama sekali, yaitu, hal bahwa suatu gaya (tidak harus ga- 2 gravitas!) harus dikerjakan terhadap sebuah partikel agar partikel ini memperoleh Percepatan, yang berarti, merubah kecepatannya, baik besar maupun arahnya, Sifat ini dapat kita namakan massa /embam. Tidak dikatakan bahwa massa gravitecional sebuah partikel harus sama dengan massa lembamnya, tetapi eksperimen menunjuke kan bahwa kedua pengertian sebenarnya sama, atau lebih baik lagi dikatakan beh, panvang satu berbanding lurus dengan yang lain, Artinya, jika kita harus mendorong benda A dua kali sekeras mendorong benda 8 untuk memperoleh suatu percepatn fertentu, maka gaya tarik gravitasi antara benda A dan suatu benda ketiga C adalah Gua kali sebesar gaya tarik gravitasi antara benda 8 dan benda C itu dan jarak antara mereka sama. Karena massa yang dua jenis itu sebanding, maka biasanya keduanya dianggap sama. Jadi, apabila kita menggunakan neraca sama-lengan untuk membandingkan beberapa massa, maka yang kita ukur sebenamya adalah masse Sravitasionainya, Berdasarkan konvensi, untuk massa lembam kita tetapkan saja pahwa harga hitungannya sama. Karena itu sifat yang dinyatakan dengan dalam hukum Kedua Newton, secara operasional dapat didefinisikan sebagai, has yang Giperoleh dengan metode menggunakan neraca sama-lengan, 5-6 Penerapan hukum kedua Newton Menyusul sekarang beberapa contoh soal yang berhubungan dengan penerapan hukum kedua Newton. Dalam contoh-contoh ini, dan juga di dalam soat-soal pada akhir bab ini, diumpamakan bahwa percepatan 9 disebabkan gravitas! 2 5-6 | Penerapan hukum kedwa Newton 103, Contoh 1.Sebuah balok yang massanya 10 kg diam di atas permukaan horisontal. Berapa gaya horisontal konstan T diperlukan untuk memberikan kecepatan 4 m s”* dalam 2 sekon, dari keadaan diam, jika gaya gesekan antara balok dan per- mukaan konstan dan sama dengan 5 N? Andaikan semua gaya bekerja di pusat balok itu (Lihat Gambar 5~3). Gambar 5-3 Massa balok diketahui. Percepatan y-nya nol. Percepatan x-nya dapat dihitung ori data kecepatan yang diperoleh dalam waktu yang diketahui. Karena semua gaya Konstan, percepatan x adalah konstan, dan berdasarkan persamaan gerak dengan percepatan Konstan, maka Rosultan gaya x ialah dan resultan gaya y ialah dapat dihitung dengan menerapkan hukum ini terhadap tali apabila percepatannya diketahui. Percepatan tidak diketahui, tetapi dapat dihitung dengan menganggap bahwa balok dan tali bersama-sama membentuk satu sistem tunggal. Gaya vertikal pada sistem ini Vidak perlu diperhatikan. Karena tidak ada gesekan, resultan gaya /uar yang bekerja pada sistem ialah gaya F,. (Gaya F, dan F’, merupakan gaya intern apabila kita Mmemandang balok dan tali sebagai satu sistem tunggal dan gaya F’, tidak bekerja ‘pada sistem itu, melainkan pada orang). Maka berdasarkan hukum kedua Newton, UF = ma, ON = (4 ke + 0,5 kg) X a, a=2ms ang kita dapat menggunakan hukum kedua Newton terhadap balok itu, DF =ma, Foa=4kex2ms BN. Kalau yang kita tinjau tali sendirian, gaya resultan pada tali itu ialah DF=Fi—Fh=9N—Fa, dan berdasarkan hukum kedua, 9N—F2=0,5kgx2ms-?=1N, Fem BN. dengan hukum 106 Hukum kedua Newton. Gravitasi | 5-6 dapatkan bahwa F, dan F’, besarnya sama. Akan tetapi hendaklah diingat bahwa F, dan F, tidak sama, dan berlawanan (tali tidak dalam keadaan setimbang) dan bahwa kedua gaya ini bukanlah sepasang aksi-reaksi Contoh §. Dalam Gambar 5—6, sebuah balok beratnya w, (massa = m,) bergerak di atas permukaan dater tanpa gesekan, dihubungkan oleh seutas tali lemas dan. halus melalui kerekan kecil tanpa gesekan pada balok kedua yang menggantung, dan beratnya w, (massa = m,). Berapa percepatan sistem, dan berapa tegangan. dalam tali yang menghubungkan kedua balok itu? Gambar 5-6 Diagram memperiihatkan gaya-gaya yang bekerja pada setiap balok. Gaya-gaya yang dilakukan oleh tali pada balok-balok itu dapat dipandang sebagai sepasang aksi-reaksi, sehingga kita menggunakan simbol T untuk masing-masing. Untuk balok di atas permukaan, Dh =T=ma, Dy =N— wm =0. Karena tali yang menghubungkan kedua balok itu tidak dapat bertambah panjang, maka percepatannya akan sama. Dengan menggunakan hukum kedua Newton pada balok yang menggantung itu, kita peroleh DF, = w2 — T= maa. Dengan menjumlahkan persamaan pertama dan ketiga, kita peroleh wa = (mi + maja, atau We my + m2 yang menyatakan bahwa percepatan seluruh sistem, sama dengan resultan gaya /uar (wa) dibagi oleh jumlah massa (m, + m,). Karena w, = m,g, maka 5-6 | Penerapan hukum kedua Newton 107 ‘menghilangkan a dari persamaan pertama dan ketiga, maka kita peroleh m_, my + m2 T kecil sekali bila dibandingkan dengan w . Walaupun bumi menarik balok tung itu dengan gaya w2, gaya terhadap balok yang meluncur kecil sekali ingkan dengan w2. Halnya bukanlah bumi yang menarik balok meluncur, Inkan tali yang gaya tegangannya sudah tentu lebih kecil dari wz kalau balok menggantung harus memperoleh percepatan ke bawah. T=" ). 5-7. (a) Bagi pengamat A, benda itu mempunyai percepatan ke bawah. (b) Bagi pengamat B, percepatan benda itu sama dengan nol. 1a tuliskan w! = 7, 6. Sebuah benda bermassa m digantungkan pada timbangan pegas yang di- ‘kan di langit-langit sebuah elevator, seperti pada Gambar 5—7. Berapa pem- jan timbangan itu kalau elevator mempunyai percepatan a, relatif terhadap \? Anggaplah permukaan bumi merupakan sistem sumbu lembam. Goya-gaya pada benda itu ialah beratnya w (gaya gravitasi F, yang dilakukan Wa oleh bumi) dan gaya ke atas 7 yang dilakukan padanya oleh timbangan. la itu dalam keadaan diam relatif terhadap elevator, dan karena itu mempunyai patan a relatif terhadap bumi. (Kita ambil arah ke bawah sebagai arah positif). ja resultan pada benda itu ialah w—T, sehingga berdasarkan hukum kedua on, w—T=ma, w—ma. fordasarkan hukum ketiga Newton, benda menarik timbangan itu ke bawah de- gaya yang sama dan berlawanan arah dengan T, atau sama dengan w — ma, ‘jwhingga pembacaan timbangan sama dengan w — ma. Jika benda yang sama tergantung dalam kesetimbangan dari sebuah timbangan ‘yang melekat tetap pada bumi, pembacaan timbangan akan menyamai berat w. agi seorang pengamat yang berada dalam elevator, benda itu bagaikan dalam -koadaan setimbang dan karen: mi gaya ke bawah w’ yang _ fama besarnya dengan pem| yrti pada Gambar 5~—7(b). Gaya Vn 108 — Hukum kedua Newton. Gravitasi | 5-6 nyata w’ ini dapat disebut berat nyata benda tersebut. Gaya gravitasi w dise berat sejati. Dengan demikian, (5-1 Kalau elevator diam, atau bergerak vertikal (baik ke atas maupun ke bawah dengan kecepatan tetap, berarti a = 0 dan beratnyata sama dengan berat sejatiny Kalau percepatannya arah ke bawah, seperti pada Gambar 5~7, sehingga a menja Positif, maka berat nyata akan lebih kecil daripada berat sejatinya; benda itu seper “lebih ringan’’. Kalau percepatan mengarah ke atas, a bertanda negatit, berat nyat lebih besar daripada berat sejatinya, dan benda seperti “lebih berat”. Kalau el vator jatuh bebas, a = g, dan karena berat sejatinya w juga sama dengan mg, be nyata adalah nol dan benda itu seperti “tidak punya berat”. Maka dalam pengertiat inilah dikatakan seorang astronot yang mengorbit bumi dalam sebuah kapsul angkasa dikatakan “tidak berbobot"’. Contoh 7. .Gambar 5-8 (a) memperlihatkan sebuah akselerometer sederhan Sebuah benda Keci! dilekatkan pada salah satu ujung batang ringan yang dapa berputar bebas di titik P. Apabila sistem itu mempunyai percepatan menuju k Kanan, batang itu akan membentuk sudut @ dengan arah vertikal. (Pada akselerom ter yang sesungguhnya, ada alat peredam untuk mencegah agar batang itu berayut keterlaluan apabila percepatan berubah. Batang itu dapat digantungkan di dalai sebuah tangki minyak mineral). Seperti yang terlihat pada diagram benda-bebas, Gambar 5~8 (h), dua gay, bekerja pada benda itu: beratnya w dan tegangan’T di dalam batang. (kita abaikan, berat batang itu). Gaya horisontal resultan ialah Xr. =T sin 8, a | yr Teos ole} | a zs je : Tsin@ iG S S (b) © Gmb. 5-8, (a) Akselerometer sederhana, (b) Gaya yang bekerja terhadap benda tersebut jalah gaya w dan gaya 7. (c) Berat nyata w! sama dan ber lawanan arah dengan 7. dan gaya vertikal resultan ialah Dh Toos 0 —w. Percepatan-x ialah percepatan a dari sistem, dan percepatan-y adalah nol, Sarena itu 5-6 | Penerapan hukum kedua Newton 109 Apabila persamaan pertama dibagi dengan persamaan kedua, dan w diganti dengan mg, kita peroleh g tan 6, dan percepatan @ sebanding dengan tangen sudut 0. Sekarang kita tinjau soal ini dari segi pandangan seorang pengamat yang ikut naik akselerometer itu, seperti dalam Gambar 5~8(c). Baginya, benda itu seperti dalam kesetimbangan dan karena itu seolah-olah mengalami gaya w’ yang sama besar dan berlawanan arah dengan T,dan dinamakannya berat nyata benda itu. Untuk mendapatkan rumusan w’, kite tuliskan hukum kedua Newton dalam bentuk vektor yang umum. Gaya resultan pada benda itu ialah hasil penjumlahan vektor w dan T, dan karena itu w+T=ma, T=—w+ma. Berat nyata w! sama besar dan berlawanan arah dengan 7, jadi w’= —7 dan w—ma. (5-9) w’ Persamaan ini merupakan bentuk umum persamaan (6-8) untuk beratnyataw’ suatu benda, relatif terhadap suatu sistem yang mempunyai percepatan @ relatif torhadap suatu sistem lembam. Dalam contoh ini, beratyata berbeda dengan berat jojatinya, batk dalam besar maupun dalam arahnya. Hingga di sini, penerapan hukum kedua Newton dibatasi pada kejadian-kejadian ji mana gaya resultan yang bekerja pada suatu benda adalah konstan, sehingga momberikan kepada benda itu percepatan yang konstan pula. Kejadian semacam {ni sangat penting, tetapi hanya memerlukan sedikit saja pengetahuan matematika. Akan tetapi, apabila gaya resultan tersebut berubah-ubah (variabel), percepatan tidak konstan dan persamaan-persamaan sederhana tentang gerak dengan percepat ‘an konstan tidak dapat dipakai. Kita tutup pasal ini dengan dua contoh soal tentang gorak yang disebabkan oleh suatu gaya variabel. Contoh 8. Andaikan bumi tidak berputar, dan merupakan bola homogen. Lalu bohasiah gerak sebuah benda yang jatuh bebas (atau yang dilontarkan vertikal ke ‘ytas), dengan memperhatikan perbedaan gaya gravitasi terhadap benda itu menurut Jaraknya dari pusat bumi. Absikan tahanan udara. Gaya gravitasional pada benda yang jaraknyayr dari pusat bumi ialah Gmne/r*, dan berdasarkan hukum kedua Newton percepatannya ialah di mana arah positifnya ke atas (atau lebih jelas lagi, ke Ivar secara radial). Telah ditunjukkan dalam persamaan (4—8) bahwa percepatan itu-dapat dirumus- kan sebagai Jadi 110 Hukum kedua Newton. Gravitasi | 5-6 di mana 4 dan v, adalah kecepatan pada jarak radial r, dan th Selanjutnya Vi = vi = 2Gme ( - \ : (5-10) Sebagai contoh, mari kita cari kecepatan awal v, yang diperlukan untuk me- lontarkan sebuah benda vertikal ke atas, demikian rupa sehingga dapat naik dari muka bumi sampai ketinggian yang sama dengan radius bumi A. Maka, 2=0,n=R,m=2R, dan w= (6-11) Umpamakan go ialah percepatan gaya berat pada permukaan bumi, di mana r= A. Maka Gme = goR*, \ dan persamaan (5—11) dapat ditulis vF = goR. (5-12) Cobalah bandingkan ini dengan kecepatan yang diperlukan jika percepatannya mempunyai harga konstan g, ! Contoh 9. Gaya tahanan (resisting force) yang berubah lurus dengan kelajuan sering ditemukan dalam alam. Benda kecil apa saja berbentuk bola, misalnya setetes air hujan, setetes minyak, atau bola dari baja, yang bergerak dengan kecepatan kecil v melalui suatu zat alir kental (cairan atau gas) akan mengalami suatu gaya &, di mana R=—6rnv, dan 7 adalah gaya kekentalan. Hubungan ini disebut hukum Stokes. Kalau k= Grr, hukum Stokes itu dapat kita tulis R=-k. Sebuah bola kecil yang jatuh melalui suatu zat alir kental akan mengalami tiga gaya vertikal, seperti diperlihatkan pada Gambar 5-9: beratnya w,igaya apung 8, dan gaya tahanan Misalkan bola itu bergerak dari keadaan diam dan arah-y positif adalah arah ke bawah. Maka Dh =w-B— hw = ma, Pada awal gerak, ketika v = 0, gaya yang menahan adalah nol dan percepatan awal a, adalah positit:

You might also like