Professional Documents
Culture Documents
M E TO D O L O G I
4.1 PENDEKATAN
2. Tipologi Kawasan
Profil akan disusun untuk setiap lokus kawasan kumuh dan akan disajikan dalam
bentuk database Sistem Informasi Geografis (SIG). Selain sebagai database,
penyajian data dalam bentuk SIG juga akan memudahkan para pengguna dalam
mengambil keputusan mengenai penanganan kawasan kumuh. Penyajian profil
yang sistematis dan terintegrasi dengan SIG diharapkan dapat memudahkan
dalam penentuan cara pendekatan penanganan kawasan kumuh tersebut.
Laporan Pendahuluan IV - 1
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
Pendekatan dan Metodologi
Laporan Pendahuluan IV - 2
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
Tinjauan Ranking dan
Kebijakan Pembobotan
INDIKATOR KUMUH :
Kesesuaian Kebijakan
Dengan Rencana dan Strategi
Tata Ruang Kota SWOT Penangana
Survey
Survey Primer n
Sekunder Status Tanah
Tata Bangunan
Potensi
dan Konsep dan
Lokasi dan Sarana Prasarana Experts &
Diskusi dan Lingkungan
Permasa- Pendekatan Rencana Indikasi
Delineasi Lokus Stake-
Penyamaan lahan Penanganan Program
holders
Persepsi Kawasan Kumuh Sosial Budaya Kawasan Input tiap kawasan
Vitalitas Ekonomi
Kesehatan
Lingkungan Klasifikasi Konsep Rencana
Pemilihan Need
Lokasi Assesment Pilot Project
Kebencanaan Kumuh Berat
Pilot
Project Community
Upaya dan Komitmen Kumuh Sedang
Action Plan
Pemerintah
Kumuh Ringan (CAP)
Laporan Pendahuluan IV - 3
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
4.2 METODOLOGI
Metode pengumpulan data terdiri dari survei primer dan survei sekunder. Survei
Primer adalah survei yang dilakukan di lapangan pada lokus kawasan kumuh
untuk mencari data-data dan gambaran potensi permasalahan di lapangan.
Sedangkan survei sekunder berupa survei untuk mendapatkan data-data yang
berkaitan dengan kawasan kumuh di Kota Samarinda yang telah disusun oleh
instansi-instansi maupun oleh perseorangan.
A. Survei Primer
Laporan Pendahuluan IV - 4
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
Pendekatan dan Metodologi
B. Survei Sekunder
Laporan Pendahuluan IV - 5
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
Pendekatan dan Metodologi
Tahap ini adalah untuk menentukan lokasi kawasan kumuh dan kemudian
menentukan batas area lokus kawasan kumuh beserta luasannya. Penentuan
lokasi kawasan kumuh, dapat dilakukan dengan melihat pada data-data
inventarisasi bangunan rumah kumuh yang sudah dilakukan sebelumnya.
Seperti dari hasil kajian instansi terkait atau dari data BPS yang sudah
menghitung jumlah rumah kumuh per desa dari data Potensi Desa.
Laporan Pendahuluan IV - 6
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
Pendekatan dan Metodologi
NO Indikator VARIABEL
1. Kesesuaian pola penggunaan lahan
1. Kesesuaian dengan Rencana dengan Rencana Tata Ruang yang berlaku
Tata Ruang
2. Status sertifikat tanah
2. Status Tanah 3. Status kepemilikan tanah
4. Tingkat Pertambahan Bangunan Liar
3. Tata Bangunan 5. Kepadatan Bangunan
6. Kondisi Bangunan Semi Permanen
7. Tapak bangunan
8. Jarak Antar Bangunan
9. Rasio Kecukupan Luas Rumah Tinggal
10.Kondisi jalan lingkungan
4. Sarana dan Prasarana 11.Kondisi drainase
Lingkungan 12.Akses terhadap air minum
13.Akses terhadap prasarana sanitasi
14.Penanganan persampahan
15.Kepadatan Penduduk
5. Sosial Budaya 16.Tingkat Pertambahan Penduduk
17.Penyakit Sosial dan Kriminalitas
18.Kohesi Sosial
19.Motif budaya yang membentuk kawasan
20.Angka Kemiskinan
6. Vitalitas Ekonomi 21.Jumlah pekerja di sektor informal
22.Jumlah Pengangguran
23.Letak strategis kawasan
24.Jarak tempat mata pencaharian
25.Fungsi kawasan sekitar
26.Angka Kesakitan DBD
7. Kesehatan Lingkungan 27.Angka Kesakitan Diare
28.Angka Kesakitan ISPA
29.Frekuensi Histori Kebakaran
8. Kebencanaan 30.Frekuensi Histori Banjir
31.Letak di lokasi Rawan Bencana
32.Pembiayaan
9. Upaya dan Komitmen 33.Kelembagaan
Pemerintah 34.Rencana Penanganan
35.Pembenahan Fisik
36.Penanganan Kawasan
Sumber: Hasil Kajian Konsultan, 2013
Laporan Pendahuluan IV - 7
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
Pendekatan dan Metodologi
Nilai 20 (dua puluh) untuk kawasan yang sebagian besar atau lebih
dari 50% masih sesuai untuk permukiman.
b) Kepadatan Bangunan
Nilai 50 (lima puluh) untuk kawasan yang Kepadatan bangunan lebih
dari 100 rumah per hektar.
Nilai 30 (tiga puluh) untuk kawasan yang kepadatan bangunannya
mencapai antara 60 sampai 100 rumah per hektar.
Laporan Pendahuluan IV - 8
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
Pendekatan dan Metodologi
Nilai 20 (dua puluh) untuk nilai rasio luas rumah total dibagi jumlah
penduduk diatas 9 m2 /jiwa.
1) Kondisi Jalan
2) Kondisi Drainase
Sasaran pembobotan kondisi drainase adalah drainase di kawasan
permukiman.
Laporan Pendahuluan IV - 9
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
Pendekatan dan Metodologi
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
10
Pendekatan dan Metodologi
Nilai 50 (lima puluh) untuk kawasan dengan yang tinggi yaitu diatas
10 kasus dalam jangka waktu 1 tahun.
Nilai 30 (tiga puluh) untuk kawasan dengan tingkat kasus penyakit
sosial dan kriminalitas yang sedang antara 2 sampai 10 kasus dalam
jangka waktu 1 tahun.
Nilai 20 (dua puluh) untuk kawasan yang tidak memiliki motif budaya
yang membentuk kawasan dan potensi kawasan bersejarah.
1) Angka Kemiskinan
Nilai 50 (lima puluh) untuk kawasan permukiman kumuh yang jumlah
KK Miskin > 50%.
Nilai 30 (tiga puluh) untuk kawasan permukiman kumuh yang jumlah
KK Miskin 20 - 50%.
Nilai 20 (dua puluh) untuk kawasan permukiman kumuh yang jumlah
KK Miskin < 20%.
2) Proporsi pekerja di sektor informal
Nilai 50 (lima puluh) untuk kawasan permukiman kumuh dengan
jumlah penduduk yang bekerja di sektor informal > 50%.
Nilai 30 (tiga puluh) untuk kawasan permukiman kumuh dengan
jumlah penduduk yang bekerja di sektor informal 20 - 50%.
3) Jumlah Pengangguran
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
11
Pendekatan dan Metodologi
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
12
Pendekatan dan Metodologi
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
13
Pendekatan dan Metodologi
b) Kelembagaan
Penilaian dilakukan pada ketersediaan lembaga masyarakat dan
pemerintah daerah sebagai media kegiatan penanganan kawasan
permukiman kumuh.
Nilai 50 (lima puluh) untuk kawasan sudah ada kelembagaan.
Nilai 30 (tiga puluh) untuk kawasan dalam proses kelembagaan.
b) Pembenahan fisik
Nilai 50 (lima puluh) untuk kawasan sudah ada pembenahan fisik
Nilai 30 (tiga puluh) untuk kawasan dalam proses pembenahan fisik.
Nilai 20 (dua puluh) untuk kawasan belum ada pembenahan fisik.
c) Penanganan kawasan
Pembobotan dilakukan terhadap upaya-upaya penanganan kawasan
dengan bobot sebagai berikut:
Nilai 50 (lima puluh) untuk kawasan sudah ada penanganan.
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
14
Pendekatan dan Metodologi
Nilai Nilai
NO Indikator VARIABEL
Maksimum Minimum
Kesesuaian dengan 1. Kesesuaian pola penggunaan lahan dengan 50 20
1. Rencana Tata Ruang Rencana Tata Ruang yang berlaku
2. Status sertifikat tanah 100 20
2. Status Tanah 3. Status kepemilikan tanah
4. Tingkat Pertambahan Bangunan Liar 300 120
3. Tata Bangunan 5. Kepadatan Bangunan
6. Kondisi Bangunan Semi Permanen
7. Tapak bangunan
8. Jarak Antar Bangunan
9. Rasio Kecukupan Luas Rumah Tinggal
10. Kondisi jalan lingkungan 250 100
4. Sarana dan Prasarana 11. Kondisi drainase
Lingkungan 12. Akses terhadap air minum
13. Akses terhadap prasarana sanitasi
14. Penanganan persampahan
15. Kepadatan Penduduk 250 100
5. Sosial Budaya 16. Tingkat Pertambahan Penduduk
17. Penyakit Sosial dan Kriminalitas
18. Kohesi Sosial
19. Motif budaya yang membentuk kawasan
20. Angka Kemiskinan 350 140
6. Vitalitas Ekonomi 21. Jumlah pekerja di sektor informal
22. Jumlah Pengangguran
23. Potensi Ekonomi Lokal
24. Letak strategis kawasan
25. Jarak tempat mata pencaharian
26. Fungsi kawasan sekitar
27. Angka Kesakitan DBD 150 60
7. Kesehatan Lingkungan 28. Angka Kesakitan Diare
29. Angka Kesakitan ISPA
30. Frekuensi Histori Kebakaran 150 60
8. Kebencanaan 31. Frekuensi Histori Banjir
32. Letak di lokasi Rawan Bencana
Upaya dan Komitmen 33. Pembiayaan 250 100
9. Pemerintah 34. Kelembagaan
35. Rencana Penanganan
36. Pembenahan Fisik
37. Penanganan Kawasan
Jumlah 1850 720
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
15
Pendekatan dan Metodologi
2. Pendeteksian Outlier
3. Mengukur Kesamaan antar Objek
4. Standarisasi Data
5. Kecukupan Sampel untuk merepresentasikan/mewakili Populasi
6. Pengaruh Multikolinieritas
7. Proses Mendapatkan Cluster dan Menilai kelayakan secara keseluruhan
8. Interpretasi terhadap Cluster
9. Validasi dan Pembuatan Profil Tipologi Cluster
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
16
Pendekatan dan Metodologi
dilakukan kajian oleh ahli serta analisis dan masukan dari para stakeholders
yang terlibat.
a. pemugaran;
b. peremajaan; atau
c. pemukiman kembali.
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
17
Pendekatan dan Metodologi
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
18
Pendekatan dan Metodologi
Unsur yang sangat penting dari CAP adalah peran serta. Peran serta itu sendiri
adalah keterlibatan aktif penduduk dalam suatu kesatuan wilayah/unit sosial
tertentu. Oleh sebab itu, wilayah satu unit perencanaan haruslah didasarkan
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
19
Pendekatan dan Metodologi
pada pembatasan secara sosial dan budaya yang efektif, dan bukan berdasarkan
pembatasan aspek administratif semata.
1. Pra-CAP
2. Workshop CAP
3. Pasca/Post CAP
CONTENTS
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
20
Pendekatan dan Metodologi
4..............................................................................................................1
4.1 Pendekatan...................................................................................1
4.2 Metodologi....................................................................................4
Tabel 4.1 Penggunaan, kebutuhan, serta metode pengumpulan data pada survei
primer.......................................................................................................4
Tabel 4.2 Jenis Kebutuhan Data dan Instansi pada Survei Sekunder.................5
Laporan Pendahuluan IV -
Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh di Kota Samarinda
21