Professional Documents
Culture Documents
Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Timbal (PB) Dalam Darah Pada Sopir Angkutan Umum Jurusan Karng Ayu - Penggaron Di Kota Semarang
Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Timbal (PB) Dalam Darah Pada Sopir Angkutan Umum Jurusan Karng Ayu - Penggaron Di Kota Semarang
1 / April 2011
ABSTRACT
Background: The cause of air pollution is smoke of motor vehicle. Public transportation
represents one of transportation which releases the smoke. This condition cause public
transport drivers always exposed by motor vehicle smoke that contain Plumbum and its
health effect. The aim of this research is to examine Plumbum exposure and the factors that
related with Plumbum concentration in blood of public transport drivers majors Karang Ayu-
Penggaron in Semarang.
Method: This is an explanatory research with the cross sectional approach. The population
is 70 public transport drivers majors Karang Ayu-Penggaron and 34 samples selected by
inclusion criteria. Data collected use the direct interview with questioner and laboratory test
from the respondents blood sample. The variable in this research consist of age, work pe-
riod, nutrition status, smoking habit, and Plumbum concentration in blood.
Result: Based on the result of this research was known that the respondent characteristics
are their age between 20-52 years old, their work period between 2-19 year, mean of IMT is
22,92 with the normal category nutrition status and 23 respondent have smoking habit. The
plumbum concentration in blood was 0,059 until 0,198 mg/liter. This concentration was simi-
lar with average of 12 cigarette smoked a day. The Pearson product moment correlation
showed that there was significant correlation between age, work period, nutrition status, the
smoking habit with the Plumbum concentration in blood, -value is smaller than 0,05.
Based on inferential analysis of the data was known that there was significant correlation
between age, work period, nutrition status, the cigarette habit with the Pb concentration in
blood. Suggestion for ORGANDA and the Head of Terminal Penggaron-Pedurungan
Semarang should be applied the health inspection for public transport drivers and supply the
mask for them. Public transport drivers should be using the mask correctly. Early preven-
tion should be done by continuing measurement of the air Pb concentration by government,
especially transportation department.
59
FaktorFaktor Yang Berhubungan ... - Irimawa R, Eni M
60
JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011
61
FaktorFaktor Yang Berhubungan ... - Irimawa R, Eni M
varians sampel penelitian sebelumnya) tus gizi, kebiasaan merokok, dan intensitas
Berdasarkan rumus tersebut maka olahraga, serta datadata lain yang
diperoleh sampel sebagai berikut: diperlukan. Sebelum dilakukan pengambilan
n 2 darah responden diminta mengisi kuesioner
n = dengan penjelasan secukupnya serta
(N - 1) D + 2
menandatangani surat kesediaan
70 x (0,0756)2 pengambilan darah. Karena kebutuhan darah
= cukup banyak, maka diambil darah dari vena
(70 1) x1,1.10 4 + (0,0756) 2
cubiti. Darah diambil sebanyak kurang lebih
0,4000752 5 ml, kemudian masukan dalam tabung yang
= sudah mengandung EDTA (Ethylene Di-
7,59 x10 3 + 5,715 x10 3
amine Tetra Acetate) sebagai anti koagulan,
0, 4000752 sehingga darah tidak menggumpal. Tabung
= = 30,06 = 31orang ditutup dan dicampurkan darah dengan EDTA
0,013305
tersebut hingga homogen (kurang lebih 60
Berdasarkan perhitungan sampel diatas detik). Sampel darah yang telah diberi EDTA
bahwa sampel minimum adalah 31 orang, kemudian dibawa ke Balai Laboratorium GAKI
sedangkan sampel yang diambil untuk (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium)
penelitian adalah 34 orang. Data primer UNDIP Semarang untuk selanjutnya
diambil secara langsung pada saat dilakukan Pemeriksaan Pb dalam Darah
pengambilan sampel darah responden menggunakan Metode AAS dengan prosedur
menggunakan metode wawancara dengan sebagaimana digambarkan dalam skema
kuesioner untuk mengetahui jawaban dari sebagai Gambar 1.
responden mengenai umur, masa kerja, sta- Data hasil penelitian dianalisis secara
62
JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011
Tabel 1 Data Deskriptif Umur, Masa Kerja dan IMT RespondenSopir Angkutan Umum
Jurusan Karang AyuPenggaron di Kota Semarang
Variabel Minimum Maksimum Rata-rata Standart Deviasi (SD)
Umur (tahun) 20 52 37.03 8.00
Masa kerja (tahun) 2 19 6.12 4.57
IMT (Status Gizi) 15.63 34.06 22.92 4.53
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Status Gizi Berdasarkan IMT RespondenSopir Angkutan Umum
Jurusan Karang AyuPenggaron di Kota Semarang
No Kategori IMT Frekuensi Persentase (%)
1 Kurus 4 11.8
2 Normal 21 61.8
3 Gemuk 1 2.9
4 Obesitas 8 23.5
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer
Tabel 4 Data Deskripsi Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap SehariResponden Yang
Merokok
Jumlah Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap
responden Mini Maksi Rata-rata Standar Deviasi (SD)
merokok mum mum
23 3 24 9,74 4,39
Sumber : Data Primer
63
FaktorFaktor Yang Berhubungan ... - Irimawa R, Eni M
Tabel 5 Data Deskriptif Pemeriksaan Kadar Pb Dalam Darah Responden Sopir Angkutan
Umum Jurusan Karang AyuPenggaron di Kota Semarang
Data Minimum Maksimum Rata-rata Standart deviasi
(SD)
Kadar Pb 0.059 0.198 0.115 0.032
(mg/liter)
Sumber : Data Primer
Tabel 6 Kategori Paparan Pb Dalam Darah Responden Berdasarkan Nilai Ambang Toksik
Kategori Jumlah Responden %
Melebihi Nilai Ambang Toksik 23 67,6
Kurang dari Nilai Ambang Toksik 11 32,4
Total 34 100,0
Tabel 7 Hubungan Antara Umur, Masa Kerja, Status Gizi, dan Kebiasaan Merokok Dengan
Kadar Pb Dalam Darah Pada Sopir Angkutan Umum Karang AyuPenggaron di
Kota Semarang
Variabel Variabel Nilai Koefisien Keterangan Arah
Bebas Terikat - korelasi hubungan
value
Umur Pb darah 0.021 0.396 Ada hubungan, Positif
tingkat keeratan
hubungan rendah
Masa kerja Pb darah 0.016 0.411 Ada hubungan, Positif
tingkat keeratan
hubungan sedang
Status gizi Pb darah 0.005 -0.473 Ada hubungan, Negatif
tingkat keeratan
hubungan sedang
Jumlah batang Pb darah 0.031 0.370 Ada hubungan, Positif
rokok yang tingkat keeratan
dihisap sehari hubungan rendah
64
JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011
yang direkomendasikan. Hal ini berarti bahwa tingkat signifikan pada derajat kesalahan 5%
sebagian besar responden memiliki risiko ( 0,05) didapatkan nilai r = 0,411 dan =
gangguan kesehatan akibat paparan Pb di 0,016 maka -value lebih kecil dari 0,05 yang
udara. Adapun faktor-faktor yang berarti ada hubungan yang bermakna,
berhubungan dengan risiko paparan Pb memiliki arah hubungan yang positif dan
tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil uji memiliki tingkat keeratan hubungan sedang
statistik inferensial ( Uji Korelasi Pearson- antara masa kerja dengan kadar Pb dalam
Product Moment). darah sopir angkutan umum jurusan Karang
A. Hubungan antara umur dengan kadar AyuPenggaron, maka dengan demikian
Pb dalam darah lamanya masa kerja responden akan
Dari hasil uji statistik korelasi variabel memberikan pengaruh positif pada
umur dengan kadar Pb dalam darah r hitung peningkatan kadar Pb di dalam darahnya
sebesar 0,396 dengan value sebesar 0,021 dengan tingkat keeratan hubungan sangat
berarti pada taraf signifikansi 0,05 ada rendah.
hubungan yang bermakna, memiliki tingkat Berdasarkan penelitian Anik Kurniawati
keeratan hubungan rendah dan memiliki arah tahun 2004 terhadap mekanik otomotif pada
hubungan yang positif antara umur dengan bengkel resmi mobil di kota Semarang
kadar Pb dalam darah. Dengan demikian menunjukkan ada hubungan antara masa
dapat disimpulkan bahwa umur adalah kerja dengan kadar Pb dalam darah .
variabel yang berhubungan dengan kadar Pb Hubungannya dengan penelitian ini bahwa
dalam darah. Dapat dimengerti bahwa semakin lama masa kerja seseorang
dengan bertambahnya umur berarti waktu berpengaruh positif terhadap peningkatan
yang dialami responden dalam menghirup kadar Pb dalam darah. Dari hasil penelitian
udara yang tercemar Pb dapat meningkatkan bahwa masa kerja selama 19 tahun dengan
kadar Pb dalam darah. masa kerja selama 2 tahun akan memiliki
Paruparu umumnya berkembang kadar Pb dalam darah yang berbeda. Masa
sampai umur 20 tahun yang secara perlahan kerja selama 19 tahun memiliki kadar Pb
akan turun kemampuannya menahan udara dalam darah sebesar 0,104 mg/liter,
sejalan dengan lanjutnya umur karena terjadi sedangkan masa kerja selama 2 tahun
penyempitan pada paruparu. Dengan memiliki kadar Pb dalam darah sebesar 0,
bertambahnya umur berarti waktu yang telah 084 mg/liter.
dialami responden dalam menghirup udara Menurut Wardayati bahwa faktor yang
yang tercemar semakin panjang. mempengaruhi kadar timbal dalam darah
Semakin tua umur seseorang maka tergantung dari masa kerja, semakin lama
akan semakin mudah terpapar oleh gas masa kerja semakin banyak terpapar Pb.
maupun partikel dan semakin tinggi Selain faktor tersebut pekerjaan tambahan
konsentrasinya di dalam tubuh terutama Pb, juga mempengaruhi konsentrasi timbal
karena terjadi penyempitan dalam paru dalam darah, karena semakin sering terpapar
parunya sehingga secara perlahan menurun timbal (Pb).
kemampuannya dalam menahan udara dan Meskipun kadar Pb dalam darah rendah,
sifat Pb yang kumulatif, maka akan Pb dapat menghambat sintesa haemoglobin,
terakumulasi pada jaringan tubuhnya. meskipun tidak menunjukkan gejalagejala
B. Hubungan antara masa kerja dengan keracunan. Ini sesuai dengan penelitian
kadar Pb dalam darah Darmono yang menyatakan bahwa
Dari hasil uji statistik didapatkan bahwa keracunan oleh partikel Pb bersifat kronis,
65
FaktorFaktor Yang Berhubungan ... - Irimawa R, Eni M
66
JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011
antara IMT dengan kadar Pb dalam darah. seluler tubuh. Status gizi yaitu ekspresi dari
Kesehatan tenaga kerja dan keadaan keseimbangan dalam bentuk
produktivitas kerja erat bertalian dengan variabel tertentu, atau perwujudan dari nutri-
tingkat/keadaan gizi. Bahwa gizi merupakan ture dalam bentuk variabel tertentu.
suatu segi bagi kesehatan, telah lama Semakin baik status gizi seseorang
diketahui. Dalam hubungan dengan maka akan semakin berpengaruh positif
produktivitas kerja, seorang tenaga kerja dalam hal mencegah masuknya pencemaran
dengan keadaan gizi yang baik maka akan udara dalam tubuh terutama pencemaran
memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh Pb. Hal ini dikarenakan bahwa kondisi tubuh
yang baik. Gizi kerja adalah nutrisi/kalori yang yang sehat dan baik maka aktivitas dan
diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi produktivitas kerja semakin meningkat.
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. D. Hubungan antara kebiasaan merokok
Tujuannya adalah tingkat kesehatan tenaga dengan kadar Pb dalam darah
kerja dan produktivitas kerja yang setinggi- Kebiasaan merokok adalah sesuatu hal
tingginya. yang mempengaruhi tingkat absorpsi Pb oleh
Sehat dan gizi seimbang adalah mukosa saluran pernafasan . Hasil uji korelasi
merupakan salah satu syarat dari menu product moment antara variabel jumlah
makanan yang baik disertai dengan buah dan batang rokok yang dihisap setiap hari dengan
sayur-sayuran dan bisa juga ditambah kadar Pb dalam darah menghasilkan r hitung
dengan daging yang tidak mengandung lemak sebesar 0.370 dan -value sebesar 0,031
atau ikan serta minuman segar dari sari buah berarti pada taraf signifikansi 0,05 terdapat
dan dikurangi gula dan lemak. hubungan yang bermakna, memiliki tingkat
Selain makan dengan gizi seimbang keeratan hubungan rendah dan memiliki arah
dengan banyak makan buah dan sayur- hubungan yang positif antara jumlah batang
sayuran juga tidak merokok, melakukan rokok yang dihisap setiap hari dengan kadar
aktivitas fisik secara teratur setiap hari mini- Pb dalam darah. Dari hasil analisa bahwa
mal 30 menit, hindari minum minuman yang semakin banyak jumlah batang rokok yang
mengandung alkohol, dan jaga berat badan dihisap sehari oleh responden maka akan
dengan mengurangi banyak makan makanan semakin mempengaruhi kadar Pb dalam
yang mengandung lemak dan hindari selalu darah.
mengemil atau makan disela jam makan. Hal Pb ada dalam bensin yang digunakan
ini dapat menghindari bahaya terserang untuk menyalakan korek pada waktu
penyakit jantung dan penyakit kanker. menyulut rokok, maka setiap menyulut rokok
Gizi adalah suatu proses organisme orang juga akan kemasukan sedikit timbal
menggunakan makanan yang dikonsumsi kedalam paruparu dan inipun lama
secara normal melalui proses digesti, kelamaan juga membahayakan.
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan SIMPULAN
untuk mempertahankan kehidupan, Berdasarkan hasil dan pembahasan di
pertumbuhan dan fungsi organ-organ, serta atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
menghasilkan energi. Keadaan gizi adalah besar responden sopir Daihatsu jurusan
keadaan akibat dari keseimbangan antara karang ayu Penggaron (67,6%) telah terpapar
konsumsi dan penyerapan zat gizi dan Pb melebihi nilai ambang toksik yang
penggunaan zat-zat gizi, atau keadaan direkomendasikan CDC (melebihi 0,1 mg /
fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam lt). Faktor-faktor yang terbukti berhubungan
67
FaktorFaktor Yang Berhubungan ... - Irimawa R, Eni M
68