Professional Documents
Culture Documents
__________________________________________________________________________
ABSTRACT
Human resource take the strategy position among the other resource in organization/institution. But in
reality, there are still many organitations do not cosider the important thing of the human resource for
organization sustainable. Therefore, many enterprises officers and viewed as the most important asset of
organization. The improvement of the workers quality in many institution are hoped to be able in
increasing the social service. The result of survey contemporary, showed that there are still many problems
in Aceh province such as ; the weaknesses for the competativeness nationally. The management of
institution (Good Govermence) is hot running well. The understanding of regulation and its
implementation is still very limited. The quality of the goverment officer, and the process to develop the
human resources in Aceh are not still running well. This research is focused on the impact of the regulation
and the budget availability which able to increase the public service in five districts of Aceh province. The
result of this research showed that a good regulation and its implumentations, it will have significant
constribution and its influence toward the public service around 15,16%. While a good budget avaibility
and its implumentation toward the public service, it will give a significant contribution toward the officer
service and its influence around 25 %
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 11
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
Setiap organisasi beroperasi dengan menggunakan pelayanan pegawai kepada masyarakat di Provinsi
seluruh sumber dayanya untuk dapat menghasilkan Aceh.
produk baik barang/jasa yang bisa dipasarkan.
Dalam hal ini pengelolaan sumber daya yang 2. Landasan Teori
dimiliki organisasi meliputi sumber daya financial,
fisik, SDM, dan kemampuan teknologis dan sistem SDM Organisasi Pemerintah
(Simamora, 2004). Karena sumber-sumber yang Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 22
dimiliki perusahaan bersifat terbatas sehingga Tahun 1999, yang disempurnakan oleh Undang-
organisasi atau perusahaan dituntut mampu Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
memberdayakan dan mengoptimalkan penggu- Daerah, maka organisasi Pemerintah Pusat
naannya untuk mempertahankan kelangsungan maupun Daerah harus disusun kembali disesuaikan
hidup organisasi. dengan urusan dan kewenangan yang diserahkan
oleh pusat maupun yang diterima oleh Daerah.
Dari berbagai sumber daya yang dimiliki orga- Penyerahan urusan dan kewenangan oleh pusat
nisasi, SDM menempati posisi strategis diantara telah disertai dengan personil, perlengkapan dan
sumber daya lainnya. Tanpa SDM, sumber daya pembiayaannya sehingga mengakibatkan aparat
yang lain tidak bisa dimanfaatkan, apalagi dikelola Pemerintah Daerah akan meningkat jumlahnya.
untuk menghasilkan suatu produk. Tetapi dalam
kenyataanya, masih banyak organisasi tidak Pembentukan Dinas-dinas Daerah atau Unit-unit
menyadari pentingnya SDM bagi kelangsungan instansi baru akan membawa pengaruh terhadap
hidup organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu aparatur Pemerintah Daerah, dimana jumlah
banyak perusahaan yang menganggap bahwa SDM aparatur akan meningkat seiring banyak dan
adalah asset organisasi atau perusahaan yang besarnya lembaga dinas daerah yang didirikan,
paling penting, karena SDM yang menggerakkan sehingga otonomi daerah akan menjadi bumerang
dan membuat sumber daya lainnya bekerja. jika tidak disertai dengan persiapan matang.
Pemerintah Daerah akan mengalami kesulitan jika
Peningkatan kinerja pegawai yang bekerja di kemampuan aparatnya tidak memadai.
berbagai instansi diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu Dengan adanya penyerahan urusan dan
penelitian ini akan membahas secara khusus kewenangan, khususnya penyerahan urusan
bagaimana menganalisis manajemen SDM kepegawaian ke daerah sehingga terjadi penam-
berbasis kinerja sehingga bisa menjadi sumber bahan atau pengalihan aparatur secara besar-
keunggulan kompetitif bagi organisasi pemerintah besaran ke tubuh pemerintahan daerah akan mem-
yang dapat berimplikasi terhadap peningkatan bawa akibat terhadap pengembangan aparatur
pelayanan kepada masyarakat. mulai dari masuknya sampai pensiun. Di lingku-
ngan Pemerintah Daerah, peranan pegawai baik
Hasil survey sementara, di beberapa data dan secara individu maupun kelompok adalah sangat
fenomena di Provinsi Aceh, masih terdapat penting dan menentukan. Pegawai sebagai asset
beberapa masalah, antara lain; 1). Pelaksanaan dan unsur utama dalam organisasi memegang
pembangun di Provinsi Aceh belum berjalan peranan yang sangat menentukan dalam penca-
secara optimalnya. 2) Masih Lemahnya daya paian tujuan organisasi. Semua unsur sumber daya
saing Provinsi Aceh secara nasional, 3). Tata organisasi tidak akan berfungsi tanpa ditangani
kelola kelembagaan ( Good Governance ) belum oleh manusia yang merupakan penggerak utama
berjalan sebagai mana mestinya. 4). Keberadaan jalannya organisasi. Dalam setiap aktivitasnya
Regulasi, tingkat pemahaman dan pelaksanaan dari haruslah tepat waktu dan dapat diterima sesuai
regulasi masih sangat terbatas. 5). Kualitas dari rencana kerja yang ditetapkan. Atau dengan kata
aparatur yang ada di pemerintahan daerah Aceh lain mempunyai efektivitas dan kinerja yang
masing belum optimal, 6). Proses peningkatan tinggi. Tanpa kinerja yang baik atau tinggi dari
SDM pada pegawai-pegawai di instansi pemerin- aparatur sulit bagi suatu organisasi dalam proses
tah Provinsi Aceh belum berjalan dengan baik, dan pencapaian tujuannya. Agar aparatur pemerintah
7). Etos kerja apartur baik secara individu dan daerah mampu menunjukkan kinerja optimal
kelompok masih sangat terbatas. sekaligus menepis kesan negatif tentang aparatur
Penelitian ini hanya ingin meneliti faktor yang pemerintah selama ini, maka kemampuan aparatur
mempengaruhi kinerja, dari sisi regulasi dan perlu senantiasa ditingkatkan terutama dalam
ketersediaan anggaran, yang dapat meningkatkan menyelenggarakan pemerintahan dan pelaksanaan
kinerja pegawai, dan dapat meningkatkan mutu pembangunan. Adapun prasyarat untuk mencipta-
kan sumber daya aparatur yang ideal, menurut
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 12
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
Idrus (1998) adalah aparatur yang berpengetahuan Pemerintahan Provinsi Aceh dalam rangka pening-
tinggi, profesional, visi jauh ke depan, berwawas- katan mutu dan kualitas SDM, sudah melaksana-
an luas, bertanggung jawab, bersih dan berwibawa, kan pelatihan penjenjangan dan pelatihan teknis.
berdisiplin tinggi, berdedikasi tinggi, kreatif dan Pelatihan tersebut dilakukan secara bertahap baik
inovatif serta mempunyai jiwa kewirausahaan. di tingkat provinsi maupun kabupaten. Harapan
dari terlaksananya program pendidikan dan
Pengembangan sumber daya aparatur sangat
pelatihan tersebut adalah dapat meningkatkan
penting karena dapat meningkatkan kemampuan
kinerja pelayanan aparatur dalam melaksanakan
aparatur baik kemampuan profesionalnya,
tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur
kemampuan wawasannya, kemampuan kepemim-
pemerintah di tingkat provinsi maupun kabupaten.
pinannya maupun kemampuan pengabdiannya
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja seorang aparatur (Notoatmojo, 2003). Pemerintahan Aceh dan Regulasi
Berbicara tentang pemerintahan daerah Aceh,
Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan
regulasi yang dilakukan, disamping menggunakan
pengembangan sumber daya manusia baik oleh
landasan UU No. 32 tahun 2004 dan UU No. 33
organisasi pemerintah maupun swasta adalah
tahun 2004. Maka diberlakukan pula Undang
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun
1).Tingkat pengetahuan dan kemampuan sumber
2006, tentang Pemerintahan Aceh. Dalam Pasal 1.
daya manusia masih relatif rendah. 2).Suasana
Ayat 2 UU No 11/2006 tersebut, menyatakan
kerja yang kurang menyenangkan atau adanya
bahwa: Aceh adalah daerah Provinsi yang
kejenuhan karena terlalu lama bekerja pada suatu
merupakan kesatuan masyarakat hukum yang
tempat, 3).Adanya tuntutan organisasi terhadap
bersifat istimewa dan diberikan kewenangan
perubahan,
khusus untuk mengatur dan mengurus sendirin
Pembangunan daerah tidak terlepas dari peran urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat sesuai dengan peraturan perundang-
serta dari seluruh masyarakat, sehingga kinerja undangan dalam sistem dan prinsip Negara
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan UUD
dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Namun 1945 yang di pimpin oleh Gubernur. Adapun
dalam kenyataannya, penilaian kinerja sebagian keistimewaan lainya adalah pelaksanaan Syariat
pegawai SKPD oleh masyarakat dalam member- Islam dalam tatanan pemerintahan dan kemasyara-
kan pelayanan serba lamban, lambat, dan berbelit- katan. Berdasarkan keistimewaan tersebut, maka
belit serta formalitas. Masyarakat yang dinamis terdapat beberapa perbedaan yang mendasar dalam
telah berkembang dalam berbagai kegiatan yang tata kelola manajemen pemerintahan daerah.
semakin membutuhkan aparatur pemerintah yang Disamping melaksanakan UU 32/2004, UU.
profesional. Seiring dengan dinamika masyarakat 33/2004, dan UU No. 11/2006 tersebut di atas,
dan perkembangannya, kebutuhan akan pelayanan maka dalam pelaksanaan peningkatan pelayanan
yang semakin kompleks serta pelayanan yang kepada publik telah diterbitkan UU. No. 25/ 2009
semakin baik, cepat, dan tepat. Aparatur pemerin- tentang pelayanan publik yang mengatur dan
tah yang berada di tengah-tengah masyarakat membangun kepercayaan masyarakat atas layanan
dinamis tersebut tidak dapat tinggal diam, tetapi publik yang dilakukan oleh penyelenggara pelaya-
harus mampu memberikan berbagai pelayanan nan publik, agar penyediaan layanan publik
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. menjadi berkualitas serta memberi perlindungan
kepada pengguna layanan, sesuai dengan norma
Terjadinya pemekaran wilayah di Indonesia,
dan asas hukum secara jelas. Oleh karena itu
khususnya di beberapa provinsi dan kabupaten,
pelayanan dari pemerintah terhadap publik
menyebabkan terjadinya perubahan sistem dan
merupakan suatu hak publik yang harus disediakan
struktur kepemerintahan baik di pusat maupun di dan dipenuhi oleh pemerintah seoptimal mungkin.
daerah. Untuk menghadapi perubahan tersebut Berdasarkan UU No. 33/2004, ps. 72 dan PP 58,
Pemerintah Daerah Provinsi Aceh berkewajiban
ps. 36 menyatakan bahwa Satuan Kerja Perangkat
meningkatkan kemampuan aparatur pemerin-
Daerah (SKPD), bisa Badan, Dinas, Kantor dan
tahannya di berbagai bidang, antara lain pening-
unit lainnya, harus menyusun Rencana Kerja dan
katan kemampuan SDM seperti keahlian, penge-
Anggaran SKPD yang kemudian disebut RKA
tahuan dan ketrampilan dengan melalui pendi- SKPD. Realisasi APBD, RKA SKPD merupakan
dikan, pelatihan, kursus, magang, seminar/diskusi basis bagi manajer (pimpinan aparatur) SKPD
dan lain-lain.
dalam menjalankan tanggung jawab kinerjanya.
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 13
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 14
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 15
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya responden tersebut, yang terdiri dari setingkat
dalam menghasilkan barang/jasa, kualitas barang/ Kepala Bagian sebanyak 60 Responden,
jasa, hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud Setingkat Kasubag sebanyak 60 Responden, dan
yang diinginkan. Setingkat Kepala Seksi sebanyak 60 Responden.
Staf sebanyak 90 Responden.
Menurut buku Pedoman Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAN-RI : Metode
1999) dalam Wasistiono (2002:57) kinerja Metode yang digunakan dalam penelitian ini
pemerintah di ukur secara kuantitatif dan kualitatif menggunakan metode survey penjelasan
dengan menggunakan indikator indikator: a). (explanatory survey method), yaitu survey yang
Masukan (inputs), b) Keluaran (outputs), c) Hasil mencoba menghubung-hubungkan variabel dan
(outcomes), d) Manfaat (benefits), e) Dampak menguji variabel-variabel yang diteliti. Penerapan
(impacts). metode penelitian survey dalam operasional,
diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai
Undang Undang No 22 Tahun 1999 Tentang
kondisi kedalaman penelitian yang akan dilakukan.
pemerintah daerah yang diperbaharui dengan
Disamping itu untuk mengetahui variabel
undang undang nomor 32 Tahun 2004 tentang
penelitian yang mempengaruhi kinerja pelayanan
pemerintah daerah pasal 1 telah ditegaskan bahwa
aparat SKPD Provinsi Aceh, penelitian ini
Kecamatan merupakan wilayah kerja camat
menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang
sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah
dianalisis adalah data dari kuesioner yang diisi
kota. Kecamatan dipimpin oleh kepala
oleh masyarakat sebagai penerima layanan pada
kecamatan. Dengan demikian camat bukan lagi
SKPD Provinsi Aceh. Kualitas layanan hanya
penguasa wilayah dan tidak secara otomatis
dilihat berdasarkan persepsi pegawai.
mempunyai kewenangan untuk menjalankan
urusan pemerintah umum yang meliputi
Variabel dan Model Penelitian
pengawasan, koordinasi, serta kewenangan residu.
Penelitian ini mengetahui pengaruh regulasi dan
Ini artinya kedudukan camat dengan perangkat
ketersediaan anggaran terhadap Kinerja Aaparatur
daerah lainya di kecamatan seperti kepala cabang
yang pada gilirannya berperan dalam pelayanan
dinas dan lain lain hanya bersifat koordinatif dan
publik. Dengan model rancangan penelitiannya
teknis fungsional.
sebagai berikut: (Ganbar 1).
3. Metodologi Penelitian
Regulasi
- Penyusunan
Sampel Penelitian regulasi
Penelitian dilakukan terhadap pegawai tetap yang - Penerapan
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, regulasi Pelayanan
dalam hal ini ingin mengukur kualitas pelayanan - Keterkaitan Publik
antar Kinerja - Komitmen
pada SKPD propinsi aceh di seluruh Pemda Tk. II. aparatur
regulasi tugas
Oleh karena itu yang menjadi anggota populasi - Sikap - Daya tanggap
- Evaluasi kepribadian
adalah seluruh pegawai dari SKPD yang banyak Regulasi - Aspek
- Kualitas kerja Berwujud
melakukan fungsi pelayanan pada masyarakat. - Kuantitas
Dalam hal ini peneliti menetapkan 5 ( lima ) - Aspek
Ketersediaan kerja Empati,
SKPD, yakni sebagai berikut : 1). Dinas Pendi- anggaran - Bertindak - Aspek
dikan, 2). Dinas Kesehatan. 3) Dinas Pendapatan, efisien Kehandalan
- Sumber
4). Kependudukan, 5). Dinas Perijinan dan Bangu- - Alokasi
nan. Kerangka sampel dalam penelitian ini adalah - Pengelolaan
pimpinan dan staf di Dinas-dinas di pemda anggaran
provinsi dan dinas-dinas pemda kota/kabupaten di
provinsi Aceh yang berkaitan dengan pelayanan
publik. Metode penarikan sampel yang dipakai
yaitu Proporsionale stratistified random sampling Gambar 1. Model Rancangan Penelitian
method. Sampel yang ditetapkan oleh peneliti,
terlebih dahulu distratakan berdasarkan eselonsi/ Definisi Variabel Penelitian
kepangkatan berdasarkan daerah/wilayah di Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas:
provinsi Aceh. Regulasi (X1), dan Kersediaan anggaran (X2).
Variabel intervening : Kinerja Aparatur (Y).
Peneliti menetapkan jumlah responden yang Variabel terikat: Pelayanan apartur pada publik (Z)
sebanyak 270 responden. Adapun penetapan
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 16
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
Berdasarkan konsep teori, hasil penelitian pengaruh beberapa variabel penyebab (eksogen)
sebelumnya, dan ketentuan yang berlaku, maka terhadap variabel akibat (endogen). Pemilihan
Regulasi dijabarkan dalam 4 dimensi, yakni: metode analisis jalur dilakukan dengan
Proses penyusunan Regulasi, dengan indikator: pertimbangan sebagai berikut :
Ketersediaan regulasi, Pelibatan dalam a. Metode ini mampu memberikan kejelasan
proses, Sosialisasi dan pemahaman. hubungan dan besaran antar variabel penelitian
Penerapan regulasi, dengan indikatornya: Konsis- yang sangat berguna bagi upaya peneliti dalam
tensi pelaksanaan, Kemudahan pelaksanaan, mengupas berbagai variabel yang diteliti.
dan Respon terhadap regulasi.
b. Analisis jalur cocok digunakan untuk
Keterkaitan antar regulasi, dengan indikator;
menganalisis hubungan sebab akibat, baik untuk
Ketersedian dukungan perda terhadap
mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
regulasi pusat, Keterkaitan satu regulasi
langsung seperangkat variabel penyebab
dengan regulasi yang lainnya
(variabel eksogen) terhadap set variabel akibat
Evaluasi, dengan indikator; proses evaluasi dan
(endogen), baik secara simultan maupun parsial.
perubahan regulasi
Ketersediaan Anggaran, terdiri atas dimensi; c. Analisis jalur cocok untuk sampel yang melebihi
Sumber Anggaran, dengan indikator; APBN, atau diatas 100 responden dan data diolah
APBD Provinsi,APBD Kota/kabupaten bersifat exploratory serta data dapat diobservasi
Alokasi Anggaran, dengan indikatornya; Alokasi secara langsung di lapangan (Sitepu, 1994;
Perencanaan, Alokasi Sosialisasi, Alokasi Kusnendi, 2005; Yonathan Sarwono, 2007).
Pelaksanaan, dan Alokasi pengendalian
Kemampuan dalam mengelola Anggaran, dengan Analisis jalur ini mengikuti pola struktural atau
indikator; tujuan program yang jelas, standar disebut model struktural (Kusnendi, 2005). Model
prosedur yang jelas, indikator kinerja, struktural dengan persamaan sebagai berikut :
berdasarkan perkiraan dan proyeksi, terdapat Y1 = f (X1, X2, X3, ........Xk).
control dan evaluasi, terdapat transparansi
dan akuntabilitas, efisensi dan efektivitas. X1
YX1
Kinerja Aparatur, yang dipantau dari aspek;
Sikap dan Kepribadian, dengan indikator; Ketela- YZ
r x1x2
danan, toreransi, memotivasi diri, dan Y Z
kedisiplinan
Kualitas kerja, dengan indikator; Kerja Keras, YX2
Sistem pendekatan, Standar kerja, dan X2
1 2
perbaikan kualitas.
Kuantitas Kerja, indikatornya; kecepatan, cara,
penguasaan teknik, perbandingan kerja
Gambar 2. Analisis jalur Variabel penelitian
Bertindak efisien, terdiri dari indikator; menambah
pengetahuan, kesuksesan, pengukuran
kinerja, dan ketaatan sistem. 4. Analisis Dan Pembahasan
Kualitas Pelayanan kepada public, berupa tinjauan
dari sisi; Komitmen kepada tugas, daya Berdasarkan jawaban setiap variabel pertanyaan
tangkap, Aspek berwujud, Empati, dari 270 responden, dengan bobot skala 1 sampai
Kehandalan, dan Aspek kepastian. 4, maka hasil olahan data dinyatakan hubungan
variabel Regulasi (X1), dengan ketersediaan
Rancangan Analisis anggaran (X2) diperoleh nilai koefisien korelasi
Berdasarkan paradigma dan hipotesis penelitian yang sebesar 0,292 Hasil uji statistik mendukung
yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka adanya hubungan yang positif dengan kriteria
metode analisis data yang digunakan untuk keeratan hubungan rendah. Sehingga analisis
menguji hipotesis adalah analisis jalur (path masalah yang dikaji perlu dilakukan dengan
analysis). pendekatan analisis jalur.
Dalam analisis jalur, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menterjemahkan hipotesis pene- Pengaruh Regulasi, dan Ketersediaan anggaran
litian ke dalam diagram jalur. Metode statistika terhadap Kinerja Pelayanan Aparatur di Aceh
dengan analisis jalur digunakan untuk mengukur Secara statistik, analisis jalur variabel Regulasi
pola hubungan yang mengisyaratkan besarnya (X1), dan Ketersediaan anggaran (X2) terhadap
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 17
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
kinerja pelayanan aparatur di Aceh. dapat dijelas 1) Besaran pengaruh parsial dari variabel
pada gambar 3. di bawah ini : Regulasi, (X1) terhadap kinerja pelayanan
aparatur ( Y ) baik pengaruh langsung maupun
tidak langsung sebesar 15,16 % .
X1 =0,315 2) Adapun besaran pengaruh parsial dari variabel
Kersediaan anggaran (X2), terhadap kinerja
r=0,394 pelayanan aparatur ( Y ), baik pengaruh lang-
Y sung maupun tidak langsung sebesar 23,05 % .
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 18
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 19
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 20
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917
Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 21