You are on page 1of 37
PEDOMAN Pd-T-05-5-2005-C PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (PAM BM) 5. Pembangunan sarana dan prasarana DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PEKERJAAN UMUM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN Jin.Panyaungan Cileunyi Wetan Kebupaten Bandung 40393 PO Box 812 Bandung 40008 Tip. (022) 7798393 ( 4 lines ) Fax,( 022) 7798392 E-mail : kapuskim@bda.centrin net id — = RESEARCH INSTITUTE FOR HUMAN SETTLEMENTS Daftar isi... Prakata ... Pendahuluan . oe 1 Ruang lingkup .. 2 Acuan normatif .. 3 Istilah dan definisi . 4 Pemilihan jenis prasarana & sarana ait minum Daftar isi 4.1. Sistem penyediaan air minum 4.2 Alteratif jenis prasarana dan sarana 4.3 Langkah-langkah pelaksanaan 4.3.1 Pengumpulan data 4.3.2 Survey air baku : . secceeeesneens 4.3.3 Survai kebutuhan air minum 4.3.4 Survai topografi : 4.35. Survai sosial ekonomi dan budaya 4.3.6 Survai bahan bangunan lokal .. 4.3.7 Pemilihan sistem . 4.4 Perencanaan . 4.4.1 Kualitas air baku ..... 4.4.2 Kualitas air minum, 4.4.3 Penentuan jumlah penduduk dan kepadaten 4.44 Penentuan kebutuhan air . . 4.4.8 Penentuan sistem penyediaan air minum. 4.45.1 Kritaria disain..... 4.4.5.2 Bangunan penyadap (intake).. 4.4.5.3 Bangunan bak pengumpul. 4.45.4 Perpipaan transmisi dan distribusi.. 4.4.5.5 Pompa. 4.4.56 Bangunan saringan pasir lambat (SPL) 4.4.5.7 Bangunan Hidran Umum/Kran Umum (HU/KU) 4.5.8 Sambungan rumah 4.5 Pembangunan fisik 4.5.1 Persiapan ....... 4.5.2 Pelaksanaan iisik 4.5.3 Pengawasan pelaksanaan pembangunan Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana air minum 5.1 Umum . a 5.2. Pengoperasian dan pemeliharaan bangunan penyediaan air minum 5.3 Pengoperasian dan pemeliharaan jaringan transmisi dan distribusi 5.4 Pengoperasian dan pemeliharaan bak penanpung 5.5 Pengoperasian dan pemeliharaan hidran umum /kran umum Lampiran A : Daftar nama dan lembaga Prakata Pedoman Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM-BM) ini disusun oleh Panitia Teknik Standardisasi Bidang Konstruksi dan Bangunan, melalui Gugus Kerja Bidang Lingkungan Permukiman pada Sub Panitia Teknik Bidang Permukiman, dan diprakarsai oleh Pusat Litbang Permukiman, Badan Litbang Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Pedoman ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan bagi perencana dan pelaksana Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat yang disusun berdasarkan hasil Pengkajian Pembiayaan dan Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Minum Non PDAM tahun 2003. Pedoman Pembangunan Prasarana dan Sarana (dengan nomor urut 4) memuat tata cara pemilihan jenis, perencanaan, pelaksanaan fisik dan pengoperasian serta pemeliharaan prasarana dan sarana penyediaan air minum PAM BM yang tidak terisahkan dengan Pedoman Umum PAM BM dan pedoman lainnya, yaitu: a) Pedoman Penyelenggaraan, b) Kelembagaan, ©) Pembiayaan, d) Pembangunan Prasarana dan Sarana, ) Pemantauan dan Evaluasi Tata cara penulisan mengikuti Pedoman 8 - 2000 dari BSN tentang Penulisan Standar Nasional Indonesia dan secara subtansia! telah dibahas melalui forum konsensus pada tanggal 26-27 Oktober 2004, di Bandung dengan melibatkan para ahli dan praktis! dari instansi terkait. Bandung, Desember 2004 Pendahuluan Berdasarkan data Depkimpraswil tahun 2002, tingkat pelayanan sistem perpipaan air minum di perkotaan baru mencapai 39% dan 8% di kawasan perdesaan, sedangkan target tingkat pelayanan yang diharapkan sesuai dengan target Millenium Development Goals acalah 80% untuk perkotaan dan 60% untuk perdesaan pada tahun 2015. Urtuk mempercepat upaya pemenuhan kebutuhan air minum di perkotaan_maupun perdesaan, dilakukan pendekatan Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM-BM) deagan sasaran di daerah yang belum dilayani PDAM. Konsep pendekatan PAM BM ini acalah dengan mengoptimalkan fungsi pemakai layanan air dalam pengambilan keoutusan dalam penyediaan air minum berbasis komunitas, Keterlibatan masyarakat divujudkan dalam bentuk forum Badan Musyarawah Air Minum (Bamus AM) yang berfungsi dalam penentuan kebijakan air minumyang ditangani. Sebagai pelaksana harian delam pengelolaan prasarana dan sarana air minum, Bamus AM memilih dan mengangkat Bedan Pengelola Air Minum (Bapel AM). Penyediaan air minum berbasis masyarakat ini dilakukan dalam skala komunitas dalam statu sistem prasarana air minum, di perkotaan maupun perdesaan, yang pengelolaennya di!akukan oleh masyarakat. Dalam hal ini, peran pemerintah baik tingkat puset. propinsi, kebupaten/kota adalah sebagai fasilitator dalam upaya meningkatkan pemberdeyaan masyarakat secara teknis dan manajemen dibidang penyediaan air minum. Pedoman ini ini meliputi tata cara pemilinan jenis, perencanaan, pelaksanaan fisi< dan pe 1goperasian serta pemeliharaan prasarana dan sarana penyediaan air minum berbasis masyarakat Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 5. Pembangunan prasarana dan sarana 4 Ruang lingkup Pedoman ini ini meliputi tata cara pemilihan jenis, perencanaan, pelaksanaan fisik dan pengoperasian serta pemeliharaan prasarana dan sarana penyediaan air minum berbasis masyarakat. 2 Acuan normatif SNI03-2916-1992, Spesifikasi sumur gali untuk sumber air bersih. SNI01-0220-1987, Air minum SNI 03-3981-1995, Tata cara perencanaan instalasi saringan pasir lambat. SNi 03-3982-1995, Tata cara pengoperasian dan perawatan instalasi saringan pasir lambat. SNI 19-6768-2002, Tata cara pemasangan perpipaan besi daktil dan perlengkapannya Pts 04-2000.C, Spesifikasi bak penampung air hujan untuk air bersih dari ferrosemen. Pts 05-2000.C, Spesifikasi bak penampung air hujan untuk air bersih dari pasangan bata AB-K/LWIST/005/98, Spesifikasi pemasangan pipa transmis! AB-K/LWIST/006/98, Spesifikasi pemasangan pipa distribusi. Pedoman umum PAM BM, (konsep dalam proses penetapan) 3 Istilah dan definisi Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedomam umum ini, sebagai berikut 34 air baku air yang berasal dari surnber air yang perlu atau tidak periu diolah terlebih dahulu menjadi 2 - bersih atau air minum 3.2 air permukaan sumber air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, danau, waduk, kolam, rawa. embun¢ air hujan 1 dari 33 3.3 air minum air yang memenuhi persyaratan air minum sesuai ketentuan yang berlaku 3.4 air bersih air yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi keperluan sehari-hari yang memenuhi persyaratan baku mutu air bersih yang ditetapkan. 3.5 bangunan penangkap air bangunan untuk menangkap, menampung dan melindungi mata air terhadap pencemaran 3.6 hidran umum sistem pelayanan air minum, berupa bak penampung air minum yang dilengkapi dengan kran air. 3.7 instalasi pengolahan air sederhana bangunan pengolahan air sederhana yang mampu mengolah air baku menjadi air bersih atau air minum, 3.8 kran umum sistem pelayanan air minum dengan pasokan air langsung dari sistem perpipaan tanpa tangki hidran 39 penampung air hujan (PAH) tempat penampungan air hujan yang akan digunakan sebagai air bersih atau air minum 3.40 sambungan langsung pelayanan air minum dari sistem perpipaan yang dialirkan langsung ke pelanggan 3.14 saringan rumah tangga (SARUT) sarana pengolahan air baku menjadi air bersih dengan menggunakan sistem penya sederhana 2 dari 33 3.42 air tanah dalam air tanah yang terdapat didalam tanah dengan kedalaman muka air lebih besar dari 20 meter 3.43 air tanah dangkal air tanah bebas yang terdapat dalam atanah dengan kedalaman muka air tanah kurang dari atau sama dengan 20 meter 3.44 sumur gali sarana untuk menyadap dan menampung air tanah yang digunakan sebagai sumber air baku untuk air bersih atau air minum. 3.45 sumur bor lubang yang dibuat sampai kedalaman tertentu untuk menyadap air tanah dengan menggunakan alat bor. 3AG sumur pompa tangan (SPT) sarana penyediaan air bersih berupa sumur yang dibuat dengan membor tanah atau menggali pada kedalaman tertentu dilengkapi dengan pompa tangan. 4 Pemilihan jenis prasarana & sarana air minum Prasarana dan sarana air minum yang akan dibangun, dipilin berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain ketersediaan sumber air baku, ketersediaan lahan , bahan, kondisi sosiai ekonomi serta budaya masyarakat setempat. Pemilihan sumber air baku yang akan digunakan dapat dilihat pada diagram terlempir (lampiran A ). 41S m penyediaan air minum Sistem penyediaan air minum didasarkan pada a) Sumber air baku yang berupa mata air, air tanah, air permukaan dan air hujan b) Pengolahan air, yaitu pengolahan lengkap atau tidak lengkap, yang berdasarkan dari nasil pemeriksaan kualitas air baku. c) Sistem pendistribusian, yaitu gravitasi atau pemompaan 4d) Sistem pelayanan yang berupa sambungan rumab/iangsung dan hidran urum/kran umurn Alternatif sistem penyediaan air minum secara garis besar ditunjukkan pada gambar 1 3.dari 33 [Sumber sic: [steer [Sureccar | — (sn rowaic—|__( Pangan |___ gravitas? [amor Sclin [-* PRES” | olan groutas pemompaan sme” ravtasi-—»| Bak Penampuna aiwionyona dewakapt | tag ie ‘dengan sarngan én ean t Gambar 1 Alternatif sistem penyediaan air minum 4.2 Alternatif jenis prasarana dan sarana Jenis prasarana dan sarana yang diperlukan dalam sistem penyediaan air minum sesuai dengan sumber air baku serta sistem pengolahannya dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1 Alternatif jenis prasarana dan sarana Bak Penampung/Reservoir Kran Umum. [n wl ‘Sumber Air Pemanyaatan | Sarana Sistem PAM | eaten | | fata Air ‘Gravitasi Penanctep mata air [Sambungan Langsung | all Pemompaan intake ‘Hidran Umum | fan Umum/Kran Umum — Kran Umum | | ‘| | | minal Ait | ir Tanah { Ty | Air tanah dangkal |SGL pasangan bata | Hidran Umum GL cincin beton —_‘Sumur Gali | PT dangkal ne Dangkal | 2 I | Ai tanah dalam Pemompaan | a angsung | [ Pompa |Hidran Umum | | __Hidran UmumiKran Umum _Tenninal Air | Air permukeen | | | } Sungai (Gravitasi Intake ‘Sambungan Lengsung | 3. | Danaulwaduk — Pemompaan Sister Instalasi Pengolshan |Hidran Umum f Emtung ‘Air Sederhana (SIPAS) Kran Umum | i _Saringan PasicLambat___ [Terminal Air_ = 4 Air hujan PAH cetakan fiber Penampungan Air Hujan Kran umum it PAH pasangan bata_| ot ee J CATATAN: SGL_: sumur gal SPT : sumur pompa tangan PAH: penampung air hujan 4 dari 33 4.2 Langkah-langkah pelaksanaan 4.3.1 Pengumpulan data Data primer diperoleh melalui survai observasi atau wawancara, data sekunder diperoleh dari dokumen yang tersedia. 4.3.2 Survai air baku Survai air baku dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai_alternatif sumber air baku yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lokasi sasaran yang direncanakan. Materi survai air baku adalah sebagaimana tertera pada tabel 2 berikut, Tabel 2 Data untuk survai air baku Jenis No | sumber Data yang diperlukan Keterangan air baku_| a _ t Tokasi dan Felinggian ak dipiih jka Wak ad | Kualitas air (visual dan pemeriksaan | _konflik kepentingan (musyawarah) i laboratorium) # kuaitas dan kuanltas, memenuh | kuantitas dan kontinuitas air (hast pengamatan | ketentyan yang beriaku . ddan pengukuran pada musim kemarau} + [Matai | Boruntuken saat Kepemitxan lahan di sektar mata air | Jarak ke daerah pelayanan | ‘Yang mempengaruhi kualitas | jalan masuk ke MA _ _ 1 fokasi Untuk mengetahui Vondisi air tana | Kualitas, kuantitas dan kontinuitas dalam di lokasi, perlu dlakuka: | Peruntukan saat ini peineriksaan geolistrik. 2 | Air Tanah Kepemitixan Sedangkan untuk mengetahui kon | pee air tanah dangkal dapat methat i ‘Jalan untuk masuk ke lokasi kondisi air tanah yang diceluarke* jo oleh Ditjen Geologi Tata Lingkungar Tokasi dan kelinggian | Kualitas air (visual dan pemeriksaan ; | taboratorium) | [A kuantitas dan kontinuitas air (has pengamatan | Sumber dip jika alternatif 1dan 2 | 3 | Permukaan |” dan pengukuran pada musim kemarau) tidak ada ; | Peruntukan saat ini | | Jarak ke unit pengoiahn dan ke daerah i {|__| _petayanan_ a { i Curah hujan } Sumber dipiih jka aiternatt 1, 2 de> 4 | ArHujan | 5 Kualitas dan kuanttes aichujan 3 tidak ada _ 4.3.3 Survai kebutuhan air minum Survai kebutuhan air minum dimaksudkan untuk mengetahui pemakaian air bagi keperluz~ rumah tangga (minum, masak, mandi cuci, dan kakus). Materi yang dikumpulkan mencakup hal-hal sebagai berikut: a) Sumber air yang ada saat ini, 5 dari 33 b) Volume air yang digunakan, cara pengolahan/pendistribusian dan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan air untuk keperluan rumah tangga, ©) Jumlah jiwa tiap keluarga, 4) Jarak pengambilan. 43.4 Survai topografi Materi yang disurvai adalah data ketinggian (kontur) dan posisi /situasi_rencana penempatan system penyediaan air minum serta daerah pelayanan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan peralatan altimeter atau peralatan lain yang sejenis, seperti theodolit, water pass. 4.3.5 Survai sosial ekonomi dan budaya Materi yang dikumpulkan_mencakup hal-hal berikut: a) Sumber air minum (kuantitas dan kualitas) b) Tingkap pendapatan dan pendidikan penduduk c) Tingkat kemampuan dan kemauan penduduk untuk mendapatkan pelayanan air minum @) Kondisi kesehatan masyarakat 4.3.6 Survai bahan bangunan lokal Survai bahan bangunan untuk mengetahui ketersediaan behan bangunan setempat yang dapat digunakan untuk membangun sistem penyediaan air minum, meliputi a) Potensi dan mutu bahan bangunan lokal yang tersedia b) Kemudahan pengadaan dan pengangkutannya ©) Biaya pengadaan d) Bahan pendukung lainnya 4.3.7 Pemilihan sistem Pemilihan sistem dilakukan setelah data tersedia, dengan tahapan proses berikut a) Pertimbangkan ketersediaan air baku, dengan prioritas air baku dari mata air, air tanah, air permukaan, air hujan, dengan membandingkan kehandalan (kualitas,- kuanttas dan kontinuitas) air baku, b) Rencanakan sistem penyediaan air minum yang diinginkan dengan mempertimbang-kan kondisi air baku dan lokasi peiayanan, c) Perkirakan kebutuhan biaya investasi awal, serta biaya operasi dan pemeliharaan. 44 Perencanaan Tahapan perencanaan sistem penyediaan air minum adalah sebagai berikut : 4.4.4 Kualitas air baku Sebagai salah salu pegangan dalam memilih jenis sumber air adalah persyaratan kuz!itas air baku yang akan dipilih harus memenuhi standar kualitas air yang berlaku, sesuai cengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001, kelas 4 Dari hasil pemeriksaan kualiasair baku secara visual dilapangan dipilih alternatif pen yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut. slahan 6 dari 33 Tabel 3 Evaluasi kualitas air f | No |Parameter) Masalah | atternatit pengotahan Kesimpulan | 1 Teau Bautanah | Kemungkinan dengan | Dapat dipakaijika percobaan ) | | saringan karbon aktif | pengotahan berhasit } i Bau besi | Aerasi + saringan pasir Bisa dipakai dengan i } | | tembat atau aerasi + pengolahan | i _ | saringan karbon aktif _ { { Bau sulfur TY Kemungkinan aerasi Dapat dipakai jika percobaan | {4 I | _ {pengolahan berhasit | Bau tain | Tergantung jenis bau Dapat dipakai jika percobaan | | | pengolahan berhasi |" 2” | Rasa Rasa asinipay: ‘Aerasi + Saringan karbon | Tergantung kadar Clda | i aktif pendapat masyarakat_ | Rasa besi | ‘Aerasi * saringan pasir Bisa dipakei dengan | lambat atau aerasi + pengotahan } 4 | saringan karbon aktif | { | Rasa tanah tanpa_| Satingan karbon aktif ‘Mungkin bisa dipakai dengan’ } 4 kekeruhan _ engolahan | Rasalan | Tergantung jenis rasa “Tidak dapat dipakal Kekeruhan | Kekeruhan sedang, , Saringan pasir lambat Bisa dipakai bila dengan coklat dari lumpur _ pengolahan _ Kekeruhan tinggi, | Pembubuhian PAC + Bisa dipaka’ bila dengan | coklat deri umpur | saringan pasirlambat pengolahan, dengan biaya [Patin | Pembubuhan PAC } Dapat dipakai jika percobaan ot ____| pengotahan bernasi [Agak kuning "| Rerasi + saringan pasir Dapat dipakai jika percobaan | sesudah air lambat atau aerasi + pengolahan berhasil ____| sebentar diember__| saringan karbon aktif Wama Cokiat tanpa | Kemungkinan dengan Dapat dipakai jka percobi | kekeruhan | saringan karbon aktif pengolahan berhasil Coklat bersama | Sama dengan kekeruhan | Sama dengan kekeruhan | dengan kekeruhan ft ——— Putin | Kemungkinan dengan Tidak dapat dipakei kecuaii } pembubuhan PAC percobaan pengolahan | of erhasil _ Lain [Te yntung jenis warna Tidak bisa cipakai ' | percobaan pengola’ | ber 4.4.2 Kualitas air minum Salah satu persyaratan penting dalam penyediaan air minum adalah kualitas air yang diprodu harus memenuhi standar kualitas air minum yang berlaku, sesuai dengan Keputusan Me: Kesehatan 907/Menkes/SK/VIN/2002 7 dari 33 4.4.3, Penentuan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Penentuan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk dipakal~untuk-menentukan_daerah pelayanan dengan formula sebagai berikut: a) cari data jumlah penduduk awal perencanaan b) tentukan nilai prosentase pertambahan penduduk pertahunnya (r) ¢) hitung pertambahan nilai_ penduduk sampai akhir tahun perencanaan (misal 5 tahun ) dengan menggunakan salah satu metode, misal metode geometrik. P=Po(1+r" dengan pengertian P jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan (jiwa) Po jumlah penduduk awal perencanaan (jiwa) 1 prosentase pertambahan penduduk pertahun n_umur perencanaan (tahun) d)_hitung kepadatan penduduk dengan menggunakan formula dumlah Penduduk Gjiwa) Kepadatan penduduk = ———. = = Luas Daerah Terbangun (Hektar) =42 4.4.4 Penentuan kebutuhan air Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlzh pemakai air yang telah diproyeksikan untuk § tahun - 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai setelah ditembahkan 20% sebagai faktor kehilangan air (kevocoran). Kebutuhan total ini dipakai untuk mengecek apakah sumber air yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air ini didasarkan atas pelayanan dengan menggunakan Hidran Umum (HU) dengan perhitungan sebagai berikut a) hitung kebutuhan air dengan formula Q=Pxq Qing =X fn dengan pengertian: Qmg kebutuhan air (Liter/hari) q _ kebutuhan air perorang perhari (Liter / orang /hari) P jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai dengan tahun perencanaan (jiwa) fma __ faktor maksimum (1,05 - 1,15) 2) hitung kebutuhan total air dengan formula QL =A mg x 100/80 dengan perincian Qt kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20% (Liter/hari) 8 dari 33 ¢) bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat mencukupi atau tidak, jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku lain 4.4.5 Penentuan sistem penyediaan air Dalam menentukan sistem penyedizan air minum akan tergantung pada kualitas sumber air baku, namun demikian pada umuninya diusahakan harus sederhana, murah dalam biaya penyambungan dan pemeliharaan serta mudah dalam pembangunan, operasional dan pemeliharaannya. Instalasi pengolahe n yang umum ada dapat digunakan 4.4.5.1 Kriteria disain Kriteria disain untuk setiap sistem penyediaan air minum, pipa transmisi dan pipa distibusi disajikan dalam tabel-tabel berikut ini Tabel 4 Kriteria disain tem penyediaan air minum No SPAM Keterangan 1 | Penangkap Mata Air (PAM) | - Skala komunal - Asumsi kebutuhan 30 L 60 L_perorang/hari ‘Naktu pengambilan 8 jam — 12 jam = Pelayanan minimal 20 KK ‘ala komunal ~ sumsi kebutuhan 30 L— 60 L perorang/hari velayanan minimal SKK ala komunal ~ .ssumsi Kebutuhan 39 L ~ 60 L perorang/han = Pelayanan 5 KK ~ 10 KK ‘Sistem Pengolahan Air = Skala komunal Sederhana (SIPAS) - Naktu operasional 6 jam — 8 jam ~ Kapasitas optimum 0,25 Lidetik - Asumsi kebutuhan 30 L - 60 L peroranghhari Pelayanan 20 KK - 30 KK “Hidran Umum/Kran Umum | ~ Skala komunal - Cakupan pelayanan 60 % ~ 100 % penduduk. ~ Asumsi kebutuhan 30 L- 60 L perorangihari ~ Jarak minimum penempatan 200 meter ~ Pelayanan 20 KK ~ 30 KK kala komurial - Asumsi kebutuhan 39 L - 60 L perorang’hari 2 | Sumur Gali SGLy i 3” | Penampungan air hujan | 5 ——L a ‘Sumur Pompa Tangan Bangunan penyadap fintake Bak Pengumpul Saringan Pasir Lambat | | yadap 1 Surface loading! Kecepatan fi - Tinggi air = 0.7 meter - 1 meter ~ Tinggi media = 0,7 met: Efective Size 9 dari 33 Tabel 5 Kriteria pipa transmisi No Uraian Notasi Kriteria T_| Debit Perencanaan Qmax | Kebutuhan air hari maksimum | __ Qmax = F max x Q rata-rata 2_| Faktor hari maksimum ~ Fimax | 1,10— 1,25 3__| Jenis saluran : | Pipa atau saluran terbuke 4_| Kecepatan aliran air dalam pipa | | a) Kecepatan minimum Vmnin | 0,3 midet | | >) Kecepatan maksimum | = Pipa PVC Vimax | 3,0 midet i -_Pipa DCIP Vmax __| 6,0 midet _ 6 | Tekanan airdalam pipa | a) Tekanan minimum | Hmin | 10 meter | b)Tekanan maksimum | | | | -) Pipa pve Hmaks | 80 meter |__- Pipa Dcip 4100 meter _ i 6 | Kecepatan saluran terbuka | a) Kecepatan minimum) | V.min 0,6 midet |_b}_Kecepatan maksimum __|__Vimaks _| 1,5 mvdet } Kemiringan saluran terbuka | s (0,5— 1) 0/00 1 | | @ | Tinggi bebas saluran terbuka | Aw 75 cm minimum) ‘| Kemiringan tebing terhadap dasar > 45 © (untuk bentuk trapesium) { saluran a - _ Tabel 6 Kriteria pipa distribusi | Uraian r 10 dari 33 No | Kriteria | 7 _| Debit Perencanaan |G puncak | Kebutuan airjarn puncat - — —t Q peak = F peak x Q ~ 2_| Faktorjam puncak _ | Frpuncak - 3. | Kecepatan aiiran air dalam pipa - a) Kecepaian minimum V min 0,3 midet ib) Kecepatan maksimum Pipa PVC atua ACP Vmax 3,0 midet Pipa baja atau DCIP | Vmax 6.0 midet ——|—+ —_ a) Tekanan minimum hin (10 - 15) meter. pade pelayanan — terjauh sambungan rum b) Tekanan maksimum | | = Pipa PVC atau ACP | hmax | 80 meter | - Pipa baja atau DCIP | hmax | 100 meter 4.4.5.2 Bangunan penyadap (Intake) Bangunan penyadap berupa pipa (PVCIGI , dihitung dengan formula sebagai berikut : o ™ dengan pengertian ® = diameter pipa (m) Q = debit aliran (m*/detik) v= kecepatan aliran (m/detik) 4.4.5.3 Bangunan bak pengumpul a) Volume bak pengumpul waktu detensi (td) x Q, anjang (P) x Lebar (L) x Tinggi (T) b) Dimensi bak pengumpul ~ Panjang (P) = (3 - 4) x Lebar (L) - Kedalaman (T) = 1 m—1,5m 4.4.5.4 Perpipaan transmisi dan distribusi b) c) penentuan dimensi perpipaan transmisi dan distribusi dapat menggunakan formula = 6 Q=VxKA A=0,785D? Dengan pengertian : Q debit (m°/detik) V kecepatan pengaliran(m/detik) A luas penampang pipa(m’) D diameter pipa (m) kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis(Gi) Medium atau pipa PVC kelas AW , 8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10 - 12,5) jaringan pipe didisain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani, penggambaran dilakukan skala maksimal 1 : 5.000. 4.4.5.5 Pompa Hihung daya porpa yang diperlukan berdasarkan data tota! tekanan (head) yang tersedia dengan formula Q.w.H HP (85 11 dari 33 dengan pengertian : P daya pompa (tenaga kuda) Q debit (m°/ detik) w density (Kg/Cm’) H total tekanan (m) 1 efisiensi pompa ( 60 %-75 %) HP horse power 4.4.5.6 Bangunan saringan pasir lambat (SPL) a) luas bangunan SPL yang diperlukan dapat menggunakan formula Qt(m*/detik) Luas unit bangunan SPL minimum =} ——————— v filtrasi (m*/ mdetik) b) jumlah unit bangunan SPL minimum = 2 unit c) dimensi SPL - Panjang (P) - Tinggi media pasir 2 - 3) x Lebar (L) O7m-1m nw 4.4.5.7 Bangunan hidran umum/kran umum (HU/KU) Sangunan berupa tabung dari fiberglass dengan volume sudah ditetapkan ( 2m°dan 4m") jarak maksimum antar hidran umum adalah 200 m 4.4.5.8 Sambungan rumah Perencanaan sistem sambungan rumah, jika tapping dari pipa diswibusi disyaratke~ tidak melebihi 4 meter. Jika penyambungan melebihi ketentuan tersebut mak tiap satu tapping narus lebih dari satu sambungan rumah, Dimensi sambungan dipilih pipa ¥% in shi, satu bak me! dan satu klem sadel. Penyambungan dilakukan hingga halamen rumah 4.5 Pembangunan fisik Dalam pembangunan fisik sistem penyediaan air minum meliputi tahapan_ pers 2pan. pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi 4.5.4 Persiapan Pada tahapan persiapan pembangunan fisik sistem penyediaan air minum adalah s berikut : agai 4 1 Gambar pelaksanaan Pembangunan sistem penyediaan air minum yang berbasis masyarakat, dalam pelaksan: selain harus sudah menetukan spesifikasi sistem yang dipilih, juga harus dikkuti pembuatan gambar kerja, yang meliputi a) gambar lokasi penerapan sistem penyediaan air minum secara umum (peta situasi) 12 dari 33, nya b) gambar denah dan tampak potongan dari sistem yang akan dibangun c) gambar detail potongan maupun komponen yang diperiukan d) gambar penjelasan dari detail sistem serta komponen yang digunakan 4.5.1.2, Rencana alokasi biaya Rencana alokasi biaya pembangunan sistem penyedizan air minum dihitung, berdasarkan volume fisik dan harga satuan yang berlaku umum untuk setiap jenis pekerjaan seperti pada tabel 7. Volume pekerjaan dibagi dalam tiap tahapan jenis pekerjaan yang meliputi; a) pekerjaan persiapan b) pelaksanaan pekerjaan pokok sesuai dengan tahapan yang diperlukan pada tiap jenis pekerjaan c)_pekerjaan finishing Tabel7 Rencana biaya Uraian No. | pekerjaan | Volume | HargaHatuan | Jumtah 1 Persiapan | ii [Fisik Ti} Finishing 4.5.1.3 Jadwal Jadwal pelaksanaan, harus dibuat sesuai dengan urutan pekerjaan dengan waktu penyelesaian yang diperlukan untuk tiap jenis pekeriaan seperti pada tabel berikut Tabel 6 Jadwai pelaksanaan fe) es Uraian Pekerjaan [Waktu Pelaksanaan (Hari, Ming, _ Harike 1 | Harike 2 | Harike 3 | Hari ke... i a i 1 2_| Fisik _ _ (3 [Finishing { _— 4.5.1.4 Kebutuhan bahan & tenaga pelaksana Kebutuhan bahan dan tenaga kerja dihitung berdasarkan volume tiap. jenis perkerjaan devi sistem yang direncanakan. 45.2 Pelaksanaan fisik Pelaksanaan fisik dalam pembangunan prasarana dan sarana disesuai deng penyediaan air minum yang terpilih 4.5.24 Umum Peiaksanaan pembangunan prasana dan sarana penye pekerjaan a) pekerjaan tanah Nair minum secara umum melip~ 13 dari 33 b) pekerjaan pemasangan batu/bata c) pekerjaan beton d) pekerjaan pemasangan pipa €) pekerjaan mekanikal elektrikal f)_ pekerjaan finishing 4.5.2.2 Pembuatan perlindungan mata air Pembuatan perlindungan mata air dapat mengacu pada Modul 2.1 mengenai Petunjuk Praktis Pembangunan Penangkap Mata Air (PMA) , Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat, Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan. 4.5.2.3 Pembuatan sumur gali (SGL) pasangan batu bata Pembuatan sumur gali (SGL) pasangan batu bata dapat mengacu pada Modul 2.2 mengenai Petunjuk Praktis Pembangunan sumur gali (SGL) pasangan batu bata, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan 4.8.2.4 Pembuatan sumur gali (SGL) cincin beton Pembuatan sumur gali (SGL) pasangan cincin beton dapat mengacu pada Modul 2.3 mengenai Petunjuk Praktis Pembangunan sumur gali (SGL) pasangan cincin beton , Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan 4.8.2.5 Pembuatan sumur pompa tangan (SPT) dangkal Pembuatan sumur pompa tangan dangkal dapat mengacu pada Modul 2.4 mengenai_ Petunjuk Praitis Pembangunan Sumur Pompa Tangan (SPT) Dangkal , Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendrai Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan 4.5.2.6 Pembuatan sumur pompa tangan dalam (SPTD) Pembuatan sumur pompa tangan darigkal dapat mengacu pada Modul 2.5 mengenai_ Petunjuk Praltis Pembangunan Sumur Pompa Tangan Dalam (SPTD) , Departemen Pecmukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan 4.5.2.7 Pembuatan intake air permukaan Pembuatan intake air permukean mengacu pada Modul 4.7 mengenai Petunjuk Praktis Peribangunan intake air permukaan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan 4.5.2.8 Pembuatan penampung air hujan (PAH) Pembuatan penampungan air hujan dapat mengacu pada Modul 3.1 atau Modul 3.2 mengenai Petunjuk Praktis Pembangunan penampungan air hujan (PAH) cetakan fiber atau Petunjuk Praktis Pembangunan penampungan air hujan (PAH) pasangan bata, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan 14 dari 33, 4.5.2.9 Pembuatan instalasi pengolahan air sederhana (IPAS) Pembuatan intake air permukaan mengacu pada Modul 4.4 mengenai Petunjuk Praktis Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Sederhana T , Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan 4,5.2.10 Pemasangan hidran umum Pemasangan hidran umum meliput tahapan kegiatan sebagai berikut: a) Pekerjaan pondasi dari tangki sir 1) buat lingkaran pada tanah «ii lokasi hidran umum dengan diameter (lingkaran) luar 2,20 meter 2) gali tanah untuk pondasi berbentuk lingkaran dengan lebar diameter luar 2,2 meter dan diameter dalam 0,6 meter 3) lapisi dengan pasir padat setebal 5 cm 4) pasang batu Kosong sepanj ang lingkaran pondasi 5) pasang pondasi dari batu Fali dengan adukan 1 semen : 4 pasir di atas pasangan batu kosong. Timbun pinggir por dasi dengan tanah timbunan dan padatkan 6) lanjutkan pemasangan pon:iasi hingga mencapai ketinggian 50 om dari muka tanah 7) timbun celah antar pond: si dengan tanah untuk menimbun dan padatkan hingga ketinggian 50 cm dari muke tanah sejajar dengan tinggi pondasi yang mengelilinginya 8) buat campuran beton tumbuk dengan perbandingan volume 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil 9) buat lantai kerja dengan rienuangkan campuran beton tumbuk setebal 5 cm di atas pondasi dan lahan yang ditatasi oleh pondasi, ratakan lantai kerja dengan roskam (alat perata kaytl) 10) biarkan tantai beton sempai mengering 11) pasang tangki fiber diatas 2ondasi tersebut dan pasang pipa masuk (besi/Gl) dengan diameter 4 inchi dan pipa kcluar untuk kran diameter % inchi sebanyak 4 unit b) Pekerjaan lantai dan saluran pembuangan air 1) kupas (gali) tanah dasar %; lingkaran sepanjang 1,20 meter dari sisi (pinggir) pondasi dengan kedalaman 20 cm 2) lapisi dengan pasir padat setebal 5 cm 3) pasang batu kali atau batu nata dengan adukan 1 semen : 4 pasir 4) tuangkan campuran beton setebal 3 cm dan ratekan dengan roskam ( alat perata dari kayu) 5) biarkan beton sampai kering 6) pasang saluran pembuangan dengan konstruksi pasangan batu 4.5.2.11 Pemasangan perpipaan a) pemasangan pipa transmisi mengacu pada spesifikasi teknis no AB-K/LW/ST/005/98 b) pemasangan pipa distribusi mengacu pada spesifikasi teknis no AB-K/LW/ST/006/98 ¢) pemasangan pipa sambungan rumah 1) siapkan data, 2) siapkan bahan dan peralatan yang akan dipergunakan, 3) lakukan penyadapan, lakukan pemasangan pipa dan perlengkapannya te! lakukan pembuatan bak meter air lakukan penyegelan meter air 4 suk katup pengatur dan meter air 5 6 15 dari 33 4.5.3 Pengawasan pelaksanaan pembangunan 4.5.3.1 Persiapan Pengawasan Persiapan untuk pengawasan pelaksanaan sistem penyediaan air minum meliputi; a) inventarisasi metode pengawasan b) penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan c) inventarisasi tahapan pelaksanaan pembangunan d) penyiapan SDM yang diperlukan 4.5.3.2 Perencanaan pengawasan Perencanaan pengawasan pelaksanaan meliputi hal-hala- sebagai berikut; a) penyusunan bagian bagian konstruksi yang perlu mendapat pengawasan b) pembuatan jadwal kerja di lapangan c) penentuan SDM yang dilibatkan dalam pengawasan dan peralatan yang akan digunakan 4.5.3.3 Pelaksanaan pengawasan Dalam pelaksanaan pengawasan terhadap sistem yang sedang dilaksanakan harus berdasarkan pada a) kriteria perencanaan b) spesifikasi teknis c) standar yang berlaku ¢)_patunjuk teknis yang berlaku e) petunjuk dan pelaksanaan yang berlaku 4.5.3.4 Evatuasi pengawasan Dalam Evaluasi_ pengawasan terhadap sistem yang sedang dilaksanakan harus berdasarkan pada’ 2) kriteria perencanaan b) spesifikasi teknis ¢) standar yang berlaku 5 Pengoperasian dan pemeliharaan prasana dan sarana air minum Pengelclaan prasarana dan sarana air minum yang telah di bangun harus dilakukan sesugi dengan prosedur yang berlaku daiam pengoperasian dan perneliharaan (O & P) dati sis tersebut, secara umum yang diperlukan beberapa hal yaitu a) persiapan O & P yang hards dilakukan meliputi 1) inventarisasi komponen yang akan dioperasikan dan yang perlu mendapat pemetiharaan khusus, 2) inventarisasi bahan dan peralatan yang diperlukan untuk O & P. 3) iventarisasi tenaga kerja dan teknologi yang digunakan, 4) penyusunan laporan persiapan O & P b) Perencanaan pengoperasian dan pemeliharaan meliputi pekerjaan sebagai cerikut 1) pembuatan jadwal kerja pengoperasian dan pemelinaraan, 5.1 Umum 16 dari 33 2) penentuan prioritas/tahapan pengoperasian dan pemeliharaan sesuai dengan komponen yang tersedia, 3) penentuan metoda’ dan cara O & P yang diterapkan, 4) peyusunan laporan perencanaan O & P. Pengawasan pengoperasian dan pemeliharaan dari masing-masing komponen terhadap hal- hal sebagai berikut: 4) pengadministrasian kegiatan O & P, 2) teknclogi dan metode O & P yang digunakan, 3) baha1 dan peralatan yang digunakan, 4) sumter daya manusia yang menanganinya, 5) kinera operasi & pemeliharaan, 6) pelayoran. 5.2 Pengop2rasian dan pemeliharaan bangunan penyediaan air minum Pengoperas an dan pemeliharaan bangunan pada sitern penyediaan air minum yang berupa a) b) penangkap mata air mata air dapat mengacu pada Modul 2.1 mengenai_Petunjuk Praktis Pembangunan Penangkap Mata Air (PMA) , Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan bangunen intake air permukaan mengacu pada Modul 4.7 mengenai_ Petunjuk Praktis Pembangunan intake air permukaan , Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan sumur gali mengacu pada Modul 2.1 mengenai Petunjuk Praktis Pembangunan sumur gali Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan sumur p ompa tangan mengacu pada Modul 2.4 mengenai_Petunjuk Praktis Pembangunan pompa tangan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan instalasi pengolahan air sederhana (IPAS) mengacu pada Modul 4.1 mengenai_ Petunjuk Praktis |’embangunan instalasi pengolahan air sederhana (IPAS), Departemen Permukiman dan Pra sarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan penampungan air hujan (PAH) mengacu pada Modul 3.1 mengenai Petunjuk Praktis Pembangunan penampungan air hunjan (PAH), Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan 5.3 Pengoperasian dan pemeliharaan jaringan transmisi dan distribusi Pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan Jaringan transmisi dan distribusi meliputi; a) b) Co) d) pemeriksaan pipa iniet dan alat ukur debit secara berkaia, satu bulan sekali pemeriksaan katup, pipa penguras secara berkala 3 bulan ~4 bulan sekali penggantian Komponen Jaringan Distribusi yang rusak sesegera mungkin, agar tidak mengganggu pengoperasian dan pasokan air ke konsumen. pembuatan laporan berkala pengoperasian dan pemeliharaan, harian, mingguan dar bulanan. 5.4 Pengoperasian dan pemeliharaan bak penampung air (Reservoar) Pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan Reservoar meliputi a) pengoperasian alat ukur debit 17 dari 33 b) c) d) e) pemeriksaan dan pembersihan lingkungan bak penampung air minum dari rumput dan kotoran periode harian pembersihan kelengkapan saranan dan melakukan perbaikan jika ada kebocoran katup dan pipa pembersihan endapan pasir/lumpur jika ada, bila perlu melakukan pengurasan pembersihan karat dan pengecetan 5.5 Pengoperasian dan pemeliharaan hidran umum/kran umum 5.5.1 Pengoperasian hidran umum/Kran umum a) b) °) d) periksa kemungkinan kerusakan, kebocoran kran periksa dan pastika bahwa tangki telah penuh atau sekurang-kurangnya % bagian telah terisi; periksa dan pastikan apakah meter air dan aliran berjalan dengan baik; bagikan air minum kepada pemakai sesuai dengan jadwal yang telah disepakati; catat setiap pembagian air dalam buku catatan yang telah tersedia §.2.2 Pemeliharaan hidran umum a) b) °) dj jika terjadi kerusakan, kebocoran kran lakukan perbaikan dengan segera pemeliharaan harian : keadaan tangki; kebersihan sekeliling tangki, perlengkapan tangki dan kualitas air pemeliharaan triwulan: pengurasan tangki air; dan pembersihan dinding dan daser tangki dari endapan pemeliharaan enam bulanan, periksa terhadap kebocoran pada tangki serta perbaixi m ter air. 18 dari 33 Lampiran A (Informatif ) Diagram pemilihan sumber air baku | esse | Gambar 1A Diagram Pemilihan Sumber Air Baku Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat Sistem Perpipaan Gambar 1 8 Diagram Pemilihan Sumber Air Baku Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat Sistem Non Perpipaan 20, dari 33 Lampiran B (Informatif ) B-1 Peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tanggal 14 desember 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air kriteria mutu air baku untuk air minum 7 Saat Forman Ta lew dsreann cae a = Geaal3 fea emerson oer = rm one a ot lela arma naaioa iain ag uaa moron Ton 3 sau a i era eet mn a a 7 e oe —— ‘eaeiaaaa? at mn as = SS Se al z a a = es = = i Boron ok 1 4 a = ea ao m oat = ra i on —_ = ae ee oe coer sean eee sara ca = 8 eee eee a ee pee es seoear recess te ot ra = ee = 7 = ‘Seng. T mga. 0.08 [faci pengeiahan ai secara Konvesional Zn < § mai wir oot 600, ae = rm aan at 3 eipepamanar gam mriaoe aa ‘Sulfa yi 400. | a = fe aaa Batevang seboga has at ‘0.02 [209i pengolshan ait scars kenvesional S scbaya HIS gO01 TTL Flocleclon pee = Tit onngtahon ar secre temvesana Fea ] (rear ester gat 1O0 T can Tea olions 710000 ptt OD. 1 Peers ‘Geos & ‘Bqtiier OF | Gros 6 ‘Bauter 1 | oe rs aoe — = eles A — se ee a as ie Ta a eae A = = oe a : _ ioe ae a =— ca fa B-2 Keputusan Menteri kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/vii/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air mi 1. BAKTERILOGIS a um Parameter Satuan —_[Kadar maksimum Keterangan 1g dpeolean bares col atau focal cot jonah per ° 100 mt sampet jo. Air yang masuk ‘sistem distribusi Cot atau fecal cot jumiah per ° 100 mi sampet Total Batter Cottam ioriah por ° 100m sampet | ‘Aicpada sistem q igrbust al atau fect cot man per ° 100 mi sarpet Toa atten Gov jamian pee ° 4 100 mt sampet 2 KIMI . ‘A. Bahan -behan Inorganik (yang memiké pengaruh tangsung pada Kesehatan) . Parameter Satuen | ptereni Keterangan { lang diperbotenkan | Antimoni mg/Liter_ i 0.005 _ i Airraksa | mgniter 0.001 i Arsenic - mgnier out saium otter | az = Boron gist —_| aa a cad rnghuter 2.003 coms rmgnier | 005 | Tenaga | mgniter 2 i sinida mgrter 007 1 [eho = rghter 18 a Timah gti oot | —~ [-—Meydenun miter oor, i - imal a rm i Nira (sebagai NOS) mgtiter | 50 T a ea eceinae maniter | 3 q : [ seterium eT gutter | oo 8. Bahan-bahan inorganik (yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen) Ikagar maksimurn ! Parameter Satuan _ ! ang diperbotehicon _ Anon | martes 1s _ _ Alymunien [egniter 02 _ —— Klorida | _ingititer 250 . Copper a mgfiter _ a Kesadanan mgfter Hidogen saa imgfiter — Best ngiiter _ Mangan oH gtiter 65-05 Soave mgiter 200 Suifat mgliter 250 “Tota padatan terant mgitter 1000 Seng + mg/liter 3 C. Bahan -bahan Organik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan) Parameter Satuan —_Kadar maksinum Keterangan yang diperbolehkan Ictarinated atkanes Carbon tetachorise “waitter 2 Dichioromethane giiter 20 1.2: didoroathane “vartter 30 1A, Lidooethane after 2000 (Clornated ethane Vinyl acide waiter 5 1.A-didoroetnane iter 20 1.2: dcoroathane after 0 i Tichlowetane sitter 70 Tetrechioroathane giiter 40 [Aromatic hydrocarbons Senzena poitter 10 | oten waiter 700) Aylenes ugiiter 50 Benzofalpy.ene giliter | a7, \corinated benrones { Monoctorobenzene waiter 200 12-dictiorebenzene gititer 1000 . | _1acichiorabenzene [patter 300 Trichlorobenzene t igiiter 2 _ isindain _ Di(2-etthytenhexy)jadipate pgiLiter_ 80 1 Di(2-etthytenhexy)jphtalate wgititer a | cryamide pagiiter os | Eero “tier a a 1 Hexachlorobutadiene ugititer 06 - | [__Adetic Acid (EDTAY _ pgiliter 200 _ | Tabula ovise 2 vaitter | 2 ss | D. Bahan sbahan Orgaik yang kemungkinan dapat menimbulkan Keluhan pada Konsumen) . Parameter | satuan ua Keterangan i L. \ \va0g diperoenian - | Token _ |___ patter | 24-170 _| Xylenes voter | 20-1800 : 4 |__Ethybenze waiter | 2-200 ‘Styrene vonter | 42600 | ‘Monochlorobenzene j__pgititer | 10-120 [1.2-detvoravenzene “waiter 110 — 1.A-icnoravenzene after 03-0 Trchlowethane(ta 1 yaniter 5-50 a) [Desinfektan dan hasil sampingannya Chlorine vgfiter 00-1000, 2-colorphena aiiter 04-10 - 2A-dichoiorophenol “ugniter 09-40 — - 2.4 6-vienolarogte aitter 300 : 23. dari 33 E.Pertisida Parameter Satuan Sadar maksimum T _ ang diperbolehkan eee cl pgititer 20 aici sitter 10 |__Alarinesietin alter a0 Atrazine uoflnes : Setozone ofkter 30 carbofuran mrs z ‘chlordane mae a [erotuan 1 e gor patter 2 j1.2-dcorome L-crioropropana Poca 1 240 om 0 1.2-dichoropopane ar 30 | [.seteheromne te 5 Heplachlor and Heplachlr epoxide aa 003 Hexachlowbenzena ia {sopeonuan ; ee as. 2 4 MoPA vouer | 2 1 | Meany voter | 20 t Netlachor your | 12 t “Motnate ama : + 1 Pendinmenain aa 30 cc [© pentaeriropnenat Trier “ | j Penmetiia 1 pgitter 20 i i | _Propani ret 3 i 4 Pavate panier | 190) | | Sinazine atte a 1 | Tawa ca 0 | i | CHorophenoxy herbicides 7 / L.. selain 2.4-D dan MCPA | eae pa/Liter so I . |__dietorprep, pallor 300 os wie Mecoprep, __aiiter 10 ~ east value : = ~"F-Desinfoktan dan hasl sampingannya ~ — Parameter Satuan R003 ahs ~ ang dipersiehien rr . | Meretiocrine eoglitee 3 | __Corne mgjtter — a } —Becaine _ugititer Chloe atiter : - im Cierophenat pC |__aoreencroprent after 200 7 a | —Fomaidenye uglier 00 - = Frivofomethanes oe - = Sxomotoen. yaliter 109, 5 24 dai 33 | rromoctroatnane otter ma | Bromodchoromathane atte 60 | Chlroonm air 200 | [torinated acetic acids Dicicoscat as ugluter Tioroacete ocd uate femioratnyarate (uihoroacetaenyde) wate IHotogenated acetoniiles | Dictlroscetonate | waniter Dibromoacetonitrite { g/liter |__Trchloracetonitite iter | leyanogen choxide (saga Cy ante | S.RADIOAKTIFITAS a {kadar maksimum | | satan Keterangan — | ____ Ivana siperootikan | 1 |__Gross alpha actly | gtter | —i Crsstetaaciviy | Bgttter | - AFISIK Keterangan 1 sk berbau dan bes _ Set wdara 29S 5 Lampiran C (Informatit ) Contoh perhitungan sistem penyediaan air minum 1. Jumlah penduduk yang akan dilayani Tentukan jumiah penduduk pada lima tahun berikutnya dengan menggunakan formula ; P=Po(t+ry Dimana : P = jumlah penduduk pada akhir tahun perencanaan Po = jumlah penduduk awal perencanaan ( misalkan_373 Jiwa) rosentase pertumbuhan penduduk pertahun (1,5 %) ‘umur perencanaan (5 tahun) P= 373 +(1+0,015)° 400 jiwa 2. Kebutuhan Air Minum 1) Hitung kebutuhan air minum ( Q md) = 400 jiwa_x 60 Liorang/hari x 1,05 5200 Liter/hari ,30 Liter/detik 2) Kebutuhan total air minum (Qt) = 0,30 Lidetik x 100/80 0,375 Liter/detik 3. Instalasi Pengolahan 1) Bangunan Intake ( PVC/G!) yang dihitung dengan formula $= 0,028 m = 2.8 cm =2 inchi (ada dipasaran) 2) Bangunan Penampung - Volume bak penampung = Waktu detensi (td) x Q = 3 jam x 0,375 Udetik te - Dimensi bak penampung : Panjang = 2 meter Lebar = 2 meter Tinggi = 1 meter + 0, 5 meter (ambang bebas) 3) Bangunan Saringan Pasir Lambat (SPL) - Q 0,375 Lidetik Luas permukaan (A) =~ == 4.5m? Vv 0,3 m/mjam - Jumlah unit bangunan SPL minimal = 2 unit Maka Luas tiap unit 4,5m? 12 = 2,25 m?* - Dimensi SPL: Panjang = 2,25 meter Lebar 1 meter Tinggi = 1 meter - Tinggi media filter (pasir) = 0,7 meter ~ Efektiv Size (ES) = 0,15 - 0,35 mm 4) Bangunani Hidran Umum / Kran Umum (HU/KU) Bangunan Hidran Umum cara perhitungannya sama dengan bak penampung sehingga dimensinya sama dngan 4 m*, mengingat jarak maksimum antare hidran umum maksimum 200 m., maka untuk jumiah penduduk 400 jiva dipzrkirakan dapat dilayani of» 2 unit Hidram Umum dengan volume masing-masing HU sema dengan 2 m 26 dari 33 Lampiran D (Informatif ) Ganbar pemasangan sambungan rumah dan meter air ISOMETRI DAETAR BAHAN _ waiian ia ° i 2 TAMPAK SAMPING. 27 dari 33 Lampiran & (Informatif ) Prasarana dan sarana penyediaan air bersih daci 33 pengolahan air sederhana 20 dari 33 Bak Penampung Air Hujan 30 & Lampiran F Daftar nama dan lembaga 1) Pemrakasa Puslitbang Permukiman Badan Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Departemen Kimpraswil 2) Penyusun Lembaga | Puslitbang Permukiman | | Puslitbang Permukiman [No] i 31 dari Bibliograti AB-DIRE/TC/0G1/98, Pe! AB-DIRETC/002/98, 4 AB-DIREITC/01 AB-DI/LWIST/002/98, Pembuatan bak penampunga: AB-D/LWISTI006/98, Perlindungan :nata 2 PMA, AB-DIRE/TC/010/98, Perencanaan penyedisan air minum sistem peipipaan AB-DIRE/TC/011/98, Perencanaan penyediaan air minum sistem non perpipaat AB-DLWITC/002/98, Pembuatan sumur pompa tangan AB-KIOP/TC/031/98, Persiape? operasi pemeliharaan AB-KIOP/TC/033/98, Pengoperasian dan pemetinar: AS-K/OPITC/036/98, Pengoperasian dan pemetiharaan bangunan pengambilan air baku. AB-KILWISTI005/98, Spesifikasi pemasangan pipa transmisi alat ukurden perlengkapannya AB-K/LWISTHOG/98, Spesifikasi_pemasangan pipa distribusi, lat ukur dan pertlengkapannya pigvan umn AB-D/LW/TC(014/98 , Tata cara pemasangan pipa samdungan rumah Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tat Perkotaan dan Tata Perdesaan, Petunjuk praktis perencanaan pembangunan sistem penyediaan ait bersih perdesaan,Modul no.1 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan can Tata Perdesaan, Petunjuk praktis pembangunan penangkep mata air, Modul no 2.1 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilaysh Direktorat Jendral Tata Perkotaan ar Tata Perdesaan, Petunjuk praktis pembangunan sumur gali pasangan baiu bata, Mods! "° 22 Departemen Permukimen dan Prasarena Wilayah Direktorat Jendrai Tata Perkoteais 1% Tata Perdesaan, Petunjuk praktis pembangunan sumur galf cincin beton. Modul no 2.3 Departemen Permukinnan dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendrat Tata Perkotaan den Tata Perdesaan, Petunjuk praktis pembangunan sumur pompa tangan dangkal, Modui no 24 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Dirsktorat Jendrai Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, Petunjuk praktis pembangunan sumur pompa tangan dalam, Modul no 2.5 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, Petunjuk praktis pembangunan penampung air hujan cetaken fiber, Mosul no 3.1 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, Petunjuk praktis pembangunan penampung air hujan pasangan bata Modui no 3.2 32. dari 33 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, Petunjuk praktis pembangunan IPAS, Modul no 4,1 Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jendral Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan, Petunjuk praktis pembangunan intake air permukaan, Modul no 4.7

You might also like