You are on page 1of 24
KULIAH S1 ALERGI & IMUNOLOGI 16 MEI 2013 Prof. Dr. dr. Suprihati Sp. THT-KL (K), MSc dr. Yanuar Iman Santosa Sp. THT-KL Ilmu Kesehatan THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Tingkat kemampuan yang harus dicapai: + Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan — gambaran klinik penyakit — cara untuk mendapatkan informasi lebih lanjut — rujukan & tindak lanjut + Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk — membuat diagnosis klinik — rujukan & tindak lanjut + Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk — 3A. Bukan gawat darurat + membuat diagnosis klinik + terapi pendahuluan + rujukan & tindak lanjut, — 3B. Gawat darurat * diagnosis klinik ferapi pendahuluan (menyelamatkan nyawa / cegah keparahan dan/ atau kecacatan) + rujukan & tindak lanjut * Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas — 4A. dicapai pada saat lulus dokter — 4B. dicapai setelah Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Topik Lv 1. Polip Hidung 2. Rinitis Medika Mentosa = (RMM) 3. Rinitis Vasomotor (RV) 4. Rinitis Alergi (RA) BRN N 1. Polip hidung (Lv 2) Suatu masa jinak dalam rongga hidung Tampak pucat kekuningan —transparan Jumlah tunggal atau multipel berasal dari mukoperios atau muperikhondrium yang berisi stroma edem dan sel-sel inflamasi Teori : akumulasi cairan intra sel, deposisi polisacharid, meningkatnya absorpsi sodium, dan meningkatnya permeaibilitas ion chlorida ke sub mukosa yang normal. Gambaran Klinik — Rinoskopi anterior a Fig. 3.73 Nasal polyp extruding Fig. 3.71 Nasal polyp (arrow), through the anterior nares. Large nasal polyps prolapse into the nasal vestibule with the exposed surface los ing the opalescent gray color. Gambaran Klinik — Nasal endoscopy Fig. 3.72. Nasal polyps as seen through the sinus endoscope. Gejala & Tanda Polip Hidung hidung tersumbat yang progresif rinore nyeri fasial nyeri kepala anosmia jika polip sudah besar Terapi * Terapi : Steroid oral / topikal * Operatif : Polipectomy * Komplikasi : Rinosinusitis kronik / rekuren Trias Samter : * Polip nasi rekuren yang berhub dg — sensitivitas thd aspirin, — asma — polip hidung 2. Rinitis Medika Mentosa (RMM) (Lv 2) + Radang pada hidung akibat pemakaian obat decongestan yg berkepanjangan yang menyebabkan hidung tersumbat secara berulang + Obat vasokonstriktor topikal oxymethazolin phenyleprin hydrohlorida, derivat sympatomimetik amin, dan imidazoles. © Tachyphylaksis : + berkurangnya efek obat dg cepat setelah . pemberian bbrp dosis,> pasien meningkatkan * dosis obat vasokonstriktor untuk waktu yang . lebih lama > Efek REBOUND down regulation reseptor a- adrenergik mukosa hidung. Kerusakan mukosa : kehilangan silia, metaplasia, atau fibrosis dapat terjadi pada pemakaian vasokonstriktor yang berkepanjangan * Dapat menutupi keadaan patologis primernya yg > pemakaian vasokonstriktor yang lama. * Pengobatan : menghentikan_ kondisi refrakter sekunder & mencari faktor primernya * Contoh : RA, konka hipertropi, septum deviasi, sinusitis dan di terapi dengan baik. Terapi : Vasokonstriktor topikal > STOP cuci hidung diganti lar saline fisiologis decongestan sistemik kortikosteroid topikal 3. Rinitis vasomotor (Lv 4) Rinitis Vasomotor (RV) ; suatu inflamasi hidung yang tidak berhubungan dengan alergi, infeksi, atau etiologi yang lain. Pasien biasanya sensitif terhadap : * dingin, * udara kering, * parfum, * bau cat, * asap rokok, dan * jritan kimia yang lain. Gejala klinik Rintis Vasomotor : Gejala sangat mirip RA seperti : * obstruksi hidung ¢ rinore * drainase post nasal © rasa tertekan / nyeri da sinus * kadang-kadang bersin dan hidung gatal Terapi Rintis Vasomotor + Kasus ringan : — terapi simptomatik : decongestan topikal / sistemik + Kasus berat : perlu tindakan operasi : — reduksi konka inferior — vidian neurectorny Rinitis alergi (Lv 4) + rinitis alergi >hipersensitifitas tipe |, diperantai oleh ig E> target utama: mukosa > gejala : hidung gatal, hidung tersumbat, beringus dan bersin + Faktor penyebab utama adanya kontak dengan alergen hirup PENDAHULUAN Prevalensi: * UK, 1981: — 50% individu 18-45 th > minimal 1 alergen SPT positif (atopi) = 10% individu 15-25 th > gejala Rinitis Alergi (50% > terapi) + Amerika 1997: 10-25%, 18-34thn > 40,1% ? + Jakarta 1998< 14thn > 10,2% 4 + Bandung 1998 umur 10 thn > 5,8 %* DEFINISI + rinitis Alergi (RA) > gangguan fungsi hidung setelah pajanan alergen > inflamasi mukosa hidung > IgE * Gejala: hidung tersumbat, bersin-bersin, beringus, gatal palatum, kulit, mata, lelah, sakit kepala > J Kwalitas Hidup The Obama dilemma: Allergic rhinitis (animal dander allergy}—The great burden of illness considerable direct and indirect costs. Across studies, the annual direct costs of allergic rhinitis in the United States are estimated at $1.6 to 4.9 billion.* Estimates of annual indirect costs range from $0.1 to 9.7 billion. The ALERGEN DAN SUMBER ALERGEN Alergen > antigen yang menginduksi dan bereaksi dgn antibodi IgE Alergen hirup (Aeroallergens) Mites ; house dust mites> Dermatophagoides pteronyssinus (D,,.) Alergen binatang: anjing, kucing, kuda, kecoa Spora jamur, serbuksari bunga Polutan: asap rokok, gas buang knalpot. Scanning Electron Microscope PATOGENESIS rinitis ALERGI PATOGENESISRINITIS ALERGI JAMES N. BARANIUK, 1997 30 cS) a “eo IFN-y, TGF-6, NO W213, M40, Waa, amcer DTH sutupte Sclerosie Konsep baru dari patogenesis RA, Pd individu dgn kecenderungan secara gen paparan primer dgn suatu alergen menimbulkan aktivasi dari limfosit-limfosit TH2 Idan. perangsangan sintesis IgE. Paparan selanjutnya menyebabkan pelapasan mediator yg cepat dan aktivasi sel-sel TH2 lebihl lanjut dgn menghasilkan inflamasi eosinofil, DIAGNOSIS 1. Anamnesis 2, Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan penunjang diagnostik alergi. ANAMNESIS KLASIFIKASI rinitis ALERGI MENURUT ARIA-WHO 2001° SEWAKTU-WAKTU Gejala + <4 hari per minggu satau_<4 ming RINGAN Tidur normal Aktifitas sehari-hari saat olahraga dan saat santai normal Saat bekerja dan sekolah normal Tidak ada keluhan yang mengganggu > dhari per minggu dan > 4 mingg SEDANG-BERAT SATU ATAU LEBIH GEJALA Tidur terganggu Altifitas sehari-hari saat olahraga dan saat santai terganggu Seat bekerja dan sekolah terganggu| Ada keluhan yang mengganggu Perbedaan Klinis tipe rinitis Alergi ARIA-WHO History 2 or more * nasal discharge symptoms for >1 hr * blockage on most days + sneeze / itch Sneezers and runners Blockers ‘Sneezing Especially paroxysmal Little or none Rhinorthea Watery mucus Thick mucus anterior and posterior more posterior lehing Yes No Nasal blockage | Variable Often severe Diurnarhythm | Worse during day, improving at night Constant, day and night, may be worse at night Conjunctivitis | Often present Turd, We a, ntrraiana’ Cansmare fanart rte sgvonsanelWanaGaant cf matienpan cena) ae Man agen WOreTE ‘rev Allergy, 1958 45}5upy 19} 4 NASAL SKORE SISTEM Weeke B, 1986, M. Okuda, Tokyo Jepang + Skor 0: tidak ada gejala hidung dan mata + Skor 1 (ringan): hidung tersumbat sebagian, pilek <3 jam/hari, bersin <5 kali serangan perhari. Gatal hidung ringan. Gejala mata gatal ringan. + Skor2 (sedang): hidung tersumbat sebagian, pilek >3jam/harl, tetapi tidak seharian bersin 5-15 kali serangan_perhari, Gatal hidung sedang, Gatal mata sedang dengan bengkak dan mata berair tetapi tidak seharian + Skor 3 (berat): gejala sumbatan hidung total, hampir sepanjang hari, pilek sepanjang hari, bersin > 15 kali per serangan/hari. Gatal hidung berat.. Gejala mata berat, bengkak hebat, gatal dan berair berat. PEMERIKSAAN FISIK RINOSKOPI ANTERIOR 1. Ukuran besar konka > bengkak 2. Warna mukosa ~ biru pucat (livid) 3, Warna ingus ~> jernih, encer a“ 0 '® 2 Normal Moderate Severe Obstructive Hipertrofi konka inferior Typical endoscopic appearance of the nasal macosa in allergic it PEMERIKSAAN MAKSILOFASIAL — Allergic salute — Nasal crease / Linea nasalis — Allergic shiners Pemeriksaan Penunjang Nasal endoscopy Nasal Smear Skin test (skin scracth & skin prick test) Radioallergosorbent test (RAST) Nasal Provocation test PPE NE Nasal endoscopy Rigid Hopkins rods atau flexible fibre optic endoscope. Dilakukan dalam anestesi topical intra nasal. ot Skin Prick Test Tes Kulit Tusuk + sensitifitas dan spesifisitas terhadap IgE * Untuk akurasi diperlukan masa “wash out” Keuntungan: * Lebih aman * Beberapa alergen dapat di test secara bersamaan * Hasil dapat segera dibaca dengan cepat Kerugian: + Kurang berespon pada orang dengan sensitifitas terhadap antigen yang lemah Tes kulit tusuk (skin prick test) Keuntungan: * Lebih aman * Beberapa alergen dapat di test secara bersamaan * Hasil dapat segera dibaca dengan cepat Kerugian: * Kurang berespon pada orang dengan sensitifitas terhadap antigen yang lemah Tes kulit tusuk (skin prick test) Skin Test 3, tees poomee Wise eos saen 6h “¢>e ee ot pre puatiaeusaninaarnenscmessa ie a Incas nnalaas eae PENATALAKSANAAN RA Allergen avoidance indicated when possible \ Immunothera Pharmacotherapy = 1 effectiveness my safety H effectiveness specialist prescription may alter the natural easy administration course of the disease Patient education always indicated Diagnosis of allergic rinitis | —>] Greer nthe epescialyinpatons Eienatenteeese intermitent symptoms | [Persistent symptoms | | "mlm persistent wa eawmeserere] [tad Moaemeaeve T — I ‘Norm preferes ower Tat preared order Tn preeradaréor "Gra fet annem “orate antistarine strana “ietranaaae et anthistmine | | inranaea Ht angiastamine |_| Ora Het arestamine oF LTRA 1 der cecongesareor “ndor decongenemtor = ike Sinanaaa 68 Teste paen or? weeks ea or ramos igrened rare Trpaaiendntaraterie | fen ms Patientater 2 weeks, cotta ant Taliesin iimprovedcomamuafort month Toren] [Rhee Bihari eT ss | [MRR | Loanatnn |] yest erie | | arlttinine ‘Sbinwttemy 14:10 ON tt 3907 ARLA WORKSHOP #EPORT AND NE tac HANOBOOK Fara: Tmecernan wn wna Gahin aston on oe Sargiecl ro ferol Allergen and ietantavoldance may be appropriate T= Ganjenaa Oral ocho orient te orale Chromone (ina Consider Specific Immunotherapy KESIMPULAN RA: Proses inflamasi yg diperantarai oleh IgE setelah pajanan alergen pada mukosa hidung > < kwalitas hidup Gejala RA: hidung tersumbat, beringus, bersin Tanda RA : Allergic salute, Nasal crease, Allergic shiners Pemeriksaan Penunjang:: skin prick test & RAST Diagnosis Rinitis alergi: waktu s intermittent & persistent pengaruh thd aktivitas mild & moderate severe Terapi : edukasi, penghindaran alergen, medikamentosa, imunote api spesifik. Kebethasilan penatalaksanaan penderita rinitis alergi adalah perbaikan kualitas hidupnya A Positive family history for allergy Genetic Factors Risk of Allergy Both parent no allergies Both parent with allergy with allergies One parent Koning 1998; Bousquet,2002 “ The Allergic March “ Typical evolution of allergic diseases Prevatence Allergic rhinitis lof allergic : symptoms Asthma, Atopic dermatitis Food allersy ° 7 z 7 1S years [Adapted trom Holgate S. Church MK. eds, Allergy, London: Gower Medical Pubshing, 1992 rout inv [a KOMPETENS! 2 2 4 4 GAMBARAN KLINIK No ND NICH SNZ +, terus, +hilangtimbul + hilangtimbul + hitang timbul menerus + +f oa - aa - oa DIAGNOSIS BIOPSI RW. SPT (+) PEMAKAIAN DECONGESTAN STEROID / - sTOP DECONGESTAN ANTIISTAMIN / OPERASI DECONGEST STEROID, AN TOPIKAL TOPIKAL, TOPIKAL STEROID. cuct HIDUNG

You might also like