You are on page 1of 10

Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwataala, karena berkat


rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan KaryaTulis Ilmiah ini yang berjudul Pencurian. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga saya dapat
memperbaiki karya tulis ilmiah ini di lain waktu.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Karya Tulis Ilmiah tentang Pengaruh
Perkembangan Teknologi terhadap kehidupan warga Indonesia dan pemanfaatannya ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Sidoarjo, Mei 2015

Page 1
Daftar Isi

Kata Pengantar.....1

Daftar Isi .................................................................................................................................2

BAB I : Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah ....3


b. Tujuan Penulisan........3
BAB II : Pembahasan

a. Pengertian Pencurian.................................................................................4
b. Unsur unsur pencurian....................................................................4
c. Ancaman Pidana, Tuntutan Pidana, Putusan pidana............6
d. Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Pencurian...8
e. Dampak Negatif Mencuri..9

BAB III :Kesimpulandan Saran

a. Kesimpulan.10

Page 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tindak kejahatan (tindak pidana/delik) dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Berbagai
bentuk tindak kejahatan terus berkembang baik modus maupun skalanya, seiring berkembangnya
suatu masyarakat dan daerah seiring juga perkembangan sektor perekonomian demikian pula
semakin padatnya populasi penduduk maka perbenturan berbagai kepentingan dan urusan
diantara komunitas tidak dapat dihindari. Berbagai motif tindak kejahatan dilatarbelakangi
berbagai kepentingan baik individu maupun kelompok. Tindak pidana (delik), Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, diberi batasan sebagai berikut ; Perbuatan yang dapat dikenakan
hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang-undang; tindak pidana. Dalam teori
yang diajarkan dalam ilmu hukum pidana latar belakang orang melakukan tindak pidana/delik
dapat dipengaruhi dari dalam diri pelaku yang disebut indeterminisme maupun dari luar diri
pelaku yang disebut determinisme.

Tindak pidana pencurian merupakan kejahatan yang sangat umum terjadi ditengah
masyarakat danmerupakan kejahatan yang dapat dikatakan paling premitif. Dalam KUHP
dirumuskan dalam Pasal 362; Barang siapa mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud hendak memilikinya dengan melawan hukum,
dihukum karena bersalah tentang pencurian......dan seterusnya

B. Tujuan Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang tepat mengenai unsur dan rumusan
tentang tindak pidana pencurian yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHP).

Page 3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencurian
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, arti dari kata curi adalah mengambil
milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi.
Sedangkan arti pencurian proses, cara, perbuatan.

Pengertian pencurian menurut hukum beserta unsur - unsurnya dirumuskan


dalam pasal 362 KUHP, adalah berupa rumusan pencurian dalam bentuk pokoknya yang
berbunyi : "Barang siapa mengambil suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik
orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp.
900.000.000,00".

Untuk lebih jelasnya, apabila dirinci rumusan itu terdiri dari unsur-unsur objektif
(perbuatan mengambil, objeknya suatu benda, dan unsur keadaan yang melekat pada
benda untuk dimiliki secara sebagian ataupun seluruhnya milik orang lain) dan unsur-
unsur subjektif (adanya maksud, yang ditujukan untuk memiliki, dan dengan melawan
hukum).

B. Unsur-Unsur Pencurian

1. Unsur-Unsur Objektif

a. Unsur perbuatan mengambil (wegnemen)

Dari adanya unsur perbuatan yang dilarang mengambil ini menunjukan


bahwa pencurian adalah berupa tindak pidana formill. Mengambil adalah suatu
tingkah laku psoitif/perbuatan materill, yang dilakukan dengan gerakan-gerakan
yang disengaja. Pada umumnya menggunakan jari dan tangan kemudian
diarahkan pada suatu benda, menyentuhnya, memegang, dan mengangkatnya lalu
membawa dan memindahkannya ke tempat lain atau dalam kekuasaannya. Unsur
pokok dari perbuatan mengambil harus ada perbuatan aktif, ditujukan pada benda
dan berpindahnya kekuasaan benda itu ke dalam kekuasaannya. Berdasarkan hal
tersebut, maka mengambil dapat dirumuskan sebagai melakukan perbuatan

Page 4
terhadap suatu benda dengan membawa benda tersebut ke dalam kekuasaanya
secara nyata dan mutlak.
Unsur berpindahnya kekuasaan benda secara mutlak dan nyata adalah
merupaka syarat untuk selesainya perbuatan mengambil, yang artinya juga
merupakan syarat untuk menjadi selesainya suatu perbuatan pencurian yang
sempurna.

b. Unsur benda
Pada objek pencurian ini sesuai dengan keterangan dalam Memorie van
toelichting (MvT) mengenai pembentukan Pasal 362 KUHP adalah terbatas pada
benda-benda bergerak (roerend goed). Benda-benda tidak bergerak, baru dapat
menjadi objek pencurian apabila telah terlepas dari benda tetap dan menjadi
benda bergerak. Benda bergerak adalah setiap benda yang berwujud dan bergerak
ini sesuai dengan unsur perbuatan mengambil.
Benda yang bergerak adalah setiap benda yang sifatnya dapat berpindah
sendiri atau dapat dipindahkan (Pasal 509 KUHPerdata). Sedangkan benda yang
tidak bergerak adalah benda-benda yang karena sifatnya tidak dapat berpindah
atau dipindahkan, suatu pengertian lawandari benda bergerak.

c. Unsur sebagian maupun seluruhnya milik orang lain

Benda tersebut tidak perlu seluruhnya milik orang lain, cukup sebagian
saja, sedangkan yang sebagian milik pelaku itu sendiri. Contohnya seperti sepeda
motor milik bersama yaitu milik A dan B, yang kemudian A mengambil dari
kekuasaan B lalu menjualnya. Akan tetapi bila semula sepeda motor tersebut telah
berada dalam kekuasaannya kemudian menjualnya, maka bukan pencurian yang
terjadi melainkan penggelapan (Pasal 372 KUHP).

2. Unsur-Unsur Subjektif

a. Maksud untuk memiliki

Maksud untuk memiliki terdiri dari dua unsur, yakni unsur pertama
maksud (kesengajaan, berupa unsur kesalahan dalam pencurian, dan kedua unsur
memilikinya. Dua unsur itu tidak dapat dibedakan dan dipisahkan satu sama lain.
Maksud dari perbuatan mengambil barang milik orang lain itu harus ditujukan
untuk memilikinya, dari gabungan dua unsur itulah yang menunjukan bahwa
dalam tindak pidana pencurian, pengertian memiliki tidak mengisyaratkan
beralihnya hak milik atas barang yang dicuri ke tangan pelaku, dengan alasan.
Pertama tidak dapat mengalihkan hak milik dengan perbuatan yang melanggar

Page 5
hukum, dan kedua yang menjadi unsur pencurian ini adalah maksudnya
(subjektif) saja. Sebagai suatu unsur subjektif, memiliki adalah untuk memiliki
bagi diri sendiri atau untuk dijadikan barang miliknya. Apabila dihubungkan
dengan unsur maksud, berarti sebelum melakukan perbuatan mengambil dalam
diri pelaku sudah terkandung suatu kehendak (sikap batin) terhadap barang itu
untuk dijadikan sebagai miliknya.

b. Melawan hukum

Menurut Moeljatno, unsur melawan hukum dalam tindak pidana pencurian


yaitu Maksud memiliki dengan melawan hukum atau maksud memiliki itu
ditunjukan pada melawan hukum, artinya ialah sebelum bertindak melakukan
perbuatan mengambil benda, ia sudah mengetahui dan sudah sadar memiliki
benda orang lain itu adalah bertentangan dengan hukum. Karena alasan inilah
maka unsur melawan hukum dimaksudkan ke dalam unsur melawan hukum
subjektif. Pendapat ini kiranya sesuai dengan keterangan dalam MvT yang
menyatakan bahwa, apabila unsur kesengajaan dicantumkan secara tegas dalam
rumusan tindak pidana, berarti kesengajaan itu harus ditujukan pada semua unsur
yang ada dibelakangnya.
Berikut ini adalah pasal KUHP yang mengatur tentang kejahatn curanmor
beserta pasal yang memiliki keterikatan dengan kejahatan curanmor:
1. Pencurian dengan Pemberatan yang diatur dalam pasal 363 KUHP
2. Pencurian dengan Kekerasan yang diatur dalam pasal 365 KUHP
3. Tindak Pidana penadahan yang diatur dalam pasal 480 KUHP

C. Ancaman Pidana, Tuntutan Pidana, Putusan pidana

1. Acaman Pidana

Ancaman pidana adalah hukuman atau sanksi pidana yang diancamkan


kepada orang yang melakukan suatu perbuatan pidana. Jadi untuk setiap tindak
pidana selalu ada ancaman pidana bagi mereka yang melanggarnya. Ancaman pidana
ini berbeda-beda untuk setiap tindak pidana, bisa berupa pidana mati, pidana penjara,
atau pidana kurungan maupun pidana denda. Ancaman pidana ini bisa dilihat dari
bunyi pasal-pasal dalam setiap undang-undang yang mengatur mengenai tindak
pidana, misalnya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Untuk setiap tindak pidana
disebutkan maksimal ancaman pidana yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak
pidana, misalnya untuk tindak pidana pencurian dalam Pasal 362 KUHP
maksimalnya adalah pidana penjara selama lima tahun. Dalam beberapa undang-

Page 6
undang selain maksimal pidana yang dapat dijatuhkan juga disebutkan minimal
pidana yang dapat dijatuhkan, misalnya perkosaan terhadapa anak dalam Pasal 81 UU
Perlindungan Anak maksimal dipidana paling lama 15 (lima belas) tahun dan
minimal 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) dan paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). Karena
ancaman pidana selalu dicantumkan dalam setiap pasal yang mengatur mengenai
tindak pidana, maka sepanjang perbuatan yang dilakukan masuk dalam kualifikasi
tindak pidana yang sama maka ancaman pidana juga sama. Jadi untuk setiap
perbuatan mengambil barang milik orang lain yang termasuk dalam tindak pidana
pencurian maka maksimal ancaman pidana juga sama yaitu lima tahun penjara, tanpa
melihat apakah yang dicuri itu emas, pohon kakao, ataupun sandal jepit.

2. Tuntutan Pidana

Tuntutan pidana adalah permohonan jaksa (penuntut umum) kepada


pengadilan (majelis hakim) atas hasil persidangan. Jadi tuntutan pidana baru muncul
apabila pelaku tindak pidana sudah disidangkan di pengadilan dan pemeriksaan
dinyatakan selesai oleh hakim. Dalam tuntutan pidana apabila penuntut umum
berpendapat pelaku tindak pidana terbukti bersalah melakukan tindak pidana maka
meminta agar pengadilan menjatuhkan pidana kepada pelaku tindak pidana tersebut.
Dalam tuntutan pidana ini akan disebutkan berapa lama pidananya, lamanya pidana
ini bisa sama dengan maksimal ancaman pidana, lebih rendah atau dalam hal tertentu
melebihi maksimal ancaman pidana.

3. Putusan Pidana

Setelah diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaan maka pelaku tindak


pidana yang disidangkan (terdakwa) maka selanjutnya pengadilan (majelis hakim)
akan menjatuhkan putusan pidana. Apabila pengadilan berpendapat terdakwa terbukti
secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana dan tidak ada alasan pembenar
maupun pemaaf yang dapat melepaskan dari pertanggungjawaban pidana maka selain
dinyatakan bersalah melakukan pidana maka juga akan dijatuhi pidana. Mengenai
berapa lama pidana yang dijatuhkan apakah sama dengan maksimal ancaman pidana
atau sama dengan tuntutan pidana penuntut umum atau berbeda dari keduanya, tentu
telah melalui pertimbangan baik dalam memperimbangkan unsur tindak pidana
maupun dalam hal yang memberatkan dan meringankan pada diri terdakwa, yang
kesemuanya dapat dibaca pada pertimbangan hakim dalam setiap putusan yang
dibuatnya.

Page 7
D. Faktor-Faktor Yang Menjadi Pendorong Terjadinya Tindak Pidana
Pencurian

Terjadinya suatu tindak pidana pencurian banyak sekali faktor-faktor yang


melatar belakanginya. Selain faktor dari diri pelaku sebagai pihak yang melakukan suatu
tindak pidana pencurian, banyak faktor lain yang mendorong dapat terjadinya suatu tindak
pidana pencurian.yang terjadi dalam masyarakat.
Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan dapat terjadinya suatu tindak
pidana pencurian. Yaitu faktor internal dan faktor external. Kedua faktor tersebut akan
dipaparkan dalam sub bab di bawah.

1. Faktor Internal
Niat Pelaku
Niat merupakan awal dari suatu perbuatan, dalam melakukan tindak
pidana pencurian niat dari pelaku juga penting dalam faktor terjadinya perbuatan
tersebut. Pelaku sebelum melakukan tindak pidana pencurian biasanya sudah
berniat dan merencanakan bagaimana akan melakukan perbuatannya. Yang sering
terjadi adalah pelaku merasa ingin memiliki barang yang dipunyai oleh korban,
Keadaan Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu hal yang penting di dalam kehidupan
manusia. Maka keadaan ekonomi dari pelaku tindak pidana pencurian kerap kali
muncul yang melatarbelakangi sesorang melakukan tindak pidana pencurian.
Moral dan Pendidikan
Moral disini berarti tingkat kesadaran akan norma-norma yang berlaku di
dalam masyarakat. Semakin tinggi rasa moral yang dimiliki oleh seseorang, maka
kemungkinan orang tersebut akan melanggar norma-norma yang berlaku akan
semakin rendah. Kesadaran hukum seseorang merupakan salah satu faktor
internal yang dapat menentukan apakah pelaku dapat melakukan perbuatan yang
melanggar norma-norma di masyarakat.

2. Faktor External
Lingkungan Tempat Tinggal
Lingkungan yang dimaksud disini merupakan daerah dimana penjahat
berdomisili atau daerah-daerah di mana penjahat malakukan aksinya. Selain itu
lingkungan disini juga bias diartikan sebagai lingkungan dimana si korban
tinggal.
Penegak Hukum
Sebagai petugas Negara yang mempunyai tugas menjaga ketertiban dan
keamanan masyarakat, peran penegak hukum disini juga memiliki andil yang
cukup besar dalam terjadinya tindak pidana pencurian. Penegak hukum disini
bukan hanya polisi saja, melainkan Jaksa selaku Penuntut Umum dan Hakim

Page 8
selaku pemberi keputusan dalam persidangan. Peran serta penegak hukum yang
memiliki peran strategis adalah polisi. Polisi selaku petugas Negara harus
senantiasa mampu menciptakan kesan aman dan tentram di dalam kehidupan
bermasyarakat. Apabila dalam masyarakat masih sering timbul tindak pidana,
khususnya tindak pidana pencurian berarti Polisi belum mampu menciptakan rasa
aman di dalam masyarakat.
Korban
Kelengahan korban juga menjadi salah satu faktor pendorong pelaku
untuk melakukan tindak pidana pencurian. Pada keadaan masyarakat saat ini
dimana tingkat kesenjangan di dalam masyarakat semakin tinngi.

E. Dampak Negatif Mencuri


Dalam sebuah perkara atau perbuatan pasti ada di dalamnay hukum sebab akibat
yang itu tidak bisa lepas dan selalu mengikuti. Dalam hal pencurian yang notabene adalah
perbuatan jahat, maka di balik perbuatan tersebut adanya dampak negatif yang merugikan
terhdap orang lain maupun terhadap diri sendiri.

1. Dampak terhadap pelakunya


Dampak yang akan di alami bagi pelaku pencurian atas perbuatanya tersebut antara
lain:
Mengalami kegelisahan batin, pelaku pencurian akan selaludikejar-kejar rasa
bersalah dan takut jika perbuatanya terbongkar
Mendapat hukuman, apabila tertangkap, seorang pencuri akan mendapatkan
hukuman sesuai undang-undang yang berlaku
Mencemarkan nama baik, seseorang yang telah terbukti mencuri nama baiknya
akan tercemar di mata masyarakat
Merusak keimanan, seseorang yang mencuri berarti telah rusak imanya. Jika ia
mati sebelum bertobat maka ia akan mendapat azab yang pedih

2. Dampak terhadap korban pencurian


Dampak dari pencurian bagi korban diantaranya:
Menimbulkan kerugian dan kekecewaan, peristiwa pencurian akan sangat
merugikan dan menimbulkan kekecewaan bagi korbanya
Menimbulkan ketakutan, peristiwa pencurian menimbulkan rasa takut bagi korban
dan masyarakat karena mereka merasa harta bendanya terancam
Munculnya hukum rimba, perbuatan pencurian merupakan perbuatan yang
mengabaikan nilai-nilai hukum. Apabila terus berlanjut akan memunculkan
hukum rimba dimana yang kuat akan memangsa yang lemah.

Page 9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu bentuk kejahatan yang sering terjadi di masyarakat adalah pencurian.
Mencuri berarti mengambil harta milik orang lain dengan tidak hak untuk dimilikinya
tanpa sepengetahuan pemilikinya. Dan seiring berjalannya waktu, tindakan mencuri juga
mengalami perkembangan. Masalah pencurian kendaraan bermotor merupakan jenis
kejahatan yang selalu menimbulkan gangguan dan ketertiban masyarakat.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, arti dari kata curi adalah mengambil
milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak sah, biasanya dengan sembunyi-sembunyi.
Sedangkan arti pencurian adalah proses, cara, perbuatan. Di dalam hadist dikatakan
bahwa mencuri merupakan tanda hilangnya iman seseorang.

Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan dapat terjadinya suatu tindak
pidana pencurian. Yaitu faktor internal dan faktor external. Faktor Internal terdiri atas :
niat pelaku, keadaan ekonomi, serta faktor moral dan pendidikan. Adapun faktor
Eksternal terdiri atas: lingkungan tempat tinggal, penegak hukum dan faktor korban
sendiri.

Dalam hal pencurian yang notabene adalah perbuatan jahat, maka di balik
perbuatan tersebut adanya dampak negatif yang merugikan terhdap orang lain maupun
terhadap diri sendiri. Dampak yang merugikan orang lain diantaranya: Menimbulkan
kerugian dan kekecewaan, peristiwa pencurian akan sangat merugikan dan menimbulkan
kekecewaan bagi korbanya dll. Dan dampak yang merugikan pelakunya sendiri
diantaranya: Mendapat hukuman, apabila tertangkap, seorang pencuri akan mendapatkan
hukuman sesuai undang-undang yang berlaku

Page 10

You might also like