You are on page 1of 10

ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT

KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG


PROVINSI BALI

Enik Winarsih
086320074

Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam


Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

ABSTRACT

Enik Winarsih, 2015. The ethno botany of medicinal plants by Gerokgak, Buleleng, Bali people.
Thesis. Biology Department. The Faculty of Science and Technology. State Islamic
University, Maulana Malik Ibrahim, Malang. Supervisor 1: Dr. Eko Budi Minarno,
M.Pd. Supervisor II: Ach. Nasichuddin, M. Ag.

Keywords: Ethnobotany, Medicinal Plants, Bali.


Knowledge of the medicinal use is very important. Some people who still exploit and
use medicinal plants from the environment for the purpose of treatment isGerokgak people who
live in the District of Buleleng, Bali Province. This study aims to determine the type of plant,
plant organs parts used, how to manage the internal organs and find out the source of the
acquisition of medicinal plants by Gerokgak district society of Buleleng regency, Bali Province.
This research is descriptive exploratory study by survey method, structured interview
and semi-structured interview. The population in this study was society of Gerokgak District of
Buleleng regency, Bali Province. The respondence was determined by using purposive sampling
method. The survey respondents representing the four villages are: Village CelukanBawang had 6
respondents, 8 respondents for Patasvillages, village Pemutaran had 6 respondents and 4
respondents for village Pajarakan.
Based on this research, there are 60 known species of plants are exploited and used
medicine. Plant species which are often used as medicine are plant garlic and onion from the tribe
Liliaceae about 33,3%, binahong from the Basellaceae about 33,3% and temukunci about 33,3%
of Zingiberaceae. Most parts of plants that are used for medicines involve leaves 39,5%,
amounting to 15,63 of rhizomes, roots about 14,58%, flower about 13,54%, amounted to7,29% of
stems, fruit by 5,20%, and sap for 4,16%. The way to use medicinal plants are boiled 50%, 21%
boiled and pounded, pounded 15% and other way is 13%. The source of medicinal plants that are
often used are of the result of their own agriculture for 54,28%, 27,16% purchased in the market,
while only 18,09% grows in wild.

PENDAHULUAN SWT kepada umat manusia. Allah SWT


memerintahkan manusia untuk menjaga dan
Keanekaragaman hayati yang
memeliharanya. Salah satu cara untuk
terdapat di bumi ini pada dasarnya
menjaga amanat dan anugrah yang Maha
merupakan amanat yang dipercaya Allah
Kuasa yaitu dengan cara mendayagunakan
| 1
keanekaragaman tersebut untuk kehidupan Pengobatan tradisional yang
(Al-Qaradhawi. 2002). berdasarkan sumber alam hayati, terutama
Keanekaragaman hayati ini telah tumbuh-tumbuhan telah digunakan sejak
banyak disebutkan dalam kitab suci al- lama di Indonesia. Pada saat ini obat
Quran sebagai bukti kebesaran Allah SWT. tradisional masih banyak digunakan oleh
Hal ini merupakan suatu gambaran bagi kita sebagian besar masyarakat Indonesia untuk
untuk lebih menambah keimanan kepada- mengobati berbagai penyakit. Oleh karena
Nya terdapat pada salah satu firman Allah itu tidak mengherankan apabila tumbuhan
SWT dalam kitabNya surat Asy-syu obat merupakan salah satu topik yang sangat
ara[26]: ayat 7-8. penting dalam pengembagan obat
tradisional, sebagai alternatif untuk
menyembuhkan berbagai penyakit di
Indonesia (Agus, 2010).
Salah satu masyarakat yang memiliki
kearifan lokal dalam bidang pengobatan
yang berasal dari tumbuhan adalah
masyarakat Kecamatan Gerokgak yang
Dan Apakah mereka tidak memperhatikan berada di Kabupaten Buleleng Provinsi Bali.
bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di Masyarakat Gerokgak masih bisa
bumi itu berbagai macam (tumbuh- mempertahankan salah satu kearifan lokal
tumbuhan) yang baik. Sungguh, pada yang yang dimilikinya. Salah satu kearifan lokal
demikian itu terdapat suatu tanda yang dipertahankan adalah pengobatan
(kebesaran Allah), tetapi kebanyakan tradisional. Praktek pengobatan alternatif
mereka tidak beriman(QS. Asy-syu dengan menggunakan tumbuhan obat yang
ara[26]:7-8). masih banyak dipraktekkan dalam
Ayat di atas menjelaskan bahwa kehidupan sehari-hari. Masyarakat Gerokgak
tumbuh-tumbuhan sebagai mahluk yang merupakan salah satu etnis masyarakat yang
diciptakan Allah SWT dalam keadaan yang masih memiliki kearifan tradisional dalam
beranekaragam dalam kehidupan sehari-hari bidang pengobatan tradisional atau jamu,
yang berpotensi untuk memenuhi kebutuhan khususnya berkaitan dibidang pelayanan
sandang, pangan, papan, dan obat-obatan kesehatan. Salah satu cara pelayanan
serta estetika dan spiritual. kesehatan tradisional yang ada didaerah ini
Masyarakat Indonesia telah banyak adalah dengan melakukan pengobatan secara
mengenal dan menggunakan obat tradisional tradisional menggunakan tumbuhan obat.
sejak dahulu kala sebagai warisan nenek Pengetahuan pengobatan tradisional
moyang. Pengobatan tradisional dengan oleh masyarakat Gerokgak diterapkan atau
memanfaatkan tumbuhan obat ini diturunkan secara turun temurun kegenerasi
merupakan pengobatan yang diakui berikutnya. Di tengah maraknya metode
masyarakat dunia sekaligus menandai pengobatan modern terhadap penyakit saat
kesadaran kembali ke alam (Back to Nature) ini, pengobatan alternatif masih banyak
untuk mencapai kesehatan yang optimal diminati banyak orang terutama masyarakat
secara alami. Agar tumbuhan yang pedesaan yang menggunakan pengobatan
berpotensi obat tidak punah maka perlu dengan cara tradisional. Walaupun
dilakukan pelestarian dengan cara budidaya demikian, tetap saja ada kekhawatiran akan
tanaman obat. terjadinya penurunan penggunaan jamu-
jamu tradisional karena banyaknya
| 2
masyarakat yang beralih ke obat-obat digunakan oleh masyarakat lokal. Ahli
modern. etnobotani bertugas mendokumentasikan dan
Penelitian tentang pemanfaatan menjelaskan hubungan kompleks antara
tumbuhan obat di masyarakat Gerokgak budaya dan penggunaan tumbuhan dengan
belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini fokus utama pada bagaimana tumbuhan
mengindikasikan bahwa pemanfaatan digunakan, dan dipersepsikan pada berbagai
tumbuhan obat oleh masyarakat Gerokgak lingkungan masyarakat, misalnya sebagai
belum diikuti dengan publikasi ilmiah, makanan, obat, praktik keagamaan,
sehingga dilakukan penelitian yang kosmetik, pewarna, tekstil, pakaian,
diharapkan dapat menambah khasanah konstruksi, alat, mata uang, sastra, ritual,
pengetahuan tumbuhan obat Indonesia dan serta kehidupan sosial (Supriono,1997).
menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya, Etnobotani mengikuti
sekaligus upaya mengingatkan kembali perkembangan yang berlangsung di
tradisi mengkonsumsi obat tradsional permasalahan etnik maupun dalam bidang
khususnya pada kalangan generasi muda. botani, yang pada saat ini sangat dipengaruhi
Berdasarkan latar belakang masalah oleh perkembagan yang sifatnya global.
di atas, maka penelitian ini mengambil judul Peran dan penerapan data etnobotani
Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh memiliki dua manfaat dalam pengembangan
Masyarakat Kecamatan Gerokgak konservasi (Munawaroh dan Astuti, 2000).
Kabupaten Buleleng Provinsi Bali Jika dijabarkan lebih lanjut tentang
penerapan dan peranan etnobotani maka
KAJIAN PUSTAKA mempunyai manfaat sebagai berikut:
Menurut Soekarman dan Riswan Ditinjau dari segi ekonomi,
(1992) Etnobotani adalah sebuah istilah penelitian masa kini dapat mengidentifikasi
yang dikatagorikan dalam lima katagori jenis-jenis tumbuhan yang bar diketemukan
pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan dan memiliki potensi ekonomi. Selain itu
sehari-hari yaitu: pemanfaatan tumbuhan sistem pengolahan sumber daya lingkungan
untuk tanaman pangan (pangan), mulai mempunyai andil penting dalam
pemanfaatan tumbuhan untuk bahan program konservasi.
bangunan (papan), pemanfaatan tumbuhan Dari hasil pengembangan data
untuk obat-obatan, pemanfaatan tumbuhan etnobotani memiliki tiga topik pokok yang
untuk upacara adat, dan pemanfaatan menjadi daya tarik internasional yaitu
tumbuhan untuk perkakas rumah tangga. identifikasi jenis-jenis tumbuhan baru yang
Etnobotani adalah ilmu yang mempunyai nilai komersional, peranan
mempelajari pemanfaatan tumbuhan secara teknik tradisional dalam konservasi jenis-
tradisional oleh suku bangsa yang masih jenis khusus habitat yang rentan dan
primitif atau terbelakang. Pengertian lain konservasi tradisional plasma nutfah
Etnobotani dari etnologi adalah kajian tanaman budidaya guna program pemuliaan
mengenai budaya, dan botani adalah kajian masa datang.
kajian mengenai tumbuhan adalah suatu Peranan etnobotani dan prospek
bidang ilmu yang mempelajari hubungan pengembangan keanekaragaman hayati,
antara manusia dan tumbuhan (Ginting, tidak kurang dari 250.000 jenis tumbuhan
2012). tingkat tinggi di dunia ini hannya sekitar 5%
Penelitian etnobotani diawali oleh saja yang telah diidentifikasi pemanfaatanya
para ahli botani yang memfokuskan tentang sebagai bahan obat. Sedangkan di Amerika
persepsi ekonomi dari suatu tumbuhan yang Serikat sekitar 25% dari seluruh kandungan
| 3
obat berasal dari jenis-jenis tumbuhan diperhatikan bila ditinjau dari kepastian
tingkat tinggi. bahan aktif dan konsistensinya yang belum
Untuk kepentingan tersebut secara dijamin terutama untuk penggunaan secara
prinsip terdapat tiga cara mengoleksi rutin (Tukiman, 2006).
tumbuhan untuk kepentingan skrining Word Healt Organization (WHO)
farmakologi yaitu: 1) metodologi random, merekomendasikan penggunaan obat
mengoleksi seluruh jenis tumbuhan yang ada tradisional termasuk herbal dalam
disuatu daerah; 2) phylogenetic targeting, pemeliharaan kesehatan masyarakat,
mengumpulkan seluruh jenis tumbuhan pencegahan dan pengobatan penyakit,
berdasarkan pada suku; 3) etno-directed terutama untuk penyakit kronis, degneratif
sampling, yang mendasarkan pada dan kanker.
pengetahuan tradisional penggunaan Pengetahuan dan keterampilan
tumbuhan sebagai obat (Tim Studi pengobatan tradisional tersebut diperoleh
Etnobotani Yayasan Merah Putih, 2004). melalui pewarisan secara turun-temurun dari
Adapun yang dimaksud dengan obat orang tua atau leluhur, berguru pada ahli
tradisional adalah obat jadi atau ramuan obat pengobatan atau dukun, secara penglihatan
alam yang berasal dari tumbuahan, hewan, gaib, melalui mimpi-mimpi, berguru melalui
mineral, sediaan galenik atau campuran buku-buku yang ditinggalkan, dengan
bahan-bahan tersebut yang secara tradisional melihat langsung praktek ahli pengobatan,
telah digunakan untuk pengobatan belajar dan mendapatkan melalui
berdasarkan pengalaman (Nugroho, 1995). penderitaan (sakit) diri sendiri (Manuputty,
Pada kenyataannya bahan obat alam 1990).
yang berasal dari tumbuhan porsinya lebih Menurut Swan dan Roemantyo
besar dibandingkan yang berasal dari hewan (2002), obat bahan alam yang ada di
atau mineral, sehingga sebutan obat Indonesia saat ini dapat dikatagorikan
tradisional hampir selalu identik dengan menjadi 3, yaitu jamu, obat herbal
tumbuhan obat karena sebagian besar obat terstandar, dan fitofarmaka.
tradisional berasal dari tumbuhan obat.
Obat tradisional ini (baik berupa Disamping berbagai keuntungan,
jamu maupun tumbuhan obat masih banyak menurut Pramono (2006) bahan obat
digunakan oleh masyarakat, terutama dari tradisional juga memiliki beberapa
kalangan menengah kebawah. Bahkan dari kelemahan yang juga merupakan kendala
masa ke masa obat tradisional mengalami dalam pengembangan obat tradisional
perkembangan yang semakin meningkat, (termasuk dalam upaya agar bisa diterima
terlebih dengan munculnya isu kembali ke pada pelayanan kesehatan formal).
alam (back to nature) serta krisis yang Adapun beberapa kelemahan tersebut
berkepanjangan. antara lain:
Namun demikian dalam Efek farmakologisnya yang lemah
perkembangannya sering dijumpai maksudnya karena rendahnya kadar senyawa
ketidaktepatan penggunaan obat tradisional aktif dalam bahan obat alam serta
karena kesalahan informasi maupun kompleknya yang umum terdapat pada
anggapan yang salah terhadap obat tanaman. Hal ini bisa diupayakan dengan
tradisional dan cara penggunaannya. Dari ekstrak terpurifikasi, yaitu suatu hasil
segi efek samping diakui bahwa obat ekstraksi selektif yang hanya mencari
tradisional memiliki efek samping relatif senyawa-senyawa yang berguna dan
kecil dibandingkan obat modern, tetapi perlu
| 4
membatasi sekecil mungkin zat ballast yang mengenai Islam belum mendalam hingga
ikut tersaring. belum mengerti serta menghayati arti dan
Bahan baku belum terstandar. Standarisasi makna tauhid.
yang komplek karena terlalu banyaknya
jenis komponen obat tradisional serta METODE PENELITIAN
sebagian besar belum diketahui zat aktif 1. Jenis Penelitian
masing-masing komponen secara pasti, jika Penelitian ini termasuk penelitian
memungkinkan digunakan produk ekstrak deskriptif eksploratif dengan metode survei
tunggal atau dibatasi jumlah komponennya dan teknik wawancara.
tidak lebih dari 5 jenis tanaman obat. Adapun teknik wawancara yang
Disamping itu juga perlu diketahui tentang digunakan adalah wawancara tersruktur
asal-usul bahan yang digunakan; seperti (structured interview) dan wawancara semi-
umur tanaman yang dipanen, waktu panen, terstuktur (semi-stuctured interview) yang
kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman disertai dengan keterlibatan aktif peneliti
(cuaca, jenis tanah, curah hujan, ketinggian dalam kegiatan masyarakat setempat dalam
tempat) yang dianggap dapat memberikan bidang etnobotani (Participatory
solusi dalam upaya standarisasi obat Ethnobotanical Appraisal ( PEA).
tradisional.
Belum dilakukan uji klinik dan 2. Waktu dan Tempat Penelitian
mudah tercemar berbagai jenis Penelitian ini dimulai dari bulan
mikroorganisme. Menyadari akan hal ini November 2014 sampai Desember 2014, di
maka pada upaya pengembangan obat Desa Celukan Bawang, Desa Patas, Desa
tradisional ditempuh berbagai cara dengan Pemutaran, Desa Pajarakan, Kecamatan
pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga Gerogak Kabupaten Buleleng Provinsi Bali.
ditemukan bentuk obat tradisional yang telah
teruji khasiat dan keamanannya. 3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
Tumbuhan Obat dalam Perspektif Islam penelitian ini meliputi: kamera digital, alat
Menurut Purwanto (2007), pada perekam pada waktu wawancara, pedoman
dasarnya obat tradisional diperbolehkan wawancara, alat tulis.
dalam Islam selama tidak merusak diri Bahan yang di butuhkan adalah
sendiri dan orang lain, lebih penting lagi tumbuhan sebagai obat tradisional yang
adalah pengobatan tradisional diperbolehkan ditemukan di lapangan pada saat melakukan
oleh Islam selama tidak merusak diri sendiri penelitian.
dan orang lain, lebih penting lagi adalah
pengobatan tradisional diperbolehkan oleh 4. Variabel Penelitian
Islam selama tidak membawa kepada syirik Variabel dalam penelitian ini adalah
seperti jampi-jampi, berdoa kepada ruh halus pengetahuan terkait pemanfaatan tumbuhan
atau jimat, karena Islam berarti keselamatan, obat yang meliputi nama tumbuhan, organ
sebagai agama tauhid yang rasional dan tumbuhan yang digunakan, cara pengolahan
tidak mistik. Pengobatan tradisional ini akan organ tumbuhan, dan sumber perolehan
tetap subur di Indonesia, selama umatnya tumbuhan.
masih percaya kepada hal-hal mistik,
supranatural, ruh halus halus dan ruh jahat,
serta selama derajat pendidikan masih
rendah dan terutama karena pengertian
| 5
5. Prosedur Penelitian berdasarkan data mengenai pengetahuan
a. Metode Pengambilan Data responden terhadap tumbuhan yang
Dalam pengambilan data metode dimanfaatkan sebagai obat. Data hasil
yang digunakan adalah: wawancara dan angket dikelompokkan
a) Penelitian kepustakaan (library berdasarkan macam tumbuhan obat, jenis
research) yaitu penulis menggunakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan
buku-buku, majalah, Koran, maupun tumbuhan obat, bagian yang dimanfaatkan,
artikel-artikel yang dapat mendukung cara penggunaan tumbuhan, cara
masalah yang dihadapi. memperoleh tumbuhan obat dan cara
b) Penelitian lapangan (field research) yaitu pengobatan.
penelitian yang dilakukan penulis untuk Untuk menghitung persentase jumlah
memperoleh fakta-fakta dan informasi penggunaan jenis-jenis tumbuhan untuk
langsung dari lokasi penelitian. mengobati berbagai macam penyakit oleh
responden terpilih dengan menggunakan
b. Teknik Pengumpulan Data rumus:
Pengumpulan data pada penelitian ini 1

dengan menggunakan teknik: 100%
a) Tahap observasi Untuk menghitung persentase
Pada tahap observasi ini diperoleh banyaknya responden yang menggunakan
informasi dari masyarakat dari 4 desa organ tumbuhan dengan menggunakan
daerah sampel terhadap orang-orang rumus:
yang banyak mengetahui tentang
pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan
pengobatan bagi masyarakat Gerokgak. 100%

b) Tahap Wawancara Untuk menghitung persentase
Pada tahap ini peneliti melakukan banyaknya cara pengolahan tumbuhan
Tanya jawab atau tatap muka secara sebagai obat dengan menggunakan rumus:
langsung dengan responden untuk
mendapatkan masukan tentang hal-hal
100%
yang ada kaitannya dengan objek
penelitian.
c) Tahap Kepustakaan dan Dokumentasi Yang terakhir untuk menghitung
Pada tahap ini dilakukan persentase banyaknya cara memperoleh
pemotretan terhadap data tumbuhan dan dengan menggunakan rumus:
observasi tentang pemanfaatannya.
Selain itu juga dengan menyelidiki
100%
benda-benda tertulis seperti literature,
dokumen-dokumen tertulis dan
peraturan-peraturan perundang-undangan HASIL DAN PEMBAHASAN
yang terkait dengan variabel penelitian.
Jenis Tumbuhan yang Dimanfaatkan
c. Analisis Data sebagai Obat oleh Masyarakat Kecamatan
Analisis data pada penelitian ini Gerokgak Kabupaten Buleleng Provinsi Bali
dengan menggunakan teknik analisis Berdasarkan hasil wawancara dengan 24
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis responden (seluruh narasumber) yang
ini merupakan analisis isi (content analysis)
| 6
melibatkan informan kunci (key informant) Sedangkan temu kunci banyak dimanfaatkan
terdiri atas, (1) Tabib (orang yang sebagai obat batuk, maag, penambah nafsu
memahami jenis tumbuhan obat, cara makan dan sariawan.
pemanfaatannya dan relatif banyak Berdasarkan hasil wawancara dengan
dikunjungi oleh masyarakat untuk berobat), responden menunjukkan bahwa masyarakat
(2) Sesepuh kampung (orang yang Gerokgak memperoleh tumbuhan obat
memahami jenis tumbuhan obat, cara sebagai obat dengan beberapa cara, yakni
pemanfaatannya tetapi relatif tidak dengan cara mencari dihutan (tumbuh liar),
dikunjungi oleh masyarakat untuk berobat ), menanam sendiri (budidaya) dan membeli
(3) yaitu informan non kunci (orang yang dipasar.
memahami tumbuhan obat dari informan Berdasarkan hasil persentase data
kunci sekaligus mengonsumsinya, (4) (Gambar 4.5), diketahui bahwa masyarakat
masyarakat umum yang sering Gerokgak umumnya menggunakan tumbuh
memanfaatkan tumbuhan obat . pada hasil obat dari hasil budidaya sendiri sebesar
wawancara terdapat 60 spesies tumbuhan 54,28%.
yang dimanfaatkan sebagai obat. Spesies Proses budidaya yang dilakukan oleh
tmbuhan yang sering digunakan sebagai masyarakat sangat sederhana yakni dengan
komponen utama bahan baku pengobatan menggunakan lahan kosong disekitar rumah
tradisional oleh masyarakat. dan dipinggiran kebun dengan peralatan
Hasil wawancara yang telah dilakukan seadanya. Umumnya lahan di pekarangan
dengan masyarakat Kecamatan Gerokgak dan kebun digunakan oleh masyarakat untuk
Kabupaten Buleleng menunjukkan bahwa menanam tumbuhan seperti sayur-sayuran.
masyarakat Gerokgak masih erat Hasil budidayanya digunakan sendiri
hubungannya dengan penggunaan tumbuhan oleh pemiliknya. Tumbuhan obat yang di
sebagai obat dimana setiap individu sehari- budidayakan diantaranya kunyit , sirih,
harinya selalu menggunakan tumbuhan obat. sambiloto, jahe, blimbing wuluh, mengkudu,
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa bunga sepatu, jarak pagar, kunci, kemiri,
spesies tumbuhan yang sering dimanfaatkan kencur, lengkuas.
oleh masyarakat Gerokgak adalah tumbuhan Persentase sumber perolehan tumbuhan
rimpang-rimpangan dari suku zingiberaseae sebagai oabt oleh masyarakat kecamatan
seperti jahe, kencur, temu kunci, kunyit, Gerokgak terangkum pada gambar 4.64.
lengkuas, temulawak, dan temu ireng.
Berdasarkan persentase
penggunaan tumbuhan sebagai obat oleh
masyarakat Kecamatan Gerokgak (Gambar
4.1) spesies yang sering digunakan oleh
masyarakat sebagai bahan baku pengobatan
tradisional adalah bawang putih 33,3%,
bawang merah 33,3% dari suku Liliaceae,
binahong 33,3% dari suku Basellaceae, dan
temu kunci 33,3% dari suku Zingiberaceae.
Bawang putih banyak dimanfaatkan untuk
obat gatal-gatal, bawang merah banyak
dimanfaatkan untuk obat demam, diabetes,
dan batuk. Binahong banyak dimanfaatkan
untuk obat penyakit kulit dan bisul,
| 7
budidaya masih digunakankan, jadi tidak jarang
J
60.00%
tumbuhan hanya dianggap sebagai gulma
u
50.00% membeli yang harus dimusnahkan, padahal mungkin
m 54.28% dipasar saja gulma itu merupakan bahan yang sangat
l 40.00%
tumbuh diperlukan dalam kehidupan.
a 30.00%
liar Keanekaragaman tumbuhan dengan beragam
h 20.00% 27.61%
manfaatnya ini merupakan bukti kebesaran
p 10.00% 18.09%
Allah SWT. Allah SWT beriman:
e 0.00%
r budidaya membeli tumbuh
s dipasar liar
e
n
t Sumber perolehan tumbuhan obat
a
s
e
Gambar 4.64 Persentase sumber
perolehan tumbuhan sebagai obat
oleh masyarakat kecamatan Yang telah menjadikan bagimu bumi
Gerokgak kabupaten Buleleng sebagai hamparan dan yang telah
provinsi Bali. menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan ,
dan menurunkan dari langit air hujan. Maka
kami tumbuhkan dengan air hujan itu
Budidaya menempati persentase tertinggi berjenis-jenis dari tumbuhan yang
54,28%. Hal ini dapat menjadi indikator bermacam-macam. Makanlah dan
bahwa masyarakat Kecamatan Gerokgak gembalakanlah binatang-binatangmu.
Kabupaten Buleleng Provinsi Bali sudah Sesungguhnya pada yang demikian itu,
mulai mengetahui pentingnya konservasi. terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
Selain memperoleh tumbuhan obat dengan orang-orang yang berakal (QS Taahaa (20)
budidaya sendiri masyarakat juga banyak : 53-54)
mencari tumbuhan obat yang tumbuh sendiri Ayat di atas menerangkan bahwa
seperti disekitar pekarangan rumah dan tumbuhan di ciptakan berjenis-jenis dan
tumbuh liar seperti di hutan (18,09%). bermacam-macam. Tidak dapat dipungkiri
Tumbuhan yang tumbuh liar antara lain bahwa keanekaragaman tumbuhan adalah
alang-alang, awar-awar, asam, adas, jarak fenomena alam yang harus dikaji dan
pagar, anting-anting, mengkudu, pacar, dipelajari untuk digunakan sepenuhnya bagi
tapak dara, simbukan, jambu mente, kesejahteraan manusia. Ayat tersebut juga
beluntas, dan kumis kucing. Tumbuhan yang menjelaskan bahwa banyakjenis tumbuh-
dibeli dipasar persentase menunjukkan tumbuhan yang mampu tumbuh di bumi ini
27,61%. Masyarakat Gerokgak membeli dengan adanya air hujan. Allah menurunkan
bahan untuk obat di pasar, kebanyakan dari air hujan dari langit, lalu dengan air hujan itu
masyarakat yang biasanya membeli bahan Allah mengeluarkan berbagai jenis tumbuh-
dipasar yaitu pedagang jamu. tumbuhan seperti palawija, dan buah-
Pengetahuan tentang penggunaan buahan, baik yang masam maupun yang
tumbuhan merupakan hal yang sangat manis, juga mengeluarkannya berbagai
penting. Melihat begitu banyaknya jenis manfaat, warna, aroma dan bentuk;
tumbuhan yang ada, namun hanya sedikit

| 8
sebagiannya cocok untuk manusia seagian bahwa masyarakat Kecamatan Gerokgak
lainnya cocok untuk hewan. umumnya memanfaatkan tumbuhan obat
Di sini terdapat penjelasan nikmat- dari hasil budidaya sendiri sebesar 54%,
nikmat Allah yang dilimpahkan kepada masyarakat yang banyak membeli
mahluk-Nya melalui hujan yang melahirkan dipasar 27%, sedangkan masyarakat
berbagai manfaat. Keanekaragaman yang juga banyak mencari tumbuhan
tumbuhan juga fenomena alam yang obat yang tumbuh secara liar hanya 18%.
merupakan bagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah SWT, dan jelas bahwa 1.2 Saran
tanda-tanda itu hanya dapat diketahui oleh 2. Penelitian ini perlu dilanjutkan
orang-orang yang berakal (Abdulloh). kandungan bahan aktif yang terdapat
pada tumbuhan obat di Kecamatan
PENUTUP Gerokgak.
3. Penelitian ini perlu dilanjutkan pada
1.1 Kesimpulan beberapa jenis penyakit atau lebih
dispesifikkan pada penyakit tertentu.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, 4. Perlu adanya penelitian lanjut tentang uji
dapat disimpulkan bahwa: manfaat, uji keamanan dan standarisasi
1. Tumbuhan obat yang digunakan sebagai aturan pakai.
obat oleh masyarakat Kecamatan 5. Sebagai data pendukung untuk
Gerokgak Kabupaten Buleleng diperoleh mengungkap lebih dalam budaya etnis
60 spesies tumbuhan. Berdasarkan tentang pemanfaatan suatu jenis
persentase penggunaan tumbuhan tumbuhan.
sebagai obat oleh masyarakat Kecamatan
Gerokgak spesies yang sering digunakan
oleh masyarakat sebagai bahan baku
pengobatan tradisional adalah bawang
putih 33,3%, bawang merah 33,3% dari
suku liliaceae, binahong 33,3% dari suku
Basellaceae, dan temu kunci 33,3%.
2. Organ tumbuhan obat yang digunakan
oleh masyarakat Kecamatan Gerokgak
yaitu: daun sebesar 39%, rimpang
sebesar 15%, akar sebesar 14%, bunga
sebesar 13%, batang sebesar 7%, buah
sebesar 5% dan getah sebesar 4%.
3. Cara penggunaan tumbuhan obat oleh
masyarakat Kecamatan Gerokgak yaitu:
direbus 50%, direbus dan ditumbuk 21%,
ditumbuk 15% dan lainnya 13%.
4. Cara mendapatkan tumbuhan obat oleh
masyarakat Kecamatan Gerokgak
dengan beberapa cara yakni dengan
menanam sendiri (budidaya), membeli di
pasar, dan tumbuh secara liar.
Berdasarkan hasil persentase, diketahui
| 9
Nugroho, H. S. 1995. Ramuan Obat
DAFTAR PUSTAKA Jamu Tradisional. Surabaya: Apollo.
Riswan, S. 1992. Status Pengetahuan
Agus, A. 2010. Tanaman obat Etnobotani di Indonesia. Jakarta: Prosiding
Indonesia. Jakarta: Salemba Medika. Seminar Etnobotani.
Al-Qardhawi, Y . 2002. Islam Agama Supriono. 1997. Tumbuhan Obat
Ramah Lingkungan. Jakarta Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya.
Ginting, E. Y. 2012. Studi Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Etnobotani Penggunaan Tanaman Obat Swan Roemantyo. 2002.
Tradisional Etnis Karo Di Desa Jaranguda Jamu as Medicine in Java, Indonesia:
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. South Pasific Study.
Pendidikan Antropologi Sosial. Fakultas Tukiman. 2006. Pemanfaatan
Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk
Skripsi. Kesehatan Keluarga. Universitas Sumatra
Manuputty. 1990. Pengobatan Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Tradisional Daerah Maluku. Jakarta:
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan.
Munawaroh. 2000. Peran Etnobotani
dalam Menunjukkan Konservasi EX- Situ
Kebun Raya. Bogor: Balai Pengembangan
Kebun Raya- LIPI.

| 10

You might also like