You are on page 1of 32

PTM

SATUAN PANJANG:

1 yards = 0,9144 meter = 36 inches


1 inch = 2,54 centimeters
1 foot (feet) = 30,48 centimeters = 12 inches
1 mile = 1,609 kilometers = 5280 feet = 1760 yard
SATUAN BERAT:

1 kilogram = 2,2046 pounds (lbs) = 35,2739 ounces (oz)


1 pounds = 453,59 grams
1 ounce = 28,350 grams
SATUAN VOLUME:

1 liter = 0,2642 US gallons = 0,2200 imperial gallons = 33,824 fluid ounces


1 cubic feet = 28,3168 liters = 7,4827 US gallon = 6,2309 imperial gallon
1 barrel of oil = 158,9873 liter = 42.0123 US gallons = 5,6146 cubic feet
1 imperial gallon = 4,544 liters = 8 pints = 4 quarts
1 US gallon = 3,7843 liter = 7,9976 pints = 15,995 cups
1 liter = 1,761 pints = 0,881 quarts
SATUAN TEKANAN:

1 bar = 1,0197 Kg/Cm = 0,689 pounds per inch = 14,5 pounds per square inch (psi)
1 bar = 100 kilopascals = 0,9869 atmospheres (atm)
1 atmospheres = 1.01325 bar
1 psi = 0,0690 bar = 0,0703 Kg/Cm (3000 psi = 206,89 bar)
SATUAN KECEPATAN:

1 kph (kilometer per hour) = 0,6213 mph (mil per hour) = 0,5399 knot
1 knot = 1,852 kph = 1,151 mph
1 kph = 0,2778 meter per second = 0,911 feet per second
SATUAN LAIN:

Kertas
24 sheets (lembar) = 1 quire
20 quires = 1 ream
10 reams = 1 bale
Circular
60 seconds = 1 minute
60 minutes = 1 degree
360 degrees = 1 circumference
1 degree of the Earths surface (1 meridian) = 69.16 miles at the equator
Miscellaneous
12 units = 1 dozen
12 dozen = 1 gross
20 units = 1 score
1 hand = 4 inches
1 fathom = 6 feet
1 nautical mile = 6076 feet
3 nautical miles = 1 league
1 bushel of potatoes = 60 pounds
1 barrel of flour = 196 pounds
1 cubic foot of water (7.48 gallons) = 62.425 pounds
Atmospheric pressure at sea level = 14.7 pounds per square inch
13.5 cubic feet of air = 1 pound
Infinite (english)
1 astronomical unit = 93 million miles = 150 million kilometers

1 light-year = 63225.80645 astronomical units = 5.88 trillion miles = 9.46 trillion kilometers

1 parsec = 3.26 light-years = 19.1688 trillion miles = 30.8396 trillion kilometers


http://eprints.undip.ac.id/34042/10/1909_CHAPTER_VII.pdf

http://www.21pemecahbatu.com/195/973.html

http://mining09uncen.blogspot.com/2012/04/perhitungan-produksi-dan-perhitungan.html

A. Alat Alat Angkut (Hauling or Transporting Units)


Pengangkutan batuan, endapan bijih, karyawan, waste, kayu penyangga (timber), dan
barang barang kerpeluan sehari hari (supply) merupakan suatu hal yang sangat
mempengaruhi kelancaran operasi penambangan. Untung ruginya suatu perusahaan tambang
terletak juga pada lancar tidaknya sarana pengangkutan yang tersedia.
Ada bermacam macam alat angkut yang dapat dipergunakan untuk kegiatan pemindahan
material dan karyawan, yaitu :
1. Truk jungkit (dump truk)
2. power scraper
3. conveyor
4. cable way transportation
5. Lokomotif dan lori (mine cars)
6. Pompa dan pipa
7. skip
8. cage
9. Tongkang (barge) dan kapal tunda (tugboat)
10. Kapal curah (bulk ore ship)
Untuk pengangkutan jarak dekat (kurang dari 5 km) biasanya dipakai truk dan power
scaraper. Untuk pengangkutan jarak sedang (5 20 km) dapat dipakai truk yang berukuran
basar, belt conveyor dan cable way. Untuk jarak jauh (lebih dari 20 km)bisa dipergunakan
kereta api, pompa dan pipa. Tetapi yang akan dibahas selanjutnya hanya truk jungkit,
lokomotif dan lori, serta belt conveyor.
1. Truk Jungkit (dump truck)
Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih, batuan untuk
bangunan, dll, Pada jarak dekat dan sedang. Karena kecepatannya yang tinggi (kalau jalur
jalan baik), maka truk memiliki produksi yang tinggi, sehingga ongkos angkut per ton
material menjadi rendah. Kecuali itu truk juga luwes (flexible), artinya dapat dipakai untuk
mengangkut bermacam macam barang dengan muatan yang bentuk dan jumlahnya
beraneka ragam pula, dan tidak terlalu tergantung pada jalur jalan (bandingkan dengan lori
atau belt conveyor).
Alat angkut ini dapat digerakan dengan motor bensin, diesel, butane, atau propane. Yang
berukuran besar biasanya digerakan oleh mesi diesel . Kemiringan jalan atau tanjakan yang
dapat dilalui dengan baik berkisar antara 7 18%. Tetapi kalau memakai motorized wheel
dapat mengambil tanjakan sebesar 35%.
a. Penggolongan Truk jungkit
Truk jungkit dapat digolong - golongkan berdasarkan beberapa cara, antara lain :
a) Berdasarkan macam roda penggeraknya (wheel drive)
Ada bermacam-macam kemungkinan roda penggerak (wheel drive), yaitu
(a) Roda penggeraknya adalah roda-roda depan (front wheel).
Pada umumnya lebih lambat dan cepat aus ban-ban depannya.
(b) Roda penggeraknya adalah roda-roda belakang (rear wheel drive or standard). Tipe truk
yang paling bayak dipergunakan pada saat ini, karena keausan ban-ban depannya lebih
rendah.
(c) Roda penggeraknya adalah roda-roda depan dan belakang (four wheel drive), sehingga daya
dorongnya lebih besar. Oleh sebab itu trukjenis ini banyak dipakai pada jalur-jalur jalan yang
becek dan lembek.
(d) Roda penggeraknya adalah semua roda-roda belakang (double rear wheel drive). Pada
umumnya roda penggerak jenis ini dipakai untuk truk-truk yang berkapasitas besar dan
dipakai untuk jalur jalan yang daya dukungnya rendah.
b) Berdasarkan cara mengosongkan muatannya
Ada tiga macam truk jungkit mengosongkan muatannya (dumping), yaitu :
(a) end-dump or rear dump, atau mengosongkan muatan ke belakang.
(b) side-dump, atau mengosongkan muatan ke samping.
(c) bottom-dump, atau mengosongkan muatan ke arah belakang.
Pemilihan macam pengosongan truk tergantung dari keadaan tempat kerja, artinya tergantung
dari keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site).
Kerangka (body) baknya pada umumnya terbuat dari baja yang kuat dan tahan abrasi. Pada
saat ini sudah ada kerangka bak yang terbuat dari paduan (alloy) alumunium, sehingga lebih
ringan, tetapi tetap kuat dan tahan abrasi.
c) Berdasarkan ukurannya
Pada umumnya ukuran truk jungkit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
(a) Ukuran kecil, yaitu truk-truk yang mempunyai kapasitas sampai 25 ton.
(b) Ukuran sedang, yaitu yang mempunyai kapasitas antara 25 100 ton.
(c) Ukuran besar, yaitu yang memiliki kapasitas di atas 100 ton.
Mengenai cara pemilihan ukuran truk memang agak sukar menentukanya. Akan tetapi
sebagai pegangan (rule of thumb) dapat dikatakan bahwa kapasitas minimum dari truk kira
kira 4 5 kali kapasitas alat galinya (power shovel atau dragline).
Keuntungan memakai truk yang kecil kapasitasnya adalah :
(a) Lebih mudah menggerakan ke kanan dan ke kiri, atau lebih lincah dan gesit.
(b) Lebih cepat dan ringan, sehingga tak lekas merusak ban dan jalan.
(c) Kalau kebetulan ada yang macet atau rusak kemerosotan produksinya hanya kecil.
(d) Lebih mudah untuk disesuaikan atau diselaraskan dengan kapasitas alat galinya.
Kerugiannya adalah :
(a) Agak sukar mengisi nya karena kecil, sehingga lebih lama spotting time nya.
(b) Diperlukan lebih banyak pengemudi, waktu perawatan (maintenance), macamnya suku
cadang (spare parts) untuk sasaran produksi yang sama.
(c) Mesinnya sering memakai bahan bakar yang mahal.
Pengaruh ukuran truk dan ukuran alat gali terhadap ongkos pengangkutan untuk sasaran
produksinya tertentu dapat dicari optimasinya.
Keuntungan memakai truk yang besar kapasitasnya adalah :
(a) Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil jumlah unit truck besar lebih sedikit.
(b) Sopir atau crew yang digunakan lebih sedikit.
(c) Cocok untuk angkutan jarak jauh.
(d) Pemuatan dari loader lebih mudah sehingga waktu yang hilang lebih sedikit.
Kerugian memakai truk yang besar kapasitasnya adalah :
(a) Jalan kerja harus diperhatikan karena berat truck, kerusakan jalan relative lebih cepat.
(b) Pengoperasian lebih sulit karena ukurannya lebih besar.
(c) Produksi akan sangat berkurang jika salah satu truck tidak jalan.
(d) Pemeliharaan lebih sulit dilaksanakan.
Mengosongkan muatan ke belakang (end dump or rear dump)
Mengosongkan muatan ke samping (Side dump)
Mengosongkan muatan ke bawah (bottom dump)
2. Tahanan Gali (Digging Resistance)

Adalah tahanan yang dialami oleh alat-alat pada waktu melakukan penggalian meliputi:

a. Gesekan antara alat gali dan Tanah

b. Kekerasan tanah/batuan

3. Tahanan Gulir/Gelinding (Rolling Resistance)

Besarnya tahanan gulir dinyatakan dalam pounds lbs dari tractive pull yang diperlukan
untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur jalan mendatar
dengan kondisi jalan tertentu.

Keadaan bagian kendaraan yang berkaitan dengan permukaan jalur jalan :


a. Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah ukuran ban, tekanan dan
keadaanpermukaan bannya apakah masih baru atau gundul dan macam kembangan pada ban
tersebut.
b. Jika memakai crawler track maka keadaan dan macam track kurang berpengaruh tetapi yang
lebih berpengaruh adalah keadaan jalan.

Tabel Angka-Angka Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan

4. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)


Yaitu besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan
jalur jalan yang dilaluinya. Kalau jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif (plus slope)
maka tahanan kemiringan (grade resistance) akan melawan gerak kendaraan sehingga
memperbesar tractive effort atau rimpull yang diperlukan. Sebaliknya jika jalur jalan itu turun
disebut kemiringan negative (minus slope) maka tahanan kemiringannya akan membantu
gerak kendaraan artinya mengurangi rimpull yang dibutuhkan.
Tahanan kemiringan itu terutama tergantung dari dua faktor yaitu :
a. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan 1 % berarti
jalur jalan itu naik atau turun 1 meter untuk tiap jarak mendatar sebesar 100 meter ; atau naik
turun 1 ft untuk setiap 100 ft jarak mendatar.
b. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam gross ton.Besarnya rimpull untuk
mengatasi tahanan kemiringan ini harus dijumlahkan secara aljabar dengan rimpull untuk
mengatasi tahanan gulir.

Pengaruh Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan Kemiringan


Akan tetapi perlu diingat bahwa alat-alat pemindahan mekanis itu jarang yang dapat
mengatasi kemiringan lebih besar dari 15 %. Jadi kalau dipakai tahanan kemiringan 20
lb/ton/%, maka angka-angkanya tidaklah terlalu menyimpang sampai kemiringan 15 %.
Cara menentukan tahanan kemiringan itu dapat dengan memakai teori mekanika (ilmu
pesawat) yang sederhana.

Cara Menentukan Tahanan Kemiringan

Dari gambar diatas terlihat bahwa DEF sebangun ABC, maka :


EF BC P BC BC
--- = --- ---> --- = --- atau P = W ---
DF AC W AC AC
Bila W = 1 ton = 2.000 lbs
1m AB 100m/100ft
Sedangkan BC = ----- dan AC = ---------- = ------------------

1 ft Cos Cos

Sedangkan 1 % = 1 / 100 dan cos = 10


maka persamaan diatas menjadi :
1
P = 2000 lbs----------------- = 20 lbs
1000/Cos 10
Perlu diingat bahwa kemiringan negative itu selalu membantu mengurangi rimpull
kendaraan, maka sedapat mungkin harus diusahakan agar pada waktu alat itu mengangkut
muatan melalui jalur jalan yang menurun, sedangkan pada waktu kosong menaiki atau
mendaki jalur jalan itu.
Sehingga dengan demikian pada waktu berisi muatan dapat bergerak lebih cepat dan
membawa muatan lebih banyak karena rimpull yang diperlukan sudah dikurangi dengan
kemiringan negative yang membantu. Ini berarti bahwa sedapat mungkin tempat penimbunan
atau tempat membuang material harus dipilihkan yang letaknya lebih rendah pada tempat
penggaliannya sendiri.
5. Coefficient of Traction/Tractive Coefficient
Merupakan suatu faktor yang menunjukan berapa dari seluruh berat kendaraan itu pada ban
atau track yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi harus dikali untuk
menunjukan rimpull maksimum antara ban atau track dengan permukaan jalur jalan tepat
sebelum selip. Jadi CT itu terutama tergantung :
a. Keadaan ban, yaitu keadaan dan macamnya bentuk kembangan ban tersebut, untuk crawler
track tergantung dari keadaan dan bentuk tracknya.
b. Keadaan permukaan jalur jalan, basah atau kering, keras atau lunak, bergelombang atau rata,
dst.
c. Berat kendaraan yang diterima oleh roda penggeraknya.

Coefficient of Traction Untuk Bermacam-Macam Keadaan Jalur Jalan


Contoh perhitungan
Sebuah kendaraan mempunyai jumlah berat 40.000 lbs (20 ton) yang seluruhnya diterima
oleh roda penggeraknya dan akan bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari tanah liat yang
kering dengan CT = 0,50 (50%), RR = 100 lb/ton dan kemiringan 5 %.
Jawab :
Rimpull yang dapat diberikan oleh mesin kendaraan pada macam jalan seperti diatas sebelum
selip bila beban yang diterima roda penggerak 100 % adalah sebesar :
RP/TP/TE/DBP = 40.000 lbs x 0,50 = 20.000 lbs
Sedangkan rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir adalah sebesar :
RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x GR x kemiringan
20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs
RP/TP/TE/DBP = Berat kendaraan x RR
20 ton x 100 = 2.000 lbs
Jumlah RP/TP/TE/DBP = 4.000 lbs
Maka kendaraan itu pada keadaan jalur jalan tersebut tidak akan selip. Seandainya kendaraan
yang sama bergerak pada jalur jalan yang terbuat dari pasir lepas dengan RR 250 lbs/ton dan
CT =0,20 serta kemiringan 5 % sedangkan berat kendaraan yang diterima oleh roda
penggerak 50 % yaitu :
Untuk mengatasi RR :
RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 250 lbs/ton = 5.000 lbs
Untuk mengatasi GR :
RP/TP/TE/DBP = 20 ton x 20 lbs/ton/% x 5 % = 2.000 lbs
Jumlah RP/TP/TE/DBP = 7.000 lbs
Sedangkan rimpull yang dapat diterima oleh kendaraan 50 % nya adalah :
40.000 lbs x 0,20 x 50 % = 4.000 lbs,
maka kendaraan tersebut tidak akan dapat bergerak atau selip.
6. Rimpull/Tractive Pull/Tractive Effort/Drawbar Pul
Merupakan besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin suatu
alat kepada permukaan jalur jalan atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur
jalan. Bila coeffisien of traction cukup tinggi untuk menghindari terjadinya selip maka
rimpull maksimum adalah fungsi dari tenaga mesin (HP) dan gear ratios (persnelling) antara
mesin dan roda-rodanya, tetapi jika selip maka rimpull maksimum akan sama dengan
besarnya tenaga pada roda penggerak dikalikan coeffisien of traction.
Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs) dan dihitung dengan rumus :
HP x 375 x effesiensi mesin
RP =----------------------------------------
kecepatan, mph
dimana :
RP = Rimpull atau kekuatan tarik (lb)HP = Tenaga mesin, HP375 = Angka konversiIstilah
rimpull itu hanya dipakai untuk kendaraan yang beroda ban karet, untuk yang memakai roda
rantai (crawler track) maka istilah yang dipakai ialah drawbar pull (DBP).
Kecepatan Maksimum Pada Tiap-Tiap Gigi (Gear)

7. Percepatan (Acceleration)
Merupakan waktu yang diperlukan untuk mempercepat gerak kendaraan dengan memakai
kelebihan rimpull yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaraan pada keadaan jalur
jalan tertentu. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mempercepat gerak kendaraan
tergantung dari beberapa faktor yaitu :
a. Berat kendaraan, semakin berat maka semakin lama waktu yang digunakan untuk
mempercepat gerak kendaraan.
b. Kelebihan rimpull yang ada, semakin besar rimpull yang berlebihan semakin cepat
kendaraan itu dapat dipercepat. Jadi kalau kelebihan rimpull itu tidak ada maka percepatan
pun tidak akan timbul artinya kendaraan tersebut tidak bisa dipercepat.
Untuk menghitung percepatan secara tepat dapat diperkirakan dengan rumus newton yaitu :

W Fg
F = ------ atau = ---
g W
dimana :
F = Kelebihan rimpull (lbs)
g = Percepatan karena gaya grafitasi (32,2 ft per sec2)
W = Berat alat yang harus dipercepat (lbs)

Cara lain untuk menghitung percepatan secara tidak langsung adalah dengan menghitung
kecepatan rata-ratanya. Rumus sederhana yang dipakai adalah :
Kecepatan rata-rata = Kecepatan maximal x Faktor kecepatan
Faktor kecepatan dipengaruhi jarak yang ditempuh kendaraan, semakin jauh jaraknya
maka semakin besar factor kecepatan kendaraan tanpa memperhatikan bagaimana keadaan
jalur jalan yang dilalui.
Contoh :
Sebuah kendaraan bergerak diatas suatu jalur jalan sehingga memiliki kecepatan maksimum
12,48 mph pada gigi ketiga. Bila jarak yang ditempuh adalah 1.250 ft berarti faktor
kecepatannya = 0,70 (lihat tabel diatas), maka kecepatan rata-ratanya adalah :
12,48 x 0,70 = 8,74 mph.

8. Ketinggian Permukaan Air Laut (Altitude or Elevation)


Ketinggian letak suatu daerah ternyata berpengaruh terhadap hasil kerja mesin-mesin karena
mesin-mesin tersebut bekerjanya dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar.
Semakin rendah tekanan udaranya maka semakin sedikit jumlah oksigennya.
Dari pengalaman ternyata untuk mesin 4 tak (four cycle engines) maka kemerosotan tenaga
karena berkurangnya tekanan, rata-rata adalah 3% dari HP diatas permukaan air laut untuk
setiap kenaikan tinggi 1.000 ft kecuali 1.000 ft yang pertama. Sedangkan untuk mesin 2 tak
ternyata kemerosotan lebih kecil yaitu sebesar 1% dari HP diatas permukaan air laut untuk
setiap kenaikan tinggi 1.000 ft kecuali 1.000 ft yang pertama.
Contoh :
Sebuah mesin 4 tak dan 2 tak dengan tenaga 100 HP diatas permukaan air laut pada
ketinggian 10.000 ft hanya akan memiliki HP sebesar :
3% x 100 x (10.000 - 1.000)
100 - -------------------------------------- = 73
1.000
1% x 100 x (10.000 - 1.000)
100 - -------------------------------------- = 91
1.000
Akan tetapi semakin tinggi letak tempat itu maka temperaturnya semakin rendah dan hal ini
akan membantu mesin menaikkan hasil kerja mesin-mesin bakar (bensin dan diesel). Untuk
menghitung pengaruh temperature udara biasanya dihitung dengan suatu rumus dimana sudah
diperhitungkan pengaruh tekanannya pula, yaitu :
Ps To
Ho = ---- ----
Po Ts
Dimana :
Hc = HP yang harus dikoreksi dari pengaruh ketinggian yaitu pada ketinggian 0 ft
Ho = HP yang dicatat pada ketinggian tertentu
Ps = Tekanan barometer baku (standart), 29,92 inciHg
Po = Tekanan barometer pada ketinggian tertentu, inciHg
Ts = Temperatur absolute pada keadaan baku (standart), (4600 + 600 F) = 5200 F (=2730
C)
To = Temperatur absolute pada ketinggian tertentu dalam 0 F atau (460 + Temp)

9. Efisiensi Operator (Operator Efficiency)


Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar untuk ditentukan
effisiensinya secara tepat karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan dari jam ke jam
tergantung dari keadaan cuaca, keadaan alat yang dikemudikan, suasana kerja, dll. Kadang-
kadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan (insentive) dapat mempertinggi
effisiensi operator.Sebenarnya effisiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan
pekerjaan itu tetapi juga karena kelambatan-kelambatan dan hambatan-hambatan yang tak
mungkin dihindari seperti melumasi kendaraan, mengganti yang aus, membersihkan bagian-
bagian penting sesudah sekian jam dipakai, memindahkan ketempat lain, tidak adanya
keseimbangan antara alat muat dan alat angkut, menunggu peledakan disuatu daerah yang
akan dilalui, perbaikan jalan, dll.
Karena hal-hal tersebut diatas selama satu jam jarang ada operator betul-betul dapat bekerja
selama 60 menit. Berdasarkan pengalaman maka bila operator dapat bekerja selama 50 menit
dalam satu jam, ini berarti effisiensinya adalah 83 %, maka hal ini dianggap baik sekali jika
alatnya berban karet. Sehubungan dengan effisiensi operator diatas maka perlu juga diingat
keadaan alat mekanisnya karena hal tersebut mempengaruhi effisiensinya.

Operator Efficiency
Beberapa pengertian yang dapat menunjukan keadaan alat mekanis dan effektifitas
penggunaannya antara lain :
a. Availability Index atau Mechanical Availability
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat yang
sedang dipergunakan.
W
AI = -------- x 100%
W+R
Dimana :
W = Working hours atau jumlah jam kerja alat
Waktu yang dibebankan kepada seorang operator suatu alat yang dalam kondisi dapat
dioperasikan artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap hambatan (delay time)yang
ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu untuk pulang pergi ke permuka kerja,
pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar, hambatan karena keadaan cuaca, dll.
R = Repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan
Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena menuggu alat perbaikan termasuk juga
waktu untuk penyediaan suku cadang (spare parts) serta waktu untuk perawatan preventif.

b. Physical Availability atau Operational Availability


Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan.
W+S
PA = ------------ x 100%
W+R+S
S = Standby hours
Jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan
dalam keadaan siap beroperasi
W+R+S = Schedule hours
Jumlah seluruh jam jalan dimana alat dijadwalkan untuk beroperasi
Physical Availability pada umumnya selalu lebih besar daripada Availability Index. Tingkat
effisiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka Physical Availabilitymendekati angka
Availability Index

c. Use of Availability
Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada
saat alat tersebut dapat dipergunakan (Availability).
W
UA = ------- x 100%
W+S
Angka Use of Availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang
tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik
pengelolaan (management) peralatan yang dipergunakan.

d. Effective Utilization
Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk
kerja produktif. Effective Utilization sebenarnya sama dengan pengertian effisiensi kerja.
W
EU = ------------ x 100%
W+R+S
Dimana :
W+R+S = T = Total Hours Available atau Schedule hours (Jumlah jam kerja tersedia)
Contoh :
Dari pengoperasian sebuah power shovel dalam sebulan dapat dicatat data sebagai berikut :
Jumlah jam kerja (working hours) =W = 300
Jumlah jam untuk perbaikan (repair hours) =R = 100
Jumlah jam siap tunggu (hours on standby) =S = 200
Jumlah jam yang dijadwalkan (schedule hours or Total hours) = T = 600
Maka :
300
AI = ------------ x 100% = 75 %
300 + 100

300 + 200
PA = ------------ x 100% = 83 %
600
300
UA = ------------ x 100% = 60 %
300 + 200

300
EU = ----- x 100% = 50 %
600
Dalam keadaan lain datanya sebagai berikut :
W = 450
R = 150
S = 0, berarti alat tersebut tak pernah menunggu (standby)
W+R+S = 600
Maka :
450
AI = ------------ x 100% = 75 %
450 + 150

450 + 0
PA = ---------------- x 100% = 75 %
450 + 150 + 0

450
UA = ------------ x 100% = 100 %
450 + 0

450
EU = ----- x 100% = 75 %
600
Terlihat bahwa operasi alat pada contoh kedua lebih effisien daripada operasi alat pada
contoh pertama.
10. Faktor Pengembangan (Swell Factor)
Material dialam diketemukan dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga
hanya sedikit bagian-bagian yang kosong atau ruangan-ruangan yang terisi udara (voids)
diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu halus sekali. Akan tetapi bila material
tersebut digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi pengembangan atau pemuaian volume
(swell). Jadi 1,00 cu yd tanah liat dialam bila telah digali dapat memiliki volume kira-kira
1,25 cu yd. ini berarti terjadi penambahan volume sebesar 25% dan dikatakan material
tersebut mempunyai faktor pengembangan (swell factor) sebesar 0,80 atau 80%. Sebaliknya
bila bank yard ini dipindahkan lalu dipadatkan ditempat lain dengan alat gilas (roller)
mungkin volumenya berkurang, karena betul-betul padat sehingga menjadi berkurang dari
1,00 cu yd. tanah sesudah dipadatkan hanya memiliki volume 0,90 cu yd, ini berarti susut
10%, dan dikatakan shrinkage factor nya 10 %.
Contoh :
Sebuah power scraper yang memiliki kapasitas munjung 15 cu yd akan mengangkut tanah liat
basah dengan factor pengembangan 80%, maka alat itu sebenarnya hanya mengangkut 80% x
15 cu yd = 12 cu pay yard atau bank cu yd atau insitu cu yd.

Beberapa persamaan faktor -faktor diatas :


V loose
Percent Swell = ( ---------------------- - 1) x 100%
V undisturbed
V undisturbed
Swell Factor = ( ---------------------- ) x 100%
V loose
V compacted
Shrinkage Factor = ( 1 - ----------------------- ) x 100%
V undisturbed
Kalau angka untuk shrinkage factor tidak ada biasanya dianggap sama dengan percent swell.
Beberapa istilah penting yang berkaitan dengan kemampuan penggalian yaitu :
a. Faktor Bilah (blade factor), yaitu perbandingan antara volume material yang mampu
ditampung oleh bilah terhadap kemampuan tampung bilah secara teoritis.
b. Faktor Mangkuk (bucket factor), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat
ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan tampung mangkuk secara teoritis.
c. Faktor Muatan (payload factor), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat
ditampung oleh bak alat angkut terhadap kemampuan bak alat angkut menurut spesialisasi
teknisnya.

11. Berat material (Weight of Material)


Berat material yang akan diangkut oleh alat-alat angkut dapat mempengaruhi :
a. Kecepatan kendaraan dengan HP mesin yang dimilikinya.
b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan tahanan gulir dari
jalur jalan yang dilaluinya.
c. Membatasi volume material yang dapat diangkut.
Oleh sebab itu berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat
muat maupun alat angkut.

Bobot Isi dan Faktor Pengembangan dari Berbagai Material


12. Untuk menyatakan keserasian (synchronization) kerja antara alat muat dan alat angkut dapat
juga dengan cara menghitung faktor keserasian alat muat dan angkut (matchfactor) yaitu :

Dimana :

Na = jumlah alat angkut, buah


Nm = jumlah alat muat, buah
Ctm = waktu edar (cycle time) alat muat
Cta = waktu edar (cycle time) alat angkut
Bila dari hasil perhitungan ternyata :
a. Faktor keserasian < 1, maka alat muat akan sering menganggur atau berhenti
b. Faktor keserasian = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi (shyncron) artinya keduanya
akan sama-sama sibuknya atau tak perlu ada yang menunggu.
c. Faktor keserasian > 1, maka alat angkut yang akan sering menganggur atau berhenti
Perhitungan Produksi Truck :
Sebuah truck dengan spesifikasi berikut :
Berat kosong : 37.000 lb
Kapasitas muatan : 40.000 lb
Berat total kendaraan : 77.000 lb = 34.900 kg
Dengan pembagian beban pada roda adalah sebagai berikut :
Poros depan : 12.000 lb
Poros kerja : 32.500 lb
Poros belakang : 32.500 lb
1 lb = 0,4536 kg
1 mile = 1,609 km
Digunakan power shovel 3 cuyd dengan produksi 312 cuyd/jam
Memindahkan tanah berat 2.700 lb/bcy, swell 25%, jarak angkut 1 mile, grade rata-rata 2,5%
terhadap horizontal
Tahanan gelinding 70 lb/ton
Tahanan kelandaian 20 lb/ton/%grade
Koefesien traksi 0,6

Waktu siklus :
Loading = 15 cuyd / 312 cuyd/jam = 0,0482 jam
Mengangkut = 1 mile /11,9 mph = 0,084 jam
Kembali = 1 mile / 32,7 mph = 0,0306 jam
Waktu tetap (percepatan dan lain-lain) 2 menit = 0,0330 jam
Waktu membuang dan mengatur posisi 1 menit = 0,0165 jam
Total waktu siklus = 0,2123 jam
Jumlah trip / jam = 60 / 12,8 = 4,68 trip = 4 trip
Produksi 1 truck per jam = 4 trip/jam x 15 cuyd/trip = 60 cuyd/jam (bank)
Faktor koreksi :
Waktu kerja 50 menit/jam 0,83 = 0,83 x 0,75 = 0,6225 (0,62)
Tata laksana tata kerja baik : 0,75
Total produksi = 0,62 x 60 bcy/jam = 37,2 bcy/jam
Dilayani dengan power shovel dengan produksi 312 bcy/jam
Truck yang dibutuhkan : 312 bcy/jam / 37,2 bcy/jam = 9 buah truck

PERHITUNGAN PRODUKSI
ALAT PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

A. MEMPERKIRAKAN PRODUKSI BULLDOZER

Produksi bulldozer di hitung bila dipergunakan untuk mendorong yanah dengan


gerakan gerakan yang teratur, misalnnya pada penggalian selokan, pembuatan jalan raya,
penimbunan kembali (Back Filling) dan penumpukan atau penimbunan (Stock Filling).
Data yang diperlukan untuk menghitung produksi perhitungan bulldozer adalah:

1. Waktu tetap (memindahkan gigi, berhenti)


2. Waktu mendorong muatan
3. Waktu kembali ke belakang
4. Jarak lintasan ( pulang pergi)
5. Kapasitas bilah (Blade Capacity)
6. Faktor pengembangan (Swell Factor)
7. Efisiensi Kerja

Berdasarkan data-data di atas, maka produksi bulldozer dapat di hitung dengan


menggunakan rumus:

Dimana :
P = Produksi bulldozer
E = Efisiensi kerja
I = Swell Factor (faktor pengembangan)
H = Kapasitas Blade
Ct = Cycle time (waktu daur/edar)

Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung produksi bulldozer adalah:

a. P = PMT x FK
b. PTM = KB x T
c. T = 60/ Ct
d. Ct = J/F x J/R x Z
Dari rumus-rumus di atas dapat disederhanakan menjadi :

Dimana :
P = Produksi bulldozer
PTM = Produksi maksimum teoritis dengan efisiensi 100%
m2/jam
FK = Faktor koreksi
KB = Kapasitas bilah ( m3 )
T = Lintasan/jam
Ct = Waktu daur/edar (Cycle time), menit
J = Jam kerja (menit)
F = Kecepatan (Forward velocity), meter/menit
R = Kecepatan mundur (Reserve velocity), meter/menit
Z = Waktu tetap (menit)

- Perhitungan Produksi Bulldozer Untuk Pembabatan ( Clearing )

Dalam pekerjaan pembabatan, pepohonan yang harus dirobohkan mempunnyai


ukuran yang bermacam-macam, oleh karenaitu untuk memperkirakan waktu yang diperlukan
oleh bulldozer untuk merubuhkan pepohonan dipergunakan persamaan :

Dimana :
T = Waktu yang diperlukan untuk merobohkan pepohonan
untuk lapangan kerja seluas acre (0,047 km2), menit
B = Waktu yang menjelajahi lapangan seluas 1 acre tanpa
merobohkan pepohonan, menit
M = Waktu untuk merobohkan pepohonan yang memiliki
diameter tertentu, menit
N = Jumlah pohon tiap acre untuk selang ( interval ) diameter
Tertentu
D = Jumdiameter semua pohon yang mempunyai diameter > 6
ft tiap acre, feet.
F = Waktu untuk merobohkan per feet, diameter pepohonan
yang mempunyai diameter > 6 ft, pada lapangan yang
datar

B. MEMPERKIRAKAN PRODUKSI DUMP TRUCK

Untuk melakukan perhitungan terhadap produksi dump truck secara teoritis diperlukan
data dari alat dan keadaan lapangan.
Data-data yang diperlukan antara lain :

1. Data teknis yang meliputi :

- Kapasitas mujung (cuyt)


- Berat kosong (lbs)
- Kekuatan mesin (HP)
- Efisiensi mekanis (%)
- Kecepatan meksimum tiap-tiap gear (mph)

2. Keadaan lapangan yang meliputi :


- Jarak tempuh
- Lokasi tempat kerja ( dekat atau tidaknya terhadap permukaan air laut
- Rolling Resistance (lb)
- Coeficient Otration (%)
- Swell Factor
- Bobot isi (lb/cuyt)
Setelah didapatkan data-data di atas maka langkah selanjutnya adalah melakukan
perhitungan terhadap waktu edar.
Waktu edar dump truck terdiri dari :
1. Waktu Tetap

Waktu tetap terdiri dari waktu mengisi, mengosongkan, membelok dan waktu untuk
mencapai kecepatan maksimum.

2. Waktu Untuk Mengangkut Muatan

Sebelum menghitung waktu mengangkut muatan, maka harus terlebih dahulu mengetahui
data-data sebagai berikut:
- Berat kendaraan
- Berat muatan
- Kemampuan roda gerak dalam menerima RP (lb)
-
Waktu untuk mengangkut muatan diperoleh dengan menjumlakan waktu yang dibutuhkan
untuk mengangkut muatan pada jarak dan kemiringan tertentu yang sudah di klasifikasikan
dalam jalur terlebih dahulu, misalnya: jalur AB diketahui mempunyai jarak 1600 ft dengan
kemiringan 0%. Jalur BC mempunyai lintasan dengan jarak 1200 ft dengan kemiringan -9%
(jalur turun), maka tiap-tiap jalur tersebut harus dihitung waktu yang dibutuhkan oleh dump
truk untuk kembali kosong dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Jadi waktu edar dump truck dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Ct = Waktu tetap + Waktu angkut + Waktu kembali kosong
Sedangkan untuk produksi dump truck dapat dihitung dengan rumput sebagai berikut

Dimana :
P = Produksi dump truck
E = Efisiensi kerka
I = Swell Factor
H = Kapasitas bak truck
Ct = Waktu edar
C. MEMPERKIRAKAN PRODUKSI POWER SHOVEL/ BACKHOE

Ada dua metrode yang digunakan untuk menghitung produksi Beckhoe, yaitu :

1. Metode Tabel ( Tabular Method)


2. Direct Cumputation Method (menghitung produksi dumptruck dan bulldozer).
Pehitungan dengan mengguanakan metode tabel agak berbeda dengan metode tang
sebelumnya karena haru mengguanakan tabel khusus yang dibuat oleh para pembuat alat
yang digunakan. Tabel tabel tersebut dibuat dengan mengingat adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi prodeksinya, yaitu:

- Jenis material yang digali


- Kedalaman penggalian
- Sudut putar
- Kondisi kerja
- Kondisi pengolahan
- Ukuran alat angkut
- Pengalaman dan keterampilan operator
- Keadaan fisik dan alat
- Ketinggian dari permukaan air laut

D. MEMPERKIRAKAN PRODUKSI ALAT MUAT WHEEL LOADER

Wheel loader adalah salah satu alat muat yang kini dipergunakan karena gerakannya
yang lincah dan gesit. Tetapi apabila dipergunakan untuk pekerjaan di daerah berlumpur atau
berbatu tajam seperti Quarry andesit, maka sebaiknya roda-roda karet dilindungi dengan
rantai baja (stell beats).
Wheel loader memiliki sebuah bucket yang dipergunakan untuk menggali,
mengangkat dan mengangkut ke suatu tempat. Yang tak jauh atau langsung dimuatkan ke alat
anggkut yang letaknya sama tinggi dengan tempat wheel loader bekerja. Daya jangkau
mangkuknya terbatas (tidak terlalu tinggi).
Untuk melakukan pekerjaan menggali, maka bucket harus di dorong kearah
permukaan kerja. Jika bucket telah penuh primer mover mundur dan bucket di angkut ke
suatu tempat penimbunan atau dimuatkan ke atas alat anggkut. Bila gerakan pemuatan itu
berbentuk huruf V maka cara pemuatan ini di sebut : V- shape loading . Cara pemuatan
yang lain disebut cross loading yaitu bila gerakan wheel loader hanya maju mundur, dan
gerakan trucknya juga maju mundur tetapi memotong arah gerak wheel loader.
Untuk menghitung jumlah prodeksi wheel loader rumus yang digunakan
samadengan rumus produksi backhoe, hanya di bedakan pada pengambil;an data cycle time.
Untuk Wheel Loader gerakannya adalah menggali, manufer bermuatan, memuat, manuver
kosong.

E. EFESIENSI KERJA ALAT MEKANIS

Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja efektif dengan waktu kerja
yang di sediakan oleh perusahaan. Efesiensi kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
F. PENILAIAN TERHADAP EFEKTIFITAS DAN KONDISI ALAT

Untuk melakukan penilaian terhadap efektifitas dan kondisi alat mekanis, perlu
dilakukan terhadap masing-masing komponen berikit:

1. Avaibility Index
Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis alat yang sesunggunya
dari alat yang sedang dipergunakan
Persamaan yang digunakan adalah :

Dimana : W = Working hourse atau jumlah jam kerja


R = Repair hourse atau jumlah jam untuk
Perbaikan
Keterangan :
W = Waktu yang dibebankan kepada seorng operator suatu
alat yang dalam kondisi padat dioprasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap
hambatan yang ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu untuk pulang pergi ke
front kerja, pindah tempat, pelumasan dan pengisian bahan bakar, hambatan karena keadaan
cuaca.
R = Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena
menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu untuk penyediaan suku cadang serta waktu
perawatan preventif.

2. Physical Avaibillity / Operational Avaibility

Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan.
Persamaannya adalah:

Dimana :
S = Standby Hours atau jumlah jam suatu
alat yang tidak dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap
oprasi.
W+R+S = Schedulet Hours atau jumlah seluruh
jam jalan dimana alat di jadwalkan untuk beroprasi

3. Use Of Avaibillity
Menunjukan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroprasi
pada saat alat tersebut dapat di pergunakan (Avaibillity). Persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut:

Angka Use Of Avaibillity biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat
yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa baik
menejemen peralatan.

4. Effective Utilization

Menunjukan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dipergunakan
untuk kerja efektif. Efective Utilization sebenarnya sama dengan pengertian efesiensi kerja.
Persamaan yang digunakan adalah:

Dimana :

W+R+S+T = Total hours available atau schedule


hours atau jumlah jam kerja yang tersedia
G. PENILAIAN TERHADAP FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR)
Untuk menyatakan keserasian (synchronization) kerja alat muat dengan alat angkut
dapat dilakukan penilaian terhadap faktor keserasian (match factor), yaitu dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana :
Na = Jumlah alat angkut, buah
Nm = Jumlah alat muat, buah
Ctm = Waktu edar alat muat, menit
Cta = Waktu edar alat angkut

Bila hasil dari perhitungan ternyata :

a. Faktor keserasian < 1. Maka alat muat akan sering menganggur


b. Faktor keserasian > 1. Maka alat angkut kan sering menganggur.
c. Faktor keserasian = 1. Maka alat angkut dan alat muat akan sama-sama sibuk ( sudah serasi )
dan tidak ada yang menunggu.
PERHITUNGAN ONGKOS PRODUKSI

Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam menghitung ongkos produksi
suatu alat mekanis yaitu:
1. Ongkos Pemilikan (ownership cost), yang terdiri dari :

a. Depresiasi (depreciation), yang dihitung dengan menjumlahkan harga beli alat, ongkos
angkut, ongkos muat, ongkos bongkar dan ongkos pasang, dibagi dengan umur alat yang
bersangkutan.

b. Bunga, pajak dan asuransi. Diambil 10% ( bunga 6%, pajak 2% dan asuransi 2%), dari
penanaman modal tahunan yang dapat dihitung dengan rumus berikut:

- Penanaman modal tahunan

- Ongkos bunga pajak dan sebagainya

Dimana : n = Umur alat

2. Ongkos Operasi ( operation cost ), yang terdiri dari :


a. Ongkos penggantian ban, yaitu harga ban baru dibagi dengan umurnya
b. Ongkos reparasi ban, misalnya untuk vulkanisir dan menambal
c. Ongkos reparasi umum, termasuk harga suku cadang (spare parts) dan ongkos pasang serta
ongkos perawatan.
d. Ongkos bahan bakar. Cara menghitung pemakaian bahan bakar adalah sebagai berikut: untuk
mesin disel rata-rata dibutuhkan 0,04 galon/HP/jam.
e. Ongkos minyak pelumas dan gemuk(grease), termasuk ongkos buruhnya.

Banyaknya pemakaian minyak pelumas oleh alat muat dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

Dimana :
Q = Jumlah minyak pelumas yang dipakai, gph
HP = Kekuatan mesin, HP.
C = Kapasitas crankcase, liter (Kapasitas tangki)
T = Jumlah jam penggantian pelumas. Jam
f. Upah pengemudi termasuk asuransi dan tunjangan

Jumlah ongkos pemilikan (ownership cost) dan ongkos operasi (operation cost)
tersebut di atas hanya merupakan ongkos alat tiap jam tidak termasuk keuntungan, dan
overhead cost.
Untuk mengetahui berapa ongkos produksi yang dikeluarkan perusahaan
penambangan untuk pemuatan dalam satu bulan adalah dengan mengalikan ongkos
perjamnya dengan jumlah jam kerja dalam satu bulan.

Table 5. 1.
Jumlah cadangan
Peralatan.=====
============
============
============
============
=====Jumlah
Alat yang bekerja
Jumlah cadangan
Alat-----------------
---------------------- ---

--------------------------------------------------------1 - 9 1Dump Truck 10 - 19 2 - 3--------------------------------------------------


------------------------------------------------1 - 3 1Loader 4 - 9
2==========================================================Sumber :
Rochmanhadi, 1985.
5. 3. Contoh Permasalahan.
Suatu pekerjaan reklamasi atau penimbunan dengan menggunakan pasir urugharus dilakukan pada
suatu daerah cekungan. Bahan timbunan yang didatangkandari luar proyek dengan jarak 25 km, dari
jarak tersebut 5 km diantaranya harusmelewati daerah perkotaan. Volume urugan sebesar 44.500 mC,
jalan akses kelokasi penimbunan merupakan jalan yang diperkeras namun tidak beraspal, berar ti
kontraktor tidak perlu memperbaiki jalan tersebut. Lama pekerjaan yang diberikan adalah 3 bulan atau
90 hari kalender. Pada bulan pertama terdapat 4 hari :Minggu dan 1 hari libur Nasional, pada bulan
kedua ada 5 hari Minggu dan pada bulan ketiga terdapat 4 hari Minggu. Diperkirakan pada ketiga
bulan tsb. akanterjadi hujan selama 3 hari dan 2 hari setelah hujan, jalan ke lokasi
pengambilanmaterial baru dapat dilewati oleh Dumptruck. Kontraktor selama hari libur
tidak diperkenankan untuk melakukan operasi, pekerjaan malam juga diperkenankan.Jam kerja
effektif per hari 8 jam.
Kondisi dan faktor-faktor :
Faktor konversi volume untuk pasir urug : keadaan padat = 1.0
keadaan lepas = 1,17
keadaan asli = 1,05
Peralatan yang digunakan : 1. Hidrolik Excavator PC 200 : Kapasitas bucket (q) = 0,70 mB
Faktor bucket : 0,80 ;
Faktor effisiensi :0,60
Waktiu siklus : Gali = 10 det
Swing = 2 x 5 dtk
Dumping = 5 detik 2. Dump Truck : Kapasitas Bucket = 5.00
mLFaktor effisiensi : 0,80 ; Faktor 40 km/jam ; kosong : 60 km/jamWaktu siklus : Loading : 4 menit
; Dumping dan manuver : 2 menit.A70

3. Bulldozer : Kapasitas blade (q) : 4,38 mB.Faktor effisiensi : 0,60 ; Jarak dorong : 30 m.Kecepatan
rata-rata : Maju/dorong = 2,77 km/jam.Mundur = 7,14 km/jam.Ganti persneling : 0,10 menit.Hitung :
Analisa produksi Alat, Kebutuhan Alat dan Side Out-put.
Jawaban :
Volume pekerjaan : 44.500 mCVoleme tanah asli atau yang harus digali = 44.500 m x 1,05 = 46.725
mB.Waktu pelaksanaan = 90 hari - 4 -1 - 5 - 4 - (3 x 2) = 90 20 = 70 hari kerja eff.a. Alat yang
bekerja di penggalian (gali dan muat) Excavator PC 200.q 1 = 0,70 mB, K = 0,80, E = 0,60,waktu
siklus (Cm) = 10 + (2 x 5) + 5 = 25 detik.Produksi per siklus : q = q1 x K = 0,70 x 0,80 = 0,56 mBq x
3600 x E 0,56 x 3600 x 0,60Produksi per jam Q = -------------------- = -------------------------Cm 25=
48,384 m/jam ~ 48 mB/jam.Produksi per hari = 48 m/jam x 8 jam = 384 mB/hari.Jam kerja yang
dibutuhkan = 46.725 mB : 48 m/jam = 973 jamWaktu kerja adalah = 70 x 8 jam = 560 jam
kerja.Sehingga Excavator yang dibutuhkan = 973 : 560 = 1,74 atau 2 unit.Produksi 2 buah Excavator
= 384 mB/hari x 2 = 768 mBVolume Side output Pasir lepas = 768 m x (1,17 / 1,05) = 856 mL.b.
Alat angkut (Dumptruck) :q = 5.0 mL, K = 1.0, E = 0,80waktu tempuh untuk jarak 5 km dgn kec.
rata-rata kosong : 30 km/jamisi : 20 km/jamwaktu tempuhnya : - kosong = 5 /30 x 60 = 10 menit.Isi
= 5 /20 x 60 = 15 menit.Waktu tempuh 20 km, kec. rata-ratanya : - kosong : 60 km/jamIsi : 40
km/jamWaktu tempuhnya : - kosong = 20/60 x 60 = 20 menit.Isi = 20/40 x 60 = 30 menit.waktu
siklusnya : Loading = 4 menitDumping & manuver = 2 menitKec. isi : 15 + 30 = 45 menitKec.kosong
10 + 20 = 30 menitWaktu siklus (Cm) = 81 menit atau 1 jam 21 menitProduksi per siklus (q) = 5.0 x
1.0 = 5,00 mA71

q x 60 x E 5.0 x 60 x 0,80Produksi per jam : Q = ----------------- = -------------------- = 2,963 m/jamCm


81= 3 m/jamLProduksi Dumptruck per hari : 3 m/jamL x 8 = 24 mL/hari.Side output = 856
mL/hari,Jadi kebutuhan Dumptruck untuk melayani Excavator = 856 : 24 = 35.667Dengan cadangan
2 unit, maka total Dumptruck yang dibutuhkan : 38 unit.c. Perataan tanah dengan Bulldozer.q = 4,38
m ; E = 0,60.Kecepatan rata-rata : - maju (F) = 2,77 km/jam = 47 m/menitmundur (R) = 7,14 km/jam
= 119 m/menit jarak gusur = 30 meter,ganti persneling (z) = 0,10 menit.Waktu siklus (Cm) = D/F +
D/R + z = 30/47 + 30/119 + 0,10= 0,99 atau 1.00 menitq x 60 x E x 1,17 4,38 x 60 x 0,60 x 1,17
q x 60 x E x 1,17 4,38 x 60 x 0,60 x 1,17Produksi Bulldozer = ------------------------- = --------------------------
-------Cm 1= 179 m/jamProduksi Bulldozer per hari = 179 x 8 = 1.352 mJumlah Bulldozer yang
dibutuhkan = 856 : 1.352 = 0,633 ~ 1 unit/hari.
http://www.scribd.com/doc/52629053/34/PRODUKSI-TRUCK

You might also like