You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
maka pembaharuan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Pada BAB
XIX Pengawasan pasal 66 terdapat strategi pembangunan pendidikan nasional
dalam undang-undang ini meliputi: 1) pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak
mulia; 2) pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi; 3)
proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis; 4) evaluasi, akreditasi, dan
sertifikasi pendidikan yang memberdayakan; 5) peningkatan keprofesionalan
pendidik dan tenaga kependidikan; 6) penyediaan sarana belajar yang mendidik;
7)pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsippemerataan dan berkeadilan;
8) penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata; 9) pelaksanaan wajib
belajar; 10) pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan; 11) pemberdayaan
peran masyarakat; 12) pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat; dan 13)
pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan.
Dengan strategi tersebut diharapkan visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional dapat terwujud secara efektif dengan melibatkan berbagai pihak secara
aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengawasan dapat diartikan sebagai
proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi
terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan
untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang
akan mengganggu pencapaian tujuan (Robbins 1997). Pengawasan juga
merupakan fungsi manajemen yang diperlukan untuk mengevaluasi kinerja
organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi guna menetapkan kemajuan
sesuai dengan arah yang dikehendaki (Wagner dan Hollenbeck dalam Mantja
2001).

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengawasan/ Kontrol
Robbins (1982: 376) memandang pengawasan sebagai proses memonitor
aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah individu-individu dan organisasi itu
sendiri memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber pendidikan secara efektif
dan efesien dalam rangka mencapai tujuannya, dan memberi koreksi bila tidak
tercapai. Johnson (1973: 74) mengemukakan pengawasan yaitu fungsi sistem
yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar
penyimpangan-penyimpangan tujuan sistem hanya dalam batas-batas yang dapat
ditoleransi. Pidarta (2004: 159) mengartikan pengawasan sebagai salah satu
kegiatan untuk mengetahui realisasi perilaku organisasi personalia pendidikan dan
tingkat pencapaian tujuan pendidikan, serta memanfaatkan pengetahuan itu untuk
mengadakan perbaikan demi pencapaian tujuan pendidikan. Sagala (2012: 230)
memandang supervisi sebagai ilmu dan seni yang memuat langkah-langkah yang
ditunjukkan kepada perubahan situasi yang ada dalam situasi yang
diharapkan.Menurutnya lebih llanjut supervisi mempunyai arti khusus yaitu
membantu dan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan dan meningkatkan
mutu. Burton (1955: 20) mengemukakan supervisi sebagai usaha bersama untuk
mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
belajar siswa.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku saat ini pengawas sekolah atau
pengawas satuan pendidikan adalah tenaga kependidikan profesional yang diberi
tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang
berwewenang untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pendidikan di
sekolah baik pengawasan dalam bidang akademik (teknis pendidikan) maupun
bidang manajerial (pengelolaan sekolah). Jabatan pengawas adalah jabatan
fungsional bukan jabatan struktural sehingga untuk menyandang predikat sebagai
pengawas harus sudah berstatus tenaga pendidik/guru dan atau kepala
sekolah/wakil kepala sekolah, setidak-tidaknya pernah menjadi guru.

2
Berdasarkan rumusan di atas maka kepengawasan adalah aktivitas
profesional pengawas dalam rangka membantu sekolah binaannya melalui
penilaian dan pembinaan yang terencana dan berkesinambungan. Pembinaan
diawali dengan mengidentifikasi dan mengenali kelemahan sekolah binaannya,
menganalisis kekuatan/potensi dan prospek pengembangan sekolah sebagai bahan
untuk menyusun program pengembangan mutu dan kinerja sekolah binaannya.
Untuk itu maka pengawas harus mendampingi pelaksanaan dan pengembangan
program-program inovasi sekolah.
Dari beberapa pengertian pengawasan di atas maka penulis menyimpulkan
bahwa pengawasan pendidikan adalah proses kegiatan untuk membina atau
menilai orang atau lembaga yang dibinanya dengan tujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan secara berkesinambungan pada sekolah yang diawasinya.

2. Fokus Pengawasan Pendidikan


Ofsted (2005) menyatakan bahwa fokus pengawasan sekolah meliputi: (1)
standard dan prestasi yang diraih siswa, (2) kualitas layanan siswa di sekolah
(efektifitas belajar mengajar, kualitas program kegiatan sekolah dalam memenuhi
kebutuhan dan minat siswa, kualitas bimbingan siswa), serta (3) kepemimpinan
dan manajemen sekolah.

3. Tujuan dan Fungsi Supervisi


Secara khusus, Ametembun (1981) mengupas tujuan pengawasan
pendidikan sebagai berikut (Mulyasa, 2011:241-242).
a. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan
pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan
tujuan tersebut.
b. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk
mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih
efektif.

3
c. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis
terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulita belajar-mengajar,
serta menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan.
d. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga
sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif, serta
memperbesar kesediaan untuk tolong-menolong.
e. Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi
untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesinya.
f. Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program
pendidikan di sekolah kepada masyarakat.
g. Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadaptuntutan-tuntutan yang
tidak wajar dan kkritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
h. Membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi aktivitas-
aktivitas untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
i. Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan (kolegiatas) diantara guru.

Fungsi dan tugas pokok pengawasan menyangkut (Mulyasa, 2011: 242-


243)
a. Penelitian
Dalam supervisi, penelitian merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh
gambaran yang jelas dan objektif tentang situasi pendidikan. Melalui
penelitian ini diperoleh data dan informasi-informasi yang diperlukan
sebagai dasar dan untuk menganalisis situasi pendidikan dan pengajaran
secara lebih mendalam. Hasil analisis dan kesimpulan penelitian dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk menetukan tindakan-tindakan dan
langkah-langkah yang perlu dilakukan guna memperbaiki dan
mengembangkan situasi pendidikan dan pengajaran.
b. Penilaian
Penilaian merupakan tindak lanjut untuk mengetahui hasil penelitian lebih
jauh, yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi situasi
pendidikan dan pengajaran yang telah diteliti sebelumnya. Penilaian lebih

4
dititik beratkan pada aspek-aspek positif yang dapat dikembangkan
daripada aspek-aspek negatif atau kekurangan dan kelemahan dari orang
yang disupervisi. Hal ini lebih ditekankan pada pemecahan masalah,
perbaikan kekurangan, dan peningkatan kualitas, bukan pada penemuan
kekurangan dan kelemahan.
c. Perbaikan
Perbaikan dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan penilaian. Dalam hal
ini supervisor telah mengetahui dan memhami kondisi pendidikan pada
umumnya dan proses belajar-mengajar pada khususnya, serta keadaan
berbagai fasilitias pendukung, dana, dan daya upaya yang digunakan;
apakah baik atau buruk, memuaskan atau tidak, mengalami kemajuan atau
tidak, apakah telah mencapai target yang ditetapkan atau tidak, dan
sebagainya. Berkaitan dnegan kelemahan dan kekurangan, tugas
supervisor selanjutnya adalah mencari jalan pemecahan, mengarahkan
perbaikan-perbaikan, meningkatkan keadaan-keadaan, dan melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan.
d. Pengembangan
Pengembangan merupakan upaya untuk senantiasa mempertahankan dan
meningkatkan kondisi-kondisi yang sudah baik ditemukan dari hasil
penelitian dan penilaian. Sehubungan dengan itu, supervisor dituntut untuk
memelihara, menjaga dan meningkatkan hasil-hasil yang telah dicapai
supaya kondisi dan situasi tersebut tidak mengalami penurunan, tetapi
akan lebih baik dan meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitas.

4. Langkah Pengawas dalam Menyusun Program Kerja


a. Menetapkan standar/kriteria pengukuran performansi sekolah (berdasarkan
evaluasi diri dari sekolah).
b. Membandingkan hasil tampilan performansi itu dengan ukuran dan
kriteria/benchmark yang telah direncanakan, guna menyusun program
pengembangan sekolah.

5
c. Melakukan tindakan pengawasan yang berupa pembinaan/pendampingan
untuk memperbaiki implementasi program pengembangan sekolah.

5. Tugas Pengawas Pendidikan


Haris (1985) mengemukakan 10 bidang tugas pengawas (Sagala, 2012:
245-246) sebagai berikut.
a. Mengembangkan Kurikulum
Mendesain kembali (redesign) apa yang diajarkan, siapa yang mengajar,
bagaimana polanya, kapan diajarkan, dan membimbing pengembangan
kurikulum, menetapkan standar, merencanakan unit pelajaran, dan
melembagakan mata pelajaran.
b. Pengorganisasian Pengajaran
Pengelola murid, staf, ruang belajar, dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan secara koordinatif dilaksanakan dengan efisien dan
efektif.
c. Pengadaan Staf
Menyediakan staf pengajaran dengan jumlah yang cukup sesuai
kompetensi bidang pengajaran dan melakukan pembinaan secara terus
menerus.
d. Menyediakan Fasilitias
Mendesain perlengkapan dan fasilitas untuk kepentingan pengajaran dan
memilih fasilitas sesuai keperluan pengajaran. Jika di sekolah tidak
tersedia fasilitas tersebut, direkomendasikan untuk disediakan oleh
pemerintah.
e. Penyediaan Bahan-bahan
Memilih dan mendesain bahan-bahan yang digunakan dan
diimplementasikan untuk pengajaran.
f. Penyusunan Penataran Pendidikan
Merencanakan dan mengimplementasikan pengalaman-pengalaman
belajar untuk memperbaiki kemampuan staf pengajaran dalam
menumbuhkan pengajaran.

6
g. Pemberian Orientasi Anggota-anggota Staf
Memberi informasi pada staf pengajar atas bahan dan fasilitas yang ada
untuk melakukan tanggung jawab pengajaran.
h. Pelayanan Murid
Secara koordinatif memberikan pelayanan yang optimum dan hati-hati
terhadap murid untuk mengembangkan pertumbuhan belajar.
i. Hubungan Masyarakat
Memberikan dan menerima informasi dari masyarakat untuk
meningkatkan pengajaran lebih optimum.
j. Penilaian Pengajaran terhadap Perencanaan Pengajaran
Implementasi pengajaran, menganalisis dan menginterprestasikan data,
mengambil keputusan, dan melakukan penilaian hasil belajar murid,
untuk memperbaiki pengajaran.

6. Prinsip pengawas agar kegiatan kepengawasan berjalan efektif


a. Trust, artinya kegiatan pengawasan dilaksanakan dalam pola hubungan
kepercayaan antara pihak sekolah dengan pihak pengawas sekolah
sehingga hasil pengawasannya dapat dipercaya,
b. Realistic, artinya kegiatan pengawasan dan pembinaannya dilaksanakan
berdasarkan data eksisting sekolah,
c. Utility, artinya proses dan hasil pengawasan harus bermuara pada manfaat
bagi sekolah untuk mengembangkan mutu dan kinerja sekolah binaannya,
d. Supporting, Networking dan Collaborating, artinya seluruh aktivitas
pengawasan pada hakikatnya merupakan dukungan terhadap upaya
sekolah menggalang jejaring kerja sama secara kolaboratif dengan seluruh
stakeholder,
e. Testable, artinya hasil pengawasan harus mampu menggambarkan kondisi
kebenaran objektif dan siap diuji ulang atau dikonfirmasi pihak manapun.

7. Kode Etik Pengawas

7
a. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas satuan pendidikan senantiasa
berlandaskan Iman dan Taqwa serta mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b. Pengawas satuan pendidikan senantiasa merasa bangga dalam mengemban
tugas sebagai pengawas.
c. Pengawas satuan pendidikan memiliki pengabdian yang tinggi dalam
menekuni tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas.
d. Pengawas satuan pendidikan bekerja dengan penuh rasa tanggungjawab
dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai pengawas.
e. Pengawas satuan pendidikan menjaga citra dan nama baik profesi
pengawas.
f. Pengawas satuan pendidikan menjunjung tinggi disiplin dan etos kerja
dalam melaksanakan tugas profresional pengawas.
g. Pengawas satuan pendidikan mampu menampilkan keberadaan dirinya
sebagai supervisor profesional dan tokoh yang diteladani.
h. Pengawas satuan pendidikan sigap dan terampil dalam menanggapi dan
membantu pemecahan masalah-masalah yang dihadapi stakeholder
sekolah binaannya
i. Pengawas satuan pendidikan memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang
tinggi, baik terhadap stakeholder sekolah binaannya maupun terhadap
koleganya.

8
BAB III
KESIMPULAN
Strategi pengawasan pendidikan merupakan cara-cara, trik-trik, teknik-
teknik dalam melakukan pengawasan dalam pendidikan baik pengawasan bagi
pengajaran, pendidik, peserta didik, sarana prasarana, pembiayaan, dan lain
sebagainya. Ada banyak strategi pengawasan yang bisa dilakukan pengawas
seperti kunjungan kelas dan observasi, tekhnik kunjungan antar sekolah,
workshop, micro-teaching, dan lain sebagainya. Setiap strategi pengawasan
tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Untuk itu, perlu adanya penelitian terhadap masing-masing strategi
tersebut, agar pengawas mampu melaksanakan pengawasan yang efektif dan
efisien.

You might also like