You are on page 1of 16

Persarafan Plexus Brachialis dan Bagiannya

Disusun Oleh :

Yudha Pandapotan (102016210)

Ester Cesaria Claudia Sosomar (102016072)

Adinda Suci Putri (102016174)

Sri Ayu Mega Santika (102016215)

Febriana Loto Patandianan (102016056)

Rachel Putri C.L (102016274)

Bryan Stephen (102016026)

Nicholas Marten Minggu Sinaga (102016213)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2016

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510


Abstract

The nerves are the fibers that connect the organs of the body to the central nervous system (ie the
brain and spinal cord) and between the parts of the nervous system to the other. The nerve
carries impulses from and to the brain or nerve center. The nervous system is a structure
consisting of nerve cell components (neurons) that work on the basis of electrochemistry. The
nervous system has the type of nerve fibers one of which is the sensory nerve. The sensory nerves
are complex enough and are responsible for carrying sensory information from the sensory
organs to the central nervous system and generating many sensations with the help of
neurotransmitters. The nerve radiates along the human body, one of them in the brachial plexus
which is the nerves coming out of the cervical vertebra and into the shoulders and hands. The
brachial plexus is the base of the nerve fibers derived from the C5-T1 spinal cord. In the sensory
nerve mechanism, there is a process called the sensory pathway where a stimulus is delivered up
into the cerebral cortex.

Keywords : Nerveous system, plexus brachii, regio brachii, neurootransmitter.

Abstrak

Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat
(yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antara bagian sistem saraf dengan
lainnya. Saraf membawa impuls dari dan ke otak atau pusat saraf. Sistem saraf merupakan suatu
struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf (neuron) yang berkerja berdasarkan
elektrokimia. Sistem saraf memiliki jenis serabut saraf salah satunya saraf sensorik. Saraf
sensorik yang cukup kompleks dan bertanggung jawab untuk membawa informasi sensorik dari
organ sensorik ke sistem saraf pusat dan menghasilkan banyak sensasi dengan dibantu oleh
neurotransmitter. Saraf menjalar di sepanjang tubuh manusia, salah satunya pada plexus
brachialis yang merupakan saraf-saraf yang keluar dari vertebra cervical dan menuju ke pundak
dan tangan. Plexus brachialis merupakan pangkal dari serabut-serabut saraf yang berasal dari
medulla spinalis C5-T1. Dalam mekanisme saraf sensoris, ada suatu proses yang disebut jaras
sensoris di mana suatu rangsang dihantarkan naik sampai ke korteks serebri.

Kata kunci : Sistem saraf, plexus brachialis, regio brachii, neurotransmitter.


Pendahuluan

Saraf adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat
(yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antara bagian sistem saraf dengan
lainnya. Saraf membawa impuls dari dan ke otak atau pusat saraf. Sistem saraf merupakan suatu
struktur yang terdiri dari komponen-komponen sel saraf (neuron) yang berkerja berdasarkan
elektrokimia.1 Sistem saraf memiliki jenis serabut saraf salah satunya saraf sensorik. Saraf
sensorik yang cukup kompleks dan bertanggung jawab untuk membawa informasi sensorik dari
organ sensorik ke sistem saraf pusat dan menghasilkan banyak sensasi dengan dibantu oleh
neurotransmitter.2 Saraf menjalar di sepanjang tubuh manusia, salah satunya pada plexus
brachialis yang merupakan saraf-saraf yang keluar dari vertebra cervical dan menuju ke pundak
dan tangan.3 Plexus brachialis merupakan pangkal dari serabut-serabut saraf yang berasal dari
medulla spinalis C5-T1. Dalam mekanisme saraf sensoris, ada suatu proses yang disebut jaras
sensoris di mana suatu rangsang dihantarkan naik sampai ke korteks serebri.4

Makalah ini akan membahas mengenai plexus brachialis, sistem saraf, jaras sensoris, mekanisme
saraf plexus brachialis, sensasi dan neurotransmitter. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
PBL Fakultas Kedokteran UKRIDA dan penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini kita
dapat lebih mengetahui mengenai plexus brachialis dan sistemnya.

Sistem Saraf
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf meng-koordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga
mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut
maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi
sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, ingatan,
pikiran, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf
yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.5 Sistem saraf terdiri atas
sistem saraf pusat (CNS) dan sistem saraf perifer (PNS). Sistem saraf pusat merupakan tempat
proses berlangsung dan sistem saraf perifer bekerja mendeteksi dan mengirimkan impuls
elektrokimia yang digunakan pada sistem saraf. Sistem saraf perifer terdiri dari saraf-saraf yang
membawa impuls antara sistem saraf pusat dengan kelenjar, kulit dan organ-organ lain.1,2

Bagian-bagian sistem saraf dapat dikelompokkan berdasarkan struktur atau fungsinya.


Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara strukturai adalah sebagai berikut
1. Sistem saraf sentral /pusat (SSS), meliputi otak (encephalon) dan sumsum tulang belakang
(medulla spinalis).

2. Sistem saraf perifer / tepi (SSP) terdiri dari seluruh saraf di luar SSS, yang meliputi saraf
kranial (nervus cranialis) dan saraf spinal (nervus spinalis). Saraf kranial adalah saraf yang
membawa impuls dari dan ke otak; sedangkan saraf spinal adalah saraf yang membawa pesan-
pesan dari dan ke sumsum tulang belakang.6

Ada tiga jenis serabut saraf yaitu saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Saraf
sensorik yang cukup kompleks dan bertanggung jawab untuk membawa informasi sensorik dari
organ sensorik ke sistem saraf pusat. Saraf motorik menghubungkan sistem saraf pusat dan otot
dalam tubuh, melalui neuron motorik, di mana saraf motorik berasal.2,5

Plexus Brachialis
Saraf tepi dari C5-T1 membentuk Pleksus Brakhialis yang merupakan saraf-saraf yang keluar
dari vertebra cervical dan menuju ke pundak dan tangan, terdiri dari 3 trunkus utama yaitu
trunkus superior (C5,C6), medial (C7) dan inferior (C8,T1). Plexus brachialis berada dalam regio
colli posterior, dibatasi di sebelah caudal oleh clavicula dan terletak di sebelah posterolateral
musculus sternocleidomastoideus, berada di sebelah cranial dan dorsal arteri subclavia, diselingi
oleh musculus omohyoideus venter inferior. Struktur yang berada di superficial adalah musculus
platysma myoideus, nervus superclavicularis, vena jugularis externa, venter inferior musculus
omohyoideus, musculus scalaneus anterior, dan arteri transversa colli.7 Plexus brachialis masuk
ke dalam fossa axillaris bersama-sama arteri axillaris, pada sisi inferolateral musculus pectoralis
minor, di sebelah ventral musculus subscapularis, tampak percabangan terminal dari plexus ini.
Ramus anterior nervus spinalis C5-C6 bersatu membentuk truncus superior. Trancus medius
hanya dibentuk oleh nervus spinalis C7, dan trancus inferior dibentuk oleh nervus spinalis C8
dan T1. Setiap trancus terbagi dua menjadi cabang anterior dan cabang dorsal yang masing-
masing mempersarafi bagian anterior dan posterior extremitas superior.8

Cabang anterior dari truncus superior dan truncus medius bersatu membentuk fasciculus lateralis,
terletak di sebelah lateral arteri axillaris. Cabang anterior dari truncus inferior membentuk
fasciculus medialis, terletak di sebelah medial arteri axillaris. Dan cabang posterior dari ketiga
truncus tersebut membentuk fasciculus posterior, berada di sebelah posterior arteri axillaris.9
Ketiga fasciculus plexus brachialis terletak di atas dan lateral terhadap bagian pertama arteri
axillaris (bagian pertama arteri axillaris terletak dari pinggir lateral iga I sampai atas atas
musculus pectoralis minor dan bagian III terletak dari pinggir bawah musculus pectoralis minor
sampai pinggir bawah musculus teres major).3 Fasciculus medialis menyilang di belakang arteri
untuk mencapai sisi medial bagian II arteri. Fasciculus posterior terletak di belakang bagian
kedua arteri, dan fasciculus lateralis terletak bagian II arteri.4 Jadi fasciculus plexus brachialis
membatasi bagian kedua arteri axillaris yang dinyatakan seperti namanya, Sebagian besar cabang
fasciculus yang membentuk truncussaraf utama ekstremitas superior melanjutkan hubungan
dengan bagian kedua arteri axillaris (lihat gambar 1).9

Gambar 1. Komponen-komponen nervus brachialis antara C5-T1.3,4


Plexus brachialis menerima komponen simpatis melalui ganglion stellatum untuk nervus
spinalis C6-C8, dan melalui ganglion paravertebral T1-T2 untuk nervus spinalis T1 dan T2.4
Terdapat 5 saraf penting yang keluar dari plexus brachialis, yaitu: 1) nervus toracalis longus2)
nervus axillaris, 3) nervus radialis, 4) nervus musculocutaneus,5) nervus medianus, dan 6) nervus
ulnaris. Nervus toracalis longus berasal dari radix plexus brachialis di leher dan masuk axilla
dengan berjalan turun melewati pinggir lateral iga I di belakang arteri aksillaris dan plexus
brachialis. Saraf ini berjalan turun melewati permukaan lateral musculus serratus anterior yang
dipersarafinya.3,4,8

Nervus axillaris merupakan cabang yang besar dari fasciculus posterior. Berada di sebelah dorsal
arteri axillaris. Meninggalkan fossa axillaris tanpa memberi persarafan di sisi nervus axillaris
berjalan antara musculus subscapularis dan musculus teres minor, berada di sebelah lateral caput
longum musculus triceps brachii, berjalan melalui fissura axillaris lateralis bersama-sama dengan
arteri circumflexa humeri posterior, nervus axillaris terletak bersandar pada collum chirurgicum
humeri.4

Nervus radialis adalah cabang terbesar plexus brachialis, merupakan lanjutan dari fasciculus
posterior dan terletak di belakang arteri axillaris. Sebelum meninggalkan axilla, saraf ini
mempercabangkan saraf untuk caput longum dan caput medial musculus triceps dan nervus
cutaneus brachii posterior.3 Berjalan menyilang pada tendo musculus latissimus dorsi, melewati
tepi caudal musculus teres major, di antara caput longum musculus triceps brachii dan humeris.
Saraf ini berjalan ke distal melingkari humerus, berada di dalam sulcus spiralis bersama dengan
arteria profunda brachii. Tiba pada sisi lateal brachium nervus radialis menembusi septum
intermusculare lateral, berjalan di antara musculus brachialis dan musculus coracobrachialis, di
sebelah ventral epicondylus lateralis humeri, terbagi menjadi ramus superficialis dan ramus
profundus.8,9 Ramus superficialis nervi radialis merupakan lanjutan dari nervus radialis, berjalan
pada sisi lateral antebrachium, ditutupi oleh musculus brachioradialis. Setelah mencapai facies
dorsalis pergelangan tangan, nervus ini bercabang dua mementuk ramus lateralis dan ramus
medialis. Ramus lateral kecil dan mempersarafi kulit bagian radialis. Ramus medialis
mengadakan anastomose dengan cabang-cabang nervus cutaneus antebrachii lateralis dan ramus
dorsalis nervi ulnaris, selanjutnya membentuk 4 buah nervus digitalis dorsalis, yang
mempersarafi sisi ulnaris jari I, sisi radialis jari II, sisi ulnaris jari III dan sisi radialis jari III, sisi
ulnaris jari III dan sisi radialis jari IV.3,8
Nervus musculocutaneus merupakan cabang dari fasciculus lateralis dan berpusat pada medulla
spinalis segmen C5-C7, mempersarafi musculus coracobrachialis, dan meninggalkan axilla
dengan menembus otot tersebut. Saraf ini meninggalkan terpi lateral musculus biceps brachii,
menembus fascia dan melanjutkan diri sebagai nervus cutaneus antebrachia lateralis, yang
mempersarafi permukaan lateral region anterbrachium.3,4,9

Nervus medianus dibentuk oleh radix superior dari fasciculus lateralis dan radix inferior dari
fasciculus medialis, berada di sebelah lateral arteria axillaris. Dibentuk oleh serabut saraf yang
berpusat pada medulla spinalis segmental C5-T1.4 Sepanjang brachium, nervus medianus
berjalan berdampingan dengan arteria brachialis, mula-mula berada di sebelah lateral, lalu
menyilang di sebelah ventral arteria tersebut kira-kira pada pertengahan brachium, selanjutnya
memasuki fossa cubiti dan berada di sebelah arteria brachialis.8 Di dareah brachium nervus ini
tidak memberi percabangan. Memasuki daerah antebrachium, nervus medianus berada di antara
kedua caput musculus pronator teres, berjalan ke distal di bagian medial antebrachium, oleh
karena itu disebut nervus medianus, berada di sebelah profunda musculus flexor digitorum
sublimis. Di regio antebrachium, nervus ini mempersarafi musculus flexor pollicis longus, pars
lateralis musculus flexor digitorum profundus, dan m musculus pronator quadratus.4,9

Nervus ulnaris merupakan cabang utama dari fasciculus medialis, berada di sebelah medial arteri
axillaris, selanjutnya berada di sebelah medial arteri brachialis.3 Pada pertengahan brachium,
saraf ini berjalan ke arah dorsal menembus septum intermusculare medial, berjalan terus ke
caudal dan berada pada facies dorsalis epicondylus medialis humeri, yaitu di dalam sulcus nervi
ulnaris humeri.8 Di daerah brachium nervus ulnaris tidak memberi percabangan. Saraf ini masuk
regio anterbrachium dengan melewati celah antara kedua caput musculus flexor carpi ulnaris,
lalu berjalan di antara musculus flexor carpi ulnaris dan musculus flexor digitorum profundus.4
Di sebelah distal pertengahan antebrachium, nervus ulnaris memberi dua cabang cutaneus,
yaitu;4,8,9 1) ramus dorsalis yang berjlaan ke dorsal, berada di sebelah parofunda tendo musculus
flexor carpi ulnaris, mempersarafi kulit pada sisi ulnaris manus dan facies dorsalis 1 jari,
sejauh phalanx intermedia;8 2) ramus palmaris yang mempersarafi kulit sisi ulnaris pergelangan
tangan dan manus. Pada regio manus, nervus ulnaris terbagi ke dalam ujung-ujung terminal,
yaitu;9 1) ramus superficialis yang mempersarafi musculus palmaris brevis, lalu terbagi dua
membentuk nn.digitales palmares communes. Cabang ini mempersarafi kulit 1 jari bagian
medial, pada facies palmaris seluruhnya dan pada facies dorsalis sampai phalanx distalis;42)
ramus profundus yang berjalan bersama dengan arteri ulnaris, mempersarafi otot-otot
hypothenar, memberi dua buah cabang yang masing-masing menuju ke ruang interossea, bersifat
motoris untuk mm.interossei. Juga mempersarafi kedua otot lumbricales bagian medial. Ramus
profundis ini berakhir dengan mempersarafi musculus adductor pollicis dan musculus interosseus
palmaris I (lihat gambar 2).4

Mekanisme Sensoris
Saat memasuki medulla spinalis, serabut-serabut saraf sensorik dengan berbagai ukuran
dan fungsi di pilah-pilah dan dipisahkan menjadi berkas-berkas atau tractus-tractus saraf di
substantia alba. Beberapa serabut saraf berperan untuk menghubungkan segmen-segmen medulla
spinalis yang berbeda, sedangkan serabut lain naik dari medulla spinalis ke pusat-pusat yang
lebih tinggi sehingga mengubungkan medulla spinalis dengan otak.10 Berkas-berkas serabut yang
berjalan keatas inidisebut tractus ascendens. Tractus-tractus ascendens mengantarkaninformasi
aferen, baik yang dapat maupun tidak dapat disadari. Informasi ini dapat dibagi menjadi 2
kelompok utama, yaitu: (1) informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh, seperti nyeri,
suhu, dan raba; serta (2) informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh, misalnya dari
otot dan sendi.Secara umum anatomi jaran asenden adalah sebagai berikut:Sinyal sensoris
biasanya berjalan melewati tiga neuron dari tempat asal mereka di reseptor menuju tujuan
mereka di area sensoris yang ada di otak.4 Neuron yang pertama akan mendeteksi stimulus dan
mentransimisikan sinyal tersebut menuju medulla spinalis atau ke otak, apabila ditransmisikan
menuju medulla spinalis, maka akan melalui radix dorsalis dan dilanjutkan secaraipsi lateral
menuju fasukulus cuneatus di medulla spinalis,dari medulla spinalis,sinyal diteruskan menuju
medulla oblongata masih oleh neuron yang pertama, di medulla oblongata, sinyal akan diterima
di nucleus cuneatus dan dari nucleus cuneatus diteruskan oleh neuron yang kedua yang akan
melanjutkan sinyal tersebut menuju ke thalamus yang berada di ujung atas dari batang
otak,sebelum menuju ke thalamus, sinyal tersebut dibawa oleh neuron yang ke dua menuju
lemniscus medial yang berada di medulla oblongata,dan selanjutnya sinyal diteruskan menuju
mesencephalon, di mesencephalon sinyal akan melewati lemnicus medial yang berada di
mesencephalon dan akhirnya menuju thalamus. Dan neuron yang ke tiga akan membawa sisa
sinyal dari thalamus menuju area sensoris yang berada di korteks cerebri atau gyrus postsentralis.
Di sanalah ditentukan jenis gerakan atau posisi tubuh yang diinginkan.9-12,14

Sensasi
Sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari
lingkungan) melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal
neural yang bermakna.10 Sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan) melalui indera
dan sensasi lebih cenderung hubungannya dengan perasaan. Alat indera yang kita kenal ada 5
yaitu;7,9 indera penglihatan, indera pendengaran, peraba, pengecap, dan pembau. Kelima indra ini
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor.
Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau
karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.9

Indera Somatik
Indera somatik adalah mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi sensorik dari tubuh.
Sensasi ini berlawanan dengan indera khusus yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan keseimbangan. Indera somatik dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe fisiologis
yaitu:9,10 1) indera somatik mekanoreseptif, 2) indera termoreseptif, 3) indera rasa nyeri. Indera
somatik mekanoreseptif yang meliputi sensasi taktil dan posisi (proprioseptif) yang dapat
dirangsang oleh pemindahan secara mekanis berberapa jaringan tubuh. Indera termoreseptif yang
berguna untuk mengetahui atau mendeteksi peningkatan atau penurunan suhu. Indera rasa nyeri
yang berguna untuk mendeteksi jaringan atau pelepasan molekul-molekul perantara nyeri.

Indera Taktil
Indera taktil meliputi indera raba, tekan, getaran, dan gatal, sedangkan indera posisi meliputi
indera posisi statis dan kecepatan pergerakan, klasifikasi lain sensasi somatik. Sensasi somatik
juga sering dikelompokkan bersama dalam kelas lain yang tidak saling terpisah satu sama lain,
yakni sebagai berikut: 1) Sensasi eksteroreseptif, 2) Sensasi propioseptif, 3) Sensasi viceral10,11

Sensasi eksteroreseptif yaitu sensasi yang berasal dari permukaan tubuh atau stimulasi terhadap
struktur permukaan tubuh misanya, kulit dan jaringan subkutis, serta struktur yang lebih dalam
termasuk otot, fasia dan tendon.10 Sensasi propioseptif yang berhubungan dengan keadan fisik
tubuh, meliputi modalitas sensorik yang disalurkan mencakup perabaan diskriminatif (halus,
terlokalisasi secara jelas), perabaan kasar (lokalisasi kurang jelas), tekanan, getaran, sensasi
posisi, sensasi tendon dan otot, sensasi tekan yang berasal dari tapak kaki, dan sensasi
keseimbangan tubuh, yang umumnya ditentukan sebagai suatu sensasi khusus dari pada suatu
sensai somatik.11 Sensasi viceral yaitu sensasi yang berasal dari rangsangan visera tubuh,
secarakhusus istilah ini sering dipakai untuk menyatakan sensasi yang berasal dari organ dalam
(struktur yang berasal dari endoderm).10
Walaupun sensasi raba, tekan dan getaran seringkali digolongkan secara terpisah, namun semua
sensasi ini dapat dideteksi oleh jenis reseptor yang sama, terdapat tiga prinsip yang berbeda
diantara ketiganya yaitu;9-111) sensasi raba umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor
taktil yang terdapat di kulit, 2) sensasi tekan umumnya disebabkan oleh adanya perubahan pada
jaringan yang lebih dalam, 3) sensasi getaran umumnya disebabkan oleh sinyal sensorik yang
datang berulang-ulang, tapi beberapa dari reseptor yang sama digunakan juga untuk rasa raba
dan tekan, khususnya jenis reseptor yang beradaptasi cepat.

Dari semua jenis reseptor taktil, paling sedikit dikenal lima jenis reseptor mekanoreseptor, tapi
sebenarnya masih banyak reseptor taktil yang serupa.12Beberapa sifat-sifat khususnya adalah
sebagai berikut:10,12 1) ujung saraf bebas (free nerve endings), 2) badan meissner, 3) diskus
merkel, 4) ujung organ ruffini (end-organ ruffini), dan 5) badan paccini. Ujung saraf bebas (free
nerve endings) yang dapat dijumpai di semua bagian kulit dan jaringan-jaringan lainya, dapat
mendeteksi rabaan dan tekanan. Contohnya, kontak dengan cahaya pada kornea mata, yang tidak
mengandung jenis ujung saraf lain kecuali ujung saraf bebas, namun demikian dapat merasakan
sensasi raba dan sensasi tekan. Badan meissnermerupakan juluran saraf bermielin yang dapat
merangsang serabut saraf besar bermielin (jenis A).13 Didalam selaput ini terdapat
banyak percabangan ujung flament saraf. Badan Meissner adalah reseptor berkapsul yang dapat
beradaptasi dan ditemukan di bagian kulit tak berambut (glabrosa) misalnya ujung jari dan bibir
yang merupakan bagian-bagian yang sangat peka bahkan terhadap ransang sentuh yang paling
ringan, serta daerah kulit lain sehingga orang mampu membedakan sifat-sifat ruang dari sensasi
raba yang sangat berkembang. Badan Meissner dapat beradaptasi dalam waktu satu per-detik
sesudah dirangsang, yang berarti bahwa reseptor ini sangat peka sekali terhadap gerakan objek
yang sangat sedikit di atas permukaan kulit, seperti juga terhadap getaran berfrekuensi
randah.1,14Diskus merkel (yang dikenal sebagai expanded tip receptor) merupakanr eseptor taktil
yang ujungnya meluas atau melebar. Bagian kulit yang berambut juga mengandung cukup
banyak ujung reseptor yang melebar, walaupun bagian kulit ini hampir sama sekali tak
mengandung badan meissner. Jenis reseptor ini berbeda dengan badan meissner karena jenis
reseptor ini menjalarkan sinyal yang pada mulanya kuat namun daya adaptasinya hanya sebagian
dan untuk senjutnya sinyal yang dijalarkan itu lebih lemah namun daya adaptasinya lambat. 13
Oleh karena itu, reseptor ini berperan dalam menjalarkan sinyal tetap yang dapat menyebabkan
orang dapat terus-menerus menentukan macam perabaan suatu objek pada kulitnya. U'ung organ
ruffini (End-organ ruffini) dimana ujung saraf berkapsul yang terletak di kulit dan jarigan yang
lebih dalam, ujung organ ruffini bercabang banyak, ujungnya bermielin. Adaptasi organ ini
sangat kecil, sehingga reseptor ini berguna untuk menjalarkan sinyal perubahan bentuk kulit
dan jaringan yang lebih dalam yang datang secara terus-menerus, misalnya sinyal panas dan
tekan yang besar dan datang terus-menerus. Reseptor ini juga dapat dijumpai pada selaput sendi
dan membantu menjalarkan sinyal tentang besar derajat rotasi sendi. Badan Paccini terletak tepat
di bawah kulit dan juga di jaringan fasia tubuh. Reseptor ini hanya dapat diransang oleh
pergerakan jaringan yang cepat karena reseptor ini dapat beradaptasi dalam waktu satu per-
sekian ratus detik. Oleh karena itu, reseptor ini terutama berguna untuk mendeteksi
getaran jaringan atau perubahan mekanis yang tepat pada jaringan.9-14

Jaras Saraf Sensoris ke Sistem Saraf Pusat


Hampir seluruh informasi sensorik yang berasal dari segmen somatik tubuh memasuki medula
spinalis melalui saraf-saraf spinal pada radiks dorsalis (dengan pengecualian beberapa serabut
kecil dengan kepentingan yang masih dipertanyakan yangmemasuki radiks ventaralis). Biarpun
begitu, dari titik masuk pada medula spinalis ini dan kemudian ke otak, sinyal sensorik akan
dibawa memalui salah satu dari dua jaras sensorik bolak balik yaitu sistem columna dorsalis-
lemniskus medialis dan sistemanterolateral. Kedua sistem ini akan bersilangan lagi di setinggi
thalamus.1,9,13

Sistem columna dorsalis-lemniskus medialis, sesuai dengan namanya, terutama menjalarkan


sinyal dalam columna dorsalis medula spinalis dan selanjutnya, setelah bersinaps dan menyilang
ke sisi berlawanan dalam medula akan naik melalui lemniskus medialis di batang otak menuju
talamus. Sebaliknya, sinyal dalam sistem anterolateral, setelah keluar dari radiks dorsalis
substansia grisea medula spinalis akan menyilang kesisi yang berlawanan dan naik melalui
substansia alba anterior dan lateral medula spinalis untuk berakhir pada batang otak disemua
ketinggian dan juga di talamus.9,12,13

Sistem columna dorsalis-lemniskus medialis terdiri atas serabut-serabut saraf besar bermielin
yang menjalarkan sinyal ke otak dengan kecepatan 70 sampai 110 m/detik, sedangkan sistem
anterolateral terdiri atas serabut saraf bermielin yang lebih kecil yang akan menjalarkan sinyal
dengan kecepatan beberapa meter per detik sampai 40 m/detik.12,14 Perbedaan lain antara kedua
sistem ini adalah bahwa serabut- serabut saraf dalam sistem columna dorsalis-lemniskus medialis
mempunyai sifat orientasi ruang yang sangattinggi sesuai dengan asal serabut saraf itu,
sedangkan sistem anterolateral mempunyai sifat orientasi ruang yang jauh lebih kecil.11

Perbedaaan ini akan mempengaruhi jenis informasi sensorik apa yang dapat dijalarkan oleh
kedua sistem di atas. Yakni informasi sensorik yang harus dijalarkan dengan cepat dan dalam
waktu yang singkat terutama akan dijalarkannya oleh sistem columna dorsalis-lemniskus
medialis, sedangkan informasi yang tak perlu dijalarkan dengan cepat atau dengan tempo yang
lama terutama dijalarkan oleh sistem anterolateral.14 Sistem anterolateral mempunyai
kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yakni kemampuan untuk
menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas, misalnya sensasi nyeri, hangat, dingin dan taktil
yang kasar.10 Jenis-jenis sensasi yang dapat dijalarkan oleh kedua sistem tersebut antara lain;9,11-
14
1) sistem columna dorsalis-lemniskus medialis: a) sensasi raba membutuhkan rangsangan
dengan derajat lokalisasi tinggi, b) sensasi raba membutuhkan penjalaran impuls dengan
intensitas gradiasi yang halus, c) sensasi fasik, misalnya sensasi getaran, d) sensasi terhadap
sinyal gerakan pada kulit, e) sensasi posisi tubuh, dan f) sensasi tekan yang berkaitan derajat
penentuan intensitas tekanan; 2) sistem anterolateral: a) rasa nyeri, b) sensasi termal yang
meliputi sensasi hangat dan dingin, c) sensasi raba dan tekan kasar yang mampu menetukan
tempat perabaan dan tempat penekananya pada tubuh, d) sensasi geli dan gatal, dan f) sensasi
seksual.11-14
Jaras Perjalanan Sistem Lamniskal Medialis
Serabut-serabut saraf yang memasuki columna dorsalis akan melewati columna
naik menuju medulla dorsalis, tempat serabut-serabut ini akan bersinaps pada nuclei columna
dorsalis (nuclei grasilis dan nuclei kuneatus). Dari nuclei tersebut, neuron tingkat kedua akan
segera menyilang ke sisi yang berlawanan batang otak dan akan naik melewatilemniskus
medialis ke thalamus.1 Dalam jaras yang melewati batang otak ini, setiaplemniskus medialis
bergabung dengan serabut-serabut tambahan yang berasal dari nucleus sensorik utama nervus
trigeminal, serabut-serabut ini akan membantu fungsi sensorik yang sama untuk kepala seperti
serabut columna dorsalis membantu untuk tubuh.13
Di thalamus serabut lemniskus medialis berakhir pada daerah penyiaran
sensorik thalamus, dikenal sebagi kompleks ventrobasal ini, ada penjuluran serabut saraf
tingkatketiga. Yakni yang terutama menuju gyrus postcentralis dari korteks serebri yang disebut
area somatosensorik I, serabut-serabut ini juga menjulur ke area yang lebih kecil pada korteks
parietal lateralis yang disebut area somatosensorik II.11,12,14

Jaras Perjalanan Sistem Anterolateral


Serabut-serabut anterolateral medulla spinalis terutama berasal dari cornu dorsalis lamina
I, IV, V, dan VI.3 Lamina ini merupakan tempat berakhirnya sebagian besar serabut-serabut saraf
sensorik radiks dorsalis setelah memasuki medulla spinalis. Selanjutnya, serabut-serabut
anterolateral akan menyilang tepat pada komisura anterior medulla spinalis menuju columna alba
anterior dan lateral sisi yang berlawanan, tempat serabut-serabut itu akan naik ke otak melalui
jalur traktus spinotalamikus anterior dan traktus spinotalamikus lateral.13
Ujung-ujung atas dua traktus spinotalamikus tersebut terutama ada dua, yaitu; 1) melalui
nuclei retikulas batang otak, dan 2) dalam kedua macam kompleks nuclei talami yang berbeda,
yakni kompleks ventrobasal dan nuclei intralaminar. Pada umumnya, sinyal taktil akan
dijalarkan terutama ke dalam kompleks ventrobasal berakhir pada beberapa nuclei talami yang
sama, tempat sinyal taktil columna dorsalis berakhir. Dari sini sinyal taktil akan dijalarkan ke
korteks somatosensorik bersama dengan sinyal-sinyal yang berasal dari columna dorsalis.11,13
Sebaiknya, hanya sebagian sangat kecil sinyal nyeri yang diproyeksikan langsung pada
kompleks ventrobasal talami. Justru sebagian besar sinyal nyeri berakhir di nuclei retikularis
batang otak dan dari sini akan di sebarkan ke nuclei intralaminar talami, tempat sinyal rasa nyeri
akan diolah lebih lanjut.14

Neurotransmitter
Sel-sel pada sistem saraf umumnya berkomunikasi dengan melepaskan molekul sinyal.2
Molekul yang dilepaskan ini akan berkontak dengan molekul reseptor yang terdapat pada
membran sitoplasma sel sasaran dan menimbulkan suatu respons dari sel sasaran. Molekul sinyal
ini dikenal sebagai neurotransmitter.9,11 Neurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dilepaskan
oleh bagian presinaps ke bagian post sinaps untuk menghantarkan impuls dari suatu neuron ke
neuron lain. Beberapa jenis neurotransmitter umum dan fungsi reseptornya dapat dilihat pada
Tabel 1.2,11,14

Etiologi dan Patofisiologi pada Plexus Brachialis


Saraf-saraf yang mencakup plexus brachial berjalan dibawah kulit leher dan aksilla,
sehingga rentan terhadap trauma. Ketika leher dan tangan terkena pada saat trauma (misalnya
pada kecelakaan mobil, motor, dan saat jatuh) maka saraf-saraf tersebut tertarik dan robek satu
sama lain. Jika kekuatan dorongan sangat hebat maka saraf dapat tertarik keluar dari tempat
asalnya yaitu medulla spinalis. Selain itu penyebab cedera plexus brachialis juga dibedakan
berdasarkan mekanisme trauma, antara lain: 1) cedera akibat traksi /traumatic traction injuries,
2) trauma penetrasi dan 3) kelemahan.15
Cedera akibat traksi /traumatic traction injuries merupakan penyebab yang
terbanyak cedera plexus brakhialis yang disebabkan oleh dislokasi bahu atau tangan kearah
bawah karena adanya tarikan yang kuat, seringkali disertai fleksi lateral leher pada arah yang
berlawanan. Hal ini biasanya terjadi kecelakaan kendaraan bermotor khususnya motor.Trauma
penetrasi pada bahu atau leher-luka trauma akibat tusukan pisau, laserasi kaca, atau luka tembak
pada regio supra atau infraklavikula menyebabkan kontusio atau robeknya plexus brachialis.
Karena letak pembuluh darah subklavia dan jugular eksternal yang lebih proksimal maka dapat
pula terkait dengan cedera pembuluh darah.Kelemahan yang terkait dengan kelahiran-cedera
pada plexus brachialis yang terjadi akibat dengan kelahiran. Hal ini umumnya terkait dengan
berat bayi besar dan distosia bahu, bayi lahir normal dengan presentasi bokong, ataupun pada
persalinan dengan partus.Penyebab yang jarang antara lain trauma tumpul pada bahu, lesi
kompresi, radiasi, dan neoplasma.15

Kesimpulan

Kesemutan dan gangguan gerak yang dialami disebabkan karena gangguan fungsi sensorik
yang terjadi sebagai akibat dari lesi pada plexus brachialis. Berdasarkan teori struktur dan fungsi
sensoris, hipotesis dibenarkan. Jika pada jaras sensoris tersebut mengalami gangguan, maka
sensasi-sensasi yang telah disebutkan juga mengalami gangguan, misalnya mengalami rasa baal,
tidak merasakan panas-dingin, dan efek lainnya.

Daftar Pustaka

1. Feriyawati R. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi Kontraksi Otot
Rangka. Diunduh dari : http://library.usu.ac.id/download/fk/06001194.pdf. 23 April 2017
2. Neurotransmitter. Edisi 2010. Diunduh dari: http://www.scribd.com/doc/31849181/b6-
neutransmiter-PBL, 23 April 2017.
3. Foster M. Traumatic brachial plexus injuries. United states: Emedicine; 2011. p. 1-4.
4. Putz R, Pasbt R. Upper limb. In: Atlas of human anatomy. Vol 1. Germany: Elsevier Inc;
2006. p. 215-44.
5. Jusuf AA, Antarianto RD. Aspek histologis dalam neurosains. Edisi 2009. Diunduh dari:
staff.ui.ac.id/NeurohistologiMODULNEUROSCIENCE-2009.doc, 23 April 2017.
6. Peta saraf manusia. Edisi 2011. Diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf, 23 April 2017.
7. Diah M. Sistem saraf tepi dan saraf somatik. Edisi 2010. Diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/52471266/72/B-SISTEM-SARAF-TEPI-1-SARAF-
SOMATIK, 23 April 2017.
8. Snell RS. Neuroanatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-5. Jakarta: EGC;
2001. h.54-109.
9. Kasim Y, Salim D, Winata H, Sumadikarya IK. Neuroscience. Jakarta: FK UKRIDA;
2015
10. Sherwood L. The pheripheral nervous system afferent division; special sense. In: Human
physiology from cells to system. 9th ed. Canada: Lengage learning; 2013. p. 182-4.
11. Hall JE, Guyton C. Guyton and hall textbook of medical physiology. Philadelphia:
Elsevier Inc; 2016.
12. Sherwood L. Human physiology. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2007.
13. Khurana I. Nervous system. India: Elsevier Inc; 2012.
14. Guyton C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2007.
15. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi corwin. Jakarta: EGC;2009.h.226-8.

You might also like