You are on page 1of 2

1.

Pre Operasi
Pre operasi meliputi sterilisasi alat bedah, persiapan hewan, persiapan obat-obatan,
persiapan operator serta persiapan ruang operasi. Sterilisasi pada alat-alat bedah bertujuan
untuk menghilangkan seluruh mikroba yang terdapat pada alat-alat bedah, agar tidak
mengkontaminasi pasien dan yang dapat membuat proses kesembuhan terhambat
(Kartohatmodjo, 2008).
Peralatan bedah minor yang disterilisasi meliputi: allis tissue forcep, towel clam, scapel
handel, pinset anatomis dan cirrurgis, arteri clam, drape, dan tampon dimana alatalat bedah
ini disterilisasi panas sedangkan alat lain seperti needle holder, gunting tumpul-tumpul dan
gunting tajam-tumpul disetril dengan menggunakan alkohol 70%. Pembungkusan alatalat
bedah yang disterilkan panas dibungkus dengan kertas koran, selanjutnya bungkusan koran
tersebut dibungkus secara rapat sehingga semua bagian tertutup rapat, dan drape dan tampon
yang dibungkus dengan kertas koran berbeda selanjutnya dimasukkan kedalam oven steril
dengan suhu 100oC selama 60 menit. Setelah alat selesai disterilisasi alat dikeluarkan,
dimasukkan ke dalam near beker yang sudah berisi lautan iodine (direndam alat bedah
dalam larutan iodine) dan ditata dimeja operasi dengan peralatan operasi lainnya.
Persiapan obat-obatan harus disiapkan sebelum memulai operasi, mulai dari menghitung
volume obat yang akan diberikan pada hewan, obat premedikasi, anestesi, antibiotic,
analgesic dll. Anestesi (campuran xylazin dan ketamin) diberikan 15 menit setelah
pemberian premedikasi. Menurut Theresa (2007), premedikasi dengan atropine sulfat
dengan dosis 0,04 mg/kg BB. Anestesi dengan Ketamin dosis 10 mg/kg BB dan xlazin dosis
2 mg/kg BB.
Persiapanpersiapan yang dilakukan pada hewan meliputi pemeriksaan fisik,
pemeriksaan status tubuh hewan, dan dapat juga dengan dilakukan sinar X pada hewan.
Hewan harus dipuasaka selama 8 sampai 12 jam, hal ini dilakukan untuk mengosongkan
lambung dan kantung kemih, sehingga setelah selesai diberi anastesi umum hewan tidak
akan muntah. Pemeriksaan fisik hewan yang dilakukan sebelum operasi yaitu suhu tubuh,
pulsus, respirasi. Tahapan selanjutnya adalah hewan dihandling, kemudian diberikan
premedikasi dengan atropin sulfat melalui subkutan. Tahap ini bertujuan untuk
menenangkan kucing saat diberi anestesi, mengurangi dosis anestesi, dan mengurangi efek
samping anestesi. Kemudian kucing diinduksi anestesi menggunakan campuran ketamin dan
xylazin melalui intramuscular, pemberian anestesi untuk menghilangkan kesadaran kucing
dan menghilangkan rasa sakit. Preparasi hewan dimulai dengan menyukur rambut pada
daerah yang akan di incise. Setelah itu, daerah di sekitar incisi dibersihkan dengan alkohol
70% dan dikeringkan dengan tampon kemudian diberikandengan iodine tincture. Hewan di
restrain diatas meja. Keempat kaki dapat diikat ke ujungujung meja menggunakan sumbu
kompor. Kemudian mulut hewan disumpal dengan tampon. Bagian sekitar incisi ditutup
dengan duk dan dijepit dengan duk clamp agar menempel dengan kulit untuk memudahkan
dalam proses laparotomi.
Syarat ruang operasi yang digunakan antara lain adalah ruang operasi harus bersih, semua
peralatan yang ada dalam ruang operasi dibersihkan, lantai dan meja operasi dibersihkan dan
didesinfektan, di dalam ruang operasi disiapkan alas kaki yang khusus digunakan hanya di
ruang operasi, ruang operasi harus mendapat penerangan yang cukup dan lampu operasi
harus disediakan.
Persiapan operator dan asisten dimulai dengan mencuci kedua tangan dengan sabun dan
dibilas pada air yang mengalir. Pencucian dimulai dari ujung jari yang paling steril
kemudian dibilas dengan arah dari ujung jari ke lengan. Setelah selesai mencuci tangan dan
membilasnya. Tanga yang masih basah dikeringkan diudara. Kemudian teman yang lain
memakaikan glove dan masker. Setelah semua langkah dilalui, operasi dapat dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Kartohatmodjo, S. 2008. Teknik Penjahitan Luka. EGC: Jakarta.

Theresa, W., Fossum, et all. 2007. Small Animal Surgery 3rd Edition. Mosby Elsevier.
Missouri.

You might also like