Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Tegal City, Tegal Regency and Brebes Regency are strategic area where Pantura Jawa are in it. But the
strategic location is potential for the occurrence of traffic accidents. Data gathered from the Police shows that
a high number of accidents are followed by a high fatality as a result of the accident. This research concerns
to post-crash treatment, in this case focused on the participation of people near the area of the accident.
Within the result, it could be acknowledged that people in the Pantura Tegal-Brebes road still do not
understand about the guidelines for first aid post-crash. Spatial approach using maps and Geographic
Information System are used to make it easier for people reading the map of health facility radius when the
accidents occur and give post-crash treatment, so it will not cause fatalities or serious injuries.
Abstrak
Daerah Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes merupakan daerah strategis yang dilewati oleh
jalur Pantura Jawa. Namun lokasi yang strategis ini berpotensi terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Data yang dihimpun dari Kepolisian Resor sekitar menunjukkan bahwa tingginya angka kecelakaan yang
terjadi diikuti dengan tingginya fatalitas akibat kecelakaan tersebut. Penelitian yang dilakukan ini mengenai
penanganan pasca kecelakaan, dalam hal ini dititikberatkan pada partisipasi masyarakat sekitar daerah
terjadinya kecelakaan. Dari hasil analisis diketahui bahwa masyarakat di jalur Pantura Tegal-Brebes masih
belum mengerti tentang langkah/pedoman pertolongan pertama pasca kecelakaan. Pendekatan spasial dengan
pemanfaatan penggunaan peta dan sistem informasi geografis digunakan untuk memudahkan masyarakat
dalam membaca peta radius fasilitas kesehatan saat berhadapan dengan kejadian kecelakaan dan penanganan
korban kecelakaan sehingga tidak menimbulkan fatalitas atau cidera yang lebih serius.
Kata Kunci: Paska kecelakaan, Peran masyarakat, Peta radius fasilitas kesehatan, SIG
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daerah Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes merupakan daerah strategis
yang dilewati oleh jalur Pantura Jawa yang berpotensi terhadap terjadinya kecelakaan lalu
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
lintas. Berdasarkan data Kepolisian Resor Tegal Kota pada Tahun 2012 terjadi 320
kejadian kecelakaan, 38 meninggal dunia, 11 luka berat, dan 441 mengalami luka ringan.
Sedangkan data yang dihimpun Kepolisian Resor Brebes Tahun 2014 sampai bulan
September juga menunjukkan tingginya angka kecelakaan yaitu 433 kejadian dengan 20
orang meninggal dunia.
Tingginya angka kecelakaan yang diikuti dengan tingginya angka fatalitas memerlukan
kajian lebih lanjut. Penelitian mengenai penanganan paska kecelakaan yang dilakukan ini,
menitikberatkan pada partisipasi masyarakat sekitar daerah terjadinya kecelakaan. Hal ini
sejalan dengan UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan Pasal 232 point
a: Bahwa setiap orang yang mendengar, melihat, dan/atau mengetahui terjadinya
Kecelakaan Lalu Lintas wajib memberikan pertolongan kepada korban Kecelakaan Lalu
Lintas dan pelaksanaan lima pilar keselamatan sesuai Inpres 4 tahun 2013, terutama
berkaitan dengan pilar 5 yaitu penanganan paska kecelakaan.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan
mayarakat terhadap penanganan paska kecelakaan di jalan raya serta pemodelan yang tepat
sebagai strategi pencegahan fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas yang efektif dilakukan
oleh masyarakat.
Tinjauan Pustaka
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi fatalitas merupakan
kematian. Sedangkan berdasarkan klasifikasi kecelakaan menurut Pd. T-02-2005-B tentang
Perhitungan Besaran Biaya Kecelakaan Lalu Lintas (Puslitbang Prasrana Transportasi,
2005) kecelakaan fatal merupakan suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka sangka
dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya
mengakibatkan korban mati/meninggal dunia. Korban mati (fatality), sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, adalah
korban yang pasti mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling
lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.
Jumlah kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban meninggal di Indonesia setiap
tahunnya cenderung masih sangat tinggi. Pada Tahun 2030, diperkirakan kecelakaan lalu
lintas di jalan akan menjadi penyebab kematian nomor 5 di dunia. Atas keprihatinan
kondisi yang ada saat ini, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meluncurkan Decade of
Action for Road Safety (Dekade Aksi Keselamatan Jalan) dan Indonesia sangat mendukung
langkah PBB tersebut. Dekade Aksi Keselamatan Jalan (DAKJ) yang memiliki rentang
waktu 10 tahun (2010-2020), memiliki lima pilar yakni manajemen keselamatan jalan,
infrastruktur, kendaraan yang lebih menjamin kesehatan, perilaku pengguna jalan, dan
penanganan pasca kecelakaan (Kemenhub RI, 2011). Hal tersebut ditindak lanjuti oleh
Pemerintah Indonesia dengan menerbitkan pelaksanaan lima pilar keselamatan sesuai
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
dengan Inpres 4 Tahun 2013, terutama berkaitan dengan pilar 5 yaitu penanganan paska
kecelakaan.
Hanya segelintir pengguna jalan raya saja yang mengerti bagaimana memberikan
pertolongan pertama. Kebanyakan masyarakat tidak mengerti cara melakukan pertolongan
pertama karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan pertolongan pertama yang sulit
dimengerti (Anwar, 2014).
Prahasta (2002) mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai suatu teknologi
baru yang pada saat ini menjadi alat batu yang sangat penting dalam menyimpan,
memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi kondisi alam dengan
bantuan data atribut dan spasial SIG mempunyai kemampuan untuk memasukan,
menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,
menganalisis dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. Banyak
implementasi dari SIG berhasil menunjukkan peningkatan dan perbaikan yang signifikan
pada proses pengambilan keputusan karena GIS dapat menyediakan informasi kuantitatif
dan kualitatif yang dibutuhkan pada proses perencanaan transportasi.
Metodelogi Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tahapan sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi literatur diperlukan sebagai acuan penelitian setelah subyek ditentukan. Studi
literatur juga merupakan landasan teori yang mengacu pada buku-buku, pendapat, dan
teori-teori yang berhubungan dengan penelitian.
2. Observasi Awal
Observasi awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui data yang akan diambil
mempunyai validasi yang layak untuk diteliti.
3. Pemilihan Sampel
Pemilihan sampel pada penelitian ini mengambil data dari populasi yang terbatas (limit
population) dengan menggunakan metode purposive sampling. Maksud dari sampling
tersebut adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar dalam rancangan dari teori
yang muncul.
4. Pembuatan Kuesioner
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu
biodata responden dan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penanganan
pascakecelakaan
Dari hasil uji diketahui bahwa hasil Q-Q Plot menunjukkan distribusi titik-titik yang
mendekati garis yang bisa dikatakan data tersebut normal. Berikut seperti ditunjukkan pada
gambar 3.
Berdasarkan data yang diperoleh mengenai tingkat pendidikan kemudian dikaitkan secara
crosstab (Chi-Square) dengan pengetahuan masyarakat mengenai tingkat penanganan
pasca kecelakaan.
Tabel 2 Hasil Uji Chi-Square Hubungan Antara Pendidikan dan Pengetahuan Penanganan
Value Df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 9.802a 8 .279
Likelihood Ratio 8.895 8 .351
Linear-by-Linear Association .121 1 .728
N of Valid Cases 300
a. 7 cells (46,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,70.
Karena nilai Pearson Chi-Square adalah 0,065 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada ketergantungan/hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan penanganan pasca
kecelakaan.
Karena nilai Pearson Chi-Square adalah 0,031 < 0,05 maka dapat disimpulkan adanya
ketergantungan/hubungan usia dengan pengetahuan penanganan.
Pembahasan
Kecelakaan Lalu
Lintas
Masyarakat Medis
Dilatih
Modul Penanganan
Pascakecelakaan
Fatalitas Menurun
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hasil penelitian dapat dibuat dua buah sistem
informasi yang berbentuk peta yang diharapkan dapat memudahkan masyarakat sebagai
user saat berhadapan dengan kejadian kecelakaan dan penanganan korban kecelakaan
sehingga tidak menimbulkan fatalitas atau cidera yang lebih serius. Peta yang pertama
dibuat adalah Peta Fasilitas Kesehatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
The 18th FSTPT International Symposium, Unila, Bandar Lampung, August 28, 2015
Modul yang dibuat masih berpedoman pada ketentuan baku yaitu pada Guidelines for
Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiac Care (2010) dan Panduan
Kementerian Kesehatan (2008). Hanya saja modul yang dibuat sudah disesuaikan dengan
kondisi masyarakat di lokasi penelitian berdasarkan hasil yang diperoleh. Penerapan GIS
digunakan untuk membuat peta fasilitas kesehatan dan peta radius lokasi yang nanti akan
dikombinasikan dalam modul sehingga dapat memudahkan masyarakat dalam pemahaman
penanganan pascakecelakaan.
Saran
Dari hasil penelitian ini disarankan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat ditindak lanjuti oleh instansi terkait dan dapat
dikembangkan dengan menambahkan variable-variabel yang lebih banyak lagi;
2. Perlu dilakukan sosialisasi dan praktek mengenai penanganan pascakecelakaan
kepada masyarakat sehingga manfaatnya dapat dirasakan;
3. Penyediaan alat penanganan pascakecelakaan seperti automated external
defibrillator (AED) disediakan difasilitas umum sehingga saat terjadi kecelakaan
dapat langsung digunakan untuk menangani.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, K. 2014. Kampanye Pentingnya Mengetahui Pengetahuan Dasar Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan Lalu Lintas. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa
dan Desain, Bandung ITB
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Anonim. 2001. WHO, A 5 year WHO strategy for road traffic injury prevention, WHO,
Geneva 2001.
. 2006. Materi Latihan Pertolongan Pertama. KSR PMI Unit UNSOED Purwokerto