You are on page 1of 17

PENANGANAN MALARIA

No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

HALAMAN PENGESAHAN

Status :

Nomor Salinan :

NAMA & JABATAN TANDA TANGAN

Dibuat oleh
Petugas Nutrisionis

Muhafid, SKM
Diperiksa oleh
Management Representatif

Deddy Papene
Disetujui oleh
Kepala Puskesmas
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Isi Dokumen ini sepenuhnya merupakan rahasia dan tidak boleh diperbanyak baik sebagian maupun
seluruhnya kepada pihak lain tanpa izin dari Puskesmas Doloduo.

RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN

Tanggal mulai
Tanggal Revisi Uraian Perbaikan
diberlakukan

1. Definisi Penanganan malaria adalah langkah-langkah yang dilakukan petugas dalam


PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

melakukan penatalaksanaan kasus malaria


Malaria adalah penyakit infeksi akut maupun kronis yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran
limpa.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksaan kasus malaria di UPTD
Puskesmas doloduo
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas no tentang Jenis-Jenis Pelayanan
4. Ruang Lingkup

5. Dasar Hukum/ a. PMK no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas
Referensi Pelayanan Kesehatan Primer
b. Prosedur Penanganan Malaria oleh Subdit Malaria-Dit PPBB Ditjen PP&PL, 2010
6. Uraian Prosedur a. Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien
Pada anamnesa sangat penting diperhatikan :

1) Keluhan utama : demam, mengigil, berkeringat dan dapat disertai sakit


kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.

2) Riwayat berkunjung dan bermalam 1 4 minggu yang lalu ke daerah


endemik malaria.

3) Riwayat tinggal di daerah endemik malaria.

4) Riwayat sakit malaria.

5) Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir.

6) Riwayat mendapat transfusi darah.

7) Gejala klinis pada anak dapat tidak khas.

Untuk penderita tersangka malaria berat disertai :

1) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat

2) Kelemahan umum

3) Kejang-kejang

4) Panas sangat tinggi


PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

5) Mata atau tubuh kuning

6) Perdarahan hidung, gusi, atau saluran pencernaan

7) Nafas cepat dan atau sesak nafas

8) Muntah terus-menerus

9) Tidak dapat makan minum

10) Warna air seni seperti teh tua sampai kehitaman

11) Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada (anuria)

12) Telapak tangan sangat pucat

b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana


Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis

1) Pada periode demam


a) Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat dapat sampai
40C dan kulit kering
b) Pucat
c) Nadi cepat
d) Pernafasan cepat (takipnea)
2) Pada periode dingin dan berkeringat:
a) Kulit teraba dingin dan berkeringat
b) Nadi teraba cepat dan lemah
c) Kondisi tertentu ditemukan penurunan kesadaran
3) Kepala : konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada malaria
serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
4) Toraks : terlihat pernafasan cepat
5) Abdomen : teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga asites
6) Ginjal : ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oliguria atau anuria
7) Ekstremitas : akral dingin (tanda-tanda syok)

Pada tersangka malaria berat dapat ditemukan :

1) Temperatur aksila 40 C

2) Tekanan darah sistolik < 70 mmHg pada orang dewasa dan anak-anak < 50
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

mgHg

3) Nadi cepat dan lemah/kecil

4) Frekuensi nafas > 35 kali per menit pada orang dewasa atau > 40 kali per
menit pada balita. Anak di bawah 1 tahun > 50 kali per menit.

5) Penurunan derajat kesadaran

6) Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, hematom)

7) Tanda dehidrasi (mata cekung, turgor, dan elastisitas kulit berkurang, bibir
kering, produksi air seni berkurang)

8) Tanda-tanda anemia berat (konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, lidah


pucat)

9) Terlihat mata kuning (ikterik)

10) Adanya ronki pada kedua paru

11) Pembesaran limfa dan atau hepar

12) Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai anuria

13) Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologik)

Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan apusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit plasmodium, atau
2) Menggunakan Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT)

c. Petugas menegakkan diagnosa klinis


Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa (Trias Malaria: panas, menggigil,
berkeringat), pemeriksaan fisik, dan ditemukannya parasit plasmodium pada
pemeriksaan mikroskopis apusan darah tebal / tipis.

Klasifikasi:

1) Malaria falsiparum, ditemukan Plasmodium falsiparum


2) Malaria vivaks ditemukan Plasmodium vivax
3) Malaria ovale ditemukan Plasmodium ovale
4) Malaria malariae ditemukan Plasmodium malariae
5) Malaria knowlesi ditemukan Plasmodium knowlesi
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Diagnosa Banding:

1) Demam Dengue
2) Demam Tifoid
3) Leptospirosis
4) Infeksi virus akut lainnya

d. Petugas memberikan terapi


Penatalaksanaan:

Penanganan dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Malaria tanpa komplikasi


b. Malaria berat ( dengan komplikasi ).
Pendekatan terbaru penanganan malaria :

a. Berdasarkan diagnosis pasti


b. Terapi kombinasi
c. Pengobatan radikal

Dosis obat oral berdasarkan berat badan

Dihydroartemisinin (DH) : 2-4 mg (2,2mg) / kg BB / hari


(1 tablet = 40 mg)

Piperakuin phosphate (P): 16-32mg (18mg/kgBB/hari)


(1 tablet = 320 mg)

Primakuin: 0.75 mg / kg BB / hari untuk hari I pada Pf, 0.25mg/kgBB/hari untuk


hari 1-14 untuk Pv.
Artesunate : 4 mg/kgBB/hari
Amodiakuin basa : 10 mg/kgBB/hari
Kina : 10 mg/kgBB/kali 3 x sehari
Doksisiklin : 3.5 mg/kgBB/hari untuk usia 15 th, 2.2 mg/kgBB/hari untuk usia 8-
14 th. dibagi 2 dosis
Tetrasiklin : 4 mg/kgBB/kali 4 x sehari
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Pengobatan Malaria Falsiparum

Pengobatan Malaria Falsiparum


Lini I

Dihydroartemisinin+ Piperaquin + Primakuin

Atau

Artesunate+ Amodiakuin + Primakuin

Lini II

Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin

Pengobatan dengan Dihydroartemisinin-Piperakuin (DH-P) untuk Pf

Jumlah tablet perhari menurut Berat adan


<5 kg 6-10 11- 17 18-30 31-40 41-59 > 60
Hari Jenis Obat
kg kg kg kg kg kg
0 -1 2 -11 1-4 5-9 10 -14 > 15 > 15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun Tahun
1-3 DHP 1/4 1/2 1 1 2 3 4
1 Primakuin - - 3/4 1 2 2 3

Atau Pengobatan dengan Artesunate-Amodiakuin untuk Pv

Hari Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan


PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

<5 6-10 11-17 18-30 31- 41- 50- > 60


kg kg kg 40 kg 49 59 kg
kg
Jenis
kg Kg
Obat 0 -1 2-11 1 -4 5 -9 10- > 15 > 15 > 15
bulan tahun tahun 14 tahun Tahu tahun
bulan
tahun n
Arte
1/4 1/2 1 1 2 3 4 4
sunat
1-3
Amodiak
1/4 1/2 1 1 2 3 4 4
uin
1 Primakui
- - 3/4 1 2 2 2 3
n

Pengobatan lini II

Pengobatan lini II malaria falsiparum diberikan jika pengobatan lini I tidak efektif
dimana ditemukan gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak
berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudensi).

Pengobatan lini II alternatif

Kombinasi Kina + Doksisiklin / Tetrasiklin + Primakuin ( bila gagal pengobatan


lini I )

Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan


<5 kg 6-10 11-17 18-30 31-33 34-40 41-55 56-60 >
Jenis kg kg
Hari kg Kg kg kg kg
Obat
0 -1 2-11 1 -4 5 -9 10-14 10-14 > 15 > 15 >
bulan tahun tahun tahun tahun tahun
bulan tahun tahun
Sesua
1-7 Kina 3x1/2 3x1 3x1 3x1 3x2 3x2 3x2 3x3
i BB
Prim
1 - 3/4 1 2 2 2 2 3 3
akuin
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan

Jenis 6-19kg 20-29kg 30-44kg 45-59kg


Hari <5 kg > 60 kg
Obat 1-8 >8 10-14
0 -1 > 15 >
bulan tahun tahun tahun tahun tahun
1-7 Doksisik 2x100
- - 2x25mg 2x50mg 2x75mg
lin
Mg

Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan


<5 kg 6-10 11-17 18-30 31-40 41-49 50-59
Jenis kg kg kg kg kg
Hari kg
Obat
0 -1 2-11 1 -4 5 -9 10-14 > 15 > 15
bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun
bulan
Tetrasi Sesuai 4x125 4x125 4x250 4x250
1-7 - - -
klin BB mg mg mg mg

Pengobatan Malaria Vivax & Ovale

Pengobatan Malaria Vivax & Ovale


Lini I

Dihydroartemisinin+ Piperaquin + Primakuin

Atau

Artesunate+ Amodiakuin + Primakuin

Lini II
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin

Catatan : Primakuin selama 14 hari


Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD yang dicurigai melalui anamnesis
adakeluhan atau riwayat warna urin coklat kehitaman setelah minum obat (gol.sulfa,
primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain) maka pengobatan diberikan secara mingguan
selama 8-12 minggu dengan dosis mingguan 0,75 mg/kgBB. Pengobatan malaria pada
penderita dengan defisiensi G6PD segera rujuk ke RS dan dikonsultasikan kepada dokter
ahli.

Pengobatan dengan Dihydroartemisinin-Piperakuin (DH-P) untuk Pv

Jumlah tablet perhari menurut Berat adan

Jenis <5 kg 6-10 kg 11- 17 18-30 31-40 41-59 > 60 kg


Hari
Obat kg kg kg kg
0 -1 2 -11 1-4 5-9 10 -14 > 15 >
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun
1-3 DHP 1/4 1/2 1 1 2 3
Primak
1-14 - - 1/4 1/2 3/4 1
uin

Atau Pengobatan dengan Artesunate-Amodiakuin untuk Pv

Jumlah tablet perhari menurut Berat Badan


<5 kg 6-10 11-17 18-30 31-40 41-49 50-59
Jenis kg kg kg kg kg
Hari kg
Obat
0 -1 2-11 1 -4 5 -9 10-14 > 15 > 15
bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun
bulan
1-3 Arte 1/4 1/2 1 1 2 3 4 4

sunat
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Amodi
1/4 1/2 1 1 2 3 4 4
akuin
1-14 Prima
- - 1/4 1/2 3/4 1 1 1
kuin

Pengobatan Lini II / Resque Treatment ( jika lini I gagal) :

1. Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin


2. Dosis Kina, doksisiklin/tetrasiklin sama dengan untuk Pf, namun
Primakuin 14 hari dengan dosis 0.25 mg/kgBB/hari

Relaps pada Malaria vivax

Dugaan relaps pada malaria vivaks adalah apabila pemberian primakuin dosis
0,25mg/kgBB/hari sudah diminum selama 14 hari dan penderita sakit kembali dengan
parasit positif dalam kurun waktu 3 minggu sampai 3 bulan setelah pengobatan.

Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan lagi regimen ACT yang
sama tetapi dosis primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.

Pengobatan Malaria Malariae

Pengobatan P.malariae cukup diberikan ACT (DHP atau Artesunate-Amodiakuin) 1 kali per
hari selama 3 hari, yang dosisnya sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak
diberikan primakuin.
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Pengobatan Infeksi campuran

Campuran Plasmodium Falciparum dengan P.vivaks / P.ovale pengobatan sama


dengan P.vivaks / P.ovale

Campuran P.Falciparum dengan P.malariae pengobatan sama dengan P.Falciparum

KLASIFIKASI RESPON PENGOBATAN ( WHO 2003 )

Kegagalan Pengobatan Dini Berkembangnya menjadi malaria berat


pada hari H1, H2, H3 disertai
( ETF = Early Treatment Failure)
parasitemia.
Parasitemia pada H3 dengan temperatur
aksiler>37.5C.
Parasitemia H2 > H0.
Parasitemia H3 >= 25% H0.
Kegagalan Pengobatan Kasep Berkembangnya tanda bahaya malaria
berat setelah H3 dan parasitemia
( LCF = Late Clinical [&
( jenis parasit = H0)
Parasitological] Failure ).
Parasitemia dan temp. aksiler >37.5C
pada H4 - H28

Parasitemia H7, H14, H21, dan H28

( LPF = Late Parasitological Failure ) ( Parasit = H0)

Respon Klinis & Parasitologis Tidak ada parasitemia sampai H28 dengan
Adekuat ( ACPR = Adequate Clinical abaikan temp. aksiler, tidak sesuai dengan
and Parasitological Response) kriteria ETF/ LCF/LPF.
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Malaria Dengan Komplikasi (Malaria Berat)

Malaria berat adalah ditemukannya plasmodium Falciparum stadium aseksual dengan


satu atau beberapa manifestasi klinis di bawah ini (WHO 2010):

a) Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15).


b) Kelemahan otot (tidak bisa duduk / berjalan) tanpa kelainan neurologic.
c) Tidak bisa makan dan minum.
d) Kejang berulang lebih dari dua episode dalam 24 jam setelah pendinginan
pada hipertermia.
e) Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrome (termasuk gambaran
radiologi).
f) Gagal sirulasi atau syok, tekanan sistolik < 70 mmHg (pada anak < 50 mmHg)
disertai eringat dingin.
g) Ikterus (kadar biliruin darah > 3 mg%),disertai disfungsi organ vital.
h) Hemogloinuria.
i) Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan / atau disertai
kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler.

Gambaran Laboratorium :

a) Hipoglikemia : gula darah < 40 mg%.


b) Asidemia (pH < 7,25) atau asidosis (bikarbonat plasma < 15 mmol/L).
c) Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15%) pada keadaan hitung
parasit > 10.000/uL, apabila anemianya hipokromik mikrositik harus
dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia / hemoglobinopati
lainnya.
d) Hiperparasitemia 2%.
e) Hiperlaktemia (asam laktat > 5 ugr/L).
f) Maroskopik hemoglobinuri oleh karena infesi malaria akut (bukan karena oat
anti malaria pada seorang dengan defisiensi G6PD).
g) Gagal ginjal akut (urin < 400ml/24 jam pada orang dewasa atau , 1
ml/kgBB/jam pada anak setelah dilakuan rehidrasi, dengan kreatinin darah >
3 mg%).
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Penatalaksanaan :

a) Pasien malaria berat harus segera dirujuk ke RS yang mempunyai fasilitas


yang lengkap.
b) Artesunate atau Artemeter ataupun Kina Hidroklorida intramuskular sebagai
dosis awal sebelum dirujuk ke RS.

Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgBB per i.v dan diulang setelah 12 jam dengan
dosis yang sama.Larutan artesunat juga dapat diberikan per i.m (intramuscular) dengan dosis
yang sama.
Artemeter intramuscular tersedia dalam ampil yang berisi 80 mg artemeter dalam larutan
minyak. Artemeter diberikan dengan dosis 1,6 mg/kgBB secara i.m dan diulang setelah 12
jam.
Kina perinfus masih merupakan obat alternatif untuk malaria berat pada daerah yang tidak
tersedia derivat artemisin parenteral dan ibu hamil trimester pertama.Obat ini dikemas dalam
bentuk ampul kina dihidroklorida 25%. 1 Ampul berisi 500 mg/2 ml.

Pengobatan Malaria pada Kehamilan

1) Pakai obat yang efektif


2) Pertimbangkan keamanan obat untuk kehamilan
3) PENTING :
a) Beratnya penyakit Malaria
b) Pola resitensi pengobatan
c) Apa obat yang aman
4) Trimester pertama diberikan kina tablet 3x10 mg/kgBB + klindamycin
10mg/kgBB selama 7 hari
5) Trimester kedua dan ketiga diberikan DHP tablet selama 3 hari
6) Pencegahan / profilaksis digunakan Doksisiklin 1 kapsul 100 mg/ hari
diminum 2 hari sebelum pergi hingga 4 minggu setelah keluar/pulang dari
daerah endemis
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Pengobatan Bumil Tanpa komplikasi

1) Plasmodium Falsiparum :
1. ACT ( Ars + Amo), tanpa Primakuin, Trimester 2 -3
2. Kina 3 x (2-3) tablet, tanpa Primakuin, Trimester 1 atau gagal ACT
(Kina + Clindamycin 2 x 10 mg/kg BB) / 7 hari

Pemantauan Pengobatan

Dilakukan pada hari ke-4, 14 dan 28 secara klinis dan mikroskopis

Hasil Pengobatan
Hari ke Kriteria Keterangan
Klinis Parasit
4 - - sembuh
4 - << F.U sd H14
Gagal
4 + Tetap atau >>> Pindah Lini II
Pengobatan
4 memburuk << atau >> Malaria berat Rujuk RS
14 - - sembuh
14 - << F.U sd H28
Gagal
14 + Tetap atau >>> Pindah Lini II
Pengobatan
14 memburuk << atau >> Malaria berat Rujuk RS
28 - - sembuh
Gagal
28 - << Pindah Lini II
Pengobatan
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Antara Gagal
+ Tetap atau >>> Pindah Lini II
5-13 Pengobatan

Antara 15-
memburuk Tetap atau >>> Malaria berat Rujuk RS
27

e. Petugas memberikan konseling dan edukasi pada pasien atau keluarga pasien
1) Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga mengenai prognosis
penyakitnya
2) Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :
a) Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen
b) Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
c) Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan pengawasan minum
obat
f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dan terapi dalam rekam medis.
7. Formulir

8. Unit Terkait a. Pelayanan KIA-KB


b. Pustu
PENANGANAN MALARIA
No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

KABUPATEN
BOLAANG Halaman
MONGONDOW
Deddy Papene
PUSKESMAS DOLODUO
NIP. 196412291986031015

Penanggung
Diagram Alir Dokumen terkait
Jawab

DIAGRAM ALIR
PELAYANAN LOKET PEMBAYARAN

You might also like