You are on page 1of 7

JENIS TUMBUHAN SEBAGAI PEWARNA ALAM

PADA BEBERAPA PERUSAHAN TENUN DI GIANYAR


Pande Ketut Sutara
Jurusan Biologi , FMIPA, Universitas Udayana
Kampus Bukit Jimbaran

Abstract

The aim of this research is to find out species, organ, processing method and type of color
that are created by natural coloring plants for woven fabric in weaving factory namely Puri
Bali, Setia and Dewi Karya. This research was conducted from March until August 2008 .
This research employed purposive sampling methods, which include : interview, observation
and identification of plant species used for natural coloring in woven fabric.
It was found in this reseach, 28 plant species that include in 19 families which were used as
natural coloring and was distributed on all plant organs. Coloring process for woven
fiber/fabric was done by dipping the fiber into plant extract solution , and then fixation in
CaCO3 solution , followed by washing in water and the drying out. From 3 factories
observed, the factory that utilized the most natural plants color is Setia Factory which
employed 17 plant species and Dewi Karya employed 15 plant species. Among those three
factories, some naturally coloring plants were the same but some other plants were different.

Key words : natural, coloring plant, coloring process, woven fabric factory

1. Pendahuluan Annato Seed Engros Sedangkan pada tahun


Zat pewarna alam adalah zat warna yang 1918 , tumbuhan nila (Indigofera tinctoria L.) telah
diproleh dari alam seperti binatang, mineral-mineral diekspor dalam bentuk basah dan kering ( Anonim ,
dan tumbuhan baik secara langsung maupun tidak 1999).
langsung . Zat pewarna alam ini diproleh dengan Zat pewarna alam telah dikenal dan digunakan
ektraksi atau perebusan secara tradisional. Bagian- oleh bangsa Indonesia secara turun temurun . Jauh
bagian tanaman yang dapat dipergunakan untuk zat sebelum mengenal zat pewarna sintetis bangsa ini
pewarna alam adalah kulit kayu, batang, daun, akar, telah mengenal zat pewarna alam , yang digunakan
bunga , biji dan getah. Setiap tanaman dapat untuk mewarnai pakaian, kosmetik makanan dan
merupakan sumber zat warna alam karena kerajinan daerah ( Anonim , 2002 ). Warna-warna alam
mengandung pigmen alam. Potensi ini ditentukan di daerah tropis memang mempunyai keunggulan
oleh intensitas warna yang dihasilkan dan sangat yang dapat mengimbangi zat sintetis . Diantaranya
tergantung pada jenis coloring matter yang ada. adalah intensitas warna yang jauh lebih rendah
Coloring matter adalah substansi yang menentukan dibandingkan dengan warna sintetis , sehingga
arah warna dari zat warna alam dan merupakan pengaruh dimata selalau menimbulkan kes an yang
senyawa organic yang terkandung dalam sumber sejuk. Tentu saja kelemahannya juga ada , yang
zat warna alam . Satu jenis tumbuhan dapat berkaitan dengan sifat naturalnya yang tidak tahan
mengandung lebih dari satu coloring matter sinar , bahan baku tidak pasti dan standar tidak
(Anonim , 2002 ). terjamin . Bagaimanapun kelemahan-kelemahan
Sejak tahun 1828 kesumba keling atau Bixa tersebut dapat diantisipasi dengan perawatan
orellana L., menjadi tanaman wajib tanam di pulau khusus. Penggunaan warna alam lebih dikaitkan
Jawa dan tahun 1889 kesumba keling telah diekspor unsur seni sehingga sasarannya adalah untuk
ke negara-negara Eropa dalam bentuk biji atau dikonsumsi oleh golongan menengah ke atas dan

217
Jurnal Bumi Lestari, Volume 9 No. 2, Agustus 2009, hlm. 217 - 223

luar negeri, oleh sebab itu , harga jualnya lebih tinggi dilakukan dengan purposive sampling dengan cara
( Lestari, 2001 ). : wawancara, pengamatan bahan dan cara
Menurut Andayani , ( 2006 ) keunggulan dari pengolahan organ/bagian tumbuhan yang digunakan
kain tenun yang menggunakan pewarna alam adalah sebagai bahan pewarna dan identifikasi ( Walujo,
kain tersebut akan kontras dipandang , terasa sejuk, 2004 ) . Pertanyaan yang diajukan saat wawancara
dan menyehatkan kornea mata . Selain itu warna- adalah : 1 . Jenis tumbuhan apa saja yang digunakan
warna yang dihasilkan dari proses pewarnaan alami sabagai pewarna kain tenun ?, 2. Bagian/ organ
cendrung menampilkan kesan luwes , lembut dan tumbuhan mana yang dimanfaatkan untuk
tidak akan menghasilkan nada warna yang sama menghasilkan warna?, 3. Warna apa saja yang
persis meski menggunakan resep yang sama. ditimbulkan tumbuhan tersebut ?. 4. Bagaimana cara
Penggunaan pewarna alam pada kain tenun pengolahan tumbuhan tersebut sampai menghasilkan
mempunyai nilai lebih tinggi dari pada yang memakai warna ? 5. Dari ketiga perusahaan tenun yng diteliti
pewarna sintetis, sebab pewarna alam akan mana yang terbanyak memakai zat warna alam ?
menghasilkan warna-warna elegan , bercitrarasa Jenis jenis, famili/ suku tumbuhan yang
tinggi dan mengurangi pencemaran lingkungan. diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan
Pemakian zat warna alam di beberapa negara langsung selanjutnya diidentifikasi. Identifikasi
masih diyakini lebih aman dari pada zat warna sintetis tumbuhan menggunakan acuan Heyne ( 1987 ) dan
karena sifatnya yang non karsinogen, teknologi Van Steenis ( 1988 ). Flora. Data hasil yang diproleh
pembuatan dan penggunaan yang relatif sederhana disajikan dalam bentuk tabel yang memuat jenis
. Hal ini sangat cocok untuk industri kecil dan tumbuhan (dalam nama Indonesia ) , nama Ilmiah,
menengah yang pada saat ini sedang digalakkan famili /suku , bagian / organ tumbuhan yang
pemerintah untuk menunjang komoditi eksport. digunakan dan warna yang ditimbulkan.
Pengembangan zat warna alam bagi Indonesia yang
merupakan daerah tropis sangat potensial karena 3. Hasil dan Pembahasan
kaya akan jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat Berdasarkan hasil penelitian diketemukan 28
menghasilkan zat warna. Dalam proses produksi dan jenis tumbuhan yang termasuk 19 famili / suku.
pengguaan zat warna alam , bersih dan ramah Bagian/ organ tumbuhan yang paling banyak
lingkungan digunakan adalah daunnya sedang warna yang
Menurut Hakim dkk. ( 1999 ) menghadapi abad paling banyak ditimbulkan pada jenis tumbuhan yang
ke 21 , merupakan abad yang berorentasi lingkungan, diketemukan pada penilitian ini adalah warna kuning.
adanya kekewatiran akan dampak lingkungan dari Karena warna kuning dapat dipakai sebagai warna
zat warna sintetik yang non degradable dan campuran untuk memberi warna yang kearah lebih
kadangkala menganggu kesehatan , maka keadaan muda pada benang tenun . Perusahaan yang
ini diperkirakan akan membangkitkan kembali citra terbanyak memakai jenis tumbuhan warna alam ini
zat warna alam . Oleh karena itu berbagai tumbuh- adalah; Perusahaan tenun Putri Bali menggunakan
tumbuhan yang mampu menghasilkan zat warna akan 22 jenis tumbuhan , perusahaan tenun Setia
mempunyai prospek yang baik menggunakan 17 jenis tumbuhan dan Dewi Karya
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis, menggunakan 15 jenis tumbuhan . Diantara ketiga
organ tumbuhan dan cara pengolahannya sebagai perusahan tersebut ada yang sama jenis tumbuhan
pewarna alam di beberapa perusahan tenun di yang digunakan ada juga yang berbeda. Perusahaan
Gianyar. tenun Cempaka dan Dewi Karya lebih banyak
memakai jenis pewarna sentetis.Untuk proses
2. Metode Penelitian pewarna alam yang digunakan , di ketiga perusahaan
Data dikumpulkan mulai bulan Maret sampai tenun yang diteliti mempunyai kesamaan proses,
Agustus 2008, di tiga perusahaan tenun ikat yaitu karena proses pewarnaan yang dipakai, diperoleh
perusahaan tenun Putri Bali di jalan Manik bersama-sama dari hasil Work shop yang diadakan
Kabupaten Gianyar, perusahaan tenun Setia jalan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Bali.
Ngurah Rai Kabupaten Gianyar dan perusahaan Berdasarkan hasil pengamatan pada proses
tenun Dewi Karya desa Bona Kabupaten Gianyar . pewarnaan secara umum , adalah sebagai berikut :
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebelum benang diproses menggunakan warna alam,

218
Pande Ketut Sutara : Jenis Tumbuhan Sebagai Pewarna Alam Pada Beberapa .....

benang terlebih dahulu dimordant ( Mordanting ), Pada penelitian ini diketemukan juga campuran antara
dilakukan dengan bantuan tawas atau soda abu. warna dasar satu tumbuhan dengan jenis tumbuhan
Supaya serat mudah mengikat warna dan tidak mudah lainnya untuk mendapatkan warna baru yang
luntur. Setelah benang dibilas diberi zat warna alam diinginkan.
(dalam bentuk ekstrak tumbuhan) sesuai dengan Menurut Rostiana ,dkk. ( 1992 ) bahwa kesumba
warna yang diinginkan. Hasil pewarnaan difiksasi keling (Bixa orellana L ) dapat mewarnai kain menjadi
dengan tawas , kapur dan tunjung. Finishing dicuci merah jingga , sedangkan pada biji secang
dengan sabun lalu dikeringkan dan selanjutnya (Caesalpinia sappan L) dapat memberi warna merah
diproses untuk penenunan. . Jambal (Peltophorum pterocarpum ( Dc. ) Back
Pada beberapa proses pewarnaan benang, ada menghasilkan warna merah pula , tumbuhan secang
juga memakai bagian /organ tumbuhan secara (Terminalia bellirica ) memberi warna hitam.
langsung (tanpa dalam bentuk ekstrak ) misalnya : Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai
untuk menghasilkan warna hijau lumut , benang tenun pewarna kain tenun antara lain jambal ( Peltophorum
dicelupkan kedalam rebusan daun teh selama 10- pterocarpum Back. ), teh ( Camelia sinensis O.K.
15 menit . fiksasi dilakukan dengan fero sulfat dan var. Assamica ( Mast ), temu lawak (Curcuma
finising dicuci dengan sabun, dikeringkan dan xanthorrhiza Roxb.), sebagai penghasil warna
selanjutnya diproses untuk penenunan. cokelat. Akar mengkudu (Morinda citrifolia L. ) dan
Menginginkan warna benang menjadi coklat daun teruntum ( Lumnitzeralittorea ) menghasilkan
muda , prosesnya adalah mencelupkan benang warna merah dan biji nila ( Indigofera tintectoria )
larutan buah manggis dan difiksasi dengan larutan untuk warna biru ( Andayani, 2006 ).
kapur dicuci dengan sabun lalu dikeringkan. Menurut Wardah dkk. ( 1999 ), biji biji dari
Warna hitam didapat apabila benang dicelupkan buah pinang ( Areca catechu L. ) yang belum masak
kedalam air rebusan campuran serbuk daun rijase dihaluskan ditambah alkali sehingga menghasilkan
dengan serbuk daun Muntingia calabura selama warna merah anggur , dapat digunakan untuk
20 menit . Difiksasi dengan larutan kapur , dicuci mewarnai katun. Tarum (Marsdenia tincloria R.Br )
dengan air lalu dikeringkan , selanjutnya proses bermanfaat sebagai bahan pewarna biru dapat
penenunan. mewarnai katun. Apabila benang dicelupkan pada
Benang supaya warna menjadi kuning , dengan campuran larutan selaput biji kesumba keling (Bixa
cara mencelupkan kedalam air rebusan kayu tegeran orellana L.) dengan abu kulit durian (Durio
selama 45 menit . difiksasi dengan larutan kapur , zibethinus) , larutan kayu sapan (Caesalpinia ) dan
dicuci dengan air setelah kering , benang siap untuk tawas maka benang tersebut berwarna kuning
proses penenunan. keemasan.
Untuk menghasilkan warna biru , daun arum Pada penelitian ini organ yang digunakan adalah
direndam kedalam air mendidih setelah dingin :daun , kulit kayu/ batang, akar, biji, rimpang, sebagai
dicelupkan benang selama 30 menit , benang difiksasi bahan pewarna alam . Jadi pendistribusian warna
dengan larutan kapur ,dibersihkan terus dkeringkan alam pada organ tumbuhan yang diamati hampir
untuk proses penenunan . semua organ tumbuhan mengandung zat warna alam.
Benang dicelupkan kedalam larutan panas Menurut Hakim dkk (1999), zat warna alam dalam
campuran daun jambu kelutuk, daun arum dan tumbuhan terdistribusi hampir dalam semua jaringan
rimpang kunyit , menimbulkan warna hijau lumut. tumbuhan mulai dari bunga, buah, daun, kayu, akar
Supaya warna benang menjadi coklat dan rimpang. Bunga kesumba (Cartahamus tinctoria
dicelupkan pada larutan mendidih dari campuran ) memberikan warna merah dan kuning untuk warna
ekstrak akar mengkudu dan ekstrak kulit kayu tingi. katun dan sutera, buah pinang ( Areca cathechu L.)
Setiap jenis tumbuhan yang diketemukan pada memberikan warna merah dan hitam untuk pewarna
penelitian ini menghasilkan warna tersendiri misalnya katun dan wol, kulit buah manggis (Garcinia
ada merah, hijau , kuning, hitam dan lain sebagainya. mangostana L.) memberi warna coklat hitam untuk
Masing-masing tumbuhan menghasilkan warna yang tekstil. Selanjutnya, daun suji (Dracaena
khas pula misalnya : tumbuhan yang berbeda jenis angustifolia ) memberikan warna hijau dengan aroma
menghasilkan warna kuning tetapi warna kuning yang khas untuk makanan, kulit batang mangga
yang dihasilkan mempunyai warna kuning yang khas. (Mangifera indica L.) memberikan warna kuning

219
Jurnal Bumi Lestari, Volume 9 No. 2, Agustus 2009, hlm. 217 - 223

untuk tekstil, kayu cempedak (Artocarpus 2) Perusahaan terbanyak memakai pewarna alam
champeden ) memberikan warna kuning untuk katun yaitu perusahan tenun Putri Bali, Gianyar.
dan sutera. Begitu pula kulit akar jati (Tectona 3) Proses pengolahan tumbuhan yang dipakai
grandis L.f. ) memberikan warna kuning coklat, sebagai bahan pewarna, yaitu ekstraknya
rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) direbus, setelah itu baru dicelupkan benang.
memberikan warna kuning dan akar senduduk Tumbuhan dapat menghasilkan berbagai
(Melastena malabathricum) memberikan warna macam warna.
merah dan ungu pada tekstil.
5. Saran
4.Simpulan Supaya lebih digalakkan pemakain pewarna
1) Sangat banyak jenis tumbuhan yang dapat alam selain harganya lebih murah, tidak berbahaya
dipergunakan sebagai pewarna untuk benang bagi kesehatan kulit dan ramah terhadap lingkungan.
pada perusahan tenun di Gianyar, yaitu 28 jenis Melakukan penelitian lebih lanjut , untuk
tumbuhan yang termasuk 19 famili / suku dan mengetahui kandungan senyawa kimia didalam
terdistribusi pada semua organ tumbuhan ; tumbuhan pewarna alam .

Daftar Pustaka

Andayani. 2006. Citarasa Tinggi Batik Alami.

Available at : http://kabare. Jogja.com/ b1J5LOZ1WjNWRi9JblVkUmhOIHk%3D= Opened : 20.09.2006

Anonim . 1999. Seminar Bangkitnya Warna-warna Alam Proses Ekstraksi dan Puderisasi Bahan Pewarna
Alam . Yogyakarta.

Anonim . 2002 . Teknologi Pewarna Alam .

Available at : http://www.pemdadiy.go.id/berita/article.php?sid=18&PHPSESSID
=b77111f8d7a2cecd63608b29c68cc512. Opened : 23.2.2007.

Hakim, E.H.; Sjamsul, A.A.; Lukman, M.; Yang Maolana, S.;Didi M. 1999. Zat Warna Alami : Retrospek dan
Prospek. Disampaikan pada Seminar Bangkitnya Warna-Warna Alam. Yoyakata, 3 Maret
1999.Jurusan Kimia FMIPA. ITB, Bandung

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia . Volume I,II,III. Pradnya Paramita.

Lestari, K.W.F.; Wijiati; Hartono; Sumardi. 2001. Laporan : Penelitian Pemanfaatan Tumbuhan Tumbuhan
Sebagai Zat Warna Alam. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik,
Yogyakarta.

Rostiana, O., E. Hadipoentyanti., dan A. Abdullah. 1992. Potensi Bahan Pewarna Alami di Indonesia dalam
Proseding Seminar dan Lokakarya Nasional Etnobotani Cisarua Bogor. Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan , Departemen Lembaga Pertanian dan Lemnbaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Walujo. E.B.2004. Pengumpulan Data Etnobotani. Dalam Rugayah; ElizabethA. Widjaja ; Pradtiwi. Pedoman
Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora. Pusat Penelitian Biologi- Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Bogor.

Wardah dan F.M. Setyowati 1999. Keaneka Ragaman Tumbuhan Penghasil Bahan Pewarna Alami Di
beberapa Daerah di Indonesia .Disampaikan pada Seminar Bangkitnya Warna Warna Alam,
Yogyakarta 3-4 Maret 1999. Balitbang Botani, Puslitbang Biologi LIPI.

Van Steenis. 1988. Flora. Cetakan Kelima. PT Pradnya Paramita, Jakarta.

220
Pande Ketut Sutara : Jenis Tumbuhan Sebagai Pewarna Alam Pada Beberapa .....

Tabel 1. Daftar jenis tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna alam di Perusahaan tenun Putri Bali,
dijalan Manik 1 A . Kab. Gianyar.

221
Jurnal Bumi Lestari, Volume 9 No. 2, Agustus 2009, hlm. 217 - 223

Tabel 2. Daftar jenis tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna alam di Perusahaan tenun Setia
(Cap Cili ), di jalan Ngurah Rai , Kab. Gianyar.

222
Pande Ketut Sutara : Jenis Tumbuhan Sebagai Pewarna Alam Pada Beberapa .....

Tabel 3. Daftar jenis tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna alam di Perusahaan tenun Dewi
Karya di Desa Bona, Kab. Gianyar.

223

You might also like