You are on page 1of 5

ANALISIS PENYEBAB PERILAKU AMAN PEKERJA OPERATOR PRODUKSI

DI PT. X

CAUSE ANALYSIS OF SAFETY BEHAVIOR WORKERS OF PRODUCTION


OPERATORS AT PT. X

Feby Cahyani, Tri Martiana


Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Email: febycahyani402@gmail.com

ABSTRACT
Elements that play an important role in the cause of occupational accidents are human behavior. Thus
reducing the occurrence of unsafe behavior is an effective way to prevent the occurrence of work
accidents. Based on the result of preminary study on the production area of PT. X, from 10 workers
observed the behavior of PPE usage there are 3 workers who do not behave safely. This study aims to
analyze safe behavior and its causes in workers production operators in prevention work accident. This
research uses cross sectional design. Data collection is obtained through measurement and observation.
Population of this research is 20 workers. The results showed workers who perform safe behavior by
50%. Safe behavior of the use of PPE by 80%, the implementation of housekeeping by 70%, and follow
the SOP of 83%. Safe behavior is caused by the knowledge of workers good enogh, the attitude of
workers to safe behavior is also quite good, as well as received training is good enough. Besides giving
rewards and punishment the company also helped motivate workers to behave safely. While the workers
do not use a respirator and does not maintain the cleanliness of the workplace. This is because the
workers' perceptions of the hazards and risks of accidents are still poor. Company is expected to conduct
evaluation and monitoring, training periodically and comprehensively and apply procedure of work
consistently.

Keywords : ABC Model, Production Operators, Safe Behavior

ABSTRAK
Unsur yang memegang peran penting dalam penyebab kecelakaan kerja adalah perilaku manusia.
Sehingga mengurangi terjadinya perilaku tidak aman adalah cara efektif untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja. Dari hasil studi awal yang dilakukan di area produksi PT X dari 10 pekerja yang
diamati perilaku penggunaan APD terdapat 3 pekerja yang tidak berperilaku aman. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis perilaku aman serta penyebabnya dalam upaya pencegahan kecelakaan
kerja dengan menggunakan model perilaku ABC. Penelitian ini menggunakan rancang bangun cross
sectional. Pengambilan data diperoleh melalui pengukuran dan observasi. Populasi penelitian berjumlah
20 orang pekerja operator produksi pada PT X. Hasil penelitian menunjukkan pekerja yang melakukan
perilaku aman sebesar 50%. Perilaku aman penggunaan APD sebesar 80%, pelaksanaan housekeeping
sebesar 70%, dan mengikuti SOP sebesar 83%. Perilaku aman tersebut disebabkan oleh pengetahuan
yang dimiliki pekerja cukup baik, sikap pekerja terhadap perilaku aman juga cukup baik, serta pelatihan
yang diterima sudah cukup baik. Selain itu pemberian reward dan punishment oleh perusahaan juga turut
memotivasi pekerja untuk berperilaku aman. Sedangkan perilaku tidak aman yang dilakukan pekerja
yaitu tidak menggunakan respirator dan tidak menjaga kebersihan tempat kerja.
Hal ini disebabkan karena persepsi pekerja terhadap bahaya dan risiko kecelakaan masih kurang baik.
Perusahaan diharapkan dapat melakukan evaluasi dan monitoring, pelatihan aspek K3 secara berkala
dan komprehensif serta menerapkan SOP pekerjaan secara konsisten.

Kata Kunci: Model Perilaku ABC, Operator Produksi, Perilaku Aman.

PENDAHULUAN penerapan K3 pada kalangan industri dan


masyarakat. Penerapan K3 seharusnya dianggap
Pendahuluan ditulis tanpa subjudul, memuat sebagai investasi untuk mencegah terjadinya
latar belakang dilakukan, inti permasalahan dan kecelakaan kerja, namun masyarakat dan
tujuan. Mencantumkan referensi (pustaka atau kalangan industri masih menganggapnya sebagai
hasil penelitian relevan) yang digunakan pada cost atau beban biaya. (BPJS Ketenagakerjaan,
setiap kalimat sesuai yang terdapat pada Daftar 2016)
Pustaka Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi secara umum di Indonesia menjadi masalah
menyatakan pada tahun 2010 terdapat 98.000 karena masih sering terabaikan. Hal ini
kecelakaan kerja dengan 1.200 orang tewas. Pada ditunjukkan dengan masih tingginya angka
tahun 2011, angka kecelakaan kerja semakin kecelakaan kerja khususnya pada sektor minyak
meningkat, yaitu menjadi 99.000 kasus dan dan gas bumi. Kementerian Energi dan Sumber
menewaskan 2.218 orang. Data Kemenakertrans Daya (ESDM) mencatat angka kecelakaan kerja
juga menyebutkan bahwa sampai dengan tahun pada kegiatan hulu dan minyak dan gas bumi
2013 terdapat enam pekerja meninggal dunia (migas) di sepanjang 2014 mencapai 159
setiap hari akibat dari kecelakaan kerja di kejadian (CNN Indonesia, 2015).
Indonesia. Menurut riset dari National Safety Council
Kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia (NSC) tahun 2011 dalam tulisan Ningsih (2013),
masih tinggi hingga akhir 2015 telah terjadi menjelaskan bahwa sebanyak sebanyak 88%
kecelakaan kerja sebanyak 105.182 kasus. Kasus kecelakaan kerja disebabkan karena perilaku
kecelakaan dalam kategori berat yang tidak aman (unsafe behavior), 10% karena
mengakibatkan kematian tercatat sebanyak 2.375 kondisi yang tidak aman (unsafe condition), dan
kasus dari total jumlah kecelakaan kerja. 2% tidak diketahui penyebabnya.
Penyebab utama dari kecelakaan kerja tersebut
adalah rendahnya kesadaran akan pentingnya
Dari hasil observasi studi pendahuluan di Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
area produksi PT. X saat mengamati 10 orang pengamatan perilaku pekerja dan variable yang
pekerja, didapatkan 7 pekerja yang berperilaku ada dalam penelitian, sehingga penelitian ini
aman, namun masih terdapat 3 pekerja yang termasuk dalam penelitian observasional.
tidak mengenakan APD secara lengkap. Perilaku Penelitian dilakukan dalam kurun waktu tertentu
tidak aman dapat terjadi karena rendahnya pada praktik lapangan maka penelitian ini
kesadaran pekerja terhadap K3 dan kurangnya menggunakan rancang bangun cross sectional
kepedulian terhadap perilakua aman sebelum study.
pekerja tersebut mengalami kecelakaan kerja. Penelitian ini dilakukan di operator produksi
Secara umum, pekerja akan lebih cenderung PT. X. Penelitian dimulai sejak pengumpulan
memilih jalan pintas dan cara praktis dalam data pada bulan Mei hingga pengolahan data
melakukan pekerjaannya, misalnya dengan sering pada bulan Juni 2017.
bersikap acuh atau mengabaikan perilaku yang Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja
berbahaya dan mengutamakan agar pekerjaannya pada area produksi PT. X meliputi pekerja tetap
dapat cepat terselesaikan. maupun kontrak sebanyak 35 pekerja. Sampel
Upaya dalam perubahan perilaku pekerja dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja
dari perilaku tidak aman menjadi tidak aman operator produksi PT. X.
mulai dilakukan di Indonesia melalui penerapan
Behavior Based Safety. Behavior Based Safety Variabel independen dalam penelitian ini
merupakan pendekatan yang digunakan adalah factor yang termasuk dalam activator
perusahaan untuk merubah perilaku unsafe dan (pengetahuan, sikap, persepsi, dan pelatihan K3)
berisiko pekerja menjadi perilaku yang aman dan factor yang termasuk dalam consequence
sehingga keselamatan kerja di perusahaan (reward dan punishment). Variable dependen
tersebut juga meningkat. Penerapan Behavior dalam penelitian ini adalah perilaku aman pekerja
Based Safety ini didasarkan bahwa sebagian besar operator produksi.
kecelakaan kerja yang terjadi ialah dikarenakan Penelitian ini menggunakan data primer dan
perilaku yang tidak aman atau unsafe behavior, data sekunder. Pengumpulan data primer dalam
yaitu sebesar 85%-90% (Anizar, 2012). penelitian ini dilakukan melalui kuesioner dan
Penerapan BBS akan lebih efektif jika observasi. Sedangkan data sekunder berasal dari
didukung dengan upaya peningkatan perilaku data perusahaan.
dengan Model Perilaku ABC. Model Perilaku Total perilaku aman yang didapat melalui
ABC terdiri dari Activator, Behavior, dan hasil observasi dihitung dengan menggunakan
Consequence menjelaskan bahwa perilaku rumus Safe Behavior Index menurut Geller
dipengaruhi langsung oleh activator yang (2011) sebagai berikut:
mendahului terjadinya perilaku tertentu dan
consequence yang memicu timbulnya perilaku
tertenru atau perilaku baru yang diulang.
Consequence juga dapat berperan sebagai
activator baru yang dapat memicu munculnya Hasil presentase dari rumus Safe behavior
perilaku baru. Perilaku aman dapat dilihat index diatas selanjutnya akan dikategorikan
melalui observasi terhadap perilaku pekerja menjadi 3 kategori yaitu aman, cukup aman, dan
ketika melakukan pekerjaannya (Geller, 2001). kurang aman. Kategori termasuk aman jika
presentase Safe Behavior Index 85%; kategori
termasuk cukup aman jika presentase Safe
METODE
Behavior Index 60% - 84.9%; dan kategori
kurang aman jika presentase 59.9%.
Penentuan kategori tersebut tidak dijelaskan
oleh Geller (2011) namun hanya ditunjukkan Keterangan atau judul gambar berada di bawah
contoh perhitungan menggunakan rumus gambar yang bersangkutan. Gambar tidak
tersebut. Penggunaan kategori tersebut telah berwarna-warni, hanya gradasi dari warna hitam
banyak digunakan pada penelitian sebelumnya. dan putih.
Kuesioner yang diguankan bersifat tertutup
daan menggunakan skala likert. Pada kuesioner
pengetahuan menggunakan jawaban pilihan
ganda.
Hasil analisis kuesioner dan observasi akan
disajikan atau digambarkan dalam table tabulasi
silang dan di analisis dengan penjelasan secara
deskriptif. Dari hasil analisis kemudian
dihubungkan dengan teori yang telah ada untu
diambil kesimpulan.

HASIL
Gambar 2. Judul diletakkan di bawah gambar
Hasil berisi keluaran penelitian yang
disampaikan dalam bentuk narasi, tabel, dan atau PEMBAHASAN
gambar serta hasil uji statistik, dengan penjelasan
tanpa pembahasan. Pembahasan bukanlah penulisan ulang hasil
penelitian, melainkan harus berisi penataan
SubBab ringkas bagian penting hasil penelitian,
argumentasi yang mendukung, pembahasan
Berisi penjelasan subbab dengan terhadap hasil penelitian lain yang relevan yang
penjelasannya tanpa pembahasan. telah dipublikasikan dan kontribusi temuan untuk
pengayaan dan pengembangan ilmu dan
Sub Subbab teknologi bagi masyarakat.
Berisi penjelasan sub subbab dengan
penjelasannya tanpa pembahasan. SIMPULAN
Simpulan dan saran menjawab masalah dan
Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan tujuan penelitian. Penarikan simpulan,
judul gambar ditulis di bawahnya. Masing- perampatan yang meluas, dan pencetusan teori
masing tabel dan gambar harus diberi nomor baru yang dituangkan secara mapan lebih
sesuai kemuculannya pada artikel (seperti: Tabel bermakna dibandingkan dengan simpulan
1, Gambar 1). Tabel hanya menampilkan garis dangkal.
horizontal. Tabel tidak boleh terpotong.
REFERENSI
Tabel 1. Distribusi Nilai X di PT. X
Tahun .. Daftar pustaka ditulis berdasarkan urutan
abjad menggunakan aturan Harvard Style. Nama
Umur Status Faal Paru
keluarga didahulukan dan ditulis lengkap,
(tahun) Normal Tidak Normal
n % n % sedangkan nama diri disingkat (ditulis huruf
20-29 ## Xx ## xx pertamanya saja). Bila nama keluarga tidak
30-39 ## Xx ## xx diketahui kata terakhir dari nama tersebut
dianggap sebagai nama keluarga. Daftar pustaka Buku
hanya memuat referensi yang dikutip dalam Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., Manuaba,
artikel. Semua referensi yang dikutip dalam I.B.G. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri
artikel harus dimasukkan daftar pustaka. Untuk untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
menjaga konsistensi cara pengacuan, pengutipan Penerbit Buku Kedokteran EGC.
dan penulisan daftar pustaka kami sarankan untuk
menggunakan aplikasi referensi standar seperti Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Endnote, Mendeley, Zotero, RefWorks atau Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Colwiz.
Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, Disertasi
Laporan Puspitasari, K. M. 2013. Pengaruh Tingkat
Departemen Kesehatan. 2013. Laporan Riset Pendidikan dan Pengalama Kerja terhadap
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 Bidang Produktivitas Kerja Karyawan Bagian
Biomedis. Jakarta: Badan Litbangkes, Weaving 2 di PT. Kusumahadi Santoso
Depkes RI. Karanganyar Periode Januari-Juni Tahun
2013. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Artikel Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Leifert, J.A., 2008. Anaemia and Cigarette Negeri Sebelas Maret.
Smoking. Germany. Department of
Haematology and Oncology, University Undang-Undang, Peraturan, Keputusan
Medical Centre, Freiburg. Menteri
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1847 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009. Tentang
9294. [Sitasi 17 Desember 2014]. Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan.

TAMBAHAN :
Semua artikel ilmiah dilakukan pengecekan plagiarisme melalui software TURNITIN sebanyak 2 kali
yaitu saat pertama kali jurnal masuk dan setelah jurnal mendapat review dari reviewer. Hasil pengecekan
plagiarisme melalui software TURNITIN maksimal 30%.

You might also like