You are on page 1of 7

INFLUENSA

No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 1
UPTD PUSKESMAS dr. Tri Lestari Budi Utami
UPTD PUSKESMAS BALONGSARI NIP 196307071989112001
BALONGSARI
1. Pengertian Influensa tergolong infeksi akut saluran napas ( disingkat secara salah :
ISPA ) yang biasanya terjadi dalam bentuk epidemi. Banyak macam virus
penyebabnya antara lain < Rhinovirus, Corona virus, Virus Influensa A dan
para influensa, adenovirus, enterovirus.
Disebut Common Cold atau selesmas bila gejala hidung lebih menonjol.
Influensa dimaksudkan untuk kelainan disertai faringitis dengan tanda
demam dan lesu yang lebih nyata.
Biasanya penyakit ini sembuh sendiri dalam 3 5 hari.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan influensa dan mencegah
terjadinya komplikasi
3. Kebijakan Semua pasien poli umum di Puskesmas Balongsari yang Menderita
Influensa
4. Referensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007

5. Alat dan Bahan -

6. Prosedur/ 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan


Langkah- langkah menanyakan umur pasien serta mencatatnya dalam status .
2. Dokter menganamnesa pasien : Gejala sistemik khas berupa infeksi
virus akut yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, nafsu
makan hilang. Gejala lokal berupa rasa menggelitik sampai nyeri
tenggorok, kadang batuk kering, hidung tersumbat, bersin dan
ingus encer dan jernih.
3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik antara lain :
3.1 Memeriksa bagaimana keadaan faring dan tonsil pasien.
3.2 Dalam rongga hidung tampak concha sembab dan
hipoeremia, sekret dapat bersifat serous, seromukous atau
mukopurulen bila ada infeksi sekunder.

3.3 Dokter melakukan terapi.


3.4 Dokter memberi anjuran istirahat dan banyak minum
sangat penting.
3.5 Pengobatan simtomatis dapat diberikan untuk
menghilangkan gejala.
3.5.1 Parasetamol 3 x 500 mg atau asetosal 3 x 300
500 mg untuk menghilangkan nyeri dan demam
3.5.2 Efedrin 3 x 10 mg, pseudoefedrin 3 x 30 mg, atau
fenilpropanolamin 15 25 / kali diperlukan bila
terjadi udem dan ingus yang berlebihan.
3.5.3 Dekstrometorfoan 3 x 10 15 mg atau kodein 3
x 8 mg hanya diberikan kalau batuk kering sangat
menggangu, jika batuk berdahak, dapat
diberikan Gliseril Guaiokolat 3 x 1 tablet / hari.
3.5.4 Antibiotik hanya diberikan bila terjadi infeksi
sekunder. Yang terpilih adalah eritmisin atau
amoksisilin.
4. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan

7. Diagram alir -

8. Hal-hal yang -
perlu dipehatikan
9. Unit Terkait BP Umum, KIA

10. Dokumen -
Terkait
ASMA BRONKIALE
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 3
UPTD PUSKESMAS dr. Tri Lestari Budi Utami
UPTD PUSKESMAS BALONGSARI NIP 196307071989112001
BALONGSARI
1. Pengertian Asma adalah penyakit kronik pada saluran napas. Menurut the
American Thoracic Society ( 1962 ) Asma adalah suatu penyakit dengan
ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan dengan manifestasikan adanya penyempitan jalan napas
yang luas dan derajatnya dapat berubah ubah. Baik secara spontan
maupun sebagai hasil pengobatan Inflamasi pada saluran napas
biasanya disertai hiperreaktivitas bronkus, obstruksi jalan napas dan
gejala pernapasan ( mengi, batuk dan sesak ) Serangan asma sering di
cetuskan oleh ISPA, tekanan emosi, kerja fisik atau rangsangan yang
bersifat allergen.

Menjauhkan penderita dari sumber rangsang sangat penting, misalnya


asap rokok, insektisida, debu dan hewan piaraan. Sesak napas pada
asma khas disertai suara mencicit ( mengi ) akibat kesulitan ekpirasi.
Pada auskultasi terdengar wheezing dan ekspirasi memanjang.
Keadaan sesak hebat yang ditandai dengan giatnya otot otot
pernapasan dan sianosis dikenal dengan giatnya otot otot. Bantu
pernapasan dan sianosis dekenal dengan status asmatikus yang dapat
berakibat fatal.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan Asma dalam mengatasi
serangan akut dan mencegah serangan.
3. Kebijakan Pasien di poli umum Puskesmas Balongsari yang menderita Asma
Bronkiale.
4. Referensi Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007

5. Alat dan Bahan -

6. Prosedur/ - Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan


menanyakan umur pasien serta mencatatnya dalam status.
Langkah- langkah
- Dokter menganamnesa pasien : Gejala gejala asma seperti sesak
napas yang berbunyi, misalnya ngik ngik, kapan serangan timbul,
adakah faktor pencetus serangan, faktor apa saja yang dapat
meringankan gejala, misalnya adakah obat obat yang biasa
diminum jika timbul serangan, adakah riwayat asma dalam
keluarga.

- Dokter melakukan pemeriksaan fisik antara lain :


Hitung nafas dalam satu menit.
Ukur suhu badan pasien
Adakah sianosis.
Adakah tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Adakah terdengar wheezing dan ekspirasi memanjang pada
auskultasi paru.
- Dokter melakukan terapi :
Anjuran istirahat dan banyak minum sangat penting, juga
anjuran untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Sedapat mungkin menghilangkan atau setidaknya menghindari
factor pencetus serangan seperti misalnya
stress, asap rokok, insektisida, debu dan hewan piaraan
Bronkodilator terpilih adalah teofilin 3 x 100 150 mg pada
orang dewasa.
Pilihan lain salbutamol 3 x 2 4 mg.
Prednison hanya dibutuhkan bila obat obat diatas tidak
menolong, dan diberikan beberapa hari saja untuk
mencegah status asmatikus, namun pemberiannya tidak
boleh terlambat.
Pengobatan simtomatis dapat diberikan untuk
menghilangkan gejala
Parasetamol 3 x 500 mg atau asetosal 3 x 300 500 mg untuk
menghilangkan nyeri dan demam
Efedrin 3 x 10 mg, pseudoefedrin 3 x 30 mg, atau
fenilpropanolamin 15 25 mg/ kali diperlukan bila terjadi
udem dan ingus yang berlebihan.
Jika batuk berdahak, dapat diberikan Gliseril
Guaiokolat 3 x 1 tablet / hari atau ekspectoranlainnya.
Antibiotik diberikan bila perlu saja.
Penderita Status Asmatikus memerlukan oksigen,
terapi parenteral dan perawatan intensif sehinggaharus dirujuk
dengan tindakan awal sebagaiberikut
Penderita di infus glukosa 5 %
Aminofilin 5 6 mg / kg BB disuntikan IV, perlahan, bilapenderita
belum memperoleh teofilin oral.
Prednison 2 x 10 20 mg sehari untuk beberapa hari,
kemudian diturunkan dosisnya
- Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan
7. Diagram alir -

8. Hal - Hal yang -


perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Bp Umum, KIA
10. Dokumen
Terkait
POLIMYALGIA REUMATIK
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman : 5
UPTD PUSKESMAS dr. Tri Lestari Budi Utami
UPTD PUSKESMAS BALONGSARI NIP 196307071989112001
BALONGSARI
1. Pengertian Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher,
bahu, dan panggul. Trutama mengenai usia pertengahan atau lanjut
usia, sekitar 50 tahun ke atas. Gejala utama adalah nyeri dan kekakuan
yang mengenai leher, bahu, lengan atas, pinggang, pinggul, dan
punggung sebelah bawah. Tidak terdapat kelelahan otot.
2. Tujuan Sebagai pedoman penatalaksanaan polimialgia reumatik
3. Kebijakan Semua pasien poli umum diPuskesmas Kecamatan BALONGSARI yang
menderita polimialgia reumatik
4. Referensi Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas 2007

5. Alat dan Bahan -

6. Prosedur/ Lakukan pengukuran tekanan darah pasien dan menanyakan umur


Langkah- langkah pasien serta mencatatnya dalam status

Dokter menganamnesa pasien : ada tidaknya nyeri dan kekakuan pada


otot-otot ekstermitas, lokasi nyeri, intensitas nyeri dan penjalarannya.

Dokter melakukan pemeriksaan fisik : tidak ditemukan kelainan yang


khas.
Dokter memberikan terapi :
Analgetik contoh : Paracetamol, Asam Mefenamat, Piroksikam,
Methycobal dll
Kortikosteroid ; Prednison 10 15 mg sehari selama 3 h ari, bila
terdapat tanda inflamasi
Bila perlu dapat diberikan roborantia, vit B1,B6, dan B1

Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan

7. Diagram alir -

8. Hal-Hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Bp Umum, Lansia

10. Dokumen
Terkait

You might also like