You are on page 1of 9

PENGARUH MENGKUDU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA

PENDERITA HIPERTENSI DI DESA WEDOROKLURAK KECAMATAN CANDI


KABUPATEN SIDOARJO

Hartin Suidah, S.Kep.Ns

ABSTRACT

Hypertension is a condition without symptoms, which are abnormally high pressure in


the arteries leading to increased risk for stroke, aneurysm, heart failure, heart attack and
kidney damage (Revelation, 2009). Rubiacce by (Dripa sjabana, 2002) Rubiacce is a tree that
many benefits, its fruit is white men rounded up to an oval, the surface bumpy, seedy, the fruit
is cooked soft and contain lots of water, it was a bit sour. The purpose of this study to analyze
the effect of Rubiacce to the decrease of blood pressure in hypertensive patients in the village
of Candi Sidoarjo District Wedoroklurak.

The design of this study was used design of experiments with the design pre-goup one
pre-post test design. Variable in this study there were two independent variables namely
rubiacce and variable dependent decrease of blood pressure. The population in this study
there were 25 people in the village of Candi Sidoarjo District Wedoroklurak. Samples used
total sampling. Data were collected by questionnaires and observation of blood pressure and
then the results were analyzed using t-test.

T-test results obtained = 0.000 the result of <0.05 means that H0 was rejected
means that there were influence of Rubiacce to the decrease of blood pressure in
hypertensive patients in the village of Candi Sidoarjo District Wedoroklurak. Various factors
triggering the occurrence of hypertension lifestyle, excessive salt intake, weight, alcohol,
strees, and lack of exercise. While respondents in this study attempted to drink noni with the
expectations of the blood pressure can be decreased.

Respondents were expected to use alternative treatment of therapy drink Rubiacce good
and right through print and electronic media or from the surrounding environment so that their
blood pressure could be better.

Keywords: Rubiacce , Blood Pressure, Hypertension

Jurnal Keperawatan Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 Desember 2011


ABSTRAK

Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi
di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal (Wahyu, 2009). mengkudu menurut (Dripa sjabana,
2002)Mengkudu adalah pohon yang banyak manfaatnya, buahnya berwarna putih keruh bulat
sampai bulat telur,permukaannya berbenjol-benjol, berbiji banyak, daging buahnya yang masak
lunak dan banyak mengandung air, rasanya agak asam. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis pengaruh mengkudu terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi di desa Wedoroklurak Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo.
Desain penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen dengan rancangan one-goup
pre-post test desain. Variable dalam penelitian ini ada dua yaitu variable independent yaitu
mengkudu dan variable dependent penurunan tekanan darah. Populasi dalam penelitian ini ada
25 orang di desa Wedoroklurak Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Sampel menggunakan
total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan observasi tekanan darah
kemudian hasil dianalisa menggunakan uji t-test.
Hasil uji t-test diperoleh hasil = 0,000 maka < 0,05 berarti H0 ditolak berarti ada
pengaruh mengkudu terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di desa
Wedoroklurak Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Berbagai faktor pemicu terjadinya
hipertensi gaya hidup, konsumsi garam berlebihan, berat badan, alcohol, strees, dan kurang
olahraga. Sedangkan responden pada penelitian ini berusaha untuk minum mengkudu dengan
harapan tekanan darah dapat menjadi turun
Diharapkan responden menggunakan pengobatan alternative tentang terapi minum
mengkudu yang baik dan tepat melalui media cetak dan elektronik ataupun dari lingkungan
sekitarnya sehingga tekanan darah mereka dapat menjadi lebih baik.

Kata Kunci : Mengkudu, Tekanan Darah, Hipertensi

Jurnal Keperawatan Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 Desember 2011


PENDAHULUAN

Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah tinggi secara terus menerus
hingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 140/90 mmhg. Hipertensi
merupakan produk dari resistansi pembuluh darah perifer dan riwayat keluarga(Joko setyono,
2001). Masih tingginya penderita hipertensi merupakan salah satu masalah yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan masyarakat. Sebagai akibat banyaknya perubahan gaya hidup dan
sikap yang mendorong timbulnya penyakit hipertensi.Disisi lain obat-obat tersebut dapat
menimbulkan efek samping pada penggunanya sehingga metode pengobatan secara non
farmakologis dapat digunakan sebagai alternatif dalam mengontrol tekanan darah tinggi, salah
satunya dengan menggunakan terapi mengkududimana metode ini tidak menimbulkan efek
samping dan diketahui dapat mengontrol tekanan darahserta terbukti mampu menggantikan
terapi obat-obatan hipertensi (Dripa sjabana, 2002)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab meningkatnya resiko penyakit
stroke, jantung dan ginjal. Di dunia, hampir 1 milyar orang atau 1 dari 4 orang dewasa
menderita tekanan darah tinggi (Ruhyana, 2007). Selain itu menurut Elokdyah (2007) kurang
lebih 10-30% penduduk di hampir semua Negara mangalami hipertensi.Data Rikesdes tahun
2007 menyebutkan prevalensi hipertensi di indonesia mencapai 30% dengan insiden komplikasi
penyakit kardiovaskuler lebih banyak padaperempuan 52% dan pada laki-laki 48 %. Pada tahun
2008 sedikitnya 30% penduduk indonesia mempunyai tekanan darah tinggi.Secara prevalensi
nasional hipertensi pada penduduk umur >18 tahun di daerah Jawa Timur sebesar 45,2%
(Riskesdes, 2007).Hasil pengujian ekstrak buah mengkudu bahwa pengujian memperlihatkan
hasil yang positif, pada akhir masa pengujian tekanan darah yang semula 170/110 mmHg turun
menjadi 115/80 mmHg setelah 12 minggu masa pengujian.Takaran atau jumlah ekstrak buah
mengkudu yang diberikan dalam masa pengujian berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
Secara normal takaran yang diberikan pada manusia adalah sebanyak 15ml/50 kg berat badan
diberikan 2 kali sehari pada pagi dan malam hari kira-kira setengah jam sebelum makan nasi
atau 2 jam sesudah makan nasi, agar penyerapan/absorbsi bahan aktif dalam ekstrak buah
mengkudu tersebut berjalan sempurna (Solomon,2003). Dr. Neil Solomon terhadap 8.000
pemakai sari buah mengkudu, termasuk 40 dokter dan praktisi medis. Hasilnya
memperlihatkan, jus mengkudu membantu menyembuhkan sejumlah penyakit. Sedikitnya ada
22 jenis penyakit, antara lain darah tinggi, kolesterol, stroke, kanker, asam urat, diabetes,
kelemahan seksual, rasa nyeri, depresi, gangguan ginjal, dan stres dengan tingkat keberhasilan
78%. Setelah studi pendahuluan di desa Wedoroklurak Kec. Candi Kab. Sidoarjo sekitar ada
654 penduduk dan yang menderitahipertensi ada 25 orang.
Faktor yang berpengaruh memicu terjadinya tekanan darah tinggi diantaranya adalah
faktor genetik, jenis kelamin, usia, tingkat stres, obesitas, dan konsumsi garam serta alkohol.
Tekanan darah tinggi merupakan faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit
kardiovaskuler, gagal ginjal, stroke dan kematian. Melihat kompleknya permasalahan tekanan
darah tinggi atau hipertensi, dapat disimpulkan bahwa apabila tidak dilakukan pengobatan dan
pengontrolan tekanan darah maka akan dapat menimbulkan komplikasi pada tubuh.Mengkudu
terdiri dari zat aktif polisakarida, scopoletin, ascorbic acid, -carotene, -arginine, proxeronine
dan proxeroninase sejak berabad- abad dipergunakan untuk obat peluruh kencing dan dapat
menurunkan tekanan darah tinggi. Kandungan mengkudu scopeletin memiki efek menormalkan
tekanan darah. Secara farmakologis bisa kita telaah melalui khasiat antihipertensi dapat
ditunjukkan dengan adanya efek spasmolitiksecara terjadi pelebaran pembuluh (vasodilatasi)
akibat relaksasi otot polos pembuluh darah, sebagaimana cara kerja berbagai obat
antihipertensi. Sedangkan khasiat antihipotensi ditunjukkan dengan adanya efek menghambat
iNOS , yang berarti menghambat pembentukan nitric oxide (NO) padahal NO memiliki efek
vasodilatasi(Dripa sjabana, 2002).

Jurnal Keperawatan Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 Desember 2011


Mengingat tanaman ini sering kita jumpai di lingkungan kita dan mempunyai manfaat yang
besar pula, sehingga diharapkan dengan melakukan pengobatan hipertensi secara non
farmakologis yaitu dengan pengobatan herbal dari mengkudu yang matang berwarna kuning
dijus lalu disaring dan diminum 2 kali sehari 20-30 menit sebelum sarapan dan 20-30 menit
sebelum makan malam, sehingga tekanan darah pada penderita bisa menurun. Dengan
demikian, masyarakat bisa meminimalisir penggunaan obat-obatan hipertensi secara
farmakologis yang biayanya cukup mahal. Hipertensi merupakan penyakit berjalan terus
seumur hidup dan sering tanpa adanya keluhan yang khas selama belum ada komplikasi pada
organ tubuh. Untuk itu diperlukan ketelatenan dan biaya yang cukup mahal. Dalam mengontrol
hipertensi kita dapat memanfaatkan pengobatan secara farmakologis dengan menggunakan
obat-obatan sintetis yang belakangan ini cenderung mengalami hambatan karena daya beli
masyarakat yang semakin menurun, sehingga kita dapat memanfaatkan pengobatan secara
non farmakologis dengan obat alternatif berbahan baku mengkudu yang bisa dijangkau dari
segi materil (Lastri, 2009).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh mengkudu terhadap penurunan
tekanan darah padapenderita hipertensi di desa Wedoro klurak Kec. Candi Kab. Sidoarjo.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan rancangan One-group
pre-post test design. Populasi yang terjangkau dalam peneliti ini adalah semua penderita
hipertensi di desa Wedoro klurak Kec. Candi Kab. Sidoarjo. Teknik pengambilan sampel
penelitian ini dilakukan secara total sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah pemberian
terapi mengkudu dan penurunan tekanan darah. Pengumpulan data dimulai dengan tahap
pengajuan surat ijin penelitian. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi. Setelah data terkumpul melalui observasi, kemudian data ditabulasi dan
dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti untuk menganalisa terapi buah mengkudu
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi digunakan SPSS 16.0 dengan uji
statistic t sampel berpasangan dengan tingkat kemaknaan = 0,05. Bila hasil yang diperoleh
<0,05 maka H1 diterima, berarti buah mengkudu berpengaruh untuk penurunnan tekanan
darah pada penderita hipertensi.

Jurnal Keperawatan Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 Desember 2011


HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Hasil Penelitian

1. Analisa pengaruh terapi mengkudu terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
hipertensi
No responden MAP pretest MAP post-test Penurunan TD Kode
1 113.33 113.33 0.00 1
2 106.67 103.33 -3.33 2
3 120.00 116.67 -3.33 2
4 126.67 103.33 -23.33 2
5 110.00 106.67 -3.33 2
6 110.00 106.67 -3.33 2
7 120.00 123.33 3.33 2
8 120.00 110.00 -10.00 2
9 130.00 126.67 -3.33 2
10 130.00 120.00 -10.00 2
11 106.67 103.33 -3.33 2
12 106.67 106.67 0.00 1
13 116.67 111.67 -5.00 2
14 123.33 111.67 -11.67 2
15 123.33 120.00 -3.33 2
16 110.00 108.33 -1.67 2
17 115.00 113.33 -1.67 2
18 126.67 110.00 -16.67 2
19 120.00 110.00 -10.00 2
20 106.67 103.33 -3.33 2
21 110.00 105.00 -5.00 2
22 120.00 110.00 -10.00 2
23 110.00 101.67 -8.33 2
24 103.33 100.00 -3.33 2
25 121.67 113.33 -3.33 2

Jurnal Keperawatan Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 Desember 2011


Paired Samples Test
Paired differences t Sig. (2-
Mean Std.Dev Std. 95% Confidence tailed)
iation Error Interval of the
Mean Difference
Lower Upper

Pair 1MAP 5.9340 5.71512 1.1430 3.57491 8.29309 5.191 .000


Pre test-MAP 0 2
Post test

Dilihat dari tabel hasil uji Paired t Test dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh hasil
sig. (2-tailed) atau p value = 0.000 (<0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya
terdapat pengaruh mengkudu terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi di desa Wedoroklurak Kec. Candi Kab. Sidoarjo.

Pembahasan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah responden sebelum dilakukan
minum mengkudu dan tekanan darah setelah dilakukan minum mengkudu mengalami
penurunan hal ini di tandai dengan didapatkan rerata MAP sebelum diberikan terapi minum
mengkudu sebesar 116.2672 mmHg, sedangkan MAP setelah diberikan terapi minum
mengkudu sebesar 110.3332 mmHg, dan didapatkan rerata penurunan tekanan darah sebesar
5.934 mmHg.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah jenis kelamin. Pada tabel diatas
menunjukkan sebagian besar responden jenis kelamin laki- laki 14 orang (56%). Hal ini sesuai
dengan teori menurut Gunawan 2001 yang berpendapat bahwa laki-laki lebih tinggi mengalami
hipertensi daripada perempuan. Karena laki-laki sebagai kepala keluarga yang menopang
keluaganya dapat memberikan curahan hatinya pada istrinya kemungkinan beban yang
ditanggung suaminya dapat berkurang. Faktor yang juga mempengaruhi hipertensi adalah
usia. Pada tabel diatas bahwa sebagian besar penderita hipertensi adalah berumur 31-40 tahun
(36%). Menurut Lany S.syamsir A.iwan H bahwa usia masih produktif untuk bekerja maka
semakin menjadi beban terutama pada usia 31-40 tahun demikian pula sebaliknya. Sehingga
semakin orang bekerja maka orang tersebut akan lebih memikirkan pekerjaannya.
Faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah pendidikan. Dari tabel diatas responden
pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka mempunyai latar belakang
tidak sekolah 21 orang (84%). Menurut A Wawan dan Dewi M bahwa pendidikan semakin tinggi
maka akan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki tentang penurunan tekanan darah pada
usia 31-40 tahun demikian pula sebaliknya. Responden pada penelitian ini menunjukkan
sebagian besar tidak sekolah karena itulah masih banyak responden yang belum mengetahui
penanganan penurunan tekanan darah menggunakan pengobatan alternative non farmakologis
(mengkudu) akan tetapi responden yang sudah minum mengkudu dapat memperoleh informasi
dari lingkungan ataupun masyarakat.

Jurnal Keperawatan Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 Desember 2011


Faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah pekerjaan. Pada tabel diatas menunjukkan
bahwa sebagian besar bekerja sebagai petani 15 orang (60%). Hal ini sesuai dengan dengan
pernyataan Kemampuan ekonomi yang rendah dapat berakibat pada tingkat pengetahuan dan
kecerdasan (Depkes RI, 2000). Penanganan penurunan tekanan darah pada responden hanya
berdasarkan pengobatan farmakologis tetapi responden tetap berusaha supaya tekanan
darahnya menurun atau normal.
Hasil uji Paired t Test dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh hasil Sig. (2-tailed)
atau p value = 0,000 (karena nilai p value < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya
Ada pengaruh terapi minum mengkudu terhadap tingkat penurunan tekanan darah pada klien
dengan penyakit hipertensi di desa Wedoroklurak Kec. Candi Kab. Sidoarjo.
Pada dasarnya kandungan mengkudu scopeletin juga dapat bekerja secara sinergis untuk
andil dalam efek adaptogenik dari buah mengkudu, melalui beragam efek farmakologis yang
dimilikinya. Pesona dari scopeletin ini ternyata bisa terlihat dari efeknya yang tidak saja dapat
menurunkan tekanan darah dari keadaan hipertensi (tekanan darah tinggi) (Dripa sjabana,
2002). Dr. Neil Solomon terhadap 8.000 pemakai sari buah mengkudu, termasuk 40 dokter dan
praktisi medis. Hasilnya memperlihatkan, jus mengkudu membantu menyembuhkan sejumlah
penyakit. Sedikitnya ada 22 jenis penyakit, antara lain darah tinggi, kolesterol, stroke, kanker,
asam urat, diabetes, kelemahan seksual, rasa nyeri, depresi, gangguan ginjal, dan stres.
Penderita hipertensi di desa Wedoroklurak Kec. Candi Kab. Sidoarjo melakukan minum
mengkudu. Kandungan scopeletin di dalam mengkudu ini ternyata bisa terlihat dari efeknya
yang tidak saja dapat menurunkan tekanan darah dari keadaan hipertensi (tekanan darah
tinggi), namun juga akan menaikkan tekanan darah menuju normal dari keadaan hipotensi
(tekanan darah rendah). Inilah contoh praktis dari efek adaptogenik,dalam hal ini berarti
scopoletin memilki efek menormalkan tekanan darah. Dilihat dari hasil penelitian non
farmakologis yang dapat mengurangi hipertensi adalah teknik- teknik mengurangi stress,
penurunan berat badan, mengurangi konsumsi garam. Dari hasil data pembahasan di atas,
penanganan hipertensi selain dengan terapi pengobatan juga harus dengan terapi non
farmakologis (minum mengkudu) atau dengan belimbing, terapi music sehingga penanganan
hipertensi lebih efektif.

SIMPULAN

1. Tekanan darah sebelum diberikan terapi minum mengkudu. Didapatkan hasil rerata MAP
sebesar 116.2672 mmHg dalam pengukuran tekanan darah (mean artery pressure) pada
responden sebelum diberikan terapi minum mengkudu.
2. Tekanan darah sesudah diberikan terapi minum mengkudu. Didapatkan hasil rerata MAP
sebesar 110.3332 mmHg dalam pengukuran tekanan darah (mean artery pressure) pada
responden setelah diberikan terapi minum mengkudu.
3. Terdapat pengaruh terapi minum mengkudu terhadap penurunan tekanan darah pada
responden di desa Wedoroklurak Kec. Candi Kab. Sidoarjo dengan Hasil uji Paired t Test
sig(2-tailed) atau p value = 0,000.

Jurnal Keperawatan Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 Desember 2011


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. (2007). Riset Keperawatan Dan Penelitian Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika

Astawan, Made. (2009). Cegah Hipertensi Dengan Pola Makan.


http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20&Itemid=3.

Beevers, D.G. (2002). Tekanan darah. Jakarta : Dian Rakyat.

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

Ganong, William F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC hal 248

Gunawan, Lany. (2001). Hipertensi tekanan darah tinggi. Yogyakarta : Kanisius.

Guyton dan Hall. (2007). Buku ajar fisiologi Edisi II. Jakarta : EGC.

Joewono, Boedhi soesetyo. (2003). Ilmu penyakit jantung. Surabaya: Airlangga university.

Mansjoer, Arif. dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius. hal
518-522

Murti,Tendi krisna. (2010). 101 Ramuan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit.
Yogyakarta : Insan Mandani.

Muttaqin, Arif. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba medika, hal 112-117

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmojo, Soekidjo. (2010). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2002). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta : Salemba medika.

Nursalam. (2008). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta : Salemba medika.

Riskesdes. (2007). Ringkasan Profil kesehatan di Indonesia. http:// Selasi.net.Index.Php?


optim=com

Ruhyana. (2007). Hipertensi penyebab utama penyakit jantung. http ://ruyana.wordpres.com.

Sjabana, Dripa. (2002). Mengkudu. Jakarta : Salemba Medika.

Susalit, Endang. dkk. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed.3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI, hal 453-464

Susanto & Harnowo. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Widya Medika, hal 134-141

Sustrani. dkk. (2006). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, hal 11-34 dan 98-99

Jurnal Keperawatan Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 Desember 2011


Ulfah, Yunika, A. (2008). Penyakit hipertensi. http://one.indoskripsi.com

Utaminingsih, rahayu wahyu. (2009). Mengenal dan mencegah penyakit diabetes,hipertensi,


jantung dan stroke. Yogyakarta : Media ilmu

Jurnal Keperawatan Volume 01 / Nomor 01/ Januari 2011 Desember 2011

You might also like