You are on page 1of 14

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI

PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DAN KECEPATAN PEMBUKAAN PADA IBU


BERSALIN PRIMIGRAVIDA

Indah Lestari*, Agus Abadi**, Windhu Purnomo**


*Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Alamat korespondensi:
Windhu Purnomo
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya
Kampus C Unair Jl. Mulyorejo - 60115
Telp. (031) 5920948 5920949, Fax. (031) 5924618
email: windhu.purnomo@gmail.com

ABSTRACT

Pain of childbirth occurs due to contraction during the process of opening and thinning of the cervix. Frequency and
duration of the contractions is felt especially in primigravida mothers. This study aims to analyze the influence of the Deep back
massage to the decrease of labor pain when active phase and the speed of the opening in the mother giving birth in the working
area of BPS Dlanggu Public Health Center Mojokerto district. The study was true experimental with pretest-posttest, control
group design. Dependent variable is the reduction of labor pain and speed of the opening of cervix. Independent variable is
deep back massage. The collection of measurement data using the Visual Analog Skale (VAS) and partograph. Samples are
primigravida delivering mothers who meet the inclusion criteria and are sorted into two groups of the total population. Data
were analyzed with Wilcoxon Sign Rank test, test Mann-Whitney and t two independent samples. The results showed that the
relationship between the provision of deep back massage to decrease pain and speed the opening of labor. Comparison of
pain level on the pretest and posttest control group Wilxocon Sign Rank test showed p = 0.001 test (increase in pain of 1.52).
Comparison of pretest and posttest levels of pain in those who received deep back massage with Wilxocon Sign Rank test showed
p = 0.000 tests (decrease in pain of 4.33). Comparison of the opening velocity between the two groups with two independent
samples t test showed p = 0.000 means that there is deep back massage influence on the rate of cervical opening. Deep back
massage is one of non-pharmacological therapy as an integral part in providing basic care at childbirth aid delivery.

Keywords: Level of pain, deep back massage, childbirth, cervical opening

ABSTRAK

Sakit saat melahirkan terjadi karena kontraksi selama proses pembukaan dan penipisan serviks. Frekuensi dan durasi
rasa sakit kontraksi lebih dirasakan oleh ibu primigravida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh deep back
massage terhadap penurunan nyeri persalinan saat fase aktif dan kecepatan pembukaan pada ibu melahirkan di wilayah kerja
BPS Puskesmas Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan pre-post tes dengan
Control Group Design. Variabel terikat adalah pengurangan nyeri persalinan dan kecepatan pembukaan serviks. Variabel
bebas adalah deep back massage. Pengumpulan data pengukuran dengan menggunakan Visual Analog Skale (VAS) dan
partograf. Sampel adalah ibu primigravida yang memenuhi kriteria inklusi dan diurutkan menjadi dua kelompok dari total
penduduk. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon Sign Rank, uji Mann-Whitney dan t dua sampel bebas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa deep back massage dapat mengurangi nyeri dan kecepatan pembukaan. Perbandingan tingkat rasa sakit
pada tes kelompok kontrol pretest dan posttest Wilxocon Sign Rank menunjukkan p = 0,001 test (peningkatan rasa sakit dari
1,52). Perbandingan tingkat pretest dan posttes rasa sakit pada mereka yang menerima deep back massage dengan Wilxocon
uji Rank Daftar menunjukkan p = 0,000 tes (penurunan nyeri dari 4,33). Perbandingan kecepatan pembukaan antara dua
kelompok dengan dua uji t sampel bebas menunjukkan p = 0,000 berarti bahwa ada pengaruh deep back massage pada laju
pembukaan serviks. Penerapan deep back massage merupakan salah satu terapi non-farmakologis sebagai bagian integral
dalam memberikan perawatan dasar pertolongan persalinan.

Kata kunci: Tingkat nyeri, deep back massage, melahirkan, pembukaan serviks

PENDAHULUAN faktor salah satunya adalah adanya nyeri selama


Proses persalinan merupakan kejadian proses persalinan. Nyeri persalinan mulai timbul
alamiah yang menyertai siklus hidup wanita untuk pada tahap kala I yang berasal dari kontraksi uterus
mengeluarkan hasil konsepsi (janin dan plasenta). dan dilatasi serviks. Dengan makin bertambahnya
Akan tetapi proses ini memberi makna yang berbeda- baik lama maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri
beda pada tiap individu dan menjadikan suatu yang dirasakan akan bertambah kuat.
pengalaman unik. Kondisi ini dikarenakan berbagai

37
38 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 9 No. 1, Juli 2012: 3750

Berat ringannya nyeri yang dirasakan ibu tidak dilakukan tindakan penurunan nyeri, maka
dan bagaimana ibu berespons dalam menghadapi akan berdampak pada kesejahteraan ibu dan bayinya
nyeri sangat berpengaruh pada kelangsungan proses (Laderman dalam Yerby, 2000).
persalinan. Nyeri yang terjadi dapat memengaruhi Metode yang digunakan untuk menurunkan
kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir nyeri persalinan dapat dilakukan secara farmakologi
dan menimbulkan stress. Stress dapat menyebabkan dan non farmakologi. Perawat dan bidan mempunyai
melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada konstribusi yang signifikan terhadap metode
persalinan yang lama bahkan kematian pada ibu. penurunan nyeri secara non farmakologis. Metode
Bonica (1994), dalam penelitiannya terhadap 2.700 ini dapat dijadikan sebagai alternatif bagi ibu karena
parturien di 121 pusat obstetrik dari 36 negara mempunyai keuntungan di samping menurunkan
menemukan bahwa hanya 15% persalinan yang nyeri persalinan, mengurangi biaya persalinan dan
berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan, 35% mengurangi efek samping jika menggunakan obat-
persalinan disertai nyeri sedang, 30% persalinan obatan penurun nyeri. Salah satu bentuk metode
disertai nyeri hebat dan 20% persalinan disertai nyeri penurunan nyeri persalinan non farmakologis
yang sangat hebat. adalah pijatan (massage). Pijatan menggunakan
Berdasarkan studi pendahuluan yang teori gate kontrol dengan stimuli kutaneus (Martin,
dilakukan peneliti pada dua Bidan Praktek Swasta 1997). Pijatan mempunyai tingkat efektivitas yang
(BPS) didapatkan 5 orang dari 8 orang ibu bersalin cukup tinggi dalam menurunkan nyeri persalinan.
mengeluh nyeri yang sangat hebat dan merasa takut Penelitian terkait tentang pijatan (Chamberlain,
menjalani persalinan kembali. Selama kala I hampir 1999) didapatkan bahwa 90% wanita yang menerima
semua ibu tak mampu menahan keinginan mengejan metode relaksasi dan pijatan sangat baik dalam
selama kontraksi dan berteriak-teriak setiap his menurunkan nyeri persalinan. Teknik pijatan yang
muncul. Pada observasi tampak vulva membengkak dapat dilakukan adalah efflurage, rubbing, deep back
dan ibu menjadi kelelahan sehingga mengalami massage. Efflurage adalah pemijatan pada abdomen.
perpanjangan kala II. Dari data dokumenter Rubbing adalah teknik pijatan yang dilakukan
yang ada di bidan pada kurun 3 bulan didapatkan pada punggung diantara kontraksi. Deep Back
18 ibu primipara dan 12 ibu multipara. Data nyeri masage adalah penekanan pada sakrum yang dapat
memang tidak ada akan tetapi 35% ibu mengalami mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus dari
partus lama, 12% perdarahan post partum, dan posisi oksiput posterior janin (Simkin, 1995). Selama
10% bayi lahir dengan caput succedaneum. Beberapa kontraksi dapat dilakukan penekanan pada sakrum
mengalami rupture perineum dan dilakukan yang dimulai saat awal kontraksi dan diakhiri
episiotomy. Kondisi ini secara tidak langsung setelah kontraksi berhenti. Jika klien menggunakan
dapat disebabkan oleh adanya nyeri hebat selama fetal monitor, dapat melihat garis kontraksi untuk
persalinan yang tidak dikontrol oleh ibu. memulai dan mengakhiri penekanan. Penekanan
Menurut Reeder (1998), kira-kira 25% dapat dilakukan dengan tangan yang dikepalkan
ibu bersalin memiliki daya tahan tinggi, mampu seperti bola tenis pada sakrum 2,3,4. Penekanan
mengatasi nyeri persalinan, sehingga proses selama kontraksi sama dengan metode penurunan
persalinannya berjalan normal. Nyeri persalinan nyeri dengan menggunakan obat 50100 mg
dapat menimbulkan kecemasan pada pasien, meperidine. Dengan penekanan menstimulasi
menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga kutaneus, sehingga dapat menghambat impuls nyeri
kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan tidak sampai ke thalamus. Hal ini sesuai dengan
darah, dan berkurangnya motilitas usus serta vesika teori gate kontrol dari Melzack. Selain juga akan
urinaria. Selain itu kecemasan atau stress yang tinggi membantu meningkatkan kontraksi miometrium
juga akan menyebabkan pelepasan hormon yang yang akan mempercepat proses pembukaan.
berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon Pada kenyataannya baru metode nafas
ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot dalam yang diterapkan di rumah sakit dan tempat
polos dan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga pelayanan persalinan. Akan tetapi mengingat
terjadi penurunan kontraksi uterus, penurunan pentingnya penurunan nyeri persalinan, maka
sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah perawat dan bidan perlu mempelajari berbagai
dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia metode penurunan nyeri persalinan. Dalam hal
uterus yang membuat impuls nyeri bertambah ini perlu kiranya diteliti efektivitas metode yang
banyak. Keadaan demikian disebut sebagai sindrom ditawarkan kepada ibu. Beberapa penelitian terkait
takut-tegang nyeri ( feartension pain syndrome). nyeri sudah pernah dilakukan, namun penting
Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk juga meneliti tentang efektivitas metode deep back
menurunkan nyeri persalinan, di mana sebenarnya massage dalam menurunkan nyeri persalinan dan
tidak semua klien dapat menangani nyeri sendiri membantu percepatan pembukaan servik sebagai
tanpa bantuan. Selain itu tidak semua klien dapat salah satu metode yang dapat ditawarkan pada klien
mentoleransi nyerinya. Pada kelompok tersebut jika dalam menjalani proses persalinan. Berdasarkan
Indah dkk., Pengaruh Deep Back Massage 39

uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian syarat sebagai populasi inferensi akan dijadikan
yang bertujuan menganalisa pengaruh metode deep sampel penelitian kemudian dari sampel yang
back massage terhadap penurunan nyeri persalinan terpilih akan diseleksi secara acak dengan diminta
dan kecepatan pembukaan servik. mengambil undian untuk dikelompokkan dalam
kelompok perlakuan atau kelompok kontrol sampai
METODE PENELITIAN mendapatkan jumlah yang sesuai dengan perkiraan
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian besar sampel minimal.
eksperimental. Adapun rancang bangun penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah deep
ini adalah true experimental dengan desain back massage sebagai variabel bebas. Sedangkan
Pretest-Posttest, Control Group Design. Langkah veriabel tergantung adalah intensitas nyeri serta
pada rancangan penelitian ini adalah mengambil kecepatan pembukaan.
sampel dengan cara randomisasi dan membagi Pengambilan data dilakukan melalui
kelompok ke dalam kelompok kontrol dan kelompok pengamatan dan wawancara serta pemeriksaan
perlakuan. Melakukan pengukuran pretest terhadap dengan menggunakan lembar observasi yang telah
kedua kelompok terpilih, memberikan perlakuan disiapkan. Instrumen pengumpulan data dalam
(treatment) yang tidak sama pada kedua kelompok penelitian ini adalah sebagai berikut:
serta melakukan pengukuran posttest pada kedua
kelompok setelah perlakuan. Informed Concent.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu Informed concent berisi penjelasan tentang
yang menjalani persalinan kala I pada bulan April peneliti, tujuan, manfaat, prosedur, strategi dan
sampai Mei 2010 yang berada di BPS wilayah kerja lamanya penelitian. Pada bagian akhir berisi tentang
Puskesmas Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Sampel lembar persetujuan responden mengikuti penelitian.
pada penelitian ini adalah populasi inferensi yang Responden bebas menentukan pilihan apakah mau
didapatkan setelah memilah ibu melalui kriteria berpartisipasi atau tidak setelah diberikan informasi
tertentu. Jadi sampel di sini adalah ibu yang tentang penelitian, tanpa ada unsur paksaan.
menjalani persalinan kala I yang memenuhi kriteria Informed concent ini disampaikan di awal penelitian,
sebagai berikut: apabila setuju baru langkah penelitian dilanjutkan.

Daftar Isian atau Angket


Kriteria Inklusi
Daftar isian berguna untuk mengumpulkan
Primigravida aterm, Persalinan spontan atau
data umum, yang meliputi: usia, pendidikan, adakah
normal, Usia antara 2035 tahun, Tidak mengalami
dukungan sosial selama hamil, keikutsertaan pada
gangguan kulit pada daerah sakrum, Tidak
prenatal klas, informasi yang pernah diterima
mempunyai kelainan jantung, Tidak menjalani terapi
terkait nyeri persalinan, keterlibatan pada senam
analgesik lain selama persalinan, Kooperatif dan
hamil. Instrumen ini sebagai data responden untuk
dapat berkomunikasi dengan baik, Bersedia menjadi
melengkapi data yang diperoleh dari dokumenter.
responden, Taksiran berat janin tidak lebih dari 4000
gram, Kehamilan tunggal. Lembar Observasi.
Lembar observasi merupakan alat untuk
Kriteria Eksklusi mengukur adanya perubahan tingkat intensitas
Pembukaan lebih dari 7 cm dan nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
Pendampingan suami. Instrumen yang dipakai adalah skala nyeri visual
menurut Bourbonis yaitu: Instrumen ini dipakai
Pemilihan sampel pada penelitian ini pada kedua kelompok perlakuan dan kelompok
dengan menggunakan cara sebagai berikut: setiap kontrol. Pengukuran akan dilakukan saat ibu
ibu inpartu yang datang ke BPS diseleksi melalui mengalami kontraksi pada kala I fase aktif artinya
penetapan kriteria inklusi untuk mendapatkan saat pembukaan servik antara 47 cm. Akan tetapi
populasi inferensi, setiap pasien yang memenuhi selain alat ukur nyeri pada lembar observasi juga

Tidak Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri Nyeri


nyeri berat berat tidak
terkontrol terkontrol

Gambar 1. Skala Nyeri Visual


40 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 9 No. 1, Juli 2012: 3750

dilakukan observasi tentang kondisi pembukaan selama kala I fase aktif sekaligus peneliti akan
rahim, dengan menggunakan partograf. mengumpulkan data lama kala I persalinan. Dari
waktu lama kala I akan diukur kecepatan pembukaan
Teknis Deep Back Massage yang dihitung dari lama waktu pembukaan dibagi
Teknis ini adalah metode prosedural yang dengan jumlah pembukaan dari awal datang sampai
akan diterapkan sebagai instrumen perlakuan pada pembukaan lengkap.
kelompok yang mendapat deep back massage.
Secara prinsip metode ini dilakukan efektif pada Pengukuran 1 ( pretest)
pembukaan 47 cm. Pretest dilakukan untuk mengidentifikasi
intensitas nyeri persalinan pada kelompok
Studi Pendahuluan kontrol dan kelompok yang mendapat deep back
Studi pendahuluan dimulai dengan massage dengan menggunakan skala nyeri visual
pengambilan data awal untuk mengidentifikasi data menurut Bourbonis yang telah diakui validitas
umum responden berdasarkan data dokumenter yang dan reliabilitasnya. Ibu diminta menunjuk skala
meliputi: jumlah persalinan baik primipara maupun atau rentang nyeri sesuai dengan persepsi nyeriya
multipara, usia, pendidikan, kondisi patologis yang pada saat mengalami kontraksi. Pengukuran ini
menyertai persalinan, kegiatan dalam ante natal care, dilakukan oleh peneliti atau bidan penolong yang
proses pendampingan kehamilan dan persalinan. telah melakukan persamaan persepsi. Pengukuran
Data yang ada dipakai sebagai gambaran populasi dilakukan saat ibu mengalami kontraksi persalinan
dan kemungkinan permasalahan yang terkait. Setelah pada pembukaan antara 47 cm dan belum
mendapatkan data awal maka bersama dengan dokter mendapatkan intervensi pengendalian nyeri apa pun
penanggung jawab dan bidan yang akan melakukan kemudian hasilnya didokumentasikan.
asuhan persalinan mengadakan latihan pelaksanaan
prosedur deep back massage. Standart dikatakan Perlakuan (eksperimen)
baik jika sudah melakukan prosedur dengan benar Pelaksanaan eksperimen pada kelompok yang
pada 10 orang ibu inpartu. mendapat deep back massage dengan memberikan
intervensi deep back massage dan asuhan persalinan
Persiapan Responden dasar sesuai dengan petunjuk teknis. Intervensi
Penelitian dimulai dengan penentuan sampel dilakukan setiap kali ibu mengalami kontraksi
yang diambil dari ibu yang datang ke BPS dalam selama rentang pembukaan 47 cm dengan posisi
kondisi parturient kala I pada alokasi waktu antara pasien semua miring. Sedangkan pada kelompok
bulan April sampai dengan bulan Mei 2010, dengan kontrol diberikan intervensi sesuai asuhan persalinan
memperhatikan penetapan kriteria inklusi. Setelah dasar yang biasa dilakukan bidan yaitu nafas dalam
itu sampel yang ditetapkan dari populasi inferensi juga dalam rentang pembukaan 47 cm setiap kali
diminta untuk mengambil undian. Undian ini ibu mengalami kontraksi. Pada kelompok kontrol
dimaksudkan untuk memilih kelompok eksperimen juga dilakukan pendampingan bidan selama
atau kelompok kontrol. Kita tetapkan nomor ganjil pelaksanaan asuhan persalinan dasar pada rentang
sebagai kelompok kontrol dan yang genap menjadi pembukaan 47 cm.
kelompok yang mendapat deep back massage.
Tahap berikutnya responden diberi penjelasan Pengukuran 2 ( posttest)
mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur intervensi Pengukuran yang kedua untuk menilai
penelitian serta dimintai persetujuannya. Saat tingkat nyeri setelah diberikan intervensi pada kedua
penjelasan berikan pengertian pada responden kelompok dengan metode dan prosedur yang sama
untuk jujur menginterpretasikan rasa nyeri yang dengan pada pretest. Pengukuran posttest dilakukan
dialami tanpa rasa malu atau pun takut, dengan setelah ibu mendapatkan perlakuan (pada akhir
begitu mengurangi subjektivitas responden. Setelah pembukaan 7 cm), pada saat ibu relaksasi. Pada
mendapat penjelasan, apabila responden bersedia, kedua kelompok diobservasi lama pelaksanaan
maka responden mengisi informed consent pada pemberian deep back massage dan relaksasi pada
lembar yang telah disediakan. kelompok kontrol. Sekaligus saat bayi baru lahir
Setelah penetapan kelompok maka dilakukan dicatat APGAR skorenya.
pemeriksaan pada ibu untuk melihat kondisi
pembukaan persalinan. Secara teori nyeri akan Pengolahan dan Analisis Data
diukur pada rentang pembukaan 47 cm. Jika Dalam penelitian ini pengolahan data dan
ibu datang pada kala I fase laten (pembukaan 03 analisa yang akan digunakan adalah melihat hasil
cm) maka kita tunggu sampai ibu pada fase aktif perbedaan pengukuran nyeri pretest pada kelompok
(pembukaan 4 cm) baru kita lakukan pretest. Jadi yang mendapat deep back massage dan kelompok
setiap ibu yang datang harus dicatat pembukaannya kontrol kita lakukan uji Wilcoxon- Mann-Whitney.
dan akan dilakukan pengukuran dan perlakuan Kemudian melihat perbedaan hasil pengukuran nyeri
Indah dkk., Pengaruh Deep Back Massage 41

pretest dan posttest pada masing-masing kelompok juga melakukan rujukan dengan rumah sakit di
yang mendapat deep back massage dan kelompok wilayah Mojokerto. Kebersihan lingkungan juga
kontrol dengan menggunakan uji Wilcoxon peringkat baik, ruang tunggu untuk keluarga juga tersedia.
bertanda. Jika hasil analisis pada nomor satu sama, Bidan penolong juga memiliki kompetensi baik
maka kita lakukan pengukuran hasil posttest pada dalam pengetahuan dan skill juga sudah terdaftar
kelompok kontrol dan kelompok yang mendapat dalam bidan buah delima. Tiap BPS dibantu oleh
deep back massage dengan mengggunakan uji 2 atau 3 orang bidan. Secara rutin juga mengikuti
Wilcoxon - Mann-Whitney. Jika hasil analisis pada perkembangan ilmu dan mengembangkan wawasan
nomer satu tidak sama maka kita lakukan pengujian dengan meningkatkan pendidikan (saat ini sudah
selisih beda antara kelompok kontrol dan kelompok DIV) dan sering mengikuti pelatihan juga memiliki
yang mendapat deep back massage dengan uji ikatan dengan lembaga profesi bidan (IBI). Jumlah
Wilcoxon - Mann-Whitney. Hasil perbedaan persalinan setiap bulan minimal 15 orang akan tetapi
kecepatan pembukaan pada kelompok kontrol dan banyak juga pasien yang datang dari wilayah lain.
kelompok yang mendapat deep back massage dilihat Dalam memberikan pertolongan persalinan juga
dengan menggunakan uji t dua sampel bebas. Semua telah melaksanakan prosedur Asuhan Persalinan
uji tersebut menggunakan tingkat signifikansi () Dasar. Dalam proses pengambilan data penelitian
0,05. 20 pasien didapatkan dari BPS Ny. Purwanto,
10 responden didapatkan dari BPS Al-Hikmah dan
HASIL PENELITIAN 12 responden dari BPS Latulif.
Deskripsi tempat penelitian
Penelitian ini kami lakukan di wilayah kerja Karakteristik responden
Puskesmas Dlanggu yang memiliki luas wilayah Usia
4.273 dan membawahi 16 desa. Tiga BPS yang Karakteristik responden berdasarkan usia
dipilih yaitu BPS Latulip, BPS Al-Hikmah dan BPS adalah sebagai berikut:
Ny. Purwanto merupakan 3 wilayah yang cukup luas Berdasarkan gambar 2, karakteristik
dan memiliki karakteristik yang cukup baik. Kalau di responden berdasarkan usia, pada kelompok yang
lihat dari fasilitas yang dimiliki ketiga BPS tersebut mendapat deep back massage sebagian besar
sudah mempunyai gedung dan peralatan yang layak berusia 20, 21, 22 tahun (23,8 persen). Sedangkan
standart, baik dalam jenis alat maupun jumlahnya. pada kelompok kontrol sebagian besar berusia 21
Termasuk juga peralatan kegawatan standart minimal tahun (28,4 persen). Untuk melihat kondisi awal
untuk ibu dan bayi. Dalam pelaksanaannya, BPS karakteristik responden berdasarkan usia antara
memberikan pelayanan kesehatan yang ditujukan kedua kelompok ditunjukkan dengan tabel 1:
pada ibu dan anak serta orang dewasa secara umum. Berdasarkan tabel tersebut karakteristik
Fokus pelayanan utamanya adalah memberikan tingkat usia antara kedua kelompok adalah sama/
pertolongan dan perawatan kesehatan wanita usia tidak ada perbedaan. Hasil uji homogenitas
subur dan usia reproduktif dalam menghadapi didapatkan p = 0,911.
kehamilan, persalinan, nifas, imunisasi serta
kesehatan ginekologi dan KB. Ketiga BPS tersebut Tingkat pendidikan
juga menyediakan tempat pelayanan rawat inap yang Karakteristik responden berdasarkan
memadai. BPS Latulif punya 4 kamar untuk rawat pendidikan terakhir sebagai berikut:
inap, BPS Al-Hikmah punya 5 kamar inap, BPS Berdasarkan gambar di atas, pada kelompok
Ny. Purwanto punya 6 rawat inap. Ketiganya juga yang mendapat deep back massage rata-rata
bekerja sama dengan dokter spesialis obstetri dan memiliki pendidikan terakhir SMP dan SMA
ginekologi. Jika keadaan pasien tidak memungkinkan sebanyak masing-masing 20 orang. Sedangkan

Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan usia


42 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 9 No. 1, Juli 2012: 3750

Tabel 1 Perbandingan hubungan tingkat usia dengan pemberian deep back massage antara kelompok yang
mendapat deep back massage dan kelompok kontrol pada responden di BPS wilayah kerja Puskesmas
Dlanggu.
Kelompok yang mendapat deep back massage Kelompok kontrol
Tingkat usia
n % n %
20 tahun 5 23,8 4 19,0
21 tahun 5 23,8 6 28,6
22 tahun 5 23,8 5 23,8
23 tahun 3 14,3 4 19,0
24 tahun 2 9,5 2 9,5
25 tahun 1 4,8 0 0,0
Total 21 100 21 100

pada kelompok kontrol terbanyak memiliki tingkat Nilai APGAR Skore bayi baru lahir
pendidikan SMA sebanyak 10 orang. Penilaian APGAR Skore pada bayi baru lahir
antara kelompok yang mendapat deep back massage
Data Khusus dan kelompok kontrol sebagai berikut:
Pembukaan serviks pada kala I di awal Berdasarkan tabel 2 nilai APGAR Skore pada
pengambilan data bayi baru lahir baik pada kelompok kontrol maupun
Hasil pemeriksaan terhadap kondisi pada kelompok yang mendapat deep back massage
pembukaan servik di awal pengambilan data adalah semuanya normal. Nilai APGAR Skore pada rentang
sebagai berikut: 710 dikategorikan normal.
Berdasarkan gambar 4, kelompok yang
mendapat deep back massage dan kelompok kontrol Berat badan bayi baru lahir
pada kondisi awal hasil observasi pembukaan servik Kondisi berat badan bayi baru lahir antara
persalinan kala I sama, di mana pembukaan servik kelompok kontrol dan kelompok yang mendapat
terendah saat awal adalah 4 cm dan kondisi tertinggi deep back massage adalah sebagai berikut:
awal pemeriksaan adalah 6 cm. Berdasarkan gambar 5 di atas rata-rata berat
badan bayi baru lahir pada kelompok yang mendapat

Gambar 3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Gambar 4. Pembukaan servik pada awal pengambilan data responden


Indah dkk., Pengaruh Deep Back Massage 43

Tabel 2 Perbedaan nilai APGAR skore antara kelompok kontrol dan kelompok yang mendapat deep back
massage
APGAR Skore
Menit 1 7 7 8 Jumlah
Pemberian Deep back massage
Menit 5 8 9 9 n (%)
n (%) n (%) n (%)
Intervensi 2 (9,5) 4 (19,1) 15 (71,4) 21 (100)
Kontrol 2 (9,5) 5 (23,8) 14 (66,7) 21 (100)

Gambar 5. Perbandingan berat badan lahir antara kelompok yang mendapat deep back massage dan kelompok
kontrol

Tabel 3 Perbandingan hubungan berat badan lahir bayi antara kelompok yang mendapat deep back massage dan
kelompok kontrol
Kelompok yang mendapat deep back massage Kelompok kontrol
Berat badan lahir bayi
N % N %
25003000 6 28,6 8 38,1
31003500 15 71,4 11 52,4
3500 0 0 2 9,5
Total 21 100 21 100

deep back massage 3135 gram, sedangkan pada Lama pelaksanaan deep back massage
kelompok kontrol 3190 gram. Untuk melihat kondisi Rata-rata lama waktu pelaksanaan prosedur
berat badan lahir bayi antara kedua kelompok deep back massage pada kelompok intervensi dan
ditunjukkan dengan tabel 3. kelompok kontrol berdasarkan pembukaan servik
Berdasarkan tabel tersebut berat badan lahir ditunjukkan tabel 4.
bayi antara kedua kelompok adalah sama atau tidak
ada perbedaan yang bermakna. Hasil uji homogenitas Jumlah frekuensi kontraksi uterus.
didapatkan nilai p = 0,456. Rata-rata frekuensi kontraksi uterus pada
rentang pembukaan 47 cm antara kelompok yang

Tabel 4 Perbandingan hubungan pembukaan servik dengan rata-rata lama prosedur deep back massage antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi pada ibu bersalin
Rata-rata lama prosedur deep back massage
Pembukaan servik
Kelompok intervensi Kelompok kontrol
4 cm 125,7 menit 145 menit
5 cm 68 menit 95,7 menit
6 cm 62 menit 73 menit
44 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 9 No. 1, Juli 2012: 3750

Tabel 5. Perbandingan rata-rata frekuensi kontraksi uterus antara kelompok yang mendapat deep back massage
dan kelompok Kontrol pada ibu bersalin
Rata-rata frekuensi kontraksi uterus
Pembukaan servik
Kelompok intervensi Kelompok kontrol
4 cm 47 kontraksi 55 kontraksi
5 cm 28 kontraksi 38 kontraksi
6 cm 25 kontraksi 30 kontraksi

Tabel 6. Tingkat nyeri sebelum perlakuan (pre test) antara kelompok kontrol dan kelompok yang mendapat deep
back massage
Tingkat Nyeri
Pemberian deep Jumlah
Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat
back massage
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)
Intervensi 0 (0) 0 (0) 5 (23,8) 16 (76,2) 0 (0) 21 (100)
Kontrol 0 (0) 0 (0) 7 (33,3) 14 (66,7) 0 (0) 21 (100)
Keterangan: p > 0,05 artinya tidak ada perbedaan tingkat nyeri antara dua kelompok

Tabel 7. Perbandingan tingkat nyeri sesudah perlakuan (post test) antara kelompok kontrol dan kelompok yang
mendapat deep back massage
Tingkat Nyeri
Pemberian deep Jumlah
Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri Sangat Berat
back massage
n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)
Intervensi 2 (9,5) 12 (57,1) 6 (28,6) 1 (4,8) 0 (0) 21 (100)
Kontrol 0 (0) 0 (0) 1 (4,8) 16 (76,2) 4 (19,1) 21 (100)
Keterangan: p < 0,05 artinya ada perbedaan tingkat nyeri sesudah perlakuan antara kedua

mendapat deep back massage dan kelompok kontrol yang mendapat deep back massage dan kelompok
adalah sebagai berikut: kontrol dengan menggunakan uji Mann-Whitney
Berdasarkan tabel 4 dan 5 dapat disimpulkan didapatkan hasil p = 0,473 yang berarti tidak ada
pada kelompok yang mendapat deep back massage perbedaan pada kondisi awal kedua kelompok.
maka kontraksi uterus berlangsung lebih efektif
berbanding dengan lama waktu pembukaan servik Tingkat nyeri sesudah diberikan perlakuan (post
test) pada kelompok kontrol dan kelompok yang
Analisis tingkat nyeri mendapat deep back massage.
Tingkat nyeri sebelum diberikan perlakuan (pre Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa
test) pada kelompok kontrol dan kelompok yang tingkat nyeri sangat berat pada kelompok yang
mendapat deep back massage mendapat deep back massage sebanyak 0 persen,
Dari tabel 6 dapat disimpulkan bahwa tingkat lebih sedikit pada kelompok kontrol sebanyak 4
nyeri berat pada kelompok intervensi sebanyak 16 orang (19,1 persen). Atau dapat diasumsikan bahwa
orang (76,2 persen) dan kelompok kontrol sebanyak kondisi sesudah perlakuan pada kedua kelompok
14 orang (66,7 persen). Atau dapat diasumsikan adalah berbeda, hal ini juga di buktikan dari hasil
bahwa kondisi awal saat pre test kedua kelompok uji Mann-Whitney didapatkan hasil p = 0,000 < 0,05
adalah sama, hal ini juga di buktikan dari hasil yang berarti terdapat pengaruh pemberian deep back
perbedaan pengukuran nyeri pretest pada kelompok massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I.
Indah dkk., Pengaruh Deep Back Massage 45

Keterangan: p < 0,05 artinya ada beda (peningkatan) tingkat nyeri pre-post pada kelompok

Gambar 6. Hasil perbedaan rata-rata tingkat nyeri pretest-postest pada kelompok kontrol

Keterangan: p < 0,05 artinya ada beda (penurunan) tingkat nyeri pre-post pada kelompok yang mendapat deep back
massage

Gambar 7. Hasil perbedaan rata-rata tingkat nyeri sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok yang mendapat
deep back massage

Analisis Pengukuran nyeri pretest dan posttest Analisis Pengukuran nyeri pretest dan posttest
pada kelompok kontrol pada kelompok yang mendapat deep back
Hasil perbedaan rata-rata tingkat nyeri pretest massage
dan posttest pada kelompok kontrol sebagai berikut: Hasil perbedaan rata-rata tingkat nyeri
Berdasarkan gambar di atas terdapat sebelum dan sesudah dilakukan tindakan pada
perbedaan hasil pengukuran tingkat nyeri pretest kelompok yang mendapat deep back massage.
dan posttest, di mana pada kelompok kontrol sebagai berikut:
terdapat peningkatan nyeri sebesar 1,52 (rata- Berdasarkan gambar di atas terdapat
rata pretest 7,19 dan post test 8,71). Ini dibuktikan perbedaan hasil pengukuran tingkat nyeri sebelum
dengan pengukuran perbedaan nyeri dengan uji dan sesudah pemberian deep back massage, di mana
Wilcoxon Sign Rank test didapatkan hasil p = 0,001 terdapat penurunan nyeri sebesar 4,33 (nyeri pre
< 0,05 yang berarti terdapat perbedaan (adanya test rata-rata 7,43 dan pos test 3,10). Ini dibuktikan
peningkatan) tingkat nyeri sebelum dan sesudah dengan uji Wilcoxon sign rank test didapatkan hasil
perlakuan. p = 0,00 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan
(adanya penurunan) tingkat nyeri sebelum dan
sesudah pemberian deep back massage.
46 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 9 No. 1, Juli 2012: 3750

Gambar 8. Perbandingan rata-rata pembukaan servik dari fase aktif awal pemeriksaan sampai pembukaan
lengkap antara kelompok yang mendapat deep back massage dan kelompok kontrol

Keterangan: p < 0,05; artinya signifikan/bermakna


Gambar 9. Perbandingan kecepatan pembukaan servik kala I antara kelompok yang mendapat deep back massage
dan kelompok kontrol

Rata-rata lama pembukaan servik kala I dari rata-rata kecepatan pembukaan 31,7 menit/cm.
fase aktif sampai dengan pembukaan lengkap Hal ini juga dibuktikan dengan hasil uji t 2 sampel
Hasil pengukuran rata-rata pembukaan servik bebas didapatkan p = 0,000 < 0,05 yang berarti H0
dari awal pemeriksaan sampai pembukaan lengkap ditolak yang membuktikan terdapat hubungan antara
sebagai berikut: pemberian deep back massage terhadap kecepatan
Berdasarkan gambar 8, pada kelompok yang pembukaan servik.
mendapatkan deep back massage rata-rata lama
pembukaan pada kala I adalah 124 menit. Sedangkan PEMBAHASAN
pada kelompok kontrol dengan diberikan prosedur I nt ensit a s nyer i per sa l i nan sebelu m
Asuhan Persalinan Dasar lama pembukaan kala I mendapatkan deep back massage
rata-rata 164 menit. Nyeri merupakan bagian penting dalam proses
persalinan yang merupakan suatu kerja fisiologis
Kecepatan waktu pembukaan servik antara dan psikologis termasuk neuroanatomi. Dengan
kelompok yang mendapat deep back massage dan berlangsungnya pembukaan dan penipisan servik
kelompok kontrol maka setiap ibu bersalin pasti mengalami nyeri
Hasil penghitungan kecepatan pembukaan yang semakin meningkat. Dari hasil penelitian baik
servik kala I pada responden sebagai berikut: pada kelompok yang mendapat deep back massage
Dari gambar di atas tampak terdapat hubungan maupun kelompok kontrol pengukuran nyeri pretest
antara pemberian deep back massage dengan menunjukkan sebagian besar mengalami nyeri hebat.
kecepatan pembukaan kala I. Pada kelompok yang Nyeri pada persalinan disebabkan oleh
diberi deep back massage kecepatan pembukaan berbagai hal antara lain penekanan pada ujung saraf
rata-rata adalah 23,8 menit/cm. Sedangkan kelompok antara serabut otot dari korpus fundus uterus. Spasme
kontrol dengan prosedur Asuhan Persalinan Dasar otot disebabkan karena terangsangnya reseptor nyeri
Indah dkk., Pengaruh Deep Back Massage 47

yang bersifat mekanoreseptor, ataupun oleh penekanan Nyeri pada persalinan dapat berupa nyeri
pembuluh darah dan menyebabkan iskemia. Spasme lokal disertai kram dan sensasi robekan akibat
juga meningkatkan kecepatan metabolisme sehingga distensi dan laserasi serviks, vagina, atau jaringan
memperberat kondisi iskemia yang merupakan kondisi perineum. Rasa tidak nyaman sering digambarkan
yang ideal untuk pelepasan bahan kimiawi pemicu sebagai sensasi terbakar yang dirasakan saat jaringan
timbulnya rasa nyeri. Adanya iskemik miomerium meregang. Nyeri yang menyertai kontraksi uterus
dan serviks karena kontraksi. Bila aliran darah yang memengaruhi mekanisme fisiologis sejumlah sistem
menuju jaringan terhambat maka jaringan menjadi tubuh yang selalu menyebabkan respons stress
terasa nyeri. Diduga salah satu penyebab nyeri pada fisiologis yang umum dan menyeluruh. Banyak
keadaan ischemia adalah terkumpulnya sejumlah respons involunter yang mungkin merupakan
asam laktat yang akan merangsang ujung syaraf jalan alami untuk mempertahankan hemostasis,
serabut nyeri. Selain itu adanya proses peradangan tetapi nyeri persalinan yang berat dan lama dapat
pada otot uterus. Kontraksi pada serviks dan segmen memengaruhi berbagai sistem sebagai berikut:
bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu terjadinya hiperventilasi, yang berakibat deselerasi
aktivitas berlebih dari sistem saraf simpatis. Adanya lambat denyut jantung janin. Sementara peningkatan
dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak pH menghasilkan alkalosis selama persalinan
data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala dapat menurunkan transfer oksigen bagi janin serta
I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan menginduksi vasokontriksi, meningkatkan kerja
segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, kardio vaskuler, peningkatan aktivitas simpatis
peregangan dan kemungkinan robekan jaringan yang dapat berdampak pada asidosis metabolic
selama kontraksi. Ketegangan dan meregangnya pada janin berdasarkan penelitian Huck, Peabody
jaringan ikat pendukung rahim dan sendi panggul et al, 1977: dalam Mander. (2004). Selain itu nyeri
selama kontraksi dan turunnya bayi. Tekanan pada dapat memengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi
saluran kemih, kandung kemih dan anus. Ketakutan kadar katekolamin dan kortisol yang meningkat dan
dan kecemasan yang dapat dikeluarkannya hormon memengaruhi durasi persalinan. Noradrenalin juga
stress dalam jumlah besar (eprineprin, noreprineprin) terbukti menyebabkan persalinan lama.
yang mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang Pemberian asuhan persalinan dasar yang
lama dan berat. (Simkin, P, 2008). selama ini diterapkan kurang memberikan hasil
Menurut hasil penelitian Albe-Fessard 1974 nyata dalam menurunkan nyeri dikarenakan
bahwa jaras nyeri asenden merupakan dasar nyeri pelaksanaannya nafas dalam yang dilakukan
alih pada proses persalinan. Informasi dari tubuh ibu tidak dilakukan dengan tepat pada saat
ditransmisikan ke otak melalui tiga jaras nyeri utama ibu mengalami nyeri. Selain memang selama
yaitu jaras spinothalamikus, spinoretikularis, dan ante natal care pengendalian manajemen nyeri
spinoservicalis (seperti pada gambar di bawah). Jaras persalinan kurang disosialisasikan. Selama
medulla spinalis terpenting untuk transmisi rangsang pemberian asuhan persalinan dasar pada
nyeri adalah jaras spinothalamikus. Jaras ini terdiri kelompok kontrol saat pembukaan 47 cm
dari sel lamina 5, yang sebagian berkaitan dengan dan setiap ibu mengalami kontraksi dan melakukan
serat visceral afferent dan dapat menjadi dasar pada nafas dalam juga didampingi bidan penolong. Jadi
nyeri alih pada persalinan. (Mander, 2004). kedua kelompok sama-sama didampingi bidan. Dan
Impuls rasa nyeri pada tahap ini ditransmisi saat ibu mengeluh nyeri yang hebat pada kelompok
melalui segmen syaraf spinalis dengan gambaran kontrol bidan penolong juga melakukan usapan pada
jejas nyeri sebagai berikut: serat nosiseptif dalam perut dan punggung pasien. Artinya pada kelompok
uterus dan serviks melewati fleksus uterine dan kontrol juga mendapatkan perhatian dan bantuan
servikalis kemudian melewati pleksus pelvikus, dalam menghadapi nyeri persalinan walau tidak
nervus hipogastrikus medius, nervus hipogastrikus spesifik seperti pada kelompok intervensi.
superior menuju rantai simpatis lumbalis. Dari sini
serat nosiseptif melewati rantai torasikus bawah dan I nt ensit a s nyer i p er sa l i na n s e sud a h
meninggalkannya melalui rami komunikantes albus mendapatkan deep back massage
yang berkaitan dengan nervus spinalis T10, T11, T12 Mengatasi nyeri selama persalinan adalah
dan L1. Akhirnya serat memasuki medulla spinalis aspek yang penting dalam bidang obstetrik sekarang
dan berkaitan dengan neuron kornu dorsalis. Serat ini. Nyeri pada persalinan dapat menimbulkan
nosiseptif dari perineum melalui nervus pudendus kecemasan dan kelelahan ibu dalam persalinan
dan masuk kedalam medulla spinalis melalui radiks dan membawa pengaruh negatif pada kemajuan
posterior S2, S3, S4. Selain itu segmen lumbalis persalinan dan kesejahteraan janin. Pada saat
bagian bawah dan sakralis bagian atas menyuplai melahirkan, ada 3 (tiga) komponen pengalaman nyeri
syaraf menuju struktur pelvis yang terlibat dalam yang dapat dialami oleh seorang ibu. Komponen
nyeri persalinan. tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Reception
48 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 9 No. 1, Juli 2012: 3750

yaitu komponen neurofisiologi faal dari pengalaman penghambat. Apabila masukan yang dominan
nyeri. Special receptor menerima stimulant nyeri berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup
kemudian impuls ditransmisikan melalui serabut mekanisme pertahanan. Stimulasi taktil seperti
perifer afferent ke spinal cord. Setelah menyilang pijatan mengakibatkan pesan yang berlawanan
pada spinal cord maka stimulus dikirim ke pusat yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat
susunan saraf. Yang dimaksud dengan special syaraf besar (A-beta fibers). Pesan ini menutup
receptor nyeri yang dapat terjadi pada kulit, otot, gate di substansia gelatinosa kemudian memblok
mambran mukosa, tendon dan organ-organ visceral. pesan nyeri. Otak tidak akan mencatat pesan
Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi nyeri yang dihalangi tersebut/persepsi nyeri tidak
nyeri pada persalinan, salah satunya adalah dimodifikasi (Potter, 2005). 2) Pelebaran pembuluh
pemberian deep back massage selama his darah dan memperbaiki peredaran darah di dalam
berlangsung. Massage adalah melakukan tekanan jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat
tangan pada jaringan lunak biasanya otot, tendon, asam dan bahan makanan ke sel-sel diperbesar dan
atau ligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau pembuangan dari zat-zat yang tidak terpakai akan
perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, diperbaiki. Jadi akan timbul proses pertukaran zat
menghasilkan relaksasi dan memperbaiki sirkulasi. yang lebih baik. Aktivitas sel yang meningkat akan
Deep back massage, yaitu penekanan pada sacrum mengurangi rasa sakit. Pada otot-otot, memiliki efek
yang dapat mengurangi ketegangan pada sendi mengurangi ketegangan. Meningkatkan relaksasi
sacroiliakus dari posisi oksiput posterior janin fisik dan psikologis. Penurunan intensitas nyeri,
(Simkin, 1995). Selama kontraksi dapat dilakukan kecemasan, tekanan darah, dan denyut jantung secara
penekanan pada sacrum yang dimulai saat awal bermakna. 3) Respons ketiga adalah berdasarkan
kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti. Jika teori opiat endogenous. Synder (1975) dalam Reeder,
klien menggunakan fetal monitor, dapat melihat garis Martin & Koniak (1998) mengemukakan pada saat
kontraksi untuk memulai dan mengakhiri penekanan. nyeri dirasakan terdapat reseptor opiate pada otak
Penekanan dapat dilakukan dengan tangan yang dan tulang belakang yang menentukan Sistem
dikepalkan seperti bola tenis pada sacrum 2,3,4. Syaraf Pusat untuk melepaskan zat seperti morfin
Penekanan selama kontraksi sama dengan metode (endorphine dan enkephalins). Endogenous opiates
penurunan nyeri dengan menggunakan obat 50100 menjepit reseptor dan mengganggu persepsi nyeri.
mg meperidine. Dengan penekanan menstimulasi Teori ini sangat berhubungan dengan pengurangan
kutaneus, sehingga dapat menghambat impuls nyeri nyeri dengan menggunakan pressure atau tekanan
tidak sampai ke thalamus. Hal ini sesuai dengan teori termasuk tekanan sakrum untuk melepaskan
gate kontrol (Reeder, Martin & Koniak, 1998). Back endogenous opiates. Endorfin yang cukup banyak
pressure efektif dilakukan pada kala I pembukaan dilepaskan akan memengaruhi transmisi impuls
47 cm. nyeri. Endorfin bekerja sebagai neurotransmitter dan
Berdasar pada hasil penelitian, pada neuromodulator untuk menghambat transmisi impuls
kelompok intervensi yang mendapatkan deep back nyeri ke otak. Endorfin terdapat pada sinaps yang
massage sebagian besar mengalami penurunan nyeri berfungsi menghambat atau menurunkan sensasi
sampi tahap nyeri ringan. Sedangkan kelompok nyeri. 4) Respons yang lain adalah massage dapat
yang mendapatkan asuhan persalinan dasar saja menurunkan ketegangan otot dan menyebabkan
pada posttest sebagian besar mengalami nyeri berat. relaksasi, sehingga menghambat pelepasan
Ini menunjukkan kesesuaian antara pemberian katekolamin, dan juga ephinefrine dan menurunkan
massage dan respons penurunan nyeri. Dengan sensitivitas terhadap nyeri.
pemberian massage ini memberikan dampak pada Beberapa literatur menjelaskan bahwa
beberapa respons fisiologis tubuh antara lain: 1) selama masa kehamilan sering kali ibu minum jamu-
Pemberian deep back massage mengacu pada Teori jamuan berbagai jenis semisal kunir asem, anton-
Gate Kontrol yang dicetuskan oleh Melzack dan anton muda, kudu laos dan sebagainya. Kandungan
Wall. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri beberapa jamu salah satunya ada yang mengandung
dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan analgesik. Selain minum jamu sebagai budaya yang
impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. melekat di masyarakat kita akan tetapi tanpa kita
Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar sadari minum jamu dapat menenangkan ibu dan
teori menghilangkan nyeri. Suatu keseimbangan mengurangi intensitas nyeri. Namun kandungan tiap
aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol jamu secara detail belum diteliti secara lengkap dari
desenden dari otak mengatur proses pertahanan. sisi medis.
Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C
melepaskan substansi P untuk mentranmisi impuls Pemberian deep back massage terhadap
melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat kecepatan pembukaan servik.
mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, Berlangsungnya proses persalinan terbagi
yang lebih cepat yang melepaskan neurotransmiter dalam empat kala. Kala I adalah pembukaan servik.
Indah dkk., Pengaruh Deep Back Massage 49

Untuk proses pembukaan dan penipisan servik waktu persalinan. Pada saat bersalin ibu akan
sampai lengkap terjadi pada fase laten dan fase mengalami Inersia Uteri, dan apabila kondisi ini
aktif. Semakin bertambah pembukaan servik maka tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat
ibu akan merasakan his yang semakin kuat dan dapat berdampak pada kematian baik pada ibu
frekuensi yang semakin sering disertai rasa nyeri maupu pada janin Adapun tanda-tanda inersia uteri
yang semakin berat. Waktu yang dibutuhkan untuk yaitu: kontraksi uterus kurang dari 3 kali dalam
proses pembukaan awal sampai lengkap pada wanita sepuluh menit, dengan interval kurang dari 40 detik.
primigravida kurang lebih 1214 jam (termasuk fase
laten dan fase aktif). Akan tetapi setiap individu Faktor janin (presentasi, posisi janin), dan juga
mempunyai kecepatan waktu yang tidak selalu sama. kondisi ketuban
Kecepatan pembukaan servik sendiri Jika kondisi ketuban masih utuh maka akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu kuat membantu mendorong dan meluruskan corpus
lemahnya kontraksi uterus akan memengaruhi proses sehingga membantu proses pembukaan. Demikian
pembukaan servik. Untuk bisa melakukan kontraksi juga posisi dan presentasi janin secara normal
diperlukan sekresi hormone oksitosin. Oksitosin menjadi salah satu faktor penting dalam pembukaan
adalah suatu hormon yang diproduksi di hipotalamus servik.
dan diangkut lewat aliran aksoplasmik ke hipofisis Terdapat saling keterikatan antara pemberian
posterior yang jika mendapatkan stimulasi yang deep back massage dengan proses percepatan
tepat hormon ini akan dilepas ke dalam darah. pembukaan, melalui beberapa proses sebagai berikut:
Hormon ini di beri nama oksitosin berdasarkan efek Pemberian deep back massage akan menyebabkan
fisiologisnya yakni percepatan proses persalinan penurunan ketegangan otot dan relaksasi termasuk
dengan merangsang kontraksi otot polos uterus. pada otot abdomen dan ini mengurangi friksi
antara rahim dan dinding abdomen. Hal ini
Mekanisme Kerja Oksitosin dapat meningkatkan kontraksi rahim dengan
Hor mon oksitosin dihasilkan oleh dikeluarkannya oksitosin dan membantu penurunan
hipotalamus dan disimpan di kelenjar pituitari. janin lebih cepat. Kondisi relaksasi yang dialami
Pada saat yang tepat, sebuah isyarat syaraf ibu dengan deep back massage akan meningkatkan
dikirimkan oleh hipotalamus ke kelenjar pituitari sirkulasi daerah genetalia serta memperbaiki
agar melepaskan hormon ini. Tujuannya adalah elastisitas servik. Ini akan mempercepat pembukaan
memastikan terjadinya pengerutan saluran-saluran servik. Relaksasi akan mengeliminasi stress serta
susu dan otot-otot rahim ketika waktu kelahiran ketakutan & kekhawatiran menjelang kelahiran yang
tiba. Dengan cara ini, hormon memudahkan proses dapat menyebabkan ketegangan, rasa nyeri dan sakit
persalinan. Pada otot polos uterus, mekanisme saat bersalin yang akan membantu ibu mengontrol
kerja dari oksitosin belum diketahui pasti, hormon kontraksi uterus. Dampak deep back massage
ini akan menyebabkan kontraksi otot polos uterus adalah meningkatkan pelepasan endorphin, selain
sehingga digunakan dalam dosis farmakologik untuk mengurangi nyeri juga dapat meningkatkan kerja
menginduksi persalinan. Oksitosin merangsang oksitosin dalam membantu kontraksi miometrium
kontraktilitas uterus maka hormon ini digunakan pada proses pembukaan.
untuk memperlancar persalinan, tetapi tidak akan
memulai persalinan kecuali kehamilan sudah aterm. KESIMPULAN
Di dalam uterus terdapat reseptor oksitosin 100 kali Terdapat penurunan tingkat nyeri sebelum dan
lebih banyak pada kehamilan aterm dibandingkan sesudah perlakuan pada kelompok yang mendapat
dengan kehamilan awal. Begitu proses persalinan deep back massage dan terdapat peningkatan tingkat
dimulai serviks akan berdilatasi sehingga memulai nyeri sebelum dan sesudah pemberian asuhan
refleks neural yang menstimulasi pelepasan oksitosin persalinan dasar pada kelompok kontrol. Ini berarti
dan kontraksi uterus selanjutnya. terdapat pengaruh deep back massage terhadap
penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif. Selain
Pengaruh hormon fetus pada uterus itu terdapat pengaruh deep back massage terhadap
Kelenjar adrenal fetus juga mensekresikan kecepatan pembukaan servik. Semakin ibu merasa
sejumlah besar kortisol, mungkin merupakan rileks saat menjalani persalinan maka pembukaan
stimultan aktivitas uterus. Selain itu membran servik berlangsung lebih cepat.
fetus melepaskan prostaglandin dalam konsentrasi
tinggi pada saat persalinan. Prostaglandin ini juga DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan intensitas kontraksi uterus. Bonica, J.J. 1994. Labour pain. In: Textbook of Pain,3rd edn. (eds
P.D. Wall and Melzack), Churchill Livingstone, Edinburgh.
Faktor psikologis ibu Chamberlain, G & Findley, I. 1999. Relief of Pain. http://www.
Kecemasan ini akan memengaruhi proses painreliefinlabor.com (sitasi 5 Januari 2010).
pengeluran oksitosin sehingga berdampak pada Martin, E.J. 1997. Intrapartum Management Modules Baltimore:
Williams & Wilkins.
50 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 9 No. 1, Juli 2012: 3750

Mander, Rosemary. 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC. Simkin, P. 1995. Reducing Pain and Embancing Progress in Labor.
Potter, Patricia A; Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Journal Child Birth Th. XI. no. 22.
Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume Simkin, P., Whalley Janet, dan Keppler Ant, 2008. Panduan
2, Jakarta: EGC. Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi, Jakarta: Arcan.
Reeder, S.J., Martin, L.L., & Koniak, D., 1998. Maternity Nursing Yerby, M. 2000. Managing Pain in Labour. Journal Modern
family Newborn & Womens Health (8th ed.). Philadelphia: Midwife Th. X.
JB. Lippincott.

You might also like