You are on page 1of 14

PANDUAN KESELAMATAN

KESEHATAN KERJA GIZI

RS HAPPYLAND MEDICAL CENTRE


2017
KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT HAPPYLAND MEDICAL

NOMOR : .......

TENTANG

PANDUAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DI UNIT GIZI

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

DIREKTUR RUMAH SAKIT HAPPYLAND MEDICAL CENTRE

Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Happyland medical centre perlu untuk


selalu meningkatkan pelayanan kepada pelanggan melalui
peningkatan mutu secara berkesinambungan
b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di
rumah sakit perlu adanya buku Panduan Keselamatan
Kesehatan Kerja di Unit Gizi di Rumah Sakit Happyland
Medical Centre
c. bahwa sesuai butir a dan b diatas perlu ditetapkan dalam
suatu Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Happyland
Medical Centre

Mengingat : 1.

Memperhatikan : 1. Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 36 tahun


2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit;
3. PP MenKes RI No 269/Menkes/PER/III/2008 Tentang
Gizi
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
417/MENKES/PER/II/2011 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.
5. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
Kementrian Kesehatan RI. 2013
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
417/MENKES/PER/II/2011 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT


Happyland Medical Centre TENTANG PANDUAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH
SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Pertama : Memberlakukan Buku Panduan Kesehatan dan


keselamatan Kerja di Instalasi Gizi RS Happyland Medical
Centre sebagaimana terlampir bersama Surat Keputusan ini
sebagai Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RS
Happyland Medical Centre.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


apabila dikemudian hari terdapat hal-hal yang perlu
penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan penyesuaian
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Yogyakarta

PadaTanggal :

Direktur Utama,

dr. Robert Sitorus T.MMR


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku Panduan Keselamatan Kesehatan
Kerja di Rumah Sakit Happyland Medical Centre ini berhasil disusun.

Panduan Keselamatan Kesehatan Kerja di RS Happyland Medical Centre


ini merupakan panduan bagi semua pihak yang berkaitan dengan Gizi RS Happyland
Medical Centre dalam tata cara pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja di RS
Happyland medical Centre .

Dalam panduan ini diuraikan tentang tatalaksana, penjelasan tentang syarat-syarat


keselamatan kerja, petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan, prosedur
keselamatan kerja sampai dengan penjelasan alat pelindung diri.

Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur RS


Happyland Medical Centre yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
pembuatan panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga lainnya di lingkungan RS
Happyland Medical Centre yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan
panduan ini, serta seluruh staf di RS Happyland Medical Centre yang telah dan akan
berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada proses
monitoring dan evaluasi pedoman ini.

Yogyakarta, 2017

Tim Gizi
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................................. i


Kata Pengantar ............................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I Definisi.................................................................................................. 1
BAB II Ruang Lingkup.................................................................................... 2
BAB III Tatalaksana ......................................................................................... 3
BAB IV Dokumentasi......................................................................................... 8
Daftar
Pustaka .......................................................................................................... 9
Lampiran
BAB I
DEFINISI

Keselamatan Kesehatan Kerja adalah segala upaya atau tindakan yang


harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat
kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/ kesengajaan. Upaya kesehatan kerja
ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan sesui yang
tertuang dalam Undang-Undang No 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1. Rumah Sakit
adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut di atas, berarti
wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan
dan kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi
karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah
sakit.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Instalasi Gizi dan perlindungan
terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit. Undang-Undang No.1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin:
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
2. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.
BAB II

RUANG LINGKUP

Keselamatan dan kesehatan Kerja ( K3) mencakup semua proses dalam


rangka menjaga keselamtan kerja dari seleuruh aspek pekerjaan yang bisa
menimbulkan bahaya bagi pekerja itu sendiri. Ruang lingkup dalam Keselamatan
Kesehatan Kerja (K3) adalah semua titik kegiatan dalam proses penyelenggaraan
makanan yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja
3. Peranan dan kualitas manajemen
BAB III TATA
LAKSANA

Syarat-syarat keselamtan kerja meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya,


dengan tujuan:
1. Mencegah, dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi perlindungan pada pekerja
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
atau radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik/
psikis, keracunan, infeksi dan penularan.
9. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
10. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
11. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerja
12. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang
13. Mengamankan dan memelihara pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan
penyimpanan barang
14. Mencegah terkena aliran listrik
15. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin.
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan
lain-lain.
Perlindungan Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Petugas Kesehatan
1. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan
pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika
terpajan.
2. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan
penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
3. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui
udara harus menjaga fungsi saluran pernapasan (tidak merokok, tidak
minum dingin) dengan baik dan menjaga kebersihan tangan.
Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan
1. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang sesuai untuk
kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan Isolasi (berdasarkan penularan
secara kontak, droplet, atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
2. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala
penyakit menular yang sedang dihadapi.
3. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk
memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan
dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di
ruang rawat anak, ruang bayi.
4. Semua petugas di Instalasi Gizi harus menggunakan apron, penutup kepala
dan pelindung kaki (sandal/ sepatu boot) sebelum masuk ke dapur. Selain
petugas instalasi gizi yang masuk ke dapur harus menggunakan APD
tersebut. hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi yang dapat
mencemari makanan, sehingga makanan aman untuk dikonsumsi oleh
pasien. Petugas dalam mengolah makanan harus menggunakan masker atau
tidak diperkenankan untuk berbicara dengan petugas pengolah yang lain.
Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan makanan.
1. Pengendalian teknis mencakup :
a. Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan
memenuhi syarat yang telah ditentukan ( Argonomis)
b. Ruang dapur cukup luas, denah sesuai dengan arus kerja dan
dapur dibuat dari bahan-bahan atau konstruksi yang memenuhi
syarat.
c. Perlengkapan alat kecil yang cukup disertai tempat
penyimpanan yang praktis.
d. Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
e. Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan
2. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
3. Pekarjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja
dari karyawan.
4. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang
telah ditetapkan.
5. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas Unit
Pemeliharaan Sarana sesuai jadwal .
6. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
7. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan
pertama yang cukup.
Prosedur keselamatan kerja
1. Ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
a. Menggunakan alat pembuka peti atau bungkus bahan makanan
menurut cara yang tepat.
b. Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan
angkatlah dengan alat pengangkut yang tersedia untuk barang.
c. Pergunakan kotak atau tutup panci yang sesuai dan hindari
tumpahan bahan.
d. Tidak diperkenankan merokok diruang penerimaan dan
penyimpanan bahan makanan.
e. Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan atau diperlukan.
f. Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan
kemampuan.
g. Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
membahayakan badan dan kualitas barang.
h. Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang
penerimaan dan penyimpanan.
2. Di ruang persiapan dan pengolahan makanan
a. Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik.
b. Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan atau mengolah bahan
makanan.
c. Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk
pemakaian.
d. Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin sebelumnya.
e. Menggunakan serbet sesuai macam dan peralatan yang dibersihkan.
f. Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau
mematikan mesin, lampu, gas atau listrik dan lain-lain.
g. Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
h. Pada saat selesai menggunakan, teliti kembali apakah semua
peralatan sudah dimatikan mesinnya.
i. Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan
melebihi porsi yang ditetapkan.
j. Tidak memuat kereta makan melebihi kapasitasnya.
k. Meletakkan alat menurut menurut tempatnya dan diatur rapi.
3. Di ruang distribusi instalasi gizi
a. Tidak mengisi panci atau piring terlalu penuh.
b. Tidak mengisi kereta makan melebihi kapasitas kereta makan.
c. Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat atau tidak mengisi
tempat tersebut sampai penuh.
Alat pelindung kerja
1. Baju kerja, celemek dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak
licin dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai
sewaktu kerja.
2. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada di lingkungan dapur.
3. Menggunakan cempal atau serbet pada tempatnya.
4. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih
dan jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dan sebagainya.
5. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang
mudah dijangkau.
6. Tersedia alat alat obat P3K.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang mendukung dalam pelaksanaan Keselamatan,


Kesehatan Kerja diantaranya adalah hasil pemeriksaan kesehatan petugas gizi
(dokumen tersimpan dalam team K3 RS) Standar Operasional Prosedur
Penggunaan APAR, dan Standar Operasional Prosedur lainnya .
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI. 2006. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Departemen kesehatan RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah
Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI

You might also like