You are on page 1of 8

Pruyitno dun Sukosrono ISSN 0216 - 3128 61

REDUKSI LIMBAH PADAT DENGAN SISTEM


PEMBAKARAN DALAM TUNGKU RUANG BAKAR
Prayitno dan Sukosrono
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN. Yogyakarta.

ABSTRAK
REDUKSI LlMBAH PADAT DENGAN SISTEM PEMBAKARAN DALAM TUNGKU RUANG BAKAR.
Sistem pembakaran pada umumnya digunakan untuk mereduksi berat limbah padat, dengan faktor reduksi
berat yang cukup baik. Kajian ini dilakukan rancangan sistem tungku ruang bakar dan percobaan
pembakaran limbah : kertas, kain, plastik dan karet dengan berat tertentu dalam tungku ruang bakar. Dikaji
jumlah limbah kertas, perbandingan jumlah limbah (kertas, plastik, dan karet) terhadap faktor reduksi berat
dalam prosentase (%). Hasil yang dicapai ukuran tungku bakar = 0,6 X 0,9 X 1,20 X 1m terdiri dari ruang
bakar dan ruang gas dan percobaan padajumlah limbah 2.500 gram, tekanan 0,5 Bar, perbandingan proses
berat = kertas : kain: plastik : karet = 55 : 10: 30: 5, reduksi limbah 6,36 %,

ABSTRACT
THE EVALUATION OF SOLID WASTES REDUCTION WITH COMBUSTION SYSTEM IN THE
COMBUSTION CHAMBER .. The evaluation of solid wastes reduction with combustion system is used for
weight reduction factor. The evaluation was done design system of combustion chamber furnace and the
experiment was done by burning a certain weight of paper, cloth, plastic and rubber in the combustion
chamber. The evaluation of paper wastes, the ratio of wastes (paper, cloth, plastic and rubber) against the
the factor of weight reduction ("/0) were investigated. The condition was dimention of combustion chamber
furnace = 0,6 X 0,9 X 1,20 X 1m with combustion chamber and gas chamberand reached at the wastes =
2.500 gram, oxygen pressure 0,5 Bar, wastes ratio: paper: cloth: plastic: rubber = 55 : 10 : 30 : 5, the
reduction factor = 6,36 %.

sebagian besar umat manusia secara tepat dan tegas


PENDAHULUAN memberikan ultimatum bahwa limbah merupakan
bahan yang tidak patut dilihat atau dipegang,
namun begitu limbah tidak bisa kita abaikan begitu
Limbah
kehidupan,padat merupakan
kegiatan dan usahalimbah
manusiadari
di saja karena limbah muncul sebagian besar karena
permukaan bumi. Karena itu masalah limbah padat aktifitas manusia itu sendiri. Pada dasarnya limbah
erat pula kaitannya dengan jumlah manusia yang dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu limbah cair
bertempat tinggal dan berusaha di suatu tempat dan dan limbah padat.
erat pula kaitannya dengan bentuk
Industri penyamakan kulit merupakan salah
kehidupan,kegiatan dan usaha manusia
satu industri yang menghasilkan padatan limbah
tersebut,sehingga menimbulkan masalah lain yaitu
dengan beban pencemar yang cukup tinggi.
meningkatnya buangan atau limbah padat.
Limbah yang dihasilkan oleh industri kulit amat
Perkembangan industri yang semakin pesat komplek. Selain itu, akibat dari kemajuan teknologi
di Indonesia khususnya DIY sekarang ini telah penyamakan kulit maka telah terjadi transformasi
banyak menimbulkan pengaruh yang besar produksi dari samak nabati ke samak Cr dan
terhadap sosial maupun kepada lingkungan. formalin sehingga semakin menambah beban
Dampak yang dihasilkan dari perkembangan limbah yang dihasilkan oleh industri penyamakan
industri tersebut ada yang bersifat positif maupun kulit. Kandungan buangan padat yang berasal dari
negatif. Dilihat dari sisi positifuya adalah dengan proses pengolahan kulit bila dibuang tanpa adanya
peningkatan perekonomian masyarakat serta proses pengolahan terlebih dahulu,akan
penyerapan tenaga kerja yang besar. Sedangkan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi
dampak negatif, salah satunya adalah pencemaran lingkungan maupun kepada manusia itu sendiri.
lingkungan, baik yang berupa padat, gas, cair Selain itu menimbulkan timbunan padatan
maupun radioaktif. sehingga mengurangi umur pemakaian dari TP A.
Membicarakan soal limbah konotasi kita Adapun akibat-akibat pencemaran dari industri
penyamakan kulit secara umum jelas dapat
sering kepada hal yang menjijikan, bahkan

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
62 ISSN 0216 - 3128 Proyitno don Sukosrono

dirasakan, misalnya bau yang tidak sedap dan dari Salah satu indikator dalam pemilihan
segi estetik (secara visual) menjadi kurang layak teknologi pengolahan limbah adalah teknologi
akibat banyaknya timbunan padatan yang yang ramah lingkungan dan mempunyai
dihasilkan oleh Industri Penyamakan Kulit. keefektifan yang cukup tinggi. Selain itu, suatu
teknologi tersebut harus dapat mengatasi masalah
Sampai saat ini dalam pengoperasiannya
yang timbul atau minimal dapat mengurangi bobot
industri penyamakan kulit menghasilkan limbah
dari masalah yang telah timbul. Terhadap limbah
berupa padat dan cairo Dalam penanganannya
limbah padat yang berupa : kulit, daging, bulu, tersebut seringkali diperlukan pengelolaan
plastik, lumpur dB ,Iangsung di buang ke TP A atau pendahuluan sebelum diangkut ketempat
pembuangan atau dimusnahkan dengan unit
di tumpuk pada lahan terbuka tanpa melalui
pemusnah setempat(3).
pengolahan lanjut terIebih dahulu. Sedangkan
limbah cair diolah di IPAL kemudian lumpur yang Penanganan limbah padat memerIukan
dihasilkan diolah di Draying Bed, dan hasilnya di perhatian yang serius karena dapat menimbulkan
buang ke badan penerima (sungai). ancaman pada saat penanganan, penampungan,
pengangkutan dan pemusnahannya yang
Dengan pembangunan yang berwawasan dikarenakan oleh(4):
lingkungan dan untuk mengurangi tingkat
pencemaran lingkungan daTi limbah industri a. Volume limbah yang dihasilkan melebihi
penyamakan kulit, maka diperlukan suatu proses kemampuan pembuangannya
pengolahan limbah. Untuk mengatasi permasalahan b. Beberapa diantara limbah itu berpotensi
tersebut adalah perlu adanya suatu Instalasi menimbulkan bahaya kepada personil yang
Pengolahan Limbah Padat (JPLP). Proses yang terlibat dalam pembuangan, apabila tidak
dapat digunakan yaitu dengan proses pengolahan ditangani dengan baik
limbah padat secara pembakaran menggunakan C. Menimbulkan pencemaran lingkungan bila
unit tungku ruang pembakaran dengan cara ini dibuang secara sembarangan dan akhirnya
volume padatan akan menjadi berkurang sehingga membahayakan atau mengganggu kesehatan
tidak menimbulkan timbunan padatan (limbah) masyarakat
selain itu untuk menjamin asap/gas hasil
Informasi tentang sifat-sifat limbah padat
pembakaran keluar dari cerobong clear tanpa
kulit adalah sesuatu sangat penting guna
mengganggu lingkungan di sekitarnya maka
mengevaluasi alternatif sistem pengolahan yang
tungku ruang bakar. yang dirancang dilengkapi
akan digunakan, paralatan-peralatan yang
dengan unit pengolah asap berupa scrubber .
diperlukan dan program maupun perencanaan
Scrubber merupakan alat pengikat zat-zat
dalam pengelolaan limbah tersebut, khususnya
pencemar udara ( partikel debu, CO, NO., SO. )
dalam rangka implementasi pembuangan akhir
jenis scrubber sederhana khususnya menara
limbah dan opsi-opsi dalam bentuk .. resource and
semprot(l).
energy-recovery ..
Namun demikian, di beberapa tempat yang
Pengelolaan limbah padat dapat
telah melaksanakan pengolahan limbah padat
didetinisikan sebagai suatu pengetahuan tentang
dengan sistem pembakaran dilaporkan oleh
pengendalian bagaimana limbah padat yang
berbagai pihak telah banyak pula menghadapi
ditimbulkan, penyimpanan, pengumpulan,
masalah, terutama masalah teknologi, ekonomi,
pengangkutan, pengoJahan dan pembuangan
dan kesehatan masyarakat(2)
limbah padat dengan menggunakan suatu cara yang
Aspek teknologi yang menimbulkan sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan
persoalan adalah lokasi, wujud tisik, cara kerja, masyarakat, ekonomi, teknik pelestarian,
suku cadang dan bahan bakar. Sedangkan apabila lingkungan, keindahan dan dengan mengindahkan
dilihat daTi aspek kesehatan masyarakat yang tanggungjawab dan sikap masyarakat.
menimbulkan masalah adalah besarnya efektititas
Pengelolaan limbah padat adalah suatu
sistem, baik dari kualitas maupun kuantitas. Yang
upaya penanggulangan terhadap prilaku buangan
dimaksud dengan segi kualitas adalah tingkat
padat agar tidak mencemari udara, air dan tanah(5).
kemampuan Insinerator dalam memusnahkan
Pengelolaan Limbah yang baik sangat diperIukan
struktur limbah berbahaya menjadi bahan yang
untuk mencegah dan meminimalisasi pencemaran
stabil dan tidak membahayakan kesehatan.
lingkungan.
Sedangkan yang dimaksud segi kuantitas adalah
kemampuan ruang pembakaran dalam penurunan Kurangnya perhatian dalam pengelolaan
volume dan berat limbah yang dibakar. limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri
adalah merupakan salah satu penyebab terjadinya

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Proyitno don Sukosrono ISSN 0216 - 3128 63

pencemaran lingkungan. Dengan mengetahui jenis * Penguraian atau penghancuran limbah padat
limbah padat industri penyamakan kulit dan cara- cepat.
cara pengelolaan, diharapkan ancaman yang timbul * Prosesnya dapat dilakukan setiap saat.
terhadap pengelola, masyarakat dan lingkungan 2. Kekurangan:
dapat dihindariW a. Pengontrolan logam dalam proses insinerator,
sulit untuk limbah anorganik dengan
Ruang pembakaran merupakan metode
kandungan logam berat .
pengolahan limbah secara kimiawi dengan proses
b. Keterampilan dan kemampuan operator harus
oksidasi (pembakaran) yang tujuannya adalah memadai.
untuk menstabilisasikan dan mereduksi volume dan
c. Membutuhkan cadangan bahan bakar yang
berat limbah.
cukup banyak.
I. Kelebihan:
* Mengurangi volume dan berat limbah

LlMBAH
PADAT
UDARA Fi
HEAT EXCENGE:J
n
RUANG PEMBAKARAN

KARBON AKTIF I

Gambar 1. Proses pengolahan limbah padat dengan sistem pembakaran


=C:J AIR

Sistem ruang pembakaran adalah unit limbah padat karena secara nyata akan
pemusnah limbah padat dengan sistem membakar mengurangi volume atau jumlah limbah padat
secara terkendali pada suhu tertentu, sehingga yang dapat dibakar, dengan demikian
dalam pemilihan ruang bakar terdapat kriteria merupakan unit proses pengolahan atau
sebagai berikut : penanganan limbah yang cukup bermanfaat.
Beberapa alasan lain memilih ruang
I. Sistem pemasukan limbah padat, harus praktis
pembakaran sebagai solusi untuk mengolah
dan aman bagi operator.
limbah padat adalah :
2. Gas buangan dari cerobong fumase ruang bakar
a. Komponen yang berbahaya dalam limbah
harus aman bagi lingkungan, sehingga perlu
akan hancur karena dengan pemanasan
dilengkapi after burner dan wetscubber dengan 800-1000C(S).
demikian emisi gas buang dari unit ruang b. Volume dan berat limbah akan terurai atau
pembakaran aman bagi lingkungan
dirubah dari ukuran aslinya
3. Proses pembakaran temperatur harus mencapai c. Penguraian atau penghancuran limbah
suhu 800-1000 DC, sehingga menjamin pemus- cepat, tidak membutuhkan waktu lama
nahan mikroba pathogen dan tidak menim- dibanding dengan pengolahan yang lain.
bulkan pencemaran udara. d. Hasil akhir pembakaran berupa abu tetapi
untuk benda yang tidak dapat menjadi abu
4. Pembakaran sempurna : dengan perhitungan
akan menjadi arang yang telah rapuh
yang cermat, akan dihasilkan pembakaran
sehingga dapat dibuang dan bercampur
limbah dengan sempuma, sehingga DRE
dengan limbah umum.
(destriction and removal efficiency) akan e. Dapat dibangun dekat dengan lokasi
mencapai 99 % dan EP (efisiensi pembakaran)
sehingga biaya pengangkutan kecil
mencapai diatas 90 %.
f. Peinbebasan udara dapat terkontrol secara
5. Perhitungan heat balance dan energy balance efektif dan tidak menimbulkan dampak
yang tepat dan disesuaikan heating value yang berbahaya bagi lingkungan atmosfir
limbah. Ruang pembakaran untuk pengolahan

Prosiding PPI - PDlPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
64 ISSN 0216 - 3128 Pruyitno dun Sukosrono

g. Residu hasil pembakaran hampir semuanya dapat diketahui melalui kesetimbangan massa dan
organik dan relatif stabil panas proses pembakaran (6). Suhu pembakaran :
h. Ruang pembakaran tidak membutuhkan adalah tingkat atau derajat panas selama proses
tempat yang luas pembakaran dalam tungku ruang bakar. Hasil
i. Cara pengoperasiannya mudah dan pembakaran : setelah diketahui jumlah udara yang
dikontrol oleh seorang operator sehingga diperlukan, kemudian perlu diperhitungkan pula
menghemat tenaga manusia. jumlah gas yang dihasilkan selama pembakaran.
6. Panasnya dapat dimanfaatkan bagi keperluan Gas yang dihasilkan pada umumnya dinyatakan
tertentu misal untuk pembangkit uap, air panas, sebagai karbon dioksida, hydrogen, oksigen dan
listrik dan pencairan logam-logam. nitrogen. Yang dimaksud dengan panas
pembakaran adalah panas yang dihasilkan oleh
7. Prosesnya dapat dilakukan setiap saat.
pembakaran I Ib bahan bakar selama satu jam
lumlah kebutuhan udara untuk pembakaran dalam juta Btu/jam. Panas pembakaran tiap jenis
dan gas yang dihasilkan daTi proses pembakaran limbah berbeda-beda.

Tabell. Dasar untuk perhitungan panas pembakaran /imbah


Panas yang lumlah teoritis udara
Reaksi Pembakaran dilepaskan yang diperlukan, Ib/lb
yang terbakar I (berat
Komponen Beratmolekul)
atom btu/lb bahan bakar
12 C+O, CO, 14.100 11,52
2 H,+0,50, H,O 61.1 00 34,50
32 S+ 0, ~ 4.000 4,32
34 H,S + 1,50, SO,+H,O 7.100 3,10
16 CH.+ 20, CO,+2H,O 23.880 17,28
30 C,I-!"+ 3,50, 2CO,+3H,O 23.320 16,12
44 C3H6+502 3CO,+4H,O 21.660 15,68
58 C.HIO+6,5 0, 4CO,+5H,O 21.300 15,48
72 C,H,,+80, 5CO,+6H,O 21.090 15,38

Pembakaran merupakan suatu teknologi Untuk mencapai reduksi volume maksimum


transformasi yang dapat digunakan untuk diperlukan ruang bakar yang mampu membakar
pengolahan limbah padat. Tungku ruang bakar limbah seluruhnya dan diperlukan suatu ruang
merupakan salah satu unit operasi pembakaran bakar yang mempunyai temperatur cukup tinggi
limbah padat yang cukup baik, yang dapat . 'k b a kar d an. r1mb a h yang d'b
dlatas tltl I akar (9.IOJ ..
mereduksi volume maupun mereduksi berat limbah
cukup besar, dengan demikian merupakan unit Untuk menjaga keselamatan alat, proses
proses pengolahan atau penanganan limbah yang maupun operatomya limbah sebelum dibakar perlu
cukup bermanfaat. dilakukan sortir, limbah yang mengandung bahan-
bahan yang ekplosif harus dihilangkan dan bahan-
Oalam pembakaran ini, limbah yang akan bahan yang yang kemungkinan besar
dibakar yaitu jenis limbah yang dapat dibakar yaitu mengeluarkan asap yang bersifat korosif (khlorida
jenis limbah berupa kertas, plastik, kain, karet, organik, flourida organik) perlu dihilangkan atau
limbah organik. dibatasi .
Proses pembakaran diperhitungkan neraca
bahan dan energi, temperatur, tekanan/aliran gas
pembakaran dan reaksi-reaksi yang terjadi didalam METODOLOGI
proses pembakaran(78). Proses pembakaran
merupakan reaksi kimia antara bahan bakar dengan
gas oksigen yang berlangsung pada kondisi tertentu Langkah Perancangan Alat
meliputi, suhu mencapai pada titik bakar daTibahan
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan di
yang dibakar, tersedianya gas oksigen yang cukup
dalam perancangan tungku bakar meliputi:
memadai dan terjadinya kontak antara bahan yang
dibakar dengan oksigen. Apabila syarat-syarat itu 1. Bahan yang dibakar
terpenuhi maka proses pembakaran akan banyak
Bahan yang dibakar adalah limbah padat
mengandung gas CO dan partikel-partikel karbon
yang dapat dibakar misalnya : kayu/ triplek, kain,
yang nampak sebagai jelaga (teer)(8.9).Proses
kertas, karet, polietylin.
reduksi volume limbah padat dapat dilakukan
melalui pembakaran di dalam ruang pembakaran.

Prosldlng PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Pruyitno dun Sukosrono ISSN 0216 - 3128 65

Tabel 2. Data komposisi bahan, berat (%), panas pembakaran. dan kapasitas panas
Panas
(Btu/lbF
Kain,Bahan
Karet
Polietylin
Kayu, kertas 8.100
triplek10.000
7.900
20.000
11.655
1,04
0,61
1,02
2,60
0,44
0,39
0,76
1,50
1,06 55
5 Gas
10
1,30100
30
(Ibmot/lb) Pembakaran
(%) (Btu/lb)
Kapasitas panasBerat

Kapasitas panas rerata bahan yang dibakar, Btu./(jam.Ft. OF), Konduktivitas panas
ep = 1,5 Btu/lboF. Oireneanakan satu kali stainless steel :K = 0,1519 Btu./Uam.Ft. OF)
pembakaran 2,5 kg selama I jam. m = 2,5 kg/jam
= 5,52 Ib/jam. Perhitungan Perancangan Sistem
Reaksi oksidasi pada proses pembakaran * Data-data ; [uang bakar berbentuk segi
empat sesuai dengan kemampuan:
Cellulosa :
CH6HIOOs + 6 O2 ----> 6C02+ 5H20 + 678 KCal.
a. Kapasitas pembakaran 2,5 kg/ jam,
tekanan kerja atmospher
Neoprene:
b. Suhu \uar pada temperatur kamar 300C
C4HsCI + 1002 -----> 4C02+2H20+HCI+825 KCal.
= 86F
PYC
c. Suhu ruang bakar diperkirakan sampai
C2H)C\ + 2,5 O2-----> 2C02+H20+HCI+328 KCal. \ OOOoC = 18320F

* Perhitungan .:.
2. Udara yang dimasukkan berfungsi :
1. Menentukan tebat rerata batu tahan api
a. Untuk mengatur pembakaran. proses
Bahan yang dibakar mempunyai kapasitas
pembakaran keeepatan udara yang dimasukkan
panas rerata
dalam ruang bakar diatur sehingga dapat
dieapai kondisi tertentu yang meliputi : Suhu Cp = 1,5 BtullbOF, K = 0, II3 Btul jam.ft.oF
meneapai titik bakar dari bahan bakar, tersedia
oksigen yang memadai, terjadi kontak yang Panas yang dibangkitkan oleh limbah
baik antara bahan bakar dengan gas oksigen.
QI = m ep dT = m ep ( T2 - T I )
b. Untuk pengeneeran dan pendinginan gas
buang, gas panas hasil pembakaran dari ruang T2 = 1832 of, TI = 86 of
bakar suhu maupun gas raeunnya masih eukup
tinggi , untuk itu perlu penurunan suhu maupun Sehingga: Q = 5,52 Ib/jam x 1,5 Btu/lboF x (
gas raeun tersebut guna membantu supaya 1832 - 86 )OF = 14.457 Btu/jam
proses selanjutnya lebih aman.
Panas ini akan ditransfer mela\ui batu tahan api
3. Pembakar: setebal x em, sehingga suhu luar ( dalam keadaan
Untuk pemanasan ruang bakar/tungku bakar normal 30C).
dan pembakar awal limbah dapat bakar sebagai
sumber pengapian dapat dipakai burner dengan A = 4 ( 60 x 30 ) em2 + 2 ( 30 x 30 ) em2
bahan bakar minyak tanah. . 2
= 7200 em2 + 1800 em2 = 9000 em
4. Kondisi_ruanlLbakar.
= 9000 em2 x 1,076.10-3 ft2/em2 = 9,70 ft2
Tungku bakar terbuat dari batu tahan api
dengan perekat semen api yang adonannya Panas yang ditransfer oleh batu tahan api
ditambahkan larutan tetes tebu dan tungku bagian
luarnya dilapisi dengan plat stainless steel. Q2 = kA (T2-T)
------------~------
Konduktivitas panas batu tahan api : K = 0,1130

Proslding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
66 ISSN 0216 - 3128 Prayitno don Sukosrono

x = 0,] 13 Btul jam.ftF x 9,7 ft2 (1832 - 86 )OFIx. 3. Variasi % berat limbah eampuran (kertas : kain
= ]913,8 Btu.ft/(xJam) : plastik : karet) = (60 : 5 : 35 : 0), (55 : 10 : 30
: 5), (50 : 15: 25: 10), (45: 20 : 20 : ]5), (40 :
QI=Q2 ~]4457 Btuljam = ]913,8 Btu.ft. 25:]5:20)
I(x.jam)
4. Selesai pereobaan dimatikan untuk gas oksigen
x = ]913,8/]4457.ft > x = 0,]324 ft sampai suhu ruang bakar loooe
4,0355 em
5. Blower dimatikan serta pendingin.
Untuk menjamin keamanan tebal batu tahan api
diambil 5 - 10 em. Jadi tebal dinding keseluruan 6. Dihitung berat abu total, reduksi limbah (%)
yaitu tebal batu tahan api ditambah tebal stainless dan pengamatan seeara visual bentuk dan
steel diambil ] 0 em. warna abu.

2. Penentuan ukuran diameter pipa gas hasil


pembakaran ..
HASIL DAN PEMBAHASAN.
Apabila gas yang timbul setara dengan volume
insenerator
J. Basil perhitungan tungku bakar
Volume = (60 x 30 x 30) em3. = 54000 em3
Bahan dinding dibuat dari batu tahan api,
Keeepatan yang keluar dari ruang bakar
dengan perekat batu tahan api adalah adonan
antara (40-70)ft/see, diambil: v = 50 ft/see =
semen api yang ditambah larutan tetes tebu. Untuk
]524 em/det, apabila volume di atas itu pengamanan tungku dilapisi dengan plat baja
timbul tiap detik ~ volume = 54.000 em3 supaya terlindung gangguan fisik maupun mekanik

A = Volume/v = (54000 em3_)_1 (1524


a) Ukuran tungku bakar = 0,6 m X 0,9 m X ],20
em.derl) A = 35,44 em2.det
m terdiri dari ruang bakar dan ruang gas
2
nR2 = 35,44 em2.det, R = (35,44 b) Dinding sebelah kiri = 0,6 m X 1,2 m dengan
em2.det) I (1,34 em) ruang lubang bagian atas = 0,03 m X 0,03 m ,
lubang udara bagian bawah = 0,03 m X 0,03
R2 = 3,36 em 0 = 6,72 em m dan lubang pengatur sampel dengan ukuran
maka diameter pipa yang dipakai = 7 em 0,36 m X 0,22 m.
c) Dinding depan= 0,9 m X 1,2 m dengan ruang
Percobaan pennbakaran lubang sampel = 0,3 m X 0,3 m , lubang udara
bagian bawah = 0,3 m X 0,08 m.
I. Disiapkan umpan limbah padat, alat penunjang,
d) Dinding sebelah kanan = 0,6 m X 1,2 m
gas oksigen dan bahan bakar minyak
dengan lubang udara bagian atas = 0,3 m X
2. Sistem burner dihidupkan sampai suhu 2000e 0,04 m , lubang udara bagian bawah = 0,35 m
serta sistem pendingin dan ventilasi XO,2m.
e) Tinggi eerobong 5 m dan diameter eerobong
3. Setelah suhu tereapai, umpan limbah yang telah 0,]5 m
disiapkan dimasukkan dalam furnase, suhu
diamati, suhu gas keluar dan' pendingin pada
termometer indikator. Jl. Basil percobaan pennbakaran
Dari Tabel 3. hasil pereobaan terlihat
4. Burner dimatikan setelah terjadi pembakaran
bahwa kemampuan ruang bakar untuk mereduksi
sempurna, selanjutnya dialirkan oksigen
limbah rata-rata sampai (12-13) % dari berat
sehingga tetap menyala dengan tekanan 0,5 Bar limbah awal sebelum dibakar. Berat limbah makin
Umpan dimasukkan sedikit demi secara banyak akan menghasilkan reduksi berat/volume
bertahap sampai kapasitas yang diinginkan lebih besar, suhu ruang bakar akan semakin tinggi,
pembakaran limbah berlangsung lama makin
I. Variasi berat limbah kertas saja : 500, 1000,
sempurna, karena abu arang sempat terbakar lagi.
1500, 2000 dan 2500 kg
Jumlah limbah yang dibakar menunjukkan hasil
2. Variasi berat limbah eampuran (kertas : kain : reduksi limbah eukup baik diatas 2500 gram berat
plastik: karet) = (55 : 10 : 30 : 5) % = 500, limbah.
1000, 1500, 2000 dan 2500 gram.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Prayitno dan Sukosrono ISSN 0216 - 3128 67

Tabel 3. Pengaruh hubungan berat limbah kertas terhadap reduksi limbah (%)
Warna
Wama
Berat limbah kertas Berat
215,00
320,00
158,00
abu14,20
80,00
260,00
abu
15,80
12,88
13,00
16,00
putih Iimbah
(gram)
setelah
abu-abu keputihan
dibakar
(%) keabuan kertas
berupa
keputih2-an Pengamatan visual
Reduksi Iimbah

Tabel 4. Pengaruh hubungan berat limbah campuran (kertas : kain : p/astik : karet) = ( 55 : /0 : 30 : 5) %
terhadap reduksi limbah (%)
Warna
Wama Pengamatan
Beratabu
61,60
1],28
10,20
9,95
112,80
153,05
194,25
199,00
7,77
12,20putih visual
keputihan
]imbah kertas
keabuan
Wama
Berat ]imbah Wama
Warna abu-abu
putih
abu
setelah
abu-abu keabuan
(gram)
dibakar berupa
keputih2-an
keputih2-an
Reduksi
limbah (%)
500

Dari Tabel 4. terlihat bahwa kemampuan limbah kertas saja seperti pada Tabel 3. Untuk itu,
ruang bakar untuk mereduksi Iimbah campuran limbah campuran mempunyai panas pembakaran
(kertas : kain : plastik : karet ) = ( 55 : 10 : 30 : 5) dan kapasitas panas lebih besar jika dibandingkan
% rata-rata reduksi samapai mencapai (7 - 8) % dengan hanya limbah kertas saja. Oleh karena itu
dari berat limbah campuran sebe]um dibakar. Jadi dengan panas pembakaran tinggi, suhu ruang bakar
limbah campuran yang dibakar menghasilkan akan tinggi dan pembakaran berlangsung lama dan
pengeci]an limbah lebih besar, jika dibandingkan makin sempurna.

Tabel 5. Pengaruh hubungan perbandingan % berat limbah (kertas : kain : plastik : karet) berat 2500 gram
terhadap reduksi Iimbah (%)
Pengamatan
Warna%abu-abu
abu17,70
putih
6,36
7,40
17,66
6,73 visual
kehitaman
397,40
151,21
143,20
166,67
398,30
Wama
Warna
Perbandingan berat abu
Berat
setelah (gram)
limbah
dibakar
keputih2-an
Reduksi campuran
berupa
Iimbah (%)
35: 0

Dari Tabel 5. terlihat bahwa kemampuan itu dengan panas pembakaran tinggi, suhu ruang
ruang bakar untuk mereduksi limbah padat bakar akan tinggi pula dan pembakaran
campuran dengan perbandingan (kertas : kain : berlangsung lama dan makin sempurna, yang mana
plastic: karet ) = (55 : 10 : 30 : 5), rata-rata reduksi abu arang akan sempat terbakar lagi. Untuk suhu
limbah sampai mencapai (7 - 8) % dari berat ruang bakar dapat mencapai sampai 1000 C pada
limbah padat campuran sebelum dibakar. Jumlah suhu pembakaran diatas teoritis.
limbah padat campuran nilai panas pembakarannya
juga lebih besar dibandingkan dengan jumlah Hal ini disebabkan bahwa pada percobaan
limbah padat hanya satu sejenis saja. Oleh karena tersebut panas yang ada didalam ruang bakar tidak

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
68 ISSN 0216 - 3128 Prayitno dan Sukosrono

seluruhnya dibangkitkan oleh Iimbah saja tetapi 3. Jumlah berat limbah makin besar dihasilkan
juga ada tambahan panas yang berasal dari burner. reduksi Iimbah makin kecil (makin baik)

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan
1. DAMANHURI, ENRI.. Penge/o/aan Limbah
yang direncanakan dan dari kegiatan perancangan
Berbahaya dan Beracun. Jurusan Teknik
dan pembuatan unit penukar panas, siklon dan
Lingkungan FTSP ITB : Bandung, (1994).
scrubber gas untuk kelengkapan tungku ruang
bakar yang berwawasan Iingkungan dapat diambil 2. MADURA TNA .. "Incinerator, Suatu
kesimpulan yaitu dapat dibuat dan dirangkai Dilema", Himpunan Ahli Kesehatan
masing-masing bagian alat sesuai dengan aliran Lingkungan Indonesia, Jakarta, (2004).
proses, alat tersebut diantaranya adalah:
3. ANONIM, Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. /9 Tahun 1994 Tentang
J. Ukuran ruang bakar :
Penge/o/aan Limbah Bahan Berbahaya dan
1. Tungku ruang bakar dapat digunakan untuk Beracun, Jakarta, (1994).
mengolah limbah padat baik limbah rumah
4. ANONIM, Pedoman Penge/o/aan Limbah
tangga atau limbah B-3 dengan kapasitas ruang
Padat. Direktorat Penyehatan Air dan
bakar 2,5 kg Iimbah dengan sistem semi
Pengamanan Limbah Di~en PPM dan PL
kontinyu.
Depkes RI: Jakarta, (2000).
2. Tungku bakar berukuran 0,6 m X 0,9 m X 1,20
5. TJOKROKUSUMO. Diktat Konsep Tekn%gi
m terdiri dari ruang bakar dan ruang gas
Bersih, Edisi 111,STTL, Yogyakarta, (1995).
dengan tinggi cerobong 5 m dan diameter
cerobong 0,15 m 6. 6. BRUNNER, CALVIN. R. Hazardous Waste
Incineration, Second Edition. Mc Graw-Hill
3. Alat penukar panas dengan sistem vertikal dan
International, (1994).
horisontol dengan diameter 0,17 m dan panjang
masing-masing 2 m. Alat pengendap debu 7. AEC WORKING GROUP FOR
(siklon) dengan kapasitas 5 1.1. INCINERA TION, "Incineration Of
Radioactive Solid Wastes ", August, (1970)
4. Rumah filter bentuk kotak dengan lebar 0,3 m
dan panjang 0,6 m, Alat scrubber gas dengan 8. JOHON A, LOGAN, ROBERT, MAUGHAN,
sistern spray bentuk silinder dengan diameter Conceptual Design For Waste Inceneration
0,15 m dan tinggi 1,3 m. Blower tenaga 1 Pk Development Activity, November, (1981 )..
dengan sistem pengatur model by pass. 9. KATOH. H. HIRA YANA., K. OSHINO. M.
And NUMAKUNAI. T, Experiennces in the
II. Percobaan pembakaran limbah padal solid Waste fnceneration Unit of JAERI,
simulasi
Tokyo, (1978).
1. Proses pembakaran dipengaruhi : tersediannya 10. PERRY, ROBERTH, Chemical Engineers
gas oksigen yang cukup dengan tekanan 0,5 Handbook, Mc. Graw Hill Kogakusha, Ltd,
Bar, sehingga terjadi kontak cukup baik antar Tokyo, 1973.
bahan bakar dan gas oksigen.
2. Reduksi limbah padat kertas saja sampai 12 %
dan Iimbah padat campuran bisa sampai 6,36 %
dari jumlah berat sebelum dibakar

Proslding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Jull 2007

You might also like