Professional Documents
Culture Documents
Septerina P. W
Puji Hastuti
Rusmini
Abstract
The purpose of this study was to describe the incidence of IUFD in hospitals Goeteng
Purbalingga. This research is a descriptive study. The population of all women giving birth
with IUFD from January through August 2014. Samples were some 26 people. The sampling
technique with a total sampling. The characteristics of mothers were based on age 76.9% is
not at risk , based on parity 53,8% multiparous. The causes of women giving birth with IUFD
were 38 ,5% are maternal factors, 46,2% are of fetal factors, 30,8% are placental factors. 50 %
of maternal were caused by infection, 33,3% due to infection, and 75% due to placental
abnormalities of the umbilical cord. It is suggested for Hospital to provide health education
about the signs and symptom of danger in pregnancy.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kejadian IUFD di RSUD Goeteng
Purbalingga. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi semua ibu bersalin
dengan IUFD periode Januari sampai Agustus 2014. Teknik pengambilan sampel dengan
total sampling, sehingga didapatkan sampel sejumlah 26 orang. Pengambilan data dengan
data primer dan sekunder. Data dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian karakteristik ibu
berdasarkan usia 76,9% usia tidak beresiko, berdasarkan paritas 53,8% multipara.
Berdasarkan faktor penyebab, 38,5% terdapat faktor maternal, 46,2% terdapat faktor fetal, 30,
8% terdapat faktor plasental. Faktor penyebab maternal 50% disebabkan infeksi, penyebab
fetal 33,3% disebabkan infeksi intranatal, penyebab plasental 75% disebabkan kelainan tali
pusat. Sangat disarankan Rumah Sakit untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang
tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil.
___________________________________________________________________________________
1048 Septerina P. W, Puji Hastuti, Rusmini
LINK Vol. 11 No. 3 September 2015 ISSN 1829-5754
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Intrauterine Fetal Death IUFD. (Sub
faktor ibu, faktor janin dan faktor Bagian Rekam Medik, RSUD Goeteng
kelainan tali pusat. Faktor ibu meliputi Taroenadibrata, 2013). Tujuan
usia, paritas, pemeriksaan antenatal, penelitian ini adalah menjelaskan studi
dan penyakit yang diderita oleh ibu kejadian Intrauterine Fetal Death (IUFD)
(anemia, pre-eklampsia dan eklampsia, di RSUD Goeteng Taroenadibrata.
solusio plasenta, diabetes melitus,
rhesus iso-imunisasi, infeksi dalam 2. Metode
kehamilan, ketuban pecah dini, dan
letak lintang). Faktor janin yaitu Jenis penelitian ini adalah
kelainan insersi talipusat, simpul tali penelitian deskriptif. Tujuan penelitian
pusat, dan lilitan tali pusat ini adalah untuk mendeskripsikan
(Wiknjosastro, 2005). Kesehatan serta kejadian IUFD di RSUD Goeteng
keselamatan janin dalam uterus sangat Purbalingga. Populasi semua ibu
tergantung dari keadaan dan bersalin dengan IUFD periode Januari
kesempurnaan bekerjanya sistem dalam sampai Agustus 2014. Teknik
tubuh ibu yang mempunyai cukup pengambilan sampel dengan total
fungsi untuk menumbuhkan hasil sampling, sehingga didapatkan sampel
konsepsi dari mudigah menjadi janin sejumlah 26 orang. Pengumpulan data
cukup bulan (Saifuddin, 2010) dengan data primer dan sekunder. Data
Berdasarkan pada survei dianalisa secara deskriptif.
pendahuluan yang dilakukan pada
bulan oktober tahun 2013 AKB di 3. Hasil dan Pembahasan
kabupaten Purbalingga tahun 2012 Hasil
sebesar 11,80/1000 KH dan
dibandingkan dengan tahun 2011 AKB Karakteristik usia ibu bersalin
mengalami peningkatan dari dengan IUFD di RSUD Goeteng
11,16/1000 KH (Profil Kesehatan Purbalingga tahun 2014 menunjukkan
Kabupaten Purbalingga, 2012). Angka sebagian besar responden (76,9%)
Kematian Bayi (AKB) di RSUD Goeteng adalah usia tidak beresiko dan 23,1%
Taroenadibrata Purbalingga diperoleh responden usia beresiko. Berdasarkan
pada tahun 2011 terdapat 79 kasus yang paritas ibu bersalin denngan IUFD
didominasi oleh Intrauterine Fetal didapatkan sebagian besar responden
Death (IUFD) yakni sebanyak 44 kasus (53,8%) merupakan multipara dan
(55,69%), sedangkan pada tahun 2012 46,2% bukan multipara.
Angka Kematian Bayi (AKB) yang Berdasarkan faktor penyebab
terjadi sebanyak 107 kasus yang di maternal kejadian IUFD adalah
dominasi pula oleh Intrauterine Fetal sebagian besar responden (61,5%) tidak
Death (IUFD) yakni sebanyak 47 kasus terdapat faktor maternal dan 38,5%
(43,92%). Di tahun 2013 Angka terdapat faktor maternal. Sedangkan
Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi untuk faktor penyebab maternal
78 kasus, akan tetapi Intrauterine Fetal kejadian IUFD, 50% disebabkan oleh
Death (IUFD) masih mendominasi infeksi, 30% kelainan letak, 20% ruptur
Angka Kematian Bayi (AKB) dengan uteri dan 10% posterm. Sedangkan
jumlah kasus sebanyak 40 kasus faktor fetal kejadian IUFD sebagian
(51,28%). Berdasarkan data yang besar responden (53,8%) tidak terdapat
diperoleh dari Sub Bagian Rekam faktor fetal dan 46,2% terdapat faktor
Medik RSUD Goeteng Taroenadibrata fetal. Dilihat dari faktor penyebab fetal
jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) 33,3% disebabkan infeksi intranatal,
paling banyak disebabkan oleh kasus 25% disebabkan hamil tumbuh
___________________________________________________________________________________
Studi Deskriptif Eksploratif Kejadian IUFD 1049
LINK Vol. 11 No. 3 September 2015 ISSN 1829-5754
___________________________________________________________________________________
1050 Septerina P. W, Puji Hastuti, Rusmini
LINK Vol. 11 No. 3 September 2015 ISSN 1829-5754
___________________________________________________________________________________
Studi Deskriptif Eksploratif Kejadian IUFD 1051
LINK Vol. 11 No. 3 September 2015 ISSN 1829-5754
cara ini lebih sering terjadi daripada dapat menimbulkan lilitan pada leher,
cara yang lain, kuman dari vagina naik sehingga mengganggu aliran darah ke
dan masuk ke dalam rongga amnion jantung dan menimbulkan asfiksia
setelah ketuban pecah. Ketuban pecah sampai kematian janin dalam
dini mempunyai peranan penting kandungan. Insersi tali pusat pada
dalam timbulnya plasentitis dan umumnya parasentral atau sentral.
amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi Dalam keadaan tertentu terjadi insersi
walaupun ketuban masih utuh, tali pusat battledote dan insersi
misalnya pada partus lama dan velamentosa. Bahaya insersi
seringkali dilakukan pemeriksaan velamentosa bila terjadi vasa previa,
vaginal. Janin kena infeksi karena yaitu pembuluh darahnya melintasi
menginhalasi likuor yang septik, kanalis servikalis, sehingga saat
sehingga terjadi pneumonia kongenital ketuban pecah pembuluh darah yang
atau karena kuman-kuman yang berasal dari janin ikut pecah. Kematian
memasuki peredaran darahnya dan janin akibat pecahnya vasa previa
menyebabkan septicemia. Infeksi mencapai 60%-70% terutama bila
intranatal dapat juga terjadi dengan pembukaan masih kecil karena
jalan kontak langsung dengan kuman kesempatan seksio sesaria terbatas
yang terdapat dalam vagina, misalnya dengan waktu (Waknjosastro, 2005)
blenorea dan oral thrush Gerakan janin yang begitu aktif dapat
(Wiknjosastro, 2005). menimbulkan simpul sejati sering juga
Faktor plasental, sebagian besar dijumpai (Manuaba, 2002). Gerakan
responden (69,2%) tidak terdapat faktor janin dalam rahim yang aktif pada tali
plasental dan 30,8% terdapat faktor pusat yang panjang besar kemungkinan
plasental. Berdasarkan tabel 4.8 dapat dapat terjadi lilitan tali pusat. Lilitan
dilihat dari faktor penyebab plasental tali pusat pada leher sangat berbahaya,
75% disebabkan kelainan tali pusat apalagi bila terjadi lilitan beberapa kali.
dan 25% disebabkan oleh solusio Tali pusat yang panjang berbahaya
plasenta. Hal ini tidak sejalan dengan karena dapat menyebabkan tali pusat
hasil penelitian Korteweg di menumbung, atau tali pusat terkemuka.
Netherland. Menurut penilitan Dapat diperkirakan bahwa makin
Korteweg dari Departement of masuk kepala janin ke dasar panggul,
University Medical Centre Groningen makin erat lilitan tali pusat dan makin
Netherland, selama 4 tahun dari terganggu aliran darah menuju dan
periode tahun 2002 sampai 2006 dari janin sehingga dapat menyebabkan
terdapat 485 kasus IUFD. kematian janin dalam kandungan
Pemeriksaan plasenta dilakukan pada (Wiknjosastro, 2005). Solusio plasenta
481 kasus, dimana penyebab terbesar adalah suatu keadaan dimana plasenta
dari penyebab kematian adalah yang letaknya normal terlepas dari
plasenta. perlekatannya sebelum janin lahir.
Faktor plasenta antara lain Solusio plasenta dapat terjadi akibat
kelainan insersi tali pusat, simpul tali turunnya darah secara tiba-tiba oleh
pusat, lilitan tali pusat, dan solusio spasme dari arteri yang menuju ke
plasenta. Tali pusat sangat penting ruang intervirale maka terjadilah
artinya sehingga janin bebas bergerak anoksemia dari jaringan bagian
dalam cairan amnion, sehingga distalnya.
pertumbuhan dan perkembangannya
berjalan dengan baik. Pada umumnya 4. Simpulan dan Saran
tali pusat mempunyai panjang sekitar
55 cm. Tali pusat yang terlalu panjang Simpulan
___________________________________________________________________________________
1052 Septerina P. W, Puji Hastuti, Rusmini
LINK Vol. 11 No. 3 September 2015 ISSN 1829-5754
___________________________________________________________________________________
Studi Deskriptif Eksploratif Kejadian IUFD 1053
LINK Vol. 11 No. 3 September 2015 ISSN 1829-5754
___________________________________________________________________________________
1054 Septerina P. W, Puji Hastuti, Rusmini