You are on page 1of 35
40) 4) 42) 43) 44) 45) 46) 47, 48) 49) 50) 51) 52) 53) 34) 55) 19- melakukan ringkasan pasien pindah; melakukan perencanaan pasien pulang (discharge planning); melakukan rujukan keperawatan; melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap —pelaksanaan —_tindakan keperawatan; melaksanakan studi kasus keperawatan dalam rangka melakukan ——_—kegiatan peningkatan muta dan pengembangan pelayanan keperawatan; melaksanakan survei pelayanan dan asuhan keperawatan dalam rangka melakukan kegiatan peningkatan = mutu dan pengembangan pelayanan keperawatan; menyusun rencana kegiatan individu perawat: melakukan orientasi perawat dan mahasiswa keperawatan; melakukan pemberian penugasan perawat; melakukan preseptorship dan mentorship: melakukan supervisi Klinik dan manajemen dalam rangka = melaksanakan —_fungsi pengarahan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan; melakukan koordinasi teknis pelayanan keperawatan dalam rangka melaksanakan fungsi pengarahan dam pelaksanaan pelayanan keperawatan; melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi Kesehatan; melaksanakan tugas lapangan di bidang keschatan; melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan melakukan supervisi lapangan. Perawat Abii Madya: 2) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu; melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga: 3) melakukan 3) 4) 5) 6) 7 8) 9) 10) 1) 12) 13) 14) 15) 16) 20 melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada kelompok; memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar /lanjut; merumuskan diagnosis keperawatan pada kelompok; membuat prioritas dingnosa keperawatan; merumuskan tujuan Keperawatan pada kelompok dalam rangka menyusun rencana tindakan keperawatan; merumuskan tindakan keperawatan pada kelompok dalam rangka menyusun rencana tindakan keperawatan; memfasilitasi dan memberikan dukungan pada keluarga dalam =—meningkatkan Kesehatan kehtarga dalam rangka melakeukan upaya promotif, memobilisasi sumber daya yang ada dalam penanganan masalah kesehatan pada kelompok dalam rangka melakukan upaya promotif; melakukan diseminasi informasi tentang sehat dan sakit pada kelompok dalam rangka melakukan upaya promotif; membentuk dan mempertahankan keberadaan lelompok masyarakat pemerhati masabh Kesehatan paca masyarakat dalam mangle melakukan upaya promoti melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu dalam rangka upaya preventif; melakukan support kepatuhan terhadap intervensi Kesehatan pada individu dalam mangka upaya preventif; melakukan pendidikan Kesehatan pada individu pasien pada individu dalam rangca upaya preventif: mengajarkan keluarga untuk meningkatkan Kesehatan anggotanya keluarganya pada keluarga dalam rangka upaya preventif, 17) mengajarkan 17) 18) 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) 30) 31) 32) 33) a mengajarkan teknik kontrol infelsi pada keluarga dengan penyakit menular, melakukan pembinaan kebmpok risiko tinggi pada kelompok dalam = rangka —upaya preventif, melakukan pendidikan keschatan pada kelompok; melaksanakan advokasi program pengendalian faktor risike pada masyarakat dalam rangka upaya preventif, melakukan pendidikan Kesehatan pada masyarakat; menggunakan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan; melakukan pendampingan pada _pasien. menjelang ajal (dying care; memfasilitasi suasona ingkungan yang tenang dan aman; melakukan tata kelola keperawatan pada pasien dengan tindakan medik khusus dan berisiko tinggi; memberikan obat-obat elektrolit dengan ‘konsentrasi tin memberikan Konsultasi dalam pemberian asuhan keperawatan khusus/bermasalah; melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien; melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif, memberikan perawatan pada _—_pasien. -menjelang ajal sampai meningzel; memberikan dukungan dalam —_ proses kehilangan, berduka dan kematian; melakukan evaluasi tindakan keperawotan pada masyarakat; melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap —pelaksanaan —_tindakan ‘keperawatan; 34) melaksanakan ... 4) 22 34) melaksanakan evidence based practice dalam mangka melakukan kegiatan peningkatan mutu dan pengembangan —_pelayanan keperawatan; 35) menyusun rencana program tahunan unit nuang rawat; 36) menyusun rencana kegiatan individu perawat: 37) mengorganisasikan kegjatan _pelayanan keperawatan; 38) melakukan sistem/metode _pemberian asuhan keperawatan: 39) menyusun uraian tuges sesuai peran dan area praktik; 40) melakukan kegiatan rekrutmen dan seleksi perawat; 41) melakukan kredensialing perawat; 42) melakukan penilaian kinerja perawat; 43) melakukan preseptorship dan mentorship; 44) melakukan program mutu klinik pelayanan keperawatan dalam rangka melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelayanan keperawatan; 45) melakukan program — monitoringevaluasi pelayanan keperawatan; 46) melaksanakan kegiatan bantuan/ partisipasi keschatan; 47) melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan; 48) melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan 49) melakukan supervisi lapangan. |. Perawat Ahli Utama: 1) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu; 2) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarge; 3) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada masyarakat; memberkan onsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut; 5) merumuskan 5) 6) 7 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 7) 18) 19) 20) 21) -23- merumuskan diagnosis keperawatan pada masyarakat; membuat prioritas diagnosa keperawatan; merumuskan tujuan Keperawatan pada masyarakat dalam rangka menyusun rencana tindalan keperawatan; menetapkan tindakan keperawatan pada masyarakat dalam rangi menyusun rencana tindakan keperawatan; memanfaatkan sumber daya yang ada dalam penanganan masalah kesehatan pada masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif; melakukan desiminasi tentang masalah keschatan pada masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif, melaksanakan case —_finding/deteksi dini/penemuan kasus baru; melakukan support kepatuhan terhadap intervensi keschatan; melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien; melakukan follow up keperawatan pada keluarga dengan risiko tings); mengajarkan keluarga untuk meningkatkan keschatan anggotanya keluarganya; mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular, melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok; melaksanakan surveillance pada masyarakat dalam rangka melalikan upaya preventif; memobilisasi sumber daya di komunitas dalam pencegahan masalah kesehatan pada masyarakat dalam rangka melakukan upaya preventif, melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat dalam rangka melakukan upaya preventif melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan; 22) melakcukan .. 22) 23) 24) 25) 20) 27) 28) 29) 30) 31) 32) 33) 34) 35) 36) 37) 38) 39) -m4- melakukan pendampingan pada _pasien menjelang ajal (dying care) memfasiitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman; melakukan terapi lingkungan kepada pasien; melakukan terapi bermain pada anak; merawat pasien dengan pemberian obat khusus yang berisiko tinggi; merawat pasien dengan kompleksitas dan risko tinggi dan = menggunakan lat kesehatan berteknolog) tinggi: merawat pasien dengan acute lung odema; melakukan tindakan terapi komplementer/ holistike melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif; melakukan pemberdayaan masyarakat pada pemulihan pasea bencana pada kelompok/ masyarakat; melakukan pengkajian kebutuhan pelayanan keperawatan pasca bencana pada kelompok/ masyarakat; melakukan pembinaan kelompok mosyarakat untuk = memenuhi kebutuhan —pelayanan keperawatan pasca bencana pada kelompok/ masyarakat; memberikan _perawatan pada pasien menjelang ajel sampai meninggal; memberikan dukungan dalam —_proses kehilangan, berduka dan kematian; melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap —pelaksanaan —_tindakan keperawatan; menyusun rencana stmategis —bidang keperawatan dalam rangka melakukan perencanaan pelayanan keperawatan; menyusun rencana kegiatan individu perawat; melakukan preseptorship dan mentorship; 40) melakeukkan 25 40) melakukan pembinaan etik dan disiplin perawat; 41) merancang kegiatan peningkatan mutu profesi perawat; 42) merancang sistem penghargaan dan hukum bagi perawat; 43)_merancang kegiatan promosi perawat; 44) melakukan program manajemen risiko dalam rangka melakukan pengawasan/ pengendalian terhadap ——_pelayanan keperawatan; 45) melakukan manajemen pembiayaan efektif dan efisien dalam rangka ~—melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelayanan keperawatan; 46) melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi keschatan; 47) melaksanakan tugas lapangan di bidang Kesehatan; 48) melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan 49) melakukan supervisi lapangan. 8) Perawat Terampil sampai dengan Perauat Penyelia yang, melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, dan penunjang tugas Perawat diberikan nai angka kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 yang merupakan bagan tidak terpisahlan dari Peraturan Mentert ini 4) Perawat Abli Pertama sampai dengan Perawat Ahi Utama yang melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, dan penunjang tugas Perawat diberikan nilai angka kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran Tl yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menter! ini. Pasal 9 Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Perawat yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan Jegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) atau ayat (2), maka Perawat lain yang berada satu tingkat i atas atau di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan Kegatan tersebut berdasarkan penugasan secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan. 8 Co} i) 2) 37 Unsur penunjang, terdiri dari ‘4. pengojar /pelatih di bidang pelayanan keperawatan; b. keikutsertaan dalam seminar/lokakarya di bidang pelayanan kepernwatan: © keanggptaan dalam organisasi profesi Perawat; keanggptaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat perolehan penghargaan/tanda jas; perolehan gelar kesarjanaan lainnya; keanggptaan dalam kemite keperawatan; pembimbingan di bidang pelayanan keperawatan di kelas atau lahan praktiie dan pelaksanann tugas tambahan yang berkaitan dengan tugas pokok. Rincian kegintan Perewat dan angka Kredit masing, masing unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: e rRooe @ Perawat -kategori keterampilan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan agian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan b. Perawat kategori keahlian sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1! yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 13 Jumiah angka kredit kumulatif paling rendah yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Perawat, untuk: a. Perawat kategori keterampilan dengan pendidikan Diploma Ill (D.II) keperawatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IM yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; b. Perawat kategpri keahlian dengan pendidikan Ners sebagaimana tereantum dalam Lampiran IV yang, merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; Jumlah angka Kredit kumulatif paling rendah sebageimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a paling .. a) 2) a i) 8 « -28- a. paling rendah 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama, kecuali yang bernsal dari pendidilan formal; dan b. paling tinggi 20% dua puluh persen) angka kredit berasal dani unsur penunjang, Pasal 14 Perawat yang memiliki angka kredit melebihi angle kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabetan dan/atau pangkat, golongan ruang setingkat lebih tinggi, kelebinan angla~—kredit_—_tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan dan/atax pangkat, golongan ruang berikutnya. Perawat pada tahun pertama telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat, golongan ruang, dalam masa pangkat yang didudukinya, make pada tahun kedua wajib mengumpulkan paling Kurang, 20% (dua puluh persen) angka Kredit dari jumlah angka Kredit yang dipersyamtkan untule kenaikan Jabatan dan/atas pangkat, golongan ruang setinglat lebih tingg} yang berasal dari tugas pokok Perawat. Pasal 15 Perawat Abii Pertama, pangleat Penata Muda Tingkat 1, golongan ruang Ill/b yong akan naik jenjang jabatan dan pangkat menjadi Perawat Abli Muda, pangkat Penata, golongan ruang Ill/e angka kredit yang dipersyaratkan harus terdapat 2 (dua) angka kredit dari unsur pengembangan profesi. Perawat Ahli Muda, pangkat Penata, golongan ruang l/c yang aken naik pangkat menjadi Penata Tingkat 1, golongan muang Ill/d angka Ixedit yang dipersyaratkan harus terdapat 4 (empat) angka kredit dari unsur pengembangan profesi. Perawat Abli Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d yang alan naik jenjang jabstan dan pangkat menjadi Perawat Ahli Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a angka kredit yang dipersyamtkan harus terdapat 6 (enamj angka kredit dari unsur pengembangan profesi Perawat Ahli Madya, pangkat Pembina, golongan ruangIV/a yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat 1, golongan ruang IV/b angka kredit yang dipersyaratkan harus terdapat 8 (delapan) angka kredit dari unsur pengembangan profesi. +26 Pasal 10 Penilaian angka kredit pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan sebagai berikut a. Pemwat yang melaksanakan kegiatan Perawat satu tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperolch ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh peren) dari angkn Kredit setiap butir kegiatan, sebaguimana tercantum dalam Lampiran 1 atau Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Mentert ini b. Pemawat yang melaksanakan kegiatan Perawat satu tingkat di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoich ditetapkan sebesar 100% (seratus persen) dari angka Kredit dari setinp butir kegiatan, sebaglimana tercantum dalam Lampiran 1 atau Lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini Pasal 11 1) Pada awal tahun, setiap Perawat wajib menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan. 2) SKP disusun berdasarkan tugas pokok Perawat yang bersangkutan sesuai dengan jenjang jabatannya 3) Perawat yang melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, dalam menyusun SKP dihitung sebagai tugas tambahan. 4) SKP yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disetujui dan ditetapkan oleh Pimpinan Unit Kerja. 5) Untuk kepentingan dinas, SKP yang telah disetujui dapat dilakukan penyesuaian, Pasal 12 (1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian angka Kredit, terdiri dari: . unsur utama; dan b. unsur penunjang, 2) Unsur utama, terdiri dari: a. Pendidikan; b. Pelyanan keperawatan; dan ©, Pengembangan profesi. (3) Unsur ... 8 4”) 2) -77- Unsur penunjang, terdiri dari: 8. pengajar/pelatih di bidang pelayanan keperawatan; b. keikutsertaan dalam seminar/lokakarya i tidang pelayanan keperawatan; €. keanggptaan dalam organisasi profesi Perawat; Keanggptann dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat; perolehan penghargan/tanda jasa; perolehan gelar kesarjanaan lainnya; ‘keanggptaan dalam kamite keperawatan; pembimbingan di bidang pelayanan keperawatan di kelas atau lahan praktik; dan i, pelaloanann tugas tambahan yang berkaitan dengan tugas pakok. Rincian kegiatan Perawat dan angka kredit masing- masing unsur sebagnimana dimaksud pada ayat (1) untuk: 4. Perawat kategori keterampilan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan agian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri inj; dan b. Perawat kategori keahlian sebagaimana tercantum, dalam Lampiran Il yang merupalan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 13 Jumlah angka kredit kumulatif paling rendah yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan Jabatan/pangkat Perawat, untuk: a. Perawat kategori keterampilan dengan pendidikan Diploma I (D.M) keperawatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ill yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; b. Perawat kategori keahlian dengan pendidikan Ners sebagaimana tereantum dalam Lampiran IV yang merupalan begion tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; Jumiah angka Kredit kumulatif paling rendah sebegaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : rane a. paling ... i) e) a 2) 8 4) 28 a. paling rendah 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama, kecuali yang bemsal dari pendidikan formal; dan . paling tinggi 20% (dua puluh persen) angiat kredit berasal dani unsur penunjang, Pasal 14 Perewat yang memiliki angka kredit melebihi angkca joedit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat, golongan ruang setingkat lebih tingg, kelebihan angka~—kredit_—_tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat, golongan miang berilastnya. Perewat pada tahun pertama teleh memenuhi atau melebihi angka Kredit yang dipersyaratkan untuk kenailan jabatan dan/atau pangkat, golongan ruang, dalam masa pangkat yang didudukinya, maka pada tahun kedua wajib mengumpulkan paling kurang 20% (dua puluh persen) angka kredit dari jumlah angka Kredit yang dipersyamtkan untuk kenailan jabatan dan/atau panglat, golongan ruang setingkat lebih tinggi yang berasal dari tugas pokok Perawat. Pasal 15 Perawat Ahli Pertama, pangleat Penata Muda Tingkat 1, golongan ruang Ill/b yang akan naik jenjang jabatan dan pangkat menjadi Perawat Abli Muda, Pangkat Penata, golongan ruang Ill/e angka kredit yang dipersyaratkan harus terdapat 2 (dua) angka keedit dari unsur pengembangan profesi. Perawat Ahli Muda, pangkat Penata, golongan ruang Mi/c yang akan naik pangkat menjadi Penata Tingkat 1, golongan ruang Il/d angka kredit yang dipersyaratkan harus terdapat 4 (empat) angka kredit dari unsur pengembangan profesi. Perawat Ahli Muda, pangkat Penata Tingkat | golongan ruang III/d yang alan naik jenjang jabstan dan pangkat menjadi Perawat Abli Madya, pangkat Pembina, glongan ruang IV/a angka kredit yang dipersyaratkan harus terdapat 6 (enam) angka kredit dari unsur pengembangan profesi Perawat Ahli Madya, pangkat Pembina, golongan rang IV/a yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat 1, golongan ruang IV/b angka kredit yang dipersyaratkan harus terdapat 8 (delapan) angka kredit dari unsur pengembangan profesi. 6) ° ” a) @) a -29 Perawat Ahli Madya, pangkat Pembina Tingkat 1, olongan ruang IV/b yang akan naik pangkat menjadi Pembina Utama Muda, golongan ruang 1V/e aneka kredit yang dipersyamtkan harus terdapat 10 (sepuluh) angka kredit dari unsur pengembangan profes! Perawat Abli Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c yang akan naik jenjang jabatan dan pangkat menjadi Perawat Abli Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang 1V/d angka kredit yang dipersyaratkan paling sedikit 20 (dua puluh) dari unsur pengembangan profes. Perawat Abli Utama, pangkat Pembina Utama Madya, golongan ruang 1V/d yang akan naik pangkat menjaci Pembina Utama, golongan mung IV/e angka Kredit yang dipersyaratkan paling sedikit 25 (dua puluh lima) dari unsur pengembangan profesi Panal 16 Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang Ill/d, setiap tahun sejak —menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling kurang 10 (sepuluh) angka Kredit dari kegiatan sub unsur Pelayanan Keperawatan. Perawat Ahli Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e, setiap tahun sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan sub unsur Pelayanan Keperawatan dan pengembangan proves Pasal 17 Perawat yang secara bersama-sama membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pelayanan keperawatan, diberikan angka kredit dengan ketentuan sebagai berilat: 8. apubila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama dan 40% (empat puluh persen) bagi penulis pembantu; . apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah 50% (lima puluh persen) bagi penulis utama dan masine- ‘masing 25% (dua puluh lima persen) bag penulis pembantu; dan . apabila ... e w e ) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, yaitu: ¢. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka pembagian angka kreditnya adalah 40% (empat puluh persen) bagi penulis utama dan masing- masing 20% (dua puluh persen) bagi penulis pembantu, Jumiah penulis pembantu sebagaimana dimakwud pada ayat (1) paling banyak 3 (tiga) orang. BAB VIL PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 18 Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Perawat waiib mencatat dan menginventarisir selunuh kegiatan yang dilakukan, Penlaian dan penetapan angka Kredit terhadap Perawat dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dain setahun. Perawat yang dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya, penilaian dan penetapan angka kredit dilalcskan 3 (iga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil BAB Vill PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT, TIM PENILA, DAN PEJABAT YANG MENGUSULKAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Bagian Kesatu Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit Pasal 19 Direktur Jenderal yang membidang) bina upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan bagi Perawat Abli Madya pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai dengan Perawat Ahli Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e di lingkungan Kementerian Kesehatan, Instansi Pusat sclain Kementerian Kesehatan, Provinsi, dan Kabupaten / Kota Direktur yang membidangi bina pdayanan Keperawatan Kementerian Kesehatan bagi Perawat Abli Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a pada Rumah Sakit atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Kerenterian Kesehatan. 31 Direktur Rumah Sakit atau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di _lingkungan Kementerian Kesehatan bagi: 1. Perawat Terampil, pangkat Fengatur, golongan ruang Ife sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat 1, golongan mang IlI/d; dan 2. Perawat Abli Pertama, pangkat Renata Muda, golongan nuang III/a sampai dengan Perewat Ahi Muda, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang md, pada Rumah Sakit atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan masing-masing, Direktur Rumah Sakit atau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Instansi Pusat selain Kementerian Kesehatan bagi: 1. Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang MH/c sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat |, gelongan ruang IIl/¢: dan 2. Perawat Ahli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Perawat Abii Madya, pangkat Pembina golongan ruang IV/a, pada Rumah Sakit atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Instansi Pusat selain Kementerian Kesehatan. Kepala Dinas yang membidangi kesehatan Provinsi bagi: 1, Perawat Ani Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a pada Rumah Sakit di lingkangan Provinsi 2. Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang I/c sampai dengan Perawat Penyclia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang Ili/d dan Perawat Ahli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan nuang III/a sampai dengan Perawat Ahli Madya, pangkat Pembina, golongan muang IV/a, pada Fasilitas Pdayanan Kesehatan Lainnya di linglsangan Provinsi. £ Direktur ... -32- Direktur Rumah Sakit Provinsi bagi 1. Perawat ‘Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang l/c sampai dengan Perawat Penyclia, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang IIl/d, dan 2. Perawat Ahli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang IlI/a sampai dengan Perawat Abii Muda, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang m4, pada Rumah Sakit di lingkungan Provinsi. Kepala Dinas yang —membidangi _kesehatan Kabupaten/ Kota, bagi 1. Perawat Ahli Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a pada Rumah Sakit di lingkungan Kabupaten/ Kota; dan 2. Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang Ie sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang Ill/d dan Perawat Ahli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang IlI/a sampai dengan Perawat Ahi Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan Puskesmas Perawatan Plus dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnva di lingkungan Kabupaten / Kota. Direktur Rumah Sakit Kabupaten/Kota bagt: 1. Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang Ie sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat |, gelongan ruang IIl/d dan 2. Perawat Abli Pertama, pangkat Fenata Muda, golongan ruang IlI/a sampai dengan Perawat Abii Muda, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang W/4, pada Rumah Sakit di lingkungan Kabupaten /Kota. Bagian Kedua Tim Penilai Pasal 20 Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, dibantu oleh: a. Tim... ‘Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat Direktorat Jenderal yang membidangi bina upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan bagi Direktur Jenderal yang, membidangi bina upaya leschatan Kementerian Kesehatan yang selanjutnya disebut Tim Penilai Pusat. . Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat Direktorat yang membidangi bina pelayanan keperawatan Kementerian Kesehatan bagi Direktur yang membidangi bina pelayanan keperawatan Kementerian Kesehatan yang selanjutnya disebut Tim Penilai Unit Kerja ‘Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat Rumah Saket atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Kementerian Kesehatan bagi Direktur Rumah Sakit atau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Kementerian Kesehatan yang selanjutnya Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Pusat. ‘Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat Rumah Sakit atau Fasilias Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Instansi Pusat selain Kementerian Kesehatan bagi Direktur Rumah Sakit atau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingleangan Instansi Pusat selain Kementerian Kesehatan yang selanjutnya disebut Tim Penilai Instansi. . Tim Penilai Jebatan Fungsional Perawat Dinas yang membidangi keschatan Provinsi bag Kepala Dinas yang membidang} kesehatan Provinsi yang selanjutnya discbut Tim Penilai Provinsi. ‘Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat Rumah Sakit Provinsi bagi Direktur Rumah Sakit Provinsi yang selanjutnya disebut Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Daerah Provinsi. ‘Tim Penilai Jebatan Fungsional Perawat Dinas yang membidangi kesehatan Kabupaten/Kota bag Kepala Dinas yang membidang Kesehatan Kabupaten /Kota yang selanjutnya disebut Tim Penilai Kabupaten/Kota. ‘Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat Rumah Sakct Kabupaten/Kota bag Direktur Rumah Sakit Kabupaten/ Kota yang selanjutnya Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten/ Kota Pasal .. Pasal 21 (2) Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat terdiri dari unsur telnis yang membidangi keperawatan. (2) Susunan keanggotaan Tim Penilai__Jabatan Fungsional Perawat, sebagai berikut: a. seorang Ketua merangkap anggnta; b. scorang Wakil Ketua merangkap anggpta; ¢. seorang Sekretaris merangkap anggota; dan 4. paling kurang 4 (empat) orang anggota (3) Susunan Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berjumlah ganjl. (4) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c harus berasél dari unsur kepegawaian. (9) Anggpta sebagaimana dimaksud pada ayat 2) huruf 4, paling sedikit 2 (dua) orang dari Perawat. (9) Anggpta sebagnimana dimaksud pada ayat 2) huruf 4, apabila lebih dari 4 (empat) orang harus berjumlah genap. (7) Syarat untuk menjadi Anggota, harus: a menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama dengan jabatan/pangkat Perawat yang dinilai; b. memilili kategori Keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja Perawat; dan ¢. dapat secara aktif méakukan penilaian. (8) Apabila jumlah Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d tidak dapat dipenuhi dari Perawat, maka anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat dapat diangkat dari Pegawai Negeri Sipil lain yang memilili kompetensi untuk menilai prestasi kerja Perawat. Pasal 22 (1) Apabila Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten/Kota belum dapat dbentuk, penilaian angka Kredit Perawat dapat dimintakan kepada Tim Penilai Unit Pelaksana Tenis. Dacrah Kabupaten/Kota lain terdekat, atau Tim Penilai Kabupaten/Kota, atau Tim Fenilai Provinsi yang bersangkutan, atau Tim Penilai Unit Kerja. (2) Apabila ... =36- Kepala Dinas yang membidang Kesehatan Kabupaten/Kota untuk = Tim_—Penilal Kabupaten/ Kota; dan h. Direktur Rumah Sakit Kabupaten /Kota untuk Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten/ Kota. Pasal 23 (1) Masa jabatan anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawet adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya. (2) Pegawai Negeri Sip yang telah menjadi anggota Tim Peniai Jabatan Fungsional Perawat dalam 2 (du) masa jabaton berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah melampaui masa tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan, (3) Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat yang ikut dinilai, maka Ketua Tim Penilai dapat mengangkat anggota Tim Penilai pengganti. Posal 24 ‘Tata kerja Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat dan tata cara penilaian angka kredit Jebatan Fungsional Perawat ditetapkan oleh Menteri Kesehatan selaku Fimpinan instansi pembina Bagian Ketiga Pejabat Yang Mengusulkan Penetapan Angka Kredit Pasal 25 Usul penetapan angka kredit Jabatan Fungsional Perawat digjulan oleh: @ Direktur Rumah Sakit atau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di_lingungan Kementerian Kesehatan, Direltur Rumah Sakit atau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Instansi Pusat selain Kementerian Kesehatan, Kepala Dinas yang membidangi kesehatan Provinsi, Kepala Dinas yang membidang) kesehatan Kabupaten/Kota kepada Direktur Jenderal_ yang membidangi bina upaya keschstan Kementerian Kesehatan bagi Perawat Ahli Madya pangkat Pembina Tingkat I, golbngan ruang IV/b sampai dengan Perawat Ahi Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang Ve di lingkungan Kementerian Kesehatan, Instansi Pusat selain Kementerian Kesehatan, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. b. Direktur .. Q @ } 3 o a Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota belum dapat dibentuk, penilaian angka kredit Perawat dapat dimintakan kepada Tim Penilai Kabupaten /Kota Iain terdekat, Tim Penilai Provinsi yang bersanglatan atau, Provinai lain terdekat, atau Tim Penilai Unit Kerja. Apabila Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Daerah Provinsi belum dapat dibentuk, penilaian angka kredit Perawat dapat dimintakan kepada Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Daerah Provinsi lain terdekat, atau Tim Penilai Provinsi yang bersangkutan, atau Tim Penilai Unit Kerja Apabila Tim Penilai Provinsi belum dapat dibentuk, penilaian angka Kredit Perawat dapat dimintakan kepada Tim Penilai Provinsi lain terdekat atau Tim Penilai Unit Kerja. Apabila Tim Penilai Instansi Pusat belum dapat dibentuk, penilaian angka kredit Perawat dapat dimintakan kepada Tim Penilai Unit Kerja. Apabila Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Pusat belum dapat dibentuk, penilaian angka Kredit Perawat dapat dimintakan kepada Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Pusat lain terdekat, atau Tim Penilai Unit Kerja. Pembentukan dan susunan anggota Tim Peniloi Jabatan Fungsional Perawat ditetapkan oleh: @ Direktur Jenderal yang membidangi bina upaya kesehatan Kementerian Kesehatan untuk Tim Penilai Pusat; b. Direktur yang membidangi bina pelayanan keperawatan Kementerian Kesehatan untuk Tim Penilai Unit Kerja; ©. Direktur Rumah Sakit stay Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingloingan Kementerian Kesehatan untuk Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Pusat; d. Direktur Rumah Sakit otau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di linglngan Instansi Pusat selain Kementerian Kesehatan untuk Tim Penilai Instansi; . Kepala Dinas yang membidang kesehatan Provinsi untuk Tim Penilai Provinsi; £ Direktur Rumah Sakit Provinsi untuk Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis Daerah Provinsi; ©. Kerala -37- b. Direktur Rumah Sakit atau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di_lingkungan Kementerian Kesehatan kepada Direktur yang membidangi bina pelayanan keperawatan Kementerian Kesehatan untuk angka Kredit Perawat Ahi Madya, pangiatt Pembina, golongan ruang IV/a pada Rumah Sakit atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Kementerian Kesehatan. ¢ Pejabat paling rendah administrator yang membidang kepegawaian kepada Direktur Rumah Sakit atau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Kementerian Kesehatan bag: 1, Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang H/c sampai dengan Perawat Penyclia, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang Ill/d: dan 2, Perawat Abli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang Ill/a sampai dengan Perawat Ahi Muda, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang W/d, pada Rumah Sakit atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan masing-masing. 4 Pejabat paling rendah administrator yang membidang kepegawaian kepada Direktur Rumah Sakit atau Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya Instansi Pusat selain Kementerian Kesehatan bagi 1, Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang U/c sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang Ill/d; dan 2. Perawat Abli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang IlI/a sampai dengan Perawat Ahi ‘Madya, pangkat Pembina golongan ruang IV/a, pada Rumah Sokit atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Instansi Pusat selain Kementerian Kesehatan. ©. Direktur Rumah Sakit/Pimpinan Fasilitas Pdayanan Kesehatan Lainnya kepada Kepala Dinas yang membidangi kesehatan Provinsi bagi: 1. Perawat Ahli Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a pada Rumah Sakit di lingcungan Provinsi; dan 2. Perawat . 2. Perawat Abli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang IlI/a sampai dengan Perawat Ahli Muda, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang m/4, pada Rumah Sakit di lingkungan Kabupaten/ Kota. Pasal 26 (1) Angia Kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka Kredit, digunakan untuk = mempertimbangkan pengangkatan dalam jebatan atau kenaikan jabatan/pangkat Perawat ssesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2) Keputusan pejabat_ yang berwenang _menetapkan angka Kredit tidak dapat diajukan keberatan oleh Perawat yang bersanglastan. BAB 1X PENGANGKATAN DALAM JABATAN Pasal 27 Pejabat yang berwenang mengangkat Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Perawat yaitu. pejabat sesuai peraturan perundang-undangan, Pasal 28 (1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untule pertama ‘kali dalam jabatan Fungsional Perawat Keterampilan harus memenuhi syarat: a. berijazah Diploma III (D.II1) Keperawatan; 1b pangkat paling rendah Pengatur, glongan ruang M/e; dan ©. nilai prestasi kerja paling kurang bemnilai baik dalam 1 (satu) tahun terakshir 2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Pungsional Perawat Keahlian harus memenuhi syarat! @. berijazah paling rendah Ners; b, pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang I/a; dan ©. nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. @) Pengangkatan pertama kali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah pengangkatan untuk mengjsi lowongan formasi dari Calon Pegewai Negeri Spill (4) Calon -38- 2, Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang M/c sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang IfI/d dan Perawat Abli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang Ill/a sampai dengan Perawat Ahi Madya, pangkat Pembina, golongan ruang 1V/a, pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya dt lingkungan Provinsi, f Pejabat paling rendah pengawas yang membidang kepegawaian kepada Direktur Rumah Sakit Provinsi bag: 1, Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang U/e sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang Ill/d; dan 2, Perawat Abli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang IlI/a sampai dengan Perawat Ahi ‘Muda, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang md, pada Rumah Sakit di lingkungan Provinsi & Direktur Rumah Sakit/Kepala Puskesmas Perawatan Plus /Pimpinan Fasilitas Pelayanan Keschatan Lainnya kepada Kepala Dinas yang membidangi kesehstan Kabupaten /Kota bagi: 1. Perawat Ahli Madya, pangkat Pembina, golongan runng IV/a pada Rumah Sakit di lingcungan Kabupaten /Kota; dan 2, Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang I/e sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang IlI/d dan Perawat Abli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang IlI/a sampai dengan Perawat Ahi Madya, pangkat Pembina, golongan ruang 1V/a di lingkungan Puskesmas Perawatan Plus dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya di lingkungan Kabupaten/ Kota. h. Pejabat paling rendah pengawas yang membidangi kepegawaian kepada Direktur Rumah Sakit Kabupaten /Kota bagi 1. Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang l/c sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang Ill/d; dan 40 (4) Calon Pegawai Negeri Sipil dengan formasi jabatan Perawat setelah ditetapkan sebagai Pegawai Negeri Sipil paling lama 1 (eatu) tahun harus dianglat dalam Jabatan Fungsional Perawat Pasal 29 (1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam Jabatan Fungsional Perawat dapat dipertimbanglan dengan ketentuan sebagai berilait: a memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) atau ayat (2); b. memiliki pengalaman di bidang pelayanan keperawatan paling Inirang 1 (satu) tahun terakhir sebelum pengangkatan; ©. usia paling tinggi $0 (lima puluh) tahun; dan i. tersedia formasi untuk jabatan _fungsional Perawat. 2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sip sebagsimana dimaksud pada ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang dimilikinya, dan jenjang jabatan ditetaplan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejatat yang berwenang menetapkan angka kredit. (3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat Q) ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang. Pasal 30 (1) Perawat Kategori keterampilan yang memperoleh ijasah Ners dapat diangkat dalam Jabatan Fungsionel Perawat Keahlian, apabila memenuhi persvaratan sebagai berileut: @ tersedia formasi untuk Jabatan Fungsional Perawat Keahlian; dan b. memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang ditentukan. (2) Perawat Kategori keterampilan yang akan diangkat menjadi Perawat Keahlian diberikan angka Kredit sebeser 65% fenam puluh lima persen) angka kredit kumulttif dari diklat, tugas —pokok, dan. pengembangan profesi ditambah angka kredit ijezah Ners dengan tidak memperhitungkan angka kredit dari unsur penunjang, BABX -41 BAB X KOMPETENSI Pasal 31 (1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Perawat yang akan naik jenjang jabetan harus mengjkuti dan lulus uji kompetensi 2) Ketentuan lebih lanjut mengenai uji kompetensi sebagaimana dimakeud pada ayat (1) ditetaplan oleh Menteri Keschatan. BAB XI FORMASI Pasal 32 (2) Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2), pengangketan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Perawat dilaksanakan sesuai formasi (2) Penetapan formasi Jabatan Fungsional Perawat didasarkan pada indikator, antara lain: a. kondisi /tingkat ketergantungan pasien; b. kelas/tipe unit pelayanan kesehatan; . jumlah penduduk yang dilayani; dan 4. huas wilayah kerja pelayanan kesehatan, (3 Formasi Jabatan Fungsional Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada analisis beban kerja di bidang pelayanan keperawatan, BAB XIL PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALL, DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Bagian Kesatts Pembebasan Sementara Pasal 33 (1) Perawat Terampil, pangkat Pengatur, golongan ruang li/c sampai dengan Perawat Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang Ill/c dan Perawat Ahli Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang Ill/a sampei dengan Perawat Abii Utama, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/d, dibebaskan sementara dari jebatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat kbih tinggi. Q 8 @ a Q -42- Perawat Penyelia, pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang IlI/d, dibebaskan sementam dari jabatannya apabila setinp tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat mengumpullan paling, keurang 10 (sepuluh) angka kredit dari kegiatan pelayanan keperawatan. Perawat Ahli Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e dibebaskan sementara dari Jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat mengumpulkan paling, Kurang 25 (dua puluh lima) angka kredit dari kegiatan pelayanan keperawatan dan pengembangan profesi. Di samping pembebasan sementara sebogaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Perawat dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila: a, diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; b, ditugaskan secara penuh di luar Jabatan Fungsional Perawat Gigi; ©. menjalani cuti di luar tanggungan negara kecuali untuk persalinan anak keempat dan seterusnya; atau 4. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. Bagjan Kedua Pengangkatan Kembali Pasal 34 Pejabat fungsional Perawat yang —dibebaskan sementara Karena tidak dapat memenuhi angka kredit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2), ayat (2, dan ayat (3), diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Perawat apabila telah memenuhi angka kredit yang disyaratkan paling lama 1 (satu) tahun, Pejabat fungsional Perawat yang —dibebaslan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, ayat (1) huruf a, dapat diangkat kembaii dalam Jabatan Fungsional Perawat apabila pemeriksaan oleh yang berwajib telah selesai atau telah ada putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hhukum yang tetap dan dinyatakan bahwa yang bersangkatan tidak bersalah. (3) Perawat .. -45- BAB XV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 39 Prestasi kerja Perawat yang telah dilaksanakan sebelum Perturan Menteri ini ditetapkan, dinilai berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 94/KEP/M.PAN/11/2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya Pasal 40 (1) Pada sant Peraturan Menteri ini ditetapkan, Perawat Keterampilan yang sedang melanjutkan pendidikan Diploma IV (D.IV) Keperawatan apabila memperoleh ijazah Diploma IV (D.V) Keperawatan harus mengikuti dan lulus program penyetaraan Pengakuan Pembelnjaran Lalu (PPL) 2) Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipertimbangkan untuk diangkat dalam jabotan Perawat kategori keahlian. G8) Penganglatan Perawat kategor! keahlian sebagaimana dimalsud pada ayat (2) dilakeanakan paling lambat 2 (dus) tahun setelah halus program penyetaraan Pengakuan Pembelajaran Lalu (PPL. Pasa Q) Pada sast Perturan Menteri ini ditetapkan, Perawat Keahlian yang berijazah: a. Diploma TV (D.1V) Keperawatan harus mengikuti dan hilus program penyetaraan PPL; b, Sasjana Keperawatan (S.Kep) harus mengikuti dan ulus pendidikan profesi Ners @) Kewajiban mengikuti dan lulus program penyetarwan PPL dan pendidikan profesi Ners sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diselesaican paling lumbat tanggal 31 Desember 2018. BAB XVI -43- (3) Perawat Ali Pertama, Ahli Muda, dan Perawat kategori keterampilan yang dibebaskan sementara sebagsimana dimakeud dalam Pasa! 33 ayat (4) huruf b, dapat diangkat Kembali ke dalam Jabatan Fungsional Perawat apabila: a benusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun bagi yang pada saat pembebssan sementara menduduki _jabatan —-Pernwat—_—kategori keterampilan, Perawat Ahli Pertama, dan Perawat Abii Muda; dan b. berusia paling tingsi 58 @ima puluh delapan) tahun bagi yang pada saat _pembebasan sementara menduduki jabatan Perawat Abii Madya; (4 Perawat yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4) huruf ¢, dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Perawat. (9) Perawat yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (4) huruf d, dapat diangkat kembal dalam Jabatan Fungsional Perawat. (9 Penganglatan kembali dalam Jabatan Fungsional Perawat setagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menggunakan angka kredit yang dimiliki pada saat dibebaskan sementara dan ditambah angka kredit yang diperoleh selama pembebasan sementara. (7) Pengangkatan Kembali dalam Jabotan Fungsional Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dengan menggunakan angka Kredit dimiiki pada saat dibebaskan sementara. (9 Penganglatan kembali dalam Jabatan Fungsional Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (S) dengan menggunakan angka kredit terakhir dimiliki dan dapat ditambah angka Kredit dari pengembangan profesi yang diperoleh sclama pembebasan sementara. Bagian Ketiga Pemberhentian dari Jabatan Pasal 35 Perawat diberhentikan dari jabatannya, apabila: a. dalam 4- a, dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1), tidak dapat ~mengumpulkan angka Kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. b. dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3), tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan. © dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari Jabatan, Pasal 36 Pembebasan sementara, pengangkatan Kembali dan pemberhentian dari Jabatan Fungsional Perawat sebagnimana dimaksud dalam Pasal 33, Pasal 34, dan Pasal 35 ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB XIIL PENURUNAN JABATAN Pasal 37 (2) Perawat yang dijatuhi hukuman disipin tingkat berat berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, melaksanakan tugas sestai jenjang jabatan yang bara. (2) Peniaian prestasi kerja dalam masa hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinilai esti dengan jabatan yang baru. BAB XIV KETENTUAN LAIN-LAIN BAB XV = 46 - BAB XVI KETENTUAN PENUTUP Pasal 42 Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pasal 48 Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, semua Peraturan yang merupakan ketentuan pelaksanaan Keputusan Menteri Pendayegunaan Aparatur Negara Nomor 94/KEP/MPAN/11/2001 tentang Jebatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri Pasal $5 Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 94/KEP/MPAN/11/2001 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya dicabut dan dinystakan tack toms Pasa 8S Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. ar Agar setiap orang = mengetahuinya, _memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri_ ini dengan. penempatannya dalam Berita Negara Republk Indonesia, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2014 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA. DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, AZWAR ABUBAKAR Diundangkan di Jakerte pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR .... 17) 18) 19) 20) 2a) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) 30) aay 32) 33) 34) 35) -15- mengajarkan teknike kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular, melakukan pendidikan Kesehatan pada kelompok; melakukan —peningkatan/—_penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan -—masalah ~—kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif; melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat; melakukan manajemen inkentinen urine dalam rangka pemenuhan —kebutuhan liminasi; melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan —kebutuhan liminasi; melakukan upaya membuat pasien tidur; melakukan relaksasi psikologis; melakukan —tatakclola ——_‘Keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risiko trauma/ injury, melakukan manajemen febrile neutropeni; melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan; memfasilitasi pasien dalam —pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah; melakukan pendampingan pada _pasien menjelang ajal (dying care}; memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman; mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, evp dalam rangka tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien; merawat pasien dengan WSD; memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi: melakukan resusitasi bayi baru lahir; melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra, post}; 36) 37) 38) 39) 40) 4) 42) 43) 44) 45) 46) 47) 48) 49) 50) 51) 54) 16 melakukan perawatan luka kanker, melakukan penatalaksanaan ekstravasesi; melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu; melakukan perawatan lanjutan _pasca hospitalisasi/bencana dalam —_rangka melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga; memberikan perawatan pada _pasien menjelang ajal sampai meninggal; memberikan dukungan dalam proses. kehilangan, berduka dan kematian; melakukan penatalaksanaan — manajemen gejala; melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu; memodifikasi rencona asuhan keperawatan; melakukan dokumentasi__perencanaan keperawatan; melalakan dokumentasi__pelalesanaan tindakan keperawatan; melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan; menyusun rencana Iegiatan_ individu perawat; melakukan preseptorship dan mentorship; melaksanakan ——fungsi_-—pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ‘ketua tim/perawat primer; melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kkeschatan; melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan; melakeanakan penznggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan melakukan supervisi lapangan. Perawat Ahli Muda: 2) melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu; melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarge; 3) memberikaan ... 3) 4) 5) 6) 7 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 23) “17 memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut; merumuskan diagnosis keperawatan pada keluarga; membuat prioritas diagnosa keperawatan; melakukan penyuluhan Kesehatan pada keluarga disetiap kondisi; melakukan pendidikan Kesehatan pada masyarakat; melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu dalam rangka melakukan upaya preventif; melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan; melakukan pendidikan Kesehatan pada individu pasien; mengajarkan keluarga untuk meningkatkan Kesehatan anggota keluarganya: mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular, melaksanakan —skrining dalam —rangka melakukan upaya preventif pada kelompok: melakukan pendidikan Kesehatan pada kelompok; melakukan kegiatan motivasi pelaksanaan program pencegahan masalah kesehatan: melakukan pendidikan Kesehatan pada masyarakat dalam rangka melakukan upaya preventif pada masyarakat; melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan; melakukan pendampingan pada _pasien menjelang ajal (dying care) memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman; memberikan terapi modalitas; melakukan pemantauan hemodinamik secara invasif; melakukan — pemantauan ECG dan interprestasinya; 23) melakuikan ... 23) 24) 25) 27) 28) 29) 30) 31) 32) 33) 34) 35) 37) 38) 39) -18- melakukan tata kelola keperawatan pasien yang dilakukan tindakan —_diagnostik invasif/intervensi non bedah pada anak/dewasa; melakukan perawatan bayi asfiksia/BBLR/ kelainan kongenital/keadaan khusus; mempersiapkan tindakan “embrictronsfer/ coum Bilt up: melakukan tindak self help group pada pasien Bangguan jiwa; melakukan terapi kognitif; melakukan terapi lingkungan pada pasien gangguan jiwa; melakukan perawatan pasicn dengan perilaku kekerasan; melakukan perawatan pasicn dengan gangguan orientasi realita; melakuken tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi _pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada tahap intra operasi; melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi _pembedahan dengan risiko tinggi (bedah jantung, bedah ‘syaraf, dil) pada tahap intra operasi; melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individa dalam rangka upaya rehabilita melatih interaksi sosial pada pasien dengan masalah keschatan mental pada individu dalam rangka upaya rehabilitatif; memfasiitasi pemberdayaan peran dan fungsi angepta keluarga pada keluarga dalam rangka upaya rehabilitatif; memberikan perawatan pada pasien ‘menjelang ajal sampai meninggal: memberkan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian; melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada keluarga: melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada kelompok; 40) melakukan ..

You might also like