HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU SADARL
PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Dewi Seftiani Nugrahini' Anastasia Anna’ Etika Emaliyawati!
' Fakultas mu Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat
ABSTRAK
Deteksi dini kanker payudara merupakan hal yang penting dilakukan untuk
mencegah kejadian kanker payudara pada stadium lanjut. Melakukan SADARI
merupakan salah satu perilaku deteksi dini kanker payudara Hal yang mendasari
perilaku salah satunya pengetahuan. Mahasiswa FIK Unpad sudah memperoleh
pembelajaran mengenai SADARI, tetapi masih terdapat mahasiswa yang belum
melakukan SADARI. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan
dengan perilaku SADARI. Jenis penelitian deskriptif korelasi. Sampel berjumalah
96 mahasiswa keperawatan. Pengumpulan data menggunakan angket berskala
Guttman. Analisa univariat menggunakan presentasi pada variabel pengetahuan
dan median pada variabel perilaku. Analisa bivariat menggunakan Sperman Rank.
Hasil penclitian menunjukkan sebagian besar_mahasiswa memiliki pengetahuan
yang baik mengenai SADARI (69,79%), sebagian besar mahasiswa memiliki
perilaku SADARI yang sesuai (56,25%). Perilaku SADARI mahasiswa tidak
berhubungan dengan pengetahuan mereka. Mahasiswa FIK diharapkan mampu
mengaplikasikan pengetahuan SADARI yang diperoleh dengan melakukan
praktik SADARI. Penelitian mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi
pelaksanaan SADARI perlu dilakukan.
Kata kunci
SADARI
mahasiswa keperawatan, pengetahuan, perilaku mahasiswa,
ABSTRACT
Early detection of breast cancer is an essential thing to prevent the
incidence of breast cancer in late stage. Practicing BSE is recomended for early
detection of breast cancer. The underlying of behavior is knowledge. Nursing
student have learned about BSE, but there are students who haven't perform BSE.
A descriptive corelation design was used, with 96 sample of nursing studentds.
The questionnaire used Guttman scale. The collected data were analyzed by using
descriptive statistics (percentage frequency for knowledge, median for behavior)
and bivariate analysis using Sperman Rank. The data analyzed showed that
majority of them had good knowledge on BSE (69,79%), and 52,25% had positive
behavior. No significant relationship existed between level of knowledge and
behavior of BSE. Nursing students have to apply BSE knowledge by implementing
this program in laboratory practic activity. Study about underlying factors of BS
implementation should be done.
Key words : BSE, knowledge, nursing students, students’ behavior
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.idPENDAHULUAN
Kanker payudara adalah penyakit malignansi yang dimulai pada sel-sel
payudara (American Cancer Society, 2011). Data statistik WHO memperlihatkan
angka penderita kanker payudara setiap tahun mencapai 7 juta jiwa, sedangkan
angka kematian akibat kanker payudara di dunia mencapai 5 juta jiwa (DepKes
RI, 2008). Di Indonesia, kanker tertinggi yang diderita wanita adalah kanker
payudara sebanyak 8.227 kasus disusul kanker leher rahim 5.786 kasus atau
(SIRS, 2007)
Data yang diperoleh melalui website resmi pemerintah Jawa Barat
menunjukkan angka morbiditas pasien rawat inap dengan kanker payudara di
RSUP dr. Hasan Sadikin sebagai berikut: pada tahun 2006 jumlah pasien wanita
985 orang, dengan jumlah pasien yang keluar 985 dan keluar/meninggal 16 orang;
tahun 2007 jumlah pasien wanita 899 dan pria $ orang, dengan jumlah pasien
yang keluar 904 dan keluar/meninggal 20 orang; tahun 2008 jumlah pasien wanita
682 orang dan pria 8 orang dengan jumlah pasien yang keluar 690 dan
keluar/meninggal 23 orang.
Angka kematian kanker payudara telah menurun sejak 1990, dengan
penurunan lebih besar pada wanita yang berumur kurang dari 50 tahun, Penurunan
ini diyakini merupakan hasil dari deteksi dini melalui pemeriksaan dan
peningkatan kesadaran akan deteksi serta pengobatan yang lebih baik
(American Cancer Society, 2011). Sekitar 50% penderita kanker payudara datang
sudah dalam Kondisi stadium lanjut, hanya 5% wanita di negara berkembang
melakukan deteksi dini, dan 40% di negara maju.
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.idBerdasarkan rekomendasi dati American Cancer Society, wanita harus
mengetahui bagaimana kondisi normal payudaranya dan memeriksakan adanya
perubahan pada payudaranya secara cepat kepada pemberi layanan kesebatan,
SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) merupakan pemeriksaan yang murah
dan mudah untuk mendeteksi kanker payudara. Tujuan SADARI adalah apabila
ditemukan perubahan atau kelainan pada payudara dapat diperiksakan secara
cepat kepada petugas keschatan.
Mahasiswa Fakultas IImu Keperawatan Unpad telah menerima pendidikan
kesehatan mengenai kanker payudara, baik mengenai konsep penyakit dan metode
deteksi dini kanker payudara. Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita yang
telah belajar tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) memiliki sikap
positif terhadap kanker payudara dan melakukan praktik SADARI lebih sering
(Wonghongkul et al, 2005 dalam Alkhasawneh, 2008). Pengetahuan dan
kesadaran perawat tentang perilaku skrining kanker payudara akan berdampak
pada perilaku pasien dengan meningkatkan kesadaran mereka (Alkhasawneh,
2008), oleh karena itu, penting bagi perawat maupun calon perawat memiliki
pengetahuan dan perilaku positif terhadap deteksi dini kanker payudara.
Seorang perawat dan calon perawat harus mempunyai perilaku sehat yang
positif agar mampu meningkatkan perilaku sehat klien dengan meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran mereka akan pentingnya perilaku schat. Keyakinan
dan praktik Keschatan sebagian besar terbentuk oleh variabel intelektual, yang
terditi dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh dan penyakit, latar
belakang pendidikan, dan pengalaman di masa lalu (Potter dan Perry, 2005)
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.idPenulis melakukan studi pendahuluan tentang pengetahuan dan perilaku
pemeriksaan dini kanker payudara di lingkungan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjadjaran. Penulis memilih Fakultas Ilmu Keperawatan sebagai
tempat penelitian karena di fakultas ini akan dibentuk kader-kader tenaga
Kesehatan yaitu perawat. Sebagai calon perawat, mahasiswa FIK idealnya
memiliki pengetahuan, kesadaran, dan perilaku yang baik dalam melakukan
pemeriksaan kanker payudara, Khususnya yang bisa dilakukan oleh diri sendiri
yaitu SADARI. Studi pendahuluan ini dilakukan secara acak pada 10 orang
mahasiswi, Dari hasil studi pendahuluan diperoleh data sebagai berikut: 4 orang
mengetahui tentang SADARI, 6 orang belum mengetahui tentang SADARI, 2
orang pernah melakukan SADARI dan 8 orang belum pernah melakukan
SADARI. Mahasiswa yang belum melakukan SADARI dikhawatirkan tidak
memperhatikan perubahan yang terjadi pada payudaranya secara dini, sehingga
berdampak pada keterlambatan pemeriksaan pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku SADARI pada
Mahasiswa Fakultas IImu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku
SADARI pada mahasiswa FIK Unpad. Tujuan khususnya yaitu mendapatkan
gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa tentang SADARI; mendapatkan
gambaran perilaku mahasiswa terhadap SADARI, menguji hubungan pengetahuan
dengan perilaku SADARI.
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.idMETODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian
deskriptif korelasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan tentang SADARI. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
perilaku SADARI. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hj, terdapat hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan perilaku SADARI pada mahasiswa FIK
Unpad. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa perempuan angkatan 2008
FIK Unpad, yaitu berjumlah 127 orang. Teknik sampling yang digunakan
accidental sampling didapatkan hasil 96 responden.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.
Kuisioner disusun oleh peneliti berdasarkan telah studi pustaka, Instumen
penelitian dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: Variabel
pengetahuan responden mengenai SADARI diukur menggunakan kuesioner yang
terdiri dari 21 pernyataan tertutup dengan tiga pilihan jawaban. Jawaban yang
benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0;Variabel perilaku
SADARI diukur menggunakan kuisioner SADARI yang terdiri dari 15 pertanyaan
dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Jawaban ya diberi nilai 1 dan jawaban tidak
diberi nilai 0. Kuesioner yang diberikan telah melalui uji validitas dan reliabilitas
Analisa yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dengan
rumus:
x 100% (Setiadi, 2007)
Keterangan: P= persentase
£=jumlah jawaban sesuai dengan yang dianjurkan
n= jumlah skor maksimal
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.idHasil presentase selanjutnya akan dimasukkan ke dalam kategori
Baik, apabila didapatkan 76% - 100%
b. Cukup, apabila didapatkan 56% - 75%
c. Kurang, apabila didaptkan <56% (Nursalam, 2003)
Sedangkan untuk variabel perilaku SADARI , teknik pengolahan data yang
digunakan adalah dengan rumus median karena distribusi data tidak normal.
a. Perilaku responden dikatakan sesuai jika nilai > median
b. Perilaku responden dikatakan tidak sesuai jika nilai < median
Analisis bivariat menggunakan analisa data Spearman Rank. Taraf
signifikansi yang digunakan adalah 0,05, untuk n 96 (lebih dari 30) tidak terdapat
didalam tabel p, maka pengujiannya menggunakan uji t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1, Pengetahuan mahasiswa Fakultas imu Keperawatan tentang SADARI
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Komponen Pengetahuan tentang SADART
‘Subvariabel Baik ‘Cukup Kurang Jumlah
f % %-F % + *-F % Fo %
Pengertian
SADARL
Tujuan dan
Manfaat 39 40,63 4344.79 «14145896100
SADARI
Frekuensi,
Durasi, dan
Waktu 0 0 61 6354 35 36,46 «96 =~ 100
Pelaksanaan
SADARI
Usia Melakukan
SADARI
Langkah-langkah
dan Teknik 51 53,13 40 41,67 5 5,21 96 100
SADARI
95 98,96 0 0,00 1 1,04 96 100
9% 100 0 000 0 0,00 96 100
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.idPengetahuan sescorang dipengaruhi oleh informasi yang didapatkan dari
berbagai sumber, pendidikan, usia, dan pekerjaan (Wawan, 2010). Dalam hal ini,
informasi yang didaptkan mahasiswa tentang SADARI berasal dari proses
perkuliahan di Fakultas IImu Keperawatan, baik itu melalui discovery learning,
maupun pengetahuan yang diperoleh dari dosen. Sistem pembelajaran di Fakultas
mu Keperawatan Unpad menggunakan student center learning (SCL) dimana
pada metode ini mahasiswa dituntut untuk memperoleh pengetahuan tidak hanya
berasal dari dosen, tetapi dari berbagai sumber. Sebagian besar mahasiswa
memiliki pengetahuan dalam kategori baik, hal ini didukung oleh proses
pembelajaran yang pernah dijalani sebelumnya.
Mahasiswa Fakultas IImu Keperawatan yang kelak akan menjadi seorang
perawat diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai SADARL
Hal ini diungkapkan oleh Alkhasawneh et al, pada tahun 2008 yang mengatakan
bahwa perawat sebagai scorang pendidik harus memiliki informasi yang tepat dan
sikap positif terhadap pemeriksaan dini kanker payudara.
Dari aspek perkembangan, pada saat ini mahasiswa yang rata-rata berusia
antara 20-23 tahun berada dalam tahap remaja akhir atau dewasa muda, Tahap
perkembangan kognitif masa remaja merupakan suatu periode kehidupan dimana
kapasitas memperoleh dan menggunakan pengetahuan mencapai puncaknya
(Mussen et al, 1969 dalam Desmita, 2008). Selain itu masa perkembangan dewasa
muda ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide dan pemikiran
yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi (universitas/akademi),
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.idPada penelitian juga masih terdapat tingkat pengetahuan tentang SADARI
yang kurang yaitu dalam aspek pengertian SADARI, tujuan dan_manfaat,
frekuensi, durasi, dan waktu pelaksanaan SADARI, serta mengenai teknik dan
langkah SADARI. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah
faktor pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan sescorang dan tergantung
pada ingatan sescorang pada saat pengisian kuesioner. Sesuai dengan
Notoatmodjo (2010) yang mengemukakan bahwa pengetahuan terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, Penginderaan yang
baik akan meningkatkan pemahaman terhadap suatu objek atau informasi, olch
karena itu meskipun responden pernah mendapat informasi tentang kanker
payudara dan SADARI tetapi responden tersebut tidak melakukan penginderaan
dengan baik, hal ini mengakibatkan pemahaman responden yang kurang,baik.
Notoatmodjo (2010) juga mengemukakan bahwa kemampuan mengingat
sescorang dapat dipengaruhi oleh dimensi waktu.
2. Perilaku SADARI Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian untuk perilaku SADARI pada mahasiswa Fakultas [mu
Keperawatan Unpad dapat diketahui bahwa sebagian besar memiliki perilaku
yang sesuai, Sedangkan hampir setengah dari responden melakukan SADARI
tidak sesuai.
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.id‘Tabel 2. Distribusi Frekuensi Komponen Perilaku SADARI
i Sesuai Tidak Sesuai Tumlah
Subvariabel t % F % F Ve
‘Aktifitas SADART 84-8750 12 72,5096 10
Langkah-langkah
dan Teknik 59 61,46 37 38,54 96 100
SADARI
Frekuensi dan
Waktu 96 100 0 0,00 96 100
pelaksanaan
SADARI
Tujuan SADART 50 52,0846 47,9296 100
Pada penelitian ini terdapat perilaku responden yang sesuai dan tidak sesuai
dalam beberpa indikator. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Parajuli di pada
tahun 2010 mengenai pengetahuan tentang kanker payudara dan praktik SADARI
pada mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi, dan keperawatan tethadap 220
responden didapatkan hasil sebagian besar rseponden merasa nyaman melakukan
SADARI (62,3%), dan sisanya tidak melakukan SADARI dengan alasan kurang
pengetahuan (22,7%), kurang percaya diri (6,8%), takut menemukan kelainan
(2,3%), tidak punya waktu (11,5%), dan menganggap SADARI tidak perlu
(118%). Penelitian tersebut_ menunjukkan bahwa, hanya sebagian kecil
mahasiswa yang merasa kurang nyaman dalam melakukan SADARI, dan alasan
yang paling dominan yang menyebabkan mereka tidak melakukan SADARI
adalah kurang pengetahuan,
Penelitian yang dilakukan oleh Sreedharan, et al. Pada tahun 2010 tentang
pengetahuan dan praktik SADARI pada perawat di Arab didapatkan hasil 84,4%
melakukan SADARI. Alasan mereka melakukan SADARI yaitu: takut akan
kanker payudara, saran dari dokter untuk melakukan SADARI, pengaruh media,
merasa nyeri pada payudara, saran dari petugas kesehatan untuk melakukan
Dewi Seftian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.idSADARI, adanya keluaran cairan dari puting susu, merasa ada massa pada
payudara, riwayat keluarga terkena kaneker payudara, dan didorong oleh teman.
Berdasarkan penelitian di atas dapat diketahui bahwa responden telah memiliki
pengalaman masa lalu mengenai kelainan payudara baik itu kanker atau tumor,
sedangkan pada penelitian ini, responden yang dipilih adalah mahasiswa yang
belum pemah mengalami tumor/ kanker payudara, hal ini menjadi salah satu
alasan kenapa perilaku SADARI mahasiswa tidak sesuai.
Mahasiswa Fakultas IImu Keperawatan Unpad telah mempelajari SADARI
dalam sistem reproduksi, tetapi untuk praktik di laboratorium hal ini belum
dilakukan. Pelaksanaan praktik SADARI di laboratorium perlu dilakukan agar
teori yang didapatkan mahasiswa bisa diaplikasikan dengan sesuai, Pengetahuan
yang ditunjang oleh perilaku yang sesuai sangat penting, dalam hal ini perilaku
mahasiswa yang sesuai dalam melakukan SADARI penting untuk pemeriksaan
dini pada dirinya sendiri juga berpengaruh pada peran mereka kelak sebagai
perawat. Pada saat berperan sebagai perawat, diharapkan pengetahuan dan praktik
yang dimiliki dapat memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dalam
hal deteksi dini kanker payudara, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan,
sikap, dan perilaku yang positif. Pendidikan kesehatan mengenai SADARI
penting dilakukan, oleh karena itu sebagai calon perawat maupun perawat harus
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai mengenai SADARI.
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.id
103. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku SADARI pada Mahasiswa
Fakultas Imu Keperawatan
Tabel 3. Tabulasi Silang Pengetahuan dan Perilaku Perilaku SADARI
Perilaku
Jumlah
Pengetahuan Sesuai
F % %
Baik 39 40,63 67 (69,79
Cukup 15 15,63 29 30,21
Kurang oO 00
Jumlah 54 56,25 42 43,75 96 100,00
Berdasarkan hasil pengujuian hipotesis didapatkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku SADARI pada
mahasiswa Fakultas IImu Keperawatan Fakultas Padjadjaran. Hal ini disebabkan
faktor lain yang dapat mempengaruhi suatu perilaku, diantaranya pengetahuan,
kepercayaan, sikap, sumber daya (Notoatmodjo, 2010).
Sekitar 50% penderita kanker payudara datang sudah dalam kondisi stadium
lanjut, hanya 5% wanita di negara berkembang melakukan deteksi dini, dan 40%
di negara maju. Hal ini disebabkan oleh penderita tidak tahu atau kurang mengerti
tentang kanker payudara, kurang memperhatikan payudara, rasa takut akan
operasi, percaya dukun atau tradisional dan rasa malas serta malu memperlihatkan
payudara (Sutjipto, 2009). Berdasarkan pernyataan dari Sutjipto, terdapat
beberapa hal yang berhubungan dengan faktor budaya, yang menyebabkan
seseorang datang dengan kondisi kanker payudara stadium lanjut. Wanita merasa
malu dalam memperhatikan payudara dan menyentuhnya. Pada pelaksanaan
SADARI memperhatikan dan melakukan palpasi payudara merupakan komponen
yang penting dan tidak terpisahkan. Hal ini, mungkin berkontribusi dalam hal
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.id
uwpelaksanaan SADARI pada mahasiswa di FIK Unpad yang masih menjunjung
tinggi budaya Indonesia. Selain itu, faktor sumber daya juga berpengaruh, dalam
hal ini sumber daya yang dimaksud bisa mencakup waktu. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Salder, seorang wanita tidak mau berpartisipasi dalam pendidikan
mengenai kanker payudara salah satunya kerena tidak memiliki waktu, hal ini
mungkin juga terjadi pada mahasiswa yang tidak melakukan praktik SADARI.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Parajuli pada tahun 2010 diketahui
bahwa —sebagian besar mahasiswa melakukan SADARI dengan nyaman,
sedangkan hal yang paling dominan yang menjadi hambatan mereka sehingga
tidak melakukan SADARI adalah kurang pengetahuan. Faktor-faktor lain yang
berkontribusi_ menycbabkan mahasiswa tidak nyaman melakukan SADARI
diantaranya, kurang percaya diri, takut menemukan kelainan, tidak punya waktu,
serta menganggap SADARI tidak perlu.
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa selain pengetahuan ada
beberapa hal yang bisa mempengaruhi perilaku sescorang, ini bisa menjadi alasan
mengapa tingkat pengetahuan tidak berhubungan secara signifikan dengan
perilaku SADARI, Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor berkontribusi terhadap pelaksanaan SADARI. Selain itu, studi mengenai
pengetahuan dan praktik pemeriksaan dini kanker payudara lainnya seperti
pemeriksaan klinis dan mamografi juga perlu diteliti. Hal ini diharapkan dapat
menjadi data dan rekomendasi baik bagi petugas keschatan maupun masyarakat
dalam meningkatkan perhatian dan kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker
payudara, dengan memiliki pengetahuan yang baik dan berprilaku yang sesuai.
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.id
12SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sebagian besar (69,79%) tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai SADARI
berada dalam kategori baik; sebagian besar mahasiswa (56,25%) melakukan
pemeriksaan payudara sendiri dengan sesuai dan hampir setengah (43,75%) dari
responden melakukan SADARI secara tidak sesuai; tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku SADARL.
Saran.
Bagi Profesi Keperawatan
Profesi keperawatan diharapkan dapat memberi perhatian kepada pendidikan
keschatan wanita khusunya mengenai deteksi dini kanker payudara. Pemberian
informasi atau pendidikan kesehatan tentang metode deteksi dini kenker payudara
dan manfaatnya kepada perawat dapat membantu dalam memajukan keterampilan
mereka dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri serta memperluas peran
mereka sebagai pendidik Klien.
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan bisa meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
melakukan SADARI secara rutin dan sesuai. Teori mengenai SADARI yang
diperoleh melalu perkuliahan repsoduksi sebaiknya dapat ditunjang oleh praktik di
laboratorium.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasilpenelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk
penelitian mengenai faktor yang melatarbelakangi pelaksanaan SADARL
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.id
13DAFTAR PUSTAKA.
Ahmed. N.U.; Fort, J.G.; Fair, L.M.; Samenya, K.; and Haber, G. 2009. Breast
cancer knowledge and barriers to mammography in a law-income managed
care population. Journal of Cancer Education 24: 261-266.
Alsaif, A.A. 2004. Breast self-examination among saudi female nursing students
in Saudi Arabia. Saudi Med J 25 (11): 1574-1578.
Alkhasawneh,LM; Akhu-Zaheya, L.M; and Suleiman, S.M. 2008. Jordanian
nurses’ knowledge and practice of breast self-examination. Journal of
Advanced Nursing: 412-416.
American Cancer Society. 2011, Breast Cancer. Available at
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003090-
pdf.pdf (diakses 15 Oktober 2011),
Atikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010.
Jakarta: Rineka Cipta.
BreastCancer. 2008. What is Breast Cancer. Available at:
http://www. breastcancer.org/symptoms/understand_be/what_is_be.jsp.
(diakses 15 Mei 2012)
Desmita, 2008, Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosydakarya.
Dharma, K.K. 2011, Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Hidayat, 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Kantor Berita Indonesia Gemari. 2003. Kanker Penyebab Kematian Tertinggi di
Kalangan Perempuan. Available at :
hitp://kbi,gemari.or.id/beritadetail.php?id=315 (diakses 20 September
2011)
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Jika Tidak Dikendalikan 26
Juta Orang di Dunia Menderita Kanker. Available at
htp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-telease/1060-jika-tidak-
dikendalikan-26-juta-orang-di-dunia-menderita-kanker-html (diakes 20
September 2011).
National Breast Cancer Foundation. 2011. What is Breast Cancer. Available at
http://www.nationalbreastcancer.org/about-breast-cancer/what-is-breast-
cancer.aspx (diakses 15 Mei 2012)
Notoatmodjo, 8. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
2010, mu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rincka Cipta.
Nugraheni, 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang SADARI dengan
Perilaku SADARI Sebagai Deteksi Sini Kanker Payudara pada Mahasiswa
Divisi Kebidanan FK UNS. Surakarta: UNS.
Nur, N. 2010. Breast cancer knowledge and screening behavior of the female
teachers. Women & Health 50: 37-52.
Dewi Seftians Nugrahini
Fakulta ima Keperawatan Universitas Padjadjaran J} Raya Bandung-Sumedang KM.2I Jatinangor
cmaliseftyaxi@iyshoo.coid
“4Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian
Keperawatan (Edisi Kedua). Jakarta: Salemba Medika.
Otto, S. E. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Alin Bahasa Budi, LF.
Jakarta : EGC.
Patajuli, P. 2010. Knowledge about breast cancer and breast self examination
practices among medical, dental and B. Sc nursing students of BPKIHS.
Health Renaissance 8 (3):166-168
Portal Online Yayasan Kesehatan Payudara Jawa Barat. 2011. Kesehatan di
Indonesia. Available at: _http://ykpjabar.org/2011/03/kesehatan-di-
indonesia’ (diakses 10 November 2011),
Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.
Konsep, Proses dan Praktik. Ali Bahasa Asih, Y. dkk. Jakarta: EGC.
Putri, N, 2009, Deteksi Dini Kanker Payudara. Yogyakarta: Aura Media.
Salder, G.R., Ryujin L.T., Ko, C.M., Nguyen,&. 2001. Korean women: breast
cancer knowledge. attitudes, and behaviors. BioMed Central: 1-
i. 2007. Konsep & Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Imu.
Shalini; Varghese,D; NayakM. 2011. Awareness and impact of education on
breast self examination among college girls. Indian Journal of Palliative
Care 17:150-154,
Smelter, 8.C. dan Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Volume 1. Alin Bahasa Kuncara, H.Y.; Hartono, A.; Ester, M.:
Asih, Y. Jakarta : EGC.
Sreedharan,J.; Muttappallymyalil, J.; Venkatramana, M.; and Thomas, M. 2010.
Breast self examination: knowledge and practice among nurses in United
Arab Emirates. Asian Pasific Journal of Cancer Prevention 11: 651-654,
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta
Syarifudin. 2010. Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan dengan SPSS.
Yogyakarta: Grafindo Litera Medika.
Udin, L.Z. 2010. Penelitian dan Pengembangan Senyawa Antikanker Payudara
dari Endofitik Keladi Tikus (Typhonium divaricatum L) Available at
http://www. lipi.go.id/www.cgi?)proyek &12756442 16&28&&1 0360067408
2011 (diakses 20 September 2011).
Universitas Padjadjaran. 2011. Pedoman Penyusunan dan Penulisan_ Skripsi
Program Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung: Universitas
Padjadjaran.
Wawan, A. dan Dewi. M. 2011. Teori Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Dewi Seflian Nugrahini
FakultastIma Keperawatan Universitas PadjadjaranJ1.Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor
emailsefty_axi@yahoo.co.id
15