You are on page 1of 21

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Umum Perkreditan

Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Kredit adalah


penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan. (Siamat, 1995, hal : 96 )
Kredit dapat di kelompokkan berdasarkan beberapa kriteria,
diantaranya adalah : (Siamat, 1995, hal : 97-98 )

A. Tujuan Kredit, dalam hal ini kredit dapat dibedakan menurut


tujuannya, yaitu :

a.1. Kredit Komersil (commercial loan)


Yaitu kredit yang di berikan untuk memperlancar kegiatan usaha
nasabah dibidang perdagangan. Kredit ini meliputi antara lain : kredit
leveransir, kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor dan sebagainya.

a.2. Kredit Konsumtif (consumer loan)


Yaitu kredit yang di berikan oleh bank untuk memenuhi
kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Oleh karena itu, kredit ini
bagi debitur tidak digunakan sebagai modal kerja untuk memperoleh
data melainkan semata-mata digunakan untuk membeli barang atau
kebutuhan-kebutuhan lainnya misalnya membeli property (rumah),
mobil, dan berbagai macam barang konsumsi lainnya.

4
a.3. Kredit Produktif
Yaitu produktif kredit yang di berikan oleh bank dalam rangka
membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat
memperlancar produksi misalnya pembelian bahan baku, pembayaran
upah, biaya pengepakan, biaya pemasaran, dan distribusi dan
sebagainya.

B. Penggunaan Kredit, dalam hal ini kredit dapat dibedakan menurut


penggunaannya, yaitu :

b.1. Kredit Modal Kerja (KMK)


Yaitu kredit yang di berikan untuk menambah modal kerja
debitur. Kredit Modal Kerja ini pada prinsipnya meliputi modal kerja
untuk tujuan komersil industri, kontraktor bangunan dan sebagainnya.
Modal kerja untuk perdagangan misalnya kredit ekspor, kredit
pertokoan dan sebagainya. Sedangkan kredit modal kerja industri
misalnya kredit modal kerja pabrik tekstil dan sebagainya. Jadi
prisipnya kredit modal kerja ini adalah penggunaan modal yang akan
habis dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai
dari kredit bank kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan
atau bahan-bahan baku (kemudian diproses menjadi barang jadi) lalu
di jual (bias dengan kredit atau tunai) selanjutnya memperoleh uang
kas kembali.

b.2. Kredit Investasi


Yaitu kredit yang di berikan oleh bank untuk digunakan
melakukan investasi dengan membeli barang-barang modal. Kredit
investasi menurut ketentuan Paket Kebijaksanaan 25 Maret 1998
adalah kredit jangka menengah atau panjang untuk membiayai

5
pengadaan barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam
rangka rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, relokasi dan pendirian
proyek baru.
C. Jangka Waktu Kredit, dalam hal ini kredit dapat dibedakan menurut
jangka waktunya, yaitu :

c.1. Kredit Jangka Pendek (Short term-loan)


Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari
satu tahun. Biasanya kredit ini untuk membiayai kelancaran operasi
perusahaan termasuk pula kredit modal kerja.

c.2. Kredit Jangka Menengah (Medium term-loan)


Yaitu kredit yang jangka waktu pengembaliannya 1 s/d 3 tahun.
Biasanya kredit ini untuk menambah modal kerja misalnya untuk
membiayai pengadaan bahan baku. Kredit jangka menengah dapat
pula dalam bentuk investasi.

c.3. Kredit Jangka Panjang (Long term-loan)


Yaitu kredit yang jangka waktu pengambaliannya atau jatuh
temponya melebihi 3 tahun. Misalnya kredit investasi yaitu kredit
untuk membiayai suatu proyek, perluasan usaha atau rehabilitasi.

D. Barang Jaminan, dalam hal ini kredit dapat dibedakan menurut


barang jaminannya, yaitu :

d.1. Kredit dengan jaminan (Secured loan)


Yaitu kredit yang diberikan oleh bank dengan adanya suatu
jaminan dari debitur.

6
d.2. Kredit dengan tanpa jaminan (Unsecured loan)
Yaitu kredit yang diberikan oleh bank tanpa suatu jaminan dari
debitur.

E. Kredit Non Kas, adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada
nasabah yang hanya boleh ditarik apabila suatu transaksi yang telah
diperjanjian telah direalisasikan atau efektif. Kredit non kas ini di
bedakan menjadi :

e.1. Bank Garansi

Jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh Bank


Indonesia yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap
pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin
melakukan cedera janji.
Jaminan dalam bentuk penanda tanganan kedua dan seterusnya
atas surat-surat berharga seperti aval dan endosemen yang dapat
menimbulkan membayar bagi bank apabila yang dijamin cedera
janji.
Jaminan lain yang terjadi karena perjanjian bersyarat sehingga
dapat menimbulkan kewajiban financial bagi bank.

e.2. Fasilitas pembukaan L/C

Pemberian fasilitas pembukaan L/C kepada nasasbah dalam


pelaksanaan transaksi pembelian barang baik yang berkaitan dengan
perdagangan dalam negri maupun dengan luar negri.

2.2. Definisi Sistem Informasi Menejemen.

7
Di Era Globalisasi ini sistem informasi sangatlah diperlukan, apalagi
dalam usaha untuk mendapatkan informasi yang baik, akurat dan dapat
dipercaya.
Sebelum berlanjut pada pengertian Sistem Informasi Manajemen
hendaknya harus diketahui dahulu apa pengertian dari Sistem. Sistem adalah
Sekumpulan elemen atau unsur yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
tujuan (Gary Bruch & Starter : Halaman l4 : 1979). Informasi adalah penyajian
yang mempunyai nilai kejutan, atau mengungkap sesuatu yang penerimanya
tidak mengerti menjadi lebih jelas (Gary Bruch & Starter : Halaman 5 : 1979).
Menurut Gordon Bruch & Starter Sistem Informasi Manajemen
adalah sistem manusia atau mesin yang menyediakan informasi untuk
mendukung operasi manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dari
sistem organisasi (Gordon B Dafis : Halaman 68 : 1974).

2.3. Software Pendukung Penyusunan Aplikasi.

Dalam melakukan penyusunan Aplikasi Sistem Informasi Kredit


(ASIK) ini Penulis menggunakan beberapa software pendukung,
diantaranya adalah :

A. Microsoft Access.
Software ini digunakan oleh penulis untuk melakukan
penyimpanan serta pemeliharaan database. Software ini juga
merupakan salah satu Program Aplikasi Basis data (database) paling
lengkap dan canggih saat ini. Degan menggunakan Microsoft Access
kita dapat merancang, membuat dan mengelola database dengan
mudah. Namun demikian disini Penulis tidak membicarakan Microsoft

8
Access sebagai suatu Program Aplikasi, tetapi hanya sebatas sebagai
Aplikasi pengelolaan database.
Dengan Menggunakan Microsoft Access ini Penulis melakukan
penanganan berbagai hubungan atau relasi-relasi antar data base, serta
melakukan perhitungan-perhitungan dan rumus-rumus yang telah
tersedia dalam Microsoft Access tersebut.

Gambar 2.3.A. Tampilan Layar Microsoft Access 97

Microsoft Acces sudah melalui proses pengembangan yang


dilakukan oleh Microsoft sejak Microsoft access 95 sampai dengan
yang terakhir Microsoft 2000, dengan harapan program aplikasi
database ini dapat lebih mudah digunakan dan mudah di integrasi
dengan aplikasi program Microsoft lainnya.

9
Dengan menggunakan Microsoft access sebagai pengolaan data
base, maka kita dapat mengolah seluruh data yang kita miliki kedalam
sebuah file database. Database pada access tersebut dapat terdiri dari
atas satu atau beberapa table dan Query. Tabel dan Query inilah yang
akan menjadi target untuk melakukan pengolahan data yang akan
menjadi sutu database (Santoso, 2000, hal :1 - 5 ).

B. Microsoft Visual Basic 6.0


Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemograman yang
digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis grafis
(GUI Graphical User Interface).
Microsoft Visual Basic merupakan even-driven programming
(pemograman terkendali kejadian), artinya program menunggu sampai
adanya respon dari pemakai berupa event/kejadian tertentu (tombol
diklik, menu dipilih, dan lain-lain). Ketika even terdeteksi, kode yang
berhubungan dengan event (prosedur event) akan dijalankan (Kusumo,
2000, hal : 1 ).
Berikut ini adalah point-point penting dalam sejarah
perkembangan Visual Basic, sebagai berikut : (Kusumo, 2000, hal : 1-3 ).

Visual Basic pertama kali diperkenalkan tahun 1991 yaitu program


Visual Basic untuk DOS dan untuk Windows.

Visual Basic 3.0 dirilis tahun 1993.

Visual Basic 4.0 dirilis pada akhir tahun 1995 (tambahan dukungan
untuk aplikasi 32 bit).

Visual Basic 6.0 yang dirilis pada akhir tahun 1998


Kemudian yang saat ini sedang berkembang adalah VB.Net yang
dirilis pada awal 2002.

10
Berikut adalah keterangan mengenai struktur aplikasi Visual
Basic 6.0, sebagai berikut :

Project adalah sekumpulan modul. Jadi project (proyek) adalah


program itu sendiri. Project disimpan dalam file dengan akhiran
.VBP.
From adalah Windows atau jendela dimana kita membuat user
interface/tampilan.
Kontrol/Control adalah tampilan berbasis grafis yang dimasukan
pada form untuk membuat interaksi dengan pemakai (text, box,
label, scroll bar, tombol command)
Properti/Properties adalah nilai atau karakteristik yang dimiliki
oleh sebuah objek Visual Basic. Visual Basic menerapkan
properti default/standar. Anda dapat merubah property pada saat
mendisain program atau run time ketika program dijalankan.
Metode/Methods adalah serangkaian perintah yang sudah tersedia
pada suatu objek yang dapat diminta untuk mengerjakan tugas
khusus.
Prosedur kejadian/Even Procedures adalah kode yang
berhubungan dengan suatu objek. Kode ini di eksekusi ketika ada
respon dari pemakai berupa even tertenu.
Prosedur umum/General Procedures adalah kode yang tak
berhubungan dengan suatu objek. Kode ini harus diminta oleh
aplikasi.
Modul/Module adalah Kumpulan dari prosedur umum, deklarasi
variable dan definisi konstanta yang digunakan oleh aplikasi.

Pada saat pertama kali progrmer membuat program aplikasi,


akan terdapat jendela proyek yang berisis semua file yang dibutuhkan

11
untuk menjalankan program aplikasi Visual Basic yang dibuat. Pada
tampilan Visual Basic terdapat tiga icon Viw Code, View Object,
Toggle Folders.
Icon View Code dipakai untuk menampilkan jendela editor kode
program. Icon View Objectdipakai untuk menampilkan bentuk
formulir(Form) dan Icon Toggle Folders digunakan untuk
menampilkan folder. (Yuswanto, 2001, hal : 24)

Gambar 2.3.B. Tampilan Layar Visual Basic 6.0

C. Seaget Crystal Report.


Mencetak data umunya dijadikan hasil akhir dari rangkaian
proses pengolahan data untuk tujuan pelaporan atau dokumentasi.
Misalnya proses cetak yang digunakan untuk pelaporan adalah cetak
kwitansi pembayaran dari transaksi pembelian/penjualan yang telah
dilakukan.

12
Salah satu softwere yang digunakan penulis dalam membuat
laporan adalah dengan menggunakan Crystal Report. Crytal Report
merupakan Softwere Report Designer yang merupakan program
terpisah dari Microsoft Visual basic. (Yuswanto, 2001, hal : 182 )

Gambar 2.3.C. Tampilan Layar Cristal Report 9

2.4. Data Flow Diagram.

Data Flow Diagram (DFD) yaitu suatu modelling tool yang


memungkinkan sistem analis menggambarkan suatu sistem sebagai suatu
jaringan (network) proses dan fungsi yang dihubungkan satu sama lain oleh
penghubung yang disebut Flow atau alur data. Data Flow Diagram sering
digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem
yang akan dikembangkan secara logika atau tanpa mempertimbangkan
lingkungan fisik, dimana data tersebut mengalir atau akan disimpan.
(Fathansyah, 2001, hal : 99 )

13
Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang digunakan untuk
pengembangan sistem yang terstruktur. Alasan utama penggunaan DFD
adalah sebagai berikut:

DFD membantu para analis sistem:


Untuk meringkas data informasi tentang sistem
Untuk mengetahui komponen kunci tentang sistem
Untuk mengetahui hubungan antara sistem
Untuk membantu perkembangan aplikasi secara efektif
DFD dapat menggambarkan sejumlah batasan otomasi untuk
perkembangan alternatif sistem fisik.
DFD dapat menggambarkan sejumlah batasan otomasi untuk
perkembangan alternatif sistem fisik.
DFD berfungsi sebagai alat komunikasi yang baik antara pemakai
dan sistem analis.

Dalam pembuatan Data Flow Diagram (DFD) dibutuhkan empat


komponen yaitu:

A. Proses
Proses menggambarkan kegiatan atau kerja dari sistem yang
mentranformasikan input ke output. Proses ini presentasikan dengan
simbol:

Gambar 2.4.a
B. Data Flow atau Arus Data

14
Data Flow digunakan untuk menunjukkan arus data yang berupa
masukan atau hasil proses dari proses sistem. Data Flow ini
dipresentasikan dengan simbol:

Gambar 2.4.b
C. Data Store atau Penyimpanan Data

Penyimpanan data digunakan sebagai sarana untuk pengumpulan data.


Data store ini dipresentasikan dengan simbol:

Gambar 2.3.c
D. Terminator

Merupakan representasi dari entity luar dimana system berkomunikasi.

Gambar 2.4.d

2.5. Entity Relationship Diagram

Entity adalah sesuatu yang dapat dibedakan dalam dunia nyata dimana
informasi yang berkaitan dengannya dikumpulkan. Selain itu dikenal juga
suatu atribut yaitu karakteristik dari suatu entity atau relationship yang
menyediakan penjelasan detil tentang entity tersebut.

Diagram ini berfungsi untuk memudahkan pemecahan masalah dalam


merancang suatu sistem komputerisasi.

15
Berikut merupakan Nama, Simbol serta definisi yang digunakan dalam
Entity relationship diagram :

A. Entity, Merupakan suatu obyek yang dapat diidentifikasi dalam


lingkungan user. Digambarkan dengan :

Gambar 2.5.A Entity

B. Relationship, Merupakan penghubung antara suatu entity dengan


entity yang lain. Digambarkan dengan :

Gambar 2.5.C Relationship

C. Atribut, Merupakan elemen yang berfungsi mendeskripsikan karakter


entity. Digambarkan dengan :

Gambar 2.5.C Atribut

D. Derajat dari Relationship

Derajat atau tingkat dari relationship menyatakan jumlah entity yang


berpartisipasi dalam suatu relation, terbagi menjadi :

d.1. Unary Degree ( tingkat satu ), yaitu bila satu entity mempunyai
relasi dirinya sendiri.

16
Gambar d.1 Unary Degree

d.2. Binary Degree ( tingkat dua ), yaitu bila satu relasi


menghubungkan dua entity.

Gambar d.2 Binary Degree

d.3. Ternary Degree ( tingkat tiga ), yaitu bila satu relasi


menghubungkan tiga entity

Gambar d.3 Ternary Degree

E. Cardinality Ration

Cardinality Ration adalah batasan yang menjelaskan jumlah


keterhubungan satu entity dengan entity lainnya. Jenis Cardinality
Ration antara lain adalah : (Elmasri, 1989, h:40-47)

e.1. One to One Relationship 1 : 1


Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah
berbanding satu, hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda
lingkaran untuk menunjukan tabel atau relasi antara keduanya yang
mewakilkan dengan tanda panah tunggal.

17
Gambar e.1 1: 1

e.2. One to Many Relationship 1 : M / M : 1


Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah
berbanding banyak atau dapat pula dibalik banyak lawan satu.
Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan tanda lingkaran untuk
menunjukan tabel dan relasi antara keduanya diwakilkan dengan tanda
panah ganda untuk menunjukkan hubungan banyak tersebut.

M 1

Gambar e.2 1: M

e.3.Many to Many Relatiornship M : N / N : M

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah banyak


berbanding banyak. Hubungan tersebut digambarkan dengan tanda
lingkaran untuk menunjukkan tabel dari relasi antara keduanya
diwakilkan dengan tanda panah ganda untuk menunjukkan hubungan
banyak.

M M

Gambar e.3 M : N

F. Transformasi dari Diagram Entity Relationship ke Database Relational

18
Dalam mentransformasikan Diagram E-R ke database relational,
para perancang database perlu mengikuti aturan-aturan yang ada.
Aturan-aturan tersebut membantu para perancang database dalam
mendapatkan database yang baik. Adapun aturan-aturan Tranformasi
adalah sebagai berikut:
f.1. Bila Cardinality Ratio 1: 1 dan participation constraint dari
kedua entity adalah total, maka dapat dibuat suatu tabel, dan primary
key dapat dipilih salah satu.

Base No.
Kode GL

1 Mempuny 1
Customer/Bank ai Product

Gambar f.1 1 : 1 Satu Tabel

Skema database relasional : Customer/Bank (Base No.,, Kode


GL.,.).

f.2. Bila cardinality Ratio 1:1 dan participation constraint dari salah
satu entity adalah total, maka perlu dibuat 2 tabel dan primary key
pada entity yang partial harus dijadikan foreign key pada tabel lain.

Base No.
Kode GL

1 Mempuny 1
Customer/Bank ai Product

Gambar f.2 1 : 1 Dua Tabel

Skema database Relational :

19
Customer (Base No. ,..,) Product (Kode GL., ., Base No.)

f.3. Bila Cardinality Ratio 1:1 dan participation constraint dari kedua
entity adalah partial, maka perlu dibuat tiga tabel, primary key dari
tabel ketiga adalah gabungan primary key.

Base No. Kode GL.

11 1
Mempuny
Mahasiswa
Customer/Bank Transaksi
ai
Kelas
Product

Gambar F.3 1 : 1 Tiga Tabel

Skema database Relational :

Customer/Bank ( Base No.,,)

Product Kode GL.,..,)

Transaksi ( Base No. ,Kode GL.)

f.4. Bila cardinality ratio 1: M dan participation constraint sisi M


adalah total, maka perlu dibuat dua atabel dan primary key pada entity
bercardinality ratio satu harus dijadikan foregn key pada tabel lain.

Base No. Kode


GL.

1 M
Mempuny
Customer/Bank Product
ai

Gambar F.4 1 : M Dua Tabel

Skema database relational

Dosen (Base No,,) Kelas ( Kode GL,..,Base No.)

20
f.5. Bila Cardinality ratio M:1 dan participaton constraint pada sisi M
adalah partial, maka perlu dibuat 3 tabel dan primary key pada tabel
ketiga adalah gabungan primary key kedua entity.

Base No.
Kode GL.

M 1
Customer/Bank Mempuny
Product
ai

Gambar F.5 1 : M Tiga Tabel

Skema database relational:

Customer (Base No.,..)

Product (Kode GL.,..,)

Transaksi (Base No., Kode GL.)

f.6. Bila Cardinality ratio M : N, maka perlu dibuat 3 tabel dan


primary key pada tabel ketiga adalah gabungan primary kedua entity.

Base No. Kode


GL.

M N
Customer/Bank Transaksi Product

Gambar F.6 M : N Tiga Tabel

Skema database relational:

21
Customer/Bank (Base No.,..)

Product ( Kode GL.,,)

Transaksi ( Base No., Kode GL.)

f.7. Bila relationship mempunyai tingkat tiga (ternary degree), maka


perlu dibuat 4 tabel dan pimary key pada tabel keempat adalah
gabungan primary key dari ketiga entity.

Base No. Kode


GL.

M 1
Mempuny
Customer/Bank
ai
Product

Komoditi

Kode
Komoditi

Gambar F.7 1 : M Empat Tabel

Skema database relational:

Customer/Bank ( Base No., .)

Product (Kode GL,)

Komoditi (Kode Komoditi,..)

Jatuh Tempo (Base No., Kode GL., Kode Komoditi)

2.6. Normalisasi

22
Proses normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen
menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya . Tujuan proses
normalisasi adalah untuk mengurangi anomali atau penyimpangan informasi
data perubahan (update), Penyisipan (insert), Penghapusan (delete), data dan
juga mengoptimalisasikan penggunaan tempat penyimpanan. Sampai saat
ini telah dikembangkan proses normalisasi sampai langkah bentuk normal
kelima, tapi proses bentuk normalisasi yang akan dibicarakan disini adalah
proses normalisasi dari langkah pertama sampai dengan langkah ketiga
(3Nf). (Fathansyah, 2001, hal : 37 )

A. Bentuk tidak normal (unnormalized form)

Bentuk ini tidak merupakan kumpulan data yang akan ada keharusan
mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau
terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan
kedatangannya.

B. Bentuk Normal Kesatu (1NF / First Normal Form)

Bentuk normal kesatu mempunyai khas yaitu setiap data dibentuk


dalam flat file (file data). Data dibentuk dalam satu record dan nilai
dari field-field berupa nilai atomik (Atomik Value ). Tidak ada set
atribut berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multi value). Tiap
field hanya punya satu pengertian.

C. Bentuk Normal Kedua (2 NF / second Normal Form)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah


memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atibut bukan kunci haruslah
bergantung secara fungsi pada kunci utama . (primary key) untuk
membentuk normal kedua ini haruslah sudah ditentukan kunci-kunci
fieldnya. Kunci ini harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang
menjadi anggotanya .

23
D. Bentuk Normal Ketiga ( 3NF / Third Normal Form)

Untuk membentuk normal ketiga ini maka relasi haruslah dalam


bentuk normal kedua dan atribut bukan primer tidak hanya
mempunyai hubungan transitip. Setiap atribut bukan kunci harus
bergantung hanya pada primary key secara menyeluruh.

24

You might also like