Professional Documents
Culture Documents
FAKULTAS FARMASI
MAKALAH
GLIKOSIDA KARDIOAKTIF
OLEH:
KELOMPOK I
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr,,wb,,
Segala Puji Senantiasa Kami Panjatkan Kehadirat Allah SWT Beserta Junjungan Kita Nabi
Besar Muhammad S.A.W. yang telah melimpahkan rahmat, berkah dan hidayahnya sehingga
keterbatasan referensi yang didapatkan. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam penulisan,
kesalahan kata maupun pengetikan dalam makalah ini penyusun minta maaf yang sebesar-
besarnya dan sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Demikian kata pengantar dari penyusun dengan harap semoga makalah ini dapat
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
B. SUMBER GLIKOSIDA
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Glikosida banyak terdapat di alam. Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif
glikosida tidak diubah lagi menjadi senyaewa lain kecuali, bila memang mengalami
peruraian akibat pengaruh lingkungan luar. Glikosida terdiri atas gabungan dari dua
bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk
glikosida, barbaboin) bagian gula yang biasa disebut aglikon atau genin. Apabila glikon
dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.
Menyadari bahwa glikosida sebagai salah satu kandungan aktif tanaman dan
perlunya pemahaman yang memadai tentang senyawa ini, penyusun mengangkat tema
glikosida terkususnya glikosida kardioaktif yang merupakan senyawa alamiah yang biasa
digunakan dalam bidang kefarmasian dan cukup dikenal luas pemanfaatannya dalam
masyarakat Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Glikosida yang termasuk di dalam golongan ini mempunyai sifst khas, yaitu mempunyai
aksi khas kuat terhadap otot-otot, jantung, memperkuat tonus jantung menggiatkan dan
menambah kontraksi jantung. Aglikonnya, yang juga sering disebut genin jantung
mempunyai struktur steroid. Maka glikosida ini dinamakan steroid yang kardioaktif.
Penggunaan glikosida kardiak dalam terapi yaitu dapat meningkatkan kekuatan kontraksi
sistolik. Glikosida kardioaktif biasanya digunakan pada pasien gagal jantung kongestif.
Glikosida jantung terdapat dalam tumbuhan biji misalnya kardenolida lebih umum dijumpai
terutama pada tanaman dari familia apocinaceae seperti tanaman netrium dari familia
asclepidiaceae, Calotropis gigantean, dari Liliaceae, famili Ranunculaceae ex, adonis dari
diantaranya belum atau tidak digunakan, bukan oleh karena tidak berkhasiat tetapi karena
beberapa sebab lain seperti: sukarnya diperoleh dalam bentuk murni oleh karena sulit
diekstraksi, karena jumlahnya sangat sedikit di dalam bagian tanaman, atau oleh karena
sangat toksik dan belum cukup dipelajari secara farmakologik. Dari glikosida-glikosida di
dalam daftar, dilihat dari namanya, baik nama aglikon maupun nama gulanya, dapat
diketahui beberapa glikosida yang mempunyai aglikon yang sama tetapi tetapi dengan
komponen gula yang berbeda dan sebaiknya terdapat beberapa glikosida mempunyai
1. Aglikon
steroid dengan rangka karbon tetrasiklik yang pada umumnya jenuh, jadi pada
umumnya struktur terpenoid tatrasiklik ini tidak mempunyai ikatan rangkap, tetapi
pada beberapa glikosida terdapat 1 atau 2 ikatan rangkap di dalam rangka steroidnya
pada struktur steroid tetrasiklik ini terdapat lingkaran lakton tidak jenuh yang melekat
Struktur kimia yang berkhasiat sebagai obat jantung yaitu berdasarkan jumlah
digitoxinogenin
Gugus gula yang terikat pada aglikon melalui ikatan pada C3 tersusun atas 4 unit
gula glukosa dan ramnosa bersama-sama gula deoksi alami (gula yang kehilangan
oksigen) yang hanya ada dalam glikosida jantung. Gula-gula deoksi tersebut adalah
L banyak ditemukan di alam. Glikosida jantung yang mengandung gula siklik hanya
terdapat pada tanaman Calotropis sp dan mungkin beberapa spesies lain dari family
asclepiaclaceae. Susunan khas glikosida jantung rantai gulanya pada atom C 3 dengan
terdapat dalam genus digitalis, strophanthus, convularia, nerium, dan Adonis (A.
venalis)
1) Ikatan cis pada cincin A/B dan C/D serta ikatan trans pada cincin B/C pada
struktur glikosida scilla terdapat persamaan dengan glikosida yang lain dengan
2) Cincin lakton terikat pada ikatan pada atom C17 begitu pula dengan ikatan
Diantara 30 jenis glikosida jantung yang memegang peranan penting adala h gugus
1 3 5 10 11 12 14 16
KARDENOLIDA
Digitoksigenin OH H CH3 OH
Gitoksigenin OH H CH3 OH OH
Digoksigenin OH H CH3 OH OH
Diginatigenin OH CH3 OH OH OH
Strofantidin OH OH CH3 OH
Anabagenin OH OH OH CH2OH OH OH
DIENOLIDA
Skilarioksin OH H CH3 OH
(skilarenin)
Helebrigenin OH OH CHO OH
a. Jumlah dan struktur gugus OH dan gugus =O, dimana gugus oH biasanya terikat
b. Kedudukan gugus oksimetil OCH3 dan formil thd gugus CH3 pada atom C no 10
violet dan infra merah dan juga terhadap beberapa reaksi warna menunjukkan reaksi
yang berbeda.
Sebagai contoh:
Strophanthus.
Sangat menarik untuk dicatat bahwa suatu racun katak yaitu bufagin bufotoksin
yang disekresi oleh katak Bufo vulgaris, mempunyai struktur steroid dan memiliki
struktur lakton pentadienoli dan seperti pada glikosida skiladienolida dan juga
glikosida, maka toksin kataksini tidak mempunyai bagian gula pada molekulnya.
atom C -14 dari inti steroidnya. Dan suberilarginin mungkin juga terikat pada
untuk aglikon kardenolida (dan dengan sendirinya juga glikosidanya), seperti absorpsi
maksimum ultraviolet pada 220 mU, Teks Kedde, Teks Legal, Teks Tollens dan Tes
Raymond positif.
Apabila lingkaran lakton-lakton dibuka dengan larutan alkali pekat maka semua
2. Bagian gula
Setiap glikosida jantung dapat mempunyai satu, dua, tiga atau empat unit
simarosa, yang biasa disebut sebagai rare suffa gars oleh karena bermacam-macam
molekul gula yang terikat secara glikosidik, maka juga terdapat perbedaan di dalam
cara-cara hidrolisinya.
Pada umumnya bagian gula merupakan molekul gula-D, hanya rhamnosa saja
yang L. dan pada umumnya gula-gula L di dalam glikosida jantung adalah dari
konfigurasi alfa, sedang gula-gula D dengan konfigurasi beta, jumlah molekul gula
serta jenis gulanya pada umumnya menentukan kelarutan glikosida baik di dalam air
maupun di dalampelarut lainnya dan pada umumnya aglikon steroid praktis tidak
3. Aksi farmakologi
gulanya, yang paling memiliki aktivitas adalah molekul aglikon, sedangkan bagi
Aksi keseluruhan glikosida dari digitalis menjadi rumit karena berbagai efek yang
berkompetisi dengan ion K untuk memperoleh tempat pada reseptor enzim (ATP-ase)
di dalam membrane sel otot jantung dan keberhasilannya terutama pada fase
depolarisasi otot tempat terjadinya influx ion Na. Efek klinik pada kasus gagal jantung
glikosida digitalis juga digunakan untuk mengendalikan aritmia jantung. Digitalis juga
mempunyai aksi diuretic yang penting untuk menyembuhkan busung air (udema)
Aglikon dari glikosida jantung adalah steroid yaitu turunan dari siklo-
pentenofenatren yang mengandung lingkaran lakton yang tidak jenuh pada atom C-17.
Seperti sudah kita ketahui biosintesis dari senyawa steroid pada umumnya didasarkan
atas biosintesa dari senyawa kolesterol. Meskipun tidak semua senyawa steroid
pada umumnya. Secara singkat proses biosintesanya adalah: asam asetat asam
lapisan tipis untuk meneteksi adanya glikosida atau aglikonnya. Reaksi legal,
Raymond, reagens kedde memberikan reaksi positif terhadap glikosida tipe
a. Reagensia Kedd
sama banyak, larutan 2% dari 3,5 dinitro asam benzoate dalam methanol dan
Dapat juga dibuat dengan melarutkan 1 gram 3,5 dinitro asam benzoate di
Reagens ini dengan kardenolida memberikan warna biru atau violet yang
b. Test Raymond
Larutan ini lalu ditambah 2 atau 3 tetes larutan KOH 20%. Timbulnya warna
violet yang kemudian berubah menjadi biru menyatakan reaksi positif. Reaksi
positif ini tergantung pada adanya gugusan metilen aktif (pada atom C-21 di
d. Test Tollens
perak.
pekat warna biru yang timbul setelah 2-5 menit menyatakan test positif. Gula
f. Test Xanhidrol
Warna merah terbentuk oleh gula-gula yang mempunyai gugus 2-desoksi bila
mengandung 1% HCl.
Warna biru atau Violet diperoleh bila glikosida kardioaktif dipanaskan dengan
Aglikon dari tipe skilarenin (dari glikosida scilla) member reaksi positif
dengan test ini yaitu timbulnya warna violet sampai biru, tetapi tipe aglikon
lain (dengan cincin A atau B yang tidak jenuh) tidak member reaksi positif.
Dengan sendirinya kolesterol dan stigmasterol member reaksi positif. Test ini
asetat anhidrit dan H2SO4 pekat dan biasanya positif dengan stanols tetapi
a. Jenuhkan chamber dengan 10 ml eluen yang terdiri dari campuran etil asetat
atas penangas air selama 10 menit. Dinginkan dan disaring. Uapkan filtrate
(1:1) v/v untuk ditotolkan pada lempeng silica gel GF 254, lalu dielusi. Deteksi
Untuk memperoleh sari kasar dari bahan tanaman, dengan cara penyarian baik
dengan alcohol atau campuran alcohol air, mungkin relative mudah, tetapi untuk
glikosida A dan B) dapat kehilangan glukosa dalam proses penyarian, karena aksi
dari enzim yang terdapat dalam tanaman yang mengandung glikosida perlu enzim
1. Mendidihkan bahan tanaman yang segar atau yang kering dalam air alcohol
Enzim yang sanggup memecah ikatan antara dua buah rare sugar atau ikatan
antara gula tersebut dan aglikon biasanya tidak terdapat di dalam tanaman dimana
terkandung glikosida yang bersangkutan atau mereka tidak aktif selama penyarian,
bila glukosa yang terdapat pada rantai ujung dari molekul glikosida ikatannya tidak
kuat apabila glikosida tersebut tidak mengandung glukosa semacam itu, prosedur
penyarian dengan bagan seperti di bawah ini dengan sedikit variasi telah
glikosida atau adanya gugusan yang penting, untuk membuat suatu modifikasi
terhadap prosedur yang ada misalnya glikosida dengan gugusan aldehida dalam
Banyak macam system pelarut yang telah digunakan dan berhasil baik untuk
kardioaktif. Metode yang telah secara luas digunakan untuk pemisahan baik
whatman no.1 yang telah diimpregnasi dengan campuran aseton formamid (3.1).
glikosida atau aglikon dibuat larutan dalam CHCl3. Ini dapat bervariasi dari 0
BAHAN TANAMAN
Cairan dibuang penyarian dengan beberapa campuran air, etanol (dari etanol konsentrasi
Untuk glikosida yang kelarutannya dalam untuk glikosida yang kelarutannya dalam air relative rendah
air lebih besar ; buat pH;6 rendah tetapi kelarutannya CHCl3 ttinggi
Cuci berturut-turut dengan eter, CHCL3, Suling hampa etanolnya. Lalu ekstraksi larutan air dengan
Fase air (mengandung glikosida) larutan Na2SO4 Cuci eksraksi CHCL3 dengan H2O HCl Na2Co3 2N
Yangg lebih polar (glikosida kmudian Glikosida yg kurang polar Glikosida dipisahkan secara
Elusi, 1. CHCL3
dengan etil asetat yang mngandung methanol dari 0,5-5% yg mengandung metanol
Untuk beberapa glikosida yang memerlukan sistem polar yang lebih kurang. Lebih cock
bila sebagai fase bergerak digunakan campuran CHCl3: Benzen (88;22) yang dijenuhi
formamind. Bagi glikosida yang lebih polar, campuran CHCl3 : benzene : butanol (88:12:5)
yang jenuh dengan formamid, juga telah digunakan dan hasilnya baik. Dengan sistem
CHCl3 formamid. Dengan teknik menurut biasanya pelarut bergerak sejauh 35-38 jam.
Reagensia Kedde juga telah digunakan sebagai penampak noda pad kromatografi kertas
dari kardenolida ini. Larutan 20% asam triklor asenta dalam etanol (mengandung 0,5-1%
kloranin-T), juga telah digunakan. Untuk mendeteksi glikosida pada kromatogram dapat
1. Benzene: etanol (7:3) telah digunakan untuk glikosida utama dari digitalis dan Quabain.
2. Etil asetat: piridin: H2O (15 : 1 : 4); untuk beberapa glikosida dari scilla dan digitoksin.
3. Netilen klorida: methanol : formamid (80 : 19 : 1), untuk beberapa glikosida utama dari
B. Sumber Glikosida
Digitalis atau Foxglove adalah daun yang dikeringkan dari Digitalis purpurea Linne
(Famili Schropulariaceae). Serbuk digitalis dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 60 o,
dengan syarat mengandung tidak kurang dari 0,3% kardenolida atau talk. Dihitung
sebagai digitoksin dimana FI IV memberikan syarat 100 mg daun digitalis setara dengan
berupa rantai linear dengan 3 gugus gula 2 digitoksi dan diakhiri dengan glukosa.
turut: digitoksin, gitoksin, dan gitaloksin. Sehingga komponen aktif bahan kering
peruraian lebih lanjut sampai aktifitasnya hilang sama sekali. Jadi, digitoksin,
gitoksin, dan gitaloksin adalah glukosida sekunder. Disamping itu ada glikosida
samping yang disebut digitalinum strospisid. Didalam daun digitalis purpurea juga
Daun menggulung atau pecahan daun. Helaian daun berbentuk bulat telur,
lebarnya 4 cm 11 cm dan bersatu dalam tangkai daun dengan helainan daun sama
lebar. Ujung daun tumpul, tepi daun tidak beraturan atau bergerigi, permukaan bawah
berbulu rapat, permukaan atas daun berkerut berbulu halus. Tulang daun tampakk
nyatas, membentuk jala, urat daun dan tulang daun utama melebar dan datar dan
tulang daun bawah berpangkal ke tengkai daun. Warna permukaan atas daun hijau
tua, permukaan bawah keabu-abuan karena bulu halus yang rapat, tulang daun yang
besar berwarna keunguan. Bila dikeringkan sedikit berbau, bila dibasahi memberikan
Mikroskopik
Epidermis atas rapat, dengan dinding sel antikrinal berombak, banyak rambut dan
tidak berstomata, epidermis bawah dengan dinding sel antikrinal berombak, banyak
stomata berbentuk lonjong dan banyak rambut biasanya tidak saling bertumpuk
sanpai dinding sel dalam, terutama dekat dengan tulang daun, klortenkim besar dari
selpaut selpalisade pendek dan beberapa selaput parenkim, dan banyak pembuluh-
pembuluh pada tulang daun dan tangkai daun lebih besar dengan pembuluh yang
tebal satu sel. Pada ujung daun bergerigi terdapat 1 atau 2 stomata air.
2. Digitalis Lanata Folium
Digitalis lanata atau Gresian Foxglove adalah daun yang dikeringkan dari Digitalis
lanata Enhart. Tanaman ini berasal dari Eropa bagian Tengah dan Selatan, familia
Isi:
Isinya simplisia kering kira-kira mengandung 1,5% glikosida total. Ekstrak yang
dengan digitalis purpurea tetapi digitoksisa yang paling dekat dengan glikosa terminal
terasetilasi. Ini menyebabkan hasil isolasi memiliki sifat Kristal dan mudah diisolasi.
Hidrolosis parsial yang terjadi pada glukosida selama proses pengeringan dan
digitalis purpurea.
tambahan gugus OH pada atom C12, diginatigenin dengan adanya gugus OH pada
atom C12 dan 16. Glikosida primer digitalis lanata adalah lanatosida A dan C.
lanatosida A banyak ditemukan pada daun muda. Seddang lanatosida C pada daun
yang lebih tua. Jumlah keduanya 50% dari glikosida total. Glikosida primer yang
asetil gitoxin, dan asetil digoxin. Untuk sekedar memberikan gamabaran dari digitalis
Bentuk-bentuk sediaan:
yang efeknya mirip dengan daun digitalis tetapi lebih cepat diserap dalam usus
digitalisasi pada proses penyambuhan fibrilasi atrial, dan gagal jantung kongestif.
Selanjutnya lanatosida C lebih sedikit lagi diserap disbanding digitoksin, tetapi sifat
kumulatifnya agak kurang. Dalam kurung waktu 10 tahun terakhir digoxin adalah
obat jantung yang paling banyak dipakai untuk mengobati gagal jantung kongestif
a. Digoksin
gagal jantung kongestif dan takiaritmia jantung. Range dosis lazim yaitu diawali
dengan dosis muatan yaitu 750 mikrogam sampai 1,5 miligram secara oral. Jika
diberikan intravena 500 mikrogam sampai 1,5 miligram sehari, dan 500mikrogam
sampai 2 miligram sehari secara intramaskular. Contoh sediaan patennya yaitu
Lanoxin, dan Davoxin. Injeksi Digoxin adalah larutan steril digoksin dalam
jantung sehingga tekanan vena berkurang dan akan mengurangi gejala bendungan.
Selain itu juga menyebabkan perlambatan denyut ventrikel dan fibrilasi dan flutter
atrium, namun pada dosis toksik dapat menimbulkan aritmia. Injeksi digoksin
dibuat dalam bentuk suspense, karena digoksin merupakan zat aktif yang tidak
larut dalam air. Agar larut dan stabil maka digunakan zat tambahan yaitu
rendah agar dapat bercampur dengan darah dan tidak menghambat aliran darah.
Zat pengisotonis tidak digunakan dalam sediaan ini karena volume sediaan
kecil yaitu 1 ml. zat pengawet juga tidak digunakan karena sediaan ini merupakan
terlebih dahulu agar ukuran partikelnya lebih kecil dan seragam sehingga lebih
Rute pemberian adalah secara intravena yang menimbulkan efek lebihn cepat
yang efeknya harus cepat selain itu pemberian intramuscular dapat menimbulkan
purourea Linne, Digitalis lanata Ehrh dan juga dari spesies digitalis yang lain
berbau, dan mempunyai serbuk mikrokristalin. Rasa dari digitoksin pahit, dan
praktis tidak larut dalam air, dan sangat mudah larut dalam alcohol.
jantung. Dosis oral lazim, intramuscular atau intravena diawali dengan 600
mikrogam, yang diikuti dengan dosis 200-400 mikrogam pada interval 3-6 jam.
c. Digitonin
Merupakan Kristal saponin yang diperoleh dari daun dan biji Digitalis
digitoksosa yang menyatu dengan suatu gugus asetil. Ini diperoleh dari
pemecahan residu glukosa dari lanatoside A (yang terjadi secara alami pada
Digitalis lanata). Asetil digitoksin juga sudah diisolasi dari Digitalis mertonensis.
Asetil digitoksin digunakan sebagai kardiotonik. Lama aktivitasnya yaitu berada
e. Lanatosida C
Diperoleh dari daun Digitalis lanata Ehrh (Famili Scrophulariaceae). Obat ini
sangat beracun. Obat ini digunakan pada pengobatan gagal jantung kongestif.
Dosis lazim secara oral yaitu 5-10 mg dan dosis pertahanannya yaitu 0,5-2 mg.
f. Deslanoside
berbentuk serbuk kristalin. Senyawa ini bersifat higroskopis, dapat menyerap air
hingga 7% jika dibiarkan pada udara bebas. Obat ini digunakan sebagai
kardiotonik dan sering digunakan untuk mendapatkan dosis muatan yang cepat.
Contoh onset aksisnya 10 sampai 30 menit. Efek maksimal yaitu 1 sampai 2 jam
dan waktu eliminasi 3 sampai 6 hari. Dosis lazim intramuscular atau intravena
3. Ouabain
Biji tanaman strophanthus sudah lama digunakan oleh orang Afrika sebagai racun
pada anak panah. Ini pertama kali diamati oleh Hendelot di Afrika dan oleh Livingstone
di Afrika Timur.
Ouabain digunakan sebagai acuan untuk standar pada pengujuian kadar kardiak
glikosida. Ouabain merupakan kardiak glikosida yang memberikan aksi paling cepat.
Digunakan secara intravena 250-500 mikrogram (dosis awal) untuk penanganan gagal
jantung akut kemudian diulang 100 mikrigam setiap satu jamdan maksimal 1 miligram
sehari. Onset aksinya yaitu 3-10 menit, efek maksimal 3-10 menit waktu eliminasi 24-48
jam.
4. Squill
Squill atau Squill Bulb terdapat pada potongan bulbus yang dikeringkan dari
macam glikosida kardioaktif yang secara prinsip satu, Scillaren A, yang terdiri dari dua
sampai tiga total pecahan glikosida. Satu kali hidrolisis senywa ini akan menghasilkan
Senyawa ini digunakan sebagai ekspektoran juga berperan dalam proses emetic,
Cosanly.
jantung, yang digunakan hanya bijinya dan ekstrak dari biji juga digunakan sebagai
racun panah.
Isi: S. gratus adalah glikosida gradus stropantin, glikosidaoubain yang terdapat pada
bagian kayu yang tumbuh di Afrika. Glikosidan sampingnya adalh sarmentosida yang
campuran glikosida yang memiliki aktifitas setara dengan 40% ouabain anhidrat.
Stropanthus juga mengandung minyak lemak 30%, terigonilin, kolin, risin (dammar) dan
lendir.
6. Convulareae Herba
Family: Liliaceae/Convulariaceae
Gambar Tanaman Convalaria majalis
7. Adonis Herba
Family: Ranunculaceae
8. Oleandri Folium
Family: Apocynaceae
Mengandung glikosida oleandri yang merupakan glikosida utama, odorsida A dan
adenerin. Dari semua isi glikosida, daun ini memiliki khasiat obat jantung adalh
oleandrin dan odorosiada A. glukosidadari daun ini mempunyai bagian gula glukosa,
9. Scillae Bulbus
Family: Liliaceae
Terdapat di Italia dan pulau Malta. juga digunakan sebagai obat jantung karena
mengandung inti steroid. Glikosidanya disebut skilaren A yang diambil dalam umbinya.
Helleborus viridis
Helleborus odorus
Family: Ranunculaceae
Heleborus niger Hekebirus viridis Heleborus odorus
heleborinpotensinya 20 kali lebih besar dari heleborinpotensinya 20 kali lebih besar dari
helebrigenin yang merupakn bufadienolida yang analog dengan strophantidin. Obat ini
Arnika chama
atsiri mengandung timol, timol metal eter dan azulen), tripterpen alcohol, lakton,
Penggunaan:
Digunakan sebagai obat luar dalam bentuk obat gosok, kompres dan salep yang
dioleskan pada kulit yang mengalami inflamasi, pembengkakan, dan memar sampai
menyembuhkan luka. Sebagai obat dalam digunakan dalam bentuk sediaan kombinasi,
tonikum, untuk jantung dan peredaran darah. Senyawa yang berkhasiat dalam arnica ini
adalah helenalin dan turunannya yaitu 11, 13-dihidrohelenalin yang memiliki khasiat
antiseptic dan antiflogistik yang kuat. Khasiat lainnya adalah analeptika pernapasan dan
sudah lama digunakan sebagai diuretic. Convallaria atau Lily-of-the-Valley Root adalah
rizoma dan akar yang dikeringkan dari tanaman Convallaria majalis Linne atau
glikosida kardioaktif. Contoh lain yaitu tanaman Apocynum cannabium atau Apocynum
cyanocannoside.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Glikosida kardioaktif adalah glikosida yang mempunyai aksi khas kuat terhadap otot-
otot, jantung, memperkuat tonus jantung menggiatkan dan menambah kontraksi jantung.
2. Struktur glikosida kardioaktif tersusun dari aglikon dan bagian gula. Aglikon
mempunyai struktur steroid dengan rangka karbon tetrasiklik yang pada umumnya
jenuh. Setiap glikosida jantung dapat mempunyai satu, dua, tiga atau empat unit
3.
B. SARAN
Disadari oleh penulis bahwa makalah yang telah disusun oleh penulis yang berjudul
Glikosida Kardioaktif jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran terhadap makalah yang bersifat membangun agar makalah yang dibuat dapat menjadi
lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain masyarakat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA