You are on page 1of 21

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393

Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009

PENGARUH FEE AUDIT, ROTASI KAP, DAN REPUTASI AUDITOR


TERHADAP KUALITAS AUDIT DI BURSA EFEK INDONESIA

Bambang Hartadi
bhartadi@yahoo.com
Universitas Teknologi Yogyakarta

ABSTRACT
This study aimed to analysis the effect of audit fee, auditor rotation, and reputation of audit firm. Based on
literature revie, it was hypothesized that audit fee, auditor rotation, and Reputation of audit firm have
significant effect on audit quality. The data was financial statement from manufacturing firmof LQ-45 from
2004-2010 year. The results of statistical tests using multiple linear regression, there are evidences that Fee
audit significant effect on audit quality, while the rotation and the reputation of the audit no significant effect on
audit quality. There are several reasons why rotation and reputation did not affect audit quality. First
possibility, caused by the reluctance of market participants to explore further whether the auditor who issued the
opinion on the audited financial statements had actually experienced the rotation or not. Second possibility,
market participants also never pay attention to whether the financial statements audited by an auditor who has a
certain reputation or not. There are many things that need to consider for future research. Basically the market
in Indonesia was largely considered capital gain, so it is less likely to use fundamental analysis (financial report)
for consideration by taking action to sell or buy shares. If the market does not consider fundamental analysis
exhibited significantly above, the actual market can also be said to be less attention to the audited (audit
opinion).
Keywords: Audit quality, audit fees, auditor rotation, auditor reputation

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh fee audit, rotasi KAP, dan reputasi auditor.
Didasarkan pada review literature, diduga bahwa variable fee audit, rotasi KAP, dan reputasi auditor
berpengaruh terhadap kualitas auditor. Data yang digunakan adalah laporan keuangan auditan dari
perusahaan manufaktur yang tergabung dalam LQ-45 mulai tahun 2004-2010. Pengujian dilakukan
dengan regresi. Dari hasil uji statistik terbukti bahwa: Fee audit berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit, sementara rotasi dan reputasi audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit. Kemungkinan yang pertama, disebabkan oleh keengganan pihak pelaku pasar untuk
mengeksplorasi lebih jauh apakah auditor yang mengeluarkan opini pada laporan keuangan auditan
benar-benar pernah mengalami rotasi atau tidak. Kemungkinan kedua, pelaku pasar juga tidak
pernah memperhatikan apakah laporan keuangan telah diperiksa oleh auditor yang memiliki reputasi
tertentu atau tidak. Ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan untuk penelitian kedepan. Pada
dasarnya pelaku pasar di Indonesia sebagian besar hanya mempertimbangkan capital Gain, sehingga
sangat kecil kemungkinan menggunakan analisis fundamental (laporan keuangan) sebagai bahan
pertimbangan melakukan tindakan jual atau beli saham. Apabila pasar tidak mempertimbangkan
secara signfikan atas analisis fundamental, sebenarnya pasar juga bisa dikatakan kurang
memperhatikan hasil auditan (opini auditor).
Kata kunci: Kualitas audit, biaya audit, rotasi auditor, reputasi auditor

PENDAHULUAN sional (profesional qualities) auditor inde-


Berdasarkan Standar Profesional Akun- penden, pertimbangan (judgment) yang
tan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan digunakan dalam pelaksanaan audit dan
auditor tersebut dapat berkualitas jika penyusunan laporan auditor. Lebih jauh
memenuhi ketentuan atau standar auditing. lagi menurut Coram at al (2008) kualitas
Standar auditing mencakup mutu profe- auditor adalah seberapa besar kemungkinan
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 85

dari seorang auditor menemukan adanya kan kepada akuntan publik, bukan kepada
unintentional/intentional error dari laporan kantor akuntan, dengan begitu, klien tak
keuangan perusahaan, serta seberapa besar perlu berpindah-pindah kantor akuntan.
kemungkinan temuan tersebut kemudian Menurutnya, di banyak negarapun pembata
dilaporkan dan dicantumkan dalam opini san kantor akuntan publik ditolak. Menurut
audit. Kualitas auditor tergantung pada dua Tuanakotta (2007) peraturan yang ditrans-
hal: (1) kemampuan teknikal dari auditor lasi dari Sarbanes Oaxley tersebut
yang terepresentasi dalam pengalaman seyogyanya diterapkan dengan sangat hati-
maupun pendidikan profesi, (2) kualitas hati. Karena pada dasarnya belum ada
auditor dalam menjaga sikap mentalnya. kajian yang komprehensif mengenai
Lebih lanjut pemerintah menerbitkan dampak diberlakukannya aturan tersebut.
Peraturan Menteri Keuangan No. Ada satu fenomena dimana dari
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan berbagai wacana, ternyata terbukti secara
Publik yang merupakan penyempurnaan empiris bahwa kualitas audit ternyata lebih
atas Keputusan Menteri Keuangan No. disebabkan oleh faktor fee audit, rotasi
423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06 auditor, dan juga reputasi auditor. Sehebat
/2003 dengan alasan demi menjaga kualitas apapun kemampuan teknikal auditor akan
auditor dengan cara melakukan pembata- sangat tergantung dari variabel eksternal
san masa pemberian jasa akuntan publik, lainnya yang mendasari pengambilan ke-
diharapkan akan mendapatkan reaksi putusan auditor dalam pemberian opini.
positif dari investor karena dampak positif Apabila kita mengacu pada dua keter-
dari meningkatnya kualitas auditor, tetapi gantungan atas definisi kualitas auditor di
disisi lain sejak Keputusan Menteri atas, maka sebenarnya sangat sulit untuk
Keuangan No. 423/KMK.06/2002 yang di- mengaitkan langsung antara kewajiban
rubah dengan KMK No. 359/KMK.06/2003 rotasi dengan kualitas auditor, tetapi utama
tentang Jasa Akuntan Publik merupakan nya pada poin kualitas, memang dimung-
KMK yang banyak mengundang perhatian kinkan bahwa kedekatan emosional yang
dan pro-kontra dari para akuntan praktisi terlalu lama akibat tenure yang panjang
karena pada KMK tersebut pertama kali antara auditor dan klien dapat meng-
diperkenalkannya pengaturan rotasi bagi akibatkan terganggunya kualitas tersebut
praktik Akuntan Publik di Indonesia. tetapi apabila auditor tetap menjaga sikap
Aturan pemerintah mengenai rotasi profesionalnya, maka tidak akan pernah
audit tersebut banyak menimbulkan terganggu kualitasnya walaupun auditor
perdebatan. Dharmasaputra dan Nafi (2007) tenure-nya lama tetapi pengaruh dari fee
menyatakan bahwa geger skandal akun- audit dan reputasi auditor banyak sekali
tansi dan laporan keuangan raksasa energi yang membuktikan bahwa kedua variabel
Amerika Serikat, Enron Corporation pada tersebut sangat mempengaruhi kualitas
2001 mendorong banyak negara memper- audit. Dari beberapa temuan riset
ketat aturan tentang kantor akuntan publik sebelumnya, ketiga variabel ini ternyata
(KAP). Salah satu wacana yang menyeruak memiliki pengaruh yang variatif. Ada
adalah perlu tidaknya mewajibkan rotasi beberapa diantaranya yang berpengaruh
kantor akuntan terhadap perusahaan yang signifikan, tetapi banyak juga diantaranya
diauditnya agar kualitas lembaga auditor yang tidak berpengaruh signifikan.
tetap terjaga. Hingga kini perdebatan masih Abdul et al. (2006) menemukan bukti
berlangsung namun sebagian besar negara bahwa fee memang secara signifikan
memandang aturan itu tak perlu amat. mempengaruhi kualitas audit. Hoitash et al.
Hanya sedikit yang mengadopsinya, (2007) menemukan bukti bahwa pada saat
termasuk Indonesia. Sementara itu menurut auditor bernegosiasi dengan manajemen
Adityasih (2007) pembatasan hanya dilaku mengenai besaran tarif fee yang harus
86 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

dibayarkan oleh pihak manajemen terhadap konservatisme dalam pelaporan keuangan,


hasil kerja laporan auditan, maka kemung menemukan bukti bahwa semakin lama
kinan besar akan terjadi konsesi resiprokal auditor tenure, akan semakin besar cost of
yang jelas akan mereduksi kualitas laporan debt yang harus ditanggung oleh peru
auditan. Tindakan ini jelas menjurus kepada sahaan. Dengan kata lain semakin lama
tindakan yang mengesampingkan profesi- auditor tenure akan mengakibatkan semakin
onalisme, dimana konsesi resiprokal tersebut kecil kualitas auditornya (kualitas auditor
akan mereduksi kepentingan penjagaan atas dalam penelitian ini diproksikan dengan
kualitas auditor. Dhaliwal et al. (2008) cost of debt. Meyer et al. (2007) menemukan
menemukan bukti bahwa fee audit secara bukti bahwa perusahaan akan menanggung
signifikan mempengaruhi kualitas audit equity risk premium yang lebih besar apabila
(independensi auditor). auditor tenure semakin lama. Nagy (2005)
Beberapa bukti riset terbaru banyak menemukan bukti bahwa auditor tenure
yang menyatakan bahwa auditor tenure berhubungan negatif dengan kualitas
tidak mempunyai suatu dampak yang auditor. Johnson et al. (2002) tidak menemu-
negatif terhadap kualitas auditor. Knechel kan bukti bahwa semakin lama auditor
dan Vanstraelen (2007) menemukan bukti tenure akan semakin menurunkan kualitas
bahwa tidak ditemukan perbedaan reaksi pelaporan keuangan. Chi (2009) menemu-
pasar atas auditor tenure maupun audit kan bukti bahwa rotasi auditor yang di-
switch, disamping itu, kualitas audit tidak gunakan untuk mengantisipasi auditor
terganggu oleh berapa lama hubungan yang tenure dapat meningkatkan kualitas laporan
terjalin antara auditor klien (auditor tenure). keuangan.
Sementara itu, Manry et al. (2008) mene- Beberapa penelitian yang mengguna-
mukan bukti bahwa auditor tenure akan kan Big 4 dan non Big 4 sebagai proksi atas
semakin meningkatkan kualitas auditor. reputasi kantor akuntan publik, menemu-
Justru sebaliknya pertukaran audit akan kan bukti bahwa, reputasi audit mempe-
meningkatkan biaya tambahan yang secara ngaruhi kualitas audit. (Law, 2008; Francis
tidak langsung harus ditanggung oleh dan Yu, 2009).
investor. Adapun menurut Ghosh dan Begitu banyaknya kontroversi hasil
Moon (2005) justru menemukan bukti riset mengenai hubungan Fee Audit, Rotasi
bahwa persepsi investor terhadap kualitas KAP, dan Reputasi Auditor Terhadap
laba akan semakin meningkat ketika auditor Kualitas Audit di dunia, disamping itu ma-
tenure semakin lama. Carcello dan Nagy sih jarangnya riset yang menguji hubungan
(2004) justru menemukan bukti bahwa audit dari berbagai variabel di atas di Indonesia,
fraud akan semakin banyak ditemukan pada menjadi satu atensi tersendiri apabila
auditor tenure yang pendek apabila dihubungkan dengan efektifitas pember-
dibandingkan dengan auditor tenure yang lakuan Peraturan Menteri Keuangan No.
panjang. Myers et al. (2003) juga menemu- 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
kan bukti bahwa kualitas laba akan semakin Publik yang merupakan penyempurnaan
meningkat ketika auditor tenure semakin atas Keputusan Menteri Keuangan No.
lama. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06
Sementara itu, ada beberapa bukti riset /2003.
terbaru yang membuktikan bahwa auditor Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
tenure berdampak negatif terhadap kualitas dalam penelitian ini akan diuji pengaruh
auditor. Mai et al. (2008) menemukan bukti dari: (1) fee audit terhadap kualitas audit,
bahwa semakin lama auditor tenure, semakin (2) rotasi audit terhadap kualitas audit, (3)
menurun kualitas auditornya. Mansi et al. Reputasi audit terhadap kualitas audit.
(2004) menemukan bukti bahwa auditor
tenure yang semakin lama akan mengurangi
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 87

Adapun secara khusus hasil pengujian demikian, Coase (1937) dan Williamson
ini akan sangat bermanfaat untuk kepenti- (1975) membedakan perusahaan dari pasar.
ngan praktek, otoritas pembuat aturan Mereka memusatkan perhatian pada pema-
(BAPEPAM) maupun standard profesi haman mengapa aktivitas tertentu terjadi di
akuntan publik (IAI), dapat digunakan se- dalam batas-batas perusahaan sementara
bagai bahan acuan dalam mengidentifikasi yang lain dilakukan di luar. Model transaksi
apakah kebijakan rotasi auditor memang biaya organisasi sebagaimana yang diung-
efektif digunakan sebagai alat untuk kapkan oleh Coase (1937) menyatakan bah-
menjaga kualitas auditor, sedangkan secara wa perusahaan membuat keputusan untuk
teoritis, hasil dari penelitian ini dapat meminimalkan biaya produksi gabungan
digunakan sebagai bahan acuan apakah dan tata kelola organisasi, sedangkan pasar
rotasi audit dapat mereduksi kualitas adalah koordinasi sistem ekonomi dengan
auditor. mekanisme harga. Koordinasi terjadi mela-
lui serangkaian transaksi pertukaran di
TINJAUAN TEORETIS pasar. Koordinasi tersebut dimaksudkan
Kewajiban Rotasi Dalam Perspektif Teori untuk mencapai pada harga yang kompe-
Agensi (Agency Theory) titif untuk menentukan keputusan pro-
Teori Agensi diawali dari wawasan duksi. Karena itu tidak ada organisasi pusat
dasar theory of the firm dari Coase (1937) bahwa perintah produksi tapi serangkaian
menggambarkan keberadaan perusahaan. transaksi antara pembeli dan penjual.
Dimulai dengan review literatur yang Mereka melakukan kontrak negosiasi di
mendasari teori agensi dan kemudian me- mana semua pihak diasumsikan untuk
lanjutkan ke pembahasan menyeluruh dari bertindak demi kepentingan diri sendiri.
teori itu sendiri. Dalam bab ini, akan Coase (1937) menyimpulkan dengan
diuraikan tentang teori keagenan, asumsi, mengatakan bahwa ukuran perusahaan
sifat dan aplikasi. adalah bergantung pada biaya dalam
The Theory of The Firm menggunakan mekanisme harga, dan biaya
Teori perusahaan (theory of the firm) organisasi lainnya yang ditanggung organi-
pada dasarnya bertujuan untuk menjawab sasi, sedangkan dalam sudut pandang
pertanyaan-pertanyaan berikut: Williamson (1975), ukuran perusahaan ter-
1. Keberadaan: mengapa perusahaan gantung dari biaya delegasi (sebagai ukuran
muncul, mengapa tidak semua tran- sebuah peningkatan hirarki birokrasi peru-
saksi dalam perekonomian dimediasi sahaan), dan ketidakmampuan untuk me-
oleh pasar? replikasi insentif bertenaga tinggi dari sisa
2. Batas: kenapa terdapat batas antara pendapatan dari pemilik organisasi. Pen-
perusahaan dan pasar ? Transaksi yang dapat Coase (1937) inilah yang melandasi
dilakukan secara internal dan mana munculnya teori Agensi.
yang dinegosiasikan ke pasar? Teori Biaya Transaksi (Transaction cost
3. Organisasi: mengapa perusahaan ter- Theory)
struktur sedemikian rupa? Teori Biaya Transaksi mencoba untuk
4. Heterogenitas tindakan perusahaan menjelaskan mengapa perusahaan ada, dan
apa yang mendorong berbagai tindakan mengapa perusahaan memperluas sumber
dan kinerja perusahaan? kegiatan terhadap lingkungan eksternal.
Pada dasarnya, Coase (1937) dan Teori biaya transaksi mengasumsikan
Williamson (1975) secara fundamental men- bahwa perusahaan berusaha untuk me-
jelaskan mengenai transaksi, koordinasi dan minimalkan biaya sumber.
biaya kontrak yang mendasari keberadaan
perusahaan dan kehadiran pasar. Dengan
88 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

Teori Agensi mengakui adanya konflik kepentinganan


Menurut Jensen dan Meckling (1976), tara berbagai pihak, tetapi dalam sisi gaga-
Hubungan agensi didefinisikan sebagai san bahwa satu pihak akan berusaha untuk
kontrak antara prinsipal dan agen. Proses memperoleh quasi-rents dari pihak lain
ini melibatkan pendelegasian sebagian setelah kontrak telah dimulai. table 1 adalah
kewenangan pengambilan keputusan ke- diagram umum menjelaskan Teori Agensi .
pada agen. Menurut Jensen dan Meckling
Teori Agensi VS Teori Biaya Transaksi
(1976), jika Prinsipal dan Agen adalah utility
Menurut Akdere dan Azevedo (2006),
maximizers, maka ada kesempatan yang
asumsi perilaku mendasar dari kedua teori
lebih besar untuk setiap pihak untuk
ini adalah oportunisme. Perbedaan dasar
memaksimalkan kepentingan sendiri. Da-
sudut pandang antara Teori Biaya Transaksi
lam hal ini teori agensi akhirnya banyak
dengan teori agensi terdapat pada pene-
menghubungan dengan permasalahan kon-
kanan bahwa Teori Biaya Transaksi
flik kepentingan yang mungkin muncul dari
menekankan pada transaksi atau kontrak,
hubungan kontraktual dari kedua belah
sedangkan untuk Teori agensi menekankan
pihak dimana pada hakekatnya kedua nya
pada proses kontrak. Oleh karena itu
memiliki akuisisi informasi yang berbeda.
menurut Shapiro (2005) Teori agensi me-
Menurut Eisenhardt (1989), teori agensi
mandang kontraktor terutama dari pers-
mengakui adanya konflik kepentingan dan
pektif exante (yaitu penyelarasan kepen
menggabungkan unsur alienability dan me-
tingan masing-masing pihak dalam kon-
nunjukkan bahwa multiperson, insentif
trak), sedangkan Teori Biaya Transaksi
informasi, asimetris, serta pentingnya koor-
memandang kontraktor dari perspektif ex
dinasi dalam memahami bagaimana organi-
post (hasil itu sendiri dan resolusi konflik).
sasi beroperasi. Teori biaya transaksi juga

Tabel 1
Theory Overview

Theory Overview
Main Idea Principal-Agent relationships should reflect efficient organization of
information and risk-bearing costs
Unit Of Analysis Contract between Principal and Agent
Key Human Assumptions Self Interest
Bounded rationality
Risk aversion
Organizational Assumptions Partial goal conflict among Participants
Efficiency as the effectiveness criterion
Information asymmetry between principal and agent
Key Information Assumption Information as a purchasable commodity
Contracting Problem Agency (moral hazard and adverse selection)
Risk Sharing
Problem Domain Relationships in which the principal and agent have partly differing
goals and risk preferences (e.g. compensation, regulation, leadership,
impression management, whistle blowing, vertical integration,
transfer pricing)
Sumber: Eisenhardt (1989
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 89

Fokus pada kontrak dan kontraktor mana pihak-pihak yang melakukan hubu-
adalah fitur yang paling berbeda dari teori ngan kontrak dapat mendesain kontrak
agensi Alvarez-Dardet dan Capelo (2003). yang tujuannya untuk meminimalisir cost
Perusahaan ini dianggap sebagai per- sebagai dampak adanya informasi yang
hubungan kontrak dan kontrak ini di- tidak simetris dan kondisi ketidakpastian.
laksanakan dengan tujuan untuk memasti- Sebuah masalah keagenan terjadi ketika
kan bahwa semua pihak, bertindak atas kepentingan pemegang saham, dewan
kepentingan diri sendiri, dimana pada saat direksi dan atau manajemen perusahaan
yang sama termotivasi untuk memaksimal- tidak sama. Pada perusahaan publik, ada
kan nilai organisasi Alvarez-Dardet dan berbagai individu yang berkepentingan
Capelo (2003). dengan kinerja perusahaan. Para manajer
Pandangan ini membedakan dari Teori dan eksekutif yang menjalankan perusa-
agensi ekonomi klasik dan neoklasik di haan sehari-hari, para pemegang saham
mana kekuatan pasar dianggap sebagai yang memiliki saham, dan dewan direksi
mekanisme disiplin dari pengusaha yang yang mengawasi pengembangan usaha
mengelola perusahaan Alvarez-Dardet dan perusahaan. Semua pihak tersebut mungkin
Capelo (2003). memiliki tujuan yang berbeda tentang ba-
Sebaliknya, teori agensi menganggap gaimana bisnis dapat dijalankan, karena
bahwa sistem kontrak tertulis dan tidak masing-masing entitas memiliki kepenti-
tertulis yang rumit merupakan mekanisme ngan dalam perusahaan, masalah keagenan
disipliner yang efektif bagi individu yang terjadi ketika ada konflik antara mereka.
berbeda, khususnya pemilik dan agen Biaya agensi adalah istilah dalam ilmu
pengambilan keputusan (Landier dan ekonomi yang digunakan untuk meng-
Thesmar, 2009). identifikasi biaya yang ditimbulkan oleh
Teori agensi, khususnya yang di- sebuah bisnis atau jenis organisasi sebagai
kembangkan oleh Jensen dan Meckling bagian dari proses menangani isu seperti
(1976), juga merupakan salah satu teori asimetri informasi dan perbedaan dalam
awal untuk mengatasi implikasi perilaku tujuan maupun sasaran manajemen dan
dari pelaku ekonomi di lingkungan peru- pemegang saham. Gagasan di balik muncul
sahaan, yang sering dibutuhkan tetapi nya biaya agensi adalah upaya untuk
diabaikan oleh teori neoklasik. Teori agensi mengidentifikasi dampak perbedaan-per-
adalah langkah menuju pemahaman black bedaan dalam tujuan dan aliran informasi
box yang disebut 'individu'. antara agen atau manajer dengan para
pemegang saham pada profitabilitas ke-
Agency Theory dan Permasalahan Agensi
seluruhan organisasi.
Dalam artikelnya, Jensen dan Meckling
Teori agensi berusaha untuk menjawab
(1976) menggambarkan hubungan agensi
masalah agensi yang terjadi yang di-
sebagai suatu kontrak (implisit maupun
sebabkan karena pihak-pihak yang saling
eksplisit) di mana satu orang atau lebih
bekerjasama memiliki tujuan yang berbeda.
(prinsipal) melibatkan orang lain (agen),
Menurut Eisenhardt (1989), teori agensi
untuk mengambil tindakan yang me-
ditekankan untuk mengatasi dua per-
libatkan delegasi dari beberapa otoritas
masalahan yang dapat terjadi dalam
pengambilan keputusan kepada agen. Yang
hubungan agensi. Pertama, adalah masalah
disebut dengan prinsipal adalah pihak yang
agensi yang muncul dimana prinsipal dan
memberikan mandat kepada agen, sedang-
agen memiliki kepentingan yang saling
kan yang disebut dengan agen adalah pihak
berlawanan, sedangkan disisi lain terjadi
yang mengerjakan mandat dari prinsipal.
informasi asimetri, dan merupakan hal yang
Tujuan utama teori agensi (agency
sulit bagi prinsipal untuk melakukan
theory) adalah untuk menjelaskan bagai-
verifikasi apakah agen telah melaksanakan
90 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

mandat sesuai dengan keinginan prinsipal. kedua agen dan principal. Artinya, agen
Kedua, adalah masalah pembagian resiko memiliki beberapa informasi yang berharga
yang timbul dimana prinsipal dan agen tetapi tidak tersedia ke pasar. Jensen dan
memiliki sikap yang berbeda terhadap Meckling (1976) menyatakan jika agen
risiko. diasumsikan memaksimalkan utilitas-nya,
maka ada alasan kuat untuk percaya bahwa
Asimetri Informasi dan Konflik Kepenti-
ngan agen akan menggunakan kejadian asimetri
informasi tersebut untuk kepentingan
Asimetri Informasi mereka sendiri. Hal Ini akan menciptakan
Dalam teori ekonomi dan teori kontrak, konflik kepentingan antara para pihak
yang dimaksud dengan informasi asimetri principal agen pada dua asumsi
adalah kondisi dimana satu pihak memiliki fundamental. Pertama, principal dan agen
informasi lebih banyak atau lebih baik dari berperilaku sesuai dengan kepentingan diri
yang lain. Hal ini menciptakan ketidak- mereka sendiri dan kedua, masing-masing
seimbangan kekuatan dalam transaksi. De peserta dalam kegiatan perusahaan rasional
ngan kata lain contoh masalah ini adalah mampu membuat ekspektasi yang tidak
adverse selection dan moral hazard. biasa tentang kekayaan masa depan mereka
Permasalahan informasi asimetri ini banyak menurut (Shapiro, 2005; Akdere dan
diteliti pada topik penelitian mengenai Azevedo, 2006; serta Jankovic, 2009), konflik
masalah principal agent. kepentingan yang digabungkan dengan
Model Asimetri Informasi perilaku rasionalis mementingkan diri
Model asimetri informasi meng- sendiri akan mengakibatkan keputusan
asumsikan bahwa setidaknya salah satu bisnis yang suboptimal.
pihak memiliki informasi yang relevan Christensen (2010) dalam penelitian-
sedangkan pihak lain tidak. Dalam model nya menganalisis manfaat dari kebijakan
adverse selection, salah satu pihak diasum- akuntansi dan kerangka kerja konseptual
sikan tidak memberikan informasi secara menggunakan pendekatan informasi ekono-
jelas ketika bernegosiasi atas kontrak yang mi yang memungkinkan pertimbangan
disepakati, sedangkan dalam moral hazard ketidakpastian, agen ganda, permintaan
salah satu pihak diasumsikan tidak me- informasi, dan banyaknya sumber infor-
miliki informasi tentang kinerja yang telah masi, dalam hasil analisisnya, peneliti ini
disepakati dalam kontrak atau tidak me- menyimpulkan bahwa himpunan karakte-
miliki kemampuan untuk bertindak apabila ristik kualitatif yang biasanya terkandung
terjadi pelanggaran perjanjian kontrak. dalam kerangka konseptual, kandungan
informasinya tidak memadai pengguna
Konflik Kepentingan informasi akuntansi. Bias yang timbul
Secara umum, konflik kepentingan pakibat pengelolaan informasi akuntansi
dapat didefinisikan sebagai suatu situasi di belum tentu tidak dimunculkan secara tidak
mana seorang individu atau perusahaan sengaja oleh manajemen, dan hal itu tidak
(baik swasta maupun pemerintah) berada diatur secara jelas dalam standard akun-
dalam posisi mengeksploitasi kapasitas tansi. Ketidakjelasan aturan ini menyedia-
profesional dalam beberapa cara untuk kan insentif bagi manajemen untuk ber-
kepentingan pribadi atau perusahaan tindak secara bebas sesuai keinginannya.
bersangkutan. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi
Bukti empiris adanya hubungan investor akibat dari bias informasi tersebut.
informasi asimetri dan konflik kepen- Dalam analisisnya, peneliti juga menyimpul
tingan. Aspek teori agensi dibahas sejauh kan bahwa informasi akuntansi secara
ini telah membuat asumsi bahwa informasi inheren terlambat dibandingkan dengan
tidak dapat didistribusikan secara merata ke sumber informasi lain, walaupun secara
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 91

positif lebih tepat waktu dibandingkan Anandarajan et al. (2008) menyatakan


dengan sumber informasi lainnya. bahwa SOX dapat digunakan untuk
He et al. (2009) dalam penelitiannya memberikan proteksi yang lebih baik bagi
berdasarkan perspektif teori agensi, terbukti investor dengan cara meningkatkan tata
bahwa perusahaan induk yang memiliki kelola perusahaan dan meningkatkan
perusahaan anak yang terestrukturisasi kualitas auditor secara spesifik menyatakan
cenderung negatif dalam jangka panjang, bahwa sejalan dengan yang dimaksudkan
akibat dari insentif manajer perusahaan dalam SOX, perhatian serius dari Public
anak yang terestrukturisasi yang cenderung Companies Accounting Oversight Board
mementingkan diri sendiri. Salah satu (PCAOB) terhadap pelaksanaan standard
insentif manajer perusahaan anak yang etika auditor akan meningkatkan kualitas
sangat merugikan adalah dengan cara auditor. Dalam perspektif teori agensi, SOX
membayar sendiri paket kompensasi yang dapat membantu mengendalikan perilaku
lebih besar bagi dirinya sendiri ketika peru- auditor agar sesuai dengan kehendak badan
sahaan anak direstrukturisasi. Hal ini jarang regulatiori yang bertindak sebagai principal.
sekali terdeteksi oleh perusahaan induk Miller (2008) menemukan bukti bahwa SOX
karena manajer perusahaan anak memiliki dan termasuk didalamnya mandatori dalam
informasi lebih detil dan akurat mengenai perotasian KAP dapat mengurangi agency
kondisi perusahaan anak daripada yang cost, sebaliknya dalam penelitian Staikouras
dimiliki oleh pengambil keputusan peru- (2007), tidak menemukan bukti bahwa
sahaan induk. regulasi mengenai ketatakelolaan mempe-
Fung et al. (2009) menemukan bukti ngaruhi agency cost pada industri perbankan
bahwa akuisisi berbasis nilai pasar dapat di Yunani. Nieschwietz dan Woolley (2009)
memberikan informasi yang menyesatkan justru menemukan bukti bahwa SOX dapat
ketika manajer terlibat dalam akuisisi meningkatkan kepercayaan proses audit
oportunistik demi alasan kepentingan diri dengan meningkatnya persepsi kualitas
sendiri. Sedangkan temuan lainnya, apabila investor terhadap auditor bersangkutan.
tata kelola perusahaan bersangkutan ku- Fallon (2005) menyatakan bahwa regulasi
rang baik, maka akuisisi berbasis nilai pasar yang memandatkan rotasi auditor dapat
justru memperburuk masalah keagenan meningkatkan perilaku etis auditor,
pihak pengakuisisi dengan terakuisisi. sehingga agency cost bisa direduksi secara
signifikan.
Optimalisasi Hubungan Prinsipal-Agen
Antara Badan Regulatory-Auditor Yu (2010) dalam penelitiannya mene-
Miller (2009) menyatakan bahwa dalam mukan bukti bahwa efektivitas tatakelola
perspektif teori agensi, hubungan principal- perusahaan memiliki dampak positif pada
agen antara regulator-auditor akan optimal tingkat penilaian analis. Temuan lainya
apabila terdapat regulasi yang jelas, agar antara lain ketika badan regulator mem-
mampu mengendalikan perilaku agen berikan pemantauan yang memadai sehubu
sedemikian rupa supaya sesuai dengan ngan dengan tatakelola perusahaan dan
mandat yang diberikan oleh badan kualitas auditor, maka persepsi analis
regulatori sebagai pihak prinsipal. Dalam terhadap kinerja perusahaan juga akan
penelitiannya, Miller (2009) menemukan meningkat secara positif.
bukti bahwa Sarbanes Oaxley Act (SOX) Dari perspektif optimalisasi hubungan
sebagai satu bentuk output regulasi yang prinsipalagen di atas, pemerintah Indonesia
mampu memoderasi optimalisasi hubungan sudah berusaha menerbitkan Peraturan
principalagen antara regulator-auditor da- Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008
lam mengoptimalkan kualitas auditor seba- yang membatasi masa pemberian jasa
gaimana yang dikehendaki oleh regulator. akuntan publik. Tujuan dari peraturan
Menteri Keuangan ini adalah untuk men-
92 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

jaga independensi auditor yang nantinya Pasal 3


akan sangat berpengaruh terhadap kualitas (1) Pemberian jasa audit umum atas
audit itu sendiri. Hal ini juga diharapkan laporan keuangan dari suatu entitas
akan meningkatkan kepercayaan investor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
maupun publik terhadap laporan audit ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP
yang dikeluarkan, yang merupakan acuan paling lama untuk 6 (enam) tahun buku
penting bagi investor dalam pengambilan berturut-turut dan oleh seorang
keputusan investasi. Akuntan Publik paling lama untuk 3
(tiga) tahun buku berturut-turut.
Pembatasan Masa Pemberian Jasa Bagi
(2) Akuntan Publik sebagaimana di
(Auditor Tenure) Akuntan Publik di
maksud pada ayat (1) dapat menerima
Indonesia
Auditor tenure adalah lamanya waktu kembali penugasan audit umum untuk
auditor tersebut secara berturut-turut telah klien sebagaimana dimaksud pada ayat
melakukan pekerjaan audit terhadap suatu (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak
perusahaan. Dalam terminologi Peraturan memberikan jasa audit umum atas
Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 laporan keuangan klien tersebut.
auditor tenure identik dengan masa (3) Jasa audit umum atas laporan keuang-
pemberian jasa bagi akuntan publik. an dapat diberikan kembali kepada
Menteri Keuangan RI pada tanggal 5 klien yang sama melalui KAP sebagai-
Pebruari 2008 menerbitkan Peraturan mana dimaksud pada ayat (1) setelah 1
Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 (satu) tahun buku tidak diberikan
tentang Jasa Akuntan Publik yang melalui KAP tersebut.
merupakan penyempurnaan Keputusan (4) Dalam hal KAP yang telah menyeleng-
Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 garakan audit umum atas laporan
dan No. 359/KMK.06/2003 yang dianggap keuangan dari suatu entitas melakukan
sudah tidak memadai. perubahan komposisi Akuntan Publik-
Dalam Peraturan Menteri Keuangan nya, maka terhadap KAP tersebut tetap
tersebut terdapat pokok-pokok penyempur- diberlakukan ketentuan sebagaimana
naan peraturan mengenai pembatasan masa dimaksud pada ayat (1).
pemberian jasa bagi akuntan, laporan (5) KAP yang melakukan perubahan
kegiatan, dan asosiasi profesi akuntan komposisi Akuntan Publik yang meng-
publik. Khususnya hal yang berhubungan akibatkan jumlah Akuntan Publiknya
dengan pembatasan masa pemberian jasa 50% (lima puluh per seratus) atau lebih
bagi akuntan publik, terdapat perubahan berasal dari KAP yang telah menyeleng
dimana sebelumnya Keputusan Menteri garakan audit umum atas laporan
Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. keuangan dari suatu entitas, diberlaku-
359/KMK.06 /2003 menyatakan KAP dapat kan sebagai kelanjutan KAP asal
memberikan jasa audit umum paling lama Akuntan Publik yang bersangkutan dan
untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut tetap diberlakukan pembatasan penye-
kemudian dalam Pasal 3 Peraturan Menteri lenggaraan audit umum atas laporan
Keuangan No. 17/PMK.01/2008 diubah keuangan sebagaimana dimaksud pada
menjadi 6 (enam) tahun buku berturut- ayat (1).
turut. (6) Pendirian atau perubahan nama KAP
Berikut ini isi dari Pasal 3 dalam yang komposisi Akuntan Publiknya
Peraturan Menteri Keuangan No. 50% (lima puluh per seratus) atau lebih
17/PMK.01/2008 tersebut : berasal dari KAP yang telah
menyelenggarakan audit umum atas
laporan keuangan dari suatu entitas,
diberlakukan sebagai kelanjutan KAP
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 93

asal Akuntan Publik yang ber- yang nantinya akan dikeluarkan, padahal
sangkutan dan tetap diberlakukan pekerjaan audit belum dilakukan. Boon et al.
pembatasan penyelenggaraan audit (2008) dalam penelitiannya menggunakan
umum atas laporan keuangan sebagai- pendekatan survei kuesioner dilakukan dari
mana dimaksud pada ayat (1). 235 NSW keuangan dewan lokal dan 35
profesional auditor internal dewan lokal
Profesionalisme audit (kualitas auditor) pada Mei 2006. Hasil analisis dalam pene-
Kualitas merupakan komponen profesi- litian ini menemukan bukti bahwa Atribut
onalisme yang benar-benar harus diper- yang paling penting dalam mengevaluasi
tahankan oleh akuntan publik profesional. kualitas layanan audit adalah keahlian,
Independen disini berarti akuntan publik pengalaman, kompetensi teknis, kualitas,
lebih mengutamakan kepentingan publik di standar etika dan due care, sedangkan atri-
atas kepentingan manajemen atau kepen- but yang penting lainnya ditemukan bukti
tingan auditor itu sendiri dalam membuat tidak signifikan, diantaranya skeptisisme,
laporan auditan. Oleh sebab itu, keberpi- kese garan perspektif, ukuran perusahaan
hakan auditor dalam hal ini seharusnya audit, dan jasa non-audit. Terdapat konsis-
lebih diutamakan pada kepentingan publik tensi dalam temuan dengan konteks
(IAI, 2001). compulsory audit tendering (CAT).
Hoitash et al. (2007) dengan meng- Carrera et al. (2007) menemukan bukti
gunakan sampel terdiri dari 21.522 sampel dari surveynya bahwa lebih dari separo
pengamatan untuk perusahaan-perusahaan negosiasi auditor-klien sangat mempenga-
yang melaporkan data biaya audit dan non- ruhi kualitas laporan auditan. Berarti secara
audit untuk tahun fiskal 2000-2003. Data ini tidak langsung tindakan tidak etis dari
diperoleh dari Standard dan Poor's proses negosiasi akan mereduksi kualitas
Database. Dalam penelitiannya Hoitash et auditor dalam membuat opini atas laporan
al. (2007) menemukan bukti bahwa pada keuangan klien.
saat auditor bernegosiasi dengan mana- Coram et al. (2008) menemukan bukti
jemen mengenai besaran tarif fee yang bahwa ketika negosiasi antara auditor-klien
harus dibayarkan oleh pihak manajemen berdasarkan standard minimal yang seha-
terhadap hasil kerja laporan auditan, maka rusnya dipenuhi dari Standar Pelaporan
kemungkinan besar akan terjadi konsesi Akuntan Publik (SPAP), maka kemung-
resiprokal yang jelas akan mereduksi kinan besar negosiasi akan berjalan sangat
kualitas laporan auditan. Tindakan ini jelas alot dan bargaining position dari auditor itu
menjurus kepada tindakan yang mengesam- sendiri apabila bersikukuh mempertim-
pingkan profesionalisme, dimana konsesi bangkan standard minimal yang seharus-
resiprokal tersebut akan mereduksi kepen- nya berdasarkan SPAP akan melemah dan
tingan penjagaan atas kualitas auditor. kemungkinan besar demi mempertahankan
Disamping itu temuan lainnya menyatakan kelangsungannya dalam mendapatkan
bahwa terdapat hubungan negatif yang klien, auditor akan cenderung untuk
signifikan secara statistik antara total fee mereduksi standar pelaporannya. Tindakan
audit dan kedua proxy kualitas auditor. seperti ini jelas sangat bertentangan dengan
Boon et al. (2008) menemukan bukti profesionalisme audit. Coram et al. (2008)
bahwa ketidak etisan perilaku negosiasi menyatakan bahwa perbedaan yang
mengakibatkan keluaran dari negosiasi signifikan dalam persepsi tentang tindakan
yang berupa laporan keuangan akan sangat Reduced Audit Quality Acts (RaQ)
mudah diprediksikan hasilnya. Dengan kata berkaitan dengan kemungkinan besarnya
lain sebenarnya negosiasi tersebut akan efek dan konsekuensi yang ditemukan.
menghasilkan konsesi resiprokal yang pada Hasil lainnya menunjukkan bahwa
ujungnya sudah mengarah pada opini apa tindakan RaQ berbeda dalam hal intensitas
94 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

moral mereka, dan dengan demikian individu-individu yang melakukan fraud


keputusan untuk melakukan perilaku RaQ memiliki sikap yang memungkinkan
mungkin hanya didasari masalah isu- mereka untuk merasionalisasi fraud.
kontingen. Studi empiris terdahulu mem- Epstein dan Geiger (1994) dalam
berikan bukti pendukung untuk Jones surveynya menunjukkan bukti bahwa 70%
'model dengan menunjukkan bahwa, dalam investor percaya audit seharusnya mem-
konteks audit, faktor-faktor intensitas moral berikan jaminan mutlak bahwa tidak ada
berbeda dengan masalah moral. salah saji material atau fraud dalam laporan
Peecher dan Piercey (2008) dalam keuangan.
eksperimennya dengan menggunakan Coram et al. (2008) juga men-
mahasiswa akuntansi sebanyak 933 subyek, definisikan kualitas auditor merupakan
menggunakan pendekatan Prospect Theory seberapa besar kemungkinan dari seorang
untuk menghipotesiskan kondisi dimana auditor menemukan adanya unintentional/
individuals judgments of auditor negligence intentional error dari laporan keuangan
mengandung outcome effects dan reverse perusahaan, serta seberapa besar kemung-
outcome bias. Peecher dan Piercey (2008) kinan temuan tersebut kemudian dilapor-
menemukan bukti bahwa model teoritis kan dan dicantumkan dalam opini audit-
untuk individual judgment, dari kelalaian nya. Coram et al. (2008) juga menyatakan
auditor (auditor negligence) seyogyanya lebih bahwa rendahnya kualitas informasi akun-
memperhitungkan kondisi-kondisi di mana tansi biasanya mengakibatkan konsekuensi
hasil reverse bias atau cenderung bias ekonomi yang serius, dan yang lebih buruk
diperoleh. lagi, akan memicu fraud manajemen yang
Menurut Government Accountability lebih besar dikemudian hari. Dalam hal ini
Office, kualitas audit adalah kondisi dimana tergambar betapa pentingnya peran audit
audit dilakukan sesuai dengan standar yang berkualitas dalam mereduksi fraud.
auditing agar memberikan keyakinan Secara teoritis, kualitas tinggi dari audit
memadai bahwa laporan keuangan yang harus mampu mengendalikan kemung-
diaudit dan pengungkapan yang terkait,: (1) kinan munculnya fraud, dan sebaliknya,
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi pengendalian yang baik terhadap fraud
yang berlaku umum (SAK) dan (2) tidak dapat membantu meningkatkan kualitas
salah saji material, baik karena kesalahan audit.
atau fraud. Silver et al. (2008) menyatakan bahwa
Menurut Ong-Siong (2004), SAS 99 perlu ditekankan lebih lanjut mengenai
mendefinisikan fraud sebagai tindakan dise- tanggung jawab komite audit untuk
ngaja yang menghasilkan salah saji material melakukan pencegahan, deteksi, dan
dalam laporan keuangan. Ada dua jenis koreksi terhadap munculnya fraud, apabila
fraud yang perlu diwaspadai, diantaranya: tanggungjawab komite audit tersebut
(a) salah saji yang timbul dari kecurangan berjalan dengan baik, maka kemungkinan
pelaporan keuangan (misalnya pemalsuan besar akan membantu menjaga kualitas
catatan akuntansi) dan (b) salah saji yang audit eksternal dimasa yang akan datang.
timbul dari penyalahgunaan aset (misalnya McKee (2010) dalam laporannya
pencurian aset). Fraud umumnya muncul menyatakan bahwa Para CEO dari enam
ketika ada tiga hal berikut ini: Pertama, ada perusahaan audit internasional merasa
insentif atau tekanan yang memberikan bahwa upaya deteksi fraud saat ini kurang
alasan untuk melakukan fraud. Kedua, ada memadai. Mereka menyatakan bahwa ada
peluang bagi fraud yang akan dilakukan sebuah kesenjangan ekspektasi ketika
(misalnya tidak adanya kontrol, kontrol muncul fraud material dengan kemampuan
tidak efektif, atau kemampuan manajemen auditor untuk mengungkap hal itu dengan
untuk mengesampingkan kontrol.) Ketiga, tingkat fee audit yang rendah. Pendekatan
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 95

fraud saat audit didasarkan pada keyakinan tahankan oleh akuntan publik profesional.
dan asumsi bahwa risiko fraud secara Independen disini berarti akuntan publik
spesifik dapat diidentifikasi, sehingga mem- lebih mengutamakan kepentingan publik di
bantu memprediksi risiko keseluruhan atas kepentingan manajemen atau kepen-
terhadap munculnya fraud. Padahal seba- tingan auditor itu sendiri dalam membuat
liknya yang terjadi dalam praktek, fraud laporan auditan. Oleh sebab itu, keber-
sangat sulit untuk diidentifikasi. Memang pihakan auditor dalam hal ini seharusnya
dalam Standar audit telah menunjukkan lebih diutamakan pada kepentingan publik
lebih dari 40 indikator kemungkinan resiko (IAI, 2001).
fraud keuangan, tetapi hanya tiga faktor saja Abdul et al. (2006) dengan meng-
yang secara praktik mampu diidentifikasi gunakan variabel corporate governance
secara meyakinkan oleh auditor. characteristics, audit dan non-audit fees, tipe
Lugo (2008) menyimpulkan dari hasil opini audit di Malaysia, peneliti mene-
pertemuan para panelis yang terdiri dari: mukan bukti bahwa fee memang secara
Michael Young dari Willkie Farr dan signifikan mempengaruhi kualitas audit.
Gallagher LLP, David Simko, Ernst dan Hoitash et al. (2007) dengan meng-
Young LLP, dan Michael McMurtry, Eisner gunakan sampel terdiri atas 21.522 sampel
LLP, bahwa standar audit saat ini mengenai pengamatan untuk perusahaan yang me-
pendeteksian fraud kurang implementatif laporkan data biaya audit dan non-audit
dalam praktik audit. Dengan kata lain untuk tahun fiskal 2000-2003. Data ini
apabila hanya bersandarkan pada standard diperoleh dari Standard dan Poor's Data-
audit, sangat sulit bagi auditor untuk base. Dalam penelitiannya Hoitash et al.
mendeteksi fraud secara meyakinkan. (2007) menemukan bukti bahwa pada saat
Firth et al. (2005) menganalisis tindakan auditor bernegosiasi dengan manajemen
penegakan hukum yang dikeluarkan oleh mengenai besaran tarif fee yang harus
China Securities Regulatory Commission dibayarkan oleh pihak manajemen terhadap
terhadap auditor sehubungan dengan hasil kerja laporan auditan, maka kemung-
pelaporan keuangan fraud yang dilakukan kinan besar akan terjadi konsesi resiprokal
oleh perusahaan yang terdaftar di Cina. yang akan mereduksi kualitas laporan
Hasil analisis mereka menemukan bukti auditan. Tindakan ini menjurus kepada
bahwa auditor lebih cenderung divonis oleh tindakan yang mengesampingkan profesi-
regulator karena gagal untuk mendeteksi onalisme, yang mana konsesi resiprokal
dan melaporkan fraud salah saji material tersebut akan mereduksi kepentingan pen-
daripada fraud pengungkapan. Analisis jagaan atas kualitas auditor.
lebih lanjut dari salah saji material Dhaliwal et al. (2008) dengan meng-
menunjukkan bahwa auditor lebih cen- gunakan sampel sebanyak 560 new debt
derung dikenakan sanksi karena gagal issues, peneliti menginvestigasi hubungan
untuk mendeteksi dan melaporkan fraud antara nonaudit fee, and total auditor fees
yang berhubungan dengan pendapatan dengan kualitas audit. Dalam penelitian
daripada fraud aset-terkait. Singkatnya, hasil tersebut, mereka menemukan bukti bahwa
penelitian mereka menunjukkan bukti bah- fee audit secara signifikan mempengaruhi
wa regulator memvonis secara berlebihan kualitas audit (independensi auditor).
terhadap tanggung jawab auditor dalam H1 : Fee audit mempengaruhi kualitas audit
mendeteksi dan melaporkan fraud.
Pengaruh Rotasi Auditor Pada Kualitas
Pengaruh Fee Audit Pada Profesiona- Auditor
lisme audit (kualitas auditor) Ada beberapa penelitian yang hasil-
Kualitas merupakan komponen profesi- nya kontradiktif, diantaranya, Knechel dan
onalisme yang benar-benar harus diper- Vanstraelen (2007) menemukan bukti,
96 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

kualitas auditor tidak menjadi berkurang efektivitas pemantauan auditor dikurangi


tetapi juga tidak menjadi lebih baik dalam untuk menyenangkan perusahaan klien
memprediksi kebangkrutan. Temuan ini mereka.
justru membantah bahwa rotasi audit H2: Rotasi KAP tidak mempengaruhi
meningkatkan atau memperlemah kualitas kualitas audit
auditor.
Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap
Manry et al. (2008) menemukan bahwa Kualitas Auditor
discretionary accrual secara signifikan dan Reputasi auditor dalam game ini dapat
negatif terkait dengan tenure audit. Setelah terepresentasi dari berapa banyak auditor
mengendalikan variabel ukuran dan risiko, bersangkutan disewa oleh manajer. Se-
penelitian ini menemukan bukti bahwa makin sering auditor disewa, semakin ting-
rotasi audit berpengaruh signifikan dan gi pula reputasi auditor bersangkutan.
negatif dengan akrual discretionary untuk Hakim dan Omri (2010) menemukan
klien-klien kecil dengan masa tenure lebih bukti bahwa hasil auditan dari KAP non big
dari tujuh tahun, tetapi tidak signifikan four memiliki bid-asp spread yang lebih besar
untuk klien-klien besar. daripada big four. Ini menunjukkan bukti
Chih-Ying et al. (2008) tidak menemu- bahwa reputasi KAP sangat menentukan
kan dukungan terhadap keyakinan bahwa tingkat asimetri informasi yang dikandung
kewajiban rotasi KAP meningkatkan kuali- oleh laporan keuangan auditan.
tas auditor. Disamping itu Chih-Ying et al. Law (2008) menemukan bukti bahwa
(2008), juga tidak menemukan bukti yang KAP Big 4 lebih independen dari pada KAP
konsisten mendukung keyakinan bahwa non-Big 4. Apabila dinanalogikan bahwa
kewajiban rotasi KAP berdasarkan persepsi KAP big 4 lebih memiliki reputasi daripada
investor, meningkatkan kualitas auditor. KAP non-Big 4, maka dapat dikatakan
Fargher et al. (2008) menemukan bukti bahwa reputasi auditor memang mem-
bahwa dalam tahun-tahun awal masa pengaruhi kualitas auditor.
tenure audit yang baru (masa tenure), Francis dan Yu (2009) menemukan
kebijakan akuntansi menurun kualitasnya, bukti bahwa KAP big 4 cenderung lebih
namun, ketika terjadi rotasi, kualitas sering mengeluarkan going concern opinion
kebijakan akuntansi meningkat di awal daripada KAP non-Big 4. Pada penelitian
tahun. tersebut Francis dan Yu (2009) meng-
Gul et al. (2007) menemukan bukti gunakan proksi going concern opinion se-
bahwa penurunan biaya audit yang lebih bagai ukuran kualitas auditor. Nieschwietz
tinggi kemungkinan diakibatkan bias dan Woolley (2009) menemukan bukti
pelaporan keuangan untuk perusahaan bahwa persepsi investor terhadap kualitas
dengan rotasi audit yang lama, dan mung- KAP big 4, jauh lebih tinggi daripada KAP
kin, ini karena auditor yang lebih inde- non-Big 4.
penden. Hasil ini konsisten dengan panda- H3: Reputasi auditor mempengaruhi
ngan bahwa rotasi audit yang lebih lama kualitas auditor
memfasilitasi audit kualitas yang lebih
tinggi sehingga auditor memperoleh suatu METODE PENELITIAN
pengetahuan mendalam mengenai operasi Sampel
bisnis, proses, dan sistem perusahaan. Hasil Sampel penelitian ini adalah data
penelitian juga menunjukkan bahwa pe- auditan dari laporan keuangan auditan dari
nunjukkan auditor yang lama memberikan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
pemantauan yang lebih efektif. Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2010.
biaya nonaudit yang lebih tinggi yang Masing-masing tahun diambil 40 kapitali-
dikenakan oleh auditor dengan tenure yang sasi pasar tertinggi. Adapun alasan
lebih pendek dapat menunjukkan bahwa
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 97

pengambilan 40 kapitalisasi pasar tertinggi Ying et al. (2008), Hoitash et al. (2007), dan
adalah demi pertimbangan kecukupan Jackson et al. (2008) berikut:
sampel pertahun dan memenuhi kaidah
TAt = CAt - Casht - CLt + DCLt - DEPt
pengambilan sampel baik tahunan maupun
keseluruhan. Penelitian ini tidak serta merta Keterangan:
mengambil data dari LQ 45 karena ada data Cat adalah perubahan asset lancar
LQ 45 selalu berubah tiap periode, dan ini tahun ke t;
akan sangat menyulitkan pengidentifikasian Casht adalah perubahan kas dan
kami mengenai perkembangan opini audit ekuivalen kas tahun ke t
dari tahun ke tahun dalam periode amatan CLt adalah perubahan - hutang lancar
dari tiap annual report perusahaan. Apabila tahun ke t
dari ke 40 perusahaan terpilih tersebut DCLt adalah perubahan hutang
ternyata mengalami delisting atau mengu- termasuk hutang lancar tahun ke t
bah struktur perusahaannya (merger, akuisisi DEPt adalah beban depresiasi dan
dan lain-lain), maka data perusahaan ber- amortisasi tahun ke t
sangkutan akan di hapus, dari total se- Rotasi KAP (Rotasi) = berapa kali KAP
banyak 354 sampel perusahaan, yang yang sama dipakai berturut-turut lebih dari
mengalami rotasi akuntan publik sebelum 3 tahun oleh perusahaan. (Jika lebih dari 3
tahun ke tiga sebanyak 28 perusahaan tahun berturut-turut, maka nilainya (0); jika
dengan prosentase sebanyak 7,9 persen. dipakai tidak lebih dari 3 tahun berturut-
Sementara itu dari sebanyak 354 data turut, maka nilainya (1))
perusahaan yang dijadikan sampel, 42 (11,9 Reputasi auditor (Reputasi) = dikotomi, Big
%) diantaranya diaudit oleh Kantor Akun- Five Non Big five
tan Publik non big-four, sedangkan sisanya Fee audit (Fee) = fee audit yang diterima
(312, 88,1%) diaudit oleh Kantor Akuntan oleh auditor yang berasal dari pembayaran
Publik Big Four, sedangkan dari per- fee oleh manajemen.
hitungan Total Accrual yang digunakan
untuk memproksikan kualitas audit, me- Model:
LN(QA) = A + b1lN(Fee) + b2Rotasi + b3Size + e
miliki nilai minimum sebesar 100117072 dan
dengan nilai maksimum sebesar 19325255. Keseluruhan hipotesis tersebut akan
Adapun besaran fee audit berkisar antara diuji dengan menggunakan regresi linear
150 juta sampai dengan 360 juta. sederhana dengan alpha 5%, memakai SPSS
Definisi Operasional 19.
Kualitas audit (QA) = Kualitas audit
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
diukur dengan menggunakan Total accrual.
Statistik Deskripsi
Penggunaan total accrual sebagai proksi
Dari tabel 2 terlihat bahwa Kualitas audit
kualitas audit ini juga dilakukan oleh Chih-

Table 2
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
QA 354 9208183 10117072 19325255 14367379,56 2528144,639
Fee 354 210007 150000 360007 268569,93 40304,762
Rotasi 354 1 0 1 ,92 ,270
Size 354 1 0 1 ,88 ,324
Valid N (Iitwise) 354
98 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

yang diproksikan dengan Total accrual Sementara itu, lebih jauh lagi dengan
memiliki rerata sebesar 143767379,56 pengujian ANOVA, nilai F sebesar 11,335
dengan standard deviasi sebesar dengan tingkat signifikansi 0,000. Ini
2528144,639. Sementara itu, Fee Audit menunjukkan bahwa variabel-variabel
memiliki rerata sebesar 268569,93 dengan independent merupakan prediktor yang
standard deviasi sebesar 40304,762, layak bagi variabel dependen. Kedua hasil
sedangkan Rotasi Audit memiliki rerata pengujian ini menunjukkan bukti bahwa
sebesar 0,92 dengan standard deviasi model bisa digunakan untuk meng-
sebesar 0,270, dan variabel yang terakhir, gambarkan pengaruh antara variabel-
reputasi memiliki rerata sebesar 0,88 variabel independen terhadap variabel
dengan standard deviasi sebesar 0,324. dependen.
Berdasarkan hasil pengujian kelayakan
Uji Asumsi Klasik
model maka bisa disimpulkan sebagai Normalitas Data
berikut: Dari pengujian R dan R Squared, Pengujian akan dilakukan pada
model yang digunakan mampu menjelas- variabel LN_QA dan LN_Fee saja karena
kan dengan baik hubungan antara variabel- dua variabel lainnya (Rotasi dan Size)
variabel independen dengan variabel hanyalah variabel dikotomi yang jelas tidak
dependen (R = 0,298 dan R Squared = akan mampu membentuk distribusi normal.
0,089). Adapun hasil ujinya dapat dilihat pada
tabel 3 dibawah ini:

Table 3
One- Sample Kolmogorov- Smirnov Test
LN_QA LN_FEE Rotasi Size
N 354 354 354 354
a,b
Normal Parametrs Mean 16,4648 12,4895 ,92 ,91
Std. deviation ,17807 ,15147 ,270 ,291
Most Extreme Differences Absolute ,074 ,062 ,536 ,532
Positive ,065 ,062 ,385 ,374
Negative -,074 -,056 -,536 -,532
Kolmogorov- Smirnov Z 1,390 1,176 10,085 10,016
Asymp. Sig. (2-tailed) ,062 ,126 ,000 ,000
a. Test distribution is normal
b. Calculated from data

Tabel 4
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 11,919 ,750 15,887 ,000
LN_FEE ,366 ,060 ,311 6,073 ,000 ,986 1,014
Rotasi -,020 ,034 -,031 -,607 ,544 ,986 1,014
Size -,001 ,031 -,002 -,043 ,966 ,999 1,001
a. Dependent Variable: LN_QA
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 99

Dari tabel 3, terlihat bahwa distribusi pulkan bahwa variabel-variabel independen


LN_QA tidak berbeda secara signifikan tidak memiliki masalah multikolinearitas.
(Alpha = 0.062) dengan distribusi normal Dari tabel 4, terlihat bahwa LN_FEE
teoritis dari Kolmogorov-Smirnov. Sedang- memiliki nilai VIF 1,014 dengan nilai
kan variabel LN_FEE menunjukkan hasil Tolerance sebesar 0,986, sedangkan variabel
yang relatif sama yaitu tidak ada perbedaan Rotasi memiliki nilai VIF sebesar 1,014
signifikan (Alpha = 0,126) distribusinya de- dengan nilai Tolerance sebesar 0,986,
ngan distribusi teoritis dari Kolmogorov- sementara variabel Size memiliki nilai VIF
Smirnov. Hal itu dapat disimpulkan bahwa sebesar 1,001 dengan nilai tolerance sebesar
kedua variabel memiliki distribusi normal. 0,999. Ketiga hal tersebut menunjukkan
Sementara itu kedua variabel lainnya simpulan yang memadai untuk menyatakan
yaitu Rotasi dan Size menunjukkan hasil bahwa semua variabel independen yang di
yang tidak berdistribusi normal (Alpha gunakan dalam penelitian ini tidak
0,000) karena kedua variabel ini hanya memiliki masalah multikolinearitas.
merupakan variabel dikotomi yang tidak
Homogenitas
mungkin berdistribusi normal.
Dari tabel 5 terlihat bahwa hasil uji
Multikoliniearitas Lavene test menunjukkan tingkat signi-
Untuk menguji multikolinearitas, maka fikansi pada Based on Median serta Based
akan kami lakukan pengujian dengan on Variance sebesar 0,341 dan 0,337 (jauh
menggunakan uji Variance Inflation Factor diatas Alpha = 0,05). Keduanya bisa dimak-
(VIF) dengan ketentuan, yaitu: (a) Apabila nai bahwa tidak terdapat masalah homo-
memiliki nilai VIF (variance inflation factor) genitas dari hasil uji ini.
disekitar angka 1; (b) Mempunyai angka Dengan menggunakan General Linear
Tolerance mendekati 1. dan (c) jika kedua Model, kami menemukan bukti bahwa
kriteria di atas terpenuhi, maka bisa disim- (table 6).

Tabel 5
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig
LN_QA Based on Mean ,909 1 352 ,341
Based on Median ,923 1 352 ,337
Based on Median and ,923 1 351,736 ,337
with adjusted df
Based on trimmed mean ,906 1 352 ,342

Table 6
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -47242053,25 10683059,34 -4,422 ,000
logFee 11326844,19 1974822,291 ,295 5,736 ,000
Rotasi ,252083,864 480975,700 -,027 -,524 ,601
Size 457605,967 398825,173 ,059 1,147 ,252
a. Dependent Variable: QA
100 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

Fee audit berpengaruh signifikan kualitas audit, sementara rotasi dan reputasi
(alpha 0%) terhadap kualitas audit. Semen- audit tidak berpengaruh signifikan terha-
tara rotasi audit tidak memiliki pengaruh dap kualitas audit.
signifikan terhadap kualitas audit (alpha Kemungkinan tidak berpengaruhnya
0,601), sedangkan reputasi audit juga tidak dua variabel terakhir, bisa jadi disebabkan
berpengaruh signifikan terhadap kualitas oleh keengganan pihak pelaku pasar untuk
audit (alpha 0,252). mengeksplorasi lebih jauh apakah auditor
Temuan yang pertama mendukung yang mengeluarkan opini pada laporan
temuan Hoitash et al. (2007), Dhaliwal et al. keuangan auditan benar-benar pernah
(2008), Abdul et al. (2006), yang menemukan mengalami rotasi atau tidak. Demikian juga
bukti bahwa fee audit berpengaruh dengan variabel ketiga.
terhadap kualitas audit.
Saran
Temuan kedua tidak mendukung
Hal yang bisa dipertimbangkan, pada
temuan-temuan pada riset sebelumnya. De-
dasarnya pelaku pasar di Indonesia sebagi-
mikian juga dengan temuan yang ketiga.
an besar hanya mempertimbangkan capital
Ada satu hal yang mungkin saja terjadi,
gain, sehingga sangat kecil kemungkinan
ketika rotasi audit tidak berpengaruh
menggunakan analisis fundamental sebagai
terhadap kualitas audit. Kemungkinan itu
bahan pertimbangan melakukan tindakan
adalah, pasar sebenarnya tidak terlalu
jual atau beli saham. Apabila pasar tidak
perduli apakah auditor yang menyatakan
mempertimbangkan secara signfikan atas
opini pada laporan keuangan tahunan terse-
analisis fundamental, sebenarnya pasar juga
but pernah di rotasi atau tidak. Disamping
bisa dikatakan kurang memperhatikan hasil
itu, sebagai mana umumnya pelaku pasar di
auditan (opini auditor). Penelitian ini masih
Indonesia, kebanyakan diantaranya perge-
memiliki banyak kelemahan yang mana
rakan pasar disebabkan oleh capital gain,
tidak mempertimbangkan faktor ukuran
sehingga sangat kecil kemungkinan mereka
perusahaan sebagai variabel kontrol sebagai
menggunakan analisis fundamental sebagai
dasar pengujian pengaruh ketiga variabel
dasar pengambilan keputusan jual beli
terhadap kualitas audit. Masih banyak
saham.
variabel yang bisa dieksplorasi sebagai
Berkaitan dengan reputasi audit yang
faktor yang mempengaruhi kualitas audit,
terbukti tidak berpengaruh terhadap kuali-
diantaranya group consensus, pair review dan
tas audit, kemungkinan itu bisa disebabkan
lain-lain yang sebaiknya pada penelitian
dominannya big four sebagai pengaudit
kedepan dipertimbangkan sebagai faktor
listed company. Ada kemungkinan lainnya
yang mempengaruhi kualitas audit.
sebagaimana tidak terbuktinya pengaruh
rotasi audit, pasar bisa jadi jarang mela- DAFTAR PUSTAKA
kukan eksplorasi lebih jauh terhadap siapa Abdul, A. B., N. E. Abdul, W. S. Mustapha,
yang memberi opini atas laporan keuangan & H. Mohammad. 2006. Auditor-client
auditan. relationship: The Case of Audit Tenure
and Auditor Switching in Malaysia.
SIMPULAN DAN SARAN
Managerial Auditing Journal 21(7): 737.
Simpulan
Adityasih, T. 2007. IAI Siap Menentang
Penelitian ini menguji pengaruh dari
Draft Pemerintah: RUU Akuntan
fee audit terhadap kualitas audit, rotasi
Publik. Majalah berita Mingguan Tempo
audit terhadap kualitas audit, serta Reputasi
4(16).
audit terhadap kualitas audit.
Akdere, M. dan R.E. Azevedo. 2006. Agency
Dari hasil uji statistik menggunakan
Theory Implications for Efficient
regresi linear berganda, terbukti bahwa Fee
Contracts in Organization Develop-
audit berpengaruh signifikan terhadap
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 101

ment. Organization Develop- ment Journal Accounting, Auditing & Finance 23(1): 1-
24(2): 43-54. 22.
Alvarez-Dardet, C. dan M. Capelo. 2003. Dharmasaputra, M. dan M. Nafi. 2007. Jerat
Contractual Relationships and Accoun- Baru Para Auditor. Majalah Berita
ting Change: The Case of Aguera Mingguan Tempo 04(16).
Wholesalers, 1770-1835. Accounting Eisenhardt, K. M. 1989. Agency Theory: An
History 8(1): 61. Assessment and Review. Academy of
Anandarajan, A., G. Kleinman dan D. Management. The Academy of
Palmon. 2008. Auditor independence Management Review 14(1): 57.
revisited: The Effects of SOX on Auditor Epstein, M. J. dan M. A. Geiger. 1994.
Independence. International Journal of Investor Veiws of Audit Assurance:
Disclosure and Governance, 5(2): 112-125. Recent Evidence of The Expectation
Boon, K., J. McKinnon. dan P. Ross. 2008. Gap. Journal of Accountancy 177(1): 60.
Audit Service Quality in Compulsory Fallon, N. C. 2005. The impact of the
Audit Tendering: Preparer Percep- Sarbanes-Oxley Act on Ethics in The
Tions and Satisfaction. Accounting Accounting Curriculum: A Survey of
Research Journal 21(2): 93-122. Accounting Faculty in Colleges and
Carcello, J. V. dan A. L. Nagy. 2004. Audit Universities in The United States.
Firm Tenure and Fraudulent Financial ProQuest Dissertations and Theses
Reporting. Auditing 23(2): 57-71. 0688(1351): 116.
Carrera, N., N. Gomez-Aguilar, C. Fargher, N., H. Y. Lee, dan V. Mande. 2008.
Humphrey, dan E. Ruiz-Barbadillo. The Effect of Audit Partner Tenure on
2007. Mandatory Audit Firm Rotation Client Managers' Accounting Discre-
in Spain: A Policy That Was Never tion. Managerial Auditing Journal 23(2):
Applied. Accounting, Auditing & 161-186.
Accountability Journal 20(5): 671 - 701. Firth, M., P. L. L. Mo, dan R. M. K. Wong.
Chi, T. 2009. Scandals, Technology Spur 2005. Financial Statement Frauds and
PCAOB to Mull Revisions to Audit Auditor Sanctions: An Analysis of
Confirmation Standard. Accounting Enforcement Actions in China. Journal
Policy & Practice Report 5(8): 363-364. of Business Ethics 62(4): 367-381.
Chih-Ying, C., L. Chan-Jane, dan L. Yu- Francis, J. R., dan M. D. Yu. 2009. Big 4
Chen. 2008. Audit Partner Tenure, Office Size and Audit Quality.
Audit Firm Tenure, and Discretionary Accounting Review 84(5): 1521-1552.
Accruals: Does Long Auditor Tenure Fung, S., H. Jo. & S. C. Tsai. 2009. Agency
Impair Earnings Quality? Contemporary Problems in Stock Market-Driven
Accounting Research 25(2): 415-445. Acquisitions. Review of Accounting &
Christensen, J. 2010. Conceptual Finance 8(4): 388-430.
Frameworks of Accounting From an Ghosh, A. dan D. Moon. 2005. Auditor
Information Perspective. Accounting and Tenure and Perceptions of Audit
Business Research. 40(3): 287-299. Quality. Accounting Review 80(2): 585-
Coase, R. H. 1937. The Nature of The Firm. 612.
Economica. 4(16): 386405. Gul, F. A., B. L. Jaggi, dan G. V. Krishnan.
Coram, P., A. Glavovic, N. Juliana, dan D.R. 2007. Auditor Independence: Evidence
Woodliff. 2008. The Moral Intensity of on The Joint Effects of Auditor Tenure
Reduced Audit Quality Acts. Auditing and Nonaudit Fees. A Journal of Practice
27(1): 127-149. & Theory 26(2): 142.
Dhaliwal, D. S., C. A. Gleason, S. Heitzman, Hakim, F. & A. Omri. 2010. Quality Of The
dan K. D. Melendrez. 2008. Auditor External Auditor, Information
Fees and Cost of Debt. Journal of Asymmetry, And Bid-Ask Spread; Case
102 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

of The Listed Tunisian Firms. Mai, D., S. Mishra, dan K. Raghunandan.


International Journal of Accounting and 2008. Auditor Tenure and Shareholder
Information Management 18(1): 5-18. Ratification of The Auditor. Accounting
He, W., T. K. Mukherjee. dan P. Wei. 2009. Horizons 22(3): 297-314.
Agency Problems In Tracking Stock Manry, D. L., T. J. Mock, dan J. L. Turner.
And Minority Carve-Out Decisions: 2008. Does Increased Audit Partner
Explaining The Discrepancy in Short- Tenure Reduce Audit Quality? Journal
ind Long-Term Performances. Journal of of Accounting, Auditing & Finance 23(4):
Economics and Finance 33(1): 27-42. 553-572.
Hoitash, R., A. Markelevich, dan C. A. Mansi, S. A., W. F. Maxwell, dan D. P.
Barragato. 2007. Auditor Fees and Miller. 2004. Does Auditor Quality and
Audit Quality. Managerial Auditing Tenure Matter to Investors? Evidence
Journal 22(8): 761 - 786. from the Bond Market. Journal of
Jackson, A. B., M. Moldrich, dan P. Accounting Research 42(4): 755-793.
Roebuck. 2008. Mandatory Audit Firm McKee, T. A. 2010. The 'Cry Wolf' Problem
Rotation and Audit Quality. Managerial in Current Fraud Auditing Standards.
Auditing Journal 23(5): 420 - 437. The CPA Journal 80(1): 60-62.
Jankovic, I. 2009. Firm As a Nexus of Meyer, M. J., J. T. Rigsby, dan J. Boone.
Markets. SSRN Working Paper Series 2007. The Impact Of Auditor-Client
n/a. Relationships on The Reversal of First-
Jensen, M. C., dan W. H. Meckling. 1976. Time Audit Qualifications. Managerial
Theory of The Firm: Managerial Auditing Journal 22(1): 53-79.
Behavior, Agency Costs and Ownership Miller, S. E. 2009. Governance Mechanisms
Structure. Journal of Financial Economics As Moderators Of Agency Costs In A
3(4); 305360. Pre-SOX Environment. Journal of
Johnson, V. E., I. K. Khurana, dan J. K. Business & Economics Research 7(10): 15-
Reynolds. 2002. Audit-Firm Tenure and 32.
The Quality of Financial Reports. Miller, T. 2008. Who Are These People?1.
Contemporary Accounting Research 19(4): Cinema Journal 47(4): 121-126,163.
637-660. Myers, J. N., L. A. Myers, dan T. C. Omer.
Knechel, W. R. dan A. Vanstraelen. 2007. 2003. Exploring The Term of The
The Relationship between Auditor Auditor-Client Relationship and The
Tenure and Audit Quality Implied by Quality of Earnings: A Case for
Going Concern Opinions. Auditing Mandatory Auditor Rotation? Accoun-
26(1): 113-131. ting Review 78(3): 779-799.
Landier, A. dan D. Thesmar. 2009. Financial Nagy, A. L. 2005. Mandatory Audit Firm
Contracting with Optimistic Entre- Turnover, Financial Reporting Quality,
preneurs. The Review of Financial Studies and Client Bargaining Power: The Case
22(1): 117-150. of Arthur Andersen. Accounting
Law, P. 2008. An Empirical Comparison of Horizons, 19(2); 51-367.
Non-Big 4 and Big 4 Auditors' Nieschwietz, R. J. dan D. J. Woolley. 2009.
Perceptions of Auditor Independence. Perceptions of Auditor Independence:
Managerial Auditing Journal 23(9): 917 - Evidence from Cpas', Loan Officers,
934. and The General Public. Academy of
Lugo, D. 2008. As Dangerous Audit Season Accounting and Financial Studies Journal
Approaches, Auditor Skepticism Is Key, 13(3): 93-106.
Panelists Say. Accounting Policy & Ong-Siong, J. 2004. SAS No. 99: A Reaction
Practice Report 4(25): 1120-1121. to Accounting Scandals. Accounting
Today 18(13): 27-29.
Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor -- Hartadi 103

Peecher, M. E., dan M. D. Piercey. 2008. Staikouras, P. K. 2007. The Regulatory 'Big-
Judging Audit Quality in Light of Bang' on The Internal Corporate
Adverse Outcomes: Evidence of Governance of Greek Banks and its
Outcome Bias and Reverse Outcome Implications. Journal of Banking Regu-
Bias. Contemporary accounting research lation 8(3): 201-235.
25(1): 243-274. Tuanakotta, T. M. 2007. Setengah Abad
Shapiro, S. P. 2005. Agency Theory. Annual Profesi Akuntansi. Salemba Empat FEUI,
Review of Sociology 31: 263-284. Jakarta.
Silver, S. E., A. S. Fleming, dan R. A. Riley, Williamson, O. E. 1975. Markets and
Jr. 2008. Preventing and Detecting Hierarchies: Analysis and Antitrust
Collusive Management Fraud. The CPA Implications. New York: The Free Press.
Journal 78(10): 46-48. Yu, M. 2010. Analyst Following and
Corporate Governance: Emerging-
Market Evidence. Accounting Research
Journal 23(1): 69-9
104 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Volume 16, Nomor 1, Maret 2012 : 84-103

You might also like