Professional Documents
Culture Documents
AYAT AL-QURAN
MEMAHAMI KANDUNGAN
QS. An-Nahl (16) : 125
(125)
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah & pelajaran yang baik & bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya & Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
maruf & mencegah kepada yang mungkar & beriman kepada Allah... (Ali Imran [3] : 110)
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang makruf & mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang
beruntung. (Ali Imran [3] : 104)
Bahkan Allah SWT mensifati pengemban dakwah sebagai orang yang paling baik perkataannya
melalui firman-Nya :
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (agama) Allah,
mengerjakan amal shalih & berkata : Sesungguhnya aku termasuk golongan orang-orang
muslimin. (Fushshilat [41] : 33)
Setelah memerintahkan berdakwah bagi setiap muslim, Allah SWT kemudian melanjutkan
firman-Nya dengan mengatakan, ( dengan hikmah) yakni dengan Al-Quran
(dan pelajaran yang baik) yakni dengan nasehat yang lembut
( dan bantahlah mereka
dengan cara) yakni bantahan
( yang baik) seperti menyeru mereka untuk menyembah
Allah dengan menampilkan kepada mereka tanda-tanda kebesaran Allah SWT atau dengan
hujjah-hujjah yang jelas. Ini merupakan kaifiyat (tata cara) berdakwah kepada manusia.
Menggunakan tiga cara itu adalah wajib bagi para pengemban dakwah. Inilah ketiga metode
dakwah yang wajib diambil oleh pengemban dakwah untuk menyeru kepada kebenaran. Ibnu
Qayyim berkata, Allah menjadikan tingkatan-tingkatan dakwah menurut tingkatan manusia.
Orang yang memenuhi dakwah, menerima dan dari kalangan intelektual yang tidak mengingkari
Halaman 2 dari 5
MEMAHAMI KANDUNGAN QS. AN-NAHL : 125 M. Fachri Simatupang
kebenaran, diseru dengan cara hikmah. Orang yang mau menerima namun lalai dan menunda-
nunda, diseru dengan memberikan pelajaran yang baik. Hal ini berlaku dalam perintah dan
larangan yang disertai dengan anjuran dan peringatan. Sedangkan orang yang suka membangkang
dan ingkar, dibantah dengan cara yang lebih baik. Inilah yang benar tentang makna ayat ini.
Abdurrahman Al-Baqhdadi mengatakan bahwa setiap pengemban dakwah harus
berpegang teguh dengan prinsip Islam dengan penuh keberanian mengungkapkan secara terus
terang. Seorang pengemban dakwah tidak boleh meninggalkan prinsip dakwah yang telah
diajarkan Islam hanya karena mengharapkan dakwahnya akan diterima oleh masyarakat.
Pengemban dakwah juga tidak boleh mempertimbangkan keinginan untuk mendapatkan
kedudukan & harta duniawi (tidak perlu khawatir dengan rizki & masa depan) lalu
meninggalkan metode dakwah ini. Pengemban dakwah harus memberikan pemikiran yang
benar & jelas. Ia juga wajib menantang, agresif serta yakin terhadap kebenaran yang
diserukan. Tidak takut kepada penguasa & para kaki tangannya, tanpa memandang adat
istiadat, tradisi masyarakat. Ia tidak akan berpaling sedikitpun kepada sesuatu, selain kepada
risalah Islam. Rasulullah SAW mengawali dakwah kepada orang Quraisy juga seperti itu.
Sehingga orang-orang Quraisy pernah berandai-andai agar beliau dapat bersikap lemah
lembut. Allah SWT berfirman :
Maka mereka menginginkan supaya kamu lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).
(Al-Qalam [68] : 9)
Allah SWT melanjutkan firman-Nya,
(Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya &
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.) Yakni Allah SWT yang lebih
mengetahui siapa yang celaka diantara mereka & siapa yang berbahagia. Keduanya telah
ditetapkan disisi Allah SWT & telah selesai perutusannya. Serulah mereka kepada Allah SWT,
janganlah kamu bersedih lantaran mereka, sebab menunjukkan mereka bukanlah tugasmu.
Sesungguhnya kamu hanyalah pemberi peringatan & penyampai risalah & Kamilah yang
menilainya. Inilah suatu hiburan dari Allah SWT bagi pengemban dakwah. Seolah Allah SWT
ingin mengatakan Kalian hanya Aku tuntut untuk berusaha sesuai kemampuanmu dalam
kerangka yang telah Aku gariskan, sedangkan hasilnya adalah urusan-Ku. Dari itulah Aku akan
menilai & membalas apa yang kalian lakukan. Imam Jalalain mengatakan, Ayat ini
diturunkan sebelum diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika
Hamzah gugur dalam keadaan tercincang, ketika Nabi SAW melihat keadaan jenazahnya, beliau
SAW bersumpah melalui sabdanya : Sungguh aku bersumpah akan membalas 70 orang dari mereka
sebagai penggantimu. Imam Al-Hakim, Imam Al-Baihaqi dan Imam Al-Bazzar mengetengahkan
riwayat dari Abu Hurairah ra bahwa setelah Rasulullah SAW bersumpah seperti itu, maka pada
saat itu juga turun Malaikat Jibril as sedang Rasulullah SAW masih berdiri, seraya membawa
wahyu ayat-ayat terakhir surat An-Nahl :
} 126}
{128}
{ 127}
Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang
ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi
orang-orang yang sabar. Bersabarlah dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan
Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu
bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. An-Nahl [16] : 126-128)
Kemudian Rasulullah SAW berhenti dan menahan diri dari apa yang dikehendakinya itu.
Demikianlah tafsir singkat dari QS. An-Nahl [16] : 125. Dari ayat di atas dapat digali
beberapa pembahasan tambahan :
Dan sesungguhanya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin & manusia.
Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) &
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang
yang lalai. (Al-Araf [7] : 179)
Kemudian Allah SWT berfirman :
} 23{ } 22{
24{ } 21{
}26{ } 25{}
Sesungguhnya neraka jahannam itu (padanya) ada tempat mengintai, lagi tempat kembali bagi
orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya,
mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya & tidak (pula mendapat) minuman, selain air
yang mendidih & nanah, sebagai pembalasan yang setimpal. (An-Naba [78] : 21-26)
Daftar Pustaka
1. Belajar Mengenal dan Mencintai Al-Quran, Muhammad Fachri Simatupang
2. Dakwah Islam & Masa Depan Ummat, Dr. Abdurrahman Al-Baghdadi
3. Haditsush Shiyam, Imam Taqiyuddin An-Nabhani
4. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir II, Muhammad Nasib Ar-Rifai
5. Studi Ilmu-ilmu Quran, Manna Khalil Al-Qattan
6. Tafsir Ibnu Qayyim, Syaikh Muhammad Uwais An-Nadwy
7. Tafsir Jalalain, Imam Jalaluddin Al-Mahali dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi