You are on page 1of 2

SENYAWA INULIN

A. Struktur Senyawa

Inulin adalah salah satu jenis fruktan atau polimer fruktosa (rantai gabungan monomer fruktosa)
yang sebagian besar mengandung sekitar 35 unit fruktosa yang dihubungkan satu sama lain dalam rantai
lurus oleh ikatan -2,1 glikosida (karbon 2 dari salah satu fruktosa dihubungkan ke karbon 1 fruktosa
sebelumnya).[1] Tiap inulin mempunyai glukosa pada ujung awal rantai.[1] Struktur dari inulin tidak selalu
berupa rantai lurus, namun juga dapat bercabang seperti halnya inulin yang berasal dari akar
tanaman Chicorium intybus yang mengandung sedikit ikatan -2,6 di rantai utamanya dan kadangkala
cabang-cabang pendek. Inulin merupakan serbuk berwarna putih, tidak berasa, tidak berbau, dan tahan
panas (Roberfroid, 2007).

B. Sumber

Inulin terdapat pada tanaman seperti umbi dahlia, akar chirory, dan gandum. Tanaman chirory dan
artichoke tumbuh baik di Amerika Utara sedangkan tanaman dahlia dapat tumbuh baik di dataran
tinggi Indonesia. Pada umbi dahlia kadar inulin yang terdapat di dalamnya cukup besar yaitu sekitar
65,7% berat kering. Inulin juga terdapat pada bawang merah, bawang putih, dandelion, asparagus dan
pisang (Yustinimaaruf, 2011). Seraca umum inulin yangterdapat dalam tanaman mengandung 2
sampai 150 unit fruktosa. Inulin yang paling sederhana adalah 1-ketosa yang hanya mempunyai dua
unit fruktosa dan satu unit glukosa.

C. Sifat fisika dan Kimia

Sifat dan Fungsi Biokimia Inulin Inulin bersifat memiliki derajat polimerisasi diatas 30 dan
mengendap dalam campuran etanol dan air. Inulin juga mengandung beberapa energi yakni 1/3 hingga
1/4 energi makanan dari gula 1/16 hingga 1/9 energi makanan dari lemak, sehingga berperan sebagai
karbohidrat cadangan. Inulin juga dianggap bentuk dari serat yang sifatnya higroskopis sehingga
dapat dilarutkan dan digunakan dan digunakan sebagai prebiotik. Jika secara fisik, inulin bersifat larut
dalam air, tetapi tidak dapat dicerna oleh enzim enzim dalam sistem pencernaan mamalia. Inulin juga
dapat mengalami fermentasi akibat aktivitas mikroflora yang terdapat didalam usus besar. Selain itu
inulin juga mempunyai rantai yang lebih panjang, sehingga tidak mudah larut seperti halnya
oligofruktosa. Biokimia inulin jugamempunyai kandungan kalori yang rendah dibandingkan dengan
karbohidrat yang tipikal, hal ini dikarenakan adanya ikatan (1-2) dari molekul fruktosa.

Enzim inulinase adalah enzim yang memotong satuan fruktosa dari inulin pada posisi
terminal -2,1. Hidrolisis enzimatis pada inulin ini terjadi oleh aksi tunggal Ekso-inulinase (- D
fruktanfruktohidrolase, EC 3.2.1 80) yang memecah unit fruktosa terminal dari ujung yang tidak
mereduksi, enzim ini juga dapat menghidrolisis molekul sukrosa dan rafinosa. Disamping itu,
endoinulinase (2,1- - D-fruktan fruktanohydrolase, EC 3.2.1.7) menghidrolisis ikatan molekul inulin
dari bagian dalam untuk menghasilkan fruktooligosakarida seperti inulotriosa, -tetraosa, dan
pentaosa sebagai produk utamanya. Selain itu enzim ini juga diketahui menghambat aktivitas enzim
invertase. Enzim ini dapat dihasilkan oleh bakteri, jamur maupun tumbuh-tumbuhan. Sumber substrat
yang sering digunakan dalam proses produksi enzim inulinase adalah inulin komersial.

Selain reaksi-reaksi kimia inulin diatas inulin juga dipergunakan dalam proses fermentasi
dengan beberapa reaksi kimia didalamnya. Contohnya, Untuk mendapatkan monomer fruktosa maka
inulin dihidrolisis atau pemutusan ikatan (21) fruktosil-fruktosa. Hidrolisis yang telah dilakukan
adalah menggunakan asam dan enzim. Asam yang digunakan adalah asam klorida (HCl), asam
oksalat (H2C2O4), asam trikloroasetat (TCA), dan asam triflouroasetat (TFA), sedangkan enzim yang
digunakan adalah enzim inulinase. Hasil hidrolisis inulin menghasil monomer-monomer fruktosa.
Sedangkan inulin yang berpolydisperse cadangan polyfructosa dari tanaman seperti Intybus
cichorium (sawi putih), telah direaksi dan dimodifikasi secara kimia dalam beberapa cara untuk
mendapatkan senyawa biodegradable penting industri.

You might also like