You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan salah satu usaha kesehatan
masyarakat secara luas mencakup bidang-bidang pencegahan dan perbaikan dengan
tujuan agar setiap anggota masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosial sehingga diharapkan
dapat hidup sejahtera. Usaha untuk melindungi, memelihara dan mempertinggi
derajat kesehatan mempunyai jangkauan yang luas baik badan maupun jiwa, untuk
umum maupun perorangan. Yang lebih penting adalah dasar-dasar bagaimana hidup
yang sehat dan bagaimana mempertinggi kesejahteraan serta daya guna dari
kehidupan manusia untuk selanjutnya.
Untuk mencapai tujuan usaha tersebut diantaranya dengan usaha pengawasan
hygiene, sanitasi tempat-tempat umum, dan usaha yang yang diperuntukan bagi
umum agar akibat yang ditimbulkan dari tempat-tempat umum dapat dihilangkan dan
dikurangi, hal ini akan berhasil baik apabila ada pengertian dan bantuan dari
masyarakat berupa patisipasi secara teratur dan terus-menerus baik dari pengusaha
maupun pemakai jasa. (Suparlan,1981:1)
Mengingat Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpul atau
melakukan kegiatan orang banyak berarti akan meningkatkan hubungan atau kontak
antara orang yang satu dengan yang lain, berarti memungkinkan terjadinya penularan
penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung akan lebih meningkat. Untuk
mengantisipasi terjadinya gangguan penyakit akibat aktivitas di tempat-tempat umum
maka perlu adanya penyelenggaraan penyehatan lingkungan, agar lingkungan
disekitar menjadi sehat, aman dari gangguan penyakit dan terjaganya kesehatan
masyarakat. Salah satu tempat-tempat umum adalah pasar.

1
Sanitasi pasar adalah usaha pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang erat
hubunganya dengan timbul atau merebaknya suatu penyakit.Kondisi sanitasi di
Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari Negara-negara tetangga.dengan
Vietnam saja Indonesia hamper disalip, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau
Singapore yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di
negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor 2 dari bawah setelah Laos dalam
penncapaian cakupan sanitasinya.
Salah satu contoh dari kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia adalah sanitasi
lingkungan pasar, khususnya pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan
pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar, bangunan terdiri
dari kios-kios.
Salah satu contoh pasar tradisional yang ada di Indonesia khususnya didaerah
Makassar adalah Pasar Pabaeng-baeng. Pasar Pabaeng-baeng ini memiliki kondisi
sanitasi yang masih belum bias dikatakan ideal sebagaimana pasar tradisional
dinegara-negara maju.
Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradiogma pembangunan
kesehatan lingkungan lima tahun kedepan yang lebih menekankan pada aspek
pencegahan dari aspek pengobatan. Sehingga adanya upaya perbaikan sanitasi sejak
dini khususnya pada pasar tradisional dapat membantu dalam peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat disamping adanya perbaikan sanitasi dilingkungan pasar
tradisional

B. Rumusan Masalah
Bagaimana kondisi sanitasi di Pasar Pabaeng-baeng Kota Makassar apakah
telah memenuhi syarat layak sanitasi dan sesuai dengan Permenkes tentang pasar
sehat?
C. Tujuan

2
Untuk mengetahui kondisi sanitasi di Pasar Pabaeng-baeng Kota Makassar
apakah telah memenuhi syarat layak sanitasi dan sesuai dengan Permenkes tentang
pasar sehat.

D. Manfaat
1. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai kondisi sanitasi di Pasar
Pabaeng-baeng.
2. Memberikan informasi dan pemecahan masalah sanitasi di Pasar Pabaeng-
baeng.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sanitasi Secara Umum

Sanitasi adalah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit


menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan
usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada penguasaan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan (Arifin, 2009).

Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara


kesehatan. Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor
lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-
hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup
manusia.

Sedangkan menurut Chandra bahwa: sanitasi adalah bagian dari ilmu


kesehatan lingkungan yang meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk
mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi
kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia (dalam
Zafirah, 2011).

B. Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum

Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan


yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan
timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh
kegiatan tersebut dapat dicegah. Sanitasi tempat-tempat umum menurut Mukono
(2006), merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena
tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan
segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum
merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya

4
makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum
harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tempat-tempat umum harus mempunyai
kriteria sebagai berikut :

1) Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh


keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar.

2) Harus ada gedung/ tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana
masyarakat melakukan aktivitas tertentu.

3) Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempat-
tempat umum tersebut.

4) Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan
ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentu yang mutlak diperlukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum.

Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi


lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara
komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat
layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum
semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau
swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti
pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek
wisata, dan lain-lain (Febriyanti 2011).

5
C. Pengertian Pasar

Menurut Arifin (2009) pengertian pasar adalah suatu tempat tertentu,


bertemunya antara penjual dengan pembeli termasuk fasilitasnya dimana penjual
dapat memperagakan barang dagangannya dengan membayar retribusi.

Sedangkan menurut Adhyzal (dalam Zafirah 2011) pasar dalam arti yang
sempit adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi jual beli dan jasa. Sedangkan dalam pengertian secara luas pasar diartikan
sebagai tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual
barang/jasa dan pembeli yang menggunakan uang untuk membeli barang dengan
harga tertentu

D. Klasifikasi Pasar

Pasar menurut sifat atau jenis barang yang diperjualbelikan disebut juga pasar
konkrit. Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat di mana pembeli dan penjual
bertemu secara langsung untuk memperjualbelikan barang dan jasa (Deliarnov 2007).
Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar konkrit terdiri atas berbagai jenis
barang yang ada di tempat tersebut. Contoh pasar konkrit yaitu pasar tradisional,
supermarket, dan swalayan. Namun ada juga pasar konkrit yang menjual satu jenis
barang. Misalnya pasar buah hanya menjual buah- buahan, pasar hewan hanya
melayani jual beli hewan, pasar sayur hanya menjual sayur-mayur (Maryanti 2007).

Pasar konkrit pada kenyataannya dapat dikelompokkan menjadi berbagai


bentuk yaitu pasar konkrit berdasarkan manajemen pengelolaan, manajemen
pelayanan, jumlah barang yang dijual, banyak sedikit barang yang dijual, dan ragam
barang yang dijual (Maryanti 2007).

6
1) Berdasarkan manajemen pengelolaan

a. Pasar tradisional.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta


ditandai dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya ada proses tawar
menawar. Bangunan pasar biasanya terdiri atas kios-kios atau gerai, los dan dasaran
terbuka yang disediakan oleh penjual maupun suatu pengelola pasar (Malano 2011:
62).

b. Pasar modern.

Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan
koperasi yang dikelola secara modern dengan fasilitas yang lebih baik dari pasar
tradisional. Pasar modern memiliki fasilitas parkir yang luas, ruang ber-AC, kasir
yang berjajar, bersih, dan luas.. Modal usaha yang dikelola oleh pedagang jumlahnya
besar dan biasanya penjual memasang label harga pada setiap barang. Contoh pasar
modern yaitu plaza, supermarket, hipermart, dan Shopping Centre (Alamsyah 2009).

2) Berdasarkan manajemen pelayanan pasar terbagi :


a. Pasar swalayan (supermarket).
Pasar swalayan adalah pasar yang menyediakan barang-barang kebutuhan
masyarakat, pembeli bisa memilih barang secara langsung dan melayani diri sendiri
barang yang diinginkan. Biasanya barang-barang yang dijual barang kebutuhan
sehari-hari sampai elektronik. Seperti sayuran, beras, daging, perlengkapan mandi
sampai radio dan televisi.

b. Pertokoan (Shopping Centre).


Shopping Centre (pertokoan) adalah bangunan pertokoan yang berderet-deret
di tepi jalan. Biasanya atas peran pemerintah ditetapkan sebagai wilayah khusus
pertokoan. Shopping Centre berbentuk ruko yaitu perumahan dan pertokoan,
sehingga dapat dijadikan tempat tinggal pemiliknya atau penyewa.
c. Mall/plaza/supermall.

7
Mall/plaza/supermall adalah tempat atau bangunan untuk usaha yang lebih
besar yang dimiliki/disewakan baik pada perorangan, kelompok tertentu masyarakat,
atau koperasi. Pasar ini biasanya dilengkapi sarana hiburan, rekreasi, ruang pameran,
gedung bioskop, dan seterusnya.

3) Berdasarkan jumlah barang yang dijual


a. Pasar eceran
Pasar eceran adalah tempat kegiatan atau usaha perdagangan yang menjual
barang dalam partai kecil. Contoh toko-toko kelontong, pedagang kaki lima,
pedagang asongan, dan sebagainya.

a. Pasar grosir.
Pasar grosir adalah tempat kegiatan/usaha perdagangan yang menjual barang
dalam partai besar, misalnya lusinan, kodian, satu dos, satu karton, dan lain-lain.
Pasar grosir dimiliki oleh pedagang besar dan pembelinya pedagang eceran. Contoh:
pusat-pusat grosir, makro, dan sebagainya.

E. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar


Persyaratan kesehatan lingkungan pasar menurut Kepmenkes No. 519 Tahun
2008 antara lain mencakup lokasi pasar, bangunan, sanitasi pasar, keamanan, dan
fasilitas lainnya.
1. Lokasi Pasar
a) Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Setempat (RUTR)
b) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti banjir dan
sebagainya
c) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan
penerbangan, termasuk sempadan jalan
d) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau
bekas lokasi pertambangan
e) Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan lingkungannya.

2. Bangunan Pasar
Persyaratan bangunan pasar yakni sebagai berikut:
a) Umum
Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
8
b) Penataan Ruang Dagang
1) Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan
klasifikasinya seperti : basah, kering, penjualan unggas hidup, pemotongan
unggas.
2) Pembagian zoning diberi identitas yang jelas
3) Penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat khusus
4) Setiap los/kios memiliki lorong yang lebarnya minimal 1,5 meter
5) Setiap los/kios memiliki papan karakteristik
6) Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan bangunan pasar
utama minimal 10 m atau dibatasi tembok pembatas dengan ketinggian
minimal 1,5
7) Khusus untuk jenis pestisida, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan bahan
berbahaya lainnya ditempatkan di tempat terpisah dan tidak berdampingan
dengan zona makanan dan bahan pangan.
8) Ruang Kantor Pengelola
9) Ruang kantor memiliki ventilasi minimal 20% dari luas lantai
10) Tingkat pencahayaan ruangan minimal 100 lux
11) Tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi langit-langit dari lantai
sesuai ketentuan yang berlaku
12) Tersedia toilet terpisah bagi laki-laki dan perempuan
13) Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir
(Mukono, 2006).

3. Pasar Sehat
a. Tempat Penjualan Bahan Pangan dan Makanan terdiri atas :
1) Tempat penjualan bahan pangan basah
Meja tempat penjualan harus tahan karat, rata, dan tinggi minimal 60 cm
Tersedia tempat pencucian bahan pangan dan peralatan
Tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan air mengalir
Saluran pembuangan limbah tertutup, dengan kemiringan yang sesuai
ketentuan, serta tidak melewati area penjualan
Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup, dan mudah
diangkat
Bebas dari vektor penyakit dan tempat perindukannya.
2) Tempat Penjualan Bahan Pangan Kering

9
Meja tempat penjualan dengan permukaan rata, mudah dibersihkan, dan tinggi
minimal 60cm
Meja terbuat dari bahan tahan karat
Tempat sampah harus terpisah basah dan kering, kedap air, tertutup dan
mudah diangkat
Tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan air mengalir
Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya.
3) Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji
Tempat penyajian makanan tertutup, bahan tahan karat, permukaan rata,
mudah dibersihkan, dan tinggi minimal 60 cm dari lantai
Tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan ari yang mengalir
Tempat cuci peralatan harus kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah
dibersihkan
Tempat sampah terpisah antara sampah basah dan kering, kedap air, dan
bertutup
Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya
Pisau yang digunakan untuk memotong bahan mentah dan bahan matang
berbeda dan tidak berkarat
Saluran pembuangan limbah tertutup.

b. Area Parkir
1) Ada pemisah yang jelas dengan batas wilayah pasar
2) Parkir mobil, motor, sepeda, andong/delman, becak terpisah
3) Tersedia area parkir khusus kendaraan pengangkut hewan hidup dan hewan
mati
4) Tersedia area khusus bongkar muat barang
5) Tidak ada genangan air
6) Tersedia tempat sampah yang terpisah setiap radius 10 meter
7) Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas
8) Ada tanaman penghijauan
9) Adanya area resapan air di pelataran parkir (Mukono, 2006).

c. Konstruksi
Dari segi konstruksinya, pasar harus mempunyai syarat-syarat kesehatan
lingkungan sebagai berikut :

1) Atap

10
Atap yang digunakan kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan
vector
Kemiringan atap cukup dan tidak memungkinkan genangan air
Atap dengan ketinggian lebih 10 meter dilengkapi penangkal petir.
2) Dinding
Keadaan dinding bersih, tidak lembab, dan berwarna terang
Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang
kuat dan kedap air
Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk lengkung (conus).
3) Lantai
Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata, tidak licin, tidak
retak, dan mudah dibersihkan
Lantai kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya mempunyai kemiringan ke
saluran pembuangan.
4) Tangga
Tinggi, lebar dan kemiringan yang sesuai dengan ketentuan
Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga
Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak licin
Memiliki pencahayaan minimal 100 lux.
5) Ventilasi
Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20% dari luas lantai dan saling
berhadapan (cross ventilation).
6) Pencahayaan
Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup terang agar dapat
melakukan kegiatan dengan jelas minimal 100 lux, dimana pencahayaan atau
penerangan tidak menyilaukan dan tersebar merata sehingga tidak menimbulkan
bayangan yang nyata
7) Pintu
Khusus untuk pintu los/kios penjualan daging, ikan dan bahan makanan yang
berbau tajam agar menggunakan pintu yang dapat membuka dan menutup sendiri atau
tirai plastik untuk menghalangi vektor penyakit masuk.

4. Sanitasi Pasar
Syarat-syarat sanitasi pasar yakni sebagai berikut :
a. Air bersih
1) Air bersih selalu tersedia dalam jumlah yang cukup (minimal 40 liter per
pedagang)

11
2) Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan, sesuai Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.416 Tahun 1990 Pasal 1 bahwa air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak
3) Jarak sumber air bersih dengan septick tank minimal 10 meter
4) Pengujian kualitas air bersih dilakukan 6 bulan sekali.

b. Kamar mandi dan toilet


1) Harus tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, yang
dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas dengan proporsi sebagai berikut:

Tabel 1 Sumber : Kepmenkes No. 519 Tahun 2008

Proporsi Jumlah
Jumlah kamar
Toilet yang Harus Jumlah pedagang Jumlah toilet
mandi
Tersedia di Pasar

1 1- 25 1 1

2 26 50 2 2

3 51 100 3 3

Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah satu kamar mandi atau
satu toilet

2) Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah cukup dan bebas jentik
3) Toilet dengan leher angsa, dan peturasan
4) Tersedia tempat cuci tangan dan sabun
5) Tersedia tempat sampah yang tertutup
6) Tersedia septic tank dengan lubang peresapan yang memenuhi syarat
kesehatan
7) Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan makanan dan bahan
pangan
8) Ventilasi minimal 20% dari luas lantai
9) Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, dengan kemiringan cukup

c. Pengolahan Sampah
1) Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah basah dan kering

12
2) Tempat sampah terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah berkarat, kuat
tertutup dan mudah dibersihkan
3) Tersedia alat pengangkut sampah yang kuat dan mudah dibersihkan
4) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang kuat, kedap air,
mudah dibersihkan dan mudah dijangkau
5) TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit
6) TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter dari
bangunan pasar
7) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam
8) Ketetapan besaran timbulan sampah untuk pasar yakni 2,5 3.0 L per
pedagang atau petugas / hari ditiap los dan kiosnya.

d. Drainase
1) Tertutup dengan kisi-kisi, terbuat dari logam dan mudah dibersihkan
2) Limbah cair mengalir lancer
3) Limbah cair harus memenuhi baku mutu
4) Tidak ada bangunan di atas saluran
5) Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan sekali.

e. Tempat cuci tangan


1) Lokasi mudah dijangkau
2) Dilengkapi sabun
3) Tersedia air mengalir
4) Limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup

f. Vektor penyakit
1) Los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat, kecoa, dan
tikus
2) Angka kepadatan tikus nol
3) Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik pengukuran
4) Angka kepadatan lalat maksimal 30 per gril net di tempat sampah dan
drainase
5) Container Indeks (CI) jentik nyamuk Aedes aegypti tidak melebihi 5%.
Container Indeks adalah salah satu indeks kepadatan jentik DBD sebagai
tolak ukur atau parameter untuk mengetahui populasi jentik nyamuk Aedes
aegypti dengan rumus jumlah kontainer yang positif jentik dibagi jumlah
kontainer yang diperiksa dikalikan seratus persen.

13
g. Kualitas makanan dan bahan pangan
1) Tidak basi
2) Tidak mengandung bahan berbahaya
3) Tidak mengandung residu pestisida di atas ambang batas
4) Kualitas makanan siap saji sesuai dengan peraturan
5) Makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalam suhu 4-10 C
6) Ikan, daging, dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4 C
7) Sayur dan buah disimpan dalam suhu 10 C, telor, susu dan olahannya
disimpan dalam suhu 5-7C
8) Penyimpanan bahan makanan dengan jarak 15 cm dari lantai, 5 cm dari
dinding, dan 60 cm dari langit-langit
9) Kebersihan peralatan makanan maksimal 100 kuman per cm2 permukaan dan
E-coli nol.

h. Desinfeksi Pasar
1) Dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam sebulan
2) Bahan desinfeksi tidak mencemari lingkungan,

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


a. Pedagang dan Pekerja
1) Bagi pedagang karkas daging/unggas, ikan dan pemotong unggas
menggunakan alat pelindung diri sesuai dg pekerjaanannya (sepatu boot,
sarung tangan, celemek, penutup rambut dll)
2) Berpola hidup bersih dan sehat (cuci tangn dg sabun, tidak merokok, mandi
sebelum pulang terutama bagi pedagang dan pemotong unggas, tidak buang
sampah sebarangan, tidak meludah dan buang dahak sembarangan dll)
3) Dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi pedagang secara berkala. Minimal 6
bulan sekali
4) Pedagang makanan siap saji tidak sedang menderita penyakit menular
langsung, seperti : diare, hepatitis, TBC, kudis, ISPA dll
b. Pengunjung
1) Berpola hidup bersih dan sehat, seperti : tidak buang sampah sebarangan,
tidak merokok, tidak meludah dan buang dahak sembarangan dll
2) Cuci tangan dengan sabun terutama setalah memegang unggas/hewan hidup,
daging, ikan

14
c. Pengelola

Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dibidang hygiene sanitasi dan


keamanan pangan

6. Keamanan Pasar
Di lingkungan pasar harus mempunyai sistem keamanan yakni sebagai
berikut:
a. Pemadam Kebakaran
1) Tersedia peralatan pemadam kebakaran dengan jumlah cukup dan berfungsi
80%
2) Tersedia hydran air
3) Letak peralatan pemadaman kebakaran mudah dijangkau dan ada petunjuk
arah penyelamatan
4) Adanya petunjuk penggunaan alat pemadam kebakaran.
b. Keamanan
1) Ada Pos Keamanan
2) Ada personil/petugas keamanan.

7. Fasilitas Lain
Di pasar juga harus tersedia fasilitas-fasilas lain yang mendukung antara lain :
a. Sarana Ibadah
1) Tersedia tempat ibadah yang bersih, dan tempat wudhu
2) Tersedia air dengan jumlah yang cukup
3) Ventilasi dan pencahayaan sesuai dengan persyaratan.

b. Tempat penjualan unggas hidup


1) Tersedia tempat khusus yang terpisah dari pasar utama
2) Mempunyai akses masuk dan keluar kendaraan pengangkut unggas tersendiri
3) Kandang tempat penampungan unggas kuat dan mudah dibersihkan
4) Tersedia fasilitas pemotongan unggas umum yang memenuhi syarat
5) Tersedia sarana cuci tangan dengan sabun dan air bersih
6) Tersedia saluran pembuangan limbah
7) Tersedia penampungan sampah terpisah dari sampah pasar
8) Tersedia sarana desinfeksi khusus di pintu masuk.

c. Pos Kesehatan/P3K
Tersedia ruang/pos pelayanan kesehatan dan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) yang mudah dijangkau.

15
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tabel Observasi
FORMULIR INSPEKSI SANITASI PASAR
PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN
(INSPEKSI SANITASI) PASAR
1. NAMA PASAR : PASAR PABAENG- BAENG
2. ALAMAT : JL. S. ALAUDDIN MAKASSAR
3. TANGGAL PEMERIKSAAN : 16 Mei 2016
4. a. Beri tanda V pada kotak [ ] (kolom 4), dan lingkari nilai (kolom 5) untuk
komponen penilaian sesuai.
b. Skore (kolom 6) adalah bobot (kolom 3) dikaitkan dengan jumlah nilai (kolom
5) pada komponen penilaian yang sesuai (kolom 4).
c. Setiap variabel memiliki nilai maksimum 10 dan nilai minimum 0.

N Variabel Bobot Komponen Penilaian Nilai Skor


O
1 2 3 4 5 6
I PERSYARATAN
KESEHATAN

16
LINGKUNGAN DAN
BANGUNAN
A UMUM
1 Lokasi 4 [v] Tidak terletak di daerah banjir 5 20
[v] Sesuai dengan perencanaan tata kota 5 20
2 Lingkungan/halaman 4 [-] Bersih dan tertata rapi 4 0
[-] Sistem drainase berfungsi baik 3 0
[-] Tidak terdapat genangan air 3 0
B KONTRUKSI UMUM
1 Bangunan 2 [ v] Susunan/tata ruang diatur sedemikian 4 8
rupa sehingga lalu lintas orang lancer
[v] Terdapat pengelompokan untuk jenis 3 6
barang (seperti daging, sayuran dll)
[v]Permukaan bangunan tempat 3 6
penjualan rata, miring dan lebih tinggi
dari lantai.
2 Lantai 2 [v] Bersih 3 6
[v] Bahan kuat, kedap air, permukaan 3 6
rata
[v] Tidak licin 2 4
[v] Miring kearah saluran pembuangan 2 4

II FASILITAS SANITASI
1 Air bersih 20 [v] Tersedia dengan jumlah yang cukup 6 120
[v] Memenuhi persyaratan fisik 4 80
2 Jamban dan urinoir 16 [-] Bersih dan terpelihara 2 0

[-] Jumlah jamban sbb: 2 0


- untuk setiap 60 pedagang wanita
min 1 buah jamban
- untuk setiap 60 pedagang pria min
1 buah jamban
[-] Setiap pengunjung pria tersedia 1 2 0
buah urinoir

17
[v] Jamban dan urinoir dihubungkan 2 32
dengan saluran air kotor kota atau septik
tank
[v] Jamban pria dan wanita terpisah 2 32
3 Pembuangan air limbah 16 [ -] Dilakukan pengolahan sendiri atau 5 0
pengolahan kota
[-] Disalurkan melalui saluran tertutup, 5 0
kedap air dan air limbah mengalir lanca
4 Tempat sampah 12 [v] Kuat, tahan karat, kedap air 4 48
[v] Permukaan dalam halus dan rata 2 24
[v] Tersedia dengan jumlah cukup 2 24
[v] Tersedia TPS yang memenuhi syarat 2 24
III LAIN-LAIN
1 Alat-alat pembersih 8 [v] Tersedia alat pembersih dengan 6 48
jumlah cukup
[-] Alat pembersih masih berfungsi dgn 4 0
baik
2 6 [v] Tersedia min 1 kotak P3K yang berisi 6 36
obat-batan sederhana
[ v] Obat-obatan masih dalam keadaan 4 24
baik
3 Pemadam kebakaran 6 [-] Tersedia alat pemadam kebakaran 6 0
yang berfungsi baik dan mudah
dijangkau
[-] Terdapat penjelasan tentang cara 4 0
penggunaannya
4 Pengeras suara 4 [v] Tersedia alat pengeras suara untuk 6 24
memberikan penerangan/pengumuman
[v] Alat pengeras suara masih berfungsi 4 16
dengan baik
TOTAL BOBOT 100 TOTAL SCORE

Perhitungan :

18
Variabel 1 :

Variabel 2 :

Variabel 3 :

Jadi, sesuai penilaian pemeriksaan inspeksi pasar Pabaeng-Baeng Makaassar


didapatkan hasil pada variabel upaya 1 67% yang berarti dinyatakan layak sehat,
untuk variabel 2 sebesar 60% yang berarti variabel tersebut tidak layak serta variabel
3 diperoleh 62% yang berarti tidak layak.

Keterangan :
Variabel 1 : 67%
Variabel 2 : 60%
Variabel 3 : 62%

19
B. Pembahasan Hasil Observasi
1) Lokasi
Pasar tradisional pabaeng-baeng berlokasi di jl. S. Alauddin Makassar dengan
pintu masuk tepat mengarah pada jalan utama S. Alauddin Makassar. Pasar pabaeng-
baeng memiliki 2 bagian yang dipisahkan oleh kanal.
2) Kondisi lingkungan
Pasar tradisonal pabaeng-baeng memiliki jumlah 400 los yang ditempati oleh
pedagang. Pedagang yang tidak memiliki los mendirikan lapak-lapak di area kosong
di dalam pasar. Dan keadaan halaman tidak bersih serta tidak tertata rapi karena
sebagian penjual masih mendirikan lapak jualan yang semestinya tempat tersebut
sebagai tempat parkir. Dan diberbagai titik masih terdapat genangan air disebabkan
karena selokan disekitar halaman tidak berfungsi dengan baik.
3) Kondisi bangunan kios/lapak
Pada bangunan kios/lapak sudah diatur sedemikian rupa sehingga tempat lalu
lintas padra pembeli lancar dan tidak saling berdesakan. Kios-kios yang terdapat pada
pasar tersebut, sudah dikelompokkan berdasarkan jenisnya seperti penjual daging,
sayuran, pakaian dll). Kontruksi bangunan kios/lapak permukaan bangunan tempat
penjualan rata sedangkan lantainya miring kearah selokan. Selanjutnya, permukaan
bangunan tempat penjualan lebih tinggi dari lantai. Adapun kontruksi lantainya
terbuat dari bahan kuat, kedap air, dan permukaannya rata serta miring kearah saluran
pembuangan dan nampak diatas permukaan lantai bersih, tidak terdapat sampah dan
genangan air.
4) Kondisi sarana sanitasi
a) Sumber air bersih
Sumber air bersih Pasar Pabaeng-Baeng menggunakan air bersih yang
didistribusikan oleh PDAM Kota Makassar. Namun sebelum didistribusikan air
tersebut ditampung terlebih dahulu ke profil tanke. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi bila sewaktu-waktu air tidak mengalir, maka penyediaan air bersih

20
untuk pasar tersebut masih mengalir. Selanjutnya, kuantitas air bersih untuk
kebutuhan pedagang maupun pengunjung dan pengelola pasar masih tercukupi. Dan
hasil pengamatan kami, untuk kualitas dari segi fisik masih memenuhi syarat karena
tidak berbau, tidak berwarna, tidak keruh serta tidak berasa.
b) Jamban dan Urinoir
Pada pengamatan yang kami lakukan pada kondisi sarana sanitasi khususnya
jamban dan urinoir keadaannya tidak bersi. Ini dilihat dari permukaan lantainya
berlumut dan kotor. Sedangkan untuk jumlah jamban pada pasar tersebut tidak sesuai
dengan persyaratan yang dimana 60 pengunjung wanita maupun laki-laki minimal 1
buah jamban sedangkan pada pasar pabaeng-baeng hanya tersedia 2 buah jamban, 1
untuk pria dan 1 untuk wanita dimana jumlah pengunjung kurang lebih 500
pengunjung. Sedangkan untuk urinoirnya, tidak tersedia pada pasar tersebut. Akan
tetapi, jamban pria dan wanita sudah dipisahkan walaupun jumlahnya masih kurang.
c) SPAL
Untuk air buangan/limbah pasar pabaeng-baeng pihak pengelola tidak
memiliki pengolahan air limbah tersendiri tetapi air limbah tersebut disalurkan ke
kanal yang terletak disamping pasar.
d) Tempat sampah
Jumlah tempat sampah, berupa truk besar ada 2, yang masing-masing letaknya
di dekat pintu masuk utama. Sementara itu, di dalam lingkungan pasar, terdapat
tempat sampah berupa tong berukuran sedang, gerobak sampah, dan tempat sampah
berbahan plastik. Selanjutnya, mekanisme pengolahan sampahnya, petugas
kebersihan memungut sampah-sampah dari tiap pedagang lalu dimasukkan kedalam
kantongan plastik dan diangkut ke TPS dengan menggunakan gerobak sampah dan
selanjutnya dibuang ke TPA.

e) Drainase

21
Lingkungana pasar tradisional Pabaeng-Baeng memiliki drainase berupa
selokan kecil disekeliling los dan lapak pedagang. Sayangnya banyak sampah yang
berserakan di selokan yang mestinya digunakan sebagai drainase.
f) Fasilitas Lainnya
Pihak pengelola telah menyiapkan alat pembersih yang disesuaikan dengan
jumlah tenaga kebersihan yang dimiliki. Alat-alat tersebut berupa sapu lidi, skop
sampah,gerobak sampah, tempat sampah, namun alat pembersih untuk toilet kurang
memadai. Namun pada pengamatan kami, alat-alat pembersih yang disiapkan oleh
pengelola pasar banyak yang tidak berfungsi/tidak layak pakai. Selanjutnya, untuk
perlengkapan kotak P3K di Pasar Pabaeng-Baeng sudah memiliki kotak P3K namun
jumlahnya hanya 1 dan kotak P3K tersebut, sudah berisi obat-obatan yang sederhana
yang dalam kondisi masih baik atau layak dipakai. Untuk perlengkapan pemadam
kebakaran, pihak pengelola tidak menyiapkan alat Apar atau alat pemadam api
ringan.

C. Faktor Resiko Terjadinya Penyakit Akibat Buruknya Sarana Sanitasi


Buruknya sarana sanitasi yang ada pada tempat umum seperti pasar, akan
berdampak bukan hanya pada lingkungan, tapi pada kesehatan manusia. Gangguan
kesehatan yang bisa muncul akibat sanitasi yang buruk, misalnya:
1) Diare
Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan dan merupakan
gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lain. Diare akut adalah buang air
besar lembek/cair konsistensinya encer, lebih sering dari biasanya, disertai lendir, dan
dapat berupa air saja. Diare non spesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh
kuman khusus atau parasit.
Penyebab diare adalah virus, makanan yang merangsang dan tercemar toksin,
gangguan pencernaan dan sebagainya. Buruknya sanitasi di pasar tradisional bisa
memicu perkembangan virus penyebab diare. Makanan dan jajanan yang dijual di
pasar bisa terkontaminasi dengan virus dan bakteri dari tumpukan sampah dan kontak
22
dengan tangan dan barang. Infeksi juga bisa berasal dari air minum yang
terkontaminasi dengan bakteri pathogen penyebab diare.
2) Gangguan Kulit
Sebagaimana diketahui, air dapat menyebabkan berbagai penyakit (water
borne disease, water based disease, water related disease, water washed disease).
Salah satu penyakit yang bisa ditimbulkan dari air adalah gangguan kulit. Gangguan
kulit ini bermacam-macam menurut penyebab terjadinya.
Sanitasi yang buruk, juga bisa menyebabkan gangguan kulit. Bila penyediaan
air bersih tidak tercukupi, atau terjadi kontaminasi bakteri atau parasit dengan air,
yang kemudian digunakan manusia untuk hygiene pribadi, maka akan menyebabkan
gangguan kulit. Gangguan kulit yang umum yang bisa dialami akibat sanitasi pasar
yang buruk misalnya panu dan kutu air. Selain dipengaruhi oleh penyediaan air,
gangguan kulit juga bisa disebabkan drainase dan spal yang buruk, sehingga
menyebabkan air tergenang dan banjir. Pada musim hujan, kemungkinan terkena
gangguan kulit menjadi semakin rawan. Sebagaimana diketahui parasit, berupa jamur
sangat mudah berkembang biak di daerah lembab.
3) Muntaber
Muntaber atau kependeken dari muntah dan berak adalah suatu gangguan
kesehatan yang sangat berbahaya. Penderita mengalami muntah-muntah dan diare tak
hanya sekali atau dua kali dengan selang waktu yang tidak lama. Keterlambatan
dalam menangani hal ini bisa berakibat fatal, apalagi jika muntaber terjadi dengan
tingkat keseringan yang cukup tinggi. Penderita bisa lemas karena banyak kehilangan
cairan. Jika tidak segera ditangani atau ditolong dengan cepat dan tepat dapat
mengakibatkan kematian.
Muntaber adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi
pencernaan. Bila sanitasi yang buruk, bakteri penyebab muntaber akan berkembang
biak dengan pesat. Bila hujan turun dan saat banjir (terkait drainase dan spal yang
buruk), bakteri ini berkembang dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
23
4) Demam Berdarah
Demam berdarah adalah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, misalnya Ae aegypti atau Ae albopictus.
Lingkungan pasar tradisional sangat mendukung perkembangan nyamuk jenis
ini. Buruknya drainase dan SPAL menjadikan nyamuk aedes gampang berkembang
biak. Dan akan semakin mudah berkembang biak saat musim hujan (nyamuk bertelur
di genangan air).
Pedagang menghabiskan waktu 10-12 jam untuk melakukan transaksi di
pasar. Dalam rentang waktu ini, kemungkinan untuk terinfeksi virus dengue melalui
gigitan nyamuk akan semakin besar. Banyaknya volume manusia yang bertransaksi di
pasar juga bisa menjadi penyebab penularan virus dengue ini.

BAB IV

24
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi pasar pabaeng yang kami lakukan tidak
layak sehat hal ini didasarkan pada variabel upaya yang dimana hanya variabel 1
yang layak sedangkan variabel 2 dan 3 tidak memenuhi syarat. Hal ini disebakan
masih banyaknya sarana sanitasi yang kurang memadai.

B. Saran

Sebaiknya pihak pengelola pasar yang terkait diharapkan lebih meningkatkan


sanitasi pasar pabaeng baeng tersebut misalny aperlu dilakukan pembersihan secara
rutin agar sampah-sampah tidak berserakan dan tidak menyumbat selokan dan
menambah lagi jumlah fasilitas jamban, urinoir agar memenuhi syarat serta
menyiapkan alat pemadam kebakaran tabung APAR untuk mengantisipasi terjadinya
kebakaran serta mencantumkan cara penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA

25
Laila Maidzar, Kondisi Fasilitas Sanitasi Pasar,
http://jewelrahmadhanny.blogspot.co.id/2013/03/karya-tulis-ilmiah-kondisi-
fasilitas.html. Diakses pada 25 Maret 2013
Finna Monica, Sanitasi Lingkunagan Pasar dan Upaya Pengelolaanya,
http://arfkomunika.blogspot.co.id/2014/07/sanitasi-lingkungan-pasar-dan-
upaya.html. Diakses pada 11 Juli 2014
Rahmi Agus, Gambaran Kondisi Sanitasi Lingkungan Pasar,
http://iniceritarahmi.blogspot.co.id/2013/11/gambaran-kondisi-sanitasi-
lingkungan.html, Diakses Pada 2 November 2013

Muvii Muv , Sanitasi Tempat-tempat Umum,


http://muviimuv.blogspot.co.id/2012/12/sanitasi-tempat-tempat-umum_18.html.
Diakses pad Selasa, 18 Desember 2012

dwi wiwi afria, pemeriksaan inspeksi sanitasi tempat-tempat umum,


http://dwiafriapratama.blogspot.co.id/2012/01/pemeriksaan-inspeksi-sanitasi-
tempat.html. Diakses pada Sabtu, 07 Januari 2012

26

You might also like