You are on page 1of 3

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KARANGNUNGGAL
Jl. Raya Karangnunggal No. 12Kab. Tasikmalaya Tlpn (0265) 580113
e-mail : pkm.karangnunggal@tasikmalayakab.go.id Kode Pos 46186

KERANGKA ACUAN KERJA


KEGIATAN PEMANTAUAN SURVEY JENTIK

A. PENDAHULUAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah


kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes
albopictus. Aedes aegypti lebih berperan dalam penularan penyakit ini, karena hidupnya
di dalam dan di sekitar rumah, sedangkan Aedes albopictus di kebun, sehingga lebih
jarang kontak dengan manusia (Depkes RI , 1992 ). Timbulnya mendadak dan banyak
mengakibatkan kematian bagi penderitanya, sehingga tidak mengherankan bila adanya
penyakit ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat.

Wabah pertama terjadi pada tahun 1780 an secara bersama di Asia, Afrika dan
Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar
global dimulai di Asia Tenggara pada 1950 an dan hingga 1975. Penyakit DBD muncul
pertama kali pada tahun 1953 di Filipina, di Indonesia dilaporkan pertama kali tahun
1968 di Surabaya dengan jumlah kasus 58 orang, 24 dian taranya meninggal (CFR =
41,32).

Penyakit. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah


kesehatan lingkungan yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas
daerah penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.

Sampai saat ini penyakit DBD belum ada vaksin pencegahnya dan obatnyapun juga
masih diusahakan. Satu-satunya cara efektif adalah mencegah dan menanggulanginya
dengan cara memberantas nyamuk penularnya.

Nyamuk Aedes Aeggepti berkembang biak di tempat penampungan air bersih


seperti bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas dan lain-lain. Nyamuk ini mampu
hidup pada ketinggian sampai 1000 m dari permukaa laut, suka hidup didaratan rendah
yang berpenghuni padat. Dari telur hingga dewasa mencapai kurang lebih 12 hari.
Menggigit pada pagi dan sore hari. Jarak terbang maksimal 100 m. Nyamuk jantan hidup
mencapai 30 hari yang betina mencapai 3 bulan. Nyamuk jantan menghisap sari buah-
buahan, naymuk betina menghisap darah manusia untuk mematangkan telurnya.

Setelah nyamuk betina menggigit orang sakit DBD, 7 hari kemudian virus DBD
dalam tubuhnya telah matang dan siap ditularkan kepada orang lain melalui gigitannya.
Nyamuk betina infektif dapat menularkan virus DBD seumur hidupnya.

Pemeriksaan jentik adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk


(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas
bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang ai, alas pot kembang, ketiak
daun, lubang pohon , pagar bambu.Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah
dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

B. LATAR BELAKANG

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai


penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul sebagai
wabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968. Sampai saat ini DBD
dilaporkan telah menyebar dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan dan selama tahun
1974 sampai 1982 dilaporkan sebanyak 3500-7800 kasus dengan Case Fatality
Rate 3.9%. Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegepty sebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes albopictus.

Wabah penyakit demam berdarah yang sering terjadi di berbagai daerah di


Indonesia di beberapa tahun yang lalu perlu mendapat perhatian. Begitu pula vektor
Aedes aegepty yang terdapat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan memberi risiko
timbulnya wabah penyakit di masa akan datang. Untuk mengatasi masalah penyakit
demam berdarah di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan berbagai upaya
pemberantasan vektor, tetapi hasilnya belum optimal. Kejadian luar biasa (KLB) masih
sering terjadi secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD
ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor) dan
penggalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pemberantasan sarang
nyamuk (PSN).

Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Karangnunggal


sepanjang desember sampai sekarang adalah sebanyak 130.

Dari data tersebut diatas dipandang perlu melakukan kegiatan pemantauan jentik
secara berkala untuk mecegah dan mengontrol perkembangbiakan jentik nyamuk
perantara penyakit Demam Berdarah.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi rumah
yang menjadi sarang berkembangbiaknya jentik nyamuk.

2. Tujuan Khusus

a. Populasi nyamuk terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara


nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.

b. Diperolehnya data yang akurat mengenai kondisi jentik di lingkungan wilayah


kerja puskesmas pekkae.

D. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Menentukan jadwal pemeriksaan jentik nyamuk

2. Menyiapkan alat (senter)

3. Melapor ke Kepala Puskesmas ttg kegiatan pemeriksaan jentik


4. Menuju ke lokasi kegiatan

5. Advokasi ke masyarakat (sasaran)

6. Melakukan pemeriksaan jentik dilokasi kegiatan

7. Mencatat hasil kegiatan

E. SASARAN

1. 14Desadi wilayah kerja puskesmas Karangnunggal


2. Sekolah Dasar di wilayah kerja puskesmas Karangnunggal

F. JADWAL PELAKSANAN KEGATAN

MA ME
KEGIATAN JAN FEB APR JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
R I
Survey Jentik di
X X
Desa
Survey Jentik di
X X X
Sekolah

G. EVALUASI
Evaluasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan dilakukan secara bertahap.
Evaluasi hasil kegiatan berupa populasi nyamuk terkendali sehingga masyarakat
terlindung dari potensi pengaruh buruk akibat kondisi rumah yang menjadi sarang
berkembang biaknya nyamuk.

H. BIAYA
Biaya dibebankan pada dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas
Karangnunggal Tahun 2016. Adapun rincian biaya dari kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
1. 1 orang x 12 desa x 2 kali pemantauan x Rp. 70.000 = Rp. 1820.000,00
2. 1 orang x 1 desa jauh 2 kali mantau x Rp.100.000,00 = Rp. 100.000,00
3. 1 orang x 55 SD x 3 kali pemantauan x Rp. 50.000 = Rp. 2.070.000

You might also like