You are on page 1of 76

PENGARUH KEPERCAYAAN, ORIENTASI BELANJA, DAN KUALITAS

LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


BUSANA SECARA ONLINE
(Studi Pada Mahasiswa Universitas Lampung)

(Skripsi)

Oleh:

DIAN KURNIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TRUST, SHOPPING ORIENTATION, AND


SERVICE QUALITY TOWARD PURCHASE DECISION
IN ONLINE FASHION
(STUDY IN THE UNIVERSITY OF LAMPUNG)

By

DIAN KURNIA

This research was aimed to analyze the influence of variables trust, shopping
orientation, and service quality toward purchase decision in online fashion. This
research was a causal comparative research. The sample of this research were 100
respondents from Lampung University students who ever buy online clothes. The
technique used in this research was simple random sampling. The result showed that
partially independent variable trust (X1) significantly influenced the purchase
decision in online fashion. Shopping orientation variable (X2) significantly influenced
the decision in online fashion, and service quality variable (X3) significantly
influenced the purchase decision in online fashion. Simultaneously, variables trust,
shopping orientation, and service quality significantly influenced purchase decision
in online fashion.

Keywords: Decision Purchase in Online Fashion, Service Quality, Shopping


Orientation, Trust.
ABSTRAK

PENGARUH KEPERCAYAAN, ORIENTASI BELANJA, DAN KUALITAS


LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
BUSANA SECARA ONLINE
(STUDI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG)

Oleh

Dian Kurnia

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel kepercayaan, orientasi


belanja, dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian busana secara online.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal
komparatif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden dari
mahasiswa Universitas Lampung yang pernah membeli busana secara online. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, variabel kepercayaan (X1)
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian busana secara online. Variabel
orientasi belanja (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian busana
secara online, dan variabel kualitas layanan (X3) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian busana secara online. Secara simultan, variabel kepercayaan,
orientasi belanja, dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian busana secara online.

Kata kunci: Kepercayaan, Keputusan Pembelian Busana Secara Online, Kualitas


Layanan, Orientasi Belanja.
PENGARUH KEPERCAYAAN, ORIENTASI BELANJA, DAN
KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN BUSANA SECARA ONLINE
(Studi Pada Mahasiswa Universitas Lampung)

Oleh

Dian Kurnia

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Gedungjaya pada 13 Januari 1993 sebagai

putri pertama dari pasangan Bapak Suhardi dan Ibu

Purwati. Pernulis memiliki satu orang adik perempuan

bernama Nafisa Jauza Azzahra. Pendidikan pertama yang

ditempuh oleh penulis adalah di Sekolah Dasar Negeri

Gedungjaya, Negara Batin, Waykanan dan diselesaikan

pada tahun 2005. Setelah itu, penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Gedongtataan, Pesawaran dan

diselesaikan pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah

Atas Negeri 1 Gadingrejo, Pringsewu dan selesai pada tahun 2011.

Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis , Faklutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur

Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tertulis yang

sekarang berganti menjadi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Pada

tahun 2015, penulis berkesempatan memperoleh pengalaman sosial bermasyarakat

dengan menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Lampung di

desa Mulang Maya, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat selama 40 hari.
MOTO

Seberapa hebat kamu menyusun rencana kedepan


belum tentu itu yang terbaik untuk kita
Allah Maha tau sedangkan kita tidak mengetahui akan itu
(@tausiyahku)

Karena harta terbaik adalah yang disedekahkan,


ibadah terbaik yang diikhlaskan,
dan manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi manusia lain
(@tausiyahku)

Sebaik dan seburuk apapun kita, sesungguhnya jalan pulang hanya ada
dua yaitu Surga atau Neraka
(@kartun.muslimah)

Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan


(Dian Kurnia)
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Kupersembahkan


karya kecilku ini untuk:

Orang tuaku,
Yang telah sangat berjasa dalam hidupku, yang tiada hentinya berdoa
untukku dan mencurahkan segala yang mereka punya untukku tanpa
mengenal lelah

Adikku satu-satunya yang paling cantik didunia yang sangat aku cintai

Semua keluargaku yang senantiasa memberikan dukungan dan doa agar aku
segera dapat sukses

Dosen pembimbing dan dosen pembahas yang dengan sabar memberi


masukan demi terselesaikannya penelitian ini

Sahabat-sahabatku yang selalu bersedia membantu demi terselesaikannya


penelitian ini

Dan untuk almamater tercinta Universitas Lampung


SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan

Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dapat diselesaikan.

Tidak lupa Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

karena berkat beliaulah saat ini kita dapat merasakan nikmatnya pengetahuan dan

pencerahan iman.

Skripsi dengan judul Pengaruh Kepercayaan, Orientasi Belanja, dan Kualitas

Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Busana Secara Online (Studi Pada

Mahasiswa Universitas Lampung) adalah salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.A.B) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung.

Selesainya penulisan skripsi ini juga berkat motivasi dan pengarahan serta

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar kepada :

1. Allah SWT.

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.


3. Bapak Drs. A. Effendi, M.M selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung.

8. Bapak M. Machrus S.E., M.Si selaku pembimbing skripsi. Terima kasih atas

kesediannya untuk membimbing, memberikan saran dan kritik selama proses

penyelesaian skripsi ini. Penulis ucapkan permohonan maaf untuk setiap

salah dan khilaf penulis selama ini.

9. Bapak Hartono, S.Sos, M.A selaku dosen penguji yang telah memberikan

saran dan kritik yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis ucapkan permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf penulis

selama ini.

10. Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. Terima kasih

telah menyemangati dan membantu kami selama proses penyelesaian skripsi.


11. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Bisnis yang telah membekali penulis

dengan berbagai ilmu pengetahuan.

12. Terima kasih untuk kedua orang tuaku, bapak Suhardi dan mamak Purwati

atas limpahan kasih sayang, doa, dan dukungan sehingga aku dapat seperti

sekerang. Semoga segala cita-cita dan harapan bapak mamak dapat segera

terkabul. Aamiin.

13. Adikku yang tercantik, termanis, dan terbaik didunia Nafisa Jauza Azzahra

yang selama ini telah menjadi adik yang sangat luar biasa buatku. Semoga

kamu mendapat ridho Allah dalam mencapai cita-citamu. Aamiin.

14. Sahabat sekaligus keluarga semenjak SMA, Tri Yuli Susanti, Arum

Chandrawati, Dian Anggraini, dan Lia Anggarini Sari, terima kasih banyak

sudah menjadi pendengar, pencerita, dan pembicara yang baik selama ini.

Dan juga teman-teman SMAN 1 Gadingrejo yang lain, umam, dwi, binar,

yori, andi, ana, terima kasih sudah menjadi teman yang baik sedari SMA.

Semoga kita semua dapat dengan segera menggapai cita-cita dan harapan

kita. Aamiin.

15. Sahabat sekaligus keluarga semenjak kuliah, Nila Kurniati dan Nitariana

teman pertama yang langsung akrab dan janjian kalau ada acara PROPTI dan

inagurasi. Launa Puspa Loka, Mustika Muharani, Ika Nofiyanti, Dewi Rohma

Nengsih, dan Safitri, yang entah takdir yang bagaimana sehingga kita dapat

menjadi grup besar seperti sekarang. Terima kasih sudah menjadi sahabat dan

keluarga yang baik, terima kasih atas dukungan, pencerahan, dan omelan

untukku. Semoga kita semua sukses dunia akhirat. Aamiin.


16. Teman-teman Administrasi Bisnis 2012, Fitri Aningsih, Wiwin, Putri Septa,

Noferawati, Ika Aprilia, Nona, Eka, Nani, Riza, Muti, Viyana, Nisa, Rida,

Zahra, Afif, Destian, Bagus, Alan, Arisa, Anisa, Dita, Dwi Putri, Sayu, dan

semuanya terima kasih sudah menjadi teman yang baik selama kuliah.

17. Keluarga KKN, Desa Mulang Maya, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten

Pesisir Barat. Pak peratin Utansyah dan ibu Estika, Udo Ipan, adek Tika dan

adek Azka, bebeb Melly Antika, mamah Rama Agustina, kakak Riska Dian P,

ayah Robi Angger K, kordes Rizki Prasetya N, Made Jnana A. dan Depta Eki

N, terima kasih sudah menjadi keluarga yang luar biasa selama 40 hari.

Semoga tidak putus kekeluargaan kita, aamiin.

18. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

19. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 1 Maret 2016

Penulis

Dian Kurnia
i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................ i


DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C.Tujuan Penelitian..................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Pemasaran ............................................................................ 9
B. Perilaku Konsumen ................................................................................ 10
1. Pengertian Perilaku Konsumen .......................................................... 10
2. Perilaku Konsumen di Era Internet .................................................... 12
3. Manfaat Mempelajari Perilaku Konsumen......................................... 13
C. Pengertian E-Commerce......................................................................... 14
D. Kepercayaan ........................................................................................... 16
1. Pengertian Kepercayaan ..................................................................... 16
2. Dimensi kepercayaan ......................................................................... 17
E. Orientasi Belanja .................................................................................... 17
1. Pengertian Orientasi Belanja .............................................................. 17
2. Dimensi Orientasi Belanja.................................................................. 18
F. Kualitas Layanan .................................................................................... 19
1. Pengertian Kualitas Layanan.............................................................. 19
2. Dimensi Kualitas Layanan ................................................................. 20
G. Keputusan Pembelian ............................................................................. 20
1. Pengertian Keputusan Pembelian ....................................................... 20
2. Proses Pengambilan Keputusan.......................................................... 22
H. Penelitian Terdahulu............................................................................... 23
I. Hubungan Antar Variabel ...................................................................... 25
1. Hubungan Kepercayaan dan Orientasi Belanja.................................. 25
2. Hubungan Orientasi Belanja dan Kualitas Layanan........................... 26
3. Hubungan Kualitas Layanan dan Kepercayaan.................................. 27
J. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 28
K. Hipotesis ............................................................................................. 32
ii

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 33
B. Variabel Penelitian ................................................................................. 33
1. Variabel Independen........................................................................... 34
2. Variabel Dependen ............................................................................. 34
C. Populasi ............................................................................................... 34
D. Sampel ............................................................................................... 35
E. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 36
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 36
G. Skala Pengukuran .................................................................................. 37
H. Definisi Konseptual ............................................................................... 37
I. Definisi Operasional .............................................................................. 39
J. Teknik Analisis Data ............................................................................. 42
1. Uji Validitas .................................................................................... 42
2. Uji Reliabilitas ................................................................................... 43
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 44
a. Uji Multikolinearitas...................................................................... 44
b. Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 44
c. Uji Normalitas ............................................................................. 45
4. Analisis Regresi Linear Berganda ...................................................... 45
5. Uji Hipotesis....................................................................................... 46
a. Uji Parsial (Uji t) .......................................................................... 46
b. Uji Simultan (Uji f)........................................................................ 47
c. Uji Determinasi (R2) ..................................................................... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian................................................ 49
B. Hasil Uji Instrumen ............................................................................... 52
1. Uji Vaiditas .................................................................................... 52
2. Uji Reliabilitas .................................................................................. 53
C. Analisis Jawaban Responden ................................................................ 54
1. Variabel Kepercayaan ....................................................................... 54
2. Variabel Orientasi Belanja ................................................................ 57
3. Variabel Kualitas Layanan ............................................................... 61
4. Variabel Keputusan Pembelian ......................................................... 66
D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 69
1. Uji Multikolinearitas ......................................................................... 69
2. Uji Normalitas ................................................................................. 70
3. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 71
E. Regresi Linear Berganda ....................................................................... 73
F. Uji Hipotesis ........................................................................................ 75
1. Uji Parsial (Uji t) ............................................................................. 75
a. Variabel Kepercayaan (X1) Terhadap Keputusan Pembelian
Busana Secara Online (Y) ............................................................ 75
b. Variabel Orientasi Belanja (X2) Terhadap Keputusan Pembelian
Busana Secara Online (Y) ............................................................ 76
c. Variabel Kualitas Layanan (X3) Terhadap Keputusan Pembelian
Busana Secara Online (Y) ............................................................ 77
iii

2. Uji Simultan (Uji F) .......................................................................... 78


3. Uji Determinasi (R2) ......................................................................... 79
G. Pembahasan ........................................................................................... 81
1. Pengaruh Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Busana
Secara Online .................................................................................... 83
2. Pengaruh Orientasi Belanja Terhadap Keputusan Pembelian Busana
Secara Online .................................................................................... 85
3. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Busana
Secara Online .................................................................................... 88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................. 91
B. Saran .................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu.......................................................................... 24


3.1 Pemberian Bobot Nilai Untuk Variabel Penelitian............................ 37
3.2 Definisi Operasional .......................................................................... 39
4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen ........................................................... 52
4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ....................................................... 54
4.3 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Terhadap
Variabel Kepercayaan ....................................................................... 55
4.4 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Terhadap
Variabel Orientasi Belanja ................................................................ 57
4.5 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Terhadap
Variabel Kualitas Layanan ............................................................... 62
4.6 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Penilaian Responden Terhadap
Variabel Keputusan Pembelian Busana Secara Online .................... 66
4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................... 69
4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................................... 73
4.9 Hasil Uji Parsial (Uji t) X1 Terhadap Y ............................................ 76
4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t) X2 Terhadap Y ............................................ 77
4.11 Hasil Uji Parsial (Uji t) X3 Terhadap Y ............................................ 78
4.12 Hasil Uji F (Simultan) ...................................................................... 79
4.13 Hasil Uji Determinasi ....................................................................... 80
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia Tahun


2005-2014 ........................................................................................ 2
1.2 Aktivitas Pengguna Internet .............................................................. 3
2.1 Kerangka Konsep............................................................................... 31
4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 71
4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 72
4.3 Testimoni Konsumen......................................................................... 84
4.4 Orientasi Belanja dilihat dari Kemudahan Bertransaksi.................... 87
4.5 Kualitas Layanan dari Dimensi Jaminan ........................................... 90
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan diberbagai bidang

kehidupan masyarakat. Tidak terkecuali bidang bisnis dan pemasaran yang kini

semakin mudah dengan adanya internet. Menurut Kotler dan Armstrong (2001),

internet adalah web yang luas dan besar pada jaringan komputer yang

menghubungkan komputer di seluruh dunia. Selain dimanfaatkan untuk

berkomunikasi, internet kini dimanfaatkan oleh pebisnis untuk transaksi jual beli. Hal

tersebut dikarenakan terus bertumbuhnya pengguna internet khususnya di Indonesia.

Hasil riset dan kerja sama antara Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII) dengan Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) Universitas Indonesia

menunjukkan pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia terus meningkat. Dalam

penelitian mengenai profil pengguna internet di Indonesia tahun 2014 menunjukkan

penetrasi pengguna internet di Indonesia adalah 34.9% (Marius dan Anggoro, 2015).

Berikut merupakan grafik yang menggambarkan jumlah dan penetrasi pengguna

internet di Indonesia dari tahun 2005-2014 yang merupakan hasil survei dari APJII.
2

Sumber :Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (Marius dan Anggoro, 2015)

Gambar1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Pnternet di Indonesia


Tahun 2005-2014

Peningkatan pengguna internet setiap tahun seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.1

di atas selanjutnya memicu sebuah paradigma baru dibidang perekonomian yaitu e-

commerce yang mempunyai banyak keuntungan bagi perusahaan dan kemudahan

bagi konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (2001) e-commerce atau perdagangan

elektronik merupakan istilah umum untuk proses pembelian dan penjualan yang

didukung oleh cara-cara yang elektronik. Penjual tidak perlu membangun atau
3

menyewa toko sehingga menghemat biaya dan konsumen tidak perlu bergelut dengan

lalu lintas atau pergi dari satu toko ke toko lain. Karena dengan penjual membuka

toko online, konsumen dapat menjajaki toko online tersebut dengan tanpa terbatas

ruang dan waktu. Seperti hasil survei yang telah dilakukan oleh APJII pada tahun

2014, perdagangan merupakan peringkat teratas dalam penggunaan internet oleh

masyarakat di Indonesia.

Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (Marius dan Anggoro, 2015)

Gambar 1.2 Aktivitas Pengguna Internet

Hasil survei tersebut membuktikan bahwa kemudahan yang diciptakan oleh internet,

baik yang dirasakan penjual maupun pembeli membuat tren baru dikalangan pebisnis

yang sering disebut dengan online shopping. Menurut Anang Y.B (2010), kegiatan

online shopping merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan

komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah
4

dari dan keseluruh dunia melalui media notebook, komputer, atau handphone yang

tersambung dengan layanan akses internet.

Tren online shopping mulai diminati karena proses keputusan pembelian online tidak

serumit keputusan pembelian offline. Menurut Mowen dan Minor (2002)

pengambilan keputusan konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen

dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih

diantara pilihan-pilihan pembelian mereka. Mujiyana dan Ingge (2013)

mendefinisikan proses keputusan belanja online adalah pencarian informasi,

membandingkan alternatif yang ada, dan pengambilan keputusan. Dalam

pengambilan keputusan belanja online, pencarian informasi lebih banyak dilakukan

melalui media internet seperti menggunakan search engine atau toko online.

Informasi yang dicari dapat berupa opini dari orang yang telah merasakan dampak

langsung dalam menggunakan produk atau jasa yang tersedia di toko online.

Perkembangan internet yang menawarkan sejumlah keunggulan manfaat dalam bisnis

dan kehidupan telah mempengaruhi cara-cara bisnis dan perilaku konsumen

kaitannya dengan proses pengambilan keputusan. Karena perilaku pembelian melalui

internet sebenarnya merupakan fenomena kompleks yang melibatkan banyak proses

seperti navigasi, pencarian informasi, transaksi dan interaksi antara konsumen dengan

perusahaan. Perilaku konsumen saat ini cenderung menyukai hal-hal yang praktis dan

mudah sehingga belanja online mampu menarik konsumen untuk berbelanja melalui

internet. Menurut Suryani (2013), terdapat perbedaan perilaku pembelian antara

pembelian melalui internet dengan pembelian langsung. Pembelian melalui internet


5

dipengaruhi oleh kualitas layanan melalui internet (e-service) yang dirasakan oleh

konsumen yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh APJII pada tahun 2014 (Marius dan

Anggoro, 2015), ada lima komoditas utama dalam kegiatan belanja online yang

dilakukan oleh pengguna internet di Indonesia. Kelima komoditas tersebut adalah

busana (dilakukan oleh 72% pengguna), kosmetik (dilakukan oleh 20% pengguna),

gadget ataupun perangkat komunikasi (dilakukan oleh 17% pengguna), jasa travel

perjalanan (dilakukan oleh 9.7% pengguna) dan buku (dilakukan oleh 9.7%

pengguna). Mayoritas pengguna internet di Indonesia adalah pekerja dan wiraswasta

(55% pengguna). Setelah pengusaha, jumlah pengguna internet tertinggi di Indonesia

kedua adalah mahasiswa (18% pengguna) dan ibu rumah tangga (16% pengguna).

Sementara sisanya adalah pelajar (SD/SMP/SMU yaitu sebesar 5% pengguna).

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang berbelanja melalui internet,

mulai dari biaya yang murah, kualitas jenis barang, kepercayaan, fasilitas kemudahan

transaksi, sampai dengan beberapa faktor lainnya (Baskara dan Haryadi, 2014).

Faktor yang akan diuji dalam penelitian ini adalah faktor kepercayaan, orientasi

belanja, dan kualitas layanan dalam mempengaruhi keputusan pembelian busana

secara online.

Menurut Pavlou dan Geffen dalam penelitian Baskara dan Hariyadi (2014) faktor

yang sangat penting yang bisa mempengaruhi pembelian online adalah kepercayaan.

Kepercayaan menjadi faktor kunci dalam setiap transaksi jual beli secara online.
6

Dengan adanya kepercayaan maka konsumen akan melakukan pembelian, karena

pembelian secara online sangatlah berbeda dengan pembelian tradisional. Dalam

pembelian online pembeli tidak dapat menyentuh bahan pakaian dan hanya bisa

melihat melalui gambar yang tersedia pada toko online.

Susanti, dkk (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa orientasi belanja salah

satunya dilatarbelakangi oleh manfaat berbelanja online itu sendiri. Artinya orientasi

belanja konsumen yang berbelanja online berpengaruh positif terhadap keputusan

konsumen ketika situs belanja online yang tersedia mudah untuk diakses.

Lovelock dalam Tjiptono (Baskara dan Hariyadi, 2014), mengemukakan bahwa

kualitas pelayanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan

oleh penjual dalam rangka memuaskan konsumen. Faktor kualitas pelayanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian melalui situs

jejaring sosial.

Berdasarkan pentingnya kepercayaan, orientasi belanja, dan kualitas layanan dalam

mempengaruhi keputusan pembelian, maka perlu dilakukan penelitian tentang

Pengaruh Kepercayaan, Orientasi Belanja, dan Kualitas Layanan Terhadap

Keputusan Pembelian Busana Secara Online.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini berusaha meneliti perilaku konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian busana secara online. Berikut rumusan masalah penelitian ini:


7

1. Apakah kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

busana secara online?

2. Apakah orientasi belanja berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

busana secara online?

3. Apakah kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

busana secara online?

4. Apakah kepercayaan, orientasi belanja, dan kualitas layanan berpengaruh secara

bersama-sama terhadap keputusan pembelian busana secara online?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan terhadap keputusan pembelian busana

secara online

2. Untuk mengetahui pengaruh orientasi belanja terhadap keputusan pembelian

busana secara online

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap keputusan pembelian

busana secara online

4. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, orientasi belanja, dan kualitas

layanan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian busana secara

online
8

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi yang

berguna bagi ilmu pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan

dengan berbelanja di internet secara online.

2. Aspek Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemilik toko online

dalam mengidentifikasi dan meningkatkan kepercayaan, orientasi belanja, dan

kualitas layanan yang kemudian akan berpengaruh terhadap keputusan

pembelian oleh konsumen.


9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah kegiatan yang lebih dari sekedar menjual barang atau jasa saja.

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia

dan masyarakat. Menurut Sukirno (2006) pemasaran meliputi berbagai jenis kegiatan

seperti riset mengenai perilaku konsumen, riset mengenai potensi pasar, kegiatan

untuk mengembangkan produk baru, dan kegiatan mendistribusikan dan

mempromosikan barang yang dijual.

Kotler dan Keller (2007) membedakan definisi pemasaran berdasarkan aspek sosial

dan manajerial. Dari definisi sosial, pemasaran merupakan suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain. Sementara dari sudut manajerial, pemasaran

adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan

distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

tujuan individu dan organisasi.


10

Perencanaan pemasaran penting bagi perusahaan dalam menentukan strategi

perusahaan dalam menjalankan bisnis. Menurut Kotler (2005) strategi pemasaran

terdiri dari strategi khusus untuk pasar sasaran, positioning, bauran pemasaran, dan

besarnya pengeluaran pemasaran. Kotler dan Keller (2001) menjelaskan dua jenis

pemasaran yakni pemasaran langsung dan pemasaran online. Pemasaran langsung

didefinisikan sebagai komunikasi langsung dengan konsumen perorangan yang

menjadi sasaran dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan yang segera. Sedangkan

pemasaran online dilakukan melalui sistem komputer online yang menghubungkan

pelanggan dengan penjual secara elektronik.

Internet telah menciptakan cara baru dalam merancang strategi perusahaan.

Teknologi tersebut juga membantu perusahaan dalam mendistribusikan produk secara

lebih efektif dan efisien, serta membantu perusahaan dalam berkomunikasi dengan

pelanggan. Tidak hanya bagi perusahaan, internet juga memudahkan konsumen

dalam mencari informasi mengenai produk yang diinginkan tanpa terbatas ruang dan

waktu. Menurut Kotler dan Keller (2001) istilah umum untuk proses pembelian dan

penjualan yang didukung oleh cara-cara yang elektronik disebut dengan perdagangan

elektronik atau e-commerce.

B. Perilaku Konsumen

1. Pengertian Perilaku Konsumen

Strategi pemasaran bergantung kepada sejauh mana perusahaan memahami perilaku

konsumen. Strategi tersebutlah yang kemudian akan membawa perusahaan menuju


11

kesuksesan. Karena syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses

dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan dan

meningkatkan pelanggan. Dalam mempertahankan pelanggan perusahaan harus

mampu memuaskan dan memenuhi keinginan dan harapan konsumen. Oleh karena

itu, penting untuk perusahaan memahami perilaku konsumen demi menyusun strategi

pemasaran yang hendak diterapkan.

Menurut Hawkins dan Mothersbaugh (Suryani, 2013) perilaku konsumen merupakan

studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta proses yang

dilakukan untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk,

jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap

konsumen dan masyarakat. Perilaku konsumen merupakan proses yang dinamis

mencakup perilaku konsumen individual, kelompok dan anggota masyarakat yang

secara terus menerus mengalami perubahan. Sciffman dan Kanuk (Sumarwan, 2011)

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai istilah perilaku yang diperlihatkan

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, menghabiskan

produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Sumarwan (2011) menyimpulkan definisi perilaku konsumen yaitu semua kegiatan,

tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat

sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa

setelah melakukan kegiatan evaluasi.

Konsumen melakukan serangkaian aktivitas dalam membuat keputusan pembelian.

Perspektif ini mengasumsikan bahwa konsumen memiliki masalah dan melakukan


12

proses pengambilan keputusan rasional untuk memecahkan masalah (Sumarwan,

2011). Menurut Blackwell, Miniard dan Engel dalam Suryani (2013), agar dapat

memahami perilaku konsumen secara tepat, pemasar perlu memperhatikan tindakan

langsung yang dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengonsumsi dan

menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan tersebut. Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh

Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2013), bahwa perilaku konsumen merupakan

studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber

daya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang

atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.

2. Perilaku Konsumen di Era Internet

Perkembangan teknologi termasuk internet telah mengubah berbagai aspek kehidupan

tidak terkecuali perilaku konsumen. Perubahan dalam cara memperoleh informasi,

kebutuhan mengambil keputusan dengan cara yang cepat tanpa terikat ruang dan

waktu, serta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri di dunia maya berdampak

terhadap perilaku konsumen dalam membeli dan mengonsumsi produk. Menurut

Suryani (2013) terdapat perbedaan perilaku pembelian antara pembelian melalui

internet dengan pembelian langsung. Pembelian melalui internet dipengaruhi oleh

layanan langsung yang dirasakan ketika mencari informasi dan transaksi maupun

komunikasi yang berlangsung. Pembelian melalui internet dipengaruhi oleh kualitas

layanan (e-service) yang dirasakan konsumen dan sebenarnya merupakan fenomena

kompleks yang melibatkan banyak proses seperti navigasi, pencarian informasi,


13

transaksi dan interaksi antara konsumen dengan perusahaan. Lee dan Lin dalam

Suryani (2013) mengusulkan model dimensi kualitas e-service, yakni :

1. Desain website
Kualitas website merupakan faktor penting bagi toko online. Website yang
bermutu adalah yang dalam desainnya memudahkan interaksi dengan
konsumen. Desain dengan tampilan yang menarik juga merupakan daya tarik
penting yang akan mempengaruhi pembelian melalui internet.
2. Reliabilitas
Reliabilitas dinilai dari kemampuan website dalam memberikan informasi dan
ketepatan dalam pengisian, respon yang tepat dan cepat, menjaga informasi
personal secara aman. Faktor reliabilitas ini menjadi isu penting dari sisi
konsumen, karena akan mempengaruhi kenyamanan, dan rasa aman atas
pembelian yang dilakukan.
3. Ketanggapan
Konsumen mengharapkan pihak toko/perusahaan yang melakukan pembelian
melalui online cepat tanggap jika ada masalah-masalah yang disampaikan
oleh konsumen. Konsumen biasanya menilai ketanggapan ini kecepatan
navigasi, menelusur informasi, kesempatan untuk bertanya dan dalam
menerima jawaban.
4. Kepercayaan
Kepercayaan ditunjukkan dari keyakinan konsumen untuk menerima
kerentanan dari belanja online dalam memenuhi harapannya. Menurut Kimery
dan Mc Card kepercayaan didefinisikan sebagai kesediaan konsumen untuk
menerima kerentanan dalam melakukan transaksi online berdasarkan
harapannya yang positif mengenai perilakunya berbelanja online pada masa
mendatang. Jika konsumen percaya, mereka yakin bahwa perilakunya dalam
berbelanja tidak menimbulkan masalah, dan bersikap positif mereka mau
berbelanja online pada masa yang akan datang.
5. Personalisasi
Personalisasi mencakup layanan yang memungkinkan konsumen memperoleh
perhatian dan berdialog dengan perusahaan. Contohnya pemberian ucapan
terimakasih kepada konsumen dan ketersediaan ruang yang memungkinkan
konsumen memberikan komentar dan umpan balik serta menerima umpan
balik dari perusahaan yang menawarkan prosuknya melalui internet.

3. Manfaat Mempelajari Perilaku Konsumen

Menurut Suryani (2013) dalam lingkungan kehidupan yang relatif konsumtif seperti

saat ini dan maraknya iklan diberbagai media komunikasi serta pemasaran langsung
14

melalui internet yang sangat gencar kepada konsumen agar membeli suatu produk,

tuntutan untuk lebih dapat memahami secara baik perilaku konsumen menjadi

penting.

Perkembangan teknologi internet, memacu pemasar melakukan berbagai macam

promosi yang menarik salah satunya dengan mengirimkan penawaran khusus kepada

konsumen melalui email. Sebagai pemasar, belajar memahami perilaku konsumen

sangat bermanfaat. Pemahaman terhadap perilaku konsumen ini juga bermanfaat

untuk penyusunan strategi maupun bauran pemasaran.

C. Pengertian E-commerce

Electronic commerce atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan perdagangan

elektronik dan lebih dikenal dengan sebutan E-commerce telah merubah cara bisnis

baru. Hal ini terkait dengan pembelian dan penjualan informasi, produk dan jasa

melalui jaringan komunikasi komputer. Menurut Bajaj dan Nag (2000) E-commerce

(EC) membantu melakukan perdagangan tradisional melalui cara-cara baru

mentransfer dan memproses informasi, karena informasi merupakan inti dari semua

kegiatan komersial. E-commerce mengacu pada pertukaran informasi bisnis

menggunakan pertukaran data elektronik, surat elektronik, electronic bulletin board,

transfer dana elektronik dan teknologi berbasis jaringan lainnya. Informasi secara

elektronik ditransfer dari komputer ke komputer dengan cara otomatis. Kotler dan

Armstrong (2001) menjelaskan bahwa perdagangan elektronik (electronic commerce)


15

merupakan istilah umum untuk proses pembelian dan penjualan yang didukung oleh

cara-cara elektronik.

Menurut Hidayat (2008) E-commerce adalah bagian dari e-lifestyle yang

memungkinkan transaksi jual-beli dilakukan secara online dari sudut tempat

dimanapun. E-commerce memiliki beberapa komponen standar yang dimiliki dan

tidak dilakukan secara offline, yaitu :

1. Produk: banyak jenis produk yang bisa dijual melalui internet seperti komputer

(hardware, software, aksesoris), buku (print edition, e-book), musik, baju,

mainan anak, tiket pertandingan, dan lain sebagainya.

2. Tempat menjual (a place to sell): tempat menjual adalah internet yang berarti

harus memiliki domain dan hosting.

3. Cara menerima pemesanan: e-mail, telepon, sms, dan lain-lain.

4. Cara pembayaran: cash on delivery, kertu kredit, internet payment, dan lain-lain.

5. Metode pengiriman: pengiriman bisa dilakukan melalui jasa pengiriman paket,

download jika produk yang dijual memungkinkan untuk itu (software, e-book).

6. Customer service: e-mail, chatting, telepon, dan lain-lain.

Praktik e-commerce nyatanya mempunyai banyak keuntungan bagi perusahaan dan

kemudahan bagi konsumen yang selanjutnya memicu timbulnya belanja online.

Menurut Y.B Anang (2010), kegiatan online shopping merupakan bentuk komunikasi

baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan

dapat dilakukan secara terpisah dari dan keseluruh dunia melalui media notebook,

komputer, atau handphone yang tersambung dengan layanan akses internet.


16

D. Kepercayaan

1. Pengertian Kepercayaan

Menurut Pavlou dan Geffen dalam Baskara dan Hariyadi (2014), faktor yang sangat

penting yang bisa mempengaruhi minat pembelian yang kemudian dapat memicu

keputusan pembelian online oleh konsumen adalah faktor kepercayaan. Faktor

kepercayaan menjadi faktor kunci dalam setiap transaksi jual beli secara online.

Hanya pelanggan yang memiliki kepercayaan yang akan melalui transaksi melalui

internet. Menurut Jogiyanto (2007) kepercayaan mempunyai dampak yang mendalam

terhadap perilaku. Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan

kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku membeli.

Menurut Simamora (2008) kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang

dimiliki seseorang tentang sesuatu. Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat

atau sekadar percaya. Menurut Kramer dalam Ling et al (2010), kepercayaan adalah

pernyataan kompleks karena individu tidak tahu motif dan niat lain. Kimery dan

McCard dalam Suryani (2013) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan

konsumen untuk menerima kerentanan dalam melakukan transaksi online

berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakunya berbelanja online pada

masa mendatang.

2. Dimensi Kepercayaan

Menurut Ling et. al (2010) dimensi kepercayaan meliputi keamanan, privasi dan

keandalan, berikut adalah penjelasannya.


17

1. Keamanan didefinisikan sebagai sejauh mana pelanggan percaya bahwa internet

aman bagi mereka untuk mengirimkan informasi sensitif terhadap transaksi

bisnis. Keamanan berperan penting dalam mempengaruhi sikap dan niat beli

karena dianggap memiliki resiko transmisi informasi seperti nomor kartu kredit

dan lain-lain.

2. Privasi didefinisikan sebagai menjaga segala perilaku konsumen selama transaksi

yang kemudian berkaitan dengan kinerja toko online.

3. Keandalan perusahaan dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen. Dalam

lingkungan web-shopping sebagian besar konsumen menganggap bahwa

perusahaan besar memiliki kemampuan yang lebih baik untuk meningkatkan

kepercayaan online mereka. Hal ini juga mengusulkan bahwa sebuah perusahaan

dengan reputasi positif yang meningkatkan kepercayaan konsumen.

E. Orientasi Belanja

1. Penegertian Orientasi Belanja

Munculnya kegiatan belanja online, memberikan dampak terhadap perilaku belanja

online itu sendiri, konsumen mungkin berbeda dalam hal orientasi belanja mereka.

Stone dalam Kusuma dan Septarini (2013), menggambarkan konsep orientasi belanja

sebagai gaya hidup berbelanja atau gaya berbelanja yang menempatkan penekanan

pada aktivitas berbelanjanya. Li et al dalam Ling (2010), membuat konsep orientasi

belanja sebagai bagian tertentu dari gaya hidup pembelanja yang mencakup aktivitas

berbelanja, pendapat, dan minat. Samuel (2006) menggambarkan orientasi belanja

sebagai sesuatu yang kompleks dan mempunyai fenomena multidimensional (motif,


18

kebutuhan, ketertarikan, kondisi ekonomi, dan kelas sosial) dan dimensi perilaku

pasar (pilihan sumber informasi, perilaku panutan, dan atribut toko).

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa orientasi belanja merupakan bagian

dari gaya hidup individu dengan menekankan pada kegiatan berbelanja individu dan

dapat menggambarkan keinginan dan kebutuhan individu ketika melakukan kegiatan

berbelanja. Pada dasarnya orientasi berbelanja yang dimiliki individu berkaitan

dengan gaya hidup yang dimiliki oleh individu secara umum. Orientasi berbelanja

dapat menunjukkan kebutuhan individu ketika berbelanja. Dasar pemikiran dari

orientasi berbelanja menurut Gehrt dan Shim dalam Kusuma dan Septarini (2013),

adalah individu yang memiliki orientasi berbeda akan menunjukkan karakteristik dan

perilaku yang berbeda.

2. Dimensi Orientasi Belanja

Seock dalam Kusuma dan Septarini (2013) menyatakan bahwa orientasi belanja

memiliki tujuh dimensi, yaitu:

1. Shopping enjoyment yang merupakan kesenangan individu ketika melakukan


belanja.
2. Brand/fashion consciousness yang merupakan kesadaran individu terhadap harga
merek atau mode busana.
3. Price consciousness yang merupakan kesadaran individu terhadap harga produk.
4. Shopping confidence yang merupakan kepercayaan individu terhadap
kemampuan berbelanjanya.
5. Convinience/time consciuosness yang merupakan kesadaran individu terhadap
waktu dan kenyamanan ketika berbelanja.
6. In-home shopping tendency yang merupakan kecenderungan individu untuk
melakukan pembelian dengan tidak keluar rumah.
7. Brand/store loyalty yang merupakan kesetiaan individu terhadap merek dan toko
ketika melakukan kegiatan berbelanja.
19

F. Kualitas Layanan

1. Pengertian Kualitas Layanan

Konsumen secara langsung maupun tidak langsung akan memeberikan penilaian

terhadap jasa yang dibeli atau yang pernah dikonsumsinya. Evaluasi dilakukan

berdasarkan penilaian keseluruhan antara apa yang diterima dan dialami

dibandingkan dengan yang diharapkan (Suryani, 2013). Menurut Lovelock dalam

Baskara dan Hariyadi (2014), kualitas layanan merupakan tingkatan kondisi baik

buruknya sajian yang diberikan oleh penjual dalam rangka memuaskan konsumen

dengan memberikan atau menyampaikan keinginan atau permintaan konsumen

melebihi apa yang diharapkan oleh konsumen. Meskipun antara penjual dan pembeli

tidak bertatap muka, namun penjual dapat memberikan layanan selama proses

transaksi penjualan online terjadi sampai barang diterima oleh konsumen. Kualitas

pelayanan merupakan hal yang sangat penting untuk diukur agar perusahaan dapat

meningkatkan kualitas pelayanannya.

Menurut Rahma dkk dalam Baskara dan Hariyadi (2014), layanan yang diberikan

oleh jasa berbeda dengan kualitas yang diberikan secara online. Suryani (2013)

menjelaskan layanan memungkinkan konsumen dalam memperoleh perhatian dan

berdialog dengan perusahaan kemudian disebut juga dengan personalisasi. Contohnya

pemberian ucapan terima kasih kepada konsumen dan ketersediaan ruang yang

memungkinkan konsumen memberikan komentar dan umpan balik serta menerima

umpan balik dari perusahaan yang menawarkan produknya melalui internet.


20

2. Dimensi Kualitas Layanan

Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam Suryani (2013) mengidentifikasi ada lima

dimensi kualitas jasa yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas

pelayanan, yaitu :

1. Bukti fisik (tangibles) ditunjukkan dari kemampuan suatu perusahaan dalam


menunujukkan eksistensinya kepada pihak eksternal
2. Keandalan (reliability) adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
3. Daya tanggap (responsiveness) adalah suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan
melalui penyampaian informasi yang jelas, serta didukung keinginan para staf
untuk membantu para pelanggan.
4. Jaminan (assurance) adalah pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan para
pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada
perusahaan yang meliputi: pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
5. Empati (emphaty) adalah kemampuan perusahaan atau para staf perusahaan
dalam memberikan perhatian yang tulus secara personal kepada para pelanggan
dengan berupaya memahami keinginan konsumen, yang meliputi: kemudahan
untuk dihubungi, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan.

G. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian,

pembelian, penggunaan beragam produk dan jasa. Berbagai macam keputusan

mengenai aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen.

Konsumen mengambil keputusan hampir setiap hari tanpa menyadari bahwa mereka

telah mengambil keputusan. Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2011),

mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih

pilihan alternatif. Menurut Assael dalam Suryani (2013), pengambilan keputusan


21

konsumen merupakan proses menerima dan mengevaluasi informasi merek tertentu.

Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang

ditawarkan oleh penjual.

Menurut Mowen dan Minor (2002) pengambilan keputusan konsumen meliputi

semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi,

mengevaluasi alternatif, dan memilih diantara pilihan-pilihan pembelian mereka.

Mujiyana dan Ingge (2013) mendefinisikan proses keputusan belanja online adalah

pencarian informasi, membandingkan alternatif yang ada, dan pengambilan

keputusan. Dalam pengambilan keputusan belanja online, pencarian informasi lebih

banyak dilakukan melalui media internet seperti menggunakan search engine atau

toko online. Informasi yang dicari dapat berupa opini dari orang yang telah

merasakan dampak langsung dalam menggunakan produk atau jasa yang tersedia di

toko online.

Menurut Suryani (2013), terdapat perbedaan perilaku pembelian antara pembelian

melalui internet dengan pembelian langsung. Pembelian melalui internet dipengaruhi

oleh kualitas layanan melalui internet (e-service) yang dirasakan oleh konsumen yang

pada akhirnya akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Keputusan

pembelian barang/jasa seringkali melibatkan dua pihak atau lebih, umumnya lima

peranan yang terlibat, yaitu:

a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk

membeli suatu barang/jasa.


22

b. Pembawa pengaruh (influencer), yaitu orang yang memiliki pandangan atau

nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.

c. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian.

d. Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian.

e. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa

yang dibeli.

2. Proses Pengambilan Keputusan

Kotler dan Armstrong (2001) menggambarkan proses pengambilan keputusan

pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu:

1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan (need recogniton)
dimana pembeli mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Pemebeli merasakan
perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan
dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal
seseorang muncul pada tingkat yang cukup tinggi untuk menjadi dorongan. Suatu
kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal seperti hobi.
2. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang telah tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi.
Jika dorongan konsumen begitu kuatnya dan produk yang memuaskan berada
dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika tidak,
konsumen mungkin menyimpan kebutuhannya dalam ingatan atau melakukan
pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan itu. Konsumen dapat
memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun. Sumber-sumber meliputi:
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan
b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan
c. Sumber publik: media massa, organisasi penilai pelanggan
d. Sumber pengalaman: menangani, memeriksa, menggunakan produk.
3. Evaluasi berbagai alternatif
Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada
konsumen individu dan situasi pembelian tertentu. Dalam beberapa kasus,
konsumen menggunakan perhitungan yang cermat dan pemikiran logis. Pada
23

waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi bahkan mereka
membeli hanya berdasarkan dorongan sesaat dan tergantung pada intuisi. Kadang
kala konsumen mengambil keputusan pembelian sendiri, kadang kala mereka
bertanya pada teman, pemerhati konsumen, atau wiraniaga untuk nasehat
pembelian. Evaluasi alternatif merupakan tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.
4. Keputusan pembelian
Setelah melalui evaluasi dengan pertimbangan yang matang, konsumen akan
mengambil keputusan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keputusan
membeli dan tujuan pembelian yaitu sikap orang lain dan faktor situasional yang
tidak dapat diprediksikan atau tidak terduga. Pengaruh dan sikap orang lain
tergantung pada sikap negatifnya terhadap alternatif pilihan dan derajat motivasi
dari konsumen yang akan membeli untuk mengikuti orang lain. Sedangkan
keadaan tidak terduga merupakan faktor situasional yang menyebabkan
konsumen mengubah tujuan pembelian maupun keputusan pembelian. Semua
proses tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor psikologis konsumen dan
pengalaman konsumen atas produk atau jasa yang akan dibeli.
5. Perilaku pasca membeli
Tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen
mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau
ketidakpuasan yang mereka rasakan merupakan perilaku pasca pembelian.
Setelah membeli, konsumen akan mengevaluasi keputusan dan tindakannya
dalam membeli.Kepuasan dan ketidakpuasan yang dialami konsumen akan
berpengaruh terhadap perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, maka dia akan
memperlihatkan sikap dan perilaku positif terhadap produk atau jasa yang
dibelinya. Kemungkinan konsumen akan membeli lagi, loyal atau bahkan tidak
segan-segan untuk merekomendasikan kepada orang lain. Sebaliknya jika
konsumen kecewa, maka cenderung akan bersikap negatif, menghentikan
pembelian berikutnya atau menceritakan hal-hal yang tidak menyenangkan
mengenai produk atau jasa yang dibelinya kepada konsumen lain.

H. Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan tabel penelitian terdahulu yang dapat menunjang untuk

diadakannya penilitan ini.


24

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Tahun Judul Kesimpulan


1 Ni Komang Riang 2012 Pengaruh Berdasarkan hasil
Widnyani dan Tjahjono Kepercayaan, penelitian yang
Djatmiko Kemudahan Dan berlandaskan teori,
Kualitas Pelayanan teknik analisis data dan
E-Commerce hasil uji hipotesis,
Terhadap Keputusan diketahui bahwa
Pembelian Secara kepercayaan konsumen
Online Di Ana Silver berpengaruh positif dan
Bali signifikan terhadap
(Jurnal Manajemen keputusan pembelian.
Bisnis Kemudahan
Telekomunikasi dan berpengaruh positif dan
informatika, signifikan terhadap
Universitas Telkom) keputusan pembelian
secara online. Dan
kualitas pelayanan E-
commerce juga
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
keputusan pembelian
secara online
2 Isnain Putra Baskara dan 2014 Analisis Pengaruh Ada pengaruh positif
Guruh Taufan Hariyadi Kepercayaan, namun tidak signifikan
Keamanan, Kualitas antara kepercayaan
Pelayanan Dan terhadap keputusan
Persepsi Akan pembelian melalui situs
Resiko Terhadap jejaring sosial. Tidak
Keputusan ada pengaruh positif dan
Pembelian Melalui signifikan antara
Situs Jejaring Sosial keamanan terhadap
(Jurnal Manajemen, keputusan pembelian
Universitas Dian melalui situs jejaring
Nuswantoro) sosial. Ada pengaruh
positif dan signifikan
antara kualitas
pelayanan terhadap
keputusan pembelian
melalui situs jejaring
sosial. Ada pengaruh
positif dan signifikan
antara persepsi akan
resiko terhadap
keputusan pembelian
melalui situs jejaring
25

sosial.
3 Cut Mitra Susanti, 2015 Pengaruh Orientasi Pengujian hipotesis
Mukhlis Yunus, dan Berbelanja Dan untuk melihat ada
Syafruddin Chan Kualitas Website tidaknya pengaruh
Terhadap Word Of antara variabel orientasi
Mouth (WOM) Dan belanja (X1), kualitas
Dampaknya Pada website (X2), WOM (Y)
Keputusan dan keputusan
Pembelian Online pembelian (Z)
(Jurnal Manajemen menunjukkan nilai
Pascasarjana koefisien yang
Universitas Syiah melampau batas
Kuala) terendah (cut off).
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang
signifikan antara
variabel X, Y dan Z.
Sumber: Jurnal

I. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan Kepercayan dan Orientasi Belanja

Hal utama yang menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam berbelanja online

adalah adanya kepercayaan yang diberikan konsumen terhadap penyedia toko online.

Hanya konsumen yang percaya terhadap toko online yang akan melakukan

pembelian, karena belanja online berbeda dengan belanja secara konvensional.

Semakin populer toko online maka konsumen akan lebih mudah untuk percaya

sehingga bersedia untuk berbelanja. Popularitas sebuah toko online dapat dilihat dari

banyaknya konsumen yang telah melakukan pembelian. Tingkat kepercayaan yang

diberikan konsumen kepada toko online tentu berbeda pada masing-masing individu.

Hal tersebut tergantung pada sejauh mana penjual mampu menjamin keamanan,

privasi dan menampilkan keandalan selama bertransaksi dengan konsumen.


26

Perilaku konsumen berkenaan dengan gaya hidup konsumen dalam

mengoperasionalkan ke berbagai kegiatan, minat dan pernyataan pendapat yang

relevan dengan tindakan belanja disebut orientasi belanja (Ling, 2010). Orientasi

belanja konsumen menjadi gaya hidup individu dengan menekankan pada kegiatan

berbelanja dan menggambarkan keinginan dan kebutuhan individu ketika melakukan

kegiatan belanja. Keinginan konsumen berkaitan dengan kepercayaannya terhadap

toko online sehingga mampu mendorong individu untuk melakukan pembelian.

Orientasi konsumen menggambarkan sejauh mana toko online dapat dipercaya dalam

berbagai hal, termasuk menjaga informasi pelanggan dalam perilakunya selama

berbelanja. Sehingga akan tumbuh loyalitas pelanggan terhadap brand dan toko

online.

2. Hubungan Orientasi Belanja dan Kualitas Layanan

Orientasi belanja digambarkan sebagai sikap pembelanja kearah aktivitas belanja

yang dapat berbeda menurut situasi. Menurut Holbrook (Samuel, 2006) suatu nilai

belanja adalah hasil kunci atau harapan manfaat yang dikejar pembelanja. Hasil yang

diharapkan oleh konsumen adalah suatu faktor penting dalam menentukan perilaku,

dalam hal ini perilaku berbelanja. Dari persepektif ini, pembelanja boleh memiliki

berbagai orientasi belanja dan dapat menerapkannya dalam situasi permintaan

tertentu. Kemungkinan yang paling sering digunakan orientasi balanja didalam

literatur pemasaran adalah orientasi kenyamanan. Orientasi kenyamanan menekankan

pada nilai belanja yang bermanfaat, sebagai sesuatu yang terkait dengan tugas, masuk

akal, berhati-hati, dan efisiensi aktivitas. Ketika konsumen merasa nyaman untuk
27

berbelanja online pada sebuah toko online, hal lain yang berhubungan dengan

kenyamanan tersebut adalah layanan yang diberikan oleh penjual.

Menurut Rahma dkk dalam Baskara dan Hariyadi (2014), layanan yang diberikan

oleh jasa berbeda dengan yang diberikan secara online. Kualitas layanan merupakan

tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan oleh penjual dalam rangka

memuaskan konsumen dengan memberikan atau menyampaikan keinginan atau

permintaan konsumen melebihi apa yang diharapkan oleh konsumen (Baskara dan

Hariyadi, 2014). Harapan dan keinginan konsumen tentang ketanggapan dan respon

toko online tentu juga akan berpengaruh kepada keputusan pembelian konsumen.

Toko online yang mampu memenuhi harapan dan keinginan konsumen tentu

berkaitan dengan kenyaman dalam berbelanja yang ditawarkan oleh penjual.

3. Hubungan Kualitas Layanan dan Kepercayaan

Kualitas layanan merupakan evaluasi yang dilakukan oleh konsumen berdasarkan

penilaian keseluruhan antara apa yang diterima dan dialami, dibandingkan dengan

yang diharapkan. Jadi, terdapat dua faktor utama yang dijadikan pedoman oleh

konsumen, yaitu layanan yang diterima dan layanan yang diharapkan (Suryani, 2013).

Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan oleh toko

online, konsumen akan melakukan beberapa hal selama transaksi. Dalam proses

transaksi tentu konsumen mampu merasakan kualitas layanan yang diberikan oleh

toko online, sudahkah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak sesuai dengan

harapan konsumen.
28

Menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam Suryani (2013), ada lima dimensi

kualitas layanan, yaitu bukti fisik (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap

(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty). Berdasarkan dimensi

kualitas layanan tersebut dapat dilihat adanya keterkaitan atau hubungannya dengan

kepercayaan yang diperlukan oleh konsumen. Semakin harapan konsumen terpenuhi,

maka semakin besar kepercayaan yang diberikan konsumen terhadap toko online.

Kepercayaan ditunjukkan dari keyakinan konsumen untuk menerima kerentanan dari

belanja online dalam memenuhi harapannya.

J. Kerangka Pemikiran

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2011), mendefinisikan suatu keputusan

sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Dengan kata

lain untuk membuat keputusan harus terdapat alternatif pilihan. Menurut Assael

dalam Suryani (2013), pengambilan keputusan konsumen merupakan proses

menerima dan mengevaluasi informasi merek tertentu. Keputusan pembelian

merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan

keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh

penjual. Perkembangan teknologi internet yang memberikan banyak kemudahan

dalam berkomunikasi telah mampu mengubah perilaku masyarakat, termasuk

perilaku pengambilan keputusan pembelian. Penggunaan internet sebagai saluran

pembelian yang semula cenderung untuk komunikasi pemasaran dan pencitraan, kini

sebagian sudah menggunakannya sebagai transaksi pembelian. Terdapat perbedaan

perilaku pembelian antara pembelian melalui internet dengan pembelian langsung.


29

Pembelian melalui internet dipengaruhi oleh layanan langsung yang dirasakan ketika

mencari informasi dan transaksi maupun komunikasi yang berlangsung. Kotler dan

Armstrong (2001) menggambarkan proses pengambilan keputusan pembeli terdiri

dari lima tahap, yaitu:

1. Pengenalan kebutuhan

2. Pencarian informasi

3. Evaluasi sebagai alternatif

4. Keputusan pembelian

5. Perilaku pasca pembelian

Ketika seseorang berbelanja online, hal utama yang menjadi pertimbangan seorang

pembeli adalah kepercayaan konsumen terhadap toko online. Menurut Jogiyanto

(2007) kepercayaan mempunyai dampak yang mendalam terhadap perilaku. Melalui

tindakan dan proses belajar, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang

kemudian mempengaruhi perilaku membeli. Kimery dan McCard dalam Suryani

(2013), mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan konsumen untuk menerima

kerentanan dalam melakukan transaksi online berdasarkan harapannya yang positif

mengenai perilakunya berbelanja online pada masa mendatang. Menurut Ling (2010)

dimensi kepercayaan meliputi:

1. Keamanan

2. Privasi

3. keandalan.
30

Munculnya kegiatan belanja online, memberikan dampak terhadap perilaku belanja

online itu sendiri, konsumen mungkin berbeda dalam hal orientasi belanja mereka.

Menurut Darden dan Howell dalam Kusuma dan Septarini (2013), gaya hidup

individu yang berkaitan dengan kegiatan berbelanja sering kali dikenal dengan istilah

orientasi berbelanja. Seock dalam Kusuma dan Septarini (2013) menyatakan bahwa

orientasi belanja memiliki tujuh dimensi, yaitu:

1. Shopping enjoyment

2. Brand/fashion consciousnessPrice consciousness

3. Shopping confidence

4. Convinience/time consciuosness

5. In-home shopping tendency

6. Brand/store loyalty

Konsumen secara langsung maupun tidak langsung akan memeberikan penilaian

terhadap jasa yang dibeli atau yang pernah dikonsumsinya. Evaluasi dilakukan

berdasarkan penilaian keseluruhan antara apa yang diterima dan dialami

dibandingkan dengan yang diharapkan (Suryani, 2013). Meskipun antara penjual dan

pembeli tidak bertatap muka, namun penjual dapat memberikan layanan selama

proses transaksi penjualan online terjadi sampai barang diterima oleh konsumen.

Kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting untuk diukur agar perusahaan

dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Suryani (2013), membagi dimensi

kualitas layanan menjadi lima, yaitu:

1. Bukti fisik (tangibles)

2. Keandalan (reliability)
31

3. Daya tanggap (responsiveness)

4. Jaminan (assurance)

5. Empati (emphaty)

Kepercayaan (X1)
a. Keamanan
b. Privasi
c. Keandalan
(Ling et. Al, 2010)

OrientasiBelanja (X2)
a. Shopping enjoyment
b. Brand/fashion KeputusanPembelian (Y)
consciousness a. Pengenalan kebutuhan
c. Price consciousness b. Pencarian informasi
d. Shopping confidence c. Evaluasi berbagai
e. Convenience/time alternatif
consciousness d. Keputusan pembelian
f. In-home shopping e. Perilaku pasca pembelian
tendedncy
g. Brand/store loyalty (Kotler dan Armstrong,
(Kusuma dan Septriani, 2001)
2013)

KualitasLayanan (X3)
a. Bukti fisik (tangibles)
b. Keandalan (reliability)
c. Daya tanggap
(responsiveness)
d. Jaminan (assurance)
e. Empati (emphaty)
(Suryani, 2013)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


32

K. Hipotesis

Menurut Supranto dan Limakrisna (2013) hipotesis secara kuantitatif diartikan

sebagai pernyataan tentang nilai suatu parameter yang untuk sementara waktu

dianggap benar. Sugiyono (2013) mengartikan hipotesis sebagai jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka

hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1: Kepercayaan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian

busana secara online.

Ho1: Kepercayaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian busana secara

online.

Ha2: Orientasi belanja berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian

busana secara online.

Ho2: Orientasi belanja tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian busana

secara online.

Ha3: Kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian

busana secara online.

Ho3: Kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian busana

secara online.

Ha4: Kepercayaan, orientasi belanja, dan kualitas layanan secara simultan

berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian busana secara

online.

Ho4: Kepercayaan, orientasi belanja, dan kualitas layanan secara simultan tidak

berpengaruh terhadap keputusan pembelian busana secara online.


33

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen (X 1,

X2, X3) dan variabel independen (Y). Jenis penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kausal komparatif. Tujuan penelitian kausal komparatif adalah untuk

menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat berdasarkan atas pengamatan

terhadap akibat yang ada (Rianse dan Abdi, 2009). Tipe penelitian ini

mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi

(variabel dependen) dan melakukan penyeledikan terhadap variabel-variabel yang

mempengaruhinya (variabel independen). Obyek dalam penelitian ini adalah seluruh

Mahasiswa Universitas Lampung yang pernah berbelanja busana secara online.

B. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.


34

1. Variabel Independen

Menurut Rusli (2014) variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel

stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen

merupakan variabel yang variabelitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh

peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:

1. Kepercayaan (X1)

2. Orientasi Belanja (X2)

3. Kualitas Layanan (X3)

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang memberikan

reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dependen adalah

variabel yang variabelitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang

disebabkan oleh variabel bebas (Rusli, 2014). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah keputusan pembelian busana secara online (Y).

C. Populasi

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
35

penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Universitas Lampung yang pernah

berbelanja busana secara online.

D. Sampel

Sugiyono (2013) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah menggunakan teknik sampling aksidental. Sampling aksidental adalah teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Ukuran populasi dalam penelitian

ini sangat banyak dan tidak dapat diketahui dengan pasti, yaitu mahasiswa

Universitas Lampung yang pernah berbelanja busana secara online. Oleh karena itu

besar sampel yang digunakan dihitung dengan rumus menurut Widiyanto (2008),

sebagai berikut:

=
( )

Keterangan:

n: Ukuran sampel

z: Skor pada signifikan tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%) maka z = 1,96

Moe: Margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%

Dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

(1,96)
= = 96,04 = 97 atau dibulatkan menjadi 100
4(10%)
36

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden yang merupakan mahasiswa

Universitas Lampung dan pernah berbelanja busana secara online.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Menurut Sangadji dan Sopiah

(2010) data kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan

dianalisis dengan teknik statistik. Sumber data atau informasi didapatkan dari sumber

primer dan sekunder.

a. Data primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli (tidak melalui perantara). Data primer diperoleh berdasarkan jawaban dari

responden terhadap kuesioner.

b. Data sekunder

Data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi

kebutuhan penelitian tertentu. Seperti buku, jurnal, dan terbitan yang

dikeluarkan oleh media massa atau perusahaan yang berhubungan dengan

penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer

yang diperoleh dari hasil tanggapan responden atas daftar pernyataan berupa

kuesioner yang disebarkan kepada responden. Menurut Sugiyono (2013) kuesioner


37

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Daftar pertanyaan kuesioner yang digunakan bersifat tertutup. Tertutup artinya

alternatif-alternatif jawaban telah disediakan.

G. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur akan menghasilkan

data kuantitatif (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persespsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif, untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor.

Tabel 3.1 Pemberian Bobot Nilai untuk Variabel Penelitian

No Pernyataan Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono (2013)

H. Definisi Konseptual

Menurut Sinarimbun dan Effendi (2000) definisi konseptual merupakan pemaknaan

dari konsep yang digunakan sehingga memudahkan peneliti untuk mengoperasikan


38

konsep tersebut dilapangan. Dalam penelitian ini variabel yang akan dianalisis adalah

kepercayaan, orientasi belanja, kualitas layanan dan keputusan pembelian. Berikut

penjelasannya.

a. Kepercayaan
Menurut Simamora (2008) kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang
dimiliki seseorang tentang sesuatu. Kepercayaan dapat berupa pengetahuan,
pendapat atau sekedar percaya. Menurut Kramer (Ling et al, 2010) kepercayaan
adalah pernyataan kompleks karena individu tidak tahu motif dan niat lain.
Kimery dan McCard (Suryani, 2013) mendefinisikan kepercayaan sebagai
kesediaan konsumen untuk menerima kerentanan dalam melakukan transaksi
online berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakunya berbelanja
online pada masa mendatang.
b. Orientasi Belanja
Stone dalam Kusuma dan Septarini (2013) menggambarkan konsep orientasi
belanja sebagai gaya hidup berbelanja atau gaya berbelanja yang menempatkan
penekanan pada aktivitas berbelanjanya. Berdasarkan hal tersebut dapat
dikatakan bahwa orientasi belanja merupakan bagian dari gaya hidup individu
dengan menekankan pada kegiatan berbelanja individu dan dapat
menggambarkan keinginan dan kebutuhan individu ketika melakukan kegiatan
berbelanja.
c. Kualitas Layanan
Layanan memungkinkan konsumen memperoleh perhatian dan berdialog
dengan perusahaan disebut juga dengan personalisasi. Contohnya pemberian
ucapan terima kasih kepada konsumen dan ketersediaan ruang yang
memungkinkan konsumen memberikan komentar dan umpan balik serta
menerima umpan balik dari perusahaan yang menawarkan produknya melalui
internet (Suryani, 2013).
d. Keputusan Pembelian
Schiffman dan Kanuk (Sumarwan, 2011) mendefinisikan suatu keputusan
sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Menurut
Assael (Suryani, 2013) pengambilan keputusan konsumen merupakan proses
menerima dan mengevaluasi informasi merek tertentu. Keputusan pembelian
merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh
penjual. Menurut Mowen dan Minor (2002) pengambilan keputusan konsumen
meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah,
mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih diantara pilihan-pilihan
pembelian mereka. Mujiyana (2013) mendefinisikan proses keputusan belanja
online adalah pencarian informasi, membandingkan alternatif yang ada, dan
pengambilan keputusan.
39

I. Definisi Operasional

Menurut Mustafa (2009) definisi operasional adalah suatu definisi variabel yang

memberikan gambaran bagaimana suatu variable akan diukur, jadi variabel harus

mempunyai pengertian yang sangat spesifik dan terukur.

Table 3.2 Definisi Operasional

Variable Definisi variabel Indikator Item


Penelitian
Kepercayaan (X1) Kepercayaan a. Keamanan Keamanan:
didefinisikan sebagai b. Privasi 1. Berbelanja
kesediaan konsumen c. Keandalan online aman
untuk menerima (Ling et. al 2010) Privasi:
kerentanan dalam 2. Toko online
melakukan transaksi menjaga
online berdasarkan informasi
harapannya yang positif pelanggan.
mengenai 3. Toko online
perilakunyaberbelanja menjamin
online (Kimery dan Mc privasi pembeli.
Card dalam Suryani Keandalan:
2013) 4. Hanya
berbelanja di
toko online
yang dikenal.
Orientasi Belanja Stone menggambarkan a. Shopping Shopping
(X2) konsep orientasi belanja enjoyment enjoyment:
sebagai gaya hidup b. Brand/fashion 1. Senang belanja
berbelanja atau gaya consciousness online
berbelanja yang c. Price 2. Berbelanja
menempatkan consciousness online karena
penekanan pada d. Shopping mengikuti tren.
aktivitas berbelanjanya confidence 3. Belanja online
(Kusuma dan Septriani e. Convinience/time prosesnya
2013). consciuosness mudah
f. In-home shopping Brand/fashion
tendency consciousness
g. Brand/store loyalty 4. Berbelanja di
(Seock dalam internet bebas
Kusuma dan Septarini dalam memilih
2013) produk.
40

Price
consciousness:
5. Harga barang
yang ditawarkan
toko online
tidak mahal.
Convinience/time
consciousness:
6. Berbelanja
online saat
sedang tidak
melakukan
aktivitas (saat
senggang).
7. Berbelanja di
internet tidak
mengganggu
aktivitas lain.
8. Berbelanja di
internet dapat
dilakukan kapan
saja.
In-home shopping
tendency:
9. Berbelanja
online tidak
perlu keluar
rumah
Brand/store loyalty:
10. Hanya akan
membeli di satu
toko online saja
dengan merek
yang sama.
Kualitas Layanan Menurut Rahma dkk a. Bukti fisik Bukti Fisik:
(X3) layanan yang diberikan (tangibles) 1. Produk yang
oleh jasa berbeda b. Keandalan dibeli sesuai
dengan kualitas yang (reliability) dengan produk
diberikan secara online. c. Daya tanggap yang
Meskipun antara penjual (responsiveness) diinginkan.
dan pembeli tidak d. Jaminan Keandalan:
bertatap muka, namun (assurance) 2. Pelayanannya
penjual dapat e. Empati (emphaty) ramah
memberikan layanan (Zeithaml, Berry dan 3. Memberikan
selama proses transaksi Parasuraman dalam informasi secara
penjualan online terjadi Suryani 2013) lengkap
41

sampai barang diterima Daya Tanggap:


oleh konsumen. 4. Toko online
cepat tanggap.
5. Kecepatan
dalam
bertransaksi
ketika
berbelanja
online.
Jaminan:
6. Keamanan
produk dijamin
oleh penyedia
toko online
Empati:
7. Saat berbelanja
online, penjual
merespon
keluhan
8. Toko online
melayani
pesanan sesuai
dengan yang
dijanjikan.
Keputusan Mujiyana (2013) a. Pengenalan Pengenalan
pembelian (Y) mendefinisikan proses kebutuhan Kebutuhan:
keputusan belanja online b. Pencarian 1. Tidak memiliki
adalah pencarian informasi banyak waktu
informasi, c. Evaluasi berbagai untuk
membandingkan alternatif berbelanja.
alternatif yang ada, dan d. Keputusan 2. Merasa tertarik
pengambilan keputusan. pembelian untuk membeli
. e. Perilaku pasca ketika sedang
pembelian membuka
(Kotler dan internet
Armstrong 2001) Pencarian informasi:
3. Memerlukan
banyak
informasi
Evaluasi alternatif:
4. Di internet,
banyak
informasi yang
didapatkan
42

Keputusan
Pembelian:
5. Internet
membantu
dalam
mengambil
keputusan
Perilaku pasca
pembelian:
6. Belanja online
dapat dilakukan
untuk jangka
panjang
Sumber: Jurnal dan Pustaka

J. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah ukuran seberapa tepat instrumen itu mampu menghasilkan data

sesuai dengan ukuran yang sesungguhnya yang ingin diukur (Mustafa, 2009).

Menurut Supranto dan Limakrisna (2013) tipe validitas yang digunakan adalah

validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor

yang diperoleh masing-masing item yang dapat berupa pernyataan maupun

pertanyaan denngan skor total. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari

penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor item dengan skor totalnya harus

signifikan berdasarkan ukuran statistik. Rumus korelasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rumus product moment sebagai berikut:

( ) ( )( )
=
[ ( ) ][ ( ) ]

Keterangan
43

rb : Koefisien korelasi pearson antar item instrumen yang akan digunakan

dengan variabel yang bersangkutan

X : Skor item instrumen yang akan digunakan

Y : Skor semua item instrumen dalam variabel tersebut

n : Jumlah responden dalam uji coba instrumen

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut

1. Jika r hitung >r tabel, maka kuesioner valid

2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil pengukuran jika

dilakukan pengukuran ulang terhadap gejala dan alat ukur yang sama (Supranto dan

Limakrisna, 2013). Menurut Sugiyono (2013) reliabilitas berkenaan dengan derajad

konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik

(kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam

obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah

menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Pengujian reliabilitas instrumen

dapat dilakukan dengan teknik belah dua (split half) dari Spearman Brown

(Sugiyono, 2013).

=
+

Keterangan:
44

rj : reliabilitas internal seluruh instrumen

rb : korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

3. Uji Asumsi klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada tidaknya korelasi yang tinggi antara

variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda (Gujarati, 2003).

Menurut Supranto dan Limakrisna (2013) multikolinearitas dapat dideteksi dengan

menghitung koefisien korelasi ganda dan membandingkannya dengan koefisien

korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dengan SPSS dilakukan dengan

uji regresi, dengan patokan nilai VIF (variance inflation factor) dan koefisien korelasi

antar variabel bebas. Menurut Priyatno (2008), untuk mengujinya dapat dilihat dari

nilai variance inflation factor (VIF) dengan kriteria <5 dan angka tolerance >0,1

maka variabel tersebut bebas multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Santoso (2000) menjelaskan cara mendeteksinya yaitu dengan

cara melihat grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED
45

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual. (Ypred

= Ysesungguhnya) yang telah di studentized analisisnya.

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang tidak

teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah

angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk melihat apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel

bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah

yang memiliki distribusi dnormal atau mendekati normal (Gujarati, 2013). Untuk

mengujinya akan digunakan alat uji normalitas, yaitu dengan melihat Normal P-P

Plot Of Regression Standardized Residual. Adapun cara analisis yang dilakukan

adalah dengan menggunakan grafik normal plot, dimana:

a. jika penyebaran data mengikuti garis normal, maka data distribusi normal

b. jika penyebaran data tidak mengikuti garis normal, maka data distribusi tidak

normal.

4. Analisis Regresi linear Berganda

Menurut Rusli (2014) analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Analisis regresi
46

linear berganda digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud meramalkan

bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel

independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis

regresi linear berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya lebih dari

dua (Sugiyono, 2013). Berikut ini persamaan regresi untuk tiga prediktor menurut

Sugiyanto (2013).

Y= a +b1X1+b2X2+b3X3

Keterangan :

Y : Keputusan pembelian

X1 : Kepercayaan

X2 : Orientasi belanja

X3 : Kualitas layanan

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

5. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2005).

=
47

Keterangan:

r : Korelasi parsial yang ditentukan

n : Jumlah sampel

t : t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel

Kriteria yang digunakan adalah:

1. Dapat melihat dari nilai derajat kepercayaan atau signifikan. Jika derajat

kepercayaan 5% maka hipotesis yang diajukan dapat diterima, namun jika

derajat kepercayaan 5% maka hipotesis ditolak.

2. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Jika thitung > ttabel maka hipotesis

diterima.

Hipotesis yang diajukan yaitu:

Ha1: Kepercayaan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian

busana secara online.

Ha2: Orientasi belanja berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian busana secara online.

Ha3: Kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian busana secara online.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan atau uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-

sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mengetahuinya dapat

menggunakan rumus:
48

/
=
( )( )

Keterangan:

R2 : Koefisien korelasi ganda

k : Jumlah variabel independen

n : Jumlah anggota sampel

f : Fhitung yang selanjutnya dibanding dengan Ftabel

Kriteria pengujiannya adalah:

1. Dapat dilihat dari nilai derajat kepercayaan atau signifikan. Jika derajat

kepercayaan 5% maka hipotesis yang diajukan dapat diterima, namun jika

derajat kepercayaan 5% maka hipotesis ditolak.

2. Jika Fhitung> Ftabel maka hipotesis yang diajukan diterima.

Hipotesis yang diajukan yaitu:

Ha4: Kepercayaan, orientasi belanja, dan kualitas layanan secara simultan

berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian busana

secara online.

c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Muhammad Rusli (2014) mendefinisikan koefisien determinan atau R2 sebagai

perbandingan antara variasi Y yang dijelaskan oleh X1, X2, dan X3 secara bersama-

sama dibanding dengan variasi total Y. Nilai koefisien determinasi adalah 0<R2<1.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjalakan variabel

terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel bebas memberikan
49

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat dengan

rumus:

+ +
=

Keterangan:

b1 : koefisien regresi variabel kepercayaan

b2 : koefisien regresi variabel orientasi belanja

b3 : koefisien regresi variabel kualitas layanan

X1 : variabel kepercayaan

X2 : variabel orientasi belanja

X3 : variabel kualitas layanan

Y : keputusan pembelian busana secara online


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kepercayaan,

orientasi belanja, dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian busana secara

online, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Variabel kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

busana secara online. Kepercayaan menjadi faktor kunci dalam keputusan

pembelian online, karena dalam belanja online konsumen tidak secara langsung

dapat melihat produk yang ditawarkan oleh toko online. Sehingga hanya

konsumen yang percaya terhadap toko online yang akan melakukan pembelian

busana secara online.

2. Variabel orientasi belanja berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian busana secara online. Adanya pergeseran gaya berbelanja individu

yang semula lebih harus pergi ke pasar atau swalayan untuk berbelanja kini

berubah dengan hadirnya toko online. Konsumen dapat dengan leluasa membeli

tanpa harus keluar rumah dan dapat melakukan transaksi jual beli dimana saja

dan kapan saja selama ada akses internet.


92

3. Variabel kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian busana secara online. Sebagian besar konsumen menuntut untuk lebih

diperhatikan akan banyaknya keinginan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh

toko online. Bukan hanya harga yang murah dan kualitas barang yang baik saja

yang diinginkan oleh konsumen, namun lebih kepada seberapa baik penjual

mampu memberikan layanan yang berkualitas kepada konsumen.

4. Secara simultan dapat disimpulkan bahwa variabel kepercayaan, orientasi

belanja, dan kualitas layanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian busana

secara online. Namun variabel orientasi belanja memiliki pengaruh paling lemah

diantara variabel independen yang lain terhadap keputusan pembelian busana

secara online. Variabel kepercayaan, orientasi belanja dan kualitas layanan,

secara bersama-sama memiliki pengaruh sebesar 53,6% terhadap variabel

dependen keputusan pembelian busana secara online. sedangkan Sisanya yaitu

sebesar 46,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian

ini, seperti harga, promosi, pengalaman berbelanja online sebelumnya, dan lain-

lain.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis, dapat dikemukakan saran bagi penjual di toko online dan

untuk penelitian selanjutnya, yaitu:


93

a. Saran bagi penjual di toko online

1. Pemilik toko online harus mampu menjamin keamanan dan kerahasiaan

informasi serta privasi dari konsumen, agar konsumen dapat lebih percaya.

Setelah percaya maka konsumen akan melakukan pembelian kepada di toko

online yang diketahuinya. Oleh karena itu, perlu adanya sikap transparansi antara

penjual dan pembeli dalam transaksi jual beli online.

2. Gaya hidup konsumen yang berbeda-beda dapat menjadi pertimbangan bagi

penjual di toko online untuk menentukan strategi dalam menarik konsumen.

Kemudahan dalam mengakses website, kemudahan dalam transaksi, dan

keragaman produk yang ditawarkan perlu ditingkatkan oleh penjual di toko

online.

3. Hal yang perlu diperhatikan dari segi kualitas layanan adalah perlu adanya rasa

empati atau perhatian yang bersifat individual yang diberikan oleh toko online

kepada konsumen. Ketika melakukan transaksi hendaknya penjual melakukan

komunikasi yang baik dengan konsumen. Ucapan terimakasih misalnya, dapat

menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan pembelian di toko online

dan kemudian akan timbul loyalitas dalam diri konsumen. Kurang lengkapnya

informasi berkaitan dengan produk yang ditawarkan juga perlu diprioritaskan

oleh penjual busana di toko online agar konsumen tidak perlu bertanya berkali-

kali kepada penjual. Selain itu, penjual juga harus merespon setiap keluhan yang

diberikan oleh konsumen agar kegiatan bisnis online yang dilakukan dapat

bertahan lama. Kecepatan dan ketanggapan juga perlu dimiliki oleh toko online

agar konsumen tidak merasa kecewa dan dapat bersifat loyal.


94

b. Saran untuk penelitian selanjutnya

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian tentang

keputusan pembelian busana secara online diluar dari variabel dalam penelitian

ini yaitu kepercayaan, orientasi belanja, dan kualitas layanan.

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk mencari ruang lingkup populasi

yang berbeda dan lebih luas dari penelitian ini. Dan juga menggunakan jenis data

yang berbeda seperti data kualitatif, sehingga hasil yang didapatkan juga

berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Bajaj, Kamlesh K dan Debjani Nag. 2000. E-commerce The Cutting Edge Of
Business. Singapore: Mc Graw-Hill Book Co.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hidayat, Taufik. 2008. Toko Online Dengan OS Commerce. Jakarta: Mediakita.

Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi


Offset.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1dan 2. Jakarta: PT Indeks.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi


Kedelapan. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi
12. Jakarta: PT Indeks.

Marius, Parlindungan dan Sapto Anggoro. 2015. Profil Pengguna Internet Indonesia
2014. Cetakan Pertama. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia:
Jakarta.

Mowen, John c dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Penerbit
Erlangga.
Mustafa, Zaenal EQ. 2009. Mengurai Variabel Hingga Instrumen. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Gujarati, Damodar N. 2003. Econometric. Jakarta: Erlangga.

Rianse, Usman dan Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi.
Bandung: Alfabeta.

Rusli, Muhammad. 2014. Pengelolaan Statistik yang Menyenangkan. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan


Praktis Dalam Penelitian. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasinya dengan SPSS. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.

Simamora, Bilson. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 2000. Metode Penelitian Suvei. Jakarta:
LP3ES

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

------------. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Edisi pertama. Jakarta: Kencana
Perdana Media Group.

Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Konsumen, Teori dan Aplikasinya Dalam


Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Supranto, J dan Nanda Limakrisna. 2013. Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk
Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Mitra Wacana.

Suryani, Tatik. 2013. Perilaku Konsumen di Era Internet. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Y.B, Anang. 2010. Sukses Bisnis Online. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Widiyanti, Ibnu. 2008. Metode Penelitian. Semarang: BP Undip.

Jurnal

Andromeda, Kevin. 2014. Analisis Pengaruh Keercayaan, Kemudahan, dan


Keragaman Produk Pakaian Via Online Terhadap Keputusan Pembelian
Secara Online. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Baskara, Isnain Putra dan Guruh Taufan Hariyadi. 2014. Analisis Pengaruh
Kepercayaan, Keamanan, Kualitas Pelayanan dan Persepsi Akan Resiko
Tehadap Keputusan Pembelian Melalui Situs Jejaring Sosial (Social
networking Websites). Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Semarang:
Universitas Dian Nuswantoro.

Kusuma, Destiani Fitria dan Berlian Gressy Septarini. 2013. Pengaruh Orientasi
Belanja Terhadap Intensi Pembelian Produk Pakaian Secara Online Pada
Pengguna Online Shop. Vol 02. Jurnal Psikologi dan Organisasi. Surabaya:
Universitas Airlangga.

Ling, Kwek Choon et.al. 2010. The Effects of Shopping Orientations, Online Trust
and Prior Online Purchase Experience toward Customers Online Purchase
Intention. Vol 3. International Business Research. Malaysia.

Mujiyana dan Ingge Elisaa. 2013. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi


Keputusan Pembelian Via Internet Pada TokoOnline. Vol 8. Jurnal
Manajemen. Depok: Universitas Gunadarma.
Samuel, Hatane. 2006. Dampak Respon Emosi Terhadap Kecenderungan Perilaku
Pembelian Impulsif Konsumen Online dengan Sumberdaya yang Dikeluarkan
dan Orientasi Belanja Sebagai Variabel Mediasi. Vol 8. Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Susanti, Cut Mitra dkk. 2015. Pengaruh Orientasi Belanja dan Kualitas Website
Terhadap Word Of Mouth (WOM) dan Dampaknya pada Keputusan
Pembelian Online. Vol 4. Jurnal Manajemen. Banda Aceh: Universitas Syiah
Kuala.

Widnyani, Ni Komang Riang dan Tjahjono Djatmiko. 2012. Pengaruh Kepercayaan,


Kemudahan dan Kualitas Pelayanan E-Commerce Terhadap Keputusan
Pembelian Secara Online di Ana Silver Gianyar Bali. Jurnal Manajemen dan
Bisnis. Universitas Telkom.

Internet

www.blibli.com

www.lazada.co.id

You might also like