You are on page 1of 2

KEBIJAKAN KENAIKAN HARGA BBM

Bahan bakar minyak (BBM) akan dinaikkan mulai akhir Maret 2015 . Keputusan pemerintah untuk menaikkan
harga BBM bersubsidi dari yang semula harganya 6600 Rupiah per liter menjadi 7400 Rupiah per liternya lantas
menuai banyak protes dari banyak pihak. Kondisi masyarakat yang selama ini jauh dari nilai sejahtera bukannya
sedikit tertolong dengan kinerja pemerintah malah semakin merasa terjepit dengan keputusan dinaikkannya harga
BBM. Warga dengan kadar ekonomi yang serba pas-pasan selama ini sudah sangat terbebani dengan harga bahan
bakar minyak yang mencapai 7400 Rupiah per liternya, sangat disayangkan bukannya ada penurunan harga yang
terjadi justru kenaikan yang jauh dari kemampuan masyarakat. Kabar akan dinaikkannya harga BBM membuat
masyarakat bawah merasa sangat cemas. Bagaimana tidak, untuk mencukupi kebutuhan pangan mereka sehari-hari
saja mereka sudah kedodoran apalagi ditambah dengan naiknya harga bahan bakar minyak.
Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar bersubsidi dengan alasan melemahnya nilai tukar
rupiah . Melemahnya nilai tukar rupiah dan Naiknya harga minyak dunia dijadikan sebagai alasan mengapa harga
BBM dalam Negeri ikut dinaikkan. Jika dilihat dari satu sisi, mungkin keputusan pemerintah untuk menaikkan
harga BBM memang tepat. Tapi, seharusnya pemerintah juga memperhatikan kondisi masyarakat kecil. Mungkin
pemerintah belum juga menyadari bahwa Indonesia ini adalah diantara Negara termiskin dengan puluhan juta
rakyatnya yang tidak memiliki pekerjaan. Mestinya pemerintah lebih bersikap realistis dan prihatin terhadap
kondisi warganya. Pemerintah harusnya bisa mengambil sikap yang lebih tepat dan mempertimbangkan banyak
hal.
Demonstrasi menolak kenaikan harga BBM terjadi dimana-mana. Mahasiswa yang merasa terpanggil untuk
menyuarakan aspirasi dan hak-hak rakyat kecil terus berupaya melakukan aksi protes dinaikkannya harga BBM.
Ternyata mahasiswa jauh lebih mengerti kondisi masyarakat daripada dewan perwakilan rakyat (DPR) yang
seharusnya menjadi pengurus dan pensejahtera rakyat.
Saat ini, ekonomi Indonesia sedang di uji. Nilai tukar rupiah melemah hingga mencapai lebih dari Rp13.000,00.
Namun tidak hanya berhenti disini, nilai rupiah bisa makin melemah. Hal ini dapat dipicu oleh beberapa hal, salah
satunya adalah tidak seimbangnya neraca perdagangan Indonesia. Saat ini, pemerintah lebih banyak melakukan
impor bahan pangan. Padahal Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya akan hasil buminya. Namun,
Indonesia saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dollar tentu saja akan memperburuk kondisi perekonomian kita.

Dampak kebijakan tersebut bisa di lihat dari :


1. Tingkat kemiskinan Negara Indonesia akan meningkat, karena apabila pemerintah memang benar benar
memberlakukan kebijakan tersebut dapat di pastikan akan lebih banyak angkatan kerja yang kehilangan
pekerjaan ( PHK ) dan makin banyak pengangguran di Indonesia.
2. Harga bahan pokok seperti beras, gula, cabe, garam, dan lain lain akan derastis naik.
3. Tingkat Kriminalitas bertambah, di karenakan masyarakat kecil yang terdesak dan bingung bagaimana cara
mereka memperoleh makanan sedangkan harga makanan naik, lalu mereka akan melakukan tindakan
kriminal.
4. Akan terjadi banyak kerusuhan, dapat di pastikan kembali semua golongan akan menolak kebijakan
pemerintah ini. Maka golongan golongan tersebut seperti mahasiswa ormas ormas masa, serikat
serikat rakyat akan mengadakan demo agar aspirasi mereka untuk masalah bbm ini dapat di perbaiki.

Keputusan pemerintah untuk menaikan dan membatasi bahan bakar minyak (bbm) ada baik dan buruk nya. Di satu
sisi pemerintah memberlakukan kebijakan tersebut karena ingin mengurangin beban pengeluaran negara atas
pembelian minyak mentah yang di katan harga minyak mentah sekarang ini sudah naik.
Namun , buruk nya dari dua kebijakan tersebut yang membatasi dan menaikan harga bbm itu sangat lah di tentang
banyak masyarakat hampir semua golongan menentang kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bbm dan
membatasi bbm bersubsidi.
Solusi atau jalan keluar menurut saya, lebih baik pemerintah membatalkan kebijakan untuk menaikan harga bbm.
Tetapi tetap menjalankan kebijakan pembatasan penggunaan bbm. Seperti pemerintah memberlakuan mobil
mobil pribadi hanya boleh membeli maximal 20 liter bbm bersubsidi dalam sehari. Atau mewajibkan mobil
mobil pribadi menggunakan bbm non subsidi ( pertamax dan pertamax + ) agar bbm bersubsidi dapat di gunakan
oleh orang yang tepat ( kalangan menengah kebawah ) .
Kendaraan umum dan kendaraan roda dua ( sepeda motor ) lah yang yang mungkin pantas menggunakan bbm
bersubsidi. Karena penggunaan kendaraan umum dan sepeda motor itu rata rata penggunanya adalah semua
golongan. Baik mengengah ke atas maupun menengah ke bawah.
Walaupun dampak kenaikan harga BBM tersebut sulit dihitung, tetapi dapat dirasakan
dampak psikologisnya yang relatif kuat. Dampak ini dapat menimbulkan suatu pergerakan
inflasi dari masyarakat yang dapat mempengaruhi kenaikan harga berbagai jenis
barang/jasa. Pergerakan inflasi ini muncul karena pelaku pasar terutama pedagang eceran
ikut terpengaruh dengan kenaikan harga BBM dengan cara menaikkan harga barang-
barang dagangannya. Dan biasanya kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat terjadi ketika isu kenaikan harga BBM mulai terdengar.
Perilaku kenaikan harga barang-barang kebutuhan masyarakat setelah terjadi
kenaikan harga beberapa jenis BBM seperti premium (bensin pompa), solar, dan minyak
tanah dari waktu ke waktu relatif sama. Misalnya, dengan naiknya premium sebagai bahan
bakar transportasi akan menyebabkan naiknya tarif angkutan. Dengan kenaikan tarif
angkutan tersebut maka akan mendorong kenaikan harga barang-barang yang banyak
menggunakan jasa transportasi tersebut dalam distribusi barangnya ke pasar. Demikian
pula dengan harga solar yang mengalami kenaikan juga akan menyebabkan kenaikan
harga barang/jasa yang dalam proses produksinya menggunakan solar sebagai sumber
energinya.
Begitu seterusnya, efek menjalar kenaikan harga BBM terus mendongkrak biaya
produksi dan operasional seluruh jenis barang yang menggunakan BBM sebagai salah satu
input produksinya yang pada akhirnya beban produksi tersebut dialihkan ke harga produk
yang dihasilkannya. Kenaikan harga beberapa jenis BBM ini akan menyebabkan kenaikan
harga di berbagai level harga, seperti harga barang di tingkat produsen,
distributor/pedagang besar sampai pada akhirnya di tingkat pedagang eceran. Gerakan
kenaikan harga dari satu level harga ke level harga berikutnya dalam suatu saluran
perdagangan memerlukan waktu. Tetapi, yang jelas akibat dari kenaikan harga BBM ini
adalah konsumen akhir yang notabene adalah berasal dari kebanyakan masyarakat
ekonomi lemah yang membutuhkan barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari dengan
membeli barang-barang kebutuhannya sebagian besar dari pedagang eceran. Dan
biasanya kenaikan harga di tingkat eceran ini lebih besar dibandingkan dengan kenaikan
harga di tingkat harga produsen maupun di tingkat pedagang besar.
Sehingga dapat disimpulkan Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga BBM dan membatasi penggunaan bbm
itu sangat nya menuai pro dan kontra. Dari segi aspek negara pemerintah sangat mengharuskan melakukan
kebijakan tersebut agar angaran belanja minyak mentah dapat di tangani. Namun satu sisi banyak masyarakat yang
menentang kebijakan tersebut. Masyarakat merasa tercekik atas kebijakan pemerintah tersebut. Dan banyak para
ormas dan mahasiswa yang tergerak hati kecil nya untuk membela hak rakyat kecil sehingga banyak terjadi demo
di mana mana untuk meminta keadilan agar tidak ada pihak yang merasa di rugikan.

You might also like