Professional Documents
Culture Documents
05 Tahun 2012
Abstract
Curd is one of the dairy products into a product out using a coagulant, the curd is one source of
calcium. The type of coagulant is one important factor in making the curd. This study aims to determine
the level of calcium and the organoleptic properties of the curd with variations in the type coagulant
treatment. This study uses a completely randomized design (CRD) with 4 treatment monofaktor the type
of coagulant pineapple juice, vinegar, citric acid, gypsum. Each experiment carried repeat 5 times.
Making curd with variations in the type of coagulant pineapple juice 5%, 5% acetic acid, 5% citric
acid, gypsum 2% per 1 liter of milk, having obtained a blob out, filtering and pengeperesan to form the
curd. Making curd with the type of coagulant gypsum give optimum results based on the levels of
calcium and the yield, will be used for organoleptic test. This test is performed on flavor, texture, color,
flavor with hedonic methods. ANOVA statistical test research results showed levels of calcium, yield
and resilience significantly affect the curd from a wide variety of coagulant. Suppleness curd most
preferred are of the type of coagulant vinegar. Results of statistical test to organoleptic properties is
obtained; coagulant material variation does not affect the aroma and taste, but the effect on the texture
and color.
test. Hasil uji sifat organoleptik tahu susu masyarakat. Variasi produk olahan susu hal ini
terhadap warna, bau, kehalusan saat dimakan, juga untuk mengatasi kebosanan anak-anak
rasa, dan kesukaan secara menyeluruh dalam mengkonsumsi susu sapi secara
menunjukkan bahwa tahu susu dari jenis bahan langsung, oleh karena itu tahu susu dapat
penggumpal sari nanas dan tahu susu papain menjadi alternatif makanan produk olahan susu
dari jenis bahan penggumpal enzim tidak untuk memenuhi kalsium yang dibutuhkan oleh
memberikan beda nyata dengan tahu susu tubuh.
kedelai dan tahu susu lain yang terdapat di Salah satu sifat susu adalah dapat
pasaran. digumpalkan, penggumpalan dapat disebabkan
Susu merupakan salah satu sumber oleh kegiatan enzim atau dengan penambahan
kalsium, apabila pembuatan tahu susu asam. Penggumpalan dengan asam dikendalikan
menggunakan jenis bahan penggumpal sari oleh pH, penggumpalan partikel kasein berada
nanas, asam sitrat, asam cuka, dan batu tahu pada titik isoelektrik yaitu pada pH 4,6.
dimana tingkat keasaman mempengaruhi nilai Aktifitas partikel pada air mengalami
pH penggumpalan sebagai titik isoelektrik penurunan pada titik isoelektrik tersebut oleh
penggumpalan optimum tahu susu dan setiap karena itu akan terjadi penggumpalan (Buckle
bahan penggumpal mempengaruhi pada proses et al. 1987). Menurut Soeparno (1992)
penggumpalan protein. Penelitian tahu susu ini penambahan asam akan mengkoagulasikan
menekankan pada jenis bahan penggumpal yang protein susu, terutama kasein dan sedikit
paling optimum digunakan untuk mengetahui albumin.
kadar kalsium tahu susu yang tertinggi. Saat ini
penggumpal tahu yang dipakai masyarakat pada METODOLOGI
umumnya adalah whey dari kedelai dan batu
tahu. Penggumpal tahu dapat dipakai dari A. Tempat dan Waktu Penelitian
sumber bahan alami seperti enzim; bromelin Penelitian ini merupakan penelitian
dan papain, sedangkan dari bahan kimia adalah eksperimental. Tempat yang digunakan untuk
asam cuka, asam sitrat, dan batu tahu. Bahan penelitian kadar kalsium dan sifat uji
penggumpal dalam penelitian tahu susu yang organoleptik tahu susu adalah Laboratorium
digunakan yaitu asam cuka, asam sitrat, batu Kimia Teknologi Pangan, Fakultas Ilmu
tahu, sari nanas untuk selanjutnya menganalisis Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
kadar kalsium dan sifat organoleptik tahu susu Muhammadiyah Semarang, sedangkan untuk
dengan memanfaatkan produk susu sapi. menguji kekenyalan tahu susu dilakukan di
Kadar kalsium menarik dan perlu diteliti Laboratorium Teknologi Pangan, Universitas
mengingat tingginya kadar kalsium dalam susu Katholik Soegijapranata Semarang. Waktu
sapi dan besarnya manfaat kalsium untuk penelitian dari penyusunan proposal mulai
pertumbuhan tulang dan gigi. Penelitian ini Oktober 2010 sampai dengan Desember 2010,
bertujuan menganalisis bagaimanakah kadar pengambilan data dilakukan pada bulan Januari
kalsium susu setelah menjadi produk olahan hingga Februari 2011, dan pengolahan data
tahu susu selain itu untuk mengetahui jenis dilakukan dari bulan Maret 2011.
bahan penggumpal yang paling tepat untuk
menghasilkan kalsium tahu susu tertinggi dan B. Bahan dan Alat
sifat organoleptik yang dapat diterima oleh
40
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012
volume susu sapi pada saat susu mendidih lanjut beda antar perlakuan dengan uji
sehingga terjadi proses penggumpalan protein Wilcoxon.
yang kompak untuk disaring dan dicetak
menjadi tahu susu. HASIL DAN PEMBAHASAN
unsur lain dalam makanan seperti phospat kasein berada pada titik isoelektrik yaitu pada
sebagai senyawa anorganik. Sedangkan jenis pH 4,6. Aktifitas partikel pada air mengalami
bahan penggumpal dari sari nanas, asam sitrat, penurunan pada titik isoelektrik dan terjadi
dan asam cuka tidak meningkat kalsium hal ini proses penggumpalan.
karena pada dasarnya tidak mengandung Proses penggumpalan tahu susu ini
kalsium namun bersifat asam yang membantu dengan menggunakan asam sebagai bahan
penyerapan kalsium di dalam tubuh sehingga penggumpal, dan suhu yang digunakan adalah
mengoptimalkan penyerapan kalsium, pada suhu antara 65-72oC, maksud dari suhu yang
prinsipnya susu akan menggumpal apabila digunakan tersebut adalah karena pada suhu
bereaksi dengan asam sehingga protein seperti itu adalah tepat yaitu pada saat titik
mengalami koagulasi. isoelektrik dari susu tersebut dan jika suhu yang
digunakan lebih dari 72 oC maka titik isoelektrik
B. Rendemen akan lambat dan akibatnya penggumpalan akan
Perbedaan nilai rendemen pada tahu susu tidak sempurna hal ini disebabkan terjadinya
dipengaruhi oleh kemampuan enzim serta bahan kerusakan protein apabila suhu yang digunakan
penggumpal dalam menggumpalkan protein dan terlalu tinggi.
kondisi pH saat penggumpalan, tahu susu yang
menggumpal pada pH mendekati pH optimal C. Kekenyalan
akan menghasilkan rendemen yang tinggi. Data Berdasarkan nilai rata-rata kekenyalan
hasil analisa rendemen tahu susu dengan variasi tahu susu paling tinggi terdapat pada tahu susu
jenis bahan penggumpal sari nanas, asam cuka, dari jenis bahan penggumpal batu tahu,
asam sitrat, dan batu tahu, rata-rata rendemen sedangkan nilai terendah terdapat pada tahu
tahu susu tersaji pada Gambar 4 susu dari jenis bahan penggumpal asam cuka.
Gambar 4 menjelaskan bahwa rendemen Data hasil analisa kekenyalan tahu susu dari
tahu susu pada variasi jenis bahan penggumpal jenis variasi bahan penggumpal sari nanas,
sari nanas, asam cuka, asam sitrat, dan batu tahu asam cuka, asam sitrat, dan batu tahu tersaji
memiliki perbedaan. pada gambar 5.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Pengukuran hasil uji statistik
data diperoleh p-value 0,032 < 0,05 sehingga menunjukkan p-value 0,000<0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara dapat disimpulkan bahwa perbedaan variasi
variasi jenis bahan penggumpal terhadap jenis bahan penggumpal berpengaruh terhadap
rendemen tahu susu (Lampiran 4). Uji lanjut kekenyalan tahu susu. Uji lanjut kruskall walls
dengan Kruskall Walls menyatakan bahwa menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda
variasi jenis bahan penggumpal dengan nyata adalah jenis bahan penggumpal sari
rendemen tahu susu berbeda nyata pada semua nanas. Kekenyalan dari jenis bahan penggumpal
perlakuan. batu tahu dihasilkan produk tahu susu yang
Buckle et al. (1987) menyatakan bahwa relatif kenyal seperti tahu sutra yang terdapat di
salah satu sifat susu adalah dapat digumpalkan, pasaran, sehingga batu tahu memiliki
penggumpalan dapat disebabkan oleh kegiatan kemampuan hidroskopis karena kemampuan
enzim atau dengan penambahan asam. yang dimiliki dari sifat asam batu tahu,
Penggumpalan dengan asam dikendalikan oleh hidroskopis adalah kemampuan menarik air dari
kegiatan pH, bahwa penggumpalan partikel jaringan protein sehingga tertariknya air dari
43
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012
jaringan tersebut menyebabkan produk tahu penggumpal. Rendemen tahu susu paling tinggi
susu menjadi kenyal. adalah dari jenis bahan penggumpal batu tahu.
Kekenyalan tahu susu yang paling disukai
D. Uji Organoleptik adalah dari jenis bahan penggumpal asam cuka.
Berdasarkan nilai rata-rata cita rasa yang Hasil uji statistik terhadap sifat organoleptik
merupakan gabungan rasa, warna, aroma, dan tahu susu didapatkan bahwa variasi bahan
tekstur tertinggi dari jenis bahan penggumpal penggumpal tidak berpengaruh terhadap aroma
batu tahu, sedangkan nilai terendah terdapat dan rasa, namun berpengaruh terhadap tekstur
pada tahu susu dengan jenis bahan penggumpal dan warna.
asam sitrat seperti disajikan pada Gambar 6. Secara keseluruhan cita rasa yang
merupakan penggabungan rasa, warna, aroma
Gambar 6 menunjukkan bahwa panelis dan tekstur dengan nilai tertinggi adalah tahu
lebih menyukai cita rasa tahu susu dari jenis susu dengan jenis bahan penggumpal batu tahu,
bahan penggumpal batu tahu karena tahu susu dengan skor 2,86, diikuti penggumpal sari nanas
dari jenis bahan penggumpal batu tahu 2,73, asam cuka 2,71 dan asam sitrat 2,15 dari
mempunyai nilai aroma, dan rasa yang tertinggi skor 1 sangat tidak suka sampai skor 4 sangat
dengan kriteria mendekati suka. suka.
Penyaringan
Endapan
45
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012
Susu Sapi
Penyaringan Kotoran
Pengadukan
Whey
Penyaringan
Gumpalan Protein
Pengepresan
Pemotongan tahu
susu
Pengukusan
Tahu Susu
600,00 549,12
465,87
Rata-rata Kadar Kalsium
500,00
400,00 328,63
(mg)
300,00 248,23
200,00
100,00
0,00
Sari Nanas Asam cuka Asam Sitrat Batu tahu
Variasi Jenis Penggumpal
Gambar 3: Kadar kalsium tahu susu berdasarkan variasi jenis bahan penggumpal
46
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012
140,00 120,80
111,60
120,00 109,00
100,00
3000,00 2790,69
Rata-rata Kekenyalan (gf)
2500,00
2000,00
1507,56 1453,62
1500,00 1171,04
1000,00
500,00
0,00
Sari Nanas Asam cuka Asam Sitrat Batu tahu
Variasi Jenis Penggumpal
2,15
2,00
1,00
0,00
Sari Nanas Asam cuka Asam Sitrat Batu tahu
variasi jenis bahan penggumpal
47
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012
48