You are on page 1of 10

Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No.

05 Tahun 2012

KADAR KALSIUM DAN SIFAT ORGANOLEPTIK TAHU SUSU DENGAN


VARIASI JENIS BAHAN PENGGUMPAL
Calcium Content Organoleptic Properties Milk Curd With Variation Of Coagulant

Nurhidajah dan Agus Suyanto


Program Studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang
Korespondensi, email: agussuyanto.kh@gmail.com

Abstract
Curd is one of the dairy products into a product out using a coagulant, the curd is one source of
calcium. The type of coagulant is one important factor in making the curd. This study aims to determine
the level of calcium and the organoleptic properties of the curd with variations in the type coagulant
treatment. This study uses a completely randomized design (CRD) with 4 treatment monofaktor the type
of coagulant pineapple juice, vinegar, citric acid, gypsum. Each experiment carried repeat 5 times.
Making curd with variations in the type of coagulant pineapple juice 5%, 5% acetic acid, 5% citric
acid, gypsum 2% per 1 liter of milk, having obtained a blob out, filtering and pengeperesan to form the
curd. Making curd with the type of coagulant gypsum give optimum results based on the levels of
calcium and the yield, will be used for organoleptic test. This test is performed on flavor, texture, color,
flavor with hedonic methods. ANOVA statistical test research results showed levels of calcium, yield
and resilience significantly affect the curd from a wide variety of coagulant. Suppleness curd most
preferred are of the type of coagulant vinegar. Results of statistical test to organoleptic properties is
obtained; coagulant material variation does not affect the aroma and taste, but the effect on the texture
and color.

Keywords: curd, calcium, organoleptic properties, coagulant

PENDAHULUAN susu. Tahu Susu merupakan produk olahan susu


sapi yang memungkinkan dikembangkan
Susu dikenal sebagai bahan pangan dengan diversifikasi sumber bahan dan hasil
yang sangat dibutuhkan oleh manusia, karena olahan tahu susu seperti kerupuk tahu susu dan
susu mengandung air di dalamnya, protein, keju muda.
karbohidrat, lemak, mineral, enzimenzim, gas Prinsip pembuatan tahu susu adalah
serta vitamin A, C, D, dalam jumlah yang penggumpalan protein susu dengan bahan
memadai. Produk susu diolah menjadi beraneka pengumpal alami ataupun buatan. Penambahan
ragam pangan, salah satu diantaranya adalah jenis bahan penggumpal dalam tahu susu
diolah menjadi tahu susu (Almatsier, 2002). kambing yang ideal dalam jenis dan konsentrasi
Tahu merupakan pangan olahan yang pada penelitian terdahulu oleh Handoko et al.
sangat digemari masyarakat Indonesia dan (1998) adalah menggunakan bahan penggumpal
menjadi konsumsi masyarakat luas, baik sari nanas dan papain. Penelitian yang
sebagai lauk maupun makanan ringan, pada dilakukan oleh Handoko et al. (1998)
umumnya tahu terbuat dari ekstrak protein menyatakan bahwa penggunaan penggumpal
kedelai yang telah digumpalkan dengan asam, sari nanas pada susu kambing memberikan hasil
ion kalsium, atau bahan penggumpal lainnya. yang optimum berdasarkan tekstur dan
Seiring perkembangan teknologi pangan, tahu rendemennya, selanjutnya tahu susu dari jenis
diolah dengan memanfaatkan bahan dasar Susu bahan penggumpal sari nanas digunakan untuk
sapi sehingga menghasilkan produk olahan tahu uji sifat organoleptik dengan metode scoring
39
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

test. Hasil uji sifat organoleptik tahu susu masyarakat. Variasi produk olahan susu hal ini
terhadap warna, bau, kehalusan saat dimakan, juga untuk mengatasi kebosanan anak-anak
rasa, dan kesukaan secara menyeluruh dalam mengkonsumsi susu sapi secara
menunjukkan bahwa tahu susu dari jenis bahan langsung, oleh karena itu tahu susu dapat
penggumpal sari nanas dan tahu susu papain menjadi alternatif makanan produk olahan susu
dari jenis bahan penggumpal enzim tidak untuk memenuhi kalsium yang dibutuhkan oleh
memberikan beda nyata dengan tahu susu tubuh.
kedelai dan tahu susu lain yang terdapat di Salah satu sifat susu adalah dapat
pasaran. digumpalkan, penggumpalan dapat disebabkan
Susu merupakan salah satu sumber oleh kegiatan enzim atau dengan penambahan
kalsium, apabila pembuatan tahu susu asam. Penggumpalan dengan asam dikendalikan
menggunakan jenis bahan penggumpal sari oleh pH, penggumpalan partikel kasein berada
nanas, asam sitrat, asam cuka, dan batu tahu pada titik isoelektrik yaitu pada pH 4,6.
dimana tingkat keasaman mempengaruhi nilai Aktifitas partikel pada air mengalami
pH penggumpalan sebagai titik isoelektrik penurunan pada titik isoelektrik tersebut oleh
penggumpalan optimum tahu susu dan setiap karena itu akan terjadi penggumpalan (Buckle
bahan penggumpal mempengaruhi pada proses et al. 1987). Menurut Soeparno (1992)
penggumpalan protein. Penelitian tahu susu ini penambahan asam akan mengkoagulasikan
menekankan pada jenis bahan penggumpal yang protein susu, terutama kasein dan sedikit
paling optimum digunakan untuk mengetahui albumin.
kadar kalsium tahu susu yang tertinggi. Saat ini
penggumpal tahu yang dipakai masyarakat pada METODOLOGI
umumnya adalah whey dari kedelai dan batu
tahu. Penggumpal tahu dapat dipakai dari A. Tempat dan Waktu Penelitian
sumber bahan alami seperti enzim; bromelin Penelitian ini merupakan penelitian
dan papain, sedangkan dari bahan kimia adalah eksperimental. Tempat yang digunakan untuk
asam cuka, asam sitrat, dan batu tahu. Bahan penelitian kadar kalsium dan sifat uji
penggumpal dalam penelitian tahu susu yang organoleptik tahu susu adalah Laboratorium
digunakan yaitu asam cuka, asam sitrat, batu Kimia Teknologi Pangan, Fakultas Ilmu
tahu, sari nanas untuk selanjutnya menganalisis Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
kadar kalsium dan sifat organoleptik tahu susu Muhammadiyah Semarang, sedangkan untuk
dengan memanfaatkan produk susu sapi. menguji kekenyalan tahu susu dilakukan di
Kadar kalsium menarik dan perlu diteliti Laboratorium Teknologi Pangan, Universitas
mengingat tingginya kadar kalsium dalam susu Katholik Soegijapranata Semarang. Waktu
sapi dan besarnya manfaat kalsium untuk penelitian dari penyusunan proposal mulai
pertumbuhan tulang dan gigi. Penelitian ini Oktober 2010 sampai dengan Desember 2010,
bertujuan menganalisis bagaimanakah kadar pengambilan data dilakukan pada bulan Januari
kalsium susu setelah menjadi produk olahan hingga Februari 2011, dan pengolahan data
tahu susu selain itu untuk mengetahui jenis dilakukan dari bulan Maret 2011.
bahan penggumpal yang paling tepat untuk
menghasilkan kalsium tahu susu tertinggi dan B. Bahan dan Alat
sifat organoleptik yang dapat diterima oleh
40
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

Bahan-bahan yang digunakan dalam V1 = 2500/25= 100 ml


pembuatan tahu susu adalah susu sapi segar Pemipetan asam cuka 100 ml dimasukan
yang diperoleh dari Dinas Pertanian Jl. kedalam labu ukur selanjutnya ditambah
Tambangan- Cangkiran, Semarang. Bahan aquades sampai 500 ml, kocok hingga
penggumpal asam cuka pekat dengan homogen.
konsentrasi 25%, asam sitrat yang berbentuk
kristal putih, dan batu tahu yang berbentuk 2) Batu Tahu (Suhardi, 2003)
serbuk halus diperoleh dari Toko Indrasari, Batu tahu yang berbentuk serbuk putih
nanas diperoleh dari pasar peterongan, dengan halus ditimbang 5 gr kemudian diencerkan
kriteria nanas jenis queen yang sudah matang dengan menambahkan aquades sebanyak 100
berwarna kuning buah lonjong mirip kerucut, ml. kedalam gelas ukur kemudian ditambahkan
bahan untuk analisa kadar kalsium adalah ke dalam susu sebanyak 2% dari volume susu
larutan ammonium oksalat jenuh, larutan sapi pada saat susu mendidih sehingga terjadi
NH4OH, larutan H2SO 4 pekat, indikator MR, proses penggumpalan protein yang kompak
larutan abu, larutan KMn0 4 , bahan yang untuk disaring dan dicetak menjadi tahu susu.
digunakan untuk uji organoleptik adalah sampel
tahu dan air minum. 3) Asam Sitrat (Indriyanti, 2008)
Peralatan yang digunakan untuk membuat Asam sitrat, senyawa ini berbentuk kristal
tahu susu meliputi pisau, talenan, baskom, putih seperti gula. Untuk digunakan sebagai
almari es, gelas, kain saring, corong pemisah, bahan penggumpal tahu susu asam sitrat
kertas lakmus, blender, kompor, penangas air, ditimbang 5 gr kemudian diencerkan dengan
pengaduk kayu, panci alumunium, saringan, penambahan aquades 100ml kedalam gelas ukur
cetakan tahu dari kayu. Alat uji kadar kalsium kemudian ditambahkan ke dalam susu sebanyak
adalah pipet volume, erlenmeyer, corong, kertas 5% dari volume susu sapi pada saat susu
saring whatman, buret, labu ukur, alat yang mendidih sehingga terjadi proses penggumpalan
digunakan untuk uji organoleptik adalah gelas, protein yang kompak untuk disaring dan dicetak
piring kecil, sendok kecil, blanko uji hedonik, menjadi tahu susu.
sedangkan alat uji kekenyalan adalah Texture
Analyzer tipe TA merk LLOYD. 4) Sari Nanas (Handoko, 1998)
Bagan alir tersaji pada gambar 1.
C. Prosedur Penelitian sebanyak 10 buah nanas matang jenis queen
1. Persiapan Bahan yang berwarna kuning dengan berat 5 kg
a. Susu dibersihkan dan potong dadu selanjutnya
Susu disaring dengan alat penyaring untuk ditambah air 1 liter kemudian diblender setelah
memisahkan susu dari kotoran yang tercampur. nanas halus disaring dengan kain saring agar
b. Bahan Pengumpal endapan terpisah dari cairan, sari nanas
1) Asam Cuka (Indriyanti, 2%) disimpan pada suhu 4-5 C sampai terbentuk
Asam cuka pekat yang berkonsentrasi endapan, endapan dipisahkan dari filtrat dan
25% diencerkan dengan aquades menjadi asam disaring menggunakan corong. Filtrat diambil
cuka berkonsentrasi 5%. Pengenceran sedangkan endapannya dibuang sehingga
menggunakan rumus V1. N1= V2. N2 diperoleh filtrat sari nanas, sari nanas
V1. 25 = 500. 5 ditambahkan ke dalam susu sebanyak 5% dari
41
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

volume susu sapi pada saat susu mendidih lanjut beda antar perlakuan dengan uji
sehingga terjadi proses penggumpalan protein Wilcoxon.
yang kompak untuk disaring dan dicetak
menjadi tahu susu. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pembuatan Tahu Susu (Astawan, 1989) A. Analisa Kadar Kalsium


Bagan alir tersaji pada gambar 2. Kadar kalsium merupakan salah satu
Pembuatan tahu susu dimulai dengan parameter untuk menentukan mutu mineral
menyediakan susu sapi yang disaring hal ini pada produk tahu susu. Kandungan kalsium
untuk memisahkan dengan kotoran kemudian susu sapi dalam daftar komposisi bahan
dipanaskan pada suhu 72 oC diaduk serta makanan yaitu 143/100 gr (DKBM, 1998).
dilakukan penambahan bahan penggumpal pada Hasil uji analisis kalsium pada tahu susu dengan
susu dengan suhu 72 oC diaduk selama 15 menit variasi jenis bahan penggumpal dapat dilihat
hingga menggumpal, jenis jumlah bahan pada gambar 3.
penggumpal yang ditambahkan ke dalam susu Gambar 3 menjelaskan bahwa variasi
adalah sari nanas 5%, asam cuka 5%, asam jenis bahan penggumpal ada perbedaan
sitrat 5%, batu tahu 2% dari volume susu terhadap kadar kalsium dihasilkan tahu susu.
kemudian disaring untuk memisahkan hasil Jenis bahan penggumpal batu tahu mempunyai
gumpalan tahu susu dengan whey susu untuk kadar kalsium tertinggi adalah 549.120 mg/100 gr
mendapatkan gumpalan protein selanjutnya pada tahu susu dari bahan penggumpal batu
dilakukan pengepresan selama 1 jam kemudian tahu, sedangkan kadar kalsium terendah adalah
pemotongan tahu susu dan dikukus selama 15 248.234 mg/100 gr pada tahu susu dari bahan
menit, produk tahu susu siap saji. Adapun penggumpal sari nanas.
proses pembuatan tahu susu dapat dilihat pada Hasil uji statistik Anova menunjukkan
Gambar 2 berikut: bahwa diperoleh p-value 0,000 < 0,05 sehingga,
ada pengaruh jenis bahan penggumpal terhadap
D. Rancangan Penelitian kadar kalsium. Hasil uji lanjut Benferoni
Rancangan percobaan pada penelitian ini (lampiran 3) menunjukkan bahwa ada
adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktor perbedaan kadar kalsium antara jenis bahan
tunggal (monofaktor) dengan 4 (empat) penggumpal yang satu dengan lainnya.
perlakuan. Variabel dependen adalah Batu tahu atau CaSO4
karakteristik tahu, sedangkan jenis penggumpal mengandung kalsium merupakan basa dengan
sebagai variabel independen. Masing-masing kekuatan sedang. Larutan batu tahu bereaksi
percobaan dilakukan ulangan sebanyak 5 kali, hebat dengan asam, dan bereaksi dengan
sehingga akan diperoleh satuan (unit) percobaan banyak logam dengan adanya air, sehingga
sebanyak 20 unit percobaan. ketika ditambahkan sebagai bahan penggumpal
Data yang diperoleh ditabulasikan dan meningkatkan kadar kalsium yang terdapat pada
dianalisis menggunakan statistic Anova tahu susu, sifat kalsium dalam makanan
(Analysis of Varian). Data hasil uji tergolong dalam unsur kation adalah kalsium
Organoleptik dideskripsikan dalam bentuk tabel mampu memberi ion positif pada suatu reaksi
dan diuji statistik dengan uji Friedman, jika ada kimia. Kation terkait dengan isoelektrik pada
pengaruh dimana p-value < 0,05 maka diuji penggumpalan sehingga dapat berikatan dengan
42
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

unsur lain dalam makanan seperti phospat kasein berada pada titik isoelektrik yaitu pada
sebagai senyawa anorganik. Sedangkan jenis pH 4,6. Aktifitas partikel pada air mengalami
bahan penggumpal dari sari nanas, asam sitrat, penurunan pada titik isoelektrik dan terjadi
dan asam cuka tidak meningkat kalsium hal ini proses penggumpalan.
karena pada dasarnya tidak mengandung Proses penggumpalan tahu susu ini
kalsium namun bersifat asam yang membantu dengan menggunakan asam sebagai bahan
penyerapan kalsium di dalam tubuh sehingga penggumpal, dan suhu yang digunakan adalah
mengoptimalkan penyerapan kalsium, pada suhu antara 65-72oC, maksud dari suhu yang
prinsipnya susu akan menggumpal apabila digunakan tersebut adalah karena pada suhu
bereaksi dengan asam sehingga protein seperti itu adalah tepat yaitu pada saat titik
mengalami koagulasi. isoelektrik dari susu tersebut dan jika suhu yang
digunakan lebih dari 72 oC maka titik isoelektrik
B. Rendemen akan lambat dan akibatnya penggumpalan akan
Perbedaan nilai rendemen pada tahu susu tidak sempurna hal ini disebabkan terjadinya
dipengaruhi oleh kemampuan enzim serta bahan kerusakan protein apabila suhu yang digunakan
penggumpal dalam menggumpalkan protein dan terlalu tinggi.
kondisi pH saat penggumpalan, tahu susu yang
menggumpal pada pH mendekati pH optimal C. Kekenyalan
akan menghasilkan rendemen yang tinggi. Data Berdasarkan nilai rata-rata kekenyalan
hasil analisa rendemen tahu susu dengan variasi tahu susu paling tinggi terdapat pada tahu susu
jenis bahan penggumpal sari nanas, asam cuka, dari jenis bahan penggumpal batu tahu,
asam sitrat, dan batu tahu, rata-rata rendemen sedangkan nilai terendah terdapat pada tahu
tahu susu tersaji pada Gambar 4 susu dari jenis bahan penggumpal asam cuka.
Gambar 4 menjelaskan bahwa rendemen Data hasil analisa kekenyalan tahu susu dari
tahu susu pada variasi jenis bahan penggumpal jenis variasi bahan penggumpal sari nanas,
sari nanas, asam cuka, asam sitrat, dan batu tahu asam cuka, asam sitrat, dan batu tahu tersaji
memiliki perbedaan. pada gambar 5.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Pengukuran hasil uji statistik
data diperoleh p-value 0,032 < 0,05 sehingga menunjukkan p-value 0,000<0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara dapat disimpulkan bahwa perbedaan variasi
variasi jenis bahan penggumpal terhadap jenis bahan penggumpal berpengaruh terhadap
rendemen tahu susu (Lampiran 4). Uji lanjut kekenyalan tahu susu. Uji lanjut kruskall walls
dengan Kruskall Walls menyatakan bahwa menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda
variasi jenis bahan penggumpal dengan nyata adalah jenis bahan penggumpal sari
rendemen tahu susu berbeda nyata pada semua nanas. Kekenyalan dari jenis bahan penggumpal
perlakuan. batu tahu dihasilkan produk tahu susu yang
Buckle et al. (1987) menyatakan bahwa relatif kenyal seperti tahu sutra yang terdapat di
salah satu sifat susu adalah dapat digumpalkan, pasaran, sehingga batu tahu memiliki
penggumpalan dapat disebabkan oleh kegiatan kemampuan hidroskopis karena kemampuan
enzim atau dengan penambahan asam. yang dimiliki dari sifat asam batu tahu,
Penggumpalan dengan asam dikendalikan oleh hidroskopis adalah kemampuan menarik air dari
kegiatan pH, bahwa penggumpalan partikel jaringan protein sehingga tertariknya air dari
43
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

jaringan tersebut menyebabkan produk tahu penggumpal. Rendemen tahu susu paling tinggi
susu menjadi kenyal. adalah dari jenis bahan penggumpal batu tahu.
Kekenyalan tahu susu yang paling disukai
D. Uji Organoleptik adalah dari jenis bahan penggumpal asam cuka.
Berdasarkan nilai rata-rata cita rasa yang Hasil uji statistik terhadap sifat organoleptik
merupakan gabungan rasa, warna, aroma, dan tahu susu didapatkan bahwa variasi bahan
tekstur tertinggi dari jenis bahan penggumpal penggumpal tidak berpengaruh terhadap aroma
batu tahu, sedangkan nilai terendah terdapat dan rasa, namun berpengaruh terhadap tekstur
pada tahu susu dengan jenis bahan penggumpal dan warna.
asam sitrat seperti disajikan pada Gambar 6. Secara keseluruhan cita rasa yang
merupakan penggabungan rasa, warna, aroma
Gambar 6 menunjukkan bahwa panelis dan tekstur dengan nilai tertinggi adalah tahu
lebih menyukai cita rasa tahu susu dari jenis susu dengan jenis bahan penggumpal batu tahu,
bahan penggumpal batu tahu karena tahu susu dengan skor 2,86, diikuti penggumpal sari nanas
dari jenis bahan penggumpal batu tahu 2,73, asam cuka 2,71 dan asam sitrat 2,15 dari
mempunyai nilai aroma, dan rasa yang tertinggi skor 1 sangat tidak suka sampai skor 4 sangat
dengan kriteria mendekati suka. suka.

Kalsium, rendemen, cita rasa dan DAFTAR PUSTAKA


kekenyalan tahu susu terbaik terdapat pada jenis
bahan penggumpal batu tahu daripada dari jenis Al-Matsier, Sunita.2002.Prinsip Dasar Ilmu
bahan penggumpal sari nanas, asam cuka, dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
asam sitrat. Apondi, M. 1993. Teknologi Susu. Bandung :
Pembuatan tahu susu dari jenis bahan Universitas Bandung Raya Press :
Bandung.
penggumpal asam sitrat kurang efektif jika
Astawan, M.W. dan M. Astawan . 1989.
digunakan karena mengahsilkan rasa dan aroma
Teknologi Pengolahan Pangan Hewan
yang kurang disukai panelis. Uji organoleptik Tepat Guna. Jakarta: CV. Akademia
tahu susu seperti aroma, rasa, tekstur, warna Presindo.
masih dalam batas penerimaan panelis. Buckle, K.A.R.A. Edward, G.H. Fleek dan W.
Wotten. 1987 Ilmu Pangan. ). Jakarta: UI
KESIMPULAN Press. (diterjemahkan oleh Purnomo).
Berdasarkan hasil penelitian yang Departemen Republik Indonesia dan USDA.
dilakukan terhadap produk tahu susu dengan 1998. Daftar Komposisi Bahan Makanan.
variasi jenis bahan penggumpal kadar kalsium Dept. Gizi Masy. FEMA IPB. 2009. Daftar
dan rendemen tertinggi terdapat dalam tahu Komposisi Bahan Makanan.
susu dari jenis bahan penggumpal batu tahu Hadiwiyoto, S. 1983. Hasil-Hasil Olahan Susu,
Ikan, Daging dan Telur. Yogyakarta:
yaitu, 549,120 mg/100 gr, rendemen tahu susu
Liberty.
tertinggi seberat 120 %, dan kekenyalan
Hadiwiyoto, S. 1982. Teknik Uji Mutu Susu
2700,60 gf.
dan Hasil Olahannya. Yogyakarta:
Hasil uji statistik kadar kalsium, Liberty.
rendemen dan kekenyalan berpengaruh terhadap
tahu susu dari berbagai variasi jenis bahan
44
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

Handoko, dkk., 1998. Buletin Penalaran Semarang: Majalah Pengembang Ilmu-


Mahasiswa. Yogyakarta :Universitas Ilmu Peternakan dan Perikanan.
Gadjah Mada. Santoso, H.B. , 1993. Pembuatan Tempe dan
Indriyanti, dkk., 2008. Pengaruh Perbedaan Tahu Kedelai Bahan Makanan Bergizi.
Kedelai dan Jenis Penggumpal terhadap Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Kadar Protein, Sifat Organoleptik, dan Sarwono, B. dan YP. Saragih. 2004. Membuat
Daya Terima pada Pembuatan Tahu.
Aneka Tahu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Skripsi thesis. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Sudarmadji, Slamet. 1996, Analisa Bahan
Makanan dan Petanian. Yogyakarta:
Kartika, B. Hastuti dan W. Soepartono, 1990.
Liberty.
Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan,
Bogor: PAU Pangan dan Gizi. IPB. Susilorini, T.E. dan Sawitri, M.E. 2006. Produk
Olahan Susu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Lies Suprapti, M. 2005. Pembuatan Tahu.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Soeparno, 1992. Prinsip Kimia dan Teknologi
Susu. Yogyakarta: Gadjah Mada
Legowo, A.M. 1989. Sifat Sensoris dan
University Press.
Kecernaan Protein Secara Invitro
Kerupuk Susu Hasil Modifikasi. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi.
PT. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

10 buah nanas matang


dibersihkan kemudian
dipotong dadu

Nanas di tambah 250 ml


air blender sampai halus

Penyaringan
Endapan

Sari nanas disimpan pada


suhu 4-5 C

Endapan dipisahkan dari


filtrat

Filtrat sari nanas


Endapan

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Sari Nanas (Handoko, 1998)

45
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

Susu Sapi

Penyaringan Kotoran

Pemanasan suhu 65oC


-72oC selama 15 menit

Pengadukan

Bahan penggumpal asam cuka 5%, Pemanasan T 65 - 72C; t 15 menit


Asam sitrat 5%, batu tahu 2%, dan Penggumpalan
sari nanas 5% dari 1 liter susu

Whey
Penyaringan

Gumpalan Protein

Pengepresan

Pemotongan tahu
susu

Pengukusan

Tahu Susu

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Tahu Susu (Astawan, 1989)

600,00 549,12
465,87
Rata-rata Kadar Kalsium

500,00
400,00 328,63
(mg)

300,00 248,23
200,00
100,00
0,00
Sari Nanas Asam cuka Asam Sitrat Batu tahu
Variasi Jenis Penggumpal

Gambar 3: Kadar kalsium tahu susu berdasarkan variasi jenis bahan penggumpal

46
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

140,00 120,80
111,60
120,00 109,00
100,00

Rata-rata Rendemen (%)


80,00
58,60
60,00
40,00
20,00
0,00
Sari Nanas Asam cuka Asam Sitrat Batu tahu
Variasi Jenis Penggumpal

Gambar 4: Rendemen tahu susu berdasarkan variasi jenis bahan penggumpal

3000,00 2790,69
Rata-rata Kekenyalan (gf)

2500,00

2000,00
1507,56 1453,62
1500,00 1171,04
1000,00

500,00

0,00
Sari Nanas Asam cuka Asam Sitrat Batu tahu
Variasi Jenis Penggumpal

Gambar 5: Kekenyalan tahu susu berdasarkan variasi jenis bahan penggumpal

2,73 2,72 2,87


3,00
rata-rata cita rasa

2,15
2,00

1,00

0,00
Sari Nanas Asam cuka Asam Sitrat Batu tahu
variasi jenis bahan penggumpal

Gambar 6: Cita rasa berdasarkan variasi jenis bahan penggumpal

47
Jurnal Pangan dan Gizi Vol 03 No. 05 Tahun 2012

48

You might also like