Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Selama kurun waktu tahun 2009 Komnas Perlindungan Anak telah mencatat tindak
kekerasan terhadap anak di Sekolah. Jumlahnya cukup fantastis terhitung mencapai 382 anak
baik laki-laki maupun perempuan. Jenis kekerasan yang terjadi meliputi tiga (3) jenis yakni
fisik, seksual dan psikis dan paling banyak kekerasan yang dilakukan adalah kekerasan
psikis.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
- Mengetahui bentuk kekerasan pada anak
- Memberikan edukasi pada orangtua
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Anak
Dalam Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pada Pasal 1
disebutkan bahwa Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang
masih dalam kandungan. Anak merupakan kelompok yang memerlukan perhatian dalam upaya
pembinaan kesehatan masyarakat, karena mereka akan berperan sebagai calon orang tua, tenaga
kerja, bahkan pemimpin bangsa di masa depan. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
anak di Indonesia diperlukan upaya pembinaan kesehatan anak yang komprehensif dan terarah
pada semua permasalahan kesehatan akibat penyakit maupun masalah lainnya. Kekerasan
dan penelantaran anak mengakibatkan terjadinya gangguan proses pada tumbuh kembang anak.
Keadaan ini jika tidak ditangani secara dini dengan baik, akan berdampak terhadap penurunan
kualitas sumber daya manusia.
Kebutuhan dasar anak meliputi :
Menurut Suharto, kekerasan terhadap anak umumnya disebabkan oleh faktor internal
yang berasal dari anak sendiri maupun faktor aksternal yang berasal dari kondisi keluarga dan
masyarakat, seperti :72
1. Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme, anak
terlalu lugu, memiliki tempramen lemah, ketidaktahuan anak terhadap hak-haknya, anak
terlalu bergantung kepada orang dewasa.
2. Kemiskinan keluarga, orang tua menganggur, penghasilan tidak cukup, banyak anak.
3. Keluarga tunggal atau keluarga pecah (broken home), misalnya perceraian, ketiadaan ibu
untuk jangka panjang atau keluarga tanpa ayah dan ibu tidak mampu memenuhi
kebutuhan anak secara ekonomi.
4. Keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidaktahuan mendidik anak, harapan
orang tua yang tidak realistis, anak yang tidak diinginkan (unwanted child), anak yang
lahir diluar nikah.
5. Penyakit parah atau gangguan mental pada salah satu atau kedua orang tua, misalnya
tidak mampu merawat dan mengasuh anak karena gangguan emosional dan depresi.
6. Sejarah penelantaran anak. Orang tua semasa kecilnya mengalami perlakuan salah
cenderung memperlakukan salah anak-anaknya.
7. Kondisi lingkungan sosial yang buruk, pemukiman kumuh, tergusurnya tempat bermain
anak, sikap acuh tak acuh terhadap tindakan eksploitasi, pandangan terhadap nilai anak
yang terlalu rendah, meningkatnya faham ekonomi upah, lemahnya perangkat hukum,
tidak adanya mekanisme kontrol sosial yang stabil.
Selanjutnya Rusmil yang dikutip Abu Huraerah menjelaskan bahwa penyebab atau resiko
terjadinya kekerasan dan penelantaran terhadap anak dibagi ke dalam tiga faktor, yaitu : faktor
orangtua/keluarga, faktor lingkungan sosial/komunitas, dan faktor anak sendiri, yaitu :73