Professional Documents
Culture Documents
2.1.1 Geografis
Secara geografis Kabupaten Ogan Ilir (OI) terletak diantara 20 55 30 15 Lintang Selatan dan diantara
1040 20 1040 48 Bujur Timur dengan luas wilayah mencapai 266.607 Ha. Wilayah Kabupaten Ogan Ilir
terdiri memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan lereng berkisar dari 0-5 % . Sedangkan
ketinggian wilayah di Kabupaten Ogan Ilir berkisar antara 0 50 meter diatas permukaan laut.
Wilayah bagian utara Kabupaten Ogan Ilir merupakan hamparan dataran rendah berawa yang sangat luas
mulai dari Kecamatan Pemulutan sampai Indralaya, sedangkan Kecamatan Tanjung Batu dan Muara Kuang
relatif tinggi dengan tofografi tertinggi diatas 10 meter dari permukaan air laut. Wilayah daratan mencapai
65% dan rawa 35%.
2.1.2 Administrasi
Secara administratif wilayah Kabupaten Ogan Ilir memiliki 16 (enam belas) kecamatan, dengan luas wilayah
mencapai 266.607 Ha dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten Ogan Ilir . Daerah yang berbatasan
dengan wilayah Kabupaten Ogan Ilir mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Jejawi, Kecamatan Sirah Pulau Padang,
Kecamatan Kota Kayu Agung, Kecamatan Pedamaran, dan Kecamatan
Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir; serta Kecamatan Cempaka
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur;.
- Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu,
dan.
a. Klimatologi
Kabupaten Ogan Ilir merupakan daerah yang mempunyai iklim Tropis Basah ( Type B) dengan musim
kemarau berkisar antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim hujan berkisar
antara bulan November sampai dengan April. Curah hujan rata-rata per tahun adalah 1.096 mm dan
rata-rata hari hujan 66 hari per tahun. Suhu udara harian berkisar antara 23O C sampai 32o C .
Kelembaban udara relatif harian berkisar antara 69 % sampai 98 %.
600
500
400
300
200
100
0
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
b. Geologi
Geologi Regional Kabupaten Ogan Ilir secara tatanan stratigrafi termasuk dalam sub cekungan
Palembang, dan merupakan bagian dari cekungan Sumatera Selatan yang terbentuk pada zaman
tersier, hingga diakhiri dengan endapan holosen.
Stratigrafi Regional Kabupaten Ogan Ilir dari tua ke muda terdiri atas endapan gunung api, endapan
sedimen dan endapan permukaan antara lain Formasi Muara Enim (TMPM), Formasi Kasai (QTK) dan
endapan permukaan (Qs dan Qa).
Morfologi Kabupaten Ogan Ilir Berdasarkan pengamatan topografi dan litologi penyusunnya dapat
dibagi menjadi 2 satuan morfologi yaitu, Morfologi Bergelombang dan Morfologi Dataran.
Ditinjau dari aspek geologi, Kabupaten Ogan Ilir terdiri atas lima formasi geologi, yaitu formasi alluvial,
formasi Palembang anggota bawah, formasi Palembang anggota tengah, formasi palembang anggota
atas dan formasi bahan gunung api muda Tugu Mulyo.
Struktur geologi yang kompleks seperti patahan, lipatan dan ketidak-stabilan tanah, tidak ditemui di
kabupaten ini. Dalam hubungan ini dapat dinyatakan bahwa seluruh wilayah OI aman dari kemungkinan
bahaya longsor atau gangguan aktifitas geologis terutama gempa bumi.
Kendala utama bagi wilayah OI, berupa resiko erosi-sedimentasi yang menimbulkan pendangkalan
pada hampir seluruh sungai utama, akibat kemerosotan pengelolaan DAS. Untuk menekan laju
c.Hidrogeologi
Iklim di Ogan Ilir termasuk iklim tropis, musim kemarau antara bulan Mei sampai Oktober dan musim
hujan dari bulan Nopember sampai April. Curah hujan rata-rata 2550 mm/tahun dengan simpangan
baku 394mm. Curah hujan bulanan tertinggi 339,4 mm dan terendah 102 mm. Evaporasi potensial ( ef )
rata-rata pertahun daerah Ogan Ilir berkisar antara 1400 mm sampai dengan 1500mm., selain itu juga
terdapat sungai-sungai kecil dengan perkiraan debit sebagai berikut, debit sungai Ogan = 538 m3 /
detik.
Tabel II.2
Daerah Aliran Sungai di wilayah
Kabupaten Ogan Ilir
Tabel II.3
Penyebaran Akuifer Air Tanah
Kabupaten Ogan Ilir
Tabel II.4
Sungai Sungai Besar di Kabupaten Ogan Ilir
Pada tahun 2010 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 422.712 jiwa, dengan
komposisi penduduk terdiri dari 209.094 jiwa penduduk berjenis kelamin perempuan, sementara
penduduk dengan jenis kelamin laki-laki adalah sebesar 209.094 jiwa. Rata rata pertumbuhan
penduduk sebesar 2,35 % pertahun
Sementara itu, bila dilihat dari segi kepadatan penduduk, yaitu dengan memperhatikan luas wilayah
suatu wilayah, Kabupaten Ogan Ilir dengan jumlah penduduk tahun 2010 sebanyak 422.712 jiwa dan
dengan luas wilayah sebesar 2.666,07 Km2 atau 266.607 Ha, memiliki kepadatan penduduk sebesar
158.55 jiwa per km2 . Kecamatan terpadat antara lain Kecamatan Sungai Pinang dengan kepadatan
626.72 , Tanjung Raja sebesar , 609.57 jiwa per km2 . dan Kecamatan Indralaya 440.48 jiwa per km2,
sedangkan Kecamatan yang penduduknya paling jarang karena umumnya kecamatan ini memiliki
wilayah yang cukup luas antara lain kecamatan Rambang Kuang sebesar 39.80 jiwa per km2 .,
Indralaya Utara 47.58 jiwa per km2 . dan Muara Kuang sebesar 70.08 jiwa per km2 .
Tabel II.5
Jumlah Penduduk Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2006-2010
Untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten Ogan Ilir sampai dengan akhir tahun perencanaan
yaitu tahun 2017, akan digunakan pendekatan Aritmetic rate of growth berdasarkan pada angka
pertumbuhan rata-rata Kabupaten Ogan Ilir sebesar 2,53 % per tahun untuk memprediksikan jumlah
penduduk Kabupaten Ogan Ilir hingga tahun 2017.
Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk yang dilakukan dengan menggunakan metode tersebut
maka jumlah penduduk Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2017 adalah sebesar 599.733 jiwa.
Selengkapnya proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Ogan Ilir dapat dilihat pada Tabel II.6
Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Negara, pemerintah menganut prinsip anggaran berimbang
dan dinamis. Jumlah penerimaan daerah untuk pembangunan daerah baik yang bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah, Penerimaan dari Pemerintah dan Pemerintah Provinsi sangat menentukan
kinerja Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir.
Perkembangan APBD Kabupaten Ogan Ilir tahun 2005 sampai tahun 2010 tampak pada tabel II.6
Pendanaan subsektor sanitasi di Kabupaten Ogan Ilir belum menunjukkan konsistensi pendanaan
setiap tahunnya, Tahun 2009 Anggaran Sektor sanitasi cukup besar yaitu sekitar Rp. 10.433.094.000
sementara tahun 2011 pendanaan untuk program sanitasi hanya sebesar 2.597.246.000.
Dana Pendapatan dan Belanja Sanitasi masih sangat kurang dan masih sangat tergantung dengan
kucuran dana dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus. Berdasarkan perkembangan
realisasi anggaran tahun 2007-2011, diperoleh data bahwa realisasi program sektor sanitasi terhadap
total belanja pembangunan rata rata hanya mencapai 0,9 % . Subsektor yang mendapat alokasi
pendanaan terbesar berturut-turut adalah subsektor drainase, air limbah dan selanjunya subsektor
persampahan.
Subsektor drainase memiliki alokasi anggaran yang cukup besar diantara dua sektor lainnya, hal ini
disebabkan subsektor ini membutuhkan dana yang besar untuk memperbaiki saluran air dan
normalisasi sungai yang rawan terhadap banjir dan genangan. Program drainase untuk di saluran
tersier di kawasan permukiman masih belum banyak dilakukan pemerintah.
Subsektor Limbah merupakan subsektor sanitasi yang dua tahun terakhir ini banyak mendapat
perhatian pemerintah, melalui program pamsimas dan sanimas, banyak program program pembuatan
MCK dilakukan, baik perbaikan mck di permukiman maupun di sekolah sekolah melalui SKPD PU
Cipta Karya, Dinas Kesahatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Diknas dan Dinas
Pertambangan dan Lingkungan Hidup
Subsektor persampahan tampak belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Ogan
Ilir, mengingat sebagian masyarakat Ogan Ilir masih termasuk kategori pedesaan dimana masyarakat
mengolah sendiri sampah dengan cara dibakar dan timbun. Pelayanan persampahan hanya di daerah
perkotaan terutama di jalan jalan protokol dan pasar.
Rata rata belanja sanitasi per penduduk baru sebesar 10.800 rupiah perpenduduk , hal ini tentu
sangat kurang dari kondisi ideal yang diinginkan.
NO ANGGARAN TAHUN
2006 2007 2008 2009 2010
A Pendapatan 427,332,889,925.00 477,675,739,102.00 538,041,098,887.00 497,293,111,717.55 563,683,702,860.55
1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 10,049,160,000.00 11,495,176,713.15 12,080,239,444.47 9,780,892,323.55 10,017,813,210.55
Dana Perimbangan (Transfer) 388,378,705,467.00 463,533,237,486.00 523,127,532,233.00 476,684,864,007.00 553,312,813,856.00
Lain - lain pendapatan yang sah 9,244,770,481.00 2,647,324,903.00 2,833,327,210.00 10,827,355,387.00 273,278,243.00
Jumlah Pendapatan 407,672,635,948.00 477,675,739,102.15 538,041,098,887.47 497,293,111,717.55 563,603,905,309.55
B Belanja
Belanja tidak Langsung 98,114,540,816.00 180,654,516,611.62 238,201,220,843 275,845,623,155.00 336,071,231,394.00
Belanja Langsung 343,923,567,890.00 294,232,189,425.00 330,708,783,438 176,624,928,443.15 99,074,906,102.70
Jumlah Belanja 442,038,108,706.00 474,886,706,036.62 568,910,004,281.00 452,470,551,598.15 435,146,137,496.70
Surplus/Defisit Anggaran -34,365,472,758.00 2,789,033,065.53 -30,868,905,393.53 44,822,560,119.40 128,457,767,812.85
Ruang Fiskal Kabupaten adalah ketersediaan sumberdaya keuangan bagi pemerintah daerah untuk
membiayai kebijakan yang diinginkan melalui anggaran. Berdasarkan Indek Kemampuan Fiskal,
Kabupaten Ogan Ilir termasuk Kabupaten dengan kategori ruang fiscal rendah, sehingga Pemerintah
daerah harus mengambil langkah langkah penghematan anggaran, meningkatkan sumber
penerimaan daerah dan mencari sumber pendanaan lain untuk membangun infrastruktur guna
mensejahterakan rakyatnya.
Tabel II.9
Perkembangan Indek Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2008 sampai 2011
Struktur ekonomi menggambarkan kontribusi atau peranan masing-masing sektor dalam pembentukan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dalam konteks lebih jauh akan memperlihatkan
bagaimana suatu perekonomian mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai sektor. Struktur
ekonomi dapat menggambarkan kemajuan suatu daerah. Semakin maju perekonomian suatu daerah
maka kontribusi sektor primer cenderung mengalami penurunan sedangkan sektor sekunder dan tersier
menunjukkan peningkatan.
Struktur ekonomi Kabupaten Ogan Ilir masih berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam atau masih
berstruktur primer. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian dan sektor pertambangan dan
penggalian yang menciptakan nilai tambah terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Ogan Ilir.
Secara riil, fluktuasi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tergambar melalui pengerahan PDRB atas
dasar harga konstan. Perkembang PDRB atas dasar harga konstan cendrung menunjukkan
perkembangan positif , hal ini menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dari tahun ke tahun
Pendapatan perkapita adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima oleh setiap
penduduk secara rata-rata dalam keterlibatannya pada faktor produksi dalam proses produksi,
sehingga sering digunakan sebagai indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan atau kemakmuran
masyarakat secara umum. Pendapatan perkapita penduduk Ogan Ilir dari tahun 2006 2010
menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan seiringan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
Tabel II.10
Peranan Masing-Masing Sektor Dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Ogan Ilir (dalam persen)
Tahun 2004 2010
Inflasi merupakan indikator untuk melihat besaran kenaikan harga barang dan jasa. Perkembangan
harga dalam makro ekonomi merupakan suatu variabel yang sangat penting bagi pemerintah untuk
menyusun kerangka kebijaksanaan pembangunan. Inflasi sektoral digunakan untuk melihat besaran
kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi di tingkat produsen. Yang berpengaruh terhadap nilai
inflasi di Kabupaten Ogan Ilir terutama disebabkan oleh adanya kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) dan adanya pilkada
Tabel II.11
Perkembangan Perekonomian di Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2006-2010
NO ANGGARAN TAHUN
2006 2007 2008 2009 2010
PDRB Harga Kontstan (Struktur
1 perekonomian)Rp 1,421,557 1,492,710 1,568,360 1,651,281 1,745,920
Pendapatan Perkapita Kabupaten
2 (Rp) 5,189,649 5,586,356 6,151,726 6,708,827 7,648,626
3 Upah Minimum Regional 604,000 662,000 824,730 824,730 974,216
4 Inflasi (%) 8.67 8.30 9.67 5.87 6.77
5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.17 5.03 5.13 5.36 5.82
Sumber : BPS Kab. Ogan Ilir & BPS Prov. SumSel
Kebijakan pengembangan wilayah adalah suatu arahan pengembangan seluruh sistem kegiatan dalam
ruang wilayah kabupaten, serta pengaturan keterkaitan antar elemen tersebut, sebagai dasar
penyusunan rencana tata ruang wilayah. Penyusunan kebijakan pengembangan wilayah itu sendiri
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan terhadap permasalahan, potensi dan peluang
pengembangan wilayah yang dapat mendorong perwujudan pencapaian tujuan.
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Ogan Ilir dirumuskan antara lain :
1 Peningkatkan keterkaitan ekonomi dan ruang antara Kabupaten Ogan Ilir dengan wilayah luar baik
di dalam Provinsi Sumatera Selatan maupun luar wilayah propinsi terutama pada kawasan yang
berdekatan dengan Kota Palembang dalam konteks Kawasan Metropolitan Palembang.
2 Peningkatan Aksesibilitas daerah yang relatif tertinggal melalui pengembangan prasarana wilayah
3 Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana dasar secara terpadu dan
merata di seluruh wilayah
4 Peningkatan upaya pelestarian lingkungan berupa kawasan perlindungan setempat dan rawa
konservasi untuk fungsi ekologis dan biologis
5 Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Ogan Ilir dalam
pengembangan perekonomian Daerah yang produktif dan Berdaya Saing
6 Pengembangan kawasan strategis untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi
kesenjangan pertumbuhan antar wilayah.
Berdasarkan ketentuan sebagaimana disebutkan diatas maka sistem perkotaan Kabupaten Ogan Ilir
mengacu pada RTRW N dan RTRW Provinsi Sumatera Selatan maka Kota Indralaya termasuk dalam
PKWp sedangkan Kota Tanjung Raja termasuk dalam PKL
Sistem pusat kegiatan di Kabupaten Ogan Ilir dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengembangan satu pusat kegiatan utama wilayah kabupaten sesuai arahan RTRW Provinsi
Sumatera Selatan yaitu Indralaya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi
2. Pengembangan Kota Tanjung Raja sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan mempromosikan
pusat utama lainnya sesuai dengan potensinya.
3. Mempromosikan beberapa pusat kegiatan lainnya di wilayah Kabupaten Ogan Ilir yang
berpotensi untuk dikembangkan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp), diantaranya:
a) Tanjung Batu
b) Indralaya Utara
4. Penetapan 3 (tiga) ibukota kecamatan lainnya di wilayah Kabupaten Ogan Ilir sebagai Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu :
a) Pemulutan
b) Muara Kuang
c) Payaraman
5. Penetapan 8 (delapan) ibukota kecamatan yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan pada
masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL)
Di Kabupaten Ogan Ilir tidak terdapat rawan bencana gempa bumi karena tidak dilalui oleh garis
patahan gempa bumi. Untuk rawan bencana longsor pun hampir tidak ada karena kemiringan di
Kabupaten Ogan Ilir berkisar antara 0 2%. Di Kabupaten Ogan Ilir hanya ada rawan banjir dan
kebakaran lahan
Wilayah rawan kebencanaan yang paling mungkin terjadi di Kabupaten Ogan Ilir adalah banjir yang
diakibatkan oleh luapan Air Sungai Ogan, Hal ini bukan disebabkan oleh kondisi geologi wilayah yang
tidak stabil, melainkan lebih dikarenakan oleh perilaku kegiatan budidaya manusia yang berlebih-
lebihan dan kurang memperhatikan pentingnya kelestarian lingkungan disamping itu juga karena
kondisi tofografi yang relatif datar mencapai 0 2 % .
Gambar 2.6
Peta Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Ogan Ilir
Gambar 2 .8
Peta Pola Ruang Kabupaten Ogan Ilir
Perikanan
10 Inderalaya Selatan PPL Pusat pengembangan kabupaten
Pusat pelayanan sosial
Pusat pengembangan permukiman baru
Pariwisata
Pertanian
Perikanan
11 Rantau Alai PPL Pertanian
Perkebunan
Perikanan
12 Lubuk Keliat PPL Pertanian
Perkebunan
Perikanan
13 Sungai Pinang PPL Pertanian
Perkebunan
Perikanan
14 Pemulutan Selatan PPL Pertanian
Perkebunan
Perikanan
15 Rantau Panjang PPL Pertanian
Peternakan
Perikanan
16 Kandis PPL Pertanian
Perkebunan
Perikanan
Sumber : Hasil Analisis
2.5.1 Pendidikan
Hingga akhir tahun 2010 Kabupaten Ogan Ilir telah memiliki Unit Sekolah sebanyak 479 unit sekolah, terdiri dari
275 unit SD/MI Negeri dan 25 unit SD/MI Swasta, 67 unit SMP/MTs Negeri dan 51 unit SMP/MTs Swasta, serta
25 unit SMA/SMK/MA Negeri dan 36 unit SMA/SMK/MA Swasta.
Berdasarkan Sebaran sarana pendidikan di kecamatan - kecamatan dalam Kabupaten Ogan Ilir terlihat, setiap
kecamatan sudah memiliki sarana pendidikan SD sampai SMA , walaupun untuk kecamatan kecamatan hasil
pemekaran tahun 2006 baru tersedia di ibukota Kecamatan .
Tabel II.14
Sarana Pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir
Prosentase penduduk Kabupaten Ogan Ilir menurut jenis pekerjaan tahun 2011 menunjukkan bahwa Jenis
Pekerjaan terbanyak adalah sebagai petani dan buruh tani yang mencapai 169.329 orang atau 60,65 %,
kemudian diikuti Pedagang dan Transportasi sebesar 54.107 orang atau 19,38 persen serta Bekerja di industri
kecil menengah besar dan konstruksi mencapai 41.739orang atau 14,95 %, dan terkecil adalah bergerak pada
jasa, PNS, TNI, Polri yang hanya mencapai14.015 orang atau sebanyak 5,02 % dari jumlah penduduk yang
memiliki pekerjaan utama dan tetap sebanyak 279.191 jiwa
Tabel II.I5
Komposisi Jumlah Penduduk menurut Jenis Pekerjaan
di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2011
2011
No Jenis Pekerjaan
Jiwa %
1 Petani dan Buruh Tani 169,329 60.65
2 Dagang dan Transportasi 54,107 19.38
3 Industri dan konstruksi 41,739 14.95
4 Jasa, PNS, TNI, Polri, dll. 14,015 5.02
JUMLAH 279,191 100.00
Sumber : Dokumen LPPD tahun 2012
2.5.3 Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara
lain: tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan
kondisi lingkungan. Mengacu pada strategi nasional penanggulangan kemiskinan definisi kemiskinan adalah
kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya
untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Definisi ini beranjak dari
pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama
dengan anggota masyarakat lainnya.
Sesuai dengan Keputusan Bupati Ogan Ilir Nomor 61/KEP/V/2010 tentang Program Bantuan Beras untuk
Keluarga Miskin Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2010 dan hasil verifikasi tim pokja AMPL ke lapangan di peroleh
data kemiskinan sebanyak 44.565 KK yang sebarannya sebagamana tabel berikut :
Tabel II.16
Jumlah KK Miskin PerKecamatan
di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2011
Sumber : Diolah dari Keputusan Bupati Ogan Ilir Nomor 61/KEP/V/2010 dan Data Kecamatan
Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar
waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan sebagai media penularan penyakit di antara
anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik Tahun 2007 , jumlah rumah yang ada di Kabupaten Ogan Ilir ada
sebanyak 89,586 buah rumah yang tersebar di enam belas Kecamatan dalam kabupaten Ogan Ilir, Kecamatan
yang memiliki rumah relative banyak adalah kecamatan lama yang merupakan kecamatan induk yaitu
Kecamatan Tanjung Batu, Tanjung Raja, Kecamatan Pemulutan dan Kecamatan Indralaya.
Tabel II.17
Jumlah Rumah PerKecamatan
di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2007
Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Ilir dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sejak tahun 2008,
telah menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, yaitu dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor : 20 Tahun 2007 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Ogan Ilir, dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Penataan Organisasi Perangkat Daerah, maka bersama-sama DPRD Kabupaten Ogan Ilir telah
mensahkan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Ogan
Ilir dan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir tentang :
1. Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah, yang terdiri dari: Sekretaris Daerah Kabupaten, 3 (tiga) Asisten
Sekretaris, 10 (spuluh) Bagian Sekretariat Daerah Kabupaten. Bagian yang dibentuk adalah :
A. Asisten Bidang Pemerintahan membawahi :
1. Bagian Tata Pemerintahan
2. Bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia
3. Bagian Organisasi dan Tata Laksana
B. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan :
1. Bagian Perekonomian
2. Bagian Pengendalian Pembangunan
3. Bagian Keuangan
C. Asisten Bidang Administrasi :
1. Bagian Umum dan Protokol
2. Bagian Kesejahteraan Rakyat
3. Bagian Humas, Informasi, Komunikasi dan Pusat Data Elektronik
4. Bagian Perlengkapan
5.
2. Sekretariat DPRD, dipimpin oleh Sekretaris Dewan, dibantu oleh : Bagian Persidangan, Bagian Humas dan
Publikasi, Bagian Umum, dan Bagian Keuangan.
3. Pembentukan Organisasi Dinas Otonom Daerah sebanyak 15 Dinas Otonom Daerah, yaitu :
1. Dinas Pendi dikan
2. Dinas Kesehatan
3. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
4. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya
5. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
6. Dinas Perhubungan
7. Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup
4. Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah terdiri dari Inspektorat Kabupaten, Lembaga Teknis Badan
sebanyak 9 Satuan Kerja dan Lembaga Teknis Kantor sebanyak 3 Satuan Kerja, serta 1 Unit Kerja Satuan
Polisi Pamong Praja, yaitu :
1. Inspektorat Kabupaten
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
3. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
4. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
5. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
6. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
7. Badan Pertamanan dan Kebersihan Kota
8. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
9. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
10. Badan Narkotika Nasional Kab. Ogan Ilir
11. Kantor Pengelolaan Pasar
12. Kantor Perpustakaan Dokumentasi dan Arsip Daerah
13. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
14. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Dalam pelaksanaan pembangunan program sanitasi di kabupaten Ogan Ilir satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) yang memiliki mandat langsung terhadap pembangunan sanitasi antara lain :
1) Bappeda
2) Dinas Kesehatan
3) Dinas PU Cipta Karya, dan
4) Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota
Sedangkan skpd yang memiliki mandate tugas pokok dan fungsi tidak langsung adalah antara lain ;
1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
2) Dinas PU Pengairan
3) Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan Hidup
4) Dinas Pendidikan Nasional
5) Dinas PU Bina Marga
6) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera
STAF AHLI Asisten Bidang Pemerintahan Asisten Bidang Ekonomi & Asisten Bidang Administrasi
Pembangunan
- Hukum & politik - Bagian Tata Pemerintahan - Bagian Umum & Protokol
- Bagian Hukum dan HAM - Bagian Perekonomian
- Pemerintahan - Bagian Pengendalian - Bagian Kesejahteraan Rakyat
- Bagian Organisasi & Tata - Bagian Humas, Informasi,
- Pembangunan Pembangunan
Laksana Komunikasi Dan Pusat Data
- Kemasyarakatan - Bagian Keuangan
& SDM Elektronik
- Ekonomi & Keuangan - Bagian Perlengkapan
DINAS BADAN
PERTAMBAN PEMBERDAYA
BAPPEDA DINAS DINAS PU CIPTA BADAN DINAS PU DINAS GAN ENERGI AN
KESEHATAN KARYA PERTAMANAN PENGAIRAN PENDIDIKAN & MASYARAKAT
& KEBERSIHAN NASIONAL LINGKUNGA &
KOTA N HIDUP PEMERINTAHA
N DESA
Gambar 2.10 Struktur SKPD yang mempunyai Tupoksi Pembangunan Sanitasi di Kabupaten Ogan Ilir