You are on page 1of 2

NOMOR SOP

TGL. PEMBUATAN

TGL. REVISI

TGL. EFEKTIF
Kepala Puskesmas DTP PONED Cikalongkulon

PUSKESMAS DTP DISAHKAN OLEH


PONED dr. SANDRAWATI, M.Kes
CIKALONGKULON NIP. 197405162006042006

NAMA SOP BELLS PALSY

Pengertian Paralisis fasialis idiopatik, merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis


saraf fasial type LMN (perifer), yang secara gradual mengalami
perbaikan pada 80-90% kasus.

Tujuan Sebagai pedoman dalam mendiagnosa dan menangani Bells palsy.


Pelaksanaan terapi dan tindakan dilakukan sesuai dengan protap dan
Kebijakan apabila ada hal yang sulit perlu konsul dokter spesialis saraf
1. Perkenalan, Informed consent
Prosedur 2. Menegakkan diagnosis Bells palsy
1) Anamnesis
a) Paralisis otot fasialis atas dan bawah unilateral, dengan onset
akut (periode 48 jam)
b) Nyeri auricular posterior
c) Penurunan produksi air mata
d) Hiperakusis
e) Gangguan pengecapan
f) Otalgia
2) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang teliti pada kepala, telinga, mata, hidung dan
mulut harus dilakukan pada semua pasien dengan paralisis fasial
Kelemahan atau paralisis yang melibatkan saraf fasial (N VII)
melibatkan kelemahan wajah satu sisi (atas dan bawah).
Inspeksi awal pasien memperlihatkan lipatan datar pada dahi
dan lipatan nasolabial pada sisi kelumpuhan.
Saat pasien diminta untuk tersenyum, akan terjadi distorsi dan
lateralisasi pada sisi berlawanan dengan kelumpuhan.
Pada saat diminta mengangkat alis, sisi dahi terlihat datar.
Juga dapat terjadi peningkatan salivasi pada sisi yang lumpuh.
Jika paralisis melibatkan hanya wajah bagian bawah, penyebab
sentral harus dipikirkan (supranuklear).
Jika paralisis fasial onsetnya gradual, kelumpuhan pada sisi
kontralateral, atau ada riwayat trauma dan infeksi, penyebab lain
dari paralisis fasial harus sangat dipertimbangkan.
Progresifitas paresis masih mungkin,namun biasanya tidak
memburuk pada hari ke 7 sampai 10. Progresifitas antara hari ke
7-10 dicurigai diagnosis yang berbeda
Prosedur 3. Penatalaksanaan Bells palsy
a) Karena prognosis pasien dengan Bells palsy umumnya baik,
pengobatan masih kontroversi. Pengobatan dipertimbangkan
untuk pasien dalam 1-4 hari onset.
b) Pengobatan inisial
Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif
untuk pengobatan Bells palsy
Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day
selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari.
Asiklovir : dosis 5x400 mg oral selama 10 hari. Jika varicella
zoster dicurigai, dosis tinggi 5x800 mg oral
c) Lindungi mata : lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada
siang hari) dapat mencegah corneal exposure
d) Fisioterapi atau akupunktur: dapat mempercepat perbaikan dan
menurunkan sequele

You might also like