Professional Documents
Culture Documents
Pemain:
4. Pangeran Julela
7. Ryosan (Rakyat 2)
8. Kwidoi (Rakyat 3)
9. Danoi (Rakyat 4)
Alkisah, di pulau bintan ceritanya ada kepala suku yang tidak memiliki anak. Suatu hari saat ia
berjalan berkeliling kampung, ia menemukan bayi yang diberi nama putri pandan berduri karena
ditemukan di antara semak pandan.
Batin Lagoi: Iya, santai menghirup udara sore yang sejuk. Bagaimana tangkapan hari ini,
banyak?
Ryosan: Iya terima kasih Batin.. Ya sudah kami permisi dulu Batin
Batin Lagoi: Anak siapa itu yang menangis di tempat seperti ini?
Ia melihat kiri kanan, namun tak dilihatnya satu orang pun. Kemudian ia berniat beranjak pergi
namun ia mendengar lagi suara bayi tersebut. Akhirnya ia mengikuti suara bayi tersebut dan
akhirnya
Batin Lagoi: Apa.! Bayi siapa yang ditinggalkan di atas dedaunan seperti ini!
Batin Lagoi terdiam sejenak memikirkan sesuatu dan akhirnya setelah memastikan tidak ada
siapapun yang mungkin memiliki bayi tersebut, ia memutuskan untuk membawa pulang bayi
yang ditemukan. Sesampainya di rumah
Pyalan: Aduh tuan, bayi siapakah ini yang engkau bawa pulang?
Batin Lagoi: Aku tidak tahu Pyalan, aku menemukannya diantara daun pandan di tepi pantai.
Pyalan: Apakah tidak ada orang di sana Batin, mungkin ada yang kehilangan?
Batin Lagoi: Tidak Pyalan, tidak ada seorang pun di sepanjang pantai itu biarlah, akan ku
rawat anak ini.
Setelah dewasa putri pandan berduri hendak dinikahkan dengan putra raja atau putra kepala
suku. Batin lagoi menganggap hal itu sepadan mengingat putri pandan berduri memiliki perangai
yang sangat baik.
Putri Pandan Berduri: Benar Pyalan, aku hendak ke taman, jika ayah mencari ku tolong
sampaikan bahwa aku sedang bermain di taman.
Batin Lagoi: Duhai Pyalan, di manakah putri cantik ku berada? Sedari tadi aku tidak melihatnya?
Batin Lagoi: Ya, ia sekarang sudah dewasa, kadang aku takut dan resah.
Pyalan: Ow Tuan tidak perlu bersusah hati. Putri Pandan Berduri adalah seorang wanita yang
cantik dan berbudi pekerti luhur, tidak ada yang perlu dikhawatirkan tuan
Pyalan: Kalau ia kelak menikah dengan orang jauh, mungkin saja tuan.
Sementara itu di seberang laut hiduplah dua orang pangeran yang sangat rukun. Selain tampan
mereka juga memiliki watak yang baik. Namun semua berubah ketika sang raja mengumumkan
bahwa putra tertua akan ditunjuk menggantikan sang ayah menjadi raja.
Raja Pulau Galang: Putra-putra ku, kini kalian berdua telah dewasa, tibalah saatnya aku
mengatakan hal yang sangat penting bagi kita semua.
Pangeran Jenang Perkasa: Iya baginda, apakah ada hal yang harus kami lakukan?
Raja Pulau Galang: Tidak anakku, ini bukan hal yang harus kalian lakukan tetapi hal yang
nantinya harus kalian lakukan.
Pangeran Jenang Perkasa: Katakan saja Baginda, kami pasti menuruti semua titah baginda.
Raja Pulau Galang: Baiklah, dengarkanlah baik-baik anakku. Aku memerintah kerajaan ini tidak
akan lama lagi, dan suatu saat nanti aku harus menunjuk raja baru.
Raja Pulau Galang: Untuk itulah, sebagai anak pertama dan anak tertua hari ini aku umumkan
pada kalian bahwa anakku Pangeran Julela kelak akan menjadi penerus menggantikan ku. Dan
engkau Pangeran Jenang Perkasa anakku, kau tidak perlu iri dan cemburu kepada kakakmu. Aku
sudah menyiapkan amanat khusus untukmu yaitu membantu kakakmu kelak dalam menjalankan
kerajaan ini.
Pangeran Jenang Perkasa: Baiklah Baginda, aku siap menerima titah mu.
Pangeran Julela: Iya baginda, aku akan berusaha memberikan yang terbaik
Mereka pun akhirnya pergi. Kemudian, setelah pengumuman yang diberikan sang raja terjadi
perubahan yang sangat drastis. Pangeran Julela yang tadinya memiliki perangai yang baik
berubah menjadi sombong karena mengetahui kelak ia yang akan meneruskan tahta.
Kesombongan tersebut terlihat jelas pada perlakuan nya kepada sang adik yaitu Pangeran Jenang
Perkasa.
Pangeran Julela: Jenang Perkasa, aku sangat ingin berburu rusa, bagaimana kalau engkau
menemani ku?
Pangeran Julela: Tahun depan! Sekarang tolong ambil kan dulu makanan kesukaanku?
Pangeran Jenang Perkasa: apa kanda? Makanan? Kenapa kakang tidak minta kepada dayang
saja?
Pangeran Julela: Aku adalah putra mahkota, kelak aku akan menjadi raja jadi aku bebas
memerintah siapapun termasuk kamu!
Pangeran Jenang Perkasa: Apa, kenapa kakang seperti itu, kenapa kakang menjadi sombong
seperti itu?
Semakin hari tingkah Pangeran Julela semakin menjadi-jadi dan sewenang-wenang, contoh
drama cerita rakyat. Akhirnya pangeran jenang perkasa akhirnya pergi meninggalkan kerajaan
dan berlayar jauh tanpa tujuan. Sampailah ia ke pulau di mana Putri Pandan Berduri hidup. Di
sana ia menjadi pedagang namun karena sikapnya yang bermartabat akhirnya ia menjadi bahan
perbincangan seluruh warga.
Ryosan: Hei, kamu sudah pernah bertemu pedagang baru dari seberang laut yang banyak
dibicarakan orang?
Kwidoi: Iya, saya pernah bertemu sekali, sepertinya dia bukan orang biasa?
Danoi: Benarkah?
Kwidoi: Iya, benar sekali. Dan yang terpenting ia menjual dagangan dengan harga yang tidak
terlalu tinggi sehingga banyak orang sini yang suka dengan dia.
Kwidoi: Menurut yang aku dengar ia bernama Jenang Perkasa. Itu yang aku tahu.
Masih asyik mereka bertiga membicarakan Pangeran Jenang Perkasa, tiba-tiba datanglah orang
yang mereka bicarakan tersebut.
Pangeran Jenang Perkasa: Selamat siang bapak-bapak, ada yang mau beli kendi kendi ini?
Ryosan: Ow, kendi, kamu siapa, sepertinya kamu bukan orang dari sini?
Pangeran Jenang Perkasa: Benar bapak-bapak, aku adalah pedagang dari seberang laut. Sekarang
aku menetap di kampung ini namun aku belum sempat bertemu dengan kepala suku di sini.
Pangeran Jenang Perkasa: Yang ini dua keping, dan yang ini satu keping.
Ryosan: Ow
Danoi: Iya murah, tapi maaf nak, kami sedang tidak membutuhkan kendi, mungkin lain kali saja.
Pangeran Jenang Perkasa: Ow begitu, baik pak, tidak apa-apa, kalau begitu saya permisi dulu.
Ryosan: Silahkan
Pangeran Jenang Perkasa pun akhirnya meneruskan berdagang.
Ryosan: Memang benar, orangnya santun dan kulit tubuhnya bersih, sepert bangsawan.
Ryosan: Itu yang berdagang dengan harga murah dan perilakunya sangat santun.
Ryosan: Benar sekali, kampung kita kedatangan seorang pedagang yang sangat santun.
Batin Lagoi pun mendengar tentang pangeran jenang perkasa dari cerita Pyalan. Ia penasaran dan
akhirnya mengundang seluruh orang penting di pulau tersebut untuk mengadakan pesta di
rumahnya.
Batin Lagoi: Anakku, sudah lama aku tidak mengadakan pesta dengan rakyatku, bagaimana
kalau lusa kita buat pesta makan?
Putri Pandan Berduri: Bagus itu ayah, aku senang nanti pasti ramai dan banyak yang datang
Batin Lagoi: Baiklah, aku akan segera meminta Pyalan menyiapkan segala sesuatunya.
Batin Lagoi: Pyalan, aku ingin hari ini kau menyiapkan pesta makan untuk besok. Aku ingin
mengadakan pesta dan mengundang para tua-tua adat serta tamu istimewa
Pyalan: Baiklah Tuan, lalu siapa saja yang akan kita undang, maksudku tamu istimewanya siapa?
Batin Lagoi: Semua tua-tua adat berikut orang terkenal di kampung kita. Jangan lupa, aku ingin
engkau juga mengundang pedagang seberang laut yang kau ceritakan padaku itu. Aku ingin tahu
seperti apa dia.
Pyalan pun bergegas menyiapkan segala sesuatu. Dalam satu hari persiapan pun selesai karena
banyak sekali orang yang dengan suka rela membantu persiapan pesta tersebut. Tibalah akhirnya
saat pesta di mulai.
Kwidoi: Iya benar, Batin Lagoi memang benar-benar pemimpin yang baik
Sesaat kemudian
Batin Lagoi: Saudara-saudaraku semua, aku mengundang kalian semua ke sini untuk
mengadakan pesta. Pesta ini untuk bentuk rasa terima kasih ku atas semua berkah yang telah
diberikan di kampung kita. Juga sebagai ucapan syukur karena putri tercinta ku telah beranjak
dewasa dan menjadi seorang gadis yang cantik dan berbudi.
Putri Pandan Berduri: Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
semua yang sudah sudi hadir di sini. Mari kita nikmati pesta ini.
Pangeran Jenang Perkasa yang juga hadir dalam pesta itu diam-diam memperhatikan Putri
Pandan Berduri. Sambil menyantap hidangan yang disediakan sesekali ia mencuri pandang.
Danoi: Hei, anak muda, rupanya kau juga hadir disini, apa yang sedang kamu perhatikan?
Pangeran Jenang Perkasa: Ah, iya, saya juga diundang (dengan sedikit malu)
Kwidoi: Jangan kaget anak muda, Tuan Batin memang baik dan sering mengadakan acara seperti
ini untuk rakyatnya.
Pangeran Jenang Perkasa: Aku pedagang dari seberang laut, Tuan, perkenalkan namaku Jenang
Perkasa
Pangeran Jenang Perkasa: Asal ku jauh Tuan, tapi itu tidak penting, yang terpenting adalah saya
jatuh cinta dengan kampung ini dan jika diizinkan, aku ingin menetap disini Tuan
Batin Lagoi: Tentu saja, kenapa tidak, selagi engkau memberi manfaat pada warga kami, tapi
sebelumnya boleh saya bertanya sesuatu?
Batin Lagoi: Tutur katamu berbeda dengan rakyat biasa, dan saya dengar cara kamu berdagang
juga begitu santun, apakah kamu dari keluarga bangsawan?
Pangeran Jenang Perkasa: Di seberang laut, keluarga saya memang berada tuan, tapi saya pergi
dari rumah karena kesewenang-wenangan kakak saya. Saya lebih menjadi rakyat biasa yang
berguna dari pada menjadi bangsawan yang tidak bijak.
Setelah pembicaraan tersebut di akhir pesta Pangeran Jenang Perkasa diundang ke kediaman
Batin Lagoi. Disana Batin Lagoi mengutarakan niatnya untuk menjodohkan putrinya dengan
Jenang Perkasa.
Batin Lagoi: Nak Jenang Perkasa, tadi engkau mengatakan bahwa engkau ingin tinggal di
kampung ini. Saya akan mengabulkan permintaan dan izin yang kamu minta.
Pangeran Jenang Perkasa: Benarkah, terima kasih banyak Tuan, Tuan Batin sungguh baik.
Batin Lagoi: Ada satu cara agar engkau bisa tinggal disini dengan damai dan bahagia yaitu
dengan memiliki istri disini. Jadi, maukah engkau menikah dengan putri ku?
Pangeran Jenang Perkasa: Maaf Tuan, apa tidak salah, aku hanya rakyat biasa yang tak punya
apa-apa
Batin Lagoi: Tidak, sama sekali tidak salah, kamu adalah pemuda yang berbudi dan itu sudah
cukup. Jadi maukah kamu?
Pangeran Jenang Perkasa: Tentu saja Tuan, dengan senang hati. Tapi tetap saja aku merasa tidak
layak untuk putri Tuan yang cantik jelita itu.
Batin Lagoi: Sudahlah, tak usah sungkan, aku yakin kamu bisa membahagiakan anak ku tersebut.
Akhirnya putri pandan berduri dan pangeran jenang perkasa pun menikah dan hidup bahagia
bersama 3 orang anaknya. Pangeran Jenang Perkasa pun akhirnya menggantikan Batin Lagoi
menjadi kepala suku di sana. Ia memerintah dengan sangat bijaksana hingga daerah tersebut
semakin maju dan makmur. Pangeran Jenang Perkasa dan keluarganya pun menghabiskan hidup
dengan damai