DASAR-DASAR PERENCANAAN
MITTIN BANI DAN SS
BETON BERTULANG
Pe)S iF
Tee ee Cem er ern
AQ DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMPENGANTAR PENERBIT
Dalam pekerjaan jalan, pekerjaan jembatan merupakan pekerjaan yang
terhitung mahal biayanya.Kerusakan karena salah perencanaan akan
berakibat pengeluaran biaya yang banyak untuk perbaikan atau
penggantian. Karena itu, perencanaan sangal penting peranannya dalam
konstruksi jembatan.
Karena pentingnya pekerjaan jembatan, sudah selayaknya buku
Dasar-dasar Perencanaan Jembatan Beton bertulang karangan Ir, Agus
Iqbal Manu. Dipl. HEng.MIHT. disebar luaskan agar dapat membantu
pihak-pihak yang terkait dan mendapat tanggapan dari masyarakat yang
mempunyai profesi dan perhatian terhadap perencanaan dan
pembangunan jembatan beton bertulang.
Dengan alasan diatas, disertai_keinginan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan terutama bidang ke-PU-an, maka PT. Mediatama
Saptakarya menerbitkan buku tersebut diatas.
Semoga bermantfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta bagi
profesi yang bersangkutan.
Jakarta, Juli 1995
PT. Mediatama Saptakarya.PRAKATA
Dengan memuji syukur kehadirat Allah aza wazalla, atas petunjuk dan
bimbinganNya, maka kami dapat menyusun dan menyelesaikan buku
perencanaan Jembatan Beton Bertulang yang kami beri judul :
" DASAR-DASAR PERENCANAAN JEMBATAN,
BETON BERTULANG "
Buku ini kami susun berdasarkan pengalaman-pengalaman kami bekerja
sebagai Bridge Engineers di Direktorat Jenderal Bina Marga -
Departemen Pekerjaan Umum, maupun pada beberapa Konsultan teknik
Sipil; serta pengalaman mengajar di beberapa Perguruan Tinggi seperti :
Politeknik 1TB, Unisula Semarang, Untag Semarang, Undip Semarang ,
Untag Jakarta, UK! Jakarta, STT) Jakarta.
Selanjutnya dapat kami sampaikan bahwa buku-buku perencanaan
jembatan yang ditulis dalam bahasa Indonesia sangal langka.
Oleh karena itulah, maka dengan pengalaman-pengalaman yang ada
sebagai Design Bridge Engineer, kami sangat bersemangat untuk dapat
menyusun suatu buku tentang perencanaan jembatan.
Dan begitulah, dengan Taufiq dan Hidayat, maka buku ini dapat kami
rampungkan.
Kami sangat menyadari bahwa buku ini tidak luput dari kekurangan
disana sini, oleh karena itu tegur sapa dan saran akan kami terima dengan
lapang dada.Akhimya kami para penulis juga menyampaikan terima kasih
sebesar-besarnya kepada semua rekan rekan kami telah ikut membantu
sehingga terlaksananya buku ini.
Wabilahit Taufiq wal Hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi
wabarokatuh.
Jakarta, Oktober 1994
H. AGUS IQBAL MANUHAK CIPTA
R.S.P.
PRAKATA
DAFTAR - ISI
DAFTAR - ISI
IL PENDAHULUAN
1
12
Lo
7
Perkembangan Jembatan
Definisi-definisi
Bagian-bagian Jembatan
Klasi
asi Jombatan
Perlunya Jembatan Dibangun
Lebar Jembatan
Kelas Jembatan
i SURVEY DATA UNTUK PERENCANAAN JEMBATAN
aE
W.2
1.3
"4
Pemilih Lokasi Jembatan
Alinyemen Jembatan
Data-dala Perencanaan Jembatan
Penyelidikan Lapisan Tanah di bawah Permukaan
Hl. ANALISA HIDROLG! UNTUK JEMBATAN
Wd
M2
WS
hd
tS
I.6
vi
Penentuan Debit Banjir
Lebar Alur
Bentang Ekenomis
Kedalaman Penggerusan
Kedalaman Pondasi
Ruang bebas Jembatan
HalamanIW.
VE
vin,
PERATURAN-PERATURAN = PERENCANAAN = DAN
PELAKSANAAN JEMBATAN
1V.1_ Jenis-jenis Muatan yang Bekerja pada Jembatan
1V.2_ Perhitungan Muatan pada Pelat dan Balok
IV.3. Jembatan Standard Bina Marga
1.4 Urutan Tindakan Dalam Perencanaan
1V.5 Pelaksanaan dan Pemeliharaan Jembatan
MATERIAL
V.1 Material Jembatan Beton
¥.2— Type Superstructure Jembatan Beton
DASAR-DASAR TEKNIK
VI.1 Tegangan-tegangan Beton
V2 Tegangan-tegangan Baja
VL3 Koetisien-koefis
en Keamanan
VL4 Kekuatan Rencana pada kondisi Plastik
VIS Kekuatan Rencana pada kondisiElastis
TYPE DAN BAGIAN BANGUNAN ATAS
VIL1. Type Bangunan Atas
VIIL2. Ruang Bebas Jembatan
VII.3. Type Lantai Jembatan
VII-4 Landasan Jembatan Beton
DISTRIBUSI BEBAN DAN PERHITUNGAN
VIIL1 Distribusi Bebean pada Bagian Bangunan Atas
VIIL2 Perhitungan Pelat Cara" Simplified "
VIIL3 Perhitungan Pelat Cara" Analistis "
PERHITUNGAN BANGUNAN ATAS
IX.1 Perhitungan Bangunan Atas Jembatan Beton
Type Balok - T
35)
61
65
67
70
80
80
8)
82
82
84
&6
o1
100
124
124
132
135
136
142
142
143
146,
152
152
viixi.
xi.
XI.
XIV.
XV,
XViL
BEBERAPA PERTIMBANGAN UTAMA = DALAM
PERENCANAAN BANGUNAN ~— BAWAH JEMBATAN.
JEMBATAN BARUGA
JEMBATAN TARUBAR
JEMBATAN MANTIRO-
JEMBATAN LAKITAN
PERENCANAAN BOX CULVERT
XV.1 Memanfaatkan Daya Dukung Tanah
XV.2. Menailkkan Daya Dukung Tanah
X¥.3. Penggunaan Box Culvert
PERHITUNGAN LANDASAN
XVIL. JEMBATAN BALOK LENGKUNG
viii
186
238
a)
289
300
314
314
315
316
337
348PENDAHULUAN
. Perkembangan Jembatan :
Jembatan dapat dikatakan sebagai salah satu peralatan yang tertua
didalam peradaban manusia.
Pada zaman dahulu, jembatan mula-mula _ dibuat untuk
menyeberangi sungai kecil dengan menggunakan balok-balok kayu
atau batang-batang pohon yang cukup besar dan kual.
Menurut Degrand, jembatan yang pertama sekali tercatat_pernah
dibangun di sungai Nil oleh Raja Manes dari Mesir pada tahun
2650 SM, tetapi deatil lanjut tidak diketahui.
Diedorms Siculus pernah menyusun suatu diskripsi jembatan kayu
yang dibangun oleh Ratu Semirawis dari Babilonis melintas sungai
Efhrat pada tahun 783 SM.
Jembalan ini berlantai kayu, dan bertumpu pada pier-pier dati batu.
Lantai kayu ini dapat dipindahkan/digeser pada malam hari untuk
mencegah pencuri-pencuri jangan memasuki kota,
Jembatan terapung, rangkaian perahu-perahu untuk
menyeberangkan tentara pada masa-masa perang pernah dibangun
oleh Raja Alexander dan Cyprus pada tahun 556 SM.
Jembatan kayu telah digunakan cukup lama, disebabkan karena
materiainya cukup banyak, dan pelaksanaannya _mudah.
Pengenalan akan jembatan pelengkung merupakan _peristiwa
penting dalam pembangunan jembatan, karena memungkinkan
pemakaian material pasir, batuan dan pasangan batu.
Jembatan-jembatan_ primitip mulai_dikembangkan oleh bangsa
Indian, Yunani, Romawi dan China.
Perkembangan Jembatan semakin maju, antara lain dikarenakan
penemuan-penemuan material yang baru antara lain kayu atau batu
digabung dengan besi.
Jembatan pelengkung beton yang pertama dibangun pada tahun
1776 melintas sungai Severn di Inggris. Belakangan pada tahun
1824 jembatan gelegar baja dibangun pada jalan kereta api Dublin
Drogheda.SE a ae
Jembatan beton hanya digunakan untuk bentuk pelengkung, karena
tidak kuat menahan tegangan tarik.
Dengan penemuan baja pada ‘tahun 1825, masa pembangunan
jembatan moder dimulai
Pembangunan Jembatan : Kareta api, jalan raya, dengan bentang
yang besar, mulai dibangun dengan material baja. Kenudian,
Jambatan kabel yang menggunakan kabel baja populer digunakan
untuk bentang + 200 m.
Pada masa kini, Jembatan-jembatan dengan bentang > 600 m dibuat
dari type "suspension bridge" sebagai suatu type yang paling
menguntungkan.
7 Kabel
i! rN NX
Sie eanesesy] pEissscsordissy eoretsssssisssd
f Fis
Gb, 1
Jembatan Kabel Jembatan Gantung,
{Cable Stayed Bridges) (Suspension Bridge)
Pada tahun 1964, dibangun suatu Jembatan yang terpanjang di
dunia; Jembatan Verazano di New York-USA, dengan bentang total
= 2038 m, bentang utama = 1298 m. Dibanyak negara,
Jembatan-jembatan umumnya dibuat dari beton — bertulang,
walaupun sedikit demi sedikit kedudukannya mulai diganti oleh
beton pratekan.
Di Indonesia sendiri, sampai saat ini belum ada suatu dokumentasi
data-data mengenai perkembangan Jembatan yang ada baik segi
material, jenis jembatannya maupun tahun pembuatannya.
Jembatan dari kayu hampir tidak pernah digunakan, kecuali sebagai
perancah bangunan dan sebagai jembatan sementara.Pada umumnya kita bisa menemukan jembatan gelagar baja yang
dibangun sejak sebelum kemerdekaan R.I., yaitu. pada zaman
kolonial Belanda, yang sampai kini beberapa diantaranya masih
tetap digunakan walaupun kondisinya sudah kritis, scharusnya
sudah diganti dengan jembatan baru yang permanent.
Dari buletin "De Ingenieur" terbitan 1917/No. 4 dapat kita ketahui
mengenai beberapa Jembatan rangka baja yang pernah dibangun di
Indonesia diantaranya jembatan K.A. melintas kali Serayu di bangun
pada tahun 1915. Juga jembatan rangka baja lainnya, Ci Sondari,
Way Kommering, Ciwedej dan lain-lain yang dibangun oleh Prof.
Dr. Ir. J-H.A. Haarman dan Prof, Ir. P.P. Bijlaard.
Jembatan dari beton bertulang juga sudah kita kenal sejak zaman
pemerintah kolonial Belanda.
Jembatan-jembatan besar dari Beton Pratckan baru kita kenal sejak
dibangun pada tahun 1960 yaitu jembatan Semanggi, Jembatan
Cawang di Jakarta, jembatan Musi di Palembang, dll.
Pada tahun 1974 di Indonesia, diresmikan Jembatan rantau
Berangin 80 Km dari Pakanbaru, dengan bentang 40-1 20-40 met
Jembatan beton pratekan yang dibangun dengan mengunakan si:
Freivorbau merupakan Jembatan yang bersejarah karena untuk
pertama kali dibangun di negara kita, bahkan yang pertama kali di
Asia Tenggara.
Jembatan kedua dengan sistim Freivorbau, adalah jembatan Citarum
di Raja Mandala (Jawa Barat) dengan bentang 132 meter.
Pelaksanaan Jembatan beton di lapangan lebih rumit dibandingkan
dengan Jembatan baja, hal ini disebabkan oleh kesulitan-kesulitan
dalam kontrol kualitas dan pengawasan pelaksanaan. Untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut, dan mempercepat waktu
pelaksanaan, maka penggunaan komponen precast dan
prefabricated mulai populer digunakan dibawah pengawasan dan
kontrol kualitas yang ketat sesuai dengan standard yang ditentukan.efinisi-Definisi
Jembatan,
Bangunan-atas
Landasan
Adalah suatu struktur yang memungkinkan
route transportasi melintasi sungai, danau,
kali, jalan raya, jalan Kereta Api dan
lain-lain.
Route Transportasi berupa, Jalan Kereta Api
jalan trem, pejalan kaki, rentetan kendaraan
dan lain-ain.
Jembatan yang melintasi dialas jalan
biasanya disebut viaduct.
Sesuai dengan istilahnya berada pada
bagian alas suatu jembatan, berfungsi
menampung. beban-beban yang
ditimbulkan oleh lalu lintas orang,
kendaraan dil dan kemudian
menyalurkannya kepada bangunan bawah.
Bagian ujung bawah dari suatu bangunan
atas yang berfungsi menyalurkan gaya-gaya
reaksi dari bangunan atas kepada bangunan
bawah.
Menurut fungsinya dibedakan landasan -
sendi (fixed bearing) dan landasan Gerak
(movable bearing)
Landasan - Sendi Gb. 2. Landasan-GerakBangunan-hawah_ : Bangunan-bawah pada umumnya terletak
disebelah bawah bangunan alas.
Fungsinya menerima —/ memikul
beban-beban yang diberikan bangunan atas
dan kemudian menyalurkannya kepondasi.
Beban-beban tersebut selanjutnya oleh
pondasi disalurkan ke tanah.
Oprit-jembatan — : Oprit berupa timbunan tanah dibelakang
abutment timbunan tanah ini harus dibuat
sepadat mungkin, — untuk menghindari
terjadinya penurunan (settlement) hal ini
tidak mengenakkan bagi pengendara.
Apabila ada penurunan, terjadi kerusakan
pada expansi joint yaitu bidang pertemuan
antara bangunan alas dengan abutment.
Untuk menghindari
semaksimum mungkin dan — diatasnya
dipasang plat injak dibelakang abutment.
i, pemadatan harus
Bangunan Pengaman Jembatan
Berfungsi sebagai pengamanan terhadap
pengaruh sungai yang bersangkutan baik
secara langsung maupun tak langsung.
Kadang-kadang disamping jembatannya.
harus diamankan, sungainyapun harus
diamankan, dimana biaya pengamanan
sungai lebih mahal dari pengamanan
jembatan.
Abutment + Abutment atau kepala jembatan adalah
bagian bangunan pada = ujung-ujung
jembatan, selain sebagai pendukung bagi
bangunan atas juga berfungsi sebagai
penahan tanah.Gb. 3
Abutment dari Pasangan Batu Abutment dari Beton Bertulang
Pilar-jembatan : Pilar atau pier berfungsi sebagai pendukung \
bangunan atas. Bila pilar ada pada suatu }
bangunan jembatan _ letaknya diantara
kedua abutment dan jumlahnya tergantung
keperluan, seringkali pilar tidak diperlukan.
N ,
N pt
S “
< 2
PILAR ABUTMENT
Gb. 4
Pondasi + Berfungsi menerima beban-beban dari
bangunan bawah dan menyalu rkannya ke
tanah.
Secara umum, pondasi dapat dibedakan
sebagai berikut =PERPUSTAKAAN
JAAN
ropeier en CE PERUASAL UNUM
. 501 -M; perpustakan-puPGtj0.¢ UML. Nd aitahh pace *
Pondasi dangkal Pondasi dalam
atau pondasi langsun; atau pondasi tak langsun;
pe sung Ps sung
(shallow foundation) (deep foundations)
Pondasi tiang Pondasi sumuran
pancang (pile (caisson foundations)
foundations}
Pondasi Langsung : Digunakan bila lapisan tanah pondasi yang
telah diperhitungkan | mampu —memikul
beban-beban diatasnya, terletak pada lokasi
yang dangkal dari tanah setempat.
Pondasi-Dalam =: Digunakan apabila lapisan tanah_ keras
yang mampu memikul beban letaknya
cukup dalam.
melalui suatu konstruksi penerus yang juga
disebut tiang pancang dan pondasi
|
Sehingga beban-beban harus disalurkan |
sumuran. ||.3. Bagian-bagian Jembatan :
Jembatan dapat dibagi alas 2 (dua) bangunan utama :
1. Bangunan atas.
2. Bangunan bawah.
Gb. 5
Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam (6)
bagian pokok sebagai berikut :
. Bangunan atas.
. Landasan.
Bangunan bawah.
. Pandasi.
. Oprit
. Bangunan pangaman jembatan.
Auseuna
Gb. 6