You are on page 1of 72

LAPORAN AKHIR PEMBEKALAN PESERTA PLPG 2017

DISUSUN OLEH:

NAMA : ARIF EKA SUPRAYITNO

NUPTK : 8742765666200002

NO. PESERTA : 17121202710063

BIDANG STUDI SERTIFIKASI : (027) GURU KELAS

ASAL SEKOLAH : SDN 01 BAKEM SUKA MULYA

KABUPATEN : TULANG BAWANG BARAT

PROVINSI : LAMPUNG
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PEMBEKALAN PESERTA PLPG TAHUN 2017

Disusun Oleh :

Nama :ARIF EKA SUPRAYITNO

NUPTK : 742765666200002

No. Peserta : 17121202710063

Bidang Studi Sertifikasi : (027) GURU KELAS

Sekolah Asal : SDN 01 BAKEM SUKA MULYA

Telah disahkan pada tanggal 18 September 2017, oleh Kepala Sekolah Dasar

Negeri 01 Bakem Suka Mulya, kecamatan Pagar Dewa, kabupaten Tulang

Bawang Barat.

Kepala SDN 01 Bakem Suka Mulya

SYARKOWI , A.Ma.Pd

NIP. 197101042000071002
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada ALLAH SWT karena rahmat

dan karunia Nya, saya dapat menyelesaikan penyususan laporan akhir

pembekalan peserta PLPG tahun 2017 ini.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat akhir pembekalan dalam proses

mengikuti PLPG tahun 2017.

Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa laporan ini banyak sekali

kekurangan dan jauh dari sempurna. Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan

terima kasih kepada:

1.Syarkowi, A.Ma.Pd, selaku Kepala SDN 01 Bakem Suka Mulya

2.Maman Surahman, selaku mentor/pembimbing dalam pembekalan PLPG tahun

2017

3.Orang tua saya, istri dan anak saya, yang selalu memberikan motivasi dalam

kehidupan saya.

4.Teman sejawat maupun teman kelompok dalam pembekalan ini yang selalu

memberi saran membangun terhadap laporan ini.

Harapan saya, laporan ini dapat membantu pembaca dalam pemenuhan

tugas-tugas pembekalan PLPG selanjutnya, terutama dalam memenuhi syarat

yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

saya harapkan demi laporan yang lebih baik lagi.


DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I. Sumber Belajar Pedagogik

A.Ringkasan Materi

B.Deskripsi Kemajuan yang diperoleh Setelah Pembekalan/Mentoring

C.Materi EssensialTetapi Tidak Ada Dalam Sumber Belajar

D.Materi Tidak Essensial Tetapi Ada Dalam Sumber Belajar

E.Saran Dan Masukan Yang Diberikan Mentor Saat Pembekalan

BAB II. Sumber Belajar Bidang Studi

A.Ringkasan Materi

B.Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan/Mentoring

1.Materi yang sudah dikuasai

2.Materi yang belum dikuasai

C. Materi EssensialTetapi Tidak Ada Dalam Sumber Belajar

D. Materi Tidak Essensial Tetapi Ada Dalam Sumber Belajar


E.Kemajuan Menyelesaikan Latihan Soal Uraian

1.Soal Uraian Yang Dapat Diselesaikan Tanpa Bantuan Mentor

2. Soal Uraian Yang Dapat Diselesaikan Setelah Mendapat Bantuan Mentor

3.Soal Uraian Yang Belum Dapat Diselesaikan Atau Belum Sempat Dilakukan

Pembimbingan Oleh Mentor

BAB III. PENUTUP


BAB I. SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK

A.Ringkasan Materi

1. Pengembangan Pendidikan Karakter dan Potensi Peserta Didik


Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan individu
aktif dengan berbagai karakteristiknya, sehingga dalam proses
pembelajaran terjadi interaksi timbal balik, baik antara guru dengan
siswa maupun antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, salah
satu dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah
memahami karakteristik anak didik, sehingga tujuan pembelajaran,
materi yang disiapkan, dan metode yang dirancang untuk
menyampaikannya sesuai dengan karakteristik siswa.
Teori perkembangan menurut Jean Piaget (Harre dan Lamb,
1988). Teori-teorinya lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek
perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam
empat tahap, yaitu:
a. Tingkat Sensori-motor
Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling.
Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak
reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja. Tingkat
sensori-motor menepati dua tahun pertama dalam kehidupan.
b. Tingkat Pra-operasional
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut
juga dengan masa intuitif, anak mulai mengembangkan
kemampuan menerima stimulus secara terbatas. Kemampuan
bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum dapat
berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang
masih terbatas. Tingkat ini ialah umur antara 2 hingga 7 tahun.
c. Tingkat Operasional Konkret
Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada
masa ini, anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas
menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan,
melipat, dan membagi. Periode operasional konkret adalah
antara umur 7 11 tahun.
d. Tingkat Operasional Formal
Tahap ini disebut masa proportional thinking. Pada masa
ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, seperti berfikir
secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, mampu
berfikir secara abstrak dan secara reflektif, serta mampu
memecahkan berbagai masalah. Pada umur kira-kira 11 tahun.
Kemajuan utama pada anak selama periode ini ialah bahwa
ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau
peristiwa-peristiwa konkret; ia mempunyai kemampuan untuk
berpikir abstrak.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional
konkret mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:
- mulai memandang dunia secara objektif,
- mulai berpikir secara operasional,
- mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda,
- membentuk dan mempergunakan keterhubungan
aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan
mempergunakan hubungan sebab akibat
- memahami konsep 10 substansi, volume zat cair,
panjang, lebar, luas, dan berat.
Sedangkan perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
antara lain anak telah dapat :
- mengekspresikan reaksi terhadap orang lain
- mengontrol emosi
- berpisah dengan orang tua dan
- belajar tentang benar dan salah.
Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki
tiga ciri, yaitu: konkrit, integratif, dan hirarkis. Konkrit
mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang
nyata, yakni segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dibaui,
diraba, dan dikotak-katik, dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Integratif, pada
tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal
umum ke bagian demi bagian. Sedangkan hirarkis, pada tahapan
usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih
kompleks.
Berdasarkan karakteristik perkembangan peserta didik anak
usia sekolah dasar tersebut, maka guru sekolah dasar harus
mampu mengidentifikasi potensi, pengetahuan awal, dan
mendiagnosis kesulitan peserta didik dalam pembelajaran lima
mata pelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
2. Teori Belajar
Ada beberapa teori belajar yang melandasi guru-guru
sekolah dasar dalam merancang, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran lima mata pelajaran, yaitu :
1. Teori belajar Vygotsky
Menurut pandangan konstruktivisme tentang belajar,
individu akan menggunakan pengetahuan siap dan pengalaman
pribadi yang telah dimilikinya untuk membantu memahami
masalah atau materi baru.
Lev Semenovich Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam
mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan
sosial. Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu
1) Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak
antara tingkat perkembangan aktual (yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri).
2) Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan
kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran,
kemudian mengurangi bantuan dan memberikan
kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang
semakin besar setelah ia dapat melakukannya.

2. Teori Belajar Van Hiele


Van Hiele adalah seorang guru bangsa Belanda yang
mengadakan penelitian dalam pembelajaran geometri.
Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa
kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak
dalam memahami geometri, yaitu :
a) Tahap Visualisasi (Pengenalan)
b) Tahap Analisis (Deskriptif)
c) Tahap Deduksi Formal (Pengurutan atau Relasional)
d) Tahap Deduksi
e) Tahap Akurasi (tingkat metamatematis atau keakuratan)
Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap
perkembangan kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele
juga mengemukakan bahwa terdapat tiga unsur yang utama
pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan
metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat
mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak
kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya.

3. Teori Belajar Ausubel


Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa
belajar bermakna adalah suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Suatu pembelajaran dikatakan bermakna
apabila melalui prasyarat belajar, yaitu:
a. Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial.
Dikatakan bermakna secara potensial apabila materi
tersebut memiliki kebermaknaan secara logis dan gagasan
yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa.
b. Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan
belajar bermakna sehingga mempunyai kesiapan dan niat
dalam belajar bermakna.
Kondisi-kondisi atau ciri-ciri belajar bermakna sebagai berikut:
- Menjelaskan hubungan atau relevansi bahan-bahan baru
dengan bahan-bahan lama.
- Lebih dulu diberikan ide yang paling umum dan
kemudian hal-hal yang lebih terperinci
- Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahan baru
dengan bahan lama
- Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai
sepenuhnya sebelum ide yang baru disajikan.
Ausubel (Dahar , 1989 : 141) menyebutkan ada tiga kebaikan
dari belajar bermakna yaitu:
- Informasi yang dipelajari lebih lama untuk diingat.
- Memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi
pelajaran yang mirip.
- Mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah
terjadi lupa.

Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada


beberapa prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang perlu kita
perhatikan, yaitu :
a. Pengatur awal
b. Diferensiasi Progresif
c. Belajar Superordinat
d. Penyesuaian integrative
4. Teori Belajar Bruner
Bruner (1966) mengemukakan bahwa terdapat tiga sistem
keterampilan untuk menyatakan kemampuan-kemampuan
secara sempurna. Ketiga sistem keterampilan itu adalah yang
disebut tiga cara penyajian (modes of presents), yaitu:
1) Cara penyajian enaktif
Cara penyajian enaktif adalah melalui tindakan, anak
terlibat secara langsung dalam memanipulasi (mengotak-
atik ) objek, sehingga bersifat manipulatif. Anak belajar
sesuatu pengetahuan secara aktif, dengan menggunakan
benda-benda konkret atau situasi nyata.
2) Cara penyajian ikonik
Cara penyajian ikonik didasarkan pada pikiran internal
dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian
gambar-gambar atau grafik, yang dilakukan anak
berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran
dari objek-objek yang dimanipulasinya.
3) Cara penyajian simbolik
Cara penyajian simbolik didasarkan pada sistem berpikir
abstrak, arbitrer, dan lebih fleksibel. Dalam tahap ini anak
memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek
tertentu.
3. Model Model Pembelajaran
1) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem - Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehari-hari
(otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan
oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan keterampilan
berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan
sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau
memperoleh pengetahuan baru. Pemilihan masalah dilakukan atas
pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar.
Prinsip prinsip Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu :
1. Penggunaan masalah nyata (otentik)
2. Berpusat pada peserta didik (student centered)
3. Guru berperan sebagai fasilitator
4. Kolaborasi antarpeserta didik
5. Sesuai dengan paham kontruktivisme yang menekankan pada
peserta didik untuk secara aktif memperoleh pengetahuannya
sendiri
Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah, sebagai berikut:
1. Orientasi terhadap masalah
2. Organisasi belajar
3. Penyelidikan individual maupun kelompok
4. Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah
5. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
2) Pembelajaran Berbasis Projek (Project-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah kegiatan
pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Pembelajaran Berbasis Projek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan projek sebagai langkah awal
dalam mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan baru
berdasarkan pengalaman nyata.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah sebagai
berikut:
a. Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru dalam
pembelajaran
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah projek.
c. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah
projek yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa
barang atau jasa.
d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan
tugas/projek.
e. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP
yang bersifat kelompok.
Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis projek adalah sebagai
berikut:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan
tugas-tugas projek pada kehidupan nyata untuk memperkaya
pembelajaran.
b. Tugas projek menekankan pada kegiatan penelitian
berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan.
c. Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari
suatu kompetensi dasar tertentu atau gabungan beberapa
kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran, atau gabungan
beberapa kompetensi dasar antarmata pelajaran.
d. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan
menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan
dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam
bentuk produk (laporan atau hasil karya).
e. Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas
mandiri dalam fasilitasi dan monitoring oleh guru.
Langkah langkah dalam pembelajaran PBP, yaitu:
1. Penentuan projek
2. Perancangan langkah langkah penyelesaian projek
3. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek
4. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru
5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek
6. Evaluasi proses dan hasil projek
3) Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning)
Pembelajaran menemukan (Discovery Learning) adalah
pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan hubungan
kausalmelalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik.
Ciri ciri pembelajaran menemukan (Discovery Learning), yaitu:
1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan
2. Berpusat pada peserta didik
3. Kegiatan yang menggabungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang sudah ada
Karakteristik pembelajaran menemukan (Discovery Learning),
yaitu:
1. Guru sebagai pembimbing
2. Peserta didik sebagai seorang ilmuwan
3. Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik
melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis serta membuat kesimpulan.
Langkah langkah pembelajaran menemukan, yaitu:
1. Persiapan
2. Stimulasi/pemberian rangsangan
3. Identifikasi masalah
4. Mengumpulkan data
5. Pengolahan data
6. Pembuktian
7. Menarik kesimpulan
8.
4.MEDIA PEMBELAJARAN
5.Evaluasi Hasil Belajar
Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Standar
Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Penilaian adalah merupakan pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta
didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Ulangan adalah proses yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik
secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
a) Penilaian Pembelajaran
Aspek yang dinilai dalam penilaian matematika meliputi
pemahaman konsep (comprehension), melakukan prosedur,
representasi dan penafsiran, penalaran (reasoning), pemecahan
masalah dan sikap.
Penilaian aspek penalaran dan bukti meliputi identifikasi
contoh dan bukan contoh, menyusun dan memeriksa kebenaran
dugaan (conjecture), menjelaskan hubungan, membuat
generalisasi, menggunakan contoh kontra, membuat
kesimpulan, merencanakan dan mengkonstruksi argumen-
argumen matematis, menurunkan atau membuktikan kebenaran
rumus dengan berbagai cara.
Penilaian pemecahan masalah dalam matematika
merupakan proses untuk menilai kemampuan menerapkan
pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke
dalam situasi baru yang belum dikenal, baik dalam konteks
matematika maupun di luar matematika. Penilaian hasil belajar
oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik
dan non-autentik.
b) Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Secara umum, penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif
dalam penilaian. Secara lebih khusus penilaian hasil belajar
oleh pendidik berfungsi untuk:
- memantau kemajuan belajar;
- memantau hasil belajar; dan
- mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam
bentuk ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain
yang diperlukan. Penilaian ini digunakan oleh pendidik untuk:
- mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta
Didik;
- memperbaiki proses pembelajaran; dan
- menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah
semester, akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan
kelas.
c) Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Prinsip umum penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi :
- Sahih, berarti didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
- Objektif, berarti didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
- Adil, berarti tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
- Terpadu, artinya merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
- Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak
yang berkepentingan.
- Holistik/menyeluruh dan berkesinambungan, berarti
penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
- Sistematis, berarti dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
- Beracuan kriteria, artinya didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
- Akuntabel, penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi :
- materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;
- bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;
- berkaitan dengan kemampuan peserta didik;
- berbasis kinerja peserta didik;
- memotivasi belajar peserta didik;
- menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta
didik;
- memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi
responnya;
- menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
- mengembangkan kemampuan berpikir divergen;
- menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran;
- menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;
- menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;
- terkait dengan dunia kerja;
- menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia
nyata; dan
- menggunakan berbagai cara dan instrument.

d) Lingkup dan Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik


Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup
kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap
kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial meliputi
tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan nilai spiritual dan nilai sosial.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap
kompetensi pengetahuan meliputi tingkatan kemampuan
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap
kompetensi keterampilan mencakup keterampilan abstrak dan
keterampilan konkrit.
e) Skala Penilaian dan Ketuntasan
1. Skala Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan menggunakan skala penilaian. Predikat untuk
sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A =
sangat baik, B = baik, C = cukup, dan D = kurang.
Skala penilaian untuk kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan diperoleh dengan cara merata-
ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu
semester. Nilai akhir selama satu semester pada rapor
ditulis dalam bentuk angka 0 100 dan predikat serta
dilengkapi dengan deskripsi singkat pencapaian KD yang
menonjol dan yang belum tercapai.
2. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal
pencapaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan,
dan kompetensi keterampilan meliputi: (1) ketuntasan
penguasaan substansi; dan (2) ketuntasan belajar
f) Instrumen Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dengan
menggunakan instrumen penilaian. Dalam Permendikbud
Nomor 53 Tahun 2015 dinyatakan bahwa instrumen penilaian
harus memenuhi persyaratan: (1) substansi yang
merepresentasikan kompetensi yang dinilai; (2) konstruksi
yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan (3) penggunaan bahasa yang
baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Instrument yang di gunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan yaitu, tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar- salah, menjodohkan, dan uraian.
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui
penilaian kinerja, yaitu:
- Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon
berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau
perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
- Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu.
- Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan
dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta
didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-
integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun
waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
g) Prosedur Penilaian
Pelaksanaan penilaian diawali dengan merumuskan
indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan
keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD).
h) Teknik penilaian
Teknik penilaian dipilih sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Penilaian sikap

dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian

antar teman. Penilaian pengetahuan menggunakan teknik penilaian tes tertulis,

penugasan dan portofolio (sebagai bahan guru mendeskripsikan capaian

pengetahuan di akhir semester). Penilaian keterampilan menggunakan teknik

penilaian kinerja, projek, dan portofolio.

B.Deskripsi Kemajuan yang diperoleh Setelah Pembekalan/Mentoring

C.Materi EssensialTetapi Tidak Ada Dalam Sumber Belajar

Materi essensial yang tidak terdapat dalam sumber belajar pedagogik ini yaitu,

Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk kepentingan

pembelajaran. TIK merupakan salah satu cara dalam mengembangkan

pembelajaran yang lebih mudah dan hemat. Dengan TIK pembelajaran terasa

lebih menyenangkan dan lebih mnghemat waktu sehingga apa yang menjadi

tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.

D.Materi Tidak Essensial Tetapi Ada Dalam Sumber Belajar

Materi yang tidak essensial namun dijelaskan dalam sumber belajar pedagogik ini

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada materi ini sudah dapat diketahui

melalui evaluasi proses dan hasil belajar.

E.Saran Dan Masukan Yang Diberikan Mentor Saat Pembekalan


BAB II. Sumber Belajar Bidang Studi

A.Ringkasan Materi

ARIMATIKA/BILANGAN

1. Pengertian Bilangan

Bilangan ialah suatu konsep yang ada dalam pikiran (abstrak) yang memberi
gambaran tentang banyaknya suatu benda. Dalam dunia nyata bilangan
digambarkan dengan angka-angka, yakni: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.

2. Bilangan Bulat
Bilangan bulat merupakan gabungan bilangan nol, bilangan asli, dan negatif
bilangan asli. Dengan demikian bilangan bulat meliputi bilangan bulat positif
(positive integers), 0, dan bilangan bulat negatif (negative integers). Setiap
bilangan bulat mempunyai lawan (opposites), misalnya 4 lawannya (-4). Dalam
bentuk himpunan, adalah = integers{,3,2,1,0,1,2,3,},

Operasi pada Bilangan Bulat:


a. Operasi Penjumlahan
Penjumlahan bilangan bulat mempunyai sifat:
1) Tertutup, yaitu setiap , berlaku +
2) Komutatif (pertukaran), yaitu setiap , artinya +=+
3) Assosiatif (pengelompokan) yaitu ,, artinya ( + ) + = + ( + c)
4) Mempunyai elemen identitas 0 yaitu untuk setiap berlaku + 0 = 0 +
= .
5) Setiap bilangan bulat mempunyai invers aditif. Invers dari bilangan bulat
adalah dan berlaku +()=()+=0
b. Operasi Pengurangan
Misal , dan k bilangan bulat. Jika dikurangi , ditulis adalah bilangan
bulat k jika = + .
Sifat-sifat yang berkaitan:
1) Bilangan bulat tertutup terhadap pengurangan, yaitu jika a dan b
bilangan bulat
maka harus bilangan bulat.
2) Jika dan bilangan bulat maka + ()=a-b
3) Jika dan b bilangan bulat maka () = + .
4) Jika bilangan bulat maka () = .
Artinya pengurangan dua buah bilangan bulat sama dengan penjumlahan dengan
lawannya.
c. Operasi Perkalian
Sifat-sifat operasi perkalian pada bilangan bulat:
1) Tertutup, setiap , berlaku
2) Komutatif (pertukaran), setiap , berlaku =
3) Assosiatif (pengelompokan), setiap ,, , berlaku: ( ) = (
)
4) Adanya elemen identitas 1, yaitu untuk setiap bilangan bulat berlaku
1=1 =.
5) Sifat bilangan nol yaitu 0=0 = 0, untuk setiap bilangan bulat
6) Sifat distributif (penyebaran)
a) ( + ) = ( ) + ( ), distributif kiri perkalian terhadap
penjumlahan.
b) ( + ) = ( ) + ( ), distributif kanan perkalian terhadap
penjumlahan.

d. Operasi Pembagian
1). Positif : atau x positif = positif
2). Positif : atau x negatif = negatif
3). Negatif : atau x positif = negatif
4). Negatif : atau x negatif = positif

e. Operasi Perpangkatan
Bilangan berpangkat merupakan perkalian suatu bilangan a secara berulang
sebanyak n faktor.
Misalnya:
D7 = D x D x D x D x D x D x D
55 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 = 3.125

Urutan Hitung Operasi

Operasi hitung campuran adalah operasi yang melibatkan lebih dari satu operasi
dalam suatu perhitungan. Beberapa kesepakatan pada operasi perhitungan
campuran:
a. Pada operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada operasi
penjumlahan dan pengurangan.
b. Operasi hitung perkalian dan pembagian sama kuat. Jika muncul secara
bersama-sama, urutan operasinya adalah sebelah kiri dioperasikan terlebih dahulu.
c. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat. Tetapi jika muncul secara
bersama-sama, maka urutannya di sebelah kiri harus dioperasikan lebih dahulu.
d. Jika dalam operasi terdapat tanda kurung ( ) maka dikerjakan terlebih dahulu.
Misal:
1). 48 25 + 72 : (12 x 3) = ....
48 25 + 72 : (12 x 3) = 48 25 + 72 : 36 = 48 25 + 2 = 23 + 2 = 25.
2). 3 (6)=. maka 3 (6)=18.

Berdasarkan jawaban tersebut, diperoleh lebih dari satu jawaban benar, maka soal
semacam ini disebut open ended (banyak jawaban / cara menjawab).

3. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil


(KPK)
Faktor suatu bilangan yaitu bilangan pembagi habis bilangan tersebut.
Kelipatan suatu bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan hasil
perkalian dari bilangan itu sendiri dengan himpunan bilangan asli.
Bilangan prima merupakan bilangan Asli yang lebih besar dari satu dan
mempunyai dua faktor, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri.
Bilangan komposit adalah bilangan yang mempunyai faktor lebih dari dua.

Cara Menentukan FPB dan KPK


a. Dengan faktorisasi prima
b. Metode Tabel

4. Pecahan
Pengertian Pecahan
Pecahan ialah suatu bilangan yang ditulis melalui pasangan terurut dari bilangan
bulat dan , dan diberi lambang / , dengan 0 . Lambang disebut
pembilang dan disebut penyebut. Pecahan digunakan untuk menyatakan
beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Jumlah seluruh bagian yang
sama ini membentuk satuan (unit).
Seperempat bagian, setengah bagian, dan tiga perempat bagian.

Jenis Pecahan:
a. Pecahan Biasa
Pecahan biasa yaitu pecahan dengan pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya.
a/b dimana <
b. Pecahan Campuran
Pecahan campuran yaitu pecahan dengan pembilangnya lebih besar dari
penyebutnya. / dimana >. Misal: 8/ 3 = 2 2/3
c. Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah pecahan yang ditulis menggunakan tanda koma. Misal:
0,1 , 0,25
d. Pecahan Persen
Pecahan persen adalah pecahan yang menggunakan lambang % yang berarti
perseratus. Misal: % berarti a/100.
e. Pecahan Senilai
Pecahan senilai adalah pecahan yang mempunyai nilai yang sama. Suatu pecahan
yang diperoleh dari pecahan lain dengan mengalikan pembilang dan penyebut
dengan bilangan asli yang sama, maka diperoleh pecahan senilai. Untuk a, b, n
bilangan-bilangan bulat maka pecahan a/b dan pecahan / itu senilai.

Operasi Hitung Bilangan Pecahan


a. Operasi Penjumlahan pada Bilangan Pecahan
1) Operasi penjumlahan pada bilangan pecahan dengan penyebut yang sama

2) Operasi penjumlahan pada pecahan dengan penyebut yang tidak sama

b. Operasi Pengurangan pada Bilangan Pecahan


1) Operasi pengurangan pada pecahan biasa dengan penyebut yang sama

2) Operasi pengurangan pada pecahan biasa dengan penyebut yang tidak


sama
c. Operasi Perkalian Bilangan Pecahan
Untuk operasi perkalian pada bilangan pecahan, kalikanlah pembilang dengan
pembilang serta penyebut dengan penyebut.
d. Operasi Pembagian Bilangan Pecahan
Pembagian pecahan berlaku cara

LOGIKA, PENALARAN, DAN ALJABAR

1. Logika dan Penalaran

a. Logika
Logika matematika adalah cabang matematika yang merupakan gabungan dari
ilmu logika dan ilmu matematika. Cabang ini memberikan landasan tentang
bagaimana cara mengambil kesimpulan dan menguasai kemampuan dalam
mengambil dan menentukan kesimpulan mana yang benar atau salah.
Pernyataan dalam logika matematika adalah sebuah kalimat yang di dalamnya
terkandung nilai kebenaran yang dinyatakan (benar = B) atau(salah = S), tetapi
tidak keduanya benar dan salah.
Sebuah kalimat tidak bisa dinyatakan sebagai sebuah pernyataan apabila tidak
bisa ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah). Pernyataan yang bernilai
benar saja atau salah saja disebut proposisi.
Misalnya:
3 + 5 = 8 proposisi bernilai benar (B).
5 + 3 = 9 proposisi bernilai salah (S).
Bandar Lampung adalah ibukota Provinsi Lampung,: proposisi bernilai benar
(B).
Tolong ambilkan buku itu! : bukan proposisi.

b. Proposisi Majemuk
Beberapa proposisi yang dihubungkan dengan perangkai logika tidak, dan,
atau disebut proposisi majemuk. Proposisi yang tanpa perangkai logika disebut
proposisi sederhana.

c. Negasi
Suatu Negasi proposisi P (ditulis -P) yaitu suatu proposisi yang menyatakan
tidak benar bahwa P.

d. Konjungsi
Pada konjungsi digunakan kata dan. Untuk sembarang proposisi p dan q,
(ditulis pq atau p&q) disebut konjungsi yang hanya benar jika dua pernyataan
bernilai benar, selain itu bernilai salah.

e. Disjungsi
Disjungsi menggunakan kata atau. Untuk sembarang proposisi p dan q,
proposisi p atau q (ditulis pVq) disebut suatu disjungsi yang hanya bernilai
salah jika dua pernyataan bernilai salah, selain itu bernilai benar semua.
f. Implikasi (Kondisional) dan Biimplikasi (Bikondisional)
Implikasi (kondisional) menggunakan jika ..., maka ..... . Jika p, maka q
(ditulis p q). Suatu implikasi yang hanya bernilai salah jika pernyataan
pertama bernilai benar dan pernyataan kedua bernilai salah.
Biimplikasi menggunakan ... jika dan hanya jika .... p jika dan hanya jika q
(ditulis p q), bernilai salah jika pernyataan pertama bernilai benar dan
pernyataan kedua bernilai salah atau sebaliknya jika pernyataan pertama bernilai
salah dan pernyataan kedua bernilai benar.

g. Ekuivalen
Ekuivalen adalah dua pernyataan majemuk atau lebih yang memiliki nilai
kebenaran yang sama.

h. Tautologi dan Kontradiksi


Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar disebut tautologi
Kontradiksi yaitu pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah.

i. Kalimat Berkuantifikasi
Proposisi yang memuat kata-kata seperti semua, beberapa, ada, tidak ada
disebut kuantifikasi. Misalnya: Semua dosen itu cerdik, dan Beberapa siswa
berminat menulis.

j. Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(empirik) yang menghasilkan sejumlah pengertian dan konsep. Berpikir kritis
merupakan kegiatan berpikir diawali dengan mengungkapkan permasalahan,
merencanakan penyelesaian, mengkaji langkah penyelesaian, menduga karena
informasi yang tak lengkap,
dan membuktikan teori. Beberapa penalaran dalam berfikir kritis:
Penalaran Induktif
Menyusun kebenaran suatu yang diperoleh dari sejumlah terbatas hasil
pengamatan/ eksperimen ( khusus umum).
Latihan penalaran induktif!
2+4= 1+3=
2+4+6= 1+3+5=
2+4+6+= 1+3+5+=
100 suku 100 suku
Penalaran Deduktif
Kebenaran dari pernyataan baru harus berdasarkan kepada unsur yang
didefinisikan/tidak didefinisikan, aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya ( umum - khusus, atau rumus ke contoh soal).

2. Relasi
Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota dari satu himpunan ke
anggota himpunan yang lain. Cara menyatakan relasi dapat dinyatakan dengan 3
cara yaitu diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.

3. Fungsi
Fungsi yaitu relasi khusus yang memasangkan setiap anggota (domain)
dengan tepat satu anggota (kodomain).

4. Fungsi Linier
Suatu fungsi f(x) dikatakan fungsi linier jika fungsi itu ditentukan oleh () =
+ ,
dimana a 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus.

5. Persamaan Linear
Persaman adalah kalimat terbuka yang mengandung hubungan sama dengan.
Persamaan linear yaitu suatu persamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya
adalah berderajat satu.
a. Persamaan linear satu variabel
b. Persamaan Linear Dua Variabel
c. Himpunan Penyelesaian Persamaan Linear
artinya mencari harga yang memenuhi untuk pengganti variabel pada persamaan
linear yang bersangkutan.

6. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel


Bentuk Umum:
+ =
+ =

, , , , ,
, =
, =
, =
, =

7. Persamaan Kuadrat
adalah persamaan berderajat dua dalam yang dinyatakan dengan:
2 + + = 0; ,, E ; 0
= oefisien dari x2
= koefisien dari
= konstanta
8. Pertidaksamaan Linear
Pertidaksamaan linear yaitu suatu pertidaksamaan dengan variabel paling
tinggi berderajat satu.
Bentuk umum :
+ 0 ; , E , 0
= koefisien dari
= variabel
= konstanta
berarti salah satu relasi dari pertidaksamaan bertanda <,>, <,>

9. Pertidaksamaan Kuadrat
Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu pertidaksamaan yang mempunyai variabel
paling tinggi berderajat dua dan koefisien variabel pangkat duanya tidak sama
dengan
nol. Bentuk umum:
ax2 + bx + c 0; a, b, c R ; a 0
a = koefisien dari x2
b = koefisien dari x
c = konstanta
Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat
Langkah menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat, yaitu:
(i) Ubah bentuk pertidaksamaan ke dalam bentuk umum.
(ii) Tentukan pembuat nol ruas kiri.
(iii) Letakkan pembuat nol pada garis bilangan.
(iv) Substitusi sembarang bilangan pada pertidaksamaan kecuali pembuat nol. Jika
benar, maka daerah yang memuat bilangan tersebut merupakan daerah
penyelesaian.

GEOMETRI DAN PENGANTAR TRIGONOMETRI

1. Sudut
Sudut merupakan suatu daerah yang dibentuk oleh dua buah sinar garis yang
bertemu di satu titik pangkal yang sama. Panamaan sudut di atas adalah < AOB,
atau < O, atau < BOA.
Jenis-jenis Sudut:
a. Sudut lancip, sudut yang besarnya antara 0 dan 90 atau 0< < 90.
b. Sudut siku-siku, sudut yang besarnya 90.
c. Sudut tumpul, sudut yang besarnya 90<< 180 .
d. Sudut lurus, sudut yang besarnya 180 .
e. Sudut refleks, sudut yang besarnya 180 < x < 360.

2. Segitiga
Segitiga ialah bangun yang terjadi dari tiga ruas garis yang dua-dua ujungnya
saling bertemu. Segitiga terbentuk bila panjang sisi terpanjang kurang dari jumlah
panjang dua sisi yang lain. Tiap ruas garis yang membentuk segitiga adalah sisi.
Titik sudut adalah pertemuan ujung ruas garis.
jenis-jenis segitiga:
- Lancip
- Segitiga lancip Sembarang
- Segitiga sama kaki
- Segitiga samasisi
- Segitiga siku-siku sembarang
- Segitiga siku-siku Samakaki
- Segitiga tumpulsembarang
- Segitiga tumpul sama kaki

3. Segi Empat Berdasarkan Unsur-Unsurnya:


a. Persegi
Persegi adalah segiempat yang empat sisi sama panjang dan empat sudutnya
siku-siku, dua sisi yang berdekatan sama panjang.
Dengan kata lain,semua sisi sama panjang, dua pasang sisi sejajar, dan
kedua diagonalnya sama panjang.

b. Persegi Panjang
Persegi panjang adalah segiempat dengan dua pasang sisi sejajar dan
keempat sudutnya siku-siku.

c. Jajargenjang
Jajargenjang adalah segiempat yang sisi-sisinya sepasang sejajar atau dua pasang
sisi yang sejajar.

d. Belah Ketupat
Adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang, atau jajargenjang yang
dua sisinya yang berdekatan sama panjang, atau layang-layang yang keempat
sisinya sama panjang.

e. Layang-layang
Layang-layang adalah segiempat yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang,
dua sisi lainnya sama panjang, ataudua pasang sisi berdekatan sama panjang.

f. Trapesium
Trapesium adalah segiempat yang mempunyai sisi sepasangnya sejajar.

4. Mengidentifikasi Bangun Datar Lingkaran

a. Lingkaran
Yaitu bangun datar yang sisinya selalu berjarak
sama dengan titik pusatnya, tempat
kedudukan titik-titik yang terletak pada suatu bidang, dan
berjarak sama terhadap titik pusat lingkaran.
b. Unsur-unsur Lingkaran
1. Garis tengah (diameter) adalah garis yang membagi dua sama besar
dari suatu lingkara melalui titik pusat.
2. Jari-jari ialah garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan
lingkaran.
3. tali busur.
4. busur.
5. tembereng.
6. juring.

5. Geometri Transformasi Sederhana


Transformasi bidang adalah pemetaan satu persatu dari himpunan semua titik
dalam
bidang pada himpunan itu sendiri. Bangun dari transformasi disebut bayangan.
Ada empat jenis transformasi pada bidang yaitu: pergeseran (translasi),
pencerminan
(refleksi), pemutaran (rotasi) dan perkalian (dilatasi).
a. Pergeseran (Translasi)
Pergeseran yaitu pemindahan semua titik dalam suatu bidang dengan besar dan
arah yang sama.
b. Pencerminan (Refleksi)
Pencerminan yaitu pemindahan semua titik pada bidang dengan jalan membalik
bidang pada suatu garis tertentu/sumbu pencerminan.
c. Pemutaran (Rotasi)
Pemutaran yaitu pemindahan semua titik pada bidang, yang masing-masing
bergerak sepanjang busur lingkaran yang berpusat pada pemutaran.

d. Perkalian (Dilatasi)
Perkalian yaitu suatu pemindahan bidang yang memasangkan setiap P pada
bidang dengan setiap titik P.
6. Pengantar Trigonometri
Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu trgnon (segitiga)
dari tres/tri (tiga) + gonia (sudut) dan metrein/mtron (pengukuran).
Trigonometri digunakan untuk mendeskripsikan suatu
fungsi.

PENGUKURAN

1. Pengukuran Panjang
Ukuran panjang objek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk
menyusun secara berjajar dan berkesinambungan dari ujung objek yang satu ke
ujung objek lain.

2. Pengukuran Luas dan Keliling


Luas suatu daerah yaitu banyaknya satuan ukur luas yang dapat digunakan untuk
menutupi daerah itu secara menyeluruh. Pengukuran luas dapat
menggunakan satuan tidak baku maupun baku.
Keliling suatu objek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk
mengukur panjang objek, mulai titik awal pengukuran dengan menelusuri semua
tepian objek hingga kembali ke titik awal.
Satuan luas:
km2
hm2
dam2
m2
dm2
cm2
mm2

3. Pengukuran Kapasitas, Isi dan Volume


Kapasitas diukur dengan membilang/ menentukan dengan alat ukur tertentu,
sehingga pengukuran kapasitas memunculkan banyak benda maksimal,
millimeter, dan gram maksimal yang dapat dikemas pada suatu kemasan benda.
Volume/isi bangun ruang adalah banyaknya satuan volum (takaran) yang
digunakan untuk mengisi hingga penuh bangun tersebut.
Satuan volume (isi):
km3
hm3
dam3
m3
dm3
cm3
mm3
Konversi satuan ini adalah:
1 liter = 1 dm3 = 1.000 cm3 = 0,001 m3
1 cc = 1 ml = 1 cm3

4. Pengukuran Jarak, Waktu dan Kecepatan


Kecepatan ialah besaran yang merupakan hasil pembagian jarak tempuh
perjalanan dengan waktu untuk menempuh jarak tertentu. Rumus menghitung
jarak, kecepatan dan waktu adalah:
= dibagi
Atau V= S/T
Satuan kecepatan: km/jam atau m/s.
5. Pengukuran Massa dan Berat
Berat merupakan konsep yang seringkali disamakan dengan massa benda.
Padahal berbeda, massa merupakan materi yang
memungkinkan suatu benda menjadi berukuran semakin naik tanpa dipengaruhi
grativitasi bumi.
Berat merupakan ukuran yang dipengaruhi grativasi bumi, kekuatan grativitasi
akan menentukan semakin naik atau tidaknya ukuran berat.

6. Pengukuran Suhu
Pengukuran suhu diartikan membandingkan suhu dengan skala yang terdapat pada
thermometer dengan satuan derajat. Skala pengukuran suhu yang digunakan di
Indonesia adalah derajat Celcius(C) serta skala Fahrenheit(F) dan Reamur(R).
Titik didih dan titik beku air menurut ketiga skala diatas adalah 1000C dan 00C,
2120F dan 00F, dan 800R dan 00R.
Perbandingan ketiga skala pengukuran = C : R : F = 5 : 4 : 9
a. Jika suhu dalam derajat Celcius maka:
C : R = 5 : 4 maka suhu dalam Reamur = 45
C : F = 5 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 95 +32
b. Jika suhu dalam derajat Reamur:
C : R = 5 : 4 maka suhu dalam Celcius = 54
R : F = 4 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 94 +32
c. Jika suhu dalam derajat Fahrenheit:
C : F = 5 : 9 maka suhu dalam Celcius = 59 (32)
R : F = 4 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 49 (32)

Misal:
Seorang buruh jalan memanaskan aspal mencapai suhu 4820F. Berapa derajat
suhunya dalam C dan R?
Penyelesaian:
= 59 (48232)= 59 450=2500
= 49 (48232)= 49 450=2000

7. Pengukuran Debit
Debit adalah kecepatan aliran zat cair yang mengalir persatuan waktu. Rumus
debit air adalah:
Debit (Q) = Volume : waktu atau Q=V/t
contoh:
Sebuah bak mandi diisi air mulai pukul 07.25 sampai dengan pukul 07.55 dengan
debit air 10 liter/menit. Berapa liter volume air dalam bak mandi tersebut?
jawaban:
Diketahui: debit (Q) = 10 L/menit
t = 07.25 07. 55 = 30 menit
ditanyakan: Volume air (V) = ?
Q = Volume (v) : waktu (t)
Volume = debit (Q) x waktu (t)
= (10 r/menit) x (30 menit)
= 300 L

STATISTIKA

1. Pengertian Statistik dan Statistika


Statistik dan Statistika sangat diperlukan dalam menyajikan angka-angka kedalam
sebuah daftar atau tabel disebut sebagai statistik. Sedangkan untuk menarik
kesimpulan informasi yang menjelaskan masalah harus melalui beberapa proses,
yaitu proses pengumpulan informasi, pengolahan informasi, dan proses penarikan
kesimpulan. Untuk itu kita memerlukan pengetahuan tersendiri yang disebut
statistika.
2. Data statistik
Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu
keadaan/ masalah, baik yang berupa angka-angka maupun yang berbentuk
kategori. Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun
angka-angka.
Agar minim kesalahan,data yang baik harus memenuhi syarat yaitu, objektif,
relevan, sesuai zaman, representatif, dan dapat dipercaya.
a. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi yaitu susunan data mulai dari data terkecil sampai
data terbesar yang membagi banyak data kedalam banyak kelas.
Perhatikan data nilai ujian matematika siswa SD berikut:
38 64 43 70 57 52 82 78 49 79
76 81 98 87 88 76 63 48 70 88
66 88 79 59 63 60 83 82 67 60
89 65 70 74 95 99 80 59 71 77
75 67 72 90 70 66 93 78 68 86
43 74 73 83 60 35 73 74 81 56
38 92 71 76 83 86 93 65 51 85
72 82 67 71 54 61 67 68 60 54
langkah-langkah selanjutnya:
1) Rentang data yaitu data terbesar dikurangi data terkecil, data terbesar 99 dan
data terkecil 35 sehingga rentang data: (r) = 99 35 = 64.
2) Banyaknya kelas, gunakan aturan Sturges;
banyaknya data n = 80, banyaknya kelas interval:
k = 1 + (3,3) Log n = 1 + (3,3) Log 80= 1 + (3,3)x 1,9031 = 7,2802.
Banyaknya kelas harus bilangan bulat, boleh membuat daftar dengan
banyaknya kelas 7 atau 8 buah.
3) Menentukan panjang kelas interval p, jika banyaknya kelas diambil 7.
P=64/7=9,14 dibulatkan ke atas menjadi 10.
Syarat: p . k r + 1. Jadi 10 x 7 64 + 1 70 65 benar
4) Pilih ujung bawah kelas, misalnya kita pilih 31. Selanjutnya kita siapkan kolom
tabulasi dan dengan mengambil banyak kelas 7, panjang kelas 10 dan dimulai
ujung
bawah kelas pertama sama dengan 31, diperoleh daftar seperti berikut:
NO NILAI UJIAN TURUS FREKUENSI
1 31-40 III 3
2 41-50 IIIII 5
3 51-60 IIIIIIIIII 10
4 61-70 IIIIIIIIIII 16
5 71-80 IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII 24
6 81-90 IIIIIIIIIIIIIIIII 17
7 91-100 IIIII 5
JUMLAH 80

b. Penyajian Data dalam Bentuk Grafik / Diagram


1) Diagram Batang
2) Diagram garis
3) Diagram Lingkaran
3. Ukuran Pemusatan Data
a. Rata-Rata Data Tunggal
Dengan rumus: jumlah data dibagi banyak data
b. Rata-Rata Data Kelompok
Dengan rumus jumlah data yang dikalikan dibadi banyak data yang sudah
dikalikan
c. Modus Data Tunggal
Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau frekuensinya
paling banyak.
Contoh:
Nilai ujian Matematika SD yang telah diurutkan:
4, 4, 5, 5, 5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9.
Frekuensi terbanyak ada pada nilai 8. jadi, Modus Mo= 8 sebanyak 7
d. Modus Data Kelompok
Mo = b + p b1/(b1+b2)
dimana:
Keterangan:
b = batas bawah kelas/kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = panjang kelas
b1 = frekuensi kelas dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
sebelumnya
b2 = frekuensi kelas dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
berikutnya

e. Median (Me)
Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang sudah diurutkan dari data
yang
terkecil sampai terbesar atau sebaliknya.

Perhatikan data yang telah diurutkan: 3, 3, 4, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6.


Me = (4+5) = 4,5

f. Median data Kelompok


Me = b +p (1/2(n)-F) / f
Keterangan:
b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak
P = panjang kelas median, n = ukuran sampel atau banyaknya data
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median

ILMU PENGETAHUAN ALAM


BAB. 1. MAHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA

1. Gejala Alam Biotik


Pohon, rusa, dan rerumputan termasuk biotic. Sedangkan abiotik misalnya tanah,
air dan batu batuan.
Yang termasuk gejala alam Biotik: fotosintesis, respirasi, pencernaan makanan
serta pertumbuhan.
2. Gejala Alam Abiotik
Gejala ini berkaitan secara fisik dan kimia diluar mahluk hidup. Misalnya : hujan,
erosi, pelapukan, ledakan.
Interaksi Gejala Alam Biotik dan Abiotik:
Biji akan tumbuh menjadi mahluk hidup(Biotik), jika suhu serta tanah dalam
keadaan baik (Abiotik).

BAB. 2. STRUKTUR, FUNGSI DAN SISTEM KEHIDUPAN MAHLUK


HIDUP

1. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses pebuatan makanan oleh tumbuhan dengan bahan
air, karbondioksida serta bantuan cahaya. Proses ini terjadi pada sel
daun(kloroplas) yang mengandung klorofil yang berfungsi menyerap energy dari
cahaya. Apabila energy berasal dari proses kimia missal dengan bakteri maka
proses ini disebut kemosintesis.
2. Sistem Pernapasan Manusia
Bernapas berarti proses memasukkan udara dari luar kedalam tubuh dan
mengeluarkan udara sisa keluar tubuh. Respirasi yaitu proses pembakaran
(oksidasi) senyawa organic didalam sel sehingga diperoleh energi.
Saluran pernapasan manusia:Nares Arterior,Rongga Hidung, Faring,
Laring,Trakea,Bronkus dan Paru-paru . Didalam Alveoli terjadi pertukaran gas
oksigen dengan karbondioksida.
3. Jenis Penyakit/ Kelainan Pada Sistem Respirasi
a. Asfiksi : gangguan pengangkutan o2 ke jaringan.
b. Penyempitan saluran nafas karena; amandel dan polip
c. Jenis radang alat pernafasan:
1) Sinusitis : radang sebelah atas rongga hidung
2) Renitis : di hidung
3) Bronkitis : di bronkus
4) Pleuritis : di pleura
5) Pneumonia : radang pada paru-paru
d. Penyumbatan di rongga faring / laring karena difteri laringitis /tetanus.
e. Orang yang kena shock pusat syaraf,
f. Tuberkulosis (TBC) yaitu berbintil kecil karena infeksi bacterium tuberculesis.
g. Kanker paru-paru: pembengkakan pada paru- paru di duga kanker atau tumor.
h. Keracunan gas, contohnya gas CO, amoniak dan gas klor.
i. Penyempitan atau penyumbatan saluran nafas, dapat disebabkan oleh
pembengkakan kelenjar limfa, misalnya polip dan amandel.
j. Anthrakosis yaitu kelainan pada alat pernafasan yang disebabkan oleh
masuknya debu tambang.
k. Tonsilitis yaitu radang/ infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil.
l. Asma yaitu gangguan rongga saluran pernafasan yang diakibatkan kontraksi
otot polos pada trakea.
m. Influenza disebabkan virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa.
4. Sistem Pencernaan pada Manusia
Agar sehat kita dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang.
Seimbang berarti seimbang antara jenis makanan dengan jumlah kebutuhan.
a. Saluran pencernaan
Saluran atau alat pencernaan terdiri dari rongga mulut, tekak, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, dan anus. 1) Rongga Mulut Makanan mulai
dicernakan secara mekanis maupun kimiawi. Secara mekanis dikunyah oleh gigi
dan lidah. Secara kimiawi dilakukan oleh kelenjar air ludah/glandula salivales. 2)
Lidah (Lingua) fungsi:(1) mengaduk makan dalam rongga mulut, (2) mendorong
pada waktu menelan, (3) mempertahankan makanan saat mengunyah. 3) Tekak
(Faring) merupakan bagian belakang mulut atau bagian atas tenggorokan. 4)
Kerongkongan (Esofagus) Di kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.5)
Lambung (Ventrikel) Lambung adalah bagian saluran pencernaan berupa
kantung besar terletak dalam rongga perut di sebelah bawah tulang rusuk terakhir
agak ke kiri. 6) Usus Halus (Intestinum Tenue) Bentuknya berkelok-kelok,
dengan panjang 8,25 m, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili /
jonjot-jonjot usus.7) Usus Besar (intestinum Crassum) Usus besar terdiri dari
usus tebal (kolon) dan poros usus (rektum). 8) Anus Anus adalah muara akhir dari
saluran pencernaan.
b. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan pada sistem ini dapat disebabkan oleh pola makan yang
salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan.

BAB. 3. ENERGI DAN PERUBAHANNYA

1.Materi dan Perubahannya

Materi diartikan segala yang memiliki massa dan menempati ruang. Berdasarkan
wujudnya, materi dibedakan menjadi zat padat, cair, dan gas.

2. Gaya dan Tekanan

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dikerahkan sebuah benda terhadap benda
lain. Besar gaya diukur dengan neraca pegas, dalam satuan newton (N).

Akibat Gaya terhadap Benda:gaya dapat mengubah kecepatan benda,gaya juga


menyebabkan bentuk benda berubah.
3. Energi
Adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Hukum kekekalan energi
menyatakan bahwa energi dapat berubah bentuk, namun tidak dapat
diciptakan mauoun dimusnahkan. Pesawat sederhana adalah peralatan
yang melakukan usaha dengan hanya 1 gerakan. Jenis pesawat
sederhana, yakni pengungkit (tuas), katrol, roda dan poros, bidang
miring, baji, dan sekrup. Pengungkit: batang yang dapat berputar
terhadap titik statis. Titik tetap pada pengungkit: titik tumpu. Bagian
pengungkit yang dikenai gaya/kuasa: titik kuasa. Bagian pengungkit
yang mengerjakan gaya/beban:titik beban. Katrol:roda beralur dengan
sebuah tali/rantai yang lewat pada alur itu.
4. Suhu dan Kalor
Suhu merupakan tingkat (derajat) panas dinginnya benda. Diukur
dengan termometer. Kalor berpindah dari satu ke benda lain dengan
cara konduksi (sentuhan), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran).
Konduksi adalah perpindahan kalor dari dua benda yang bersentuhan.
Konveksi adalah perpindahan panas akibat geraka medium. Radiasi
adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium/pancaran.
5. Gelombang, Bunyi, dan Optika
Gelombang ialah usikan yang merambat melalui medium. Amplitudo
adalah simpangan terbesar gelombang dari posisi setimbangnya.
Periode menyatakan waktu yang diperlukan oleh satu gelombang (satu
bukit dan satu lembah gelombang atau satu rapatan dan satu
renggangan) untuk melintas, satuan sekon. Frekuensi menyatakan
jumlah gelombang yang melintas tiap sekon, hertz (Hz). Panjang
gelombang adalah jarak satu rapatan ke rapatan berikutnya, satuan
meter (m).
Bunyi
Bunyi berasal dari benda yang bergetar, merambat dalam bentuk
gelombang, hingga akhirnya sampai ke telinga.
Cahaya
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Cahaya merambat lurus,
tidak berhenti kecuali mengenai penghalang. Cermin dirancang untuk
memantulkan cahaya. Cermin dibuat dari lembaran logam yang
mengkilat, kemudian dilapisi kaca di atasnya.
Alat Optik
Adalah alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan
hukum pembiasan. Macam alat optik yaitu mata, lup, mikroskop,
kacamata, periskop, dan teleskop.
6. Kelistrikan dan Kemagnetan
Rangkaian Listrik
Untuk menimbulkan arus, diperlukan sumber tegangan dan
membentuk rangkaian tertutup. Sumber tegangan listik ialah alat yang
menghasilkan beda tegangan listrik. Contoh sumber tegangan listrik:
baterai, aki, dan stop kontak (PLN).Daya dan Energi Listrik
diperoleh dari sumber tegangan. Energi listrik (W) = V X I X t, V =
beda potensial (volt); I = kuat arus (ampere); t = waktu (detik); dan W
= energi (Joule). Daya merupakan energi tiap satuan waktu, atau P =
W/t = V X I
Kemagnetan adalah suatu gaya tarik atau gaya tolak antara kutub-
kutub tidak senama / senama. Semua magnet memiliki dua kutub yang
berlawanan,yaitu kutub utara (U) dan selatan (S).

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB. 1. HAKIKAT PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pendidikan IPS adalah penyederhanaan dari disiplin ilmu sosial, idiologi negara
dan disiplin lainnya serta -masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmia untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah(Muhammad Numan Soemantri,2001).
Mata pelajaran ini memadukan konsep dasar dari berbagai ilmu yang disusun
melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan
kebermaknaannya bagi peserta didik dan kehidupannya.
Untuk SD, IPS merupakan perpaduan mapel sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi
dan antropologi. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang
memiliki keterpaduan yang tinggi. B. Fokus Utama Kajian pembelajaran IPS
di SD
Fokus kajian Pendidikan IPS adalah kehidupan manusia dengan segala aktivitas
sosialnya. Materi pendidikan IPS berasal dari disiplin ilmu sosial yang kemudian
diorganisasi untuk kepentingan pendidikan.
3. Perbedaan IPS dan Ilmu Sosial
Antara IPS dengan Ilmu Sosial mempunyai hubungan yang erat, keduanya sama-
sama mempelajari hubungan timbal balik antar manusia. IPS adalah pengetahuan
terapan yang dilaksanakan dalam kegiatan instuksional di sekolah guna mencapai
tujuan pendidikan, disamping untuk mengembangkan kepekaan anak didik
terhadap kehidupan di sekitarnya.
Hubungan IPS dengan Ilmu-Ilmu Sosial adalah IPS bersumber pada Ilmu-Ilmu
Sosial,atau mengambil bahan dari ilmu-ilmu sosial baik konsep, pengetahuan
maupun teori. Perbedaan antara Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) dengan IPS, sebagai
berikut:
1) Dari tingkatannya , Ilmu-Ilmu Sosial diberikan di tingkat PT/universitas,
sedang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diberikan di pendidikan dasar dan
perguruan tinggi.

2) Dari batasan dan ukurannya, Ilmu-Ilmu Sosial lebih luas dibanding IPS

3) Dari tingkat kesulitannya, Ilmu-Ilmu Sosial menyelidiki aneka ragam human


relationship yang serba kompleks dan hal yang abstrak, IPS menyelidiki konsep-
konsep, dan generalisasi
yang serba sulit.

4) Dari tujuannya, Ilmu-Ilmu Sosial menetapkan kebenaran Ilmiah, sedangkan IPS


mengarah pada penanaman BASK (Behavior, Attitude, Skill, dan Knowledge).

5) Dari pendekatan ,pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial adalah bersifat disipliner,


sedangkan pendekatan IPS bersifat interdisipliner.

6) Kerangka kerja Ilmu-Ilmu Sosial diarahkan pada pengembangan teori dan


prinsip Ilmiah, sedangkan kerangka kerja IPS diarahkan kepada arti praktis dalam
mencari alternatif pemecahan masalah social.

4. Karakteristik Pembelajaran IPS SD


a. IPS merupakan gabungan dari unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan
politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan
dan agama.

b. KD IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan


sosiologi, yang dikemas menjadi materi (tema/sub tema) tertentu.

c. KD IPS menyangkut berbagai masalah sosial dengan pendekatan interdisipliner


dan multidisipliner.

d. Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan


masyarakat.

e. Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi.


5. Ruang Lingkup Pendidikan IPS
1) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup sosial, ekonomi,
psikologi,budaya, sejarah, geografi, dan politik.
2) Ditinjau dari kelompoknya adalah keluarga, rukun tetangga, kampung, warga
desa, organisasi masyarakat dan bangsa.

3) Ditinjau dari tingkatannya yaitu lokal, regional dan global.

4) Ditinjau dari interaksi: kebudayaan, politik dan ekonomi.

Permendiknas 2006 tentang Standar Isi, ruang lingku IPS meliputi: (a) Manusia,
tempat, dan lingkungan; (b) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (c) Sistem
sosial dan budaya; dan (d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai
gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.

6. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka
terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun masyarakat.
Pembelajaran IPS ,bertujuan dalam pengembangan kemampuan intelektual, dan
rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan
diri siswa sebagai pribadi.
Pendapat lain menyatakan bahwa tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial
ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah
sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat.
Tujuan dapat dicapai jika program pelajaran IPS diorganisasikan secara baik.
Rumusan tujuan tersebut:
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya,
melalui pemahaman nilai sejarah dan kebudayaan.
b. Memahami konsep dasar da menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu
sosial yang dapat digunakan memecahkan masalahl.
c. Mampu menggunakan model serta membuat keputusan.
d. Mampu membuat analisis yang kritis dan mengambil tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi.

7. Fungsi IPS

Fungsi IPS diberikan di SD adalah:


a. Agar peserta dapat mensistematisasikan bahan, informasi dan kemampuan yang
telah dimiliki tentang manusia dan lingkungan menjadi bermakna;
b. Peserta didik dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial
c. Peserta didik dapat mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan
social.

8. Sumber dan Bahan Materi IPS


Lima macam sumber materi Ilmu Pengetahuan Sosial:
a. Segala sesuatu /apa saja dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah,
desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas.
b. Kegiatan manusia: pekerjaan, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi,
dan transportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya
d. Kehidupan masa lampau,
e. Anak sebagai sumber materi meliputi makanan, pakaian, permainan, dan
keluarga.

Ada juga sumber dan bahan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lain:
a. Lingkungan sosial: sosial ekonomi, sosial politik, keamanan dan ketertiban.
b. Lingkungan alam: tanah, air, udara.
c. Lingkungan masyarakat dan budaya
d. Nara sumber: tokoh , peserta didik, pejabat,dan pegawai.

Uraian sumber bahan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS):


a. Geografi
Dasar-dasar keilmuan geografi menyelidiki aspek fisik alamiah, hubungan
manusia dengan lingkungan sosial, dan mempelajari tentang bumi, tanah, air,
udara, iklim, sampai flora dan fauna, serta bumi dalam tata surya. Konsep dasar
geografi: lingkungan, keruangan, wilayah, biotik dan abiotik, sumber produksi,
penduduk, bola dunia, dan iklim.
b. Ekonomi
Cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bercocok tanam, berburu,
beternak, menangkap ikan dan lainnya.
Masalah pokok ekonomi bersumber pada ketimpangan kebutuhan manusia
dibandingkan alat pemenuhannya. Kebutuhan tidak terbatas, sedangkan alat
pemuas kebutuhan berupa barang/jasa terbatas.
Konsep dasar ekonomi lain: kelangkaan, pembagian kerja, barang, jasa,
kemakmuran, produksi, distribusi, konsumsi, pasar, uang, harga, kredit, dan
tabungan.
c. Sosiologi
1) Sosiologi sebagai ilmu yang menyelidiki interaksi manusia dan timbal balik
dalam kehidupan masyarakat.
2) Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku interaksi manusia dengan
lainnya.
3) Sosiologi sebagai pengkajian terhadap sistem sosial secara sistematis.
Konsep dasar sosiologi: mempelajari masalah lembaga masyarakat (pendidikan,
kesenian, keagamaan), kebudayaan dan kepribadian, struktur sosial, dinamika
kelompok.
d. Sejarah
Merupakan cabang ilmu yang mencatat dan menjelaskan peristiwa masa lampau
sebagai sesuatu tahapan proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tujuan
mempelajari sejarah ialah menafsirkan keadaan masa kini dengan analisis dan
pemahaman peristiwa lampau dan membuat peta prediksi untuk masa akan
datang. Konsep dasar sejarah: waktu, perubahan, perkembangan.
e. Antropologi
Dalam Antropologi dibahas pemahaman perilaku manusia sebagai makhluk sosial
dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sebagai ciri yang
membedakan dari makhluk lainnya. Proses ini menimbulkan kebudayaan /hasil
budidaya. Kebudayaan bukan warisan, tetapi harus dipelajari, karena merupakan
produk dari perilaku manusia itu sendiri.
f. Politik
Sasaran dari pembahasan ini ialah berhubungan dengan pemerintahan, serta cara
terbaik mengatur tata kehidupan masyarakat. Orientasi ini berpendapat bahwa
sasaran ilmu politik:
1) Pelaku politik (political actors), yaitu mereka yang giat dalam proses politik.
2) Penerapan metode empiris dan analisis kuantitatif dari ilmu lain.
3) Menarik konsep baru dalam rangka pengembangan generalisasi dan teori,
Konsep dasar Politik,: Negara, kekuasaan, sistem politik, pemerintah, rakyat,
hukum, UUD, keadilan, proses peradilan, dan DPR.
g. Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan fungsi mental
manusia.

9. Nilai dalam pembelajaran IPS


Nilai adalah harga atau hal penting/berguna bagi manusia. Sistem nilai adalah
keyakinan, kepercayaan, norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh
seseorang atau kelompok masyarakat.
Menurut Ahli( Paul Suparno,2001), sikap dan tingkah laku diantaranya:
(1) Sikap penghargaan kepada setiap manusia didunia
(2) Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah,
setia,serta sopan, dan
(3) Sikap demokratis/menghargai pendapat orang lain dan mau hidup
bersama.
(4) Kebebasan dan tanggung jawab serta Penghargaan terhadap alam
(5) Penghormatan kepada Sang Pencipta dan Beberapa sikap pengembangan
sebagai pribadi manusia seperti disiplin, bijaksana,
cermat, mandiri, percaya diri, semuanya lebih menunjang penyempurnaan
diri pribadi.

10. Keterampilan Dasar dalam IPS

Keterampilan dasar IPS:


1) Work-study skills, misalnya adalah membaca, membuat outline dan peta serta
menginterpretasikan grafik.
2) Group-process skills, contohnya berpikir kritis dan pemecahan masalah.

3) Social-living skills, seperti tanggung jawab, bekerja sama , hidup dalam suatu
kelompok.

Keterampilan IPS:
(1) Keterampilan Penelitian
(2) Keterampilan Berpikir
Berpikir kritis ialah melihat hal dengan jelas. Berpikir kreatif adalah melihat
dengan kreatif.
(3) Keterampilan Berpartisipasi Sosial
(4) Keterampilan Berkomunikasi

BAB. 2. SEJARAH INDONESIA KEBHINEKAAN MASYARAKAT


INDONESIA DAN DINAMIKA GLOBAL
1. Kegunaan Mempelajari Sejarah
(a) Kegunaan Edukatif
Edukatif berarti pendidikan. Apa yang terjadi pada masa lalu harus menjadi
pelajaran, dan hikmah dapat diambil dari apa yang pernah terjadi.
(b) Sejarah berguna memberikan inspirasi (ilham)
Berbagai kisah sejarah yang terjadi memberikan inspirasi (ilham).
(c) Sejarah dapat berguna sebagai rekreatif
Sejarah memberikan kesenangan dan rasa estetis karena penulisan sejarah mampu
menarik pembaca berkreasi.
(d) Bersifat Instruktif
Instruktif diartikan pengajaran, artinya keterampilan yang diperoleh dari
pengajaran sejarah.
2. Pengaruh Kebudayaan India ( Hindu dan Budha )
a. Awal mula kedatangan kebudayaan India
Pada abad pertama masehi, terjadi pertemuan antara kebudayaan asli Indonesia
dengan kebudayaan luar, yaitu kebudayaan Hindu dari India. Masuknya pengaruh
Kebudayaan Hindu ini menandai berakhirnya jaman prasejarah dan mulai
membawa bangsa Indonesia ke dalam jaman sejarah. Menurut sebagian ahli
sejarah, kebudayaan India dibawa oleh para pedagang India dan
ditelusuri dengan ditemukannya batu-batu tertulis di Kutai (Kalimantan Timur)
dan Jawa Barat. Huruf Pallawa adalah huruf yang digunakan di India Selatan
antara abad ke 3 - 7. Bahasa Sansekerta adalah bahasa resmi di India.

b. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha


1) Kerajaan Kutai, tertua di Indonesia terdapat di Kalimantan Timur. Ditemukan
prasasti dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta sekitar tahun 400 M. Raja
yang terkenal adalah Mulawarman.
2) Kerajaan Taruma nagara, Jawa Barat 400 - 500 M. Raja Purnawarman, prasasti
(Kebon Kopi, Ciaruteun, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten), di daerah Jakarta
(Tugu, Cilincing), di Banten Selatan (Lebak, Muncul), Hindu, raja Purnawarma.
3) Kerajan Sriwijaya, Sumatera/ abad ke-7, kerajaan Tulang Bawang (Sumatera
Selatan), Melayu (Jambi), dan Sriwijaya (Sumatera Selatan). Kerajaan ini
merupakan pusat agama Budha. Guru yang terkenal adalah Sakyakirti.
4) Kerajaan Mataram Hindu dan Budha, berdasarkan prasasti Canggal tahun 732,
dikenal kerajaan Hindu, raja Sanna yang diganti Sanjaya. Sanjaya menciptakan
kemakmuran, ketenteraman rakyatnya.
5) Sanjaya dan Sailendra. Abad ke-8 dan 9 di Jawa Tengah, berkuasa dua kerajaan
berbeda agama, yaitu wangsa Sanjaya/Hindu dan Sailendra/ Budha.
6) Sailendra berkuasa tahun 750 - 850. Candi Kalasan, candi Ngawen, candi
Borobudur (Samaratungga). Abad ke-9 dua keluarga ini bersatu dengan
perkawinan antara Rakai Pikatan (Sanjaya) dengan Pramudawardani
(Samaratungga).
7) Kerajaan Kanjuruan. Jawa Timur tahun 760, prasasti Dinoyo huruf
Kawi,bahasa Sansekerta.
8) Kerajaan Kediri, 1042 - 1222. Raja Kameswara. Kitab samarandana.
9) Kerajaan Singasari tahun 1222 129, raja Ken Arok.
10) Kerajaan Majapahit, 1293 1528. Raja Raden Wijaya, Raja terkenal adalah
Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada. Hasil kesusastraan jaman ini adalah
Negarakertagama (mpu Prapanca) dan Sutasoma (mpu Tantular).

c. Pengaruh Kebudayaan Islam


Kedatangan Islam pertama kali diperkirakan di Aceh. Bukti dengan adanya
makam raja Islam yaitu Sultan Malik al Saleh. Pedangan Islam dari Gujarat yang
menyiarkan Islam pertama di Indonesia dan berlangsung dengan damai.
1. Kerajaan Islam di Indonesia
a. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Islam pertama yang terletak di aceh, Indonesia. Raja pertama adalah
Sultan al-Saleh.

b. Kerajaan Malaka.
Raja pertamanya Iskandar Syah. Di bawah Sultan Mudzafar Syah (1445-1458)
Malaka menjadi pusat perdagangan antara

c. Kerajaan Demak 1500 - 1550.


Merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa. Didirikan oleh Raden Patah.
Putranya bernama Pati Unus Atau Pangeran Sabrang Lor sangat berjasa dalam
meluaskan dan memperkuat kedudukan, termasuk mengadakan serangan ke
Malaka.

d. Kerajaan Mataram.
Mengalami jaman keemasan pada masa Raden Rangsang (1613 - 1645) atau
Sultan Agung.

e. Kerajaan Banten.
Banten diislamkan oleh Fatahillah atas nama raja Demak. Fatahillah terkenal
dengan sebutan Sunan Gunung Jati karena jasanya dalam mensiarkan agama
islam.

3. Pengaruh Kebudayaan Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia

Agama Islam yang masuk secara damai, ternyata membawa pengaruh besar
terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam pikiran sebagian besar bangsa
Indonesia. Pengaruh kebudayaan Islam memberi corak khusus pada kebudayaan
bangsa Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan yang bercorak Islam dalam bentuk
bangunan dan adat-istiadat,dan alam fikiran masyarakat. Hasil kebudayaan yang
bercorak Islam antara lain masjid, makam, seni ukir, kesusastraan, dan lain-lain.

4. Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan

Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 8 Maret 1942, maka masa
pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia berakhir. Kedatangan Jepang ke
Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia karena diharapkan dapat
melepaskan diri dari penderitaan yang berkepanjangan.
Dalam peperangan Asia Timur Raya tahun 1944, Jepang sudah terdesak oleh
pasukan Sekutu. Sehingga tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Kaiso
mengumumkan bahwa pemerintah Jepang memperkenankan daerah Indonesia
untuk merdeka kemudian hari. Janji ini menarik simpati bangsa Indonesia
terhadap Jepang dalam peperangan.
Janji ini mulai dilaksanakan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI (Dokuritzu Jumbi Cosakai) tanggal
28 Mei 1945, beranggota 60 orang dan diketuai oleh K.R.T Radjiman
Wediodiningrat.
Sidang pertama membahas tentang dasar negara Indonesia merdeka. Tiga orang
anggota mengajukan usulan tentang dasar Negara, yaitu Mr. Muh Yamin, Prof.
Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno. Usulan Ir Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945
diberi nama Pancasila.
Pada 22 Juni 1945 Panitia 9 BPUPK berhasil menyusun Piagam Jakarta yang di
dalamnya terdapat rumusan dasar Negara. Pada tanggal 7 Agustus 1945 pihak
Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Jumbi
Inkai) /PPKI dengan anggota 21 orang diketuai Ir. Soekarno. Tanggal 9 Agustus
1945 Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta , dan Dr. Radjiman Wediodiningrat
dipanggil oleh Jenderal Terauci ke Dalat (Vietnam Selatan). Dalam pertemuan ini
tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal Terauci menyampaikan pesan bahwa
pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia.
Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta menginginkan masalah proklamasi
kemerdekaan dibicarakan dulu dalam rapat dengan anggota PPKI. Tetapi para
pemuda keberatan,pemuda menganggap bawa PPKI bentukan Jepang, sehingga
kemerdekaan seolah-olah hadiah dari Jepang.
Perbedaan pendapat antara para pemuda dengan kaum tua memuncak dengan
adanya Peristiwa Rengasdengklok. Pada 16 Agustus1945 subuh para pemuda
membawa Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok. Para pemuda
bermaksud menekan beliau berdua untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan
yang lepas dari pengaruh Jepang.
Pada pukul 23.00 malam Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta menuju rumah
Laksamana Tadashi Maeda (Perwira Jepang) Di rumah Maeda inilah naskah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibuat. Ir. Soekarno yang menulis konsep ,
Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo menyumbangkan pikiran
mereka secara lisan.
Teks Proklamasi itu diketik oleh Sayuti Melik disertai beberapa perubahan yang
telah disepakati. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00, di Jalan Pegangsaan
Timur No 56, Teks Proklamasi itu dibacakan oleh Ir. Soekarno disaksikan para
tokoh pejuang kemerdekaan.
Dengan dibacakannya Teks Proklamasi Kemerdekaan itu, maka bangsa Indonesia
menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
5. Kebhinekaan Masyarakat Indonesia dan Kehidupan Global

Kebhinekaan di sini dimaknai sebagai keragaman, kemajemukan. keragaman


diartikan sesuatu yang bermacam-macam atau berjenis.
Dalam konteks ini, keragaman adalah suatu keadaan masyarakat yang berbeda
suku, agama, bahasa, dan budaya.
(1) Berbagai Bentuk Kebhinekaan
a. Keragaman Suku Bangsa
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keragaman budaya, adat istiadat,
serta suku bangsa. Terdapat lebih dari 300 suku bangsa yang mendiami berbagai
pulau di negara kita.
b. Keragaman Budaya
1) Keragaman Bahasa
Rumpun bahasa daerah DI Indonesia terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu
Austronesia dan non Austronesia..
Menurut Abdul R.P (LIPI) jumlah bahasa daerah terancam punah yaitu 169
bahasa etnis.
2) Keragaman Sistem Peralatan serta Teknologi
Sistem peralatan hidup dan teknologi adalah alat yang digunakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan dengan menggunakan cara yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Busana termasuk hasil teknologi, dibuat dengan menggunakan bahan
baku dari alam sekitar dan dibuat secara sederhana dan dengan teknologi
tradisional.
3) Keragaman Adat Istiadat
Setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda, seperti pada upacara
pernikahan, kelahiran anak, orang yang meninggal, upacara untuk keselamatan
lingkungan.
4) Keragaman kesenian daerah
Misalnya: seni tari, tembang atau lagu daerah, seni sastra, seni pertunjukan, seni
lukis, seni musik.

(3) Dinamika kehidupan global

Merupakan suatu keniscayaan, terutama kemajuan ipteki. Kehidupan ini


menyebabkan perubahan-perubahan dalam semua aspek kehidupan.
a. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya
1) Perubahan Sosial Budaya Lambat
Perubahan ini disebut dengan evolusi karena memerlukan serangkaian perubahan-
perubahan kecil dan dalam waktu yang cukup lama.
2) Perubahan Sosial Budaya Cepat
Disebut juga dengan revolusi karena perubahan yang terjadi secara dan
menyangkut sendi-sendi dalam kehidupan masyarakat.
3) Perubahan Sosial Budaya Kecil
Perubahan sosial budaya kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur struktur
sosial namun tidak mempengaruhi masyarakat secara langsung, misalnya
kegemaran masyarakat pada celana pensil.
4) Perubahan Sosial Budaya Besar
Adalah perubahan yang memberi pengaruh besar di masyarakat, misalnya
perubahan rezim pemerintahan yang mempengaruhi seluruh kebijakan.
5) Perubahan Sosial Direncanakan
Merupakan perubahan yang direncanakan oleh agen perubahan (pihak yang ingin
melakukan perubahan).
6) Perubahan Sosial yang Tidak Direncanakan
Merupakan perubahan yang terjadi begitu saja, di luar pengawasan masyarakat
dan menyebabkan timbulnya akibat sosial yang diharapkan.

b. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya


1) Perubahan Penduduk
Perubahan penduduk terjadi jika bertambah/berkurangnya jumlah penduduk.
Pertambahan ini dapat disebabkan oleh kelahiran dan migrasi. Adapun
berkurangnya jumlah penduduk disebabkan kematian dan migrasi.
2) Penemuan baru
3) Konflik/pertentangan dalam masyarakat
Terjadi karena adanya perbedaan kepentingan. Misalnya teknologi internet yang
membuat setiap orang dapat mengakses informasi secepat mungkin.
4) Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses Perubahan


1) Faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan
a) Hubungan dengan kebudayaan lain.

b) Pendidikan yang maju.

c) Menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju.

d) Toleransi terhadap perbuatan menyimpang

e) Masyarakat yang terbuka.

f) Penduduk heterogen.

g) Ketidakpuasan terhadap bidang kehidupan tertentu.

h) Orientasi masa depan.

i) Meningkatkan taraf hidup.

2) Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan


a) Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.

b) Perkembangan IPTEK yang terlambat.

c) Masyarakat yang tradisional.


d) Adanya kepentingan yang tertanam dengan kuat.

e) Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.

f) Prasangka terhadap hal baru.

g) Hambatan ideologis dan Adat kebiasaan serta Nilai pasrah.

BAB. 3 . SUMBER DAYA ALAM, IPTEK, KEGIATAN EKONOMI,


KENAMPAKAN ALAM DAN SISTEM ADMINISTRASI WILAYAH
INDONESIA

1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Kesejahteraan Masyarakat


Sumber daya alam dibagi dua,yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui
dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam juga
dibagi dua, yakni :
(1) sumber daya alam hayati.
(2) sumber daya alam non hayati.
a. Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam Hayati
Sumber daya alam yang berasal dari tumbuhan disebut sumber daya alam nabati,
sedangkan yang dari hewan disebut sumber daya alam hewani.
1) Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam Nabati
Sebagai tanaman budidaya pangan, sandang, bahan baku kayu olahan, dan obat-
obatan.
2) Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam Hewani
Sumber daya alam hewani sebagai sumber pangan untuk memenuhi kebutuhan
manusia yaitu sebagai makanan sehari-hari, seperti: ikan, sapi, kambing, ayam.
b. Fungsi dan Peran Sumber Daya Alam Non Hayati
Contoh sumber daya alam non hayati, yaitu: bahan tambang, tanah, air, panas
bumi, dan udara.

2. Kegiatan Ekonomi untuk Meningkatkan Kehidupan Masyarakat

a. Pertanian
Pertanian yaitu jenis usaha yang mengolah tanah untuk ditanami satu atau
berbagai jenis tanaman. Misalnya: padi, palawija, dan buah-buahan.
b. Industri
Industri yaitu usaha yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.
c. Perdagangan
Yaitu jenis usaha yang menjual barang-barang hasil produksi dari suatu
perusahaan kepada pengusaha lain atau pemakai barang.
d. Jasa Merupakan jenis usaha yang tidak menghasilkan barang tetapi lebih
menitikberatkan pada pelayanan terhadap konsumen. Jenis ini mengutamakan
keahlian atau keterampilan.Contoh: guru, dokter, paramedic.
e. Usaha yang Dikelola Sendiri dan Kelompok
1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a) Perusahaan jawatan
Adalah perusahaan negara yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
bukan mencari keuntungan semata.
b) Perusahaan umum (perum)
Adalah perusahaan yang seluruh modalnya diperoleh dari negara.
c) Perusahaan perseroan atau persero.
2) Badan Usaha Swasta
a) Perusahaan perorangan
Adalah badan usaha yang dimiliki satu orang saja,dijalankan sendiri oleh
pemiliknya.
b) Firma
Yaitu badan usaha yang dimiliki oleh orang banyak.
c) Perseroan Terbatas (PT)
Adalah badan usaha yang modalnya dihimpun dari beberapa orang dengan
menjual saham.
d) Persekutuan Komanditer (CV)
3) Koperasi
Koperasi adalah bentuk usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Tujuan
koperasi adalah untuk kesejahteraan anggota.
4) Yayasan
Merupakan badan usaha nirlaba, yang tidak bertujuan untuk mendapat
keuntungan.
3. Penggunaan ICT dalam Pembelajaran IPS SD
Media seperti Radio, TV, Internet dan lain-lain merupakan sumber belajar yang
berharga bagi pendidikan IPS di SD. Berita Radio berisi tentang kejadian di
bidang ekonomi, politik, pendidikan dan sosial budaya di lingkungan setempat,
lingkungan nasional dan dunia.
Internet juga dipakai sebagai sumber belajar yang berharga bagi pembelajaran
IPS karena informasi mengenai berbagai aspek kehidupan dapat diperoleh di
internet.

4. Keragaman Kenampakan Alam dan Buatan serta Pembagian Wilayah


Waktu
Secara geografis di antara dua Samudra, yaitu Samudra Hindia dan Pasifik. Dan
diapit oleh dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Letak secara
astronomis adalah 60 LU-110 LS dan 950 BT-1410 BT.
b. Kenampakan Alam Buatan di Indonesia
Lingkungan buatan adalah daerah yang sengaja dibuat untuk kepentingan tertentu.
Kenampakan alam buatan, antara lain sebagai berikut: Waduk, Pelabuhan, Kebun
Binatang, Bandar Udara, Perkebunan, Kawasan Industri/Pabrik.
c. Pembagian Waktu di Indonesia
Wilayah Indonesia terbentang pada garis bujur 95BT 141BT. Waktu 24 jam.
Satu jam rentangnya adalah 360:24 atau 15 derajat. Indonesia memiliki wilayah
46 derajat, maka terbagi menjadi tiga daerah waktu.
5. Sistem Administrasi Wilayah Indonesia
Sistem administrasi negara Ialah keseluruhan penyelengaraan kekuasaan
pemerintah negara Indonesia dengan memanfaatkan dan mendayagunakan segala
kemampuan aparatur negara serta segenap dana dan daya demi tujuan nasional
yang ditetapkan dalam UUD 1945.
Syarat berdirinya suatu negara yaitu : (1) wilayah, (2) pengaturan, (3) rakyat dan
(4 pemerintahan.
Deklarasi Juanda menyatakan letak geografis Indonesia adalah negara kepulauan

dengan sifat dan corak tersendiri.

B.Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan/Mentoring

1.Materi yang sudah dikuasai

2.Materi yang belum dikuasai

C. Materi EssensialTetapi Tidak Ada Dalam Sumber Belajar

MATEMATIKA: Operasi Hitung Bilangan Pecahan pada pecahan desimal,

persen dan pecahan senilai.

IPA: PERKEMBANGBIAKAN MAHLUK HIDUP

IPS: GLOBALISASI

PKn:

Sistem pemerintahan negara republik indonesia,

Peran negara kita di dunia Internasional

BAHASA INDONESIA:

Mengisi daftar riwayat hidup

Menulis teks pidato

Jenis surat
D. Materi Tidak Essensial Tetapi Ada Dalam Sumber Belajar

MATEMATIKA: Logika, penalaran dan aljabar serta trigonometri.

IPA: GAYA DAN TEKANAN, GELOMBANG.

IPS: ILMU ILMU SOSIAL, EMPAT SUMBER BAHAN IPS SEPERTI

GEOGRAFI, EKONOMI,SOSIOLOGI, SEJARAH, DAN ANTROPOLOGI.

PKN:

Hak asasi manusia dan penegakan hukum di indonesia

BAHASA INDONESIA:

Hakikat pemerolehan bahasa dan Apresiasi sastra.

E.Kemajuan Menyelesaikan Latihan Soal Uraian

1.Soal Uraian Yang Dapat Diselesaikan Tanpa Bantuan Mentor

2. Soal Uraian Yang Dapat Diselesaikan Setelah Mendapat Bantuan Mentor

3.Soal Uraian Yang Belum Dapat Diselesaikan Atau Belum Sempat Dilakukan

Pembimbingan Oleh Mentor

BAB III. PENUTUP


BAB I. SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK

A. Ringkasan Materi
4. Pengembangan Pendidikan Karakter dan Potensi Peserta Didik
Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan individu
aktif dengan berbagai karakteristiknya, sehingga dalam proses
pembelajaran terjadi interaksi timbal balik, baik antara guru dengan
siswa maupun antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, salah
satu dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah
memahami karakteristik anak didik, sehingga tujuan pembelajaran,
materi yang disiapkan, dan metode yang dirancang untuk
menyampaikannya sesuai dengan karakteristik siswa.
Teori perkembangan menurut Jean Piaget (Harre dan Lamb,
1988). Teori-teorinya lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek
perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam
empat tahap, yaitu:
e. Tingkat Sensori-motor
Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling.
Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak
reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja. Tingkat
sensori-motor menepati dua tahun pertama dalam kehidupan.
f. Tingkat Pra-operasional
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut
juga dengan masa intuitif, anak mulai mengembangkan
kemampuan menerima stimulus secara terbatas. Kemampuan
bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum dapat
berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang
masih terbatas. Tingkat ini ialah umur antara 2 hingga 7 tahun.
g. Tingkat Operasional Konkret
Tahap ini juga disebut masa performing operation. Pada
masa ini, anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas
menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan,
melipat, dan membagi. Periode operasional konkret adalah
antara umur 7 11 tahun.
h. Tingkat Operasional Formal
Tahap ini disebut masa proportional thinking. Pada masa
ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, seperti berfikir
secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, mampu
berfikir secara abstrak dan secara reflektif, serta mampu
memecahkan berbagai masalah. Pada umur kira-kira 11 tahun.
Kemajuan utama pada anak selama periode ini ialah bahwa
ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau
peristiwa-peristiwa konkret; ia mempunyai kemampuan untuk
berpikir abstrak.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional
konkret mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:
- mulai memandang dunia secara objektif,
- mulai berpikir secara operasional,
- mempergunakan cara berpikir operasional untuk
mengklasifikasikan benda-benda,
- membentuk dan mempergunakan keterhubungan
aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan
mempergunakan hubungan sebab akibat
- memahami konsep 10 substansi, volume zat cair,
panjang, lebar, luas, dan berat.
Sedangkan perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
antara lain anak telah dapat :
- mengekspresikan reaksi terhadap orang lain
- mengontrol emosi
- berpisah dengan orang tua dan
- belajar tentang benar dan salah.
Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki
tiga ciri, yaitu: konkrit, integratif, dan hirarkis. Konkrit
mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang
nyata, yakni segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dibaui,
diraba, dan dikotak-katik, dengan titik penekanan pada
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Integratif, pada
tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang
dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini
melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal
umum ke bagian demi bagian. Sedangkan hirarkis, pada tahapan
usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih
kompleks.
Berdasarkan karakteristik perkembangan peserta didik anak
usia sekolah dasar tersebut, maka guru sekolah dasar harus
mampu mengidentifikasi potensi, pengetahuan awal, dan
mendiagnosis kesulitan peserta didik dalam pembelajaran lima
mata pelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
5. Teori Belajar
Ada beberapa teori belajar yang melandasi guru-guru
sekolah dasar dalam merancang, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran lima mata pelajaran, yaitu :
5. Teori belajar Vygotsky
Menurut pandangan konstruktivisme tentang belajar,
individu akan menggunakan pengetahuan siap dan pengalaman
pribadi yang telah dimilikinya untuk membantu memahami
masalah atau materi baru.
Lev Semenovich Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam
mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan
sosial. Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu
3) Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak
antara tingkat perkembangan aktual (yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri).
4) Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan
kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran,
kemudian mengurangi bantuan dan memberikan
kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang
semakin besar setelah ia dapat melakukannya.

6. Teori Belajar Van Hiele


Van Hiele adalah seorang guru bangsa Belanda yang
mengadakan penelitian dalam pembelajaran geometri.
Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa
kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak
dalam memahami geometri, yaitu :
f) Tahap Visualisasi (Pengenalan)
g) Tahap Analisis (Deskriptif)
h) Tahap Deduksi Formal (Pengurutan atau Relasional)
i) Tahap Deduksi
j) Tahap Akurasi (tingkat metamatematis atau keakuratan)
Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap
perkembangan kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele
juga mengemukakan bahwa terdapat tiga unsur yang utama
pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan
metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat
mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak
kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya.

7. Teori Belajar Ausubel


Ausubel (dalam Dahar, 1988:137) mengemukakan bahwa
belajar bermakna adalah suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Suatu pembelajaran dikatakan bermakna
apabila melalui prasyarat belajar, yaitu:
c. Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial.
Dikatakan bermakna secara potensial apabila materi
tersebut memiliki kebermaknaan secara logis dan gagasan
yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa.
d. Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan
belajar bermakna sehingga mempunyai kesiapan dan niat
dalam belajar bermakna.
Kondisi-kondisi atau ciri-ciri belajar bermakna sebagai berikut:
- Menjelaskan hubungan atau relevansi bahan-bahan baru
dengan bahan-bahan lama.
- Lebih dulu diberikan ide yang paling umum dan
kemudian hal-hal yang lebih terperinci
- Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahan baru
dengan bahan lama
- Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai
sepenuhnya sebelum ide yang baru disajikan.
Ausubel (Dahar , 1989 : 141) menyebutkan ada tiga kebaikan
dari belajar bermakna yaitu:
- Informasi yang dipelajari lebih lama untuk diingat.
- Memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi
pelajaran yang mirip.
- Mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah
terjadi lupa.

Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada


beberapa prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang perlu kita
perhatikan, yaitu :
e. Pengatur awal
f. Diferensiasi Progresif
g. Belajar Superordinat
h. Penyesuaian integrative
8. Teori Belajar Bruner
Bruner (1966) mengemukakan bahwa terdapat tiga sistem
keterampilan untuk menyatakan kemampuan-kemampuan
secara sempurna. Ketiga sistem keterampilan itu adalah yang
disebut tiga cara penyajian (modes of presents), yaitu:
1) Cara penyajian enaktif
Cara penyajian enaktif adalah melalui tindakan, anak
terlibat secara langsung dalam memanipulasi (mengotak-
atik ) objek, sehingga bersifat manipulatif. Anak belajar
sesuatu pengetahuan secara aktif, dengan menggunakan
benda-benda konkret atau situasi nyata.
2) Cara penyajian ikonik
Cara penyajian ikonik didasarkan pada pikiran internal
dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian
gambar-gambar atau grafik, yang dilakukan anak
berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran
dari objek-objek yang dimanipulasinya.
3) Cara penyajian simbolik
Cara penyajian simbolik didasarkan pada sistem berpikir
abstrak, arbitrer, dan lebih fleksibel. Dalam tahap ini anak
memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek
tertentu.
6. Model Model Pembelajaran
4) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem - Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehari-hari
(otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan
oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan keterampilan
berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan
sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau
memperoleh pengetahuan baru. Pemilihan masalah dilakukan atas
pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar.
Prinsip prinsip Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu :
1. Penggunaan masalah nyata (otentik)
2. Berpusat pada peserta didik (student centered)
3. Guru berperan sebagai fasilitator
4. Kolaborasi antarpeserta didik
5. Sesuai dengan paham kontruktivisme yang menekankan pada
peserta didik untuk secara aktif memperoleh pengetahuannya
sendiri
Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah, sebagai berikut:
6. Orientasi terhadap masalah
7. Organisasi belajar
8. Penyelidikan individual maupun kelompok
9. Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah
10. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
5) Pembelajaran Berbasis Projek (Project-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah kegiatan
pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Pembelajaran Berbasis Projek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan projek sebagai langkah awal
dalam mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan baru
berdasarkan pengalaman nyata.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah sebagai
berikut:
a. Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru dalam
pembelajaran
b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan
masalah projek.
c. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah
projek yang kompleks dengan hasil produk nyata berupa
barang atau jasa.
d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan
tugas/projek.
e. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP
yang bersifat kelompok.
Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis projek adalah sebagai
berikut:
f. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan
tugas-tugas projek pada kehidupan nyata untuk memperkaya
pembelajaran.
g. Tugas projek menekankan pada kegiatan penelitian
berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan.
h. Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari
suatu kompetensi dasar tertentu atau gabungan beberapa
kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran, atau gabungan
beberapa kompetensi dasar antarmata pelajaran.
i. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan
menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan
dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam
bentuk produk (laporan atau hasil karya).
j. Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas
mandiri dalam fasilitasi dan monitoring oleh guru.
Langkah langkah dalam pembelajaran PBP, yaitu:
7. Penentuan projek
8. Perancangan langkah langkah penyelesaian projek
9. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek
10. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru
11. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek
12. Evaluasi proses dan hasil projek
6) Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning)
Pembelajaran menemukan (Discovery Learning) adalah
pembelajaran untuk menemukan konsep, makna, dan hubungan
kausalmelalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik.
Ciri ciri pembelajaran menemukan (Discovery Learning), yaitu:
1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan
2. Berpusat pada peserta didik
3. Kegiatan yang menggabungkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang sudah ada
Karakteristik pembelajaran menemukan (Discovery Learning),
yaitu:
4. Guru sebagai pembimbing
5. Peserta didik sebagai seorang ilmuwan
6. Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik
melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan,
mengkategorikan, menganalisis serta membuat kesimpulan.
Langkah langkah pembelajaran menemukan, yaitu:
9. Persiapan
10. Stimulasi/pemberian rangsangan
11. Identifikasi masalah
12. Mengumpulkan data
13. Pengolahan data
14. Pembuktian
15. Menarik kesimpulan
4.Media Pembelajaran

5.Evaluasi Hasil Belajar


Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Standar
Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah. Penilaian adalah merupakan pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta
didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Ulangan adalah proses yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik
secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau
kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.
a. Penilaian Pembelajaran
Aspek yang dinilai dalam penilaian matematika meliputi
pemahaman konsep (comprehension), melakukan prosedur,
representasi dan penafsiran, penalaran (reasoning), pemecahan
masalah dan sikap.
Penilaian aspek penalaran dan bukti meliputi identifikasi
contoh dan bukan contoh, menyusun dan memeriksa kebenaran
dugaan (conjecture), menjelaskan hubungan, membuat
generalisasi, menggunakan contoh kontra, membuat
kesimpulan, merencanakan dan mengkonstruksi argumen-
argumen matematis, menurunkan atau membuktikan kebenaran
rumus dengan berbagai cara.
Penilaian pemecahan masalah dalam matematika
merupakan proses untuk menilai kemampuan menerapkan
pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke
dalam situasi baru yang belum dikenal, baik dalam konteks
matematika maupun di luar matematika. Penilaian hasil belajar
oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik
dan non-autentik.
b. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Secara umum, penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif
dalam penilaian. Secara lebih khusus penilaian hasil belajar
oleh pendidik berfungsi untuk:
- memantau kemajuan belajar;
- memantau hasil belajar; dan
- mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam
bentuk ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain
yang diperlukan. Penilaian ini digunakan oleh pendidik untuk:
- mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta
Didik;
- memperbaiki proses pembelajaran; dan
- menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah
semester, akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan
kelas.
c. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Prinsip umum penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi :
- Sahih, berarti didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
- Objektif, berarti didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
- Adil, berarti tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
- Terpadu, artinya merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
- Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan
dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak
yang berkepentingan.
- Holistik/menyeluruh dan berkesinambungan, berarti
penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
- Sistematis, berarti dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
- Beracuan kriteria, artinya didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
- Akuntabel, penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik
dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi :
- materi penilaian dikembangkan dari kurikulum;
- bersifat lintas muatan atau mata pelajaran;
- berkaitan dengan kemampuan peserta didik;
- berbasis kinerja peserta didik;
- memotivasi belajar peserta didik;
- menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta
didik;
- memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi
responnya;
- menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
- mengembangkan kemampuan berpikir divergen;
- menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran;
- menghendaki balikan yang segera dan terus menerus;
- menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;
- terkait dengan dunia kerja;
- menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia
nyata; dan
- menggunakan berbagai cara dan instrument.

d. Lingkup dan Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik


Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup
kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap
kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial meliputi
tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan nilai spiritual dan nilai sosial.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap
kompetensi pengetahuan meliputi tingkatan kemampuan
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap
kompetensi keterampilan mencakup keterampilan abstrak dan
keterampilan konkrit.
e. Skala Penilaian dan Ketuntasan
3. Skala Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk kompetensi
sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan menggunakan skala penilaian. Predikat untuk
sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A =
sangat baik, B = baik, C = cukup, dan D = kurang.
Skala penilaian untuk kompetensi pengetahuan dan
kompetensi keterampilan diperoleh dengan cara merata-
ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu
semester. Nilai akhir selama satu semester pada rapor
ditulis dalam bentuk angka 0 100 dan predikat serta
dilengkapi dengan deskripsi singkat pencapaian KD yang
menonjol dan yang belum tercapai.
4. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal
pencapaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan,
dan kompetensi keterampilan meliputi: (1) ketuntasan
penguasaan substansi; dan (2) ketuntasan belajar
f. Instrumen Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dengan
menggunakan instrumen penilaian. Dalam Permendikbud
Nomor 53 Tahun 2015 dinyatakan bahwa instrumen penilaian
harus memenuhi persyaratan: (1) substansi yang
merepresentasikan kompetensi yang dinilai; (2) konstruksi
yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan (3) penggunaan bahasa yang
baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Instrument yang di gunakan untuk menilai kompetensi
pengetahuan yaitu, tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar- salah, menjodohkan, dan uraian.
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui
penilaian kinerja, yaitu:
- Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon
berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau
perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
- Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu.
- Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan
dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta
didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-
integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun
waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik
terhadap lingkungannya.
g. Prosedur Penilaian
Pelaksanaan penilaian diawali dengan merumuskan
indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan
keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD).
h. Teknik penilaian
Teknik penilaian dipilih sesuai dengan tuntutan
kompetensi dasar. Penilaian sikap dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian
antar teman. Penilaian pengetahuan menggunakan teknik
penilaian tes tertulis, penugasan dan portofolio (sebagai bahan
guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester).
Penilaian keterampilan menggunakan teknik penilaian kinerja,
projek, dan portofolio.

You might also like