You are on page 1of 11

Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 2, Desember 2009: 128-136 ISSN 1907 - 1442

ASOSIASI KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN


KUALITAS PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN
TAHUNAN

Haryanto dan Lady Aprilia


Universitas Diponegoro; haryantogege@yahoo.com

Abstract

This study aimed to expand on the relationship between the firm characteristic and the quality
of voluntary disclosures. Especially to analyze financial statement. It can give description of
the difference on quality disclosure among firm related to their characteristic which is firm
size, leverage ratio, liquidity ratio, company basis, company ages, ownership structure and
good corporate governance, to show the firm situation at their report period. The study find
that the independent variable included into regression model, leverage ratio, liquidity ratio,
company basis, company ages, public ownership and foreign ownership were nor significant.
Firm size and good corporate governance variable were significant and effected positively to
the quality of voluntary disclosure as dependent variable.

Keywords: Firm characteristics and quality of voluntary disclosure

1. PENDAHULUAN perusahaan dalam konteks laporan keuangan dapat


ditetapkan dengan menggunakan 3 (tiga) kategori
Pengungkapan laporan keuangan yang disam-
pendekatan yaitu: karakteristik yang berhubungan
paikan perusahaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
dengan struktur (structure), kinerja (performance)
pengungkapan wajib (enforced/mandatory
dan market (Lang dan Lundholm, 1993 dalam
disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary
Subiyantoro, 1997). Struktur meliputi ukuran (size)
disclosure). Pengungkapan wajib yaitu pengung-
perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk
kapan informasi yang wajib disajikan dalam laporan
melunasi kewajiban atau leverage. Kinerja mencakup
keuangan sebagaimana yang diatur dalam ketentuan
likuiditas perusahaan dan laba (profit). Sedangkan
Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
pasar ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat
(BAPEPAM) No. 02/PM/2002 Tanggal 27 Desember
kualitatif berupa tipe industri, tipe auditor dan status
2002. Pengungkapan sukarela yaitu pengungkapan
perusahaan (publik atau non-publik). Zarzeski (1995)
yang disajikan perusahaan selain yang diwajibkan
menyebutkan bahwa pendekatan pasar dapat juga
oleh standar akuntansi atau peraturan badan
dilihat secara kuantitatif yang meliputi total penjualan
pengawas (Suwardjono, 2006).
ekspor, ukuran perusahaan (total aktiva) dan total
Kebijakan penyajian keluasan pengungkapan
utang, termasuk juga proporsi pemegang saham dan
sukarela antara perusahaan yang satu dengan
umur perusahaan.
perusahaan yang lain berbeda-beda. Perbedaan
Laporan keuangan merupakan sarana yang
tersebut dipengaruhi oleh karakteristik masing-
memungkinkan pihak luar manajemen suatu
masing perusahaan. Penentuan karakteristik

157
158 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenai Baridwan (1999) menggunakan indeks pengung-
kondisi perusahaan. Laporan keuangan juga menjadi kapan sebagai variabel dependen. Variabel
alat utama para manajer untuk menunjukkan independen yang digunakan yaitu, size, rasio
efektifitas pencapaian tujuan dan untuk melaksana- ungkitan (leverage), rasio likuiditas, basis perusa-
kan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. haan, waktu terdaftar, penerbitan sekuritas dan
Informasi yang diperoleh sangat tergantung pada kelompok industri. Hasil penelitian tersebut
sejauh mana tingkat pengungkapan yang disajikan menyatakan bahwa terdapat hubungan antara size
dari laporan keuangan. Luas cakupan atau dan penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya
kelengkapan (comprehensiveness) adalah suatu dengan luas pengungkapan sukarela pada laporan
bentuk kualitas (Subiyantoro, 1997). Kualitas tampak tahunan dan tidak terdapat hubungan yang signifikan
sebagai atribut-atribut yang penting dari suatu antara rasio ungkitan (leverage), rasio likuiditas,
informasi akuntansi (Imhoff, 1992 dalam Subiyantoro, waktu terdaftar dan kelompok industri serta basis
1997). Dengan kata lain bahwa tingginya kualitas perusahaan dengan luas pengungkapan sukarela
informasi akuntansi sangat erat asosiasinya dengan pada laporan tahunan. Basis perusahaan dalam
tingkat kelengkapan pengungkapan laporan penelitian ini adalah tingkat kepemilikan (afiliasi)
keuangan atau kualitas pengungkapan. Dalam saham oleh perusahaan modal asing (PMA) dan
penelitian ini kualitas pengungkapan didefinisikan perusahaan modal dalam negeri (PMDN). Afiliasi
dalam pengertian luasnya pengungkapan sukarela kepemilikan saham oleh perusahaan asing
dalam laporan tahunan. (multinasional) mungkin akan memiliki kualitas
Meek et. al. (1995) meneliti faktor-faktor yang pengungkapan yang lebih tinggi daripada yang tidak
mempengaruhi pengungkapan sukarela yaitu 3 (tiga) berafiliasi. Beberapa alasan mengenai dugaan ini
tipe informasi (strategik, non keuangan dan dapat dijelaskan sebagai berikut, perusahaan
keuangan) dalam laporan tahunan perusahaan berbasis asing mendapatkan pelatihan yang lebih
multinasional US, UK dan daratan eropa. Hasil baik, misalnya dalam bidang akuntansi, dari
pengujian menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan induknya diluar negeri. Kemungkinan
faktor-faktor yang menjelaskan luasnya pengung- terdapat permintaan informasi yang lebih besar
kapan sukarela adalah besar perusahaan, negara kepada perusahaan yang berbasis asing dari
asal perusahaan, status pendaftaran dan tipe industri. pelanggan, pemasok, analis dan masyarakat
Tingkat pentingnya masing-masing faktor bervariasi (Susanto, 1994 dalam Marwata 2001).
menurut tipe informasi yang diungkapkan dalam Marwata (2001) meneliti karakteristik perusaha-
laporan tahunan. an yang berpengaruh terhadap kualitas pengung-
Subiyantoro (1997) meneliti hubungan antara kapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan publik di Indonesia. Variabel independen yang
dengan karakteristik perusahaan publik di indonesia. digunakan yaitu besar perusahaan, rasio ungkitan,
Variabel independen yang digunakan yaitu total rasio likuiditas, basis perusahaan, umur emiten,
aktiva, total penjualan, rasio ungkitan, rentabilitas penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya,
ekonomi, profit margin, rasio likuiditas dan tipe pemilikan publik dan pemilikan asing. Hasilnya,
industri. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya ada besar perusahaan dan penerbitan sekuritas pada
tiga karakteristik perusahaan yang berpengaruh tahun berikutnya berkaitan positif yang secara statis
terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan signifikan dengan kualitas pengungkapan sukarela
keuangan tahunan, yaitu: total aktiva, rasio ungkitan dalam laporan tahunan, tidak menemukan hubungan
dan rasio likuiditas. Sedangkan total penjualan, rasio antara variabel-variabel ungkitan, likuiditas, basis
rentabilitas, profit margin, dan tipe industri tidak perusahaan, umur perusahaan di bursa dan struktur
memiliki hubungan dengan indeks kelengkapan kepemilikan dengan kualitas pengungkapan sukarela
pengungkapan laporan keuangan. dalam laporan tahunan.
Suripto dan Baridwan (1999), meneliti pengaruh Penelitian Hadi dan Sabeni (2002) menunjukkan
karakteristik perusahaan terhadap luas pengung- bahwa size dan basis perusahaan secara signifikan
kapan sukarela dalam laporan tahunan. Suripto dan berpengaruh terhadap luas pengungkapan. Sedang-
kan tiga variabel lain, yaitu kepemilikan publik,
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 159

solvabilitas dan likuiditas yang dimasukkan dalam Pada umumnya, perusahaan akan mengungkapkan
model ini menunjukkan tidak ada pengaruh dengan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil.
luas pengungkapan sukarela. Hal tersebut dijelaskan melalui teori agensi yang
Yularto dan Chariri (2003) meneliti perbandingan menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya
luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Marwata 2001).
sebelum krisis dan pada periode krisis. Hasilnya Rasio Ungkitan. Rasio ungkitan atau biasa
menunjukkan bahwa status perusahaan, besar disebut rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah rasio
asset, reputasi kantor akuntan dan umur perusahaan yang mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai
berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. dengan utang. Teori keagenan memprediksikan
Rasio leverage, rasio likuiditas dan persentase bahwa perusahaan dengan rasio ungkitan yang lebih
pemegang saham tidak berpengaruh terhadap luas tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi,
pengungkapan sukarela. karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur
Pada beberapa tahun terakhir, pelaporan modal yang seperti itu lebih tinggi (Jensen dan
penerapan Good Corporate Governance (GCG) Meckling, 1976 dalam Marwata 2001). Semakin
merupakan faktor penting untuk diungkapkan oleh besar rasio leverage perusahaan, semakin besar
setiap perusahaan. Untuk itu, setiap perusahaan kemungkinan transfer kemakmuran dari kreditur
harus membuat pernyataan dalam laporan tahunan- kepada pemegang saham dan manajer (Meek et al.,
nya tentang pelaksanaan penerapan pedoman GCG. 1995).
Dengan demikian, pemangku kepentingan terutama Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas dapat
regulator dan investor dapat menilai sejauh mana dipandang dari dua sisi. Di satu sisi, rasio likuiditas
penerapan GCG pada perusahaan tersebut telah yang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan
dilaksanakan. GCG dalam model penelitian ini diukur perusahaan. Kesehatan perusahaan yang ditunjuk-
melalui pengungkapan kompensasi dewan komisaris kan dalam rasio likuiditas yang tinggi diharapkan
dan dewan direksi secara transparan dalam laporan dengan pengungkapan yang lebih luas (Cooke,
keuangan. Variabel tersebut ditambahkan dalam 1989). Perusahaan semacam ini akan cenderung
penelitian ini karena adanya respon yang sangat untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih
tinggi terhadap kebutuhan pembentukan sistem luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan
GCG. Komunitas internasional masih menempatkan bahwa perusahaan tersebut kredibel (Cooke, 1989).
indonesia pada urutan bawah rating implementasi Sebaliknya, jika likuiditas dipandang oleh pasar
GCG (Kaihatu, 2006). sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang memiliki
Pengungkapan Laporan Keuangan. Tujuan rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi
laporan keuangan menurut Standar Akuntansi lebih rinci sebagai upaya untuk menjelaskan
Keuangan yaitu menyediakan informasi yang lemahnya kinerja manajemen (Wallace et al., 1994).
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta Basis Perusahaan. Basis perusahaan yang
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam kepemilikan saham yang dibagi menjadi 2 (dua),
pengambilan keputusan ekonomi. Disclosure yaitu: perusahaan yang proporsi kepemilikan saham
memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyem- sebagian besar dimiliki asing dikategorikan berbasis
bunyikan. Jika dikaitkan dengan laporan keuangan, asing yaitu penanaman modal asing (PMA),
disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan sementara yang sebagian besar dimiliki domestik
harus memberikan informasi dan penjelasan yang dikategorikan berbasis domestik yaitu penanaman
cukup mengenai hasil aktivitas satu unit usaha modal dalam negeri (PMDN). Afiliasi perusahaan
(Chariri dan Ghozali, 2003). Keputusan mengenai dengan perusahaan asing (multinasional) mungkin
apa yang akan diungkapkan harus didasarkan pada akan memiliki kualitas pengungkapan yang lebih
tujuan dasar laporan keuangan. tinggi daripada yang tidak berafiliasi.
Besar Perusahaan. Besar perusahaan dinya- Beberapa alasan mengenai dugaan ini dapat
takan dalam total aktiva yang dimiliki perusahaan. dijelaskan sebagai berikut: Perusahaan berbasis
160 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik, Kedua, besarnya kepemilikan asing dibandingkan
misalnya dalam bidang akuntansi, dari perusahaan dengan kepemilikan oleh pihak domestik. Per-
induknya di luar negeri. Kemungkinan terdapat usahaan yang sahamnya dimiliki pihak asing
permintaan informasi yang lebih besar kepada menghadapi tekanan permintaan akan informasi yang
perusahaan yang berbasis asing dari pelanggan, lebih banyak. Kemungkinan terdapat permintaan
pemasok, analis dan masyarakat (Susanto, 1994 informasi yang lebih besar kepada perusahaan yang
dalam Marwata 2001). berbasis asing dari pelanggan, pemasok, analis dan
Umur Emiten. Umur emiten menunjukkan masyarakat (Susanto, 1994 dalam Marwata 2001).
bahwa perusahaan tetap eksis, mampu bersaing, Makin besar porsi saham yang dimiliki pihak asing
dan memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu makin beragam informasi yang dibutuhkan sehingga
perekonomian (Yularto dan Chariri, 2003). Umur diperkirakan kualitas pengungkapan sukarelanya
emiten atau umur perusahaan kemungkinan memiliki juga meningkat.
asosiasi positif dengan kualitas pengungkapan Good Corporate Governance. Good Corporate
sukarela. Beberapa hal yang mendasari alasan ini Governance (GCG) secara definitif merupakan sistem
adalah perusahaan yang lebih tua memiliki yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang
pengalaman lebih banyak dalam mempublikasi menciptakan nilai tambah (value added) untuk
laporan keuangan, perusahaan yang memiliki semua stakeholder (Monks, 2003 dalam Kaihatu
pengalaman yang lebih banyak akan lebih menge- 2006). Penerapan good corporate governance dapat
tahui kebutuhan konstituennya akan informasi dilihat melalui pengungkapan kompensasi komisaris
tentang perusahaan (Marwata, 2001). dan dewan direksi. Berdasarkan Undang-Undang
Struktur Pemilikan. Struktur pemilikan Perseroan Terbatas (UUPT), salah satunya yang
perusahaan yang diduga mempengaruhi luasnya mengandung prinsip good corporate governance
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan adalah terkait dengan prinsip responsibilitas dan
dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: pertama, akuntabilitas.
besarnya pemilikan masyarakat lain (publik) Gunarsih (2004) menyebutkan bahwa kompen-
dibandingkan dengan kepemilikan pihak tertentu sasi pada dasarnya adalah merupakan salah satu
yang merupakan pihak insider. Proporsi pemilikan mekanisme dalam good corporate governance,
oleh publik maksudnya adalah jumlah saham karena dapat menyamakan kepentingan antara
perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan. pemilik dengan manajer atau pengelola perusahaan.
Perusahaan yaitu pihak individu yang berada diluar Namun demikian, apabila tidak berhati-hati, kebijakan
manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa ini justru dapat kontra produktif. Misalnya pemberian
dengan perusahaan. Sementara, Perseroan Terbatas paket renumerasi terhadap executive perusahaan
(PT) yang memiliki saham perusahaan yang bisa saja sangat berlebihan, tidak disesuaikan
bersangkutan tidak dimaksudkan dalam kategori dengan kondisi dan kinerja perusahaan.
publik, karena menjadikan luas pengungkapan Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan
laporan tahunan yang diterbitkan tidak banyak hipotesis penelitian:
berpengaruh terhadap keputusan manajemen.
H1 : Semakin besar perusahaan semakin tinggi
Marwata (2001) menyebutkan bahwa terdapat
kualitas pengungkapan sukarela dalam
kemungkinan bahwa semakin besar pemilikan
laporan tahunan
insider, akan semakin sedikit informasi yang akan
H2 : Semakin besar rasio ungkitan perusahaan
diungkapkan dalam laporan tahunan karena insider
semakin tinggi kualitas pengungkapan
memiliki akses yang luas terhadap informasi
sukarela dalam laporan tahunan
perusahaan tanpa harus melalui laporan tahunan
yang dipublikasi. Sedangkan semakin besar porsi H3 : Semakin besar rasio likuiditas perusahaan
pemilikan publik, maka semakin banyak pihak yang semakin tinggi kualitas pengungkapan
yang membutuhkan informasi tentang perusahaan sukarela dalam laporan tahunan
sehingga makin banyak informasi yang dituntut untuk H4 : Perusahaan berafiliasi perusahaan modal
dibuka dalam laporan tahunan (Marwata, 2001). asing (PMA) memiliki kualitas pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan yang lebih
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 161

tinggi daripada perusahaan berafiliasi berdasarkan persentase saham yang dimiliki


perusahaan modal dalam negeri (PMDN). masyarakat (publik) terhadap total saham; pemilikan
H5 : Semakin lama perusahaan tercatat di bursa asing, (ASI), diukur berdasarkan persentase saham
semakin tinggi kualitas pengungkapan yang dimiliki pihak asing terhadap total saham; Good
sukarela dalam laporan tahunan Corporate Governance, (GCG), merupakan variabel
dummy dengan notasi 0 dan 1. Perusahaan yang
H6 : Semakin besar proporsi kepemilikan publik
tidak mengungkapkan kompensasi dewan komisaris
semakin tinggi kualitas pengungkapan
dan dewan direksi secara transparan dalam laporan
sukarela dalam laporan tahunan
tahunan (0) dan perusahaan yang mengungkapkan
H7 : Semakin besar proporsi kepemilikan asing
kompensasi dewan komisaris dan dewan direksi
semakin tinggi kualitas pengungkapan
secara transparan dalam laporan tahunan (1).
sukarela dalam laporan tahunan
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data.
H8 : Perusahaan yang mengungkapkan kom-
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
pensasi dewan komisaris dan dewan direksi
adalah data dokumenter yaitu laporan tahunan 2006
secara transparan memiliki kualitas pengung-
perusahaan publik yang terdaftar dalam Indonesian
kapan sukarela dalam laporan tahunan yang
Capital Market Directory 2007, selain perusahaan
lebih tinggi daripada perusahaan yang tidak
yang termasuk dalam kelompok industri keuangan.
mengungkapkan kompensasi dewan komi-
Data yang digunakan diperoleh dari Pusat Referensi
saris dan dewan direksi secara transparan.
Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
2. METODE PENELITIAN publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
Definisi dan Pengukuran Variabel. Dalam 2006 dan mempublikasikan laporan keuangan di
penelitian ini variabel dependennya adalah kualitas Indonesian Capital Market Directory 2007, selain
pengungkapan sukarela (Indeks). Variabel kualitas perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri
pengungkapan sukarela diukur dengan indeks keuangan yaitu kategori bank, sekuritas dan asuransi
pengungkapan sukarela yaitu menggunakan dari sampel. Subiyantoro (1997) menyebutkan bahwa
instrumen pengukuran luas pengungkapan sukarela. perusahaan finansial tidak memiliki karakteristik
Semakin banyak item pengungkapan sukarela yang yang bisa dibandingkan dengan perusahaan non
dimuat dalam laporan tahunan berarti semakin besar finansial (misalnya saja, annual sales) dan
indeks luas pengungkapan sukarela perusahaan. perusahaan yang tergolong industri keuangan
Daftar item pengungkapan sukarela dalam penelitian memiliki perbedaan likuiditas dan solvabilitas yang
ini menggunakan item pengungkapan pada penelitian tinggi (Hadi dan Sabeni, 2002). Sampel yang akan
Meek et. al (1995) yang disesuaikan dengan kondisi diambil yaitu sebesar 136 perusahaan. Untuk
di Indonesia. Penelitian Meek et. al (1995) menjamin keterwakilan variabel-variabel yang akan
menggunakan 85 item pengungkapan sukarela, diuji, maka sampel dipilih dengan metoda
sedangkan dalam penelitian ini digunakan 32 item. proportionate stratified sampling metoda tersebut
Variabel independen penelitian ini adalah besar digunakan untuk memperoleh hasil yang dapat
perusahaan, (AKT), diukur dengan menggunakan menggeneralisasi dengan tetap mempertahankan
total aktiva yang dimiliki perusahaan; rasio ungkitan, obyektifitas penentuan sampel.
(KIT), diukur berdasarkan perbandingan utang dengan Analisis Data. Untuk menguji pengaruh variabel
total aktiva; rasio liquiditas, (LIK), diukur berdasarkan independen terhadap variabel dependen, digunakan
perbandingan antara aktiva lancar dengan utang alat uji regresi berganda, sebagai berikut:
lancar; basis perusahaan, (BAS), merupakan
variabel dummy dengan notasi 0 dan 1, perusahaan
modal dalam negeri (0), perusahaan modal asing
(1); umur emiten, (MUR), diukur berdasarkan selisih
umur (tahun) antara tahun 2006 dengan tahun first
issue (IPO) di bursa; pemilikan publik, (PUB), diukur
162 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dari pengujian hipotesis


yang dilakukan dengan analisis regresi berganda
Signifikansi Model. Hasil perhitungan regresi
menunjukkan bahwa
berganda (Tabel 1) menunjukkan bahwa R square =
0,305, meskipun R square cukup rendah, namun H1 : Semakin besar perusahaan semakin tinggi
model tersebut tetap baik, karena data yang kualitas pengungkapan sukarela dalam
digunakan adalah data cross sectional. Dari hasil laporan tahunan.
perhitungan tersebut juga menghasilkan Adjusted R Hipotesis pertama (H1) dapat diterima. Hasil
square 0,262, ini menunjukkan bahwa seluruh perhitungan regresi berganda menunjukkan
variabel independen mampu memjelaskan variabel probabilitas signifikansi untuk AKT sebesar 0,000
dependen sebesar 26,2% sedang sisanya dijelaskan lebih kecil dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif
oleh variabel lain yang tidak termasuk model ini. sebesar 0,019.
H2 : Semakin besar rasio ungkitan perusahaan
Tabel 1 semakin tinggi kualitas pengungkapan
Hasil Regresi Signifikasi Model sukarela dalam laporan tahunan.
Hipotesis kedua (H2) tidak dapat diterima. Hasil
perhitungan regresi berganda menunjukkan
probabilitas signifikansi untuk KIT sebesar 0,461
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif
sebesar 0,006.
H3 : Semakin besar rasio likuiditas perusahaan
Hasil Pengujian Hipotesis: Pengaruh semakin tinggi kualitas pengungkapan
Karakteristik Perusahaan dan Gcg sukarela dalam laporan tahunan.
Terhadap Kualitas Pengungkapan Hipotesis ketiga (H3) tidak dapat diterima. Hasil
Sukarela Dalam Laporan Tahunan perhitungan regresi berganda menunjukkan
Hipotesis penelitian ini diuji dengan melakukan probabilitas signifikansi untuk LIK sebesar 0,612
analisis regresi berganda. Hasil perhitungan disajikan lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh negatif
dalam Tabel 2. Signifikansi model regresi mem- sebesar -0,002.
berikan dasar untuk menerima atau menolak H4 : Perusahaan berafiliasi perusahaan asing
hipotesis penelitian. Kesimpulan mengenai hipotesis (PMA) memiliki kualitas pengungkapan
setiap variabel independen ditentukan dengan tanda sukarela dalam laporan tahunan yang lebih
(positif/negatif) dan signifikansinya dengan tinggi daripada perusahaan berafiliasi
probabilitas signifikansi variabel yang bersangkutan. perusahaan domestik (PMDN).

Tabel 2
Hasil Pengujian Hipotesis
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 163

Hipotesis keempat (H4) tidak dapat diterima. rasio likuiditas (LIK), basis perusahaan (BAS), umur
Hasil perhitungan regresi berganda menunjukkan emiten (MUR), pemilikan publik (PUB) dan pemilikan
probabilitas signifikansi untuk BAS sebesar 0,293 asing (ASI) tidak signifikan. Variabel besar
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif perusahaan (AKT) dan good corporate governance
sebesar 0,027. (GCG) signifikan dan berpengaruh positif terhadap
H5 : Semakin lama perusahaan tercatat di bursa variabel dependen yaitu kualitas pengungkapan
semakin tinggi kualitas pengungkapan sukarela.
sukarela dalam laporan tahunan. Variabel besar perusahaan memiliki pengaruh
Hipotesis kelima (H5) tidak dapat diterima. Hasil positif dan signifikan terhadap kualitas pengung-
perhitungan regresi berganda menunjukkan kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
probabilitas signifikansi untuk MUR sebesar 0,079 menunjukkan probabilitas signifikansi untuk AKT
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh negatif sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 dan
sebesar -0,003. berpengaruh positif sebesar 0,019. Teori agensi yang
menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya
H6 : Semakin besar proporsi kepemilikan publik
keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil
semakin tinggi kualitas pengungkapan
(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Marwata 2001).
sukarela dalam laporan tahunan.
Pengungkapan informasi yang luas pada per-
Hipotesis keenam (H6) tidak dapat diterima. Hasil
usahaan besar sebagai upaya untuk mengurangi
perhitungan regresi berganda menunjukkan
biaya keagenan tersebut. Penelitian sebelumnya
probabilitas signifikansi untuk PUB sebesar 0,604
yaitu penelitian Meek e.t al. (1995), Subiyantoro
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif
(1997), Suripto dan Baridwan (1999), Marwata (2001),
sebesar 0,019.
Hadi dan Sabeni (2002), Yularto dan Chariri (2003)
H7 : Semakin besar proporsi kepemilikan asing menemukan bahwa besar perusahaan merupakan
semakin tinggi kualitas pengungkapan variabel yang paling konsisten berpengaruh signifikan
sukarela dalam laporan tahunan. dengan kualitas pengungkapan sukarela.
Hipotesis ketujuh (H7) tidak dapat diterima. Hasil Variabel rasio ungkitan memiliki pengaruh positif
perhitungan regresi berganda menunjukkan namun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-
probabilitas signifikansi untuk ASI sebesar 0,934 kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif menunjukkan probabilitas signifikansi untuk KIT
sebesar 0,004. sebesar 0,461 lebih besar dari alpha 0,05 dan
H8 : Perusahaan yang mengungkapkan berpengaruh positif sebesar 0,006. Teori keagenan
kompensasi dewan komisaris dan dewan memprediksikan bahwa perusahaan dengan rasio
direksi secara transparan memiliki kualitas ungkitan yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih
pengungkapan sukarela dalam laporan banyak informasi, karena biaya keagenan per-
tahunan yang lebih tinggi daripada perusahaan usahaan dengan struktur modal yang seperti itu lebih
yang tidak mengungkapkan kompensasi tinggi (Jensen dan Meckling,1976 dalam Marwata
dewan komisaris dan dewan direksi secara 2001). Hasil penelitian ini menunjukkan hal yang
transparan. sebaliknya. Alasan yang memungkinkan hasil ini
Hipotesis kedelapan (H8) dapat diterima. Hasil yaitu bahwa perusahaan memilki mekanisme lain
perhitungan regresi berganda menunjukkan untuk mengurangi biaya keagenan selain dengan
probabilitas signifikansi untuk GCG sebesar 0,000 cara pengungkapan informasi dalam laporan tahunan
lebih besar dari alpha 0,05 dan berpengaruh positif secara luas (Marwata, 2001). Penelitian ini konsisten
sebesar 0,078. dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Meek
e.t al. (1995), Suripto dan Baridwan (1999), Marwata
(2001), Hadi dan Sabeni (2002), Yularto dan Chariri
Pembahasan Hasil
(2003). Namun, tidak konsisten dengan penelitian
Dari delapan variabel independen yang dimasuk- Subiyantoro (1997), hal tersebut terjadi kemungkinan
kan kedalam model regresi, rasio ungkitan (KIT), karena penelitian sebelumnya terfokus pada
164 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

pengungkapan wajib. Pengungkapan informasi berpengaruh negatif sebesar -0,003. Penelitian ini
secara sukarela pada dasarnya dapat berperan konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu
sebagai pelengkap pengungkapan wajib. penelitian Marwata, (2001) dan Suprito (1999).
Variabel rasio likuiditas tidak signifikan dan Namun, tidak konsisten dengan penelitian Yularto
berpengaruh negatif terhadap kualitas pengungkapan dan Chariri (2003). Hal tersebut mungkin disebabkan
sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda oleh banyaknya perusahaan dengan umur yang
menunjukkan probabilitas signifikansi untuk LIK relatif muda namun telah difasilitasi dengan teknologi
sebesar 0,612 lebih besar dari alpha 0,05 dan yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan
berpengaruh negatif sebesar -0,002. Teori mem- untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas.
prediksikan kesehatan perusahaan yang ditunjukkan Variabel pemilikan publik berpengaruh positif
dalam rasio likuiditas yang tinggi diharapkan dengan namun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-
pengungkapan yang lebih luas (Cooke, 1989). kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
Perusahaan semacam ini akan cenderung untuk menunjukkan probabilitas signifikansi untuk PUB
melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas sebesar 0,604 lebih besar dari alpha 0,05 dan
kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa berpengaruh positif sebesar 0,019. Penelitian ini
perusahaan tersebut kredibel (Cooke, 1989). Hasil konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu
penelitian ini menunjukkan hal yang sebaliknya. Hal penelitian Marwata (2001), Hadi dan Sabeni (2002),
itu mungkin disebabkan karena manajemen Yularto dan Chariri (2003). Hal tersebut mungkin
perusahaan di Indonesia menggunakan mekanisme disebabkan oleh investor publik umumnya adalah
lain diluar pengungkapan sukarela dalam laporan investor kecil, sehingga tidak banyak mempengaruhi
tahunan untuk menjelaskan perbedaan kepentingan kebijakan perusahaan termasuk dalam pengung-
(conflict of interest) antara pemegang saham, kreditur kapan informasi. Alasan lainnya yaitu mungkin
dan manajer perusahaan (Yularto dan Chariri, 2003). dikarenakan ukuran sampel perusahaan dimungkin-
Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelum- kan tidak dapat menjawab atau merepresentasikan
nya yaitu penelitian Suripto dan Baridwan (1999), populasi sehingga hasil yang diperoleh menjadi bias.
Marwata (2001), Hadi dan Sabeni (2002), Yularto dan Variabel pemilikan asing berpengaruh positif
Chariri (2003). Namun, tidak konsisten dengan namun tidak signifikan terhadap kualitas pengung-
penelitian Subiyantoro (1997). kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
Variabel basis perusahaan berpengaruh positif menunjukkan probabilitas signifikansi untuk ASI
namun tidak signifikan terhadap kualitas pengung- sebesar 0,934 lebih besar dari alpha 0,05 dan
kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda berpengaruh positif sebesar 0,004. Penelitian ini
menunjukkan probabilitas signifikansi untuk BAS konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu
sebesar 0,293 lebih besar dari alpha 0,05 dan penelitian Marwata (2001). Hal tersebut mungkin
berpengaruh positif sebesar 0,027. Penelitian ini karena kepemilikan asing yang relatif kecilnya
konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu proporsi kepemilikan publik dan asing dan jumlah
penelitian Suripto (1999), Marwata (2001),. Namun, kepemilikan yang tersebar kepada banyak investor
tidak konsisten dengan penelitian Yularto dan Chariri sehingga kepemilikan masing-masing investor
(2003), Hadi dan Sabeni (2002). Hasil ini menunjuk- menjadi sangat kecil untuk dapat mempengaruhi
kan bahwa tidak ada perbedaan antara perusahaan kebijakan perusahaan, termasuk dalam pengung-
PMDN dan PMA dalam kualitas pengungkapan kapan informasi.
sukarela. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan Variabel good corporate governance signifikan
komitmen perusahaan dalam penerapan sistem dan berpengaruh positif terhadap kualitas pengung-
manajemen. kapan sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda
Variabel umur emiten tidak signifikan dan menunjukkan probabilitas signifikansi untuk GCG
berpengaruh negatif terhadap kualitas pengungkapan sebesar 0,000 lebih besar dari alpha 0,05 dan
sukarela. Hasil perhitungan regresi berganda berpengaruh positif sebesar 0,078. Transparansi
menunjukkan probabilitas signifikansi untuk MUR berhubungan dengan kualitas informasi yang
sebesar 0,079 lebih besar dari alpha 0,05 dan disampaikan perusahaan (Kaihatu, 2006). Pene-
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 165

rapan good corporate governance dapat dilihat kerincian informasi yang berbeda. Kepemilikan asing
melalui pengungkapan kompensasi komisaris dan dalam penelitian hanya memperhatikan proporsi
dewan direksi. Berdasarkan Undang-Undang kepemilikan asing tanpa identifikasi apakah pihak
Perseroan Terbatas (UUPT), salah satunya yang asing berupa institusi atau perorangan dan asal
mengandung prinsip good corporate governance pemilik asing tersebut.
adalah terkait dengan prinsip responsibilitas dan Berdasarkan hasil pembahasan, simpulan dan
akuntabilitas. Gunarsih (2004) menyebutkan bahwa keterbatasan penelitian terdapat beberapa saran
kompensasi pada dasarnya adalah merupakan salah untuk perbaikan penelitian selanjutnya yang perlu
satu mekanisme dalam good corporate governance, dipertimbangkan mendisain checklist yang dapat
karena dapat menyamakan kepentingan antara mengakomodir tingkat kelengkapan item informasi
pemilik dengan manajer atau pengelola perusahaan. yang diungkapkan secara sukarela oleh perusahaan,
meminimalisir unsur subyektifitas dengan melakukan
4. SIMPULAN DAN SARAN pengecekan ulang oleh orang yang berbeda dan
penelitian selanjutnya perlu untuk mencermati
Sebagi simpulan dari delapan variabel inde-
dilakukan pemilahan atas data pengelompokkan
penden yang dimasukkan kedalam model regresi,
kepemilikan asing yang berupa institusi atau
rasio ungkitan (KIT), rasio likuiditas (LIK), basis
perorangan dan asal pemilik asing tersebut.
perusahaan (BAS), umur emiten (MUR), pemilikan
publik (PUB) dan pemilikan asing (ASI) tidak
signifikan. Variabel besar perusahaan (AKT) dan REFERENSI
good corporate governance (GCG) signifikan dan
berpengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu Ahmad, Hamzah dan Ananda Santoso. 1996. Kamus
kualitas pengungkapan sukarela. Hasil penelitian ini Pintar Bahasa Indonesia, Penerbit Fajar
berbeda dengan, penelitian Subiyantoro (1997) yang Mulya, Surabaya.
menyatakan bahwa terdapat hubungan atau asosiasi
antara rasio ungkitan dan rasio likuiditas dengan luas Arifin, E. Zaenal. 2006. Dasar-Dasar Penulisan Karya
pengungkapan atau kelengkapan pengungkapan, Ilmiah, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.
Yularto dan Chariri (2003), yang menyatakan bahwa
Arifin. 2003. The Relationship Between Corporate
terdapat hubungan antara basis dan umur perusaha-
Governance Structure and the Level of
an dengan luas pengungkapan sukarela, Hadi dan
Voluntary Disclosure. Jurnal Bisnis
Sabeni (2002) yang menyatakan bahwa terdapat
Strategi, Vol.12, Desember.
hubungan antara basis perusahaan dengan luas
pengungkapan sukarela. Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2003. Teori
Penelitian ini mempunyai sejumlah keterbatasan Akuntansi, Badan Penerbit Universitas
baik dalam pengambilan sampel maupun dalam Diponegoro, Semarang.
metode yang digunakan. Keterbatasan tersebut
Choi, Frederick D.S. dan Gary K. Meek. 2005.
antara lain adanya unsur subjektifitas dalam
International Accounting, Salemba
mengukur kualitas pengungkapan sukarela dalam
Empat, Jakarta. Terjemahan : Edward
laporan tahunan. Kualitas pengungkapan sukarela
Tanujaya.
dinilai berdasarkan interpretasi terhadap kandungan
informasi laporan tahunan perusahaan sampel, yang Cooke, T.E. 1989. Disclosure in the Corporate
dapat menyebabkan perbedaan penilaian karena Annual Reports of Swedish
kondisi subjektif peneliti. Instrumen penilaian Companies. Accounting and Business
kualitas pengungkapan sukarela tanpa memberikan Research, Vol.19, No.74.
bobot yang berbeda berdasarkan derajat kerincian
informasi yang diungkapkan oleh perusahaan Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency Theory: an
sampel. Suatu perusahaan mendapat nilai yang Assessment and Review. Academy of
sama bila mengungkapkan topik pengungkapan Management Review, Vol.14, No. 1.
informasi yang sama walaupun dengan derajat
166 Kajian Akuntansi, Vol. 4, No. 2, Desember 2009: 146-156

Elliot, Robert K. dan Peter D. Jacobson. 1994. Costs Khomsiyah dan Susanti, 2003. Pengungkapan,
and Benefits of Bussines Information Asimetri Informasi dan Cost of Capital.
Disclosure. Accounting Horizons, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.5,
Vol.8, No. 4. Desember.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Mardiyah, Aida Ainul. 2002. Pengaruh Informasi
dengan Program SPSS, Badan Asimetri dan Disclosure Terhadap Cost
Penerbit Universitas Diponegoro, of Capital. Jurnal Riset Akuntansi
Semarang. Indonesia, Vol.5, Mei.

Ginting, Surya Dharma. 2005. Good Corporate Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik
Governance: Telaah Teoritis. Jurnal Perusahaan dengan Kualitas
Akuntansi Bisnis, Vol.3, No.6. Ungkapan Sukarela dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Publik di
Gulo, Yamotuho. 2000. Analisis Efek Luas
Indonesia. Simposium Nasional IV.
Pengungkapan Sukarela dalam
Laporan Tahunan Terhadap Cost of Meek, Gary K., Clare B. Roberts, Sidney J. Gray.
Equity Capital Perusahaan. Jurnal 1995. Factors Influencing Voluntary
Bisnis dan Akuntansi, Vol.2, No.1. Annual Report Disclosures by U.S., UK.
and Continental European Multinational
Gunarsih, Tri. 2004. Good Corporate Covernance Isu
Corporations. Journal of International
dan Aplikasinya. Kajian Bisnis, Vol.13,
Business Studies, Third Quarter.
No.3.
Murni, Siti Asiah. 2004. Pengaruh Luas
Hadi, Nor dan Arifin Sabeni. 2002. Analisa Faktor-
Pengungkapan Sukarela dan Asimetri
faktor yang Mempengaruhi Luas
Informasi Terhadap Cost of Equity
Pengungkapan Sukarela dalam
Capital Pada Perusahaan Publik di
Laporan Tahunan Perusahaan Go
Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi
Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Indonesia, Vol.7, Mei.
Maksi, Vol.1, Agustus.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005.
Healy, Paul M., dan Krishna G. Palepu. 1998. The
Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Effect of Firms Financial Disclosure
Aplikasi, PT. RajaGrafindo Persada,
Strategies on Stock Price. Accounting
Jakarta.
Horizons, Vol. 7, No.1.
Prayogi. 2003. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Hendriksen, Eldon S. 1994. Teori Akuntansi, Erlangga,
terhadap Luas Pengungkapan Sukarela
Jakarta. Terjemahan: Nugroho W.
Laporan Keuangan Tahunan
Hunger, J. David, dan Thomas L. Wheelen. 2003. Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Manajemen Strategis, Penerbit Andi, Efek Jakarta. Tesis Magister Akuntansi
Yogyakarta. Terjemahan: Julianto UNDIP, Semarang.
Agung.
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untuk
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Metodologi Penelitian Bisnis untuk Terjemahan: Kwan Men Yon.
Akuntansi dan Manajemen, BPFE,
Subiyantoro, Edy. 1997. Hubungan Antara
Yogyakarta.
Kelengkapan Pengungkapan Laporan
Kaihatu, Thomas S. 2006. Good Corporate Keuangan Laporan Keuangan dengan
Governance dan Penerapannya di Karakteristik Perusahaan Publik di
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Indonesia. Simposium Nasional I.
Kewirausahaan, Vol. 8, No.1.
Haryanto dan Aprilia: Assosiasi Karakteristik Perusahaan 167

Suripto, Bambang dan Zaki Baridwan. 1999. Widjaya, I.G. Rai. 2006. Hukum Perusahaan
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Perseroan Terbatas, Mega Poin,
Terhadap Luas Pengungkapan Sukarela Bekasi.
dalam Laporan Tahunan. Simposium
Yularto, Pramudoyu Anton dan Anis Chariri. 2003.
Nasional II.
Analisis Perbandingan Luas
Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi Perekayasaan Pengungkapan Sukarela dalam
Pelaporan Keuangan, BPFE, Laporan Tahunan Perusahaan yang
Yogyakarta. Terdaftar dii Bursa Efek Jakarta
Sebelum Krisis dan Pada Periode
Pemerintah Republik Indonesia. 2005. Undang-
Krisis. Jurnal Maksi, Vol.2, Januari.
Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang
Perseroan Terbatas, Sinar Grafika, Zarzeski, Marilyn Taylor. 1996. Spontaneous
Jakarta. Harmonization Effects of Culture and
Market Forces on Accounting
Wallace, R.S. Olusegun, Kamal Naser dan Aracelu
Disclosures Practices. Accounting
Mora. 1994. The Relationship Between
Horizons, Vol.10, No.1.
The Comprehensiveness of Corporate
Annual Reports and Firm
Characteristics in Spain. Accounting
and Business Research, Vol.25,
No,97.

You might also like