Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH
SYAHPUTRA
MPI III
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang IJTIHAD SEBAGAI HUKUM ISLAM
YANG KETIGA ini. Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian dalam
memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan salawat kami kirimkan kepada junjungan kita tercinta
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap
teguh dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh kedangkalan dalam
memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga penulis. Semoga segala bantuan,
dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan kepada kami dapat bernilai ibadah
di sisi Allah Subhana wa Taala. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita
semua, khususnya bagi penulis sendiri.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian tentang Ijtihad
1.3.2 Untuk mengetahui kedudukan ijtihad dalam hukum Islam
1.3.3 Untuk mengetahui bentuk atau macam Ijtihad
1.3.4 Untuk mengetahui syarat-syarat Mujtahid
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ijtihad
Kata Ijtihad berasal dari kata Ijtahada-yajtahidu-ijtihdan yang berarti mengerahkan segala
kemampuan untuk menanggung beban. Menurut bahasa, ijtihad artinya bersungguh-sungguh
dalm mencurahkan pikiran. Menurut istilah, ijtihad adalah mencurahkan segenap tenaga dan
pikiran secara bersungguh-sungguh untuk menetapkan suatu hukum. Oleh karena itu, tidak
disebut ijtihad apabila tidak ada unsur kesulitan di dalam suatu pekerjaan. Secara terminologis,
berijtihad berarti mencurahkan segenap kemampuan untuk mencari syariat melalui metode
tertentu.
2.2 Kedudukan ijtihad dalam hukum islam
Masalah-masalah yang menjadi lapangan Ijtihad adalah masalah-masalah yang bersifat Zhanny,
yakni hal-hal yang belum jelas dalilnya baik dalam Al-Quran maupun Hadist.
Adapun hal-hal yang bersifat Qatiy, yakni hal-hal yang telah tegas dalilnya.
Tentang kedudukan Ijtihad terdapat dua golongan, yaitu:
Golongan 1:
Berpendapat bahwa, tiap-tiap mujtahid adalah benar dengan alasan karena dalam masalah
tersebut Allah tidak menentukan hukum tertentu sebelum diIjtihadkan.
Golongan 2:
Berpendapat bahwa yang benar itu hanya satu, yaitu hasil ijtihad yang cocok jangkauanya
dengan hukum Allah, sedang bagi yang tidak cocok jangkauannya maka dikategorikan salah.
Ijtihad adalah sebuah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan berbagai
metode yang diterapkan beserta syarat-syarat yang telah ditentukan untuk menggali dan
mengetahui hukum Islam untuk kemudian diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Tujuan ijtihad dilakukan adalah upaya pemenuhan kebutuhan akan hukum karena permasalahan
manusia semakin hari semakin kompleks di mana membutuhkan hukum Islam sebagai solusi
terhadap problematika tersebut. Jenis-jenis ijtihad adalah ijma, qiyas, dan maslahah mursalah.
3.2 Saran
Demikian makalah ijtihad dalam mata kuliah yang tentunya masih jauh dari
kesempurnaan. Kami sadar bahwa ini merupakan proses dalam menempuh pembelajaran, untuk
itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi kesempurnaan hasil diskusi
kami. Harapan kami semoga dapat dijadikan suatu ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin!
DAFTAR PUSTAKA
Ilmy, Bachrul (2012). Pendidikan Agama Islam untuk Kelas X SMK. Bandung: Grafindo Media
Pratama.