You are on page 1of 8

Mekanisme Terjadinya Pembengkakan pada Pergelangan Kaki

Olivia Sarah Kadang


102016061
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat
Email : olivia.2016fk061@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Dalam melakukan aktivitas seperti berjalan, berlari bahkan melompat, kaki memiliki peranan
yang penting untuk melakukan semua aktivitas tersebut. Kaki tidaklah berfungsi jika tidak
ada otot, tulang dan komponen lainnya. Setiap melakukan suatu aktivitas fisik khususnya
semua bagian dari kaki dipaksa keras untuk bekerja misalnya olahraga. Dalam kegiatan
berolahraga akan selalu dibayangi sesuatu yang ditakuti oleh atlet olahraga apapun yaitu
cedera. Pada pergelangan kaki, cedera yang sering terjadi yaitu terkilir. Terkilir pada
pergelangan kaki biasanya terjadi karena girakan inversi atau insersi yang berlebihan. Oleh
karena itu sebelum memulai suatu aktivitas fisik yang berat disarankan untuk melakukan
pemanasan untuk membuat semua anggota bagian dari kaki menjadi lebih siap untuk
beraktivitas.

Kata Kunci : aktivitas, kaki, ekstremitas bawah

Abstract
In doing activities like walking, running and even jumping, legs has an important role to
perform all of these activities. Walking does not work if there are no muscles, bones and other
components. Each perform a physical activity, especially all the hard parts of the foot are
forced to work such as exercise. In sports activities will always be overshadowed by
something that is feared by athletes in any sport that is injured. At the ankle, an injury that
often occurs is dislocated. Sprained ankle usually occurs because girakan excessive inversion
or insertion. Therefore, before starting a strenuous physical activity is recommended for
warming up to make all the constituent parts of the foot to be more ready to move.

Keywords: activity, legs, extremitas inferior

1
Pendahuluan
Tubuh Manusia dibagi menjadi beberapa
daerah, salah satunya ialah dibagi dalam
daerah axial dan daerah appendicular.
Daerah axial merupakan daerah cranium,
columna vertebrae, dan thoracal.1
Sedangkan daerah appendicular ialah daerah
ekstremitas superior, yaitu cingulum membri
superior dan ossa membri libera. Sedangkan
ekstremitas Inferior dibagi menjadi dua
daerah yaitu cingulum memberi inferior dan
ossa membri inferior libera.2
Pada seseorang yang sering melakukan
olahraga, sering kali terjadi cedera khusunya
Gambar 1. Rangka Manusia.1
pada daerah regio pedis/kaki yang salah
satunya biasa disebut sebagai ankle.3 Oleh karena itu akan dijelaskan lebih lanjut.
Tujuan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui jenis-jenis tulang pada
ekstremitas inferior.

Tulang Ekstremitas Bawah


Ekstremitas atau sistem gerak pada manusia dibagi menjadi dua yaitu bagian atas atau
ekstremitas superior dan bagian bawah atau ektremitas inferior.4 Ekstremitas inferior
terdiri dari dua bagian :
1. Ossa cinguli Extremitas inferior ( tulang-tulang gelang panggul) Mis: os. Coxae
os. Illium, os. Pubis, dan os.ischium
2. Ossa extremitas inferior liberae ( tulang-tulang anggota badan bawah bebas) Mis:
os. Femur, os. Tibiae, os. Fibulae, os. Patella, ossa. Tarsalia, ossa. Metatarsalia, ossa.
Digitorum pedis.

Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan
fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana

2
keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga
facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral.5 Selain itu, tibia
memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen.Di daerah distal tibia membentuk
artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.6
Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan
tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian
distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-
tulang tarsal.7
Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di
proksimal dan dengan metatarsal di distal.Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus,
talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (cuneiform medial, intermedia dan
lateral).Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.Talus merupakan titik
tertinggi dari telapak kaki yang mendukung tibia dan bersendi dengan maleolus dari
fibula.Didepannya terdapat tulang navicular, uang bersendi dengan tulang talus dan
cuneiform.Sebelah distal dari tulang kuboid dan kuneiformis juga bersendi dengan
tulang-tulang metatarsal dari kaki.Tulang tarsus ini membentuk kaki yang diperdarahi
oleh arteri dorsalis pedis dan digerakkan oleh tendo dari muskulus gastroknemius dan
tendo Achilles untuk melakukan gerakan plantar fleksi.8
Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan
dengan tulang phalangs di distal.Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2
tulang sesamoid.9
Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki.Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3
phalangs di masing-masing jari sisanya.Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki,
menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan. 10

Articulatio Pada Ekskremitas Inferior

Articulatio pada Panggul

Terdapat dua articulatio pada panggul yaitu Articulatio Sacroiliaca dan articulatio
coxae. Articulatio sacroiliaca yaitu sendi yang dibentuk oleh facies auricularis os

3
sacrum dan os ilium.2,4 Gerak yang dapat dilakukan antara lain adalah rotasi
sedangkan Articulatio coxae adalah persendian di antara caput femoris yang
berbentuk setengah lingkaran dengan acetabulum os coxae yang berbentuk mangkuk.
Gerakan yang dapat dilakukan antara lain adalah fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
rotasi.6

Articulatio pada Lutut

pada lutut terdapat Articulatio Genus yang Terdiri atas dua buah sendi condylaris
antara condylus femoris medialis dan condylus femoris lateralis dengan condyli
tibiae. Gerakan yang dapat dilakukan antara lain adalah fleksi, ekstensi, endorotasi
dan eksorotasi.6

Articulatio pada Pergelangan Kaki

Pada pergelangan kaki terdapat 2 Articulatio, yaitu Articulallo talocruralis dan


Articulatio subtalaris. Articulario talocruralis yang terdiri dari sebuah lekuk vang
dibentuk oleh ujung harvah tibia dan fibula, yang cocok dengan bagian atas corpus
tali. Gerakan yang dapat dilakukan antara lain adalah dosofleksi dan plantarfleksi.
Sedangkan Articulatio subtalaris adalah sendi posterior di antara talus dan calcaneus.
Gerakan yang dapat dilakukan antara lain adalah inversi, eversi, abduksi dan
adduksi.6

Articulatio Jari Kaki

Articulatio Metatarsophalangeal dan lnterphalangeal: sendi antara phalanges dan


metatarsal dan antar phalanges. gerakan yang dapat dilakukan antara lain adalah fleksi
dan ekstensi.7

Jaringan Pengikat
Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel
jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan,
hanya pada ujung-ujung protoplasmanya.9 Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki
komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak
teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-
sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel

4
darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar
dan jaringan ikat padat.2-5
Atas dasar struktur dan fungsinya, jaringan pengikat dibedakan atas tiga macam
jaringan yang masing-masing dapat dibagi lagi menjadi jaringan-jaringan yang lebih
khas: jaringan pengikat sebenarnya, jaringan pengikat rangka tulang rawan hialin,
jaringan pengikat cair.

FRAKTUR
Fraktur adalah patah atau gangguan kontinuitas jaringan tulang.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas struktur jaringan tulang, baik itu tulang rawan,
sendi, tulang epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Fraktur adalah
terputusnya kerusakan kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fraktur adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang, baik yang bersifat total maupun parsial.3-5
Tanda dan Gejala Fraktur :
a. Deformitas ( perubahan struktur atau bentuk)
b. Bengkak atau penumpukan cairan/darah karena kerusakan pembuluh darah
c. Ekimosis ( perdarahan subkutan)
d. Spasme otot karena kontraksi involunter disekitar fraktur
e. Nyeri, karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang meningkat karena
penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerakan bagian fraktur
f. Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan syaraf, dimana
syaraf ini terjepit atau terputus oleh fragmen tulang
g. Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal karena ketidakstabilan tulang, nyeri
atau spasme otot
h. Pergerakan abnormal
i. Krepitasi, yang dapat dirasakan atau didengar bila fraktur digerakan
j. Hasil foto rontgen yang abnormal
Akibat terjadi kepatahan/patah tulang, tulang tersebut mengadakan adaptasi terhadap
kondisi tersebut, diantaranya adalah mengalami proses penyembuhan atau perbaikan
tulang. Faktor tersebut dapat diperbaiki tapi prosesnya lambat, karena melibatkan
pembentukan tulang baru.9

5
Dislokasi pergelangan kaki dan dislokasi kaki
Pada dislokasi ini hampir selalu disertai fraktur.deformitas hebat harus dikoreksi
dengan traksi dan manipulasi sedang sebelum pembidaian. Bidai yang memuaskan di
gunakan bidai udara, papan yang berbantalan yang hanya meluas kelutut, bidai logam
atau bidai bantal,harus dilipat dan diletakan sekitar kaki untuk mendapatkan
imobilisasi maksimun.2,6

Ligamen pada Pergelangan Kaki

Pergelangan kaki merupakan pertemuan dari ketiga ujung tulang, yaitu


tulang tibia, fibula, dan calcaneus. Os calcaneus atau tulang tumit ini
merupakan tulang terbesar pada telapak kaki, dan berada di belakan unutk
menahan berat badan terutama pada saat lari dan sedang berjalan. Ketiga
tulang tersebut disatukan oleh berbagai macam ligamen sehingga membentuk
sendi.8 Ligamen adalah jaringan penghubung antar tulang dengan tulang.
Ligamen yang terdapat pada pergelangan kaki antara lain ada ligamen
kolateral yang berfungsi sebagai penyangga pada sendi pergelangan kaki.
Terdapat tiga bagian yaitu ligamen talofibular anterior berasal dari kolum talus
dan melekat pada ujung fibula, ligamenkalkaneofibular berasal dari os
calcaneus yang melekat pada ujung fibula, dan ligamen talofibular posterior
yang berasal dari korpus talus yang melekat pada ujung fibula.4 (Lihat di
gambar ).

Pada bagian medial terdapat ligamen deltoid yang mehubungkan


malleus medialis dengan os navicular, sustentaculum tali, dan bagian posterior
talu. Ligamen deltoid terdapat empat bagian, yaitu bagian tibionavikular,
talotibial anterior, kalkaneotibial, dan talotibial posterior.9

Terdapat ligamen dorsal yang bersifat tipis dan berada pada bagian
atas arkus, juga ligamen plantar yang bersifat tebal dan berfungsi sebagai
penyangga arkus.2,5 Ada dua ligamen plantar, yaitu ligamen kalkaneonavikular
yang membatasi gerakan talus ke bawah, dan ligamen plantar panjang.

Pada kaki juga terdapat ligamen interoseus talokalkanela yang berada


sepanjang kanal tarsal dan berakhir pada fibula.

6
Gambar , Ligamen pada
pergelangan kaki.

Mekanisme Pembengkakan
Hematoma adalah kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah.
Kumpulan darah ini bisa berukuran setitik kecil, tapi bisa juga berukuran besar dan
menyebabkan pembengkakan.7 Hematoma dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja.
Darah yang keluar dari pembuluh darah bisa menyebabkan rasa nyeri pada jaringan
sekitarnya dan muncul gejala peradangan atau inflamasi.

Dinding pembuluh darah kita memiliki kemampuan untuk terus menerus


memperbaiki diri bila terluka dan ini adalah kondisi normal. Bila lukanya kecil, maka
perbaikan akan dilakukan dengan pembentukan bekuan darah dan jaringan fibrin
(senyawa protein untuk menutup luka).4,8 Tapi jika pembuluh darah terkena tekanan
hebat, dan kerusakan dinding pembuluh darah luas, maka darah akan selalu bocor
melalui dinding pembuluh yang rusak (perdarahan lebih lama). Darah yang keluar
terus menerus akan membuat hematoma semakin membesar.1,5,8

Kesimpulan : Hipotesis diterima, pembengkakan yang terjadi disebabkan akibat


kerusakan ligamen sehingga menyebabkan dislokasi pada tarsus.

7
Daftar Pustaka :

1. abdullah M, Saktiyono, Lutfi. Sistem gerak. Wijayanti E, Widijanto E,


Prasetya B. IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid 2A. Jakarta: Erlangga;
2006.h.49-54

2. Suratun, Heryati, Manurung S, Raenah E. Klien gangguan sistem


muskuloskeletal. Jakarta: EGC; 2008.h.3
3. Seeley , Stephen , Tate. Anatomy and Physiologi, international edition. 6th
edition . Mc Graw Hill : New York ; 2003. P.125.
4. Martini FH, Timmons MJ, Tallitsch RB, et al. Human anatomy. 7th edition.
Glenview: Pearson Education; 2012. p.291-307
5. Bloom, Fawcett. Buku ajar histology. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2002.
6. Snell RS, Sugiharto L, Hartanto H, editor. Anatomi klinik untuk mahasiswa
kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006. h. 459-82.
7. Gibson J. Fisiologi dan anatomy modern untuk perawat. Edisi . Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC ;2003 . h.347-9.
8. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Otot. Jakarta: Penerbit EGC;
2004.
9. Paulsen W. Sobotta: Atlas of human anatomy latin nomenclature: general
anatomy and muskoloskeletal system. Edisi ke-15. Munich: Elsevier; 2011.

10. Alodokter. Hematoma, di unduh dari http://www.alodokter.com/hematoma


pada tanggal 22 maret 2016

You might also like