You are on page 1of 10

Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

Endometriosis dan Infertilitas

Endometriosis and Infertility

Alfaina Wahyuni
Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

Endometriosis is a gynecological disease that often occurs in at least 10% of women


of reproductive age. There are 25-50% infertile women with endometriosis and 30-50% of
them are infertile. Mechanism of how endometriosis affects fertility can not be fully explained
so that the management of patients with infertility problems is still controversial. The purpose
of writing this article is to discuss the relationship management of endometriosis with infertility
by using of literature study.
It can be concluded that the mechanism of infertility because of endometriosis remains
unclear, there are several factors that allegedly plays a role in the mechanism of distortion of
anatomy, impaired peritoneal function, immunological disorders, endocrine disorders and
ovarium as well as disruption of implantation. Endometriosis infertility management is very
complex and must consider the aspect of age, duration of infertility, family history of
endometriosis, pelvic pain and endometriosis staging. Medical therapy was effective to reduce
the complaints of endometriosis but did not increase fecundity and fertility, whereas the
laparoscopic surgical therapy significantly increased pregnancy rate and live birth rate. The
combination of medical and surgical therapy is theoretically beneficial but not enough evidence
to show effectiveness in improving fertility.

Key words : endometriosis, infertility, laparoscopy

Abstrak

Endometriosis adalah suatu penyakit ginekologis yang sering terjadi pada sedikitnya 10%
wanita usia reproduksi. Sebanyak 25-50% wanita infertil menderita endometriosis dan 30-50%
wanita endometriosis adalah infertil. Mekanisme bagaimana endometriosis mempengaruhi fertilitas
belum dapat dijelaskan secara lengkap sehingga manajemen pasien dengan problem infertilitas masih
kontroversial. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas endometriosis kaitannya dengan
infertilitas berikut penatalaksanaannya dengan cara studi kepustakaan.
Dapat disimpulkan bahwa mekanisme terjadinya infertilitas karena endometriosis masih belum
jelas, beberapa faktor diduga berperan dalam mekanisme tersebut yaitu distorsi anatomi, gangguan
fungsi peritoneal, gangguan imunologis, abnormalitas endokrin dan ovarium serta gangguan implantasi.
Penatalaksanaan infertilitas endometriosis sangat komplek dan harus mempertimbangkan aspek
usia, lama infertilitas, riwayat keluarga endometriosis, nyeri pelvis dan stadium endometriosis. Terapi
medikal cukup efektif untuk mengurangi keluhan endometriosis tetapi tidak meningkatkan fekunditas
dan fertilitas, sedangkan terapi bedah laparoskopi secara signifikan meningkatkan angka kehamilan
dan angka kelahiran hidup. Kombinasi terapi medikal dan bedah secara teoritis menguntungkan
tetapi belum cukup bukti yang menunjukkan efektifitasnya dalam meningkatkan fertilitas.

Kata kunci : endometriosis, infertilitas, laparoskopi

62
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

Pendahuluan nyeri panggul kronis, dismenore, dispareuni,


infertilitas dan riwayat keluarga
Endometriosis adalah suatu endometriosis. Dari pemeriksaan fisik bisa
penyakit ginekologis yang sering terjadi ditemukan adanya uterus retrofleksi, massa
pada sedikitnya 10% wanita usia reproduksi. adneksa, nodul di cul-de-sac, dan
Pada wanita dengan keluhan nyeri panggul, penebalan ligamentum uterosacaral.
infertilitas atau massa adneksa 35-50% Pemeriksaan USG bisa membantu adanya
diantaranya adalah penderita endometriosis. keterlibatan ovarium. Pemeriksaan
Endometriosis dan unexplain infertility laparoskopi merupakan pemeriksaan baku
terjadi pada 25% pasangan infertil yang serta dikonfirmasi dengan pemeriksaan
tidak ditemukan masalah dalam histopatologi. Diagnosis laparoskopi
menstruasi, faktor tuba maupun faktor mempunyai senssitivitas 97%, spesifisitas
sperma. Dalam penelitian lain dikatakan 95% dan akurasi 96%. 36% hasil diagnostik
bahwa 25-50% wanita infertil menderita laparoskopi digugurkan dengan
1,3,4
endometriosis dan 30-50% wanita pemeriksaan histopatologi. Implant
endometriosis adalah infertil. 1 Data di endometriotik yang klasik adalah berwarna
poliklinik infertilitas RSUD Dr. Soetomo gelap, biru kehitaman, mempunyai
Surabaya tahun 1999 menunjukkan bahwa gambaran khas yang disebut powder-burn
dari 1018 kasus infertilitas yang dikerjakan like lesi. Lesi bahkan bisa hampir tak terlihat.
laparoskopi mendapatkan angka kejadian Lesi yang tidak khas bervariasi dalam warna
endometriosis sebesar 50,49% 2 . dari merah ke coklat, hitam, putih atau
Mekanisme bagaimana endometriosis kuning, lesi dapat pula terlihat jernih atau
mempengaruhi fertilitas belum dapat seperti vesikel berwarna kemerahan.
dijelaskan secara lengkap sehingga Penampakan lesi ini tergantung pada lokasi,
manajemen pasien dengan problem suplai pembuluh darah lokal, jumlah
infertilitas masih controversial. Dalam perdarahan dan atau fibrosis yang terjadi.1,3
tulisan ini dibahas endometriosis kaitannya Endometriosis bisa dilihat sebagai
dengan infertilitas berikut proses inflamasi pelvis dengan perubahan
penatalaksanaannya. fungsi sel yang berkaitan dengan kekebalan
dan jumlah makrofag aktif yang meningkat
dalam cairan peritoneum yang mensekresi
Diskusi berbagai produk lokal seperti faktor
pertumbuhan dan sitokin. Kondisi ini diikuti
Endometriosis adalah pertumbuhan dengan peningkatan faktor serupa seperti
jaringan endometrium baik kelenjar maupun CRP, SAA, TNF-, MCP1, IL-6 dan CCRI
stromanya di luar kavum uteri atau dalam darah tepi. Ini menunjukkan bahwa
miometrium dan merupakan kelainan endometriosis merupakan penyakit lokal
ginekologi yang berhubungan dengan dengan manifestasi sistemik.5 Berdasarkan
infertilitas. Manifestasi lesi endometriosis konsep ini sekarang banyak dilakukan
sangat bervariasi mulai dari lesi minimal penelitian untuk mencari serum biomarker
sampai timbulnya kista endometriotik pada endometriosis sebagai alat diagnostik.
ovarium yang merusak anatomi tuba dan Essam et al(2007) telah membuktikan
ovarium dan menimbulkan perlengketan bahwa kadar IL-6, monocyt chemotactic
hebat dengan jaringan sekitarnya. Secara protein-1 dan interveron gamma penderita
umum pertumbuhan dan pemeliharaan endometriosis lebih tinggi secara bermakna
implant endometriotik tergantung pada dibandingkan dengan wanita yang tidak
steroid ovarial sehingga endometriosis lebih endometriosis. Diduga IL-6 bisa digunakan
banyak terjadi pada wanita usia reproduktif sebagai biomarker endometriosis.6
dan jarang pada pre/post menarche Berdasarkan sistem klasifikasi dari
maupun postmenopause.1 American Society for Reproductive
Diagnosis endometriosis ditegakkan Medicine (revised American Fertility
berdasarkan anamnesis adanya keluhan Society Classification of Endometriosis),

63
Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

endometriosis terbagi menjadi 4 stadium. yang didapat. Angka kehamilan IVF akan
Stadium I dan II ditunjukkan dengan lesi yang meningkat apabila digunakan oocyt donor
tersebar, superfisial berimplantasi pada dari wanita yang bukan endometriosis,
uterus, tuba atau ovarium dan tidak ada sebaliknya jika oocyt wanita endometriosis
jaringan parut atau perlengketan. Stadium ditanamkan pada wanita yang tidak
sedang (III) dicirikan oleh adanya implan endometriosis, tetap saja mempunyai
multipel atau endometrioma d 2cm yang angka kehamilan yang rendah. Hal ini
melibatkan satu atau kedua ovarium, menunjukkan kualitas oocyt yang kurang
terdapat perlengketan minimal di sekitar baik pada wanita endometriosis. Diduga
tuba atau ovarium. Stadium berat (IV) buruknya kualitas oocyt ini terjadi sejak
ditandai dengan adanya endometrioma masih dalam folikel sebelum terlepas ke
besar pada ovarium, terdapat perlengketan cavum abdomen dan tercampur dengan
pada tuba atau ovarium yang berat, cairan peritoneal. Kualitas oocyt ini
obstruksi tuba, obliterasi cavum douglass, tampaknya tidak bisa diperbaiki dengan
serta keterlibatan jaringan uterosakral, pemicu ovulasi gonatropin sekalipun
traktus urinarius maupun usus.1,3 mengingat kenyataannya bahwa angka
Endometriosis dan Infertilitas. kehamilan IVF wanita endometriosis tetap
Fekunditas wanita dengan endometriosis rendah.2
menurun dibandingkan dengan wanita yang Hipotesis yang menerangkan
tidak endometriosis. Fekunditas adalah bahwa endometriosis menyebabkan
probabilitas seorang wanita untuk infertilitas atau penurunan fekunditas masih
melahirkan bayi hidup setiap bulannya. Pada kontroversi dan banyak diperdebatkan
pasangan normal, fekunditas berkisar meskipun sudah banyak penelitian yang
antara 0,15-0,20 per bulan dan angka ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut.
menurun sesuai dengan bertambahnya The Practice Committee of the American
usia. Pada wanita dengan endometriosis Society for Reproductive Medicine (2006)7
yang tidak diterapi angka fekunditas bulanan dan beberapa literatur menjelaskan bahwa
adalah 0,02 0,10.7 beberapa mekanisme yang diduga berkaitan
Penelitian pada wanita yang dengan infertilitas pada wanita
ditemukan lesi endometriotik pada endometriosis adalah sebagai berikut:
laparoskopi diagnostik yang secara acak Distorsi struktur anatomi organ
diterapi secara bedah atau dilakukan pelvis. Terjadinya adesi pelvis berperan
menejemen ekspektatif menunjukkan rerata penting dalam infertilitas melalui
kehamilan kumulatif yang meningkat secara mekanisme gangguan pelepasan ovum,
signifikan pada pasien yang menjalani blokade transpor sperma ke cavum
terapi. Hal ini menunjukkan bahwa lesi yang peritonei dan menghambat tubal pickup
ringan sekalipun dapat mempengaruhi oocyt, motilitas tuba dan patensi tuba.1
proses reproduksi7. Peningkatan inflamasi peritoneum
Penelitian eksperimental pada diikuti peningkatan sitokin pada cairan
primata, kelinci dan tikus yang dibuat peritoneum terjadi pada endometriosis.
endometriosis, juga menguatkan argumen Sitokin mempunyai peran yang besar dalam
bahwa endometriosis menyebabkan memicu pembentukan serta progesivitas
infertilitas, tidak tergantung dari lokalisasi penyakit. Sitokin dapat menstimulasi
dan ekstensifitas dari lesi endometriosis. perlekatan sel endometrial ke mesotelial
Menurut Barnhart (2002) dalam peritoneum secara invitro sebaik stimulasi
sebuah metanalisis pada IVF mendapatkan oleh protein matrik ekstraseluler spesifik8.
bahwa angka kehamilan wanita Hiperaktivitas makrofag dalam cairan
endometriosis hampir setengah dari angka peritoneum diduga ikut berperan dalam
kehamilan IVF dengan indikasi lain. Selain patogenesis endometriosis dan infertilitas
itu pada wanita endometriosis juga dengan mensekresi growth factor dan
menunjukkan hasil yang rendah pada angka sitokin . Peningkatan jumlah makrofag pada
fertilisasi, implantasi maupun jumlah oocyt endometriosis tingkat lanjut juga diikuti

64
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

dengan peningkatan jumlah limfosit T pada Perubahan fungsi imunobiology.


cairan endometrium. Sitokin merupakan IgA, IgG dan limfosit pada endometrium
mediator imunitas spesifik maupun non wanita endometriosis meningkat. Hal ini
spesifik. Sitokin diproduksi oleh makrofag, diduga menurunkan reseptivitas
limfosit, eosinofil, sel mast dan sel endotel endometrial dan mengganggu proses
berperan sebagai mediator komunikasi implantasi embryo. Autoantibodi terhadap
interseluler yang sangat poten dengan antigen endometrium meningkat pada
berbagai efek seperti memacu proliferasi, wanita endometriosis. Seperti pada penyakit
sitostatik, chemoattractant atau efek autoimun lainnya, endometriosis
diferensiasi.8 berhubungan dengan aktivasi sel B
Tumor necrosis factor (TNF-) poliklonal, abnormalitas imunologis pada
merupakan sitokin produk utama makrofag fungsi sel T dan B, peningkatan apoptosis,
teraktifasi yang akan mengaktifkan lekosit kerusakan jaringan, keterlibatan multiorgan,
inflamasi sehingga memicu produksi sitokin kejadian familial, kemungkinan keterlibatan
yang lain seperti interleukin-1 (IL-1), IL-6 dan faktor genetik dan lingkungan serta
TNF- sendiri. TNF- berperan penting hubungannya dengan penyakit autoimun
dalam patogenesis endometriosis8. Fungsi lainnya. Endometriosis berhubungan
TNF adalah untuk menginisiasi kaskade dengan abortus berulang dan infertilitas
sitokin dan faktor lain yang berhubungan yang kemungkinan karena adanya
dengan respon inflamasi. Pada autoantibodi abnormal.8
endometrium manusia, TNF- berperan Interleukin-1 (IL-1) berperan pada
pada fisiologi proliferasi endometrium. In regulasi inflamasi dan respon imun, yaitu
vitro, sekresi TNF- dimodulasi oleh IL-1, menyebabkan aktivasi limfosit T dan
progesteron dan PP14. TNF- juga terlihat diferensiasi limfosit B. Konsentrasi IL-1
meningkatkan produksi prostaglandin pada meningkat pada cairan peritoneum wanita
jaring endometrium yang dikultur dan dengan endometriosis. Peranan IL-1 dalam
memacu perlekatan antara sel stroma dan memacu angiogenesis pada lesi
mesotelial pada kultur. Penemuan ini endometriotik diduga karena induksi pada
menegaskan kehadiran TNF- pada cairan faktor angiogenik (vascular endothelial
peritoneum dapat memicu perlengketan growth factor and interleukin-6) pada
jaringan endometrium ektopik dengan jaringan endometriosis tetapi tidak pada
peritoneum.8 endometrium normal. Sitokin IL-1
Perubahan fungsi peritoneal. meningkatkan sICAM-1 pada sel
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa endometriotik dimana sICAM-1 dapat
wanita dengan endometriosis mengalami mempengaruhi sistem imun yang
peningkatan cairan peritoneum, menyebabkan jaringan endometriotik tidak
peningkatan aktivitas makrofag, dirusak di kavum peritoneum. Interleukin-6
peningkatan konsentrasi prostaglandin, IL- (IL-6) merupakan regulator inflamasi dan
1, TNF dan protease. Perubahan pada imunitas yang berperan sebagai jembatan
cairan peritoneum ini diduga menghambat antara sistem endokrin dan sistem imun.
interaksi cumulus dan fimbria serta IL-6 memacu sekresi sitokin yang lain,
memberikan efek negatif pada oocyt, mengaktivasi limfosit T, diferensiasi limfosit
sperma, embryo maupun fungsi tuba B, dan menghambat pertumbuhan
uterina. Dari penelitian yang dilakukan Tzeng beberapa jenis sel. IL-6 berperan
et al (1994) diperoleh bukti bahwa ada menghambat proliferasi sel stroma
korelasi antara efek embritoksik antara endometrium, sehingga diduga estrogen
cairan peritoneal dan serum penderita menghambat sintesis IL-6 selama fase
endometriosis. Ini menunjukkan bahwa proliferasi pada uterus yang normal. IL-6
faktor-faktor yang bersifat embriotoksik ditemukan rendah selama fase proliferasi
masuk dan beredar dalam sirkulasi sistemik dimana estrogen dalam kadar yang tinggi
dan mempengaruhi embriogenesis awal sebaliknya IL-6 ditemukan tinggi pada fase
pada organ reproduksi.9 sekretori dimana kadar enstrogen rendah

65
Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

saat itu. Pada percobaan in vitro diduga muncul mulai dari diagnosis, pengobatan
terdapat disregulasi respon dari IL-6 pada bahkan sampai dengan evalusi selanjutnya.
makrofag peritoneal, sel stroma Pengobatan infertilitas endometriosis dapat
endometrium dan makrofag dalam darah berupa pembedahan, medikamentosa, atau
pada pasien endometriosis5,8. kombinasi keduanya.
Abnormalitas endokrin dan Terapi medikamentosa. Terapi
ovarium. Diduga terdapat perubahan medikamentosa untuk mengatasi nyeri
hormonal dan fungsi ovarium pada wanita pada endometriosis cukup efektif, namun
endometriosis yang meliputi the luteinized belum ada bukti ilmiah bahwa terapi ini bisa
unruptured follicle syndrome, luteal phase meningkatkan fekunditas. Beberapa pilihan
dysfunction dan abnormal follicular growth. obat yang bisa digunakan adalah danazol,
Namun dugaan ini tidak didukung dengan GnRH agonis, GnRH antagonis, progestin
bukti yang valid. Banyak kemungkinan yang dan kombinasi estrogen-progesteron.
dapat dimunculkan, mulai dari pengaruh Beberapa penelitian RCT membuktikan
folikulogenesis, disfungsi ovulasi, bahwa danazol, GnRH analog maupun
hiperprolaktinemia, defek fase luteal, progestin tidak efektif sebagai terapi
accelereratad ovum transport, infertilitas endometriosis ringan sampai
spermphagocytosis, impaired fertilization sedang. Pada 2 penelitian RCT yang
sampai embriotoksisitas pada saat awal mengikutsertakan 105 wanita infertil yang
perkembangan embrio7. Sebuah penelitian menderita endometriosis ringan sampai
menunjukkan adanya kelainan proses sedang, menunjukkan bahwa dengan terapi
steroidogenesis diidalam folikel wanita danazol, angka kehamilan tidak meningkat
endometriosis. Didalam cairan folikel dibandingkan dengan menejemen
preovulasi wanita endometriosis ringan ekspektatif. Selanjutnya dalam penelelitian
terdapat kadar endothelin-1 yang tinggi dan RCT yang diikuti 71 wanita infertil dengan
kadar receptor LH yang rendah di sel endometriosis ringan sampai sedang,
granulosa selama fase folikuler. angka kehamilan selama pengamatan 1
Dampaknya adalah adanya gangguan dan 2 tahun tidak menunjukkan perbedaan
proses steroidogenesis folikuler.2 antara terapi GnRH agonis selama 6 bulan
Gangguan proses implantasi. dibandingkan dengan terapi ekspektatif.
Beberapa peneltian sudah dilakukan untuk Penelitian RCT serupa dengan
mempelajari kaitan endometriosis dengan menggunakan terapi progestin
implantasi. Berkurangnya ekspresi v menunjukkan hasil yang sama. Pada
integrin suatu molekul adesi selama penelitian RCT yang hanya diikuti 31 wanita
implantasi terjadi pada beberapa wanita infertil endometriosis, angka kehamilan
endometriosis. Pada penelitian lainnnya, dengan terapi progestin dibandingkan
pada wanita infertil dengan endometriosis dengan ekspectatif menejemen adalah 41%
terdapat penurunan kadar enzim yang dan 43%. Dalam sebuah metanalisis dari
terlibat dalam endometrial ligand. Pada 7 penelitian yang membandingkan terapi
penelitian lain dikatakan bahwa reseptivitas medikal dan tanpa terapi atau plasebo
endometrial pada pasien endometriosis menunjukkan bahwa odds ratio kehamilan
tidak ada gangguan, diduga menurunnya adalah 0,85 (95%CI 0,95-1,22). Jadi terapi
angka implantasi berhubungan dengan hormonal tidak memperbaiki fekunditas
kualitas oocyt dan embrio serta wanuta infertil yang menderita
7
menurunkan kualitas zona pellucida endometriosis grade I-II .
sehingga sehingga menghambat proses Alastair et al (2001) telah melakukan
hatching.7 metaanalisis pada beberapa penelitian
Penatalaksanaan Infertilitas tentang efek terapi medimentosa terhadap
Endometriosis. Penatalaksanaan angka kehamilan. Tabel berikut
infertilias endometriosis sangat komplek, menunjukkan bahwa terapi dengan
mempunyai banyak masalah dan masih progestogen, GnRH agonis dan oral
banyak silang pendapat. Masalahnya sudah kontrasepsi dibandingkan dengan danazol

66
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

tidak meningkatkan angka kehamilan (OR dibandingkan dengan placebo atau tanpa
1,2 95%CI 0,9-1,7), demikan halnya antara terapi juga tidak menunjukkan peningkatan
terapi danazol, GnRH agonis, Progestagen angka kehamilan (OR 0,8 95%CI 0,5-1,4).10

Terapi operatif. Prinsip Pada endometriosis stadium I dan


pembedahan yang dilakukan pada II, ablasi laparoskopik sarang endometrium
endometriosis adalah ablasi sebanyak sedikit meningkatkan angka kelahiran hidup
mungkin sarang-sarang endometriosis dan secara bermakna. 2 penelitian RCT
meninggalkan jaringan yang sehat. melaporkan efektivitas laparoskopi sebagai
Disamping itu juga melakukan perbaikan managemen infertilitas endometriosis.
dengan melepaskan perlengketan yang Penelitian di Italia, 20% subyek penelitian
terjadi dan pencucian rongga berhasil hamil dalam 1 tahun post
peritoneum7,10.

67
Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

laparoskopi dan 22% diantaranya secara teoritis akan mengeradikasi residu


melahirkan bayi hidup. Studi di canada, 29% implant endometriotik yang tidak bisa
hamil dalam waktu 36 bulan post dihilangkan pada saat tindakan operatif 7.
laparoskopi dan 17% diantaranya berhasil Menurut metaanalisis yang dilakukan
hamil sampai umur kehamilan 20 minggu. Adamson dan Pasta (1994) salah satu
Dari penelitian tersebut kemungkinan angka hasilnya adalah terapi medikamentosa pra
kehamilan hidup 2,7x lebih tinggi dengan pembedahan dengan danazol atau GnRH
terapi ablasi atau reseksi diandingkan agonis memberikan hasil dalam
dengan yang tanpa terapi, dengan NNT 12 meningkatkan kehamilan dan kemungkinan
artinya untuk menimbulkan 1 kehamilan memberikan hasil operasi yang baik dengan
pada penderita endometriosis grade I atau mengurangi ukuran lesi dan mengurangi
II harus dilakukan ablasi laparoskopik pada potensial perlekatan serta mengurangi
12 orang pasien. Tidak ada bukti bahwa perdarahan selama operasi dengan
outcome penelitian dipengaruhi oleh berkurangnya aliran darah dan inflamasi12.
metode ablasi baik dengan electro-surgery
maupun dengan laser11. Superovulasi dan Inseminasi
Penelitian lain melaporkan bahwa, Intrauterin. Superovulasi dengan
dari 216 pasien infertil dengan gonadotropin dan Inseminasi intrauterin
endometriosis berat yang dilakukan banyak dikerjakan pada wanita infertil.
laparoskopi atau laparotomi kemungkinan Sebuah penelitian RCT skala besar yang
terjadi kehamilan 45%, selanjutnya dilakukan oleh NIH Reproductive Medicine
meningkat 63% setelah 2 tahun. Scenken Network mengikutsertakan 932 pasangan
(1998) dalam studi pustakanya mengatakan infertil dengan endometriosis grade I/II atau
bahwa wanita endometriosis grade III/IV unexplained infertility. Pasangan ini dibagi
tanpa memperhatikan faktor infertilitas yang menjadi beberapa kelompok dan mendapat
lain, terapi bedah dengan laparoskopi dan intracervical insemination (ICI), IIU,
laparotomy meningkatkan fertilitas 7 . gonadotropin-ICI dan gonadotropin-IIU
Metaanalisis yang dilakukan Jascobson et kemudian dilihat fekunditas bulanan. Pada
al (2002) menunjukkan bahwa dari 2 RCT kelompok gonadotropin-IIU menunjukkan
membuktikan terjadi peningkatan fertilitas angka fekunditas bulanan yang tinggi secara
yang berhubungan dengan endometriosis signifikan yaitu 0,09 dibandingkan dengan
ringan sampai sedang dengan terapi bedah IUI (0,05), gonadotropin-ICI (0,04) dan
laparoskopi. Laparoskopi meningkatkan kelompok ICI (0,02)7.
angka kehamilan dan angka kelahiran hidup Tabel berikut melaporkan
(OR 1,64, 95%CI 1,05-2,57)11. keberhasilan terapi dengan superovulasi
Kombinasi terapi medik dan dilanjutkan dengan IIU dalam menejemen
terapi bedah. Terapi medik bisa dilakukan infertilitas endometriosis . Deaton et al
preoperatif maupun postoperatif. Meskipun (1990) melaporkan bahwa angka fekunditas
secara teoritis menguntungkan, tetapi tidak meningkat pada wanita infertilitas
ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa endometriosis post koreksi bedah maupun
kombinasi terapi medik dan terapi bedah unexplained infertility yang mendapat
meningkatkan fertilitas wanita clomifen citrat dilajutkan dengan IIU
endometriosis bahkan terapi kombinasi ini dibandingkan dengan kontrol (0,095 vs
akan menghabiskan waktu lama sehingga 0,033). Sedangkan Chafkin et al (1991)
akan terjadi keterlambatan dalam membandingkan antara wanita infertil
pengelolaan infertilitas lebih lanjut. Terapi endometriosis yang diterapi bedah
medik preoperatif diduga dapat laparoskopik dan selanjutnya mendapat
menurunkan vascularisasi pelvik dan gonadotropin saja dengan yang mendapat
mengurangi ukuran implant endometriotik gonadotropin dan IIU. Angka fekunditas
sehingga akan mengurangi jumlah darah meningkat pada kelompok gonadotropin-IIU
yang hilang. Terapi medik postoperatif (0,129 vs 0,066). Penelitian lain oleh Fedele

68
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

et al (1992) membandingkan efek menejemen ekspektatif, clomifen citrat,


pemberian gonadotropin 3 siklus dilanjutkan gonadotropin dan IVF-ET terhadap
IIU dengan terapi expectative. Fekunditas fekunditas wanita endometriosis grade I /II.
pada kelompok gonadotropin-IIU lebih tinggi Fekunditas pada terapi gonadotropin lebih
secara signifikan dibandingkan dengan tinggi daripada tanpa terapi apapun (0,073
terapi ekspektatif (0,15 vs 0,045; p<0,05). vs 0,028).
Kemmann et al (1993) melaporkan efek dari

Assisted Reproductive menurunkan abortus preklinik pada wanita


Technology. Angka keberhasilan IVF dalam endometriosis berat yang mengikuti IVF-ET.
menejemen infertilitas di Amerika 29,4%. Surrey et al (2002) meneliti tentang
Tidak terdapat penelitian RCT skala besar keuntungan prolonged down-regulation
yang menbandingkan efektivitas IVF dalam dengan GnRH-a sebelum IVF pada wanita
mengatasi problem infertilitas endometriosis. Angka pregnancy meningkat
endometriosis. Dalam satu RCT yang diikuti pada terapi dengan prolonged down-
21 wanita infertilitas endometriosis dibagi regulation GnRH-a sebelum IVF-ET7.
secara random menjadi kelompok tanpa Pendekatan klinis wanita
terapi dan kelompok IVF, menunjukkan endometriosis infertil. Keputusan klinis
bahwa kehamilan pada kelompok tanpa dalam menejemen infertilitas endometriosis
terapi 0% sedangkan pada IVF 33%, namun masih banyak menemui kesulitan dan
secara statistik tidak bermakna7. merupakan masalah yang rumit. Faktor
Beberapa penelitian menunjukkan usia, lama infertilitas, riwayat keluarga
bahwa terapi jangka panjang dengan endometriosis, nyeri pelvis dan stadium
GnRH-analog sebelum IVF meningkatkan endometriosis harus dipertimbangkan
fekunditas. Terapi GnRH-analog selama 6 dalam merencanakan menejemen
bulan akan meningkatkan jumlah oocyt, infertilitas 7. Secara umum, manajemen
embryo transfer dan kehamilan. Disamping infertilitas endometriosis seperti dalam
itu, terapi jangka panjang GnRH skema berikut10.

69
Alfaina Wahyuni, Endometriosis dan Infertilitas ................................

Pada wanita infertil endometriosis terhadap luaran kehamilan. Kemman et al


grade I/II harus dipertimbangkan apakah melaporkan bahwa, angka kehamilan
perlu dilakukan laparoskopi sebelum setelah 2 siklus IVF pada wanita infertil
dilakukan terapi dengan clomifen citrat, endometriosis stadium III/IV adalah 70%,
gonadotropin atau IVF-ET. Yang jelas faktor sedangkan angka kehamilan kumulatif
usia, lama infertilitas, riwayat keluarga dalam waktu 9 bulan pada wanita infertil
endometriosis dan adanya nyeri pelvis endometriosis grade III/IV yang menjalani
harus dipertimbangkan. Jika dikerjakan terapi bedah berulang adalah 24%. Jika
laparoskopi, harus dilakukan ablasi atau terapi bedah gagal memperbaiki fertilitas
eksisi impalant endometriotik secara aman. pada endometriosis sedang sampai berat,
Jika keluhan nyeri menonjol, terapi dianjurkan untuk IVF-ET. Demikian pula jika
laparoskopi dan bedah lebih sesuai. usia lebih dari 35 tahun 7.
Menejemen ekspektatif setelah laparoskopi
pada wanita muda merupakan pilihan,
alternatif lain dengan superovulasi dilajutkan Kesimpulan
dengan IIU. Jika usia lebih dari 35 tahun
menejemen agresif lebih dianjurkan dengan Mekanisme terjadinya infertilitas
pertimbangan bahwa fekunditas menurun karena endometriosis masih belum jelas,
secara bermakna dan angka abortus beberapa faktor diduga berperan dalam
meningkat. Pilihan yang dianjurkan adalah mekanisme tersebut yaitu distorsi anatomi,
superovulasi dilanjutkankan dengan IIU atau gangguan fungsi peritoneal, gangguan
IVF-ET. imunologis, abnormalitas endokrin dan
Pada wanita infertil endometriosis ovarium serta gangguan implantasi.
grade III/IV, tanpa disertai faktor infertilitas Penatalaksanaan infertilitas endometriosis
lainnya dianjurkan untuk menjalani terapi sangat komplek dan harus
bedah konservatif berupa laparoskopi mempertimbangkan aspek usia, lama
maupun laparotomi . dari beberapa infertilitas, riwayat keluarga endometriosis,
penelitian diduga terapi bedah nyeri pelvis dan stadium endometriosis.
meningkatkan fertilitas. Manejemen Terapi medikal cukup efektif untuk
ekspektatif bukan terapi yang dianjurkan mengurangi keluhan endometriosis tetapi
untuk endometriosis grade III/IV. Pada wanita tidak meningkatkan fekunditas, sedangkan
infertil endometriosis grade III/IV yang sudah terapi bedah laparoskopi secara signifikan
menjalani satu atau lebih terapi bedah, IVF- meningkatkan angka kehamilan dan angka
ET merupakan terapi terbaik dibandingkan kelahiran hidup. Kombinasi terapi medikal
terapi bedah lainnya. Tidak ada bukti ilmiah dan bedah secara teoritis menguntungkan
yang membandingkan efek terapi bedah dan tetapi belum cukup bukti yang menunjukkan
terapi bedah yang dilajutkan IVF-ET efektifitasnya dalam meningkatkan fertilitas.

70
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 8 No. 1: 62 - 71, April 2008

Daftar Pustaka diagnosis endometriosis tanpa


visualisasi laparoskopi (Kajian
1. Arya P, Shaw R., Endometriosis: Pustaka). Maj Obstet Ginekol Indones
current thinking. Current Obs.Gyn 2007;31(3):180-4
2005:15:191-198 6. Tzeng CR.,Chien LW., Chang SR.,
2. Samsulhadi, Endometriosis dan Chen AC. Effect of peritoneal fluid and
Infertilitas, Kursus Penangan Infertilitas serum from patients with endometriosis
dasar dan Tehnologi Reproduksi on mouses embryo invitro
Bantuan, Prakongres Obstetri development. Zhongsua Yi Xue Zaa
Ginekologi XII, 2003 Zhi, 1994:54(3):145-8
3. Prentice A, Endometriosis, Current 7. Lebovic D, Mueller M, Robert T.
Obs.Gyn 2002:12:155-160 Immunobiology of endometriosis. Fertil
4. West CP, Endometriosis and Steril, 2001;75: 1-10
gonadothropin releasing hormone 8. Adamson DG, Pasta DJ. Surgical
analogues in Luesley DM & Baker PN treatment of endometriosis associated
eds: Obstetrics and Gynaecology an infertility: meta analysis compared with
evidence-based text for MRCOG, survival analysis. Am J Obstet Gynecol
Arnold, London 2004. 1994;171:1488-505
5. Hadisaputra W. Endometriosis: tinjauan 9. Lessey BA. Medical management of
perangai imunopatobiologi sebagai endometriosis and infertility. Fertil Steril
modalitas baru untuk menegakkan 2000;73:1488-505

71

You might also like